(633307213) BAB III ETABS

download (633307213) BAB III ETABS

of 22

description

teknik sipil etabs

Transcript of (633307213) BAB III ETABS

  • Perancangan Bangunan Beton

    BAB III

    PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

    3.1 Pemodelan sruktur dengan perangkat lunak ETABS

    Struktur bangunan beton yang telah dibuat baik gambar maupun

    preliminary komponen strukturnya, lalu dimodelkan dengan program ETABS

    nonlinear V.9.0.0. Dari program ETABS ini akan menganalisis terhadap gaya

    gaya dalam yang bekerja pada struktur bangunan dengan menggunakan kombinasi

    beban.

    Dalam pemodelan pada program ETABS seluruh komponen struktur

    dimodelkan dengan dimensi yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Dalam

    pemodelan akan diketahui dimensi kolom yang sesuai dengan pembebanan

    struktur. Oleh karena itu, koreksi terhadap desain awal pasti akan terjadi setelah

    proses pemodelan dengan program ini diketahui.

    3.1.1 Dimensi elemen balok dan kolom

    Dimensi balok dan kolom yang dimasukan dalam permodelan adalah

    sesuai dengan preliminary desain, ukuran balok dimodelkan sesuai dengan

    denah struktur rencana. Pada Tabel 3.1 dan 3.2 tertera nama beserta ukuran

    balok dan kolom yang akan digunakan pada struktur bangunan ini.

    Tabel 3.1 Dimensi awal elemen struktur balok

    Nama Balok H(mm) B(mm)B1 400 200B2 350 200B1a 250 200B2a 200 150

    Tabel 3.2 Dimensi awal elemen struktur kolom

    Benito Constantino (0621038) 1

  • Perancangan Bangunan Beton

    Nama Kolom b (mm) (sb X) h (mm) (sb Y)K3-1 450 450K3-2 350 350K2-1 350 350K2-2 300 300K1-1 250 250K1-2 200 200

    3.1.2 Dimensi elemen pelat lantai

    Setelah dimensi balok dan kolom selesai dimodelkan, dilanjutkan

    dengan pemodelan untuk desain pelat lantai. Tebal pelat adalah 120 mm

    dengan menggunakan tipe membrane dan jenis material yang digunakan

    adalah beton.

    3.2 Faktor phi dan kombinasi pembebanan

    3.2.1 Faktor phi ( reduksi )

    Semua komponen struktur harus direncanakan cukup kuat sesuai

    dengan ketentuan yang dipersyaratkan dalam peraturan yang ditetapkan

    yaitu dengan menggunakan faktor beban dan faktor reduksi kekuatan ().

    Kuat rencana suatu komponen struktur yang berhubungan dengan perilaku

    lentur, beban normal, geser, dan torsi, harus diambil suatu faktor reduksi

    sebagai hasil kali kuat nominal, yang dihitung berdasarkan ketentuan dan

    asumsi dari peraturan. Faktor reduksi kekuatan ditentukan pada Tabel 3.3

    sebagai berikut :

    2

  • Perancangan Bangunan Beton

    Tabel 3.3 Faktor reduksi untuk komponen struktur

    Lentur, tanpa beban aksial 0,80Beban aksial, dan beban aksial dengan

    lentur0,80

    Aksial tarik dan aksial tarik lentur 0,80Geser dan torsi 0,75

    Komponen Struktur lainnya 0,65

    3.2.2 Kombinasi pembebanan ( load combination )

    Dalam perancangan bangunan beton ini, kombinasi pembebanan

    yang digunakan adalah sebagai berikut ;

    1,4 DL

    1,2 DL + 1,6 LL

    1 DL + 1 LL ( kombinasi pembebanan untuk perancangan pondasi )

    3.2.3 Beban mati ( Super Dead Load )

    Besar beban mati yang dimasukan pada struktur ini sesuai dengan

    Peraturan Muatan Indonesia tahun 1987. Besarnya beban mati akibat beban

    luar dihitung pada Tabel 3.4 sebagai berikut :

    Tabel 3.4 Berat sendiri bahan bangunan dan komponen gedung

    BAHAN BANGUNANPasir ( kering udara sampai lembab ) 1600 kg/m3Pasir ( jenuh air ) 1800 kg/m3Kerikil ( kering udara sampai lembab, tidak

    diayak ) 1650 kg/m3

    Pasir kerikil ( kering udara sampai lembab ) 1850 kg/m3Batu pecah ( tidak diayak ) 1450 kg/m3Batu karang ( berat tumpuk ) 700 kg/m3Batu belah, batu gunung dan batu bulat ( berat

    tumpuk )1500 kg/m3

    Tanah, tanah liat dan tanah geluh ( kering udara

    sampai lembab )1700 kg/m3

    Tanah, tanah liat dan tanah geluh ( basah ) 2000 kg/m3Batu alam 2600 kg/m3

    LANJUTAN

    Benito Constantino (0621038) 3

  • Perancangan Bangunan Beton

    BAHAN BANGUNANBeton *) **) 2200 kg/m3Beton bertulang **) 2400 kg/m3Pasangan batu bata 1700 kg/m3Pasangan batu belah, batu gunung dan batu bulat 2200 kg/m3Pasangan batu karang 1450 kg/m3Besi tuang 7250 kg/m3Baja 7850 kg/m3Timah hitam (timbel) 11400 kg/m3Jenis-jenis kayu : lihat P.K.K.I - N.I. 5 KONSTRUKSILantai kayu sederhana dengan balok kayu, tanpa

    langit-langit dengan bentang maksimum 5 m dan

    untuk muatan hidup paling tinggi 200 kg/m2

    40 kg/m2

    Langit-langit dan dinding (termasuk rusuk-rusuknya,

    tetapi tanpa penggantung langit-langit atau pengku-

    pengku), terdiri dari :

    a. Semen asbes (eternit dan bahan lain sejenis,

    dengan tebal maksimum 4 mm)11 kg/m2

    b. Kaca, dengan 3-4 mm 10 kg/m2Panggung langit-langit (dari kayu) , dengan bentang

    maksimum 5m dan jarak s.ks.s minimum 0,807 kg/m2

    Adukan, per cm tebal : a. Dari semen 21 kg/m2b. Dari kapur, tras atau semen merah 17 kg/m2Dinding-dinding pasangan batu bata : kg/m2a. Satu batu 450 kg/m2b. Setengah batu 250 kg/m2Penutup lantai dari ubin semen portland, teraso dan

    beton, tanpa adukan, per cm tebal24 kg/m2

    LANJUTANAspal, termasuk bahan-bahan mineral penambah, per

    cm tebal14 kg/m2

    Penutup atap genting dengan reng dan usuk/kaso per

    m2 bidang atap50 kg/m2

    Penutup atap sirap dengan reng dan usuk/kaso, per

    m2 bidang atap40 kg/m2

    LanjutanPenutup atap seng gelombang (BWG 24) tanpa

    gordeng/ gulung-gulung10 kg/m2

    Semen asbes gelombang (tebal 5 mm) 11 kg/m2

    4

  • Perancangan Bangunan Beton

    Sumber: Peraturan Muatan Indonesia (Dept. PU,1987)

    Besar beban mati ( Super Dead Load ) untuk struktur meliputi

    beban mati terhadap pelat lantai, dinding dan tangga. Berikut ini akan

    dijelaskan mengenai beban beban yang dimasukan dalam struktur beton.

    a. Beban dinding

    Beban dinding merupakan beban non - struktur yang membebani balok

    dimana dinding tersebut berdiri. Pada perancangan bangunan ini, tinggi

    dinding untuk lantai 1 adalah 3.8 m, lantai 2 adalah 3.8 m. Pada Tabel 3.5

    berikut akan dijelaskan mengenai perhitungan beban mati untuk dinding.

    Benito Constantino (0621038) 5

  • Perancangan Bangunan Beton

    Tabel 3.5 Beban mati untuk dinding tiap lantai

    Dinding pas. bata 250 kg/m2 Adukan ( 2 x 21 kg/m2 ) 42 kg/m2 Total SDL 292 kg/m2Lantai 1 ( h = 3.5 m ) 292 kg/m2 x 3.5 m = 1022 kgLantai 2 ( h = 3.5 m ) 292 kg/m2 x 3.5 m = 1022 kg

    b. Beban LantaiBeban luar yang bekerja pada lantai diantaranya beban finishing lantai,

    beban plafon dan beban ME. Beban beban ini sesuai dengan Peraturan

    Muatan Indonesia 1987. Berikut ini akan dijelaskan mengenai beban luar

    yang bekerja pada pelat lantai pada Tabel 3.6 dan 3.7.

    Tabel 3.6 Beban mati untuk pelat lantai 1

    Beban BeratAdukan ( t = 1 cm ) 21 kg/m2Keramik ( t = 1 cm ) 24 kg/m2Beban plafon 18 kg/m2Beban ME 20 kg/m2

    Total 63 kg/m2

    Tabel 3.7 Beban mati untuk pelat lantai dak ( atap )

    Beban BeratAdukan ( t = 1 cm ) 21 kg/m2Beban plafon 18 kg/m2Beban ME 20 kg/m2

    Total 59 kg/m2

    3.2.4 Beban hidup ( Live Load )

    Berdasarkan Peraturan Muatan Indonesia 1987, nilai beban hidup

    yang bekerja pada bangunan tertera pada Tabel 3.8.

    Tabel 3.8 Beban hidup yang bekerja

    a Lantai dan tangga rumah tinggal 200 kg/m2

    b

    Lantai dan tangga rumah tinggal sederhana dan gudang-

    gudang tidak penting, yang bukan untuk toko atau ruang

    kerja

    150 kg/m2

    6

  • Perancangan Bangunan Beton

    cLantai sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, restoran, hotel,

    asrama250 kg/m2

    LANJUTANd Lantai ruang olah raga 400 kg/m2e Tangga, bordes tangga, gang, dari yang disebut dalam c 300 kg/m2f Lantai ruang dansa 500 kg/m2

    g

    Lantai dan balkon - dalam dari ruang-ruang untuk

    pertemuan tidak termasuk dari a s/d f seperi gereja, ruang

    konser, ruang pertunjukan, ruang rapat, bioskop, dsb, juga

    panggung penonton dengan teMPat duduk tetap

    400 kg/m2

    hPanggung penonton tempat berdiri atau dengan tempat

    duduk tidak tetap500 kg/m2

    iTangga, bordes tangga, lantai dan gang dari ruang-ruang

    yang disebut dalam d, f, g, dan h 500 kg/m2

    jLantai ruang pelengkap dari ruang-ruang yang disebut

    dalam c, d, f, dan g250 kg/m2

    k

    Untuk lantai-lantai ruang kerja, gudang, garasi,

    perpustakaan, ruang arsip, toko, buku, toko besi, ruang

    alat-alat dan mesin, dll; muatan hidup harus ditentukan

    tersendiri, sesuai dengan muatan hidup maksimum yang

    dapat diharapkan akan tetapi tidak boleh kurang dari

    250 kg/m2

    l

    Balkon-balkon yang menjorok bebas ke luar harus

    diperhitungkan terhadap muatan hidup dari lantai dalam

    yang berbatasan dengan minimum.

    300 kg/m2

    Sumber: Peraturan Muatan Indonesia (Dept. PU,1987).

    Tabel 3.9 Beban hidup yang digunakan untuk bangunan rumah dan toko (ruko )

    Beban Hidup BeratLantai dan tangga ruko 200 Kg/m2Lantai ruangan tidak penting 150 Kg/m2

    3.3 Langkah langkah analisis

    Langkah - langkah untuk pemodelan dengan menggunakan program ETABS

    V.9 adalah sebagai berikut :

    1. Input grid data

    Aktifkan program ETABS Nonlinear, pilih File, New Model.

    Benito Constantino (0621038) 7

  • Perancangan Bangunan Beton

    Pilih Modify /Show System..., sehingga muncul tampilan seperti Gambar 3.1

    di bawah ini, dan input grid pada kolom ordinat sesuai dengan ukuran yang

    tertera pada denah struktur. Setelah itu klik OK, dan hasilnya seperti terlihat

    pada Gambar 3.2.

    Gambar 3.1 Define grid data

    Gambar 3.2 Define Grid Data 3-D View

    2. Mendefinisikan material serta properties dari elemen struktur.

    Pilih Define, Material Properties, CONC, Modify / Show Material..,

    kemudian muncul tampilan seperti Gambar 3.3 di bawah ini. Inputkan

    data data material yang telah ditentukan ( Gambar 3.4 ), pilih OK, OK.

    8

  • Perancangan Bangunan Beton

    Material yang digunakan adalah beton

    Gambar 3.3 Define material

    Mengisi data properties dari material, yaitu :

    fc = 25 MPa

    fy = 400 MPa

    fys = 240 MPa

    W = 2400 kg/m3

    Gambar 3.4 Material property data

    3. Mendefinisikan balok, kolom dan pelat

    Pilih Define, Frame Sections..., Add Rectangular pada bagian Click to.

    Setelah itu muncul tampilan seperti Gambar 3.5 sampai 3.7 di bawah ini,

    inputkan ukuran ukuran yang telah ditentukan, ubah material sesuai

    dengan yang digunakan, pilih OK.

    Benito Constantino (0621038) 9

  • Perancangan Bangunan Beton

    Balok

    Gambar 3.5 Rectangular section for beam

    10

  • Perancangan Bangunan Beton

    Kolom

    Gambar 3.6 Rectangular section for columnPelat

    Gambar 3.7 Wall/Slab Section

    Benito Constantino (0621038) 11

  • Perancangan Bangunan Beton

    Mendefinisikan beban yang akan digunakan

    Pilih Define, Static Load Cases, maka muncul tampilan seperti di bawah ini,

    inputkan Static Load Cases yang diinginkan, OK.

    Gambar 3.8 Define static load case names

    4. Menentukan kombinasi pembebanan yang akan digunakanPilih Define, Load Combination..., Add New Combo, maka muncul tampilan

    seperti di bawah ini. Input kombinasi pembebanan yang telah ditentukan,

    OK.

    Gambar 3.9 Load combination data

    Kombinasi pembebanan yang diinputkan ( Tabel 3.10 ) adalah :

    12

  • Perancangan Bangunan Beton

    Tabel 3.10 Kombinasi pembebanan

    Kombinasi Kombinasi Pembebanan

    Combo 1 1,4 DL

    Combo 2 1,2 DL + 1,6 LL

    Combo 3 1DL + 1 LL

    5. Pemasangan Balok, kolom dan pelat pada grid

    Balok

    Pilih Create Lines in Region or at Clicks (Plan, Elev, 3D)...,untuk

    pemasangan satu tingkat pilih One Story, sedangkan untuk pemasangan

    seluruh tingkat pilih All Story, click pada grid yang akan dipasang balok.

    Kolom

    Pilih Create Columns in Region or Clicks (Plan)..., untuk pemasangan satu

    tingkat pilih One Story, sedangkan untuk pemasangan seluruh tingkat pilih

    All Story, click pada grid yang akan dipasang kolom.

    Pelat

    Pilih Draw Areas (Plan, Elev, 3D), untuk pemasangan satu tingkat pilih One

    Story, sedangkan untuk pemasangan seluruh tingkat pilih All Story, click

    pada grid yang akan dipasang pelat.

    6. Pemasangan perletakkan

    Click bagian bagian yang akan diberi perletakkan, pilih Assign,

    Joint/Point, Restraints (Supports)..., kemudian muncul tampilan seperti di

    bawah ini ( Gambar 3.10 ), pilih jenis perletakkan sesuai dengan kebutuhan,

    OK. Dalam perancangan bangunan beton ini perletakkan yang digunakan

    adalah jepit.

    Benito Constantino (0621038) 13

  • Perancangan Bangunan Beton

    Gambar 3.10 Joint restraints

    Setelah dipasang balok, kolom, perletakkan dan pelat maka tampilannya

    akan seperti Gambar 3.11 berikut ini :

    Gambar 3.11 3-D view

    14

  • Perancangan Bangunan Beton

    7. Perhitungan

    Pilih RUN untuk perhitungan, pilih Design, Concrete Frame Design, Select

    Design Combo..., kemudian muncul tampilan seperti di bawah ini.

    Pindahkan kombinasi yang berada pada List of Combos ke Design Combos,

    dan tukarkan pula yang berada di Design Combos ke List of Combos, OK.

    Gambar 3.12 Design load combination selection

    Benito Constantino (0621038) 15

  • Perancangan Bangunan Beton

    8. Menampilkan gaya dalam dari masing masing elemen

    Pilih Design, Concrete Frame Design, Start Design/Check of Structure,

    ubah satuan dalam kg-mm. Pilih Display, Show Member Forces/Stress

    Diagram, Frame/Pier/Spandrel forces..., maka muncul tampilan seperti di

    bawah ini. Pilih jenis kombinasi pembebanan, dan diagram yang akan

    ditampilkan, seperti Moment 3 3 atau yang lainnya, OK.

    Gambar 3.13 Member force diagram for frame

    16

  • Perancangan Bangunan Beton

    9. Cek lendutan

    Klik kanan pada balok yang akan dicek lendutannya. Ubah satuan sesuai

    dengan yang diinginkan. Angka yang terdapat pada deflection adalah

    lendutan yang dihasilkan.

    3.4 Hasil analisis struktura. Moment 3 3

    Tampilan hasil analisis Moment 3 3, tampak 3 dimensi

    ( Gambar 3.14 )

    Gambar 3.14 Moment 3-3 ( 3D view )

    Benito Constantino (0621038) 17

  • Perancangan Bangunan Beton

    Tampilan hasil analisis Moment 3 3, potongan F ( Gambar 3.15 )

    Gambar 3.15 Moment 3 3 ( Potongan F )

    18

  • Perancangan Bangunan Beton

    b. Shear 2 2

    Tampilan hasil analisis Shear 2 2, tampak 3 dimensi ( Gambar 3.16 )

    Gambar 3.16 Shear 2 -2 (3D View)

    Tampilan hasil analisis Shear 2 2, potongan F.

    Gambar 3.17 Shear 2 2 ( Potongan F )

    Benito Constantino (0621038) 19

  • Perancangan Bangunan Beton

    c. Axial Force

    Tampilan hasil analisis Axial Force , tampak 3 dimensi ( Gambar

    3.18 )

    Gambar 3.18 Axial Force (3D View)

    Tampilan hasil analisis Axial Force, potongan F.

    Gambar 3.19 Axial Force ( Potongan F )

    20

  • Perancangan Bangunan Beton

    1 Lendutan ijin

    Berdasarkan denah pelat, balok dan kolom lantai satu, maka

    dilakukan pengecekan lendutan dalam perancangan beton ini mengacu

    kepada Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung

    (RSNI, 2002) yang terdapat pada Tabel 3.11 berikut :

    Tabel 3.11 Lendutan ijin maksimum

    Jenis Komponen Struktur Lendutan yang diperhitungkanBatas

    LendutanAtap datar yang tidak

    menahan atau tidak

    disatukan dengan

    komponen nonstructural

    yang mungkin akan rusak

    oleh lendutan yang besar

    Lendutan seketika akibat beban

    hidup (L)

    Lantai yang tidak menahan

    atau tidak disatukan denagn

    komponen yang mungkin

    akan rusak oleh lendutan

    yang besar

    Lendutan seketika akibat beban

    hidup (L)

    Konstruksi atap atau lantai

    yang menahan atau

    disatukan dengan

    komponen nonstructural

    yang mungkin akan rusak

    oleh lendutan yang besar

    Bagian dari lendutan total yang

    terjadi setelah pemasangan

    komponen structural, (jumlah

    dari lendutan jangka panjang,

    akibat semua beban tetap yang

    bekerja, dan lendutan seketika,

    akibat penambahan beban

    hidup)c

    Konstruksi atap atau lantai

    yang menahan atau

    disatukan dengan

    komponen yang mungkin

    tidak akan rusak oleh

    lendutan yang besarBerdasarkan Tabel 3.11 diatas, maka dalam perancangan bangunan beton

    ini menggunakan rumus , sedangkan untuk kantilever digunakan rumus

    Benito Constantino (0621038) 21

  • Perancangan Bangunan Beton

    Tabel 3.12 Lendutan ijin maksimum portal segmen 6

    22

    1 Lendutan ijin