66229257 Makalah Fauna Indonesia

13
FAUNA INDONESIA Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia, yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh fauna Australia [2] . Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu karang. Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan lingkungan menjadi terpinggirkan [3] . Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara,

description

pkm pelepah pisang

Transcript of 66229257 Makalah Fauna Indonesia

Page 1: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

FAUNA INDONESIA

Fauna Indonesia memiliki keanekaragaman

yang tinggi karena wilayahnya yang luas dan

berbentuk kepulauan tropis. Keanekaragaman yang

tinggi ini disebabkan oleh Garis Wallace, membagi

Indonesia menjadi dua area; zona zoogeografi Asia,

yang dipengaruhi oleh fauna Asia, dan zona zoogeografi Australasia, dipengaruhi oleh

fauna Australia[2]. Pencampuran fauna di Indonesia juga dipengaruhi oleh ekosistem

yang beragam di antaranya: pantai, bukit pasir, muara, hutan bakau, dan terumbu

karang.

Masalah ekologi yang muncul di Indonesia adalah proses industrialisasi dan

pertumbuhan populasi yang tinggi, yang menyebabkan prioritas pemeliharaan

lingkungan menjadi terpinggirkan[3]. Keadaan ini menjadi semakin buruk akibat

aktivitas pembalakan liar, yang menyebabkan berkurangnya area hutan; sedangkan

masalah lain, termasuk tingginya urbanisasi, polusi udara, manajemen sampah dan

sistem pengolahan limbah juga berperan dalam perusakan hutan.

Asal Fauna Indonesia

Asal mula fauna Indonesia sangat

dipengaruhi oleh aspek geografi dan peristiwa

geologi di benua Asia dan Australia. Pada zaman

purba, pulau Irian (New Guinea) tergabung dengan

benua australia.

Page 2: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

Hughasiusilum

Nama dari benua Ausralia 12.000.000 tahun yang lalu untuk sebagai landasan

benua Australia yang akan dibentuk dari batuan yang umurnya muda yaitu kurang

dari 2 juta tahun.

Benua Australia membentuk superbenua yang dinamakan superbenua selatan

Gondwana. Superbenua ini mulai terpecah 140 juta tahun yang lalu, dan daerah New

Guinea (yang dikenal sebagai Sahul) bergerak menuju khatulistiwa. Akibatnya,

hewan di New Guinea berpindah ke benua Australia dan demikian pula sebaliknya,

menimbulkan berbagai macam spesies yang hidup di berbagai area hidup dalam

ekosistem. Aktivitas ini terus berlanjut dua daerah ini benar-benar terpisah.

Di lain pihak, pengaruh benua Asia merupakan akibat dari reformasi

superbenua Laurasia, yang timbul setelah pecahnya Rodinia sekitar 1 milyar tahun

yang lalu. Sekitar 200 juta tahun yang lalu, superbenua Laurasia benar-benar terpisah,

membentuk Laurentia (sekarang Amerika) dan Eurasia. Pada saat itu, sebagian

wilayah Indonesia masih belum terpisah dari superbenua Eurasia. Akibatnya, hewan-

hewan dari Eurasia dapat saling berpindah dalam wilayah kepulauan Indonesia, dan

dalam ekosistem yang berbeda, terbentuklah spesies-spesies baru.

Pada abad ke-19, Alfred Russel Wallace mengusulkan ide tentang Garis

Wallace, yang merupakan suatu garis imajiner yang membagi kepulauan Indonesia ke

dalam dua daerah, daerah zoogeografis Asia dan daerah zoogeografis Australasia

(Wallacea)[5]. Garis tersebut ditarik melalui kepulauan Melayu, di antara Kalimantan

(Borneo) dan Sulawesi (Celebes); dan di antara Bali dan Lombok.[6] Walaupun jarak

antara Bali dan Lombok relatif pendek, sekitar 35 kilometer, distribusi fauna di sini

sangat dipengaruhi oleh garis ini. Sebagai contoh, sekelompok burung tidak akan mau

menyeberang laut terbuka walaupun jaraknya pendek

Page 3: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

Paparan Sunda

Hewan-hewan di daerah paparan Sunda,

yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan dan

pulau-pulau kecil yang mengelilinginya, memiliki

karakteristik yang menyerupai fauna di Asia.

Selama zaman es, setelah Laurasia terpecah, daratan benua Asia terhubung dengan

kepulauan Indonesia. Selain itu, kedalaman laut yang relatif dangkal memungkinkan

hewan-hewan untuk bermigrasi ke paparan Sunda. Spesies-spesies besar seperti

harimau, badak, orangutan, gajah, dan leopard ada di daerah ini, walaupun sebagian

hewan ini sekarang dikategorikan terancum punah. Selat Makassar, laut antara

Kalimantan dan Sulawesi, serta selat Lombok, antara Bali dan Lombok, yang menjadi

pemisah dari Garis Wallace, menandakan akhir dari daerah paparan Sunda.

Mamalia

Paparan Sunda memiliki spesies berjumlah total 381. Dari jumlah itu, 173 di

antaranya merupakan spesies endemik daerah ini.[7] Sebagian besar dari spesies-

spesies ini terancam keberadaannya. Dua spesies orangutan, Pongo pygmaeus

(orangutan Kalimantan) dan Pongo abelii (orangutan Sumatra) termasuk dalam daftar

merah IUCN. Mamalia terkenal lain, seperti kera berhidung panjang Kalimantan

(Nasalis larvatus), badak Sumatra (Dicerorhinus

sumatrensis), dan Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) juga

sangat terancam jumlah populasinya.

Burung

Menurut Konservasi International, sebanyak 771

spesies unggas terdapat di paparan Sunda. Sebanyak 146 spesies merupakan endemik

Page 4: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

daerah ini. Pulau Jawa dan Bali memiliki paling sedikit 20 spesies endemik, termasuk

Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) dan Cerek Jawa (Charadrius javanicus).

Berdasarkan data dari Burung Indonesia, jumlah jenis burung di Indonesia

sebanyak 1598 jenis . Dengan ini membawa Indonesia menempati urutan pertama

sebagai negara yang memiliki jumlah jenis burung terbanyak se-Asia. Sejak tahun

2007, Burung Indonesia secara berkala memantau status keterancaman dari burung-

burung terancam punah yang berada di Indonesia berdasarkan data dari BirdLife

International. Tahun 2007-2009 terjadi penurunan status keterancaman burung secara

berturut-turut mulai dari 119 jenis (2007), 118 jenis (2008), dan 117 jenis (2009).

Reptil dan Amfibia

Sebanyak 449 spesies dari 125 genus reptil diperkirakan hidup di paparan

Sunda. Sebanyak 249 spesies dan 24 genus di antaranya adalah endemik. Tiga famili

reptil juga merupakan endemik di wilayah ini: Anomochilidae, Xenophidiidae and

Lanthanotidae. Famili Lanthanotidae diwakili oleh earless monitor (Lanthanotus

borneensis), kadal coklat Kalimantan yang sangat langka dan jarang ditemui. Sekitar

242 spesies amfibia dalam 41 genus hidup di daerah ini. Sebanyak 172 spesies,

termasuk Caecilian dan enam genus adalah endemik.

Ikan

Sebanyak hampir 200 spesies baru

ditemukan di daerah ini dalam sepuluh tahun

terakhir. Sekitar 1000 spesies ikan diketahui hidup

di dalam sungai, danau, dan rawa-rawa di paparan

Sunda. Kalimantan mempunyai sekitar 430

spesies, dan sekitar 164 di antaranya diduga endemik. Sumatra memiliki 270 spesies,

Page 5: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

sebanyak 42 di antaranya endemik.[8] Ikan arwana emas (Scleropages formosus) yang

cukup terkenal merupakan contoh ikan di daerah ini.

Wallacea

Wallacea merupakan daerah transisi biogeografis antara paparan Sunda ke

arah barat, dan daerah Australasian ke arah timur. Daerah ini meliputi sekitar

338.494 km² area daratan, terbagi ke dalam banyak pulau kecil. Pulau Sulawesi,

Kepulauan Maluku, dan sebagian Nusa Tenggara merupakan bagian dari daerah ini.

Karena faktor geografinya, daerah ini terdiri dari banyak jenis hewan endemik dan

spesies fauna yang unik.

Mamalia

Wallacea mempunyai sejumlah 223 spesies asli mamalia. Sebanyak 126 di

antaranya merupakan endemik daerah ini. Sebanyak 124 spesies kelelawar bisa

ditemukan di daerah ini. Sulawesi, sebagai pulau terbesar di daerah ini memiliki

jumlah mamalia yang paling banyak. Sejumlah 136 spesies, 82 spesies dan

seperempat genus di antaranya adalah endemik. Spesies yang luar biasa, seperti anoa

(Bubalus depressicornis) dan babi rusa (Babyrousa babyrussa) hidup di pulau ini.

Sedikitnya tujuh spesies kera (Macaca spp.) dan lima spesies tarsius (Tarsius spp.)

juga merupakan hewan khas daerah ini.

Burung

Lebih dari 700 jenis burung bisa ditemui di

Wallacea, dan lebih dari setengahnya adalah endemik

kawasan ini. Di antara 258 genus yang ada, ada 11%-nya

adalah endemik kawasan Wallacea. Sejumlah 16 genus

hanya dapat dijumpai di subkawasan Sulawesi.

Subkawasan Sulawesi terdiri dari pulau utama Sulawesi,

Page 6: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, termasuk Kepulauan Talaud dan Sangihe di utara,

Pulau Madu di Laut Flores di sebelah selatan, termasuk juga Kep. Togian, Kep.

Banggai, Kep. Tukangbesi, dan Kep. Sula yang menjembatani kekayaan keragaman

burung antara subkawasan Sulawesi dan Maluku. Banyaknya jumlah jenis endemik di

subkawasan ini tidak hanya berasal dari pulau utama Sulawesi tapi juga tersebar di

banyak pulau-pulau kecil di sekitarnya, seperti Serindit sangihe(Loriculus

catamene[9]), Seriwang sangihe (Eutrichomyias rowleyi[10]), Gagak banggai (Corvus

unicolor[11]), Punggok Togian (Ninox burhani), Gosong sula (Megapodius

bernsteinii), Kepudang-sungu sula (Coracina sula), dan Raja-perling sula (Basilornis

galeatus). Sedangkan jenis-jenis endemik pulau Sulawesi meliputi Anis sulawesi

(Cataponera turdoides), Sikatan matinan (Cyornis sanfordi), Julang sulawesi (Aceros

cassidix) dan Kangkareng sulawesi (Penelopides exarhatus). Banyak jenis yang hanya

terdapat di subkawasan ini adalah jenis-jenis terancam punah secara global.

Reptil dan Amfibia

Dengan 222 spesies, 99 di

antaranya endemik, Wallacea memiliki

jenis reptil yang sangat beragam. Di

antaranya adalah 118 spesies kadal yang

60 di antaranya adalah endemik; 98

spesies ular, 37 spesies di antaranya adalah

endemik; lima spesies kura-kura, dua spesiesnya merupakan endemik; dan satu

spesies buaya, buaya Indo-Pasifik (Crocodylus porosus). Tiga genus endemik ular

yang hanya dapat ditemukan di wilayah ini: Calamorhabdium, Rabdion, dan

Cyclotyphlops. Salah satu reptil yang mungkin paling terkenal di Wallacea adalah

Page 7: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

komodo (Varanus komodoensis), yang diketahui keberadaannya hanya di Pulau

Komodo, Padar, Rinca, dan tepi barat Flores.

Sebanyak 58 spesies amfibia khas dapat ditemukan di Wallacea. Sebanyak 32

spesies di antaranya adalah endemik. Ini menggambarkan kombinasi elemen katak

daerah Indo-Melayu dan Australasia yang mempesona

Ikan

Ada sekitar 310 spesies ikan tercatat dari sungai-sungai dan danau-danau

Wallacea. Sebanyak 75 spesies di antaranya adalah endemik. Walaupun masih sedikit

yang dapat diketahui mengenai ikan ikan dari Kepulauan Maluku dan Kepulauan

Sunda Kecil, 6 spesies diketahui sebagai endemik. Di pulau Sulawesi, ada 69 spesies

yang diketahui, 53 di antaranya adalah endemik. Danau Malili di Sulawesi Selatan,

dengan kedalamannya yang kompleks dan arusnya yang deras memiliki paling sedikit

15 jenis ikan telmatherinid endemik, dua di antaranya mewakili genus endemik, tiga

endemik Oryzia, dua endemik halfbeaks, dan tujuh endemik gobie.

Invertebrata

Terdapat sekitar 82 spesies kupu-kupu yang ada di daerah Wallacea, 44

spesies di antaranya adalah endemik. Sejumlah 109 spesies kumbang juga terdapat di

sekitar daerah wilayah ini, 79 di antaranya adalah endemik. Satu spesies yang

mengagumkan dan mungkin merupakan lebah terbesar di dunia, (Chalicodoma pluto)

terdapat di utara Maluku. Serangga yang hewan betinanya bisa tumbuh sampai 4 cm

ini, membangun sarang secara komunal pada sarang rayap di pepohonan hutan

dataran rendah.

Sekitar 50 moluska endemik, tiga spesies kepiting endemik, dan sejumlah

spesies udang endemik juga diketahui berasal dari Wallacea.

Page 8: 66229257 Makalah Fauna Indonesia

Disusun Oleh :

Rico Satria pratama

Muhammad nur rosid

Ahmad rifki

Eqi adiel haqqul yaqin

Kelas : VII c

SMPNU BAHRUL ULUM TAHUN PELAJARAN

2014 – 2015

Page 9: 66229257 Makalah Fauna Indonesia