668176EFd01

download 668176EFd01

of 8

Transcript of 668176EFd01

  • 8/6/2019 668176EFd01

    1/8

  • 8/6/2019 668176EFd01

    2/8

    Indrasari & Syukur. Pertumbuhan jagung pada Ultisol yang dikapur 117

    menurun secara tajam (Kamprath andFoy, 1997).

    Dilihat dari luasannya, Ultisolmemiliki potensi untuk pengusahaan

    pengembangan tanaman jagung.Namun pemanfaatan Ultisol untukbudidaya jagung menghadapi berbagaikendala, seperti rendahnya tingkatkesuburan dan pH serta tingginyakejenuhan Al. Tanah ini juga rendahdalam kandungan unsur hara makroseperti P, N, K, Mg dan kandunganunsur hara mikro seperti Zn, Mo dan Pb(Notohadiprawiro, 1990; Bell andEdwards, 1999).

    Pengapuran untuk mengatasipengaruh buruk oleh kemasaman tanahyang tinggi merupakan salah satu carayang sudah lama dikenal danditerapkan. Dengan tindakan ini,kemasaman tanah diturunkan sampaitingkat yang tidak membahayakan bagipertumbuhan tanaman. Radjagukguk(1983) mengemukakan bahwa reaksikapur di dalam tanah secara sederhana

    sebagai berikut :

    3 CaCO3 + 3 H2O 3 Ca++ + 3HCO3

    - + 3 OH-

    Al3+ + 3 OH- Al(OH)3 (mengendap)

    Al3+ yang berasal dari larutantanah akan bereaksi dengan OH- darihasil reaksi bahan kapur sehinggamembentuk endapan Al(OH)3. Dengandemikian pemberian bahan kapurmengakibatkan pengendapan Al dalambentuk Al(OH)3 dan pada saat yangsama pH akan meningkat. Dengandemikian keracunan Al dapat teratasisehingga pertumbuhan akar tanamanakan baik.

    Pengapuran dalam jumlahberlebihan tidak diperlukan dalammenanggulangi masalah keracunan Alpada tanah mineral tropika, pH cukupdinaikkan sampai mencapai pH 5,5karena pada kondisi ini Al praktis sudah

    ternetralisasi. Kemasaman tanahdianggap sebagai parameter yang

    paling kritis dalam pengaturanketersediaan unsur hara mikro (Sims,1986). Ketersediaan unsur hara mikro(Cu dan Zn) dalam larutan tanah relatif

    tinggi pada pH yang rendah, dankebanyakan kation ini berada dalambentuk yang dapat dipertukarkan dandalam fraksi organik (Sims and Patrick,1978).

    Pengapuran juga mempengaruhiketersediaan unsur hara mikro sepertiFe, Mn, Cu dan Zn. Penambahan kapurdapat menurunkan kelarutan unsurmikro karena terjadi peningkatan pH,yang menyebabkan terjadinya

    pengendapan unsur mikro tersebut.Pengapuran yang berlebihan dapatmenyebabkan tanaman mengalamikekurangan unsur mikro, terutama Fe,Mn, Cu dan Zn karena peningkatan nilaipH tanah mengakibatkan bentuk kationberubah menjadi hidroksida yang tidaklarut (Nyakpa et al., 1988). PeningkatanpH dapat meningkatkan muatan negatifpada mineral lempung yang bermuatan

    tidak tetap. Peningkatan muatan negatifini akan meningkatkan kapasitas jerapan kation sehingga mampumenjerap kation dalam jumlah yanglebih banyak. Proses pengendapan dan

    jerapan ini akan mengurangikonsentrasi unsur mikro dalam larutantanah.

    Bahan organik tanah merupakansuatu sistem yang komplek dandinamis, berasal dari sisa tanaman dan

    hewan yang terdapat di dalam tanahyang terus menerus mengalamiperubahan yang dipengaruhi faktorbiologi, fisika dan kimia tanah(Kononova, 1966). Bahan organik dapatberasal dari sisa tanaman, hewanseperti dalam bentuk pupuk kandang,pupuk hijau, kompos dan sebagainya.Pupuk kandang sebagai sumber bahanorganik tanah mempunyai kandunganhara yang berbeda-beda tergantung

    dari macam hewan, umur hewan,

  • 8/6/2019 668176EFd01

    3/8

    118 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2) (2006)macam makanan, perlakuan danpenyimpanan pupuk sebelum dipakai(Buckman and Brady, 1982).Penambahan bahan organik juga dapat

    meningkatkan kapasitas jerapan karenaberbagai gugus fungsional yangdimilikinya. Penelitian McGrath et al.,(1988) cit. Salam et al., (1997)memperlihatkan bahwa pada pH yangsama, kelarutan Cu lebih rendah ditanah dengan kandungan bahanorganik tinggi daripada di tanah dengankandungan bahan organik rendah. Inimenunjukkan bahwa kandungan bahanorganik di dalam tanah dapat

    menurunkan ketersediaan unsur haramikro.

    Setiap kation dari unsur haramikro dapat berkombinasi dengansenyawa organik. Senyawa organikyang bereaksi dengan kation-kationtersebut terdiri dari protein, asamamino, penyusun humus dan asam-asam seperti sitrat dan tartrat. Reaksikombinasi antara kation-kation ini

    dengan senyawa organik disebut kelasi,sedangkan senyawa komplek hasilbentukannya disebut kelat. Senyawakelat disamping sebagai pemasok unsurhara mikro, juga melindungi daripengendapan unsur tersebut misalnyaoleh ion hidroksil (OH) (Nyakpa et al.,1988).

    BAHAN DAN M ETODE

    Bahan

    Penelitian dilaksanakan denganpercobaan pot di rumah kaca JurusanTanah Fakultas Pertanian UGM. Tanahultisol diambil dari Jasinga, Jawa Barat,pada beberapa tempat sedalam 0 20cm lalu dicampur (contoh tanahkomposit). Sebagai tanaman indikatordigunakan jagung varietas Arjuna.Pupuk kandang yang dipakai untuk

    perlakuan adalah pupuk kandang sapisedang untuk pengapuran digunakan

    CaCO3. Untuk mencukupi kebutuhan N,P, K, Mg, Mo dan B diberikan pupukbasal seperti tertera pada Tabel 1.Contoh tanah dan pupuk kandang

    dikeringanginkan, ditumbuk danselanjutnya disaring dengan ayakanberdiameter 2 mm. (untuk tanah 1 dan0,5 mm untuk pupuk kandang).

    MetodePercobaan pendahuluan

    Percobaan pendahuluandilakukan untuk menentukan takarankapur dan lama inkubasi yang akandipakai. Takaran kapur terpilih adalah

    takaran kapur pada saat kejenuhanaluminium 10 %. Dalam percobaanini 500 g contoh tanah dicampurdengan kapur sesuai takaran perlakuandan selanjutnya diinkubasikan dalamkondisi kapasitas lapangan. Tiapminggu diamati Al-dd, pH H2O, pH KCldan kejenuhan Al-nya. Berdasarkanhasil penelitian pendahuluan, takarankapur 0 dan 16,63 t/ha dan lama

    inkubasi 5 minggu dipakai untukpercobaan selanjutnya.

    Percobaan rumah kacaContoh tanah seberat 6 kg

    dicampur merata dengan kapur, unsurhara mikro dan bahan organik sesuaitakaran perlakuan, dimasukkan dalampot dan diinkubasikan selama 5 minggudalam kondisi kapasitas lapangan,setelah lama inkubasi selesai, campuran

    tanah tersebut dicampur dengan pupukbasal sesuai takaran perlakuan dandiinkubasikan selama 3 hari dalamkondisi kapasitas lapangan. Pada akhirinkubasi sebagian tanah diambil untukdianalisa dan sisanya dalam potditanami jagung sebanyak 3 biji per pot.Setelah tanaman tumbuh baik ( 7 hst)diadakan penjarangan denganmenyisakan 1 tanaman yang terbaikpada setiap pot. Pemanenan dilakukan

    pada fase vegetatif maksimun, yaitu

  • 8/6/2019 668176EFd01

    4/8

    Indrasari & Syukur. Pertumbuhan jagung pada Ultisol yang dikapur 119

    pada saat 15 % tanaman jagungberbunga ( 52 hst). Selamapertumbuhan tanaman dijaga dariserangan gulma, hama dan penyakit

    dan kondisi kapasitas lapangandipertahankan dengan menambah airsebesar air yang hilang akibatevapotranspirasi. Pada saat panenditimbang berat segar dan berat keringtrubus maupun akar. Pada saatkeluarnya bunga betina (silking phase)diambil daun ke 5, 6 dan 7 untukpenentuan Cu, Zn, Fe, Mn jaringan.

    Rancangan percobaan

    Percobaan menggunakanrancangan percobaan acak lengkapfaktorial, terdiri atas 3 faktor. Faktorpertama adalah 3 aras pupuk kandangsapi yaitu 0 t/ha (B0), 15 t/ha (B1) dan30 t/ha (B2). Faktor kedua adalah 3 arasunsur hara mikro yaitu tanpa unsurhara mikro (M0), 14 kg/ha unsur haramikro (M1) dan 28 kg/ha unsur haramikro (M2). Unsur hara mikro yangdipakai adalah Fe2(SO4)3 7H2O,

    MnSO4.H2O, ZnSO4.7H2O danCuSO45H2O. Faktor ketiga adalah 2 arastakaran kapur (CaCO3) yaitu 0 t/ha (K0)dan 16,63 t/ha (K1). Perlakuan diulang3 kali.

    Tabel 1. macam dan takaran pupuk basalyang digunakan dalam percobaan

    Takaran pupuk

    Jenis pupuk kg/

    ha

    mg/kg

    tanah

    mg/

    po tNH4NO3 260 87,0 522

    KH2PO4 400 133,3 800

    KCl 100 33,3 200

    MgSO4.7H2O 120 40 240

    (NH4)6Mo7O242H2O 0,5 0,17 1

    NaB4O710H2O 0,5 0,17 1

    Analisa dataData hasil analisa maupun

    pengamatan dianalisa dengan ANOVAdan DMRT 5 %.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Karakteristik tanah dan pupukkandang

    Tabel 2 menunjukkan bahwaUltisol yang dipakai untuk penelitiankandungan Al-ddnya tinggi, kation-kation basa tertukar rendah sampaisedang sehingga kejenuhan Al-nyasangat tinggi dan pH-nya sangatmasam. Tekstur tanah lempung dankandungan bahan organik sedangsehingga KPK-nya berharkat sedang.Kandungan P, Zn dan Cu tersediasangat rendah sedangkan Fe dan Mn

    tinggi. Kualitas tanah ini perluditingkatkan, antara lain denganpenambahan kapur atau bahan organik.Pemberian kapur akan meningkatkanpH, KPK dan menurunkan Al-dd,kejenuhan Al dan Fe maupun Mntersedia.

    Tabel 2. Karakteristik Ultisol dan pupukkandang

    Parameter Tanah Pupukkandang

    Fraksi (%)- lempung 58

    - debu 28

    - pasir 14Kelas tekstur Lempung

    KPK (Cmol (+)Kg-1 17,88 58,12pH H2O 4,3 7,1pH KCl 3,6

    Al-dd (Cmol (+)Kg-1 10,66

    C organik (%) 2,64 23,45Bahan organik 4,55 40,43

    Kation basa tertukar(Cmol (+)Kg-1

    Ca 2,38

    Mg 1,17K 0,23

    Na 0,51Kejenuhan Al (%) 75,02

    P tersedia (ppm) 2,07

    Unsur mikro tersedia (ppm)Fe 34,1 8675,12

    Mn 9,10 696,27Zn 0,21 234,55Cu 0,19 99,25

    N total (%) 1,22

    C/N 19

  • 8/6/2019 668176EFd01

    5/8

    120 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2) (2006)Data pada Tabel 2 menunjukkan

    bahwa pupuk kandang sapi yangdipakai potensial untuk meningkatkankualitas tanah tersebut karena

    mempunyai kandungan bahan organikdan KPK cukup tinggi, bereaksi netral,cukup terombak dan mengandungunsur Fe, Mn, Zn dan Cu.

    Pengaruh pupuk kandang sapi dankapur

    Tabel 3 menunjukkan bahwapemberian pupuk kandang sapi sampaidengan 30 t/ha masih meningkatkankandungan bahan organik, Zn jaringan

    tanaman, berat segar maupun beratkering akar. Pemberian kapur 16,63t/ha nyata menurunkan Zn jaringantanaman tetapi nyata meningkatkanberat kering trubus, berat segarmaupun berat kering akar (Tabel 5).

    Pengaruh interaksi pupuk kandangsapi dan unsur hara mikro

    Tabel 6 menunjukkan bahwapengaruh takaran pupuk kandang

    terhadap Cu tersedia nyata pada M1 danM2. pemberian pupuk kandangmenurunkan Cu tersedia. Nilai tertinggidicapai pada tanpa pemberian pupukkandang. Pemberian unsur hara mikrosampai 28 kg/ha masih meningkatkanCu tersedia baik pada B0, B1 maupun B2.

    Pemberian pupuk kandang nyataberpengaruh terhadap Mn jaringantanaman pada M0 dan M2. Datamenunjukkan milai tertinggi dicapai

    pada takaran pupuk kandang 15 t/ha.Pemberian unsur hara mikro sampai 28t/ha masih meningkatkan Mn jaringantanaman pada B2, sedang pada B0 nilaitertinggi dicapai pada takaran 14 kg/ha.Pada B1 pemberian unsur hara mikrotidak berpengaruh nyata.

    Tabel 3. Pengaruh takaran pupuk kandang sapi

    Takaran pupuk kandang sapi (t/ha)Parameter

    0 (B0) 15 (B

    1) 30 (B

    2)

    Bahan organik (%) 4,78 b 5,40 a 5,31 aZn jaringan tanaman (ppm) 10,1 b 11,6 ba 13,2 aBerat segar akar (g) 3,35 b 3,91 ab 4,58 aBerat kering akar (g) 1,87 b 2,38 a 2,53 a

    Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut

    pengujian DMRT 5 %.

    Tabel 4. Pengaruh takaran unsur hara mikro

    Takaran unsur hara mikro (kg/ha)Parameter

    0 (M0) 14 (M1) 28 (M2)

    Zn jaringan tanaman (ppm) 10,8 b 11,0 B 13,2 a

    Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurutpengujian DMRT 5 %.

    Tabel 5 Pengaruh takaran kapur

    Takaran kapur (g/pot)Parameter

    0 (K0) 16,63 (K1)

    Zn jaringan tanaman (ppm) 15,8 a 7,5 aBerat kering trubus (g) 7,58 b 13,86 aBerat segar akar (g) 2,53 b 5,37 aBerat kering akar (g) 1,77 b 2,76 a

    Angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama berarti tidak berbeda nyata menurutpengujian DMRT 5 %.

  • 8/6/2019 668176EFd01

    6/8

    Indrasari & Syukur. Pertumbuhan jagung pada Ultisol yang dikapur 121

    Pemberian pupuk kandangsampai 30 t/ha masih meningkatkanberat segar maupun berat kering trubuspada M0 dan M1, sedang pada M2

    pengaruh pupuk kandang terhadapparameter tersebut tidak nyata.Pengaruh pemberian unsur hara mikroterhadap berat segar maupun beratkering trubus hanya nyata pada B2, nilaitertinggi parameter tersebut dicapaipada takaran unsur hara mikro 14kg/ha.

    Pengaruh interaksi pupuk kandangsapi dan kapur

    Pada Tabel 7 dapat ditunjukkanbahwa pengaruh takaran pupukkandang terhadap Al-dd, kejenuhan Al,Cu tersedia dan Mn tersedia hanya

    nyata pada K0 (tanpa dikapur). Datamenunjukkan bahwa pemberian pupukkandang menurunkan parameter-parameter tersebut. Terhadap Mn

    jaringan tanaman, pemberian pupukkandang 15 t/ha meningkatkanparameter tersebut pada K1 tetapimenurunkan parameter tersebut padaK0.

    Pemberian kapur 16,63 t/haCaCO3 nyata menurunkan Al-dd,kejenuhan Al dan berat segar trubusbaik pada B0, B1 maupun B2. Untukparameter Mn jaringan dan berat keringtrubus pengapuran nyata menurun

    parameter tersebut pada B0 tetapi tidakberpengaruh nyata pada B1 dan B2.

    Tabel 6. Pengaruh interaksi takaran pupuk kandang dan unsur hara mikro

    Parameter yang di amatiPerlakuan

    Cu tersedia (ppm) Mn jaringan (ppm) BS trubus (g) BK trubus (g)

    B0 M0 0,09 e 15,6 e 46,60 c 8,98 cB0 M1 0,26 ab 54,7 a 55,60 bc 10,53 bcB0 M2 0,29 a 49,2 abc 52,78 bc 9,90 bc

    B1 M0 0,12 de 37,2 bcd 62,30 b 11,33 bB1 M1 0,17 c 48,7 abc 56,60 bc 10,43 bcB1 M2 0,22 b 50,1 ab 62,52 b 10,88 bcB2 M0 0,11 de 26,8 de 60,72 b 11,33 bB2 M1 0,16 cd 35,4 cd 78,15 a 13,37 aB2 M2 0,23 b 45,3 abc 51,35 bc 9,70 bc

    Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurutpengujian DMRT 5 %

    Tabel 7. Pengaruh interaksi takaran pupuk kandang dan kapur

    Parameter yang di amati

    Perlakuan Al dd(Cmol (+)Kg-1)

    KejenuhanAl (%)

    Cu tersedia(ppm)

    Mn tersedia(ppm)

    Mn jaringan(ppm)

    B0 K0 12,24 a 69,60 a 0,3 a 17,7 a 52,4 aB0 K1 4,28 c 25,04 c 0,2 b 1,6 c 27,3 dB1 K0 11,17 b 66,82 b 0,2 b 12,9 b 48,5 abB1 K1 4,69 c 26,26 c 0,2 b 2,7 c 42,2 abcB2 K0 11,02 b 65,85 b 0,2 b 11,5 b 39,1 bcB2 K1 4,83 c 27,67 c 0,2 b 2,3 c 32,5 cd

    Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut

    pengujian DMRT 5 %

  • 8/6/2019 668176EFd01

    7/8

    122 Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 6(2) (2006)Tabel 8. Pengaruh interaksi takaran unsur hara mikro dan

    Parameter yang di amatiPerlakuan

    Cu tersedia (ppm) Mn tersedia (ppm) Mn jaringan (ppm) BS trubus (g)

    M0K

    00,10 d 11,1 c 26,71 c 41,98 c

    M0 K1 0,11 d 2,0 d 26,30 c 71,09 bM1 K0 0,22 b 14,0 b 55,77 a 38,99 cM1 K1 0,17 c 2,3 d 36,77 bc 87,91 aM2 K0 0,30 a 16,9 a 50,86 a 33,13 cM2 K1 0,21 bc 2,2 d 45,50 ab 77,97 b

    Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut

    pengujian DMRT 5 %

    Pengaruh interaksi unsur haramikro dan kapur

    Tabel 8 menunjukkan bahwa

    pemberian pupuk kandang sampai 30t/ha pada tanah yang tidak dikapurmasih nyata meningkatkan Cu tersedia,Mn tersedia dan Mn jaringan tetapitidak berpengaruh nyata terhadap beratsegar trubus. Pada tanah yang diberikapur 16,63 t/ha CaCO3 pemberianpupuk kandang sampai 30 t/ha masihnyata meningkatkan Cu tersedia,menurunkan berat segar trubus biladibandingkan dengan takaran 15 t/ha.

    Pemberian 16,63 CaCO3 nyatamenurunkan Mn tersedia dan nyatameningkatkan berat segar trubus, baikpada M0, M1 maupun M2. Pengapurantersebut nyata menurunkan Cu tersediapada M1 dan M2 tetapi tidakberpengaruh nyata pada M0.Pengapuran tersebut nyata menurunkanMn jaringan hanya pada M1 sedangkanpada M0 dan M2 tidak berpengaruh

    nyata.

    KESIMPULAN

    1.Terjadi interaksi antara pupukkandang, takaran kapur dan unsurhara mikro dalam mempengaruhiparameter-parameter yang diamati.Pemberian pupuk kandang dan kapurmenurunkan ketersediaan maupunkonsentrasi unsur hara mikro di

    jaringan, meningkatkan berat basahdan berat kering akar maupun trubus.

    Pengapuran menurunkan Al-dd dankejenuhan Al tetapi meningkatkanKPK maupun pH tanah. Pemberian

    unsur hara mikro meningkatkan unsurhara mikro baik ketersediaan dalamtanah maupun konsentrasinya dalam

    jaringan tanaman.2.Dilihat dari berat segar maupun berat

    kering trubus, kombinasi yang terbaikadalah B2M1 dan M1K1.

    DAFTAR PUSTAKA

    Bell, L. C. and D. G. Edwards. 1991. Soil

    Acidity and Its Amelioration.Dalam : Asia Land Managementof Acid Soils. IBRAMS TrainingWorkshop. Thailand. H 1 23 h.

    Buckman, H. O., and N. C. Brady. 1982.Ilmu Tanah. TerjemahanSoegiman. Bhratara Karya

    Aksara. Jakarta.

    Kononova, M. M. 1966. Soil OrganicMatter. Pergamon Press LTD.Oxford.

    Notohadiprawiro, T. 1990. Farming AcidMineral Soils for Food Crops : anIndonesian Experience. Dalam :E. T. Craswell and E. Pusparajah(eds). Management of Acid Soilsin the Humid Tropics of Asia.

    ACIAR. Monograph. No. 13: 62-68.

    Nyakpa, Yusuf., A. M. Lubis, M. A.Pulung, G. Amran, A. Munawar,

    Go Ban Hong. 1988. Kesuburan

  • 8/6/2019 668176EFd01

    8/8

    Indrasari & Syukur. Pertumbuhan jagung pada Ultisol yang dikapur 123

    Tanah. Universitas Lampung.Lampung.

    Radjagukguk, B. 1983. MasalahPengapuran Tanah Mineral

    Masam di Indonesia. MakalahSeminar Masalah Tanah MineralMasam di Indonesia. FakultasPertanian. UGM. Yogyakarta.

    Salam, A. K., S. Djuniwati, Sarno, J.T.Harahap. 1997. Kapur danKompos Daun SingkongMeningkatkan KelarutanTembaga dan Seng Asal LimbahIndustri di Tanah Andisol dari

    Gisting Lampung. Jurnal TanahTropika No. 4 : 123 131.

    Sims, J. T. 1986. Soil pH Effect on theDistribution and Plant Availabilityof Manganese, Copper and Zinc.Soil Sci Soc Am J. Vol 50 : 367-

    373.Sims, J. T. and H. Patrick. 1978. The

    Distribution of MicronutrientCations in Soil under Condition ofVarying Redox Potensial and pH.Soil Sci Soc Am J. Vol 42 : 258-262.

    Tisdale, S. L, W. L. Nelson and J. D.Beaton. 1990. Soil Fertility andFertilizers. MacMillan Publishing

    Company. New York.