61-80-1-SM

download 61-80-1-SM

of 11

Transcript of 61-80-1-SM

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    1/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 95

    ANALISA PENGARUH INTEGRASI PEMBANGKIT TERSEBAR

    DALAM SISTEM KOMPOSIT

    Syafii, Syukri Yunus, dan AsrizalGedung Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik,

    Kampus Limau Manis, Universitas Andalas, Padang, 25163

    email: [email protected]

    AbstrakPemakaian tenaga listrik di Indonesia terus meningkat seiring dengan semakinberkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu dibutuhkan sistem tenaga listrik yang andal,

    berkualitas, dan mampu memenuhi semua kebutuhan tenaga listrik. Untuk mengoptimalkan keandalan

    kerja sistem tenaga listrik salah satunya adalah dengan pengitegrasian pembangkit tersebar pada sistem

    tenaga komposit. Dengan terkoneksinya pembangkit tersebar ke jaringan distribusi listrik dapatmengurangi rugi-rugi daya dan jatuh tegangan. Dalam pemasangan pembangkit tersebar ini banyak hal

    yang harus dipertimbangkan, seperti posisi pemasangan yang tepat, jumlah pembangkit tersebar, besarkapasitas pembangkit tersebar dan jenis teknologi pembangkit tersebar yang digunakan. Berdasarkan

    hasil penelitian posisi penempatan pembangkit tersebar yang optimal adalah berada dekat dengan beban.

    Total rugi-rugi daya gabungan sistem transmisi dan sistem distribusi setelah penambahan pembangkit

    tersebar turun dan profil tegangan semakin baik atau meningkat. Besar kecilnya penurunan rugi-rugi daya

    dan nilai jatuh tegangan bervariasi tergantung jenis teknologi pembangkit tersebar yang digunakan.

    Kata Kunci: Pembangkit tersebar, Rugi-rugi daya dan Profil tegangan

    AbstractElectricity demand in Indonesia continues to increase in accordance with the development ofscience and technology. Therefore, there is a need of reliable power system, qualified , and able to meet

    all electricity needs. To optimize the reliability of the power system work one is to perform the

    installation of distributed generation on power composite system. With the installation of distributed

    generation power loss and voltage drop that occurs can be reduced. In the installation of distributedgeneration is a lot of things to consider, such as the exact mounting position, the amount of distributed

    generation, distributed generation large capacity and type of distributed generation technology used.

    Based on the research results position the optimal placement of distributed generation is located close to

    the load. The total power loss and transmission systems combined distribution system after the addition of

    distributed generation has been decreased and voltage profile increased. The losses and voltage drop

    values vary based on the variation of distributed generation technologies.

    Keywords: Distributed generation , Power losses and Voltage profiles

    I.

    PENDAHULUAN

    Untuk mengoptimalkan kehandalan kerja

    sistem tenaga listrik salah satunya adalah denganmelakukan pemasangan pembangkit tersebar

    pada sistem tenaga komposit. Sistem komposityang dimaksud adalah sistem tenaga yangmelibatkan saluran transmisi dan distribusisekaligus dalam analisanya. Pembangkit tersebarmerupakan pembangkit yang dipasang pada

    jaringan distribusi dengan tujuan untukmengurangi jatuh tegangan dan rugi-rugi daya

    yang muncul akibat dari impedansi saluran.

    Pembangkit tersebar umumnya diletakkan dekat

    dengan beban (konsumen).

    Analisa aliran daya adalah ibarat jantungdalam suatu perencanaan sistem tenaga dandalam menentukan operasi terbaik dari sistemtenaga yang eksisting. Dengan meningkatnyajumlah pembangkit-pembangkit kecil yangtersebar (isolated system) terhubung ke jaringandistribusi, telah merubah sistem distribusi darisistem pasif kepada jaringan aktif [1] yangdikenal dengan sebutan sistem distribusi aktif(SDA). Dengan demikian analisa sistem tenaga

    listrik yang menggabungkan sistem transmisi

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    2/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 96

    dan distribusi penting untuk memperoleh hasilyang akurat. Keadaan ini mebuat ukuran sistemyang akan dianalisa semakin besar. Oleh karenaitu diperlukan tool analisis yang dapatmelakukan perhitungan sistem skala besardengan cepat dan akurat. Salah satunya adalahpenyelesaian aliran daya menggunakan metodeFast Decoupled.

    Untuk mendukung manfaat pembangkittersebar dalam sistem tenaga listrik makadiperlukan perencanaan yang baik termasuk

    menentukan lokasi penempatan dan besar dayapembangkit tersebar yang digunakan. Dalampaper ini akan dijelaskan pengaruh besar,jumlah, dan teknologi pembangkit tersebar yangdigunakan terhadap performansi tegangan dan

    rugi-rugi daya. Sistem tenaga komposit yangdigunakan adalah sistem transmisi 14 bus dan

    sistem distribusi 37 bus IEEE. Perhitunganaliran daya menggunakan adalah metode FastDecoupled yang dibangun dengan softwareMicrosoft Visual Studio 2010 berbasispemograman C++.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pembangkit Tersebar

    Dalam pendefinisian kapasitas

    pembangkit tersebar terdapat definisi yangberbeda-beda dan saat ini definisi yangdigunakan sebagai berikut [2] :

    1. The Electric Power Research Institute

    mendefinisikan pembangkit tersebar sebagai

    pembangkit dengan kapasitas beberapa kilowattsampai dengan 50 MW.

    2. Menurut Gas Research Institute mendefinisikan

    pembangkittersebar sebagai pembangkit dengan

    kapasitas antara 25 kW dan 25 MW.

    3. Preston dan Rastler menentukan ukuran mulai

    dari beberapa kilowatt hingga lebih dari 100 MW.

    4. Cardell mendefinisikan pembangkit tersebar

    sebagai pembangkit dengan kapasitas antara 500

    kW dan 1 MW.

    5. International Conference on Large HighVoltage Electric Systems (CIGRE)mendefinisikan pembangkittersebar sebagaipembangkit dengan kapasitas lebih kecil dari50 -100 MW.

    Tipe pembangkit tersebar umumnya dibedakanberdasarkan kapasitasnya yang ditunjukkan olehtabel 2.1 berikut :

    Tabel 2.1. Tipe pembangkit tersebar berdasarkan

    range daya [3]Tipepembangkittersebar

    Range daya (MW)

    Microdistributed

    generation1 watt < 5 kW

    Smalldistributed

    generation5 kW < 5MW

    Mediumdistributed

    generation5 MW < 500 MW

    Largedistributed

    generation500 MW < 300 MW

    Mengenai teknologi dan daya yang

    dihasilkan oleh pembangkit tersebar akanditunjukkan oleh tabel 2.2 sebagai berikut :

    Tabel 2.2 Teknologi PembangkitTersebar [5]

    No.

    Teknologi

    Pembangkit

    Tersebar

    Daya

    1Combined Cycle

    Gas Turbine35 - 400 MW

    2

    Internal

    CombustionEngines

    5 kW10 MW

    3 CombustionTurbine

    1250 MW

    4 Micro Turbines 35 kW1 MW

    5 Small Hydro 1100 MW

    6 Micro Hydro 25 kW1 MW

    7 Wind Turbine 200 W - 3 MW

    8 Photovoltaic Arrays 200 W100 kW

    9Solar Thermal, Lutz

    System1080 MW

    10Biomass

    Gasification100 kW -20 MW

    11Solar Thermal,

    Central Receiver110 MW

    12Fuel Cells,PhosAcid

    200 kW2 MW

    13Fuel Cells, Molten

    Carbonate250 kW2 MW

    14Fuel Cells, Proton

    Exchange1250 kW

    15Fuel Cells, Solid

    Oxide250 kW5 MW

    16 Geothermal 5100 MW

    17 Ocean Energy 0,11 MW

    18 Stirling Engine 210 kW

    19 Battery Storage 0.55 MW

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    3/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 97

    B. Aliran Daya Listrik

    Studi aliran daya dilakukan pada sistemyang berada pada keadaan steady state denganfasa yang seimbang. Keterangan utama yang

    diperoleh dari studi aliran beban adalah besardan sudut fase tegangan pada setiap bus besertadaya aktif dan reaktif yang mengalir pada setiapsaluran.

    Studi aliran daya berguna untuk [6] :

    1. Perencanaan dan pengembangan jaringanlistrik studi aliran daya memberikan

    informasi tentang akibat terjadinyapembebanan beban baru, penambahanpembangkitan baru, penambahan salurantransmisi, interkoneksi dengan sistem lain,

    dan sebagainya.2. Penentuan pembebanan terhadap peralatan

    sistem listrik seperti saluran transmisi dan

    transformator pada kondisi sekarang atau dimasa depan.

    3. Penentuan kondisi operasi terbaik sistemtenaga listrik

    4. Memberikan data masukan bagi

    perhitungan gangguan dan studi stabilitas.

    C. Metode Fast Decoupled

    Metode fast decoupled adalah kulminasidari usaha usaha untuk menyederhanakanimplementasi sekaligus memperbaiki efisiensiperhitungan metode Newton Raphson yang

    walaupun terkenal memiliki konvergensi yangkuadratis namun terlalu banyak memakan tempatdan waktu [7].

    Umumnya :

    Tahanan sistem

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    4/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 98

    B (N - 1- PV) x (N - 1- PV) hanya PQbus saja

    D. Rugi-Rugi Sistem Tenaga Listrik

    Rugi-rugi yang terdapat pada sistem

    kelistrikan secara umum meliputi rugi tegangandan rugi daya. Rugi daya adalah selisih antaradaya yang dialirkan atau dikirimkan dari suatubus generator menuju bus beban. Besarnya rugi-rugi daya dapat diperoleh melalui prosesmatematis berikut:

    Plosses = Pkirim- Pterima (2.10)

    2P I R (2.11)

    Rugi-rugi tegangan adalah selisih antarategangan kirim pada sebuah bus generator

    dengan tegangan yang diterima bus beban. Rugitegangan biasanya disebut jatuh tegangan.Rumus secara matematisnya adalah sebagaiberikut :

    S RV V V

    V IxZ

    (2.12)

    III. METODOLOGI PENELITIAN

    Program aliran daya dibuat menggunakanMicrosoft Visual studio 2010 dengan bahasapemograman C++. Pada tahap awal, dilakukanpenomoran pada setiap bus dari sistem transmisi

    14 bus dan sistem distribusi 37 bus sehinggamenjadi 51 bus. Bus yang memiliki kapasitaspaling besar dijadikan slack bus dan diberi kode1, bus yang terhubung ke generator diberi kode 2dan bus beban diberi kode 0. Data yangdiperlukan untuk analisa aliran daya ini meliputidata resistansi, reaktansi, data pembangkitan,data beban, asumsi magnitude tegangan dansudut tegangan bus.

    Perhitungan dimulai dengan membentukimpedansi jaringan (Zij) dengan rumus

    ijijij XRZ (3.1)

    Dimana :

    Zij = Impedansi jaringan antara bus ke i danbus ke j

    Rij = Resistansi jaringan antara bus ke i danbus ke j

    Xij = Reaktansi jaringan antara bus ke i danbus ke j

    Kemudian dibentuk admitansi jaringan

    ij rij xijY Y Y

    (3.2)

    Dimana :

    2 2

    ij

    rij

    ij ij

    RY

    R X

    2 2

    ij

    xij

    ij ij

    XY

    R X

    Selanjutnya dibentuk dengan susunan sebagaiberikut :

    1. Matriks admitansi bus [Y], matrikstersebut dipisah menjadi komponenmatriks [G] dan matriks [B].

    2. Matriks [BP] dan matriks [BQ],

    Matriks [BP] dibentuk denganmenghilangkan kolom dan baris yangmenunjukkan slack bus dari matriks [B].Sedangkan matriks [BQ] dibentukdengan menghilangkan kolom dan barisyang menunjukkan bus pembangkit dari

    matriks [BP].

    3. Matriks [BP]-1dan Matriks [BQ]-1.

    Selanjutnya dihitung daya terjadwal pada setiapbus dengan rumus :

    Pjad = PgeneratorPbeban (3.3)

    Qjad = QgeneratorQbeban (3.4)

    Proses iterasi dicari daya terhitung denganrumus

    3

    1

    coshit

    i in i n in n i

    n

    P Y V Y

    (3.5)

    3

    1

    sinhit

    i in i n in n i

    n

    Q Y V Y

    (3.6)

    Mismatch power dihitung dengan persamaandibawah ini :

    jad hit

    n n nP P P (3.7)

    2

    jad hit

    n nQ Q Q (3.8)

    Selanjutnya dihitung perubahan sudut fasa ()dan magnitude tegangan (V) dengan rumus :

    2

    2

    . /n

    i i i i

    i

    BPIN P V

    (3.9)

    2

    2

    . /

    n

    i i i i

    i

    V BQIN Q V

    (3.10)

    Dimana :

    i = perubahan sudut fasa bus ke i

    |Vi| = perubahan magnitude tegangan bus kei

    BPIN = elemen matriks [BP]-1

    BQIN= elemen matriks [BQ]-1

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    5/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 99

    Sudut fasa dan magnitude tegangan tiap busyang baru dicari dengan rumus :

    ( 1) ( ) ( )k k k

    i i i

    (3.11)

    ( )( 1) ( ) kk k

    i i iV V V

    (3.12)

    IV. HASIL DAN ANALISIS

    A. Model Sistem Transmisi dan SistemDistribusi

    Sistem yang digunakan adalah sistem transmisi14 bus IEEE [8] dan sistem distribusi 37 bus darijurnal IEEE [9]. Sistem transmisi dan sistemdistribusi ini adalah sistem tenaga listrik yangberada dalam keadaan steady state. Untukmenggabungkan sistem transmisi 14 bus dengan

    sistem distribusi 37 bus dilakukan denganmenambahkan sebuah transformator.Topologinya dapat dilihat pada gambar di bawahini.

    Gambar 4.1 Topologi 14 bus sistem transmisi

    Gambar 4.2 Topologi 37 bus sistem distribusi

    B. Pemodelan Pembangkit Tersebar

    Pada penelitian ini tidak dilakukan pemodelanpembangkit tersebar secara detail karena padapenelitian ini hanya menentukan pengaruh daripenambahan pembangkit tersebar terhadapsistem tenaga listrik. Data pembangkit tersebaryang digunakan adalah data pembangkitan rata-rata yang mampu dihasilkan oleh pembangkittersebar itu sendiri.

    Dalam pengujian ada 5 jenis variasipenambahan pembangkittersebar, yaitu:

    1. Variasi letak pembangkit tersebar

    Pengujian dilakukan dengan memvariasiletak pembangkit tersebar. Pembangkittersebar ini diletakkan hanya pada bagiansistem distribusi 37 bus. Hal ini dilakukankarena sistem distribusi 37 bus lebih dekat ke

    beban dan lebih rentan terjadi rugi-rugi dayadan jatuh tegangan.

    2. Variasi jumlah pembangkit tersebar

    Pengujian dilakukan dengan memvariasikanjumlah pembangkit tersebar. Pada penelitianini jumlah pembangkit tersebar yangdigunakan maksimal 8 unit.

    3. Variasi teknologi pembangkit tersebar

    Pengujian dilakukan dengan memvariasikanteknologi pembangkit tersebar yangdigunakan. Teknologi pembangkit tersebaryang digunakan adalah wind turbine danphotovoltaic.

    4. Variasi besar kapasitas pembangkittersebar

    Pengujian ini dilakukan denganmemvariasikan besar kapasitas daya daripembangkit tersebar. Pada pengujian inidiasumsikan PT1>PT2>PT3.

    5. Variasi letak, jumlah, teknologi yangdigunakan, dan besar kapasitas pembangkittersebar

    Pada pengujian ini dilakukan denganmemvariasikan seluruh parameter untukmenentukan penempatan dan ukuran daripembangkit tersebar yang digunakan agarberada pada keadaan yang optimal, sehinggarugi-rugi daya dan jatuh tegangan yangterjadi sangat kecil.

    Program aliran daya menggunakan metode fastdecoupled dengan konvergensi iterasi 0,00001dan bahasa pemograman yang digunakan adalahbahasa C++.

    C. Hasil Program Aliran daya

    1) Hasil Program Sebelum Penambahan

    Pembangkit Tersebar

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    6/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 100

    Pada pengujian ini total rugi-rugi daya yangterjadi pada gabungan sistem transmisi dansistem distribusi sebesar 13,85831 MW. Padapengujian sebelum penambahan pembangkittersebar ini rugi-rugi daya yang terjadi masih

    cukup besar karena dipengaruhi oleh panjangsaluran dari sistem transmisi. Sedangkan untukprofil tegangan terjadi jatuh tegangan terbesarpada bus ke-50 dan 51 pada sistem distribusi.Hal ini terjadi karena bus ke-50 dan 51 beradadiujung saluran dengan panjang yang sama.

    Data mengenai total rugi-rugi daya, dan profiltegangan pada gabungan sistem transmisi dansistem distribusi sebelum penambahanpembangkit tersebar adalah Total Plosses=13,85831 MW dan drop tegangan adalah1.02726 pu.

    2) Hasil Program Sesudah PenambahanPembangkit Tersebara. Hasil Program Berdasarkan Variasi Letak

    Pembangkit Tersebar

    Berdasarkan data dari pengaruh letakpembangkit tersebar dengan menggunakanwind turbine dan photovoltaic dapatditentukan bahwa dengan dilakukannnyapenambahan pembangkit tersebar pada setiapbus sistem distribusi dari gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi ini dapatmengurangi rugi-rugi daya dan memperbaikiprofil tegangan.

    Pengaruh variasi letak pembangkittersebar terhadap rugi-rugi daya gabungansistem transmisi dan sistem distribusidigambarkan oleh grafik berikut :

    Gambar 4.3 Pengaruh WindTurbineTerhadap Rugi-Rugi Daya

    Gambar 4.4 Pengaruh LetakPhotovoltaicTerhadap Rugi-Rugi Daya

    Berdasarkan grafik di atas dapatdiketahui bahwa letak pembangkit tersebar yangoptimal pada saat pengaruh variasi letakpembangkit tersebardengan menggunakan windturbineadalah pada bus ke- 46. Pada bus ke- 46ini total rugi-rugi daya yang dihasilkan sebesar13,68280 MW. Sedangkan berdasarkan variasiletak pembangkit tersebar yang menggunakanphotovoltaic dapat ditentukan bahwa posisiterbaik adalah pada ujung saluran. Semakin keujung saluran maka rugi-rugi dayanya semakinkecil. Pada penelitian ini rugi-rugi daya terkecilberada pada bus ke- 51 dengan total rugi-rugidaya sebesar 13,84172 MW.

    Untuk pengaruh variasi letak pembangkittersebar terhadap profil tegangan dapat dilihat

    pada grafik berikut :

    Gambar 4.5 Pengaruh Letak WindTurbineTerhadap Profil Tegangan

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    7/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 101

    Gambar 4.6 Pengaruh Letak PhotovoltaicTerhadap Profil Tegangan

    Berdasarkan grafik diatas dapat ditentukanpengaruh letak pembangkit tersebar pada saatmenggunakan wind turbine dan photovoltaic

    pada profil tegangan. Pada saat menggunakanwind turbine profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi adalah sebesar1,03626 pu. Sedangkan pada saat menggunakanphotovoltaic profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi adalah sebesar1,02879 pu. Berdasarkan grafik di atas dapatditentukan bahwa semakin ke ujung saluranmaka profil tegangan meningkat.

    Pada pengaruh variasi letak pembangkittersebar ini posisi yang optimal adalah padadaerah yang dekat dengan beban. Pada posisi

    yang dekat dengan beban rugi-rugi daya yangterjadi semakin kecil dan jatuh tegangan punjuga semakin kecil.

    b. Hasil Program Berdasarkan Variasi JumlahPembangkit Tersebar

    Pengaruh dari variasi jumlah pembangkittersebar terhadap rugi-rugi daya dan profiltegangan gabungan sistem transmisi dan sistemdistribusi dapat diketahui berdasarkan grafikberikut:

    Gambar 4.7 Pengaruh Jumlah PT TerhadapRugi-Rugi Daya

    Berdasarkan grafik di atas maka dapat

    ditentukan bahwa semakin banyak jumlah

    pembangkit tersebar yang ditempatkan padasuatu sistem tenaga listrik maka rugi-rugi dayayang terjadi akan semakin kecil. Total rugi-rugidaya pada gabungan sistem transmisi dan sistemdistribusi yang terkecil terjadi pada saat

    pembangkit tersebar yang digunakan berjumlah8 unit dengan total rugi-rugi daya sebesar12,77041 MW. Sedangkan pada saatmenggunakan 1 unit pembangkit tersebar totalrugi-rugi daya pada gabungan sistem transmisidan sistem distribusi adalah 13,68280 MW.

    Gambar 4.8 Pengaruh Jumlah PT TerhadapProfil Tegangan

    Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruhvariasi jumlah pembangkit tersebar yangdigunakan terhadap profil tegangan gabungansistem transmisi dan sistem distribusi. Teganganyang terbaik terjadi pada saat jumlah

    pembangkit tersebar yang digunakan sebanyak 8unit dengan tegangan sebesar 1,07953 pu.Sedangkan untuk pemasangan 1 unit teganganyang dihasilkan sebesar 1,03626 pu.

    Semakin banyaknya pembangkittersebar yang ditambahkan maka daya yangdisuplai oleh pembangkit tersebar pada sistemtenaga listrik akan semakin besar. Semakinbesarnya daya yang disuplai ini menyebabkanterjadinya peningkatan pada daya terima.Dengan terjadinya peningkatan daya terimainilah total rugi-rugi daya pada sistem transmisi

    dan sistem distribusi yang terjadi semakin kecil.Selain itu dengan semakin besarnya daya terimamaka akan menyebabkan terjadinya peningkatantegangan pada ujung saluran.

    c. Hasil Program Berdasarkan Variasi JenisTeknologi Pembangkit Tersebar

    Untuk mengetahui dampak variasi jenisteknologi pembangkit tersebar terhadapgabungan sistem transmisi dan sistem distribusidapat diketahui dari grafik berikut :

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    8/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 102

    Gambar 4.9 Pengaruh Variasi Teknologi PTTerhadapRugi-Rugi Daya

    Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruhvariasi teknologi pembangkit tersebar terhadaptotal rugi-rugi daya gabungan sistem transmisidan sistem distribusi. Berdasarkan grafik di atastotal rugi-rugi daya pada saat menggunakanwindturbinelebih kecil dibandingkan pada saatmenggunakan photovoltaic. Pada saatmenggunakan wind turbine total rata-rata rugi-rugi daya gabungan sistem tranmisi dan sistemdistribusi yang terjadi sebesar 13,69008 MW.Sedangkan pada saat menggunakan photovoltaictotal rata-rata rugi-rugi daya gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi yang terjadisebesar 13,842545 MW.

    Untuk pengaruh variasi teknologipembangkit tersebar yang digunakan terhadapprofil tegangan dapat dilihat pada grafik berikut :

    Gambar 4.10 Pengaruh Variasi Teknologi PTTerhadap Profil Tegangan

    Pada grafik di atas dapat ditentukan pengaruhvariasi teknologi pembangkit tersebar terhadapprofil tegangan gabungan sistem transmisi dansistem distribusi. Berdasarkan grafik di atassemakin ke ujung saluran maka tegangansemakin meningkat. Peningkatan tegangan yangterbaik terjadi pada saat menggunakan windturbine. Pada saat menggunakan wind turbinetegangan rata-rata yang terjadi sebesar 1,03328pu. Sedangkan untuk penggunaan photovoltaic

    tegangan rata-rata yang terjadi sebesar 1,02775pu.

    Berdasarkan data yang didapat dari hasilpengujian variasi teknologi pembangkit tersebaryang digunakan maka pembangkittersebar yang

    lebih efektif digunakan untuk mengurangi rugi-rugi daya dan memperbaiki profil teganganadalah windturbine.

    d. Hasil Program Berdasarkan VariasiBerdasarkan Besar Kapasitas PembangkitTersebar

    Untuk pengaruh besar kapasitas dayapembangkit tersebar terhadap gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi dapat diketahuipada gambar berikut :

    Gambar 4.11 Pengaruh Variasi Kapasitas PT

    Terhadap Rugi-Rugi Daya Sistem KompositPada grafik di atas dapat ditentukan pengaruh

    besar kapasitas pembangkit tersebar terhadaptotal rugi-rugi daya sistem transmisi dan sistemdistribusi. Berdasarkan data dari pengujianvariasi besar kapasitas pembangkit tersebarbahwa semakin besar kapasitas daya daripembangkittersebar yang digunakan maka akansemakin kecil rugi-rugi daya yang terjadi. Halini terjadi karena semakin besar daya yangdisuplai pembangkit tersebar terhadap sistemtenaga listrik. Semakin besarnya daya yangdisuplai oleh pembangkittersebar ini maka akan

    menyebabkan daya terima akan meningkat.Untuk pengaruh variasi besar kapasitas

    pembangkit tersebar terhadap profil tegangandapat dilihat pada grafik berikut :

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    9/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 103

    Gambar 4.12 Pengaruh Kapasitas PT TerhadapProfil Tegangan

    Pada grafik di atas ditentukan pengaruhvariasi teknologi pembangkit tersebar terhadapprofil tegangan gabungan sistem transmisi dan

    sistem distribusi. Berdasarkan data daripengujian variasi besar kapasitas pembangkittersebar bahwa semakin besar kapasitas dayadari pembangkit tersebar yang digunakan makaprofil tegangan akan semakin meningkat. Iniartinya jatuh tegangan yang terjadi akan semakinkecil. Hal ini terjadi karena daya yang disuplaipembangkit tersebar terhadap sistem tenagalistrik semakin besar. Semakin besarnya dayayang disuplai oleh pembangkittersebar ini makaakan menyebabkan daya terima akan meningkatdan tegangan pun akan meningkat.

    e.

    Hasil Program Berdasarkan Variasi Letak,Jumlah, Jenis, dan Besar KapasitasPembangkit Tersebar

    Untuk mengetahui dampak seluruh parameterdapat diketahui pada tabel berikut :

    Berdasarkandata dari hasil pengujian variasiseluruh parameter ini posisi penempatanpembangkit tersebar yang terbaik berada dekatdengan beban. Untuk pemasangan wind turbineposisi terbaik adalah merata pada sistem tenagalistrik. Hal ini dikarenakan wind turbine jugamenghasilkan daya reaktif. Sedangkan untukphotovoltaic posisi yang terbaik adalah diujungsaluran karenaphotovoltaichanya menghasilkan

    daya aktif. Untuk jumlah unit yang digunakan

    semakin banyak unit yang digunakan maka rugi-rugi daya dan jatuh tegangan yang terjadi akansemakin kecil. Pada pengujian ini keadaan yangoptimal adalah pada saat penempatanpembangkit tersebar pada bus ke-18, 13, dan 50

    dengan total rugi-rugi daya gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi yang terjadisebesar 13,48533 MW dan profil tegangansebesar 1,03881 pu.

    D. Rugi-Rugi Daya Setelah Penambahan

    Pembangkit Tersebar

    Untuk mengetahui total rugi-rugi dayagabungan sistem transmisi dan sistem distribusiyang terjadi sebelum maupun sesudahpemasangan pembangkit tersebar dapat dilihatpada gambar berikut :

    Gambar 4.13 Perbandingan Total Rugi-RugiDaya Sebelum dan Sesudah Penambahan PT

    Keterangan grafik :

    Kasus I : Total rugi-rugi daya gabungansistem transmisi dan sistemdistribusi sebelum penambahan PT

    Kasus II : Total rugi-rugi daya gabungansistem transmisi dan sistemdistribusi setelah penambahan PTdengan variasi letak PT

    Kasus III : Total rugi-rugi daya gabungansistem transmisi dan sistemdistribusi setelah penambahan PT

    dengan menggunakan wind turbineKasus IV : Total rugi-rugi daya gabungan

    sistem transmisi dan sistemdistribusi setelah penambahan PTdengan menggunakanphotovoltaic

    Kasus V : Total rugi-rugi daya gabungansistem transmisi dan sistemdistribusi setelah penambahan PTdengan variasi jumlah PT

    Kasus VI : Total rugi-rugi daya gabungansistem transmisi dan sistemdistribusi setelah penambahan PTdengan variasi kapasitas PT

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    10/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 104

    Berdasarkan pada grafik di atas dapatdiketahui bahwa penurunan total rugi-rugi dayagabungan sistem transmisi dan sistem distribusiterkecil terjadi pada saat variasi jumlahpembangkit tersebar yang digunakan. Pada

    variasi jumlah pembangkit tersebar inimenggunakan 8 unit pembangkit tersebar.Semakin banyak jumlah pembangkit tersebaryang digunakan maka akan menyebabkansemakin besarnya kapasitas daya yang akandisuplai oleh pembangkit tersebar terhadapsistem tenaga listrik.

    Semakin besarnya suplai daya inimenyebabkan daya terima meningkat dan rugi-rugi daya sistem transmisi dan sistem distribusimenjadi berkurang. Penurunan total rugi-rugidaya ini berbanding lurus dengan jumlahpembangkit tersebar yang digunakan.

    Berdasarkan variasi letak daripembangkit tersebar lokasi penempatan yangterbaik dengan teknologi pembangkit tersebarberupa windturbinemaupunphotovoltaicadalahpada daerah yang dekat dengan beban.Sedangkan berdasarkan teknologi yangdigunakan maka teknologi pembangkit tersebaryang lebih efektif untuk mengurangi rugi-rugidaya adalah windturbine. Windturbinemenjaditeknologi yang lebih efektif karena windturbinemenghasilkan daya yang lebih besar jikadibandingkan denganphotovoltaic.

    Tingkat berkurangnya rugi-rugi dayasemuanya bergantung pada letak, jenis teknologiyang digunakan, serta besar kapasitas daya yangdihasilkan oleh pembangkittersebar tersebut.Semakin besar kapasitas daya pembangkittersebaryang digunakan dan semakin dekatdengan beban maka rugi-rugi daya yang terjadijuga semakin kecil.

    E. Profil Tegangan Setelah PenambahanPembangkit Tersebar

    Gambar 4.14 Grafik Perbandingan ProfilTegangan

    Profil tegangan gabungan sistem transmisi dansistem distribusi setelah penambahanpembangkit tersebar dapat diketahui dari gambar4.14.

    Keterangan grafik :

    Kasus I : Profil tegangan daya gabungansistem transmisi dan sistem distribusisebelum penambahan PT

    Kasus II : Profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi setelahpenambahan PT dengan variasi letakPT

    Kasus III : Profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi setelahpenambahan PT denganmenggunakan wind turbine

    Kasus IV : Profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi setelahpenambahan PT denganmenggunakanphotovoltaic

    Kasus V : Profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi setelahpenambahan PT dengan variasijumlah PT

    Kasus VI : Profil tegangan gabungan sistemtransmisi dan sistem distribusi setelahpenambahan PT dengan variasikapasitas PT

    Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui

    bahwa profil tegangan yang terbaik terjadi padasaat variasi jumlah pembangkit tersebar yangdigunakan. Pada saat jumlah pembangkittersebar yang digunakan meningkat maka dayayang akan disuplai pada sistem tenaga pun akanmeningkat, dengan terjadinya peningkatan dayaterima ini juga berdampak terjadinyapeningkatan tegangan terima. Meningkatnyategangan terima ini maka akan terjadi perbaikanprofil tegangan pada ujung saluran sistem tenagalistrik. Peningkatan tegangan yang terjadiberbanding lurus dengan besar kapasitas dayadari pembangkit tersebar yang digunakan.Semakin besar daya aktif yang disuplai makategangan pun akan semakin meningkat.

    Tingkat berkurangnya jatuh teganganbergantung pada letak pembangkittersebaryangoptimal, besar kapasitas daya, jumlah, dan jenisteknologi pembangkit tersebar yang digunakan.Pada penelitian ini penempatan pembangkittersebar yang optimal berada dekat denganbeban. Teknologi pembangkit tersebar yanglebih efektif untuk mengurangi jatuh teganganantara wind turbine dan photovoltaic adalahwind turbine karena wind turbine menghasilkan

    daya yang lebih besar.

  • 7/25/2019 61-80-1-SM

    11/11

    Vol: 3 No. 1 Maret 2014 ISSN: 2302 - 2949

    Jurnal Nasional Teknik Elektro 105

    V. SIMPULAN

    Berdasarkan hasil dan analisis yang telahdilakukan, maka dapat diambil beberapasimpulan sebagai berikut:

    1.

    Total rugi-rugi daya gabungan sistemkomposit sebelum penambahan pembangkittersebar adalah sebesar 13,85831 MW danprofil tegangan 1,02726 pu.

    2. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelahpenambahan pembangkit tersebarberdasarkan variasi letak adalah sebesar13,6820 MW dan profil tegangannya sebesar1,03626 pu .

    3. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelahpenambahan pembangkit tersebarberdasarkan variasi jumlah pembangkit

    tersebar pada saat berjumlah 8 unit adalahsebesar 12,77041 MW dan profil tegangansebesar 1,07953 pu.

    4. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelahpenambahan pembangkit tersebarberdasarkan variasi besar kapasitaspembangkit tersebar adalah sebesar 13,73768MW dan profil tegangannya sebesar 1,03341pu.

    5. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelahpenambahan pembangkit tersebar pada saatmenggunakan wind turbine adalah sebesar

    13,68317 MW dan profil tegangan 1,03693pu.

    6. Total rugi-rugi daya sistem komposit setelahpenambahan pembangkit tersebar pada saatmenggunakan photovoltaic adalah sebesar13,84172 MW dengan profil tegangansebesar 1,02805 pu.

    DARTAR PUSTAKA

    [1] Meliopoulos, A. P. S., kokkinides, G.,Huang, R., Farantatos, E., Choi, S., Lee, Y.,Yu, X, 2001. Smart grid technologies forautonomous operation and control. IEEETransaction on Smart Grid. March 2011,2(1): 1-10.

    [2] Ackermann, Thomas dan Goran Anderssondan Lennart Soder.2000.DistributedGeneration: a definition Electrical PowerSystem Research57 (2001) 195-204.

    [3] Guseynov, A., M., dan Akhundov, B., S.2006. Defining Impact of DistributedGeneration on Power System Stability.Azerbaijan Scientific Research Institute ofEnergetic And Energy Design.

    [4] Hasannuddin, Teuku. Analisa TanggapanFrekuensi Akibat Masuknya DistributedGenerationPada Sistem Interkoneksi Jamali.Jurusan Teknik Elektro Politeknik NegeriLhokseumawe.

    [5]

    Mahendra, Miko.2011.Tugas Akhir:Pengaruh Penambahan PLTU Teluk Sirih100 MW pada Sistem InterkoneksiSumatera. Padang: Jurusan Teknik ElektroUniversitas Andalas

    [6] Syafii, dan Ricky Maulana, 2012. ProgramAliran Daya Untuk Analisis SistemDistribusi Dengan Penambahan PhotovoltaicModel. Jurnal Nasional Teknik ElektroVol.1, No.1 September 2011.

    [7] D, William. dan Stevenson. Jr. 1990.Analisis Sistem Tenaga Listrik. Bandung:

    Erlangga.[8] http://www.ee.washington.edu/research/pstc

    a/pf14/pg_tca14bus.htm diakses Rabu 14Agustus 2013 pukul 20:30 WIB

    [9] P. A. N. Garcia, J. L. R. Pereira, and S.Carneiro Jr, Voltage control devices modelsfor distribution power flow analysis, IEEETrans. on power systems, vol. 16, no. 4 pp.586-594, November 2001

    Biodata Penulis

    Syafii, menamatkan S1 di Jurusan TeknikElektro Universitas Sumatra Utara (USU) tahun1997. Pendidikan S2 bidang Energi Elektrikdiselesaikan di Institute Teknologi Bandung(ITB) tahun 2002. Pendidikan S3 di Electricalpower system Eng, UTM tahun 2011. Saat inipenulis terdaftar sebagai dosen Teknik ElektroUniversitas Andalas Padang. Minat penelitiankomputasi sistem tenaga dan pembangkit energyterbarukan.

    Syukri Yunus, menamatkan S1 di Jurusan

    Teknik Elektro Institut Teknologi Bandung(ITB) tahun 19. Pendidikan S2 bidang Ilmukomputer diselesaikan di Univerisitas Indonesia(UI) tahun 19. Saat ini penulis terdaftar sebagaidosen Teknik Elektro Universitas AndalasPadang.

    Asrizal, menamatkan S1 di jurusan TeknikElektro Universitas Andalas(UNAND) tahun2014.

    http://www.ee.washington.edu/research/pstca/pf14/pg_tca14bus.htmhttp://www.ee.washington.edu/research/pstca/pf14/pg_tca14bus.htmhttp://www.ee.washington.edu/research/pstca/pf14/pg_tca14bus.htmhttp://www.ee.washington.edu/research/pstca/pf14/pg_tca14bus.htmhttp://www.ee.washington.edu/research/pstca/pf14/pg_tca14bus.htmhttp://www.ee.washington.edu/research/pstca/pf14/pg_tca14bus.htm