69921143-ASTROSITOMA
-
Upload
yasmine-marella -
Category
Documents
-
view
240 -
download
2
Transcript of 69921143-ASTROSITOMA
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
1/21
BAB I
PENDAHULUAN
Astrositoma merupakan neoplasma yang berasal dari sel-sel astrosit dan
merupakan tipe tumor otak yang paling banyak ditemukan pada anak-anak
maupun pada orang-orang yang berumur antara 20 sampai 40 tahun. Walaupun
berkembang lambat, namun bukan merupakan tumor jinak karena kualitas dan
lokasinya yang bersifat invasif didalam ruang tulang calvarium. (1,2)
Di dalam otak dan medulla spinalis terdapat sel-sel saraf dan juga sel
yang mendukung dan memproteksi sel-sel saraf. Sel sel yang mendukung
dikenal dengan nama sel-sel glial yaitu oligodendrosit, astrosit, sel-sel
ependimal, sel-sel schwan, mikroglia, dan sel-sel satelit. Tumor pada sel-sel ini
dikenal dengan glioma. Tumor- tumor astrositik adalah tipe glioma yang paling
banyak dan berkembang dari tipe sel berbentuk bintang yang disebut astrosit.
Astrositoma dapat terjadi pada berbagai bagian otak, tetapi paling banyak
ditemukan di cerebrum terutama di lobus frontal. Astrosit jarang teijadi di
medulla spinalis.
Banyak klasifikasi telah dikemukan oleh para ahli. Klasifikasi universal
awal dipelopori oleh Bailey dan Cushing (1926) berdasarkan histogenesis sel
tumor dari sel embrional yang dikaitkan dengan diferensiasinya pada berbagai
tingkatan. Klasifikasi tersebut antara lain: Astrositoma, oligodenroglioma,
ependimoma, meduloblastoma, glioblastoma multiforme, pinealoma (teratoma),
ganglioneuroma (glioma), neuroblastoma, papiloma pleksus khoroid, tumor
unclassified, dan papiloma. Tahap perkembangan selanjutnya klasifikasi ini
mengalami modifikasi oleh Tokoro dari Jepang, Zulch dari Jerman, Russel-
Rubinstein (1959). Klasifikasi yang berkaitan dengan gradasi keganasan
berkembang secara luas seperti konsep pembagian dari Borders (1915) yang
mengelompokkan tumor otak (yang struktur selulernya sejenis) menjadi empat
tingkat anaplasia seluler. (1,2)
1
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
2/21
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI OTAK
ANATOMI OTAK
1. Susunan saraf pusat, terdiri dari: (6,7)
a) Otak (otak besar dan otak kecil)
Otak besar (Serebrum), terdiri atas:
Korteks serebrum berkaitan dengan sinyal saraf ke dan dari berbagai bagian
tubuh. Karenanya, pada korteks serebrum terdapat area sensorik yang
menerima impuls dari reseptor pada system indra. Di samping itu, bagian
tersebut terdapat juga area motorik yang mengirimkan perintah pada
efektor. Selain itu, terdapat terdapat area asosiasi yang menghubungkan area
motorik dan sensorik serta berperan dalam berbagai aktivitas misalnya
berpikir, menyimpan ingatan, dan membuat keputusan.
Otak depan manusia terbagi atas empat lobus (bagian), meliputi lobus
frontalis (bagian depan), lobus temporalis (bagian samping), lobus
oksipitalis (bagian belakang), dan lobus parietalis (bagian antara depan-
belakang). Pada bagian kepala manusia, lobus frontalis berada pada bagian
dahi; lobus temporalis berada pada bagian pelipis; lobus oksipitalis berada
pada bagian belakang kepala; dan lobus parietalis berada pada bagian ubun-
ubun.
Lobus-lobus ini memiliki fungsi yang beragam. Lobus frontalis berfungsi
sebagai pusat berpikir; lobus temporalis sebagai pusat pendengaran dan
berbahasa; lobus oksipitalis sebagai pusat penglihatan; dan lobus parietalissebagai pusat sentuhan dan gerakan.
Gangguan pada lobus frontalis, akan memberikan gejala manurunnya
kemampuan memecahkan masalah dan berkurangnya hilang rasa sosial dan
moral. Gangguan pada lobus temporalis akan memberikan gejala amnesia
dan dimensia. Gangguan pada lobus parietalis dan oksipitalis akan ditemukan
gejala gejala yang hampir sama, tapi secara umum akan terjadi disorientasi.
2
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
3/21
Gangguan pada sistim limbik akan menimbulkan gejala yang bervariasi
seperti gangguan daya ingat, memori, disorientasi.
Gambar 1. Anatomi lobus-lobus cerebri
Otak kecil (serebelum), terdiri atas
Vermis, terletak disebelah medial dari serebelum dan merupakan bagian
yang kecil dari serebelum. Hemisfer serebelli, terletak disebelah lateral
serebelum dan merupakan bagian yang besar.
b) Batang otak, terdiri atas mesensefalon, pons dan medula oblongata
c) Medula spinalis
Otak dan batang otak keduanya terletak didalam rongga tengkorak.
Sedangkan medula spinalis terletak di dalam kanalis vertebralis.
Neuroglia
Astrosit terdapat 2 jenis yaitu protoplastik dan fibrosa, namun bagaimana fungsinya
masih belum jelas. Astrosit protoplastik lebih halus, dimana mengandung lebih banyak
mengandung protoplasma dan julurannya banyak dan bercabang-cabang. Astrosit ini
terdapat didalam zat kelabu atau sebagai sel satelit di dalam ganglion akar dorsalis.
Astrosit fibrosa lebih banyak berserabut dan julurannya jarang bercabang (mengandung
fibril glia).
Astrosit memberikan dukungan struktural pada jaringan saraf, serta memerankan peranan
dalam transmitter sinaps. Astrosit juga berperan dalam pembentukan sawar darah otak.
Astrosit membentuk suatu pelapis diseluruh permukaan susunan saraf pusat dan
memperbanyak diri untuk memperbaiki jaringan neural yang rusak. (4)
3
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
4/21
2. Peredaran darah otak.
Otak mendapat darah dari arteri vertebralis dan arteri
karotisinterna.Arterivertebralis adalah cabang dari arteri subklavia yang masuk
rongga tengkorak melalui foremen oksipitale magnum. Kedua arteri vertebralis
kanan dan kiri beijalan di permukaan ventral medula oblongata dan pada batas
kaudal pons kedua arteri bersatu membentuk arteri basilaris. Arteri karotis
interna setelah masuk rongga tengkorak akan memberi cabang yaitu arteri serebri
anterior, arteri serebri media, arteri komunikans posterior, arteri khoroidea, arteri
hipofise superior dan arteri hipofise inferior.
Gambar 2. Persarafan dan Perdarahan darah Otak
Sistim vena sentral terdiri atas: Aliran vena serebral eksternal atau superficial
dan aliran vena serebral internal atau profunda. Kedua sistim vena ini
mengalirkan darah kedalam sinus venosus. Anastomose banyak terjadi antara
dua kelompok ini melalui anyaman pembuluh didalam substansi otak. Dari sinus
venosus melalui vena emisries darah balik ini diteruskan ke vena ekstrakranial.
4
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
5/21
BAB III
ASTROSITOMA
III.1. EPIDEMIOLOGI
Sebagian besar kasus polikistik astrositoma hadir dalam 2 dekade
kehidupan. Sebaliknya, kejadian puncak astrositoma kelas rendah, yang mewakili
25% dari semua kasus pada orang dewasa, terjadi pada orang berusia 30-40 tahun.
Sepuluh persen dari astrocytomas kelas rendah terjadi pada orang muda usia 20
tahun, 60% dari astrositoma kelas rendah terjadi pada orang berusia 20-45 tahun,
dan 30% dari astrositoma kelas rendah terjadi pada orang yang lebih tua dari 45
tahun. Usia rata-rata pasien yang menjalani biopsi astrositoma anaplastik adalah
41 tahun.Didapatkan kasus pada laki-laki lebih banyak daripada wanita dengan
perbandingan 1,81 : 1.
III.2. ETIOLOGI
Penyebab pasti astrositoma tidak diketahui. Data epidemiologi
menginvestigasi eksposur okupasi parental, eksposure lingkungan, intake nutrisi
maternal yang kurang diidentifikasi menderita tumor otak. astrositoma difus
dihubungkan dengan bermacam-macam gangguan dan eksposur. Dengan
pengecualian irradiasi terapeutik, barangkali persenyawaan nitroso (nitrosourea),
mengidentifikasi paparan lingkungan sebagai penyebab spesifik. (1,2)
Anak-anak penderita leukemia limpatik akut (ALL) yang menerima
radiasi profilaksis. Sebagai contoh, memiliki 22-fold resiko meningkat
berkembang menjadi neoplasma SSP yaitu astrositoma grade II, III, dan IVdengan interval onset 5 - 1 0 tahun. (1,2,4)
5
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
6/21
III.3. PATOFISIOLOGI
Efek regional astrositoma berupa kompresi, invasi dan destruksi dari
parenkim otak. Arteri dan vena hipoksia, kompetisi nutrien, membebaskan
produk akhir metabolik dalam hal ini adalah radikal bebas, adanya gangguan
elektrolit, dan gangguan neurotransmitter serta pelepasan mediator-mediator
seluler seperti sitokin yang akan mengganggu fungsi parenkim normal. Elevasi
tekanan intracranial merupakan efek langsung dari massa yang akan
meningkatkan volume darah atau meningkatkan volume cairan cerebrospinal
yang memediasi gangguan klinis. Tanda dan gejala klinik merupakan tanda dari
gangguan fungsi system saraf pusat. Defisit neurologist fokal berupa kelemahan,
paralysis, gaguan sensoris, kelumpuhan saraf kranial dan kejang- kejang adalah
ciri khas bermacam-macam lokasi tumor. (1,2)
Astrositoma memiliki banyak tipe dan menyerang berbagai umur dimana
lesi massa ditemukan dimana saja dan dapat menimbulkan gejala dimana tumor
tersebut berada. Jika tidak diobati dengan benar, astrositoma dapat menyebabkan
kematian. Kematian teijadi karena herniasi tentorium dari desakan massa. (3,5)
III.4. KLASIFIKASI
Indikator yang signifikan untuk membedakan dengan tumor yang lain adalah :
inti yang atipik (meliputi hiperkromasi, inti yang polimorfi, multinukear, pseudoinklusi),
adanya aktifitas mitosis, selularitas, proliferasi vaskuler dan nekrosis. Grading dari
astrocitoma yang dipakai sesuai dengan kriteria grading menurut WHO 1997, sedangkan
system grading menurut St Anne/Mayo yang memiliki 4 kriteria (inti yang atipik, mitosis,
proliferasi mikrovaskuler dan / atau nekrosis) memprediksi harapan hidup pasiennya.Perbandingan kedua klasifikasi tersebut tercantum dalam table berikut : (1)
WHO
GRADE
WHO
DESIGUATION
STANNE / MAYO
DESIGUATIONHISTOLOGICAL
CRITERION
I Pilocytic astrocytoma
II Astrocytoma Astrocytoma Grade I Zero criterion
6
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
7/21
(low grade diffuse) Astrocytoma Grade
II
One criterion usually
nuclear atypia
III
Anaplastik
astrocytoma
Astrocytoma Grade
III
Two criteria usually
nuclear atypia and mitotic
activity
IV
Glioblastoma
Multiforme
Astrocytoma Grade
IV
Three criteri usually
nuclear atypia, mitoses,
endothiel proliferation and
/ or necrosis
Astrositoma, secara umum dan yang paling banyak dipakai, menurut
World Health Organization dibagi didalam beberapa tipe dan grade: (5)
1. Astrositoma Pilositik (Grade I)
Tumbuh lambat dan jarang menyebar ke jaringan disekitarnya. Tumor ini biasa
terjadi pada anak-anak dan dewasa muda. Mereka dapat disembuhkan secara
tuntas dan memuaskan. Namun demikian, apabila mereka menyerang pada tempat
yang sukar dijangkau, masih dapat mengancam hidup.
2. Astrositoma Difusa (Grade II)
Tumbuh lambat, namun menyebar ke jaringan sekitarnya. Beberapa dapat
berlanjut ke tahap banyakan terjadi pada dewasa muda.
3. Astrositoma Anaplastik (Grade III)
Sering disebut sebagai astrositoma maligna. Tumbuh dengan cepat dan menyebar
ke jaringan sekitarnya. Sel-sel tumornya terlihat berbeda disbanding dengan sel-
sel yang normal. Rata-rata pasien yang menderita tumor jenis ini berumur 41 tahun.
4. Gliobastoma multiforme (Grade IV)
Tumbuh dan menyebar secara agresif. Sel-selnya sangat berbeda dari yang
7
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
8/21
normal. Menyerang pada orang dewasa berumur antara 45 sampai 70 tahun.
Tumor ini merupakan salah satu tumor otak primer dengan prognosis yangsangat
buruk.
Klasifikasi berdasarkan gambaran CT scan kepala :
GRADE Gambaran Radiologi
I Hipodens, efek masa (-), enhancement (-)
II Hipodens, efek masa (+), enhancement (-)
III Compleks enhancement (-)
IV Efek masa (+), Ring enhancement, edema perifokal (+)
Pada 10-30 % kasus astrositoma dapat ditemukan adanya klasifikasi pada
gambaran CT Scan kepala. (5)
III.6. LOKALISASI
PILOCYTIC ASTROCYTOMA
Lokasi dapat ditemukan di nervus optikus sampai konus medularis. Secara umum
terbatas pada astrositoma yang sering ditemui pada anak-anak dan dewasa muda. (1)
Daerah yang termasuk : nervus optikus, chiasma optikus, hipothalamus. (9.10) Talamus dan
basal ganglia, serebral, serebellum dan juga batang otak, jarang sekali pada medulla
spinalis.
LOW-GRADE DIFFUSE ASTROCYTOMA (ASTROCYTOMA GRADE II)
Bila astrositoma yang didiagnosa tidak spesifik, biasanya mengarah ke low-grade
astrocytoma dewasa (Well-diferentiated atau fibrilary astrocytoma) (1). Lokasi
berkembang pada daerah supratentorial dari serebrum, juga pada batang otak.
ASTROCYTOMA ANAPLASTIK
Lokasi sebagian besar dapat disamakan dengan astrositoma difus lain, lebih
sering pada serebral hemisfer. Astrositoma infiltrasi difus dengan fokal atau anaplasia
yang menyebar dan tanda potensial proliferasi. Anaplastik astrocytoma dapat timbul dari
low-grade astrositoma tetapi selalu didiagnosa pada saat pertama dibiopsi. Neoplasma ini
sering juga disebut malignan astrositoma dan High grade astrositoma (1).
GLIOBLASTOMA MULTIFORMIS
8
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
9/21
Astrositoma yang paling ganas, terdiri dari neoplastik astrosytoma poorly
differentiaced dengan area vaskuler prolifrasi dan atau nekrosis. Glioblastoma dapat
berkembang dari low grade astrocytoma atau anaplastik astrocytoma, tetapi frekwensi
lebih sering bermanisfestasi setelah terdapat gejala klinik yang singkat, dengan tidak ada
tanda-tanda keganasan lesi pencetus. (1,2,5,6)
PLEOMORPHIC XANTOASTROCYTOMA
Suatu neoplasma yang mempunyai prognosa baik, yang tidak termasuk dalam
grading menurut ST Anne/Mayo karena secara criteria konvensional memiliki malignan
dengan adanya gambaran ini pleomorfik, dan termasuk astrositoma grade II pada
klasifikasi WHO 1997. Jika aktifitas mitosis menjadi dominan, dapat berubah menjadi
dominan, dapat berubah menjadi anaplastik astrositoma. Lokasi di supratentorial pada
meningoserebral, didaerah serebral khususnya lobus temporalis. (1)
SUBEPENDYMAL GIANT CELL ASTROCYTOMA (TUBEROUS SCLEROSIS)
Pada klasifikasi WHO termasuk grade I, timbul padadinding ventrikel lateral dan
terdiri dari astrosit ganglioid besar, rata-rata pasien mempunyai sindroma epilepsi yang
memburuk atau tanda-tanda peningkatan tekanan intracranial, biasanya terdapat pada
tumor yang terdapat pada obstruksi dari foramen monro.(8)
III.7. HISTOPATOLOGI
LOW-GRADE DIFFUSE ASTROCYTOMA (ASTROCYTOMA GRADE II)
Gambaran makroskopik massa lokal akan terlihat warna abu-abu atau
kuning-putih, kadang tampak kista kecil. Tumor biasanya memperlihatkan batas-
batas anatomi yang tidak jelas. Menurut WHO gambaran patologi dari low-grade
diffuse astrositoma secara mikroskopik dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: (1,2,6)
a. ASTROCYTOMA FIBRILER
Sel-sel berukuran sedang, inti bulat atau oval dengan densitas sel yang
rendah sampai sedang, sitoplasma kadang sedikitdan hampir tidak dapat
dinilai, dan memberikan gambaran inti yang terbuka (naked nuclear). Inti atipik
sangat membesar, membentuk seperti cerutu, atau hiperkromatis irregular,
tanpa aktivitas mitosis.
b. ASTROCYTOMA PROTOPLASMA
9
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
10/21
Jumlah sel sedikit, bentuk inti secara keseluruhan bulat sampai oval,
astrosuit neoplastik berupa badan sel kecil dengan prosesus mengandung
sedikit stellate, inti biasnya irregular.
c. ASTROCYTOMA GEMISTOSITIK
Astrosit neoplastik memiliki badan sel besar eosinofilik dan berbentuk
anguler, prosesus pendek dan tak beraturan jaringan fibriler kasar, inti bulat
hingga oval dengan letak eksentrik. Sel tumor terlihat sangat padat dan besar,
polygonal atau bentuknya globoid dan memiliki sitoplasma yang berlimpah
dengan beberapa proses. Biasanya terdapat pada hemisfer serebral dewasa.
PILOCYTIC ASTROCYTOMA
Gambaran mikroskopik : tampak sel-sel yang bipolar, fusiform atau
polifoid dengan fibril-fibril yang padat, inti hiperkromatis bizarre, ciri lain adanya
sturktur serabut rosental. (1)
ASTROCYTOMA ANAPLASTIK
Gambaran makroskopik pada permukaan potongan, selularitas yang tinggi
pada astrocytoma anaplastik menghasilkan massa tumor yang dapat dilihat dengan
perbedaan yang lebih jelas dari struktur otak disekitarnya dibandingkan low-grade
astrocytoma. Memiliki tendensi infiltrasi tanpa destruksi jaringan. Sering terdapat
area bergranul, opak dan konsistensi lunak.
Gambaran mikrositik tampak selularitas lebih tinggi, regional atau difus
hiperselular merupakan kriteria diagnostic yang penting variabilitas sitoplasma
juga meningkat. Terdapat inti atipia dan pleomorfisme inti yang variabel dan
hiperkromatis serta aktivitas mitosis yang lebih banyak. (1.2)
GLIOBLASTOMA MULTIFORMIS
Gambaran makroskopis tampak massa abu-abu kemerahan berbatas tegas.
Memiliki tendensi berubah-ubah warna karena degenersai, nekrosis dan kadang-
kadang berdarah. Adanya gambaran perdarahan dan fokus perlunakan kekuningan
menunjukkan adanya nekrosis koagulatif. Kebanyakan glioblastoma pada serebral
hemisfer terdapat pada intraparenkim dengan pusat pada white matter.
Gambaran mikroskopis tampak hiperseluler, fusiform inti sangat
pleomorfik dan aktifitas mitosis tinggi, sering tampak sel-sel raksasa berinti
10
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
11/21
banyak dan bizarre, terdapat proliferasi mikrovaskuler, terdapat area nekrosis
yang irregular yang sering dikelilingioleh berinti neoplastik membentuk
pseudopalisade. (1,2,5,6)
Variasi lain dari Glioblastoma multiformis menurut WHO : (1)
GIANT CELL GLIOBLASTOMA : Terdapat predominasi sel raksasa
yang bizarre dengan inti ganda disertai stroma retikulin berlebihan.
GLIOSARCOMA : glioblastoma bercampur komponen sarkomatus yang
berasal dari elemen vaskuler hiperplastik yang mengalami transformasi maligna.
PLEMORPHIC XANTOASTROCYTOMA
Gambaran makroskopiknya menempel pada meningan dan sering disertai
kista, kadang bentuk nodul dengan dinding kista. Gambaran mikroskopik tampak
campuran sel-sel tumor pleomorfik, bervariasi dari astrosit fibriler biasa hingga
berbentuk raksasa yang multinyuklear. Istilah xanthoastrocytoma mengarah pada
fakta bahwa banyak sel-sel dari neoplasma ini memperlihatkan akumulasi intrasel
pada lipid. (1)
SUBEPENDYMAL GIANT CELL ASTROCYTOMA (TUBEROUS
SCLEROSIS)
Gambaran makroskopik tampak tumor intraventrikuler berbatas tegas,
biasnya mengalami kalsifikasi. Gambaran mikroskopik tampak sel-sel besar
serupa strosit, biasa berkelompok dan membentuk nucleoli yang menonjol.
Mitosis jarang atau tidak ada. (8)
III.8.DIAGNOSIS (6,7,8)
1. AnamnesisBentuk gejala neurologis dari astrositoma terutama tergantung dari tempat
dan luas pertumbuhan tumor pada susunan saraf pusat. Dilaporkan gangguan
status mental, gangguan kognitif, sakit kepala, gangguan visual (penglihatan
ganda), gangguan motorik, kejang-kejang, anomali sensoris, atau ataksia.
Pasien sering dilaporkan adanya riwayat sakit lebih dari tiga bulan
sebelum diagnosis ditegakkan. Peningkatan tekanan intracranial, gejala awal
biasa tidak spesifik, tidak terlokasi dan dihubungkan dengan peningkatan tekanan
11
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
12/21
intracranial. Trias klasik peningkatan intracranial adalah sakit kepala, muntah dan
letargi. Anak-anak umur sekolahan lebih banyak dilaporkan sakit kepala
intermiten yang samara-samar dan kelelahan. Mereka biasanya mengalami
penurunan prestasi akademik dan perubahan kepribadian. pada bayi terdapat
iritabilitas, anoreksia, pertumbuhan yang lambat atau mengalami regresi. Kejang
biasanya terdapat sedikitnya 25 % pasien dengan astrositoma supratentorial.
Selain itu, pasien astrositoma susah berfikir atau berbicara, kelemahan atau
paralysis pada satu bagian atau satu sisi tubuh serta hilangnya keseimbangan.
2. Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan neurologis dengan tepat diperlukan untuk mengevaluasi
pasien astrositoma. Karena tumor ini dapat mempengaruhi bagian system saraf
pusat, mencakup medulla spinalis dan dapat menyebar ke regio yang jauh dari
system saraf pusat. Perhatian khusus ditujukan kepada tanda-tanda peningkatan
tekanan intracranial seperti sakit kepala, mual dan muntah, penurunan perhatian,
gangguan kognitif papil edem atau ataksia, hidrosefalus dan resiko herniasi, tanda
lokalisasasi dan lateralisasi, mencakup kelumpuhan nervus kranial, hemiparese,
gangguan sensoris, gangguan refleks tendon dalam dan terdapat refleks patologis
seperti tanda-tanda Hofman dan babinski. Satu abnormalitas neurologis
ditemukan, maka dianjurkan untuk dilakukan evaluasi lebih lanjut.
Astrositoma dengan massa yang progresif pada parenkim otak
menyebabkan menurunnya fungsi otak yang sesuai dengan area invasi. Invasi
pada area motorik atau traktus menyebabkan hemiparese diikuti dengan
hemiplegi. Invasi pada area bicara menyebabkan afasia. Jika korteks serebral
terkena dapat terjadi kejang. Pada anak-anak dengan lesi serebellum tdapat erjadi
ataksia dan obstruksi parsial ventrikel IV. Dengan peningkatan tekanan
intrakranial menyebabkan nausea, vomiting, letargi dan sakit kepala. Lesi
serebrum juga dapat meningkatkan tekanan intracranial oleh massa tersebut.
Tekanan dapat meningkat akaibat terbendungnya ventrikel. Peningkatan tekanan
dapat juga disebabkan oleh pembengkakan yang mengelilingi tumor itu sendiri.
12
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
13/21
Gejala lain astrositoma adalah perubahan sikap dan kepribadian, teijadi
akibat posisi tumor dalam otak. Tumor pada lobus frontal otak dapat meyebabkan
perubahanm secara bertahap terhadap mood dan kepribadian.
Defisit motorik fokal terjadi pada 40% pasien dengan tumor hemisfer dan
tumor diencepalik sentral. Tumor hipotalamus berkaitan dengan dengan
abnormalitas endokrin, defisiensi hormone pertumbuhan, diabetes insipidus,
perkembangan pubertas yang telalu cepat. Tumor ini juga jika berada di kiasma
optikum menyebabkan atrofi optic dan deficit visual.
3. Pemeriksaan Penunjang
a) CT Scan Kepala
CT Scan otak merupakan suatu revolusi di dalam diagnosa astrositoma
dengan akurasi 100% untuk tumor-tumor supratentorial (mencakup kelompok
anaplastik maupun yang nonanaplastik). 98% astrositoma grade I menunjukkan
adanya penurunan densitas, enhancement yang tidak mencolok, akan sedikit atau
tidak ada edema perifokal. 40% astrositoma grade II merupakan lesi yang
hipodens dibandingkan dengan jaringan otak sekitarnya, sedangkan sisanya kerap
mempunyai densitas yang sama; namun grade ini menunjukkan edema yang lebih
menonjol dan 90% menampilkan enhancement yang bermakna. Pemeriksaan CT
Scan otak dengan kontras dari suatu astrositoma derajat rendah sering tidak
memperlihatkan enhancement, sehingga keadan ini sulit dibedakan dengan lesi
infark.
Gambar 3. CT Scan low grade astrositoma prekontaras dan poskontras.
13
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
14/21
b) MRI Kepala
MRI dapat mendeteksi astrositoma yang tidak terdeteksi pada
pemeriksaan sken computer tomografi otak.
Gambar 4. MRI low grade astrositoma, A. Axial CT scan, precontrast and postcontrast. B.
Coronal postcontrast T1-weighted
c) Patologi Anatomi
Tampilan mikroskopik astrositoma fibiler berupa kumpulan sel-sel kecil
yang cacat dan uniform dengan latar belakang serabut-serabut neuroglia. Mitosis
tidak ada dan bentuk serta konten nucleus hamper uniform. Arsitektur jaringan
diinfiltrasi masih cukup baik, kadang kala ada degenerasi kistik atau deposit
garam kalsium pada dinding kapiler. Diferensiasi antara gliosis otak dengan
astrositoma yang tumbuh lambat sering kali sulit. Astrositoma cenderung
mempunyai densitas yang sedikit lebih padat disbanding otak normal.
Nukleusnya sedikit lebih besar dan irregular serta hiperktromatik ringan.
Demikian pula pembuluh-pembuluh kapilernya menjadi sedikit lebih prominen.
14
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
15/21
Gambar 5. Astrositoma Fibiler Low-grade
III.8. DIAGNOSIS BANDINGGejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap
proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar
membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :
1. Abses otak
Adalah sekumpulan nanah yang terbungkus oleh suatu kapsul dalam jaringan otak
yang disebabkan karena infeksi bakteri atau jamur. Abses otak biasanya akibat
dari suatu infeksi, trauma, atau tindakan pembedahan.
2. Ependimoma
Tumor yang berasal dari sel-sel ependim dalam sistem ventrikel dan kanalis
sentralis medulla spinalis. Tumor ini lebih banyak pada anak-anak (dekade 1),
biasanya jinak tetapi 10-20% ganas dengan kecenderungan menyebar melalui
ruang subaraknoid.
3. Oligodendroglioma
Merupakan tumor glioma terbanyak ketiga. 5% dari semua tumor susunan saraf
pusat. Dapat ditemukan pada semua usia terbanyak pada dekade 4 dan 5. Sebagian
besar tumor terletak pada lobus frontal, tumbuh dominan pada substantia alba
jarang pada korteks serebri.
4. Meduloblastoma
Tumor ini khas sekali karena selalu ditemukan pada garis tengah serebellum pada
bayi dan anak-anak.
III.9. PENATALAKSANAAN
1. Terapi suportif
Mengatasi edema serebri (kortikosteroid) dan mengatasi kejang
(antikonvulsan)
Terapi edema serebri Untuk pasien yang belum mendapat steroid sebelumnya :
15
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
16/21
Dewasa : 10 mg/iv loading dose kemudian 6 mg p.o/iv setiap 6 jam .
Pada edema vasogenik yang berat berikan 10 mg setiap 4 jam.
Pediatrik : 0,5 1 mg/kg/i.v loading dose, kemudian 0,25-0,5 g/kgbb/hari po/i.v
dengan dosis terbagi setiap 6 jam.
Untuk pasien yang telah mendapat steroid :
Pada perburukan klinis yang akut dapat diberikan 2 kali lipat dosis biasa. (5,7,8)
2. Terapi operatif
Reseksi total pada serangkaian operasi telah memperlihatkan durasi hidup
yang lebih lama. Dilakukan biopsy jika meningkat < 10% massa tumor. Reseksi
subtotal jika mengangkat 10-90% massa tumor, reseksi total jika >90%.
Pemeriksaan histologi harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa.
Untuk penanganan tekanan tinggi intrakranial dapat dipakai shunt yang dipasang
selama beberapa hari atau minggu sebelum dilakukan operasi. (5,7,8)
3. Terapi radiasi
Radiasi diberikan jika tidak semua tumor dapat diangkat saat operasi
(reseksi subtotal). Radiasi minimal 6000 rad pada sisa tumor dan sekitar (2-5cm).
Respon terhadap radiasi dikatakan baik jika terjadi pengurangan massa tumor
>50% (CT Scan / MRI) atau terjadi perbaikan gejala klinis. Jadi radiasi ini
berguna untuk tumor yang mengalami pembedahan subtotal, tumor yang
mengalami rekurens, atau tumor tidak dapat dioperasi. (5,7,8)
4. Kemoterapi
Kemoterapi paliatif dilakukan jika terjadi rekurensi atau tumor tetap persistensetelah pembedahan atau raditerapi. Pada 10% pasien memberikan keuntungan
yang signifikan, biasanya diberikan BCNU atau Procarbasin. (5,7,8)
16
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
17/21
Penatalaksanaan astrositoma:
III.10. PROGNOSIS (16,17,18)
Prognosa tergantung dari usia, lokasi, kecepatan tumbuh, rekurensi, reseksi,
performan post operasi, gambaran grade histologi. Prognosis tergantung dari progesifitas
menjadi tumor yang malignan. Pada pasien dengan low grade astrositoma usia lebih tua
prognosis lebih buruk dibendingkan dengan pasien yang lebih muda walaupun dengan
lokasi yang sama. Prognosis pada pilocystik astrositoma tergantung pada lokasi, pasien
dengan bedah reseksi tumor pada hemisfer serebral biasanya memiliki prognosa yang
baik. Rata-rata harapan hidup pada pasien low-grade astrocytoma antara 6-8 tahun
dengan variasi individu yang berbeda.(1,9)
17
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
18/21
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
19/21
dengan defisit ringan, pasien dengan kondisi buruk, diagnosis belum pasti, dan
lesi sangat difus atau multipel. (5,8)
Gejala klinis yang sering menyertai suatu tumor otak adalah tekanan tinggi
intrakranial yaitu nyeri kepala, mual, muntah, kejang dan penurunan kesadaran.
Gejala klinis lain berupa defisit neurologi fokal yang sesuai dengan letak dimana
tumor itu berada di SSP. Efek lokal tumor bervariasi sesuai area otak yang
terkena. (1)
Gejala dan tanda dari kerusakan fokal jaringan otak berupa : Disphasia,
Hemisparese, perubahan tingkah laku. Gejala epilepsi sering ditemukan pada low-
grade astrocytoma. (8)
Astrositoma difus dapat terjadi di mana saja pada susunan saraf pusat,
tetapi sebagian besar terjadi di serebrum, khususnya daerah lobus frontalis dan
temporalis. Sedangkan di daerah serebelum jarang ditemukan. Astrositoma
anaplastik timbul di daerah yang tidak berbeda dengan astrositoma difus dengan
kebanyakan di hemisfer serebral. Tindakan pembedahan mampu mengatasi
astrositoma tipe low-grade . Sedangkan astrositoma tipe high-grade di samping
pembedahan perlu ditambahkan tindakan radioterapi dan kemoterapi.
Prognosis penderita astrositoma tergantung dari tiga faktor : i) usia, ii)status
fungsional, dan iii) grade histologis. Penderita usia 45 tahun mempunyai
kelangsungan hidup empat kali lebih besar dibandingkan penderita berusia 65
tahun. Pada low grade astrocytoma , prognosis akan lebih buruk jika disertai
dengan peningkatan tekanan intrakranial, gangguan kesadaran, perubahan
perilaku, defisit nerologis yang bermakna, dan adanya penyangatan kontras pada
pemeriksaan radiologi.
19
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
20/21
DAFTAR PUSTAKA
1. Kleihus P, Cavenee Webster K,. Pathology and Genetics of Tumours of the
Nervous System. International Agency for Research on Cancer (IARC) World
health Organization. International Society of Neuropathology (ISN). Lyon. 1997.
Hal 1-34.
2. Kleihus P. Burger PC, Scheithauer. Histological Typing of Tumours of the Cntralnerbus system. WHO Histological Clasification of Tumour. Second edition.
Springer Verlag, Berlin Heidelberg. 1993. Hal 1-20.
3. Daumas-Duport C, Scheithauer B, O Fallon J, Kelly P. Grading of Astrositomas,
a Simple and Reproducieble Method Cancer. 62. Hal 2152-2165.
4. de Groot. Jack, Correlative Neuroanatomy, Edisi 21, Appleton & Lange, 1991,
terjemahan Indonesia. Hal 10.
5. Greenberg MS, Handbook of Neurosurgery. 5 th edition. St Louis. Mosby Inc.
Thieme. New York. 2001. Hal 746-756.6. Damjanov I, Linder J,. Anderson,S Pathology. 10 th edition. Volume 2 B. St Louis.
Mosby Year Book. Hal 746 756.
7. Victor M, Ropper AH. Adam and Victor,s Principle of Neurology. 7 th edition.
New York. Mc Graw Hill Co, Hal 688 689.
8. Lindsay KW, Bone I, Callender R,. Neurology and Neurosurgery Illustrated.
Edinburg. Chuchill Livingstone. 1991. Hal : 308-309.
9. Burns D.K.,Kumar V, The Nervus System In Kumar V, Contran R.S., Robbin S.,
Basic Pathology. 7 th edition. Saunders. Hal 832-833.
20
-
7/29/2019 69921143-ASTROSITOMA
21/21
10. Rosai J, Ackerman,s. Sugical Pathology. 9 th edition. St Louis. Mosby Inc. 2004.
Hal: 2268-2275.