6492-13885-1-SM.pdf

download 6492-13885-1-SM.pdf

of 11

Transcript of 6492-13885-1-SM.pdf

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    1/11

    2012JurnalPembangunanWilayahdanKota

    2012

    BiroPenerbitPlanologiUndip

    Volume8(4):360370Desember2012

    Keberlanjutan Pengelolaan Lingkungan Pesisir

    Melalui Pemberdayaan Masyarakat

    di Desa Kwala Lama Kabupaten Serdang edagai

    HerryFitriansah1

    Diterima : 10 September 2012

    Disetujui : 9 Oktober 2012

    1DinasPerikanandanKelautanPemerintahKabupatenSerdangBedagaiPerbaungan,SumateraUtara

    KontakPenulis:[email protected]

    ABSTRACT

    Fisherman community of Kwala Lama District in Serdang Bedagai Regency, North Sumatera hasconductedacommunitybasedenvironmentalmanagementprogramknownasthePLBM(pengelolaanLingkunganBerbasisPemberdayaanMasyarakat),tohelprestorethecoastalenvironmentaldamageinthe area. The study aims to identify the processes and changes that are taking place within thesustainable environmental management activity. The study employs (1) environmental, social andeconomic change analysis, (2) community behavior and attitude analysis, and (3) sustainablecommunity construction process analysis. The study concludes that the community participationapproach inenvironmentalmanagement implemented in thePLBMprogramhas in factencouragedmany changeswhich lead to the communitys improvementof socialand economic conditions.Thestudy found that the facilitatorgroup selection process conducted by the administration at thepreliminary stage has indeed been successfully carried out, enabling thegroup to carry out the

    programfairly

    and

    accountably,

    hence

    developing

    trust

    from

    the

    community.

    The

    program

    has

    also

    developed solidarity thus rendering the community ready to be fully responsible of environmentalmanagementandtocontinuetheprogram.

    Key words: coastal area, environmental management, community empowerment, sustainabledevelopment

    ABSTRAK

    Masyarakat nelayan di Desa Kwala Lama Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera UtaramelaksanakanprogrampengelolaanLingkunganBerbasisPemberdayaanMasyarakat (PLBPM)untukmembantu memperbaiki permasalahan kerusakan lingkungan pesisir di wilayah mereka. Studi inihendak mengetahui proses dan perubahanperubahan yang terjadi pada pengelolaan lingkunganberkelanjutanyangdilakukanolehmasyarakattersebut.Studiinimelaksanakan(1)analisisperubahankondisi

    lingkungan,

    social,

    dan

    ekonomi

    masyarakat,

    (2)

    analisis

    perubahan

    sikap

    dan

    perilaku

    masyarakat, dan (3) analisis proses pembentukan komunitas yang berkelanjutan. Studi inimenyimpulkan bahwa pendekatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan lingkungan padaprogram PLBPM telah mendorong banyak perubahan pada penataan lingkungan yang berdampakpada perbaikan kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Studi ini mengindikasikan bahwa prosesseleksi terhadap kelompok fasilitator yang dilaksanakan pemerintah dalam tahap awal berhasildilakukandenganbaikkarenakelompok tersebutmampumenjalankanprogram secara terbukadanadil, sehinggamenumbuhkan kepercayaanmasyarakat. Program tersebutjugaberhasilmembentuksolidaritas sehingga masyarakat siap untuk bertanggungjawab secara penuh dalam pengelolaanpembangunankomunitasnyadanuntukmelanjutkanprogramtersebut.

    Katakunci:pesisir,pengelolaanlingkungan,pemberdayaanmasyarakat,pembangunanberkelanjutan

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    2/11

    JPWK8(4) Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir

    361

    PENDAHULUAN

    Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulaupulau besar danpulaupulaukecil, Indonesiamemilikipotensisumberdayapesisirdan lautyangcukuptinggi,

    meliputisumber

    daya

    yang

    dapat

    pulih

    dan

    sumber

    daya

    yang

    tidak

    dapat

    pulih.

    Namun

    wilayahpesisirdan laut Indonesiabelumdikelolasecarabertanggung jawab.Bahkansaat inimunculgejalayangkurangbaik,yaituadanyacaracarapemanfaatandanpengelolaansumberdaya pesisir dan kelautan yang membahayakan keberlanjutan pemanfaatan sumber dayapesisir dan laut.Gejala tersebut antara lain:pesatnyapembangunan diwilayahpesisir yangmenyebabkan meningkatnya tekanan terhadap ekosistem sumber daya pesisir dan laut,kekurangmampuan mengelola sumber daya secara berkelanjutan, dan banyaknya kegiatanekstraktifyangdidominasiolehkepentingandanpertimbanganekonomi(Tuwo,2011).KondisikondisitersebutmenyebabkanpengelolaansumberdayaperikanandankelautandiIndonesiasaat ini dihadapkan pada permasalahan terjadinya degradasi lingkungan dan keterancamanterhadap kelestarian ekosistem pesisir. Secara garis besar gejala dan kerusakan lingkungan

    yang

    mengancam

    kelestarian

    sumber

    daya

    pesisir

    di

    Indonesia

    meliputi:

    pencemaran,

    degradasifisikhabitat,overeksploitasi,danabrasipantai(Dahurietal,2008).

    Dampak yang ditimbulkan dari kerusakan pesisir dan kelautan ini paling dirasakan olehmasyarakat yang menghuni wilayah pesisir. Mayoritas masyarakat merupakan masyarakatnelayanyangmenggantungkankehidupanperekonomianmerekapada sumberdayapesisir.Kerusakanpesisirmenyebabkanhasiltangkapan masyarakatnelayansemakin jauhberkurangdarihari kehari.Berkurangnyahasil tangkapan iniberimbas kepadapenurunanpendapatandanmutu kehidupannelayan yang semakinmelekatkan citrakemiskinanpadaperekonomianmereka.Kemiskinaniniseringkalimemaksamasyarakatnelayanuntukmengeksploitasisumberdaya perikanan dan kelautan dengan caracara yang merusak kelestariannya seperti

    penebangan

    hutan

    bakau,

    penambangan

    batu

    karang,

    ataupun

    penangkapan

    ikan

    dengan

    alat

    tangkapillegalyangmerusaklingkungan.

    Berbagaiupayadalampengentasan kemiskinan ataupeningkatankesejahteraanmasyarakatnelayan telah dilakukan pemerintah dalammencapai tujuan pembangunan.Namun, upayaupaya yang telah diterapkan tersebut masih belum efektif terutama dalam merubahpandanganmasyarakatsebagaifokusutamapembangunan.Apalagisebagianbesarprogramberorientasi pada pertumbuhan ekonomi dengan dominasi peran birokrasi dalampembangunan.Birokrasimenjadiaktorutamadalamperencanaan,pelaksanaan,monitoring,maupunevaluasipembangunan.Pendekatanpembangunandenganmodelinimengakibatkanterjadinyaketergantunganmasyarakatterhadapbantuanpemerintahyangdiimplementasikan

    melalui

    program

    yang

    dibuat.

    Beberapa

    program

    pemerintah

    yang

    tidak

    melibatkan

    masyarakat, pada kenyataannya cenderung mengalami kegagalan dimana masyarakatcenderunghanyadiposisikansebagaiobjekpembangunan(Suparjan,2003).

    Untukmencegahterjadinyakerusakanyang lebihparahterhadappotensisumberdayaalam,diupayakan sebuah strategi pembangunan lingkungan yang mengajak seluruh pihak untukmeningkatkankesadarandantanggungjawabdalamperlindungandanrehabilitasilingkunganfisik.Hal ini dilakukan untukmewujudkan keseimbangandan kelestarian sumber daya alamsebagai salah satu faktor terwujudnyapembangunanberkelanjutan.Peran sertamasyarakatdalammewujudkan tercapainya pembangunan yang berkelanjutan,menjadi semakin krusialdikarenakan masyarakat adalah pelaku utama dalam kegiatan pengelolaan sumber dayalingkungan. Oleh karena itu, pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    3/11

    Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir JPWK8(4)

    362

    merupakan titik sentraldan salah satu syaratutamabagi keberhasilanupayapembangunanlingkunganhidupyangberkelanjutan.

    ProgramPengelolaanLingkunganBerbasisPemberdayaanMasyarakat (PBLPM)adalahsalah

    satuupaya

    pemerintah

    untuk

    membangun

    kemandirian

    pemerintah

    daerah

    dan

    menumbuhkanpenyadaranmasyarakatdalammenanggulangipermasalahanlingkunganyangterjadi.Program inidapatberperan sebagaipondasibagipengembanganekonomi kawasanpesisir.Melaluipelibatanpemerintahdaerah,masyarakatdanpemangkukepentinganlainnya,program inidiharapkandapatmemberikandampak lanjutanterutamadalampengembanganekonomi di wilayah pesisir melalui sistem pembelajaran sederhana dalam membuatperencanaan danmenata sendiri permukiman dan lingkungannya. Proses pembelajaran inidimulai dari proses perencanaan ruang kawasan permukiman oleh masyarakat dengandidampingiolehpemerintahdaerahdantenagapendamping.Masyarakatjugadidoronguntukmemilih dan menentukan prioritas kebutuhan yang selanjutnya direalisasikan melaluipembangunanfasilitasfisikdasar(DKP,2006).

    DesaKwala LamaKecamatanPantaiCerminKabupatenSerdangBedagaiProvinsiSumateraUtaramerupakansalahsatudesayangmelaksanakanprogramPLBPMpadatahun2006.DesainimerupakansalahsatudesayangberhasildalampelaksanaanprogramPLBPMdimanapadatahun pertama pelaksanaan program, Desa Kwala Lama terpilih sebagai desa terbaik diIndonesiadalampelaksanaanprogramPLBPM.Halinidikarenakankelompokmasyarakat yangterlibatdalamprogram inimemilikiprogresyangcukupbaikdilihatdaripelaksanaankegiatanyang sesuai agendaagenda yang telah direncanakan baik dalam kegiatan pemberdayaanmasyarakatnya maupun dalam kegiatan pembangunan fisik lingkungannya (DKP, 2007).Kegiatanyangdiawalidenganpenataanlingkunganpermukimannelayan,penanamankembalihutan mangrove dan pembangunan sarana penunjang permukiman, hingga saat ini masih

    berlanjut

    meski

    tidak

    ada

    lagi

    pendanaan

    dalam

    mendukung

    keberlanjutan

    kegiatan

    tersebut.

    MasyarakatDesaKwala Lama secara kolektifmenjagadanmelakukanpenataan lingkunganmereka.

    Terlaksananya program PLBPM ini telah mendorong perubahan perilaku dan kebiasaanmasyarakat Desa Kwala Lama untuk semakin memiliki pengetahuan dan wawasan dalammengelola lingkungan.Apalagimasyarakatsaat inimenikmatihasildari jerihupayanyadalammemeliharalingkunganmerekasendiriyangtelahmemberikankenyamanandankesejahteraanmasyarakatdesa.Perencanaankegiatandenganrembugdesasertapelaksanaankegiatanfisikdengankegiatangotongroyongtelahmenumbuhkankebersamaanmasyarakatdesa.Saatini,perubahan perilaku masyarakat untuk sadar lingkungan secara kolektif telah memberikan

    kontribusi

    yang

    efektif

    dalam

    kegiatan

    pengelolaan

    lingkungan

    yang

    berkelanjutan.

    Untuk

    itulah diperlukan suatu kajian untuk mempelajari perubahanperubahan yang dihasilkansebagai dampak keberhasilan program tersebut dari sudut pandang ekologi, ekonomi dansocial, sertamempelajari proses terjadinya keberlanjutan pembangunan dalam pengelolaanlingkunganpesisirmelaluipemberdayaanmasyarakatdilokasistudi.

    METODE

    PENELITIAN

    Penelitian inimenggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatankualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan,kondisipemukiman,dankondisisosial.Selainitujugauntukmelihattingkatpartisipasi,bentukperan serta masyarakat dan tingkat kemanfaatan pada program PLBPM. Pendekatan ini

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    4/11

    JPWK8(4) Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir

    363

    dilakukandenganpenyebarankuesionerkepada70responden.Untukmenganalisahasilyangdiperoleh dari kuesioner tersebut, dilakukan analisis denganmenggunakanprogram sphinx.Program ini berfokus pada analisa data yangmemudahkan dilakukannya komparasi antaravariabelmelalui bentuk grafik. Selanjutnya, untukmemahami danmengetahui secara lebih

    mendalamhasil

    yang

    diperoleh

    dari

    pendekatan

    kuantitatif,

    terutama

    terhadap

    proses

    perubahan dan pengembangan komunitas, dilakukan wawancara mendalam terhadapbeberapatokohyangberpengaruhpadapelaksanaanprogramPLBPM.Wawancaramendalam,sebagai bentuk dari pendekatan kualitatif dilakukan terhadap 4 orang tokoh yangberkompeten dalam proses pelaksanaan pemberdayaan di masyarakat. Untuk melakukananalisisdatadatayangdiperolehdarihasilwawancaramendalamdilakukanreduksidatayangbertujuan untuk menyajikan data dan informasi dengan cara yang efektif dan terstrukturtergantungkebutuhandalampenelitian ini.Teknikyangdigunakanyaknimelaluisintesisdaridatahasilwawancarayangdiperoleh.

    GAMBARAN

    UMUM

    WILAYAH

    STUDI

    Ruang lingkupwilayahpadapenelitian iniadalahDesaKwalaLamaKecamatanPantaiCerminKabupaten SerdangBedagai.Kabupaten SerdangBedagaimerupakan salah satu kabupatenpemekaranbaru yangberadadikawasanPantaiTimurProvinsiSumateraUtara.Pemekarankabupaten ini dari kabupaten induk yakni Kabupaten Deli Serdangmerupakan produk dariUndangUndangNomor32Tahun2004.Kabupateninimemilikiareaseluas1.900,22km2yangterdiri dari 17 Kecamatan dan 243Desa/Kelurahan definitif dengan Kecamatan Sei Rampahsebagaiibukotakabupaten.AdapunatasbataswilayahKabupatenSerdangBedagai:

    SebelahutaraberbatasandenganSelatMalaka,

    SebelahselatandenganKabupatenSimalungun,

    Sebelahtimur

    dengan

    Kabupaten

    Batu

    Bara

    dan

    Kabupaten

    Simalungun,

    SebelahbaratdenganKabupatenDeliSerdang.

    SebagaiwilayahyangberbatasandenganperairanSelatMalaka,DesaKwalaLamamengalamikerusakanlingkunganpesisirdanlautyangcukupparah.Kondisiyangsamajugaditemuipadadesadesa lainnya di pesisir Pantai timur Sumatera Utara yang berbatasan dengan SelatMalaka. Pada tahun 2006, penduduk Desa Kwala Lama mendapatkan kesempatan untukmenjalankan kegiatanpadaprogramPengelolaan LingkunganBerbasisMasyarakat (PLBPM)yang merupakan program dari Departemen Perikanan dan Kelautan Republik indonesia.Programinijugadigulirkandi23kabupaten/kotaseIndonesiapadatahunyangsama.Kegiatankegiatan yang dilaksanakan pada program PLBPM di Desa Kwala Lama meliputi tiga jenis

    kegiatanyakni

    perbaikan

    lingkungan

    pesisir,

    perbaikan

    kondisi

    sarana

    dan

    prasarana

    pemukiman,sertapembangunanperumahan.

    KAJIAN

    PUSTAKA

    Konsep

    Pembangunan

    Berkelanjutan

    Paradigmapembangunanberkelanjutanpadadasarnyamerupakansolusidaritigaparadigmapembangunan yang terkait dengan lingkungan dan sosial yaitu bahwa lingkungan untukpembangunan ekonomi, lingkungan untuk manusia, dan lingkungan untuk lingkungan.Pembangunan dilaksanakan dengan tujuan untuk kesejahteraan manusia (termasuk

    didalamnya

    pembangunan

    bidang

    ekonomi)

    dan

    kelestarian

    lingkungan

    hidup.

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    5/11

    Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir JPWK8(4)

    364

    Prinsipprinsip dan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan menurut Mitchell (2006)meliputi: Terpenuhinyakebutuhandasar(pokok)manusia; Tercapainyakeseimbangandankeadilansosial;

    Memberikankebebasan

    untuk

    menetapkan

    nasibnya

    sendiri

    secara

    demokratis;

    Menjagakelestarianekosistemlingkungandankeanekaragamanhayati; Mempertimbangkan aspekaspek kesatuan antara aspek lingkungan, aspek sosial dan

    aspekekonomi.

    Pengelolaan

    Berkelanjutan

    Lingkungan

    Pesisir

    Prinsip dasar dari pengelolaan lingkungan pesisir secara berkelanjutan adalah mewariskangenerasi masa depan dengan kesejahteraan, meliputi pengertian dan pemahaman ilmupengetahuan,pengertiandanpemahaman teknologi,pengertiandanpemahamanmengenaiaset lingkungan berupa sumber daya alam. Prinsip ini diperkenalkan melalui konsepkeberlanjutan berupa: 1) integritas lingkungan, 2) efisiensi ekonomi, dan 3) kesamarataan.

    Kesamarataan

    ini

    didefinisikan

    sebagai

    kesamarataan

    hak

    atas

    aset

    sumber

    daya

    alam

    tidak

    hanya untuk generasi saat ini tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Pengelolaanwilayahpesisirmenghendakiadanyapengendaliandiriwargamasyarakatuntuktidakmerusaklingkungan. Artinya bahwa kelompok masyarakat yang lebih mampu secara ekonomihendaknya dapat berbagi kemampuan dan rasa dengan saudaranya yang kurang mampumemenuhikebutuhandasarnyadenganmengurangikonsumsiyangberlebihan(Tuwo,2011)

    Partisipasi

    Masyarakat

    dalam

    Lingkup

    Pembangunan

    Berkelanjutan

    Partisipasi masyarakat menurut Mussadun (2006) adalah kerja sama antara masyarakatdenganpemerintahdalammerencanakan,melaksanakan,melestarikan,danmengembangkanhasilpembangunandenganmengakomodasiaspirasi,nilaibudayadalamprosesperencanaan

    dan

    pelaksanaan

    program

    pembangunan.

    Partisipasi

    tersebut

    dapat

    dimanfaatkan

    pula

    sebagai sarana mengkomunikasikan keinginan masyarakat untuk ikut melakukan kontrolterhadap kegiatan pembangunan. Ada tiga alasan penting perlunya partisipasi masyarakatdalampembangunan,yaitu:(1)partisipasimasyarakatmerupakansuatualatgunamemperolehinformasimengenaikondisi,kebutuhan,dansikapmasyarakatsetempat;(2)masyarakatakanlebih mempercayai suatu program pembangunan, jika merasa dilibatkan dalam prosespembangunantersebut,sehinggaakanmempunyairasamemiliki;(3)masyarakatmempunyaihak untuk menyampaikan pendapatnya dalammenentukan jenis pembangunan yang akandilaksanakandidaerahmereka.

    PartisipasidanKeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir

    Dalam

    konteks

    pengelolaan

    lingkungan

    pesisir

    secara

    terpadu

    di

    Indonesia,

    perlu

    dikembangkan strategi pembangunan komunitas. Strategi ini, seperti yang dikemukakanHudiansyah(2003),dapatdilakukandenganduapendekatan,yaknimelaluipendekatanyangbersifat strukturaldannon struktural.Pendekatan strukturaladalah tertatanya strukturdansistemhubunganantarasemuakomponendansistemkehidupan,baikdiwilayahpesisirdanlautmaupun komponenpendukung yang terkait, termasuk komponen sosial, ekonomi,danfisik. Dengan penataan aspek struktural, diharapkanmasyarakatmendapatkan kesempatanlebih luas untuk dapat memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Selain itupenataan struktur dan sistem hubungan sosial dan ekonomi tersebut diharapkan dapatmenciptakan peluang bagimasyarakat untuk ikut sertamelindungi sumber daya alam dariancaman yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Langkah ini diharapkan dapatmengurangi bahkan menghilangkan masalahmasalah utama di bidang sosial dan ekonomiyangselamainisecaraterusmenerusmenempatkanmasyarakatlokalpadaposisiyangsulit.

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    6/11

    JPWK8(4) Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir

    365

    Pendekatanstrukturalmembutuhkanlangkahlangkahstrategiantaralain:1.

    Pengembanganaksesibilitasmasyarakatpadasumberdayaalam;2. Pengembanganaksesibilitasmasyarakatterhadapprosespengambilankeputusan;3.

    Pengembangankapasitaskelembagaan;

    4.

    Pengembangansistem

    pengawasan

    berbasis

    masyarakat.

    Pendekatannonstrukturalsebagaipendekatanyangsubjektifmenempatkanmanusiasebagaisubjek yangmempunyai keleluasaan untuk berinisiatif dan berbuatmenurut kehendaknya.Pendekatan tersebutberasumsibahwamasyarakat lokaldenganpengetahuan,keterampilandan kesadarannya dapatmeningkatkan peranannya dalam perlindungan sumber daya alamdisekitarnya.

    ANALISIS

    AnalisisPerubahanKondisiLingkungan

    Pelaksanaan

    program

    PLBPM

    yang

    mencakup

    kegiatan

    perbaikan

    lingkungan

    pesisir,

    perbaikankondisisaranadanprasaranapemukiman,danpembangunanperumahanmembawabanyakperubahanpadaperbaikan lingkunganpemukimanpesisirDesaKwalaLama.Saat ini,berkatkeberhasilanprogramtersebut,gambaranpemukimannelayan yangselaludiidentikkandengancitrakumuhtelahmulaiberubah.Terdapat15rumahyangdibangunpadatahun2006.Berdasarkan pendanaan yang diberikan pemerintah, sebenarnya hanya 14 unit yangdianggarkan,tetapimasyarakatmampumenambah1unitdariswadayamerekasendiri.Bahkantidakhanyaitu,merekajugamembangun1unitrumahibadahdaripendanaanmasyarakat.

    Untuk pembangunan sarana infrastruktur lingkungan, berdasarkan rembug yang dilakukanbersama dengan masyarakat, dilakukan pembangunan sarana kebersihan pemukiman dan

    pembangunan

    sarana

    penunjang

    aktivitas

    usaha

    perikanan,

    meliputi

    pembangunan

    dermaga

    kecildanpembangunanlening,sertapembangunanaksesibilitaspemukimanberupajalandanjembatan.Untukkegiatankegiatandalamlingkupperbaikanlingkungandilakukanpenanamanmangrove sebanyak 27.500 bibit mangrove jenis Rhizopora sp dan jenisAvicennia sp yangdiikutidenganpenanamansebanyak9000bibitmangrovepadatahunberikutnya.

    ProsesperencanaandanpenentuanprogrampadakegiatanPLBPM inidilakukansepenuhnyaoleh masyarakat. Pembangunan yang pertama kali dilakukan adalah bantuan perumahansebanyak 14 unit kepada masyarakat prioritas. Proses penentuan keluarga yang layakmendapatbantuanperumahaninidilakukanpadarembukmasyarakat.Halinidilakukanuntukmenghindari kecemburuan sosial yang bisa berakibat pada konflik, juga agar bantuan

    perumahan

    bisa

    tepat

    sasaran

    bagi

    masyarakat

    yang

    benar

    benar

    membutuhkan.

    Apalagi

    mengingathampirsebagianbesarperumahanmasyarakatnelayandiDesaKwalaLamaadalahperumahan kumuh. Namun tingginya rasa persaudaraanmembuatmasyarakat benarbenarmemilih saudaranya yang lebihmembutuhkan bantuan renovasi rumah. Kebersamaan yangterjalinpadarembukdesadanpelaksanaanpembangunanperumahanyangdilakukansecaragotong royong tetap terjalin pada pembangunan sarana pemukiman dan pemeliharaanlingkunganhinggasaatini.

    AnalisisPerubahanSikapdanPerilakuMasyarakat

    a.

    Perubahan

    pada

    Aspek

    Sosial

    Sistem kekeluargaan yang diterapkan dalam program mengakibatkan partisipasimasyarakat cukup tinggi.Meskihanya 14 keluarga yangmendapatbantuanperumahan,tetapimasyarakattergerakuntukberpartisipasidalampembangunan rumah.Mekanisme

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    7/11

    Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir JPWK8(4)

    366

    kerja gotong royong yang diterapkan mengakibatkan masyarakat secara bergantianmembantu pembangunan rumah masyarakat lainnya. Bantuan yang diberikan berupasumbangantenagadanmakanan.

    GAMBAR

    1

    PERANSERTAMASYARAKATPADAPROGRAM

    AdanyaprogramPLBPMmemberikankontribusi terhadappolapikirmasyarakatnelayan.Apalagi mengingat kinerja kelompok yang dilakukan Kelompok Bina Nelayan sebagaileading sektorpelaksanaprogram PLBPM yangmenuaiprestasi,memberikan doronganbagi masyarakat tentang pentingnya berkelompok. Sebelum adanya program PLBPM,masyarakatnelayanDesaKwalaLamakurangmemahamikelembagaankelompoknelayan.Masyarakat nelayan diDesa Kwala Lama dahulunya bekerja dalam kelompokkelompokkecil berdasarkan hubungan kekeluargaan maupun hubungan antara pekerja denganmajikan.Berdasarkankurunwaktu20042006,hanyaada2kelompoknelayandidesa iniyang terdaftar di desa. Saat inimulai bermunculan kelompokkelompok nelayan karenaparanelayanmulaimemahamiperanpentingkelembagaanmasyarakatnelayan,terutamadalammeningkatkankemampuanberusahadanbekerjasamagunamencarisolusidalampermasalahanmereka dandalammeningkatkan kesejahteraan danpendapatanmereka.Masyarakat mulai menyadari bahwa mekanisme kerja secara berkelompok dapatmemberikankemudahandankemanfaatandalampekerjaan.Selainitumekanismebekerjadalamkelompokmemberikemudahankepadapemerintahuntukmemudahkanpendataandan dalam memperlancar proses komunikasi dan pembinaan terhadap masyarakatnelayan.

    b.

    Perubahan

    pada

    Aspek

    Ekonomi

    MeskimayoritaspembangunanpadaprogramPLBPMdifokuskankepadapembangunanfisik

    sarana

    pemukiman

    dan

    tidak

    memberikan

    bantuan

    keuangan

    langsung

    kepada

    masyarakat, namun program tersebut membawa dampak pofitif terhadap perubahanekonomiyangdirasakanmasyarakat.

    Bantuan rumahbaruyangpermanenmenyebabkanmasyarakatkurangmampuyangmendapatkan bantuan rumah tersebut tidak perlu lagimenyisihkan uangnya untukkeperluan perawatan rumah atau ongkos sewa rumah. Mereka bisa menggunakanuang perawatan tersebut untuk hal lain yang lebih bermanfaat seperti pendidikanmaupunkesehatankeluarga.

    Proses pembangunan yang dilaksanakan sepenuhnya oleh masyarakat menjadikanmereka memiliki otoritas dalam menentukan pekerja. Umumnya bila ada programpembangunan yang dilakukan pemerintah, para pekerja didatangkan dari luar desa,

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    8/11

    JPWK8(4) Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir

    367

    maka kali ini masyarakat terutama tukang bangunan, memiliki kesempatan untukbekerjamembangundaerahnyasendirisebagaiburuhbangunan.

    Tergeraknya masyarakat untuk bekerja secara kelompok, memberikan perubahanekonomi kepadamereka.Masyarakat yangdulunyamenggantungkanmodal kepada

    tengkulak,kini

    sudah

    mulai

    melepaskan

    diri

    dari

    jeratan

    tersebut

    dengan

    bekerja

    secara kelompok. Masyarakat lebih memilih untuk menggantungkan keuangannyamelaluisistemfinansiallewatkelompokmereka.

    c. PerubahanpadaAspekEkologi

    Pemahamandankesadaranmasyarakatterhadappemeliharaan lingkunganpesisirdimulaisemenjak kegiatan penanaman bibit mangrove di Dusun III pada tahun 2006. Hampirseluruhmasyarakatberpartisipasipadapenanamanmangrovetersebut.Yangmenarikdarikegiatantersebutbahwamasyarakattidakhanyamelakukanpenanamansecarabersamatetapi juga turut berpartisipasi pada usaha perawatan dan pemeliharaan ekosistemmangroveyangtelahditanamtersebut.Halinilahyangmenjadipenyebabkenapa6hektar

    lahanyang

    ditanami

    27.500

    bibit

    mangrove

    pada

    tahun

    2006

    dapat

    tumbuh

    dan

    berkembangdenganbaik.Bahkan saat iniusahapemeliharaanmangrove tersebut tetapdipertahankan.

    GAMBAR2

    TINGKATKESADARANMASYARAKATPADAPENGELOLAANLINGKUNGAN

    Perubahan sikapdanperilakumasyarakatdalamusahamenjagadanmemelihara lingkunganmerupakankemajuanyangsangatberartiyangdihasilkandariprogramPLBPM.Pengetahuandan

    kepedulian

    terhadap

    pengelolaan

    lingkungan

    telah

    terbentuk

    pada

    diri

    masyarakat.

    Indikasi dari perubahan pada diri masyarakat tersebut terlihat jelas pada mekanismepemeliharaanmangrove yangditerapkan.Mangrove yang telahditanamdapatberkembangdan tumbuh dengan baik. Saat ini keberadaan ekosistem mangrove tersebut juga telahmenjadiekosistembagiberbagaiburungdanbiotalautsepertikepitingdanudang.

    Analisis

    Proses

    Pemberdayaan

    Masyarakat

    Proses pengembangan kapasitas komunitas masyarakat nelayan Desa Kwala Lama dalampemberdayaanmasyarakat pada programPLBPMmelibatkan 3 aktor yakni: Kelompok BinaNelayan,DinasPerikanandanKelautanSerdangBedagai,dankomunitasmasyarakatnelayan

    DesaKwala

    Lama.

    Ketiga

    aktor

    utama

    pada

    pelaksanaan

    program

    PLBPM

    memiliki

    motivasi

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    9/11

    Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir JPWK8(4)

    368

    yang sama dalammemperbaiki kondisi lingkungan. Pada satu sisi, sebagai kabupaten baru,Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai ingin mewujudkan pembangunan yang lebih baiksesuai dengan visi dan semangat pemekaran kabupaten. Hal inilah yang mendorongpemerintahkabupaten,dalamhal inidinasperikanandan kelautan,untukmelakukan survei

    danpenilaian

    serta

    meminta

    rekomendasi

    dari

    organisasi

    yang

    memiliki

    kompeten

    dalam

    kehidupan nelayan di Serdang Bedagai sebelum menentukan desa sasaran dan kelompoksasaran untukmenjalani program.Di sisi lainnya, anggota Kelompok BinaNelayanmemilikikeinginan danmotivasi untukmerubah kondisi kehidupan di lingkungan yangmereka huniselama bertahuntahun. Kesamaan budaya dan ikatan emosional antara para anggotakelompokdenganmasyarakattidakmenjadikansebuahkesulitanbagimerekauntukberbaurdan mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam program. Berdasarkan prosestersebut,beberapafaktorpembentukpemberdayaanmasyarakatyaitu:a.

    KepemimpinanKelompok Bina Nelayan yang dibentuk atas ide dan keinginan dari seseorang yangsekarang inimenjadi ketua dari kelompok tersebut,memiliki tujuan untukmemperbaiki

    kondisi

    lingkungan

    setelah

    bencana

    tsunami

    yang

    ikut

    menimpa

    kawasan

    desa

    tersebut

    pada tahun 2004. Hingga saat ini, tujuan dari kelompok tersebut tidak berubah dandiaplikasikan pada pelaksanaan program. Ketua Kelompok BinaNelayan berhasil dalammenumbuhkankeyakinanparaanggotanyadanjugaparapendudukdiDesaKwalaLama.

    b.

    KepercayaanAspekkepercayaaninimerupakanindikasiterhadapkejujuran,transparansi,danintegritasdari ketua kelompok sehingga masyarakat dapat menerima dengan mudah segalainstruksi,arahandanhimbauanyangdisampaikan.Kepercayaanmasyarakatpadaprogramtersebutdiimplikasikanpadaduabentuk.Yangpertama,aksesibilitasmasyarakatterhadapinformasi yang diberikan cukup tinggi yang membuat masyarakat memahami programPLBPM. Yang kedua, bahwa penyampaian informasi tersebut memungkinkan adanya

    interaksi

    yang

    transparan

    dan

    terbuka

    dalam

    bentuk

    komunikasi

    yang

    efektif

    yang

    memungkinkanmasyarakat untukmenyampaikan aspirasi, keinginan, dan pemikirannyadalamprogram.

    c. SolidaritasSolidaritasyangterbentuktersebutmenimbulkanperasaanberbagisatudenganyanglainapalagimasyarakat tersebutmerupakan komunitas yang telah lamamenghuni kawasanDesaKwalalama.

    GAMBAR3

    FAKTORPEMBENTUKPEMBERDAYAANMASYARAKAT

    Kepemimpi

    Kepercaya

    Solidaritas

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    10/11

    JPWK8(4) Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir

    369

    Analisis

    Keberlanjutan

    Pemberdayaan

    Masyarakat

    Melihat pelaksanaan siklus pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kapasitasmasyarakat yang ada diDesaKwala Lama saat ini,maka sebenarnyamasyarakat telah siapuntukmelanjutkanprogrampemberdayaandidesanya.Kesimpulaninididukungdengantelah

    terbentuknyakesadaran

    masyarakat

    untuk

    bekerja

    secara

    berkelompok.

    Keberlanjutan

    programpemberdayaanmasyarakatdidesa juga terkaitadanyakeinginanmasyarakatuntukmembentuk koperasi. Inisiatif pembentukan koperasi ini didasari dari keinginanmasyarakatuntukterlepasdaribantuanpinjamanberupahutangyangmenjeratdariparanelayanmajikan.Dengan koperasi juga memungkinkan untuk terbentuknya dukungan dan kerjasama yangmelibatkan lembaga pendanaan pemerintah maupun non pemerintah. Saat ini koperasidengansistemsyariahberupaBMT(baitulmaalwatamwil)dengannamayangsamadengannama Kelompok Bina Nelayan, telah melayani pemodalan dan usaha simpan pinjam baginelayan.Koperasiinijugamenyediakanpenjualanbeberapabarangkebutuhanuntukkegiatanperikanansepertijaring,tali,pemberatdanlainsebagainya.

    Indikator

    selanjutnya

    yang

    menunjukkan

    keberlanjutan

    pemberdayaan

    masyarakat

    nelayan

    di

    Desa Kwala Lama adalah kepercayaan dari pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintahdaerah provinsi,maupun pemerintah daerah kabupaten. Hal ini ditunjukkan dari beberapakegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia di Desa Kwala Lamasehingga berimbas kepada masyarakat di dusun lainnya. Kegiatan dari pemerintah yangdiluncurkan seperti kegiatan pendidikan dan pelatihan, kegiatan pemberian bantuan alattangkap ikan dan bantuan perahu nelayan, kegiatan pendidikan dan pelatihan bagiwanitanelayan,kegiatanusahapengolahanperikanandanlainnya.

    KESIMPULAN

    Pemberdayaan masyarakat yang muncul di tengahtengah masyarakat Desa Kwala Lamamenunjukkan bahwa masyarakat juga memiliki kompetensi dan kemampuan dalammerencanakan dan mengorganisir kegiatan pengelolaan lingkungan di kawasan mereka.Pemberdayaan yangmunculmenanamkan penyadaran kepadamasyarakat bahwa programyang mereka jalankan bukan sematamata program dari pemerintah, tetapi juga menjadiprogram mereka sendiri. Dengan kesadaran yang melekat pada diri masyarakatmengindikasikan bahwa pengelolaan lingkungan yang dilakukan sendiri oleh masyarakatpenghuni suatu kawasan dapat lebih efektif dan berkelanjutan. Ditinjau dari prosespembentukan pemberdayaan masyarakat pada program PLBPM, terdapat tiga aktor yangmemainkan perannya dengan sempurna yakni: pemerintah daerah sebagai pembina dan

    pengarah

    program,

    masyarakat

    lokal

    sebagai

    pelaksana

    utama

    seluruh

    kegiatan

    dan

    Kelompok

    Bina Nelayan yang memfasilitasi hubungan kedua aktor secara transparansi dan terbuka.Persepsiyangsamadariketigaaktortersebutterhadapkeinginanuntukmemperbaikikondisiekonomi dan lingkungan memberikan motivasi untuk menjalankan program dengan baik.Keputusan pemerintah dalam memilih Kelompok Bina Nelayan sebagai fasilitator programmerupakan langkah penting dalammewujudkan pemberdayaanmasyarakat.Kepemimpinanyangditunjukkan ketuaKelompokBinaNelayandalammengarahkandanmembinaanggotakelompok secara khusus dan masyarakat secara umum, menumbuhkan kepercayaanmasyarakat untuk berpartisipasi secara total dalam memperbaiki lingkungan mereka.Kepercayaan tersebutmenumbuhkan solidaritas sosial antaramasyarakat yang berdampakkepadakeberlanjutanusahamasyarakatdalammengeloladanmemeliharalingkunganmereka.

  • 7/26/2019 6492-13885-1-SM.pdf

    11/11

    Fitriansah KeberlanjutanPengelolaanLingkunganPesisir JPWK8(4)

    370

    Secara keseluruhan, dari rangkaianpembentukan pemberdayaanmasyarakat pada programPLBPM hingga terjadinya keberlanjutan dari pemberdayaan tersebut telah berhasilmeningkatkankapasitas sosialbagimasyarakatdiDesaKwalaLama.Bahkanpemberdayaanmasyarakat yang telah muncul tersebut telah memberikan dampak positif terhadap

    keberlanjutanpengelolaan

    lingkungan

    alam

    di

    Desa

    Kwala

    Lama.

    Pemberdayaan

    masyarakat

    yang telah dibangunmelalui pendekatan partisipasi dengan program PLBPMmenjadi suatuproses pembelajaran bagi masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensimasyarakatmenujupembangunanyangberkelanjutan.

    DAFTARPUSTAKA

    JurusanPerencanaanWilayahdanKota,FTUndip. 2012.PenilaianRisikodanPerencanaan.Sistem Peringatan dan Peramalan Banjir sebagai Bentuk Adaptasi Perubahan Iklimmelalui Kesiapsiagaan Risiko Banjir Kota Semarang, sebagai rangkaian proyek dalam

    Program

    ACCCRN,

    didukung

    oleh

    The

    Rockefeller

    Foundation,

    Mercy

    Corps

    dan

    PemerintahKotaSemarang.Kongprasertamorn, Kamonthip. 2007. Local wisdom, Environmental Protection and

    Community Development: the Clam farmers in Tambon bangkhunsai, Phetchaburiprovince,Thailand,dalamMANUSYA:JournalofHumanities10.1.

    TDMRC Syiah Kuala University Banda Aceh Indonesia. TDMRC Unsyiah Gali Kearifan LokalPengurangan Risiko Bencana. Diakses tanggal 20 Desember 2012 melaluihttp://www.tdmrc.org/id/597.jsp.

    United Nations, 2000. Disaster through Different Lens. A guide for Journalists CoveringDisasterRiskReduction.