60754817-Makalah-Diare-Akut

27
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diare secara epidemiologik biasanya didefinisiskan sebagai keluarnya tinja yang lunak atau cair lima kali atau lebih dalam satu hari. Namun para orangtua mungkin menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menggambarkannya, tergantung pada apakah konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atau berlendir, atau adanya muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak menderita diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair setiap hari. Untuk hal tersebut, lebih praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak, ini jadi lebih lunak lagi). Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 5 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diare pada usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun, tetapi di beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena adanya kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit daripada biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makanannya meningkat akibat dari infeksi. Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.Untuk melaksanakan Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 1

Transcript of 60754817-Makalah-Diare-Akut

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Diare secara epidemiologik biasanya didefinisiskan sebagai keluarnya tinja yang

    lunak atau cair lima kali atau lebih dalam satu hari. Namun para orangtua mungkin

    menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk menggambarkannya, tergantung pada

    apakah konsistensi tinjanya lebih lunak, cair, berdarah, atau berlendir, atau adanya

    muntah. Sangat penting untuk mengetahui istilah ini apabila menanyakan apakah anak

    menderita diare. Bayi yang mendapatkan ASI penuh biasanya mengeluarkan tinja

    beberapa kali tinja yang lunak atau agak cair setiap hari. Untuk hal tersebut, lebih

    praktis mendefinisikan diare sebagai meningkatnya frekuensi tinja atau konsistensinya

    menjadi lebih lunak sehingga dianggap abnormal oleh ibunya (biasanya lunak, ini jadi

    lebih lunak lagi).

    Diare cair akut adalah buang air besar lebih dari 5 kali dalam 24 jam dengan

    konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Penyebab terbanyak diare pada

    usia 0-2 tahun adalah infeksi rotavirus.

    Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara

    berkembang, dengan perkiraan 3,2 juta kematian tiap tahun pada balita. Secara

    keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 episod diare per tahun, tetapi di

    beberapa tempat dapat lebih dari 9 episod per tahun. Sekitar 80% kematian yang

    berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama

    kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit

    melalui tinjanya.

    Diare adalah penyebab penting kekurangan gizi. Ini disebabkan karena adanya

    kehilangan selera makan pada penderita diare sehingga dia makan lebih sedikit daripada

    biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan

    sari makanannya meningkat akibat dari infeksi.

    Secara umum penanganan diare akut ditujukan untuk mencegah/menanggulangi

    dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan asam basa, kemungkinan

    terjadinya intolerasi, mengobati kausa diare yang spesifik, mencegah dan

    menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.Untuk melaksanakan

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 1

  • terapi diare secara komprehensif, efisien dan efekstif harus dilakukan secara rasional.

    Pemakaian cairan rehidrasi oral secara umum efektif dalam mengkoreksi dehidrasi.

    Pemberian cairan intravena diperlukan jika terdapat kegagalan oleh karena tingginya

    frekuensi diare, muntah yang tak terkontrol dan terganggunya masukan oral karena

    infeksi.

    B. RUMUSAN MASALAH

    Kasus 1

    An. Y 2,5 tahun dibawa oleh ibunya ke poliklinik anak RS Uin Syahid. Saat

    dianamnesa oleh Ns. Ana, ibu mnyampaikan keluhan An. Y sudah 2 hari ini buang

    air besar lebih dari 10 kali, sejak tadi pagi saja sudah 8 kali, konsistensi cair, tidak

    mau makan, minum hanya satu gelas dalam sehari. Ada riwayat sejak kemarin ibu

    memberikan susu tidak seperti biasanya. Diganti dari formula 2 menjadi formula 3

    kemudian sorenya An. Y langsung BAB Cair. Ibu juga sudah berusaha untuk

    memberikan bubur tempe. Saat dilakukan pemeriksaan fisik anak tampak lemas

    dan mata cekung.

    Menderita sakit apa

    Berapa derajatnya

    Apa yang dimaksud dengan bubur temped dan apa manfaatnya

    Apa yang dimaksud dengan rehidrasi oral

    C. TUJUAN PENULISAN

    Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

    1. Mengetahui dan memahami lebih dalam tentang diare akut

    2. Mengetahui cara mendiagnosis dan mengetahui macam-macam diare akut

    3. Mengetahui penatalaksanan dari diare akut

    4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak II

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 2

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    A. DEFINISI

    Diare akut merupakan diare yang terjadi secara akut dan berlangsung kurang

    dari 14 hari (bahkan kebanyakan kurang dari 7 hari), dengan pengeluaran tinja yang

    lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin disertai muntah dan panas. Diare

    akut menyebabkan dehidrasi, dan bila masukan makanan kurang dapat mengakibatkan

    kurang gizi. Kematian yang terjadi disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terpenting

    diare pada anak-anak adalah Shigella, Campylobacter jejuni dan Cryptosporidium,

    Vibrio cholera, Salmonella, E. coli, rotavirus (Behrman, 2009).

    B. ETIOLOGI

    Terdapat beberapa macam penyebab diare antara lain sebagai berikut

    1. Faktor infeksi

    Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab

    utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella,

    Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus,

    Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan

    jamur (C. albicans).

    Infeksi parenteral yaitu infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat

    menimbulkan diare seperti otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis

    dan sebagainya.(Behrman, 2009).

    2. Faktor Malabsorbsi

    Malabsorbsi karbohidrat yaitu disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

    sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi

    laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping

    itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

    3. Faktor Makanan

    Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi

    terhadap jenis makanan tertentu.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 3

  • 4. Faktor Psikologis

    Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).

    Bagan Penyebab penyakit diare

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 4

  • C. PATOFISIOLOGI

    Terdapat beberapa mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu:

    1. Gangguan osmotik

    Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan

    osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektroloit

    ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk

    mengeluarkannya sehingga timbul diare (Poorwo, 2003).

    2. Gangguan sekresi

    Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

    peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya timbul

    diare karena peningkatan isi lumen usus.

    3. Gangguan motilitas usus

    Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

    menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun

    akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbuldiare

    (Poorwo, 2003).

    Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

    1. Kehilangan air (dehidrasi)

    Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan

    (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

    2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

    Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme

    lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

    penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme

    yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi

    oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler

    kedalam cairan intraseluler.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 5

  • 3. Hipoglikemia

    Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare. Hal ini terjadi

    karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan

    adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar

    glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

    4. Gangguan gizi

    Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

    - Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah

    yang bertambah hebat.

    - Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu

    yang encer ini diberikan terlalu lama.

    - Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan

    baik karena adanya hiperperistaltik.

    5. Gangguan sirkulasi

    Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,

    akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah

    berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak

    segera diatasi klien akan meninggal.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 6

  • Bagan Patofisiologi Penyakit Diare

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 7

  • D. KOMPLIKASI

    1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

    2. Renjatan hipovolemik.

    3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,

    perubahan pada elektro kardiagram).

    4. Hipoglikemia.

    5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

    kerusakan vili mukosa, usus halus.

    6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

    7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

    mengalami kelaparan.

    E. MANIFESTASI KLINIS

    Pada Diare akut dapat ditemukan gejala dan tanda-tanda sebagai berikut :

    1. BAB lebih cair/encer dari biasanya, frekwensi lebih dari 5 kali sehari

    2. Apabila disertai darah disebut disentri (diare akut invasif)

    3. Dapat disertai dengan muntah, nyeri perut dan panas

    4. Pemeriksaan fisik :

    Pada pemeriksaan fisik harus diperhatikan tanda utama, yaitu kesadaran, rasa

    haus, turgor kulit abdomen.Perhatikan juga tanda tambahan, yaitu ubun-ubun

    besar cekung atau tidak, mata cekung atau tidak, ada atau tidak adanya air mata,

    kering atau tidaknya mukosa mulut, bibir dan lidah.Jangan lupa menimbang

    berat badan.

    Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai kriteria sebagai berikut:

    a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan < 5% berat badan):

    1) Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan

    2) Keadaan umum baik, sadar

    3) Tanda vital dalam batas normal

    4) Ubun-ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada,

    mucosa muluut dan bibir basah

    5) Turgor abdomen baik, bising usus normal

    6) Akral hangat.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 8

  • Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi

    lain (tidak mau minum, muntah terus-menerus, diare frekuen)

    (Ardhani, 2008).

    b. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5-10% berat badan)

    1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dua atau lebih

    tanda tambahan

    2) Keadaan umum gelisah atau cengang

    3) Ubun-ubun besar sedikit cekung, mata sedikit cekung, air mata

    kurang, mucosa mulut dan bibir sedikit kering

    4) Turgor kurang

    5) Akral hangat

    Pasien harus rawat inap(Ardhani, 2008).

    c. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10% berat badan)

    1) Apabila didapatkan dua tanda utama ditambah dengan dua atau

    lebih tanda tambahan

    2) Keadaan umum lemah, letargi atau koma

    3) Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak

    ada, mucosa mulut dan bibir sangat kering

    4) Anak malas minum atau tidak bisa minum

    5) Turgor kulit buruk

    6) Akral dingin

    Pasien harus rawat inap (Ardhani, 2008).

    Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,

    tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut.Akibat paling fatal

    dari diare yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah kematian

    akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau gangguan

    biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang yang

    kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata cekung, lidah

    kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun serta suara

    menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air yang isotonik.

    (Behrman, 2009).

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 9

  • Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya dengan

    asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang merangsang

    pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan lebih dalam

    (pernapasan Kussmaul)

    Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat

    berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan

    darah menurun sampai tidak terukur.Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral

    dingin dan kadang-kadang sianosis.Karena kekurangan kalium pada diare akut

    juga dapat timbul aritmia jantung.

    Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun

    sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatsi akan timbul

    penyulit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal

    akut.

    F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    a) Tinja

    1. Dapat disertai darah atau lendir

    2. PH asam/basa

    3. Leukosit > 5/LBP

    4. Biakan dan test sensitivitas untuk etiologi bakteri/ terapi

    5. ELISA (bila memungkinkan, untuk etiologi viruz) (Poorwo, 2003).

    b) Darah

    1. Dapat terjadi gangguan elektrolit atau gangguan asam bassa

    Elektrolit Rujukan SatuanNa

    K

    Ca

    Cl

    PO4

    Mg

    135-145

    3.5-5.2

    8.5-10.5

    95-105

    2.5-4.5

    1.5-2.5

    mEq/l, mmol/I

    mEq/l, mmol/l

    mEq/l, mmol/l

    mEq/l, mmol/l

    mEq/l, mmol/l

    mEq/l, mmol/l

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 10

  • 2. Analisa gas darah (Poorwo, 2003).

    Keterangan Rujukan SatuanpH

    PaCO2

    PaO2

    HCO3

    O2 Sat

    BE (base excess)

    Total CO2

    7.35-7.45

    35-45

    95-100

    21-28

    95-99

    -2.5- 2.5

    19-24

    -

    mmHg

    mmHg

    mmHg

    %

    -

    %

    3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal

    FUNGSI GINJAL

    Fungsi ginjal Rujukan SatuanAsam urat darah

    Ureum darah

    Creatinin darah

  • dehidrasi. Saat ini telah banyak cairan rehidrasi oral di pasaran dengan

    berbagai nama.

    Pengamatan klinis merupakan langkah awal yang penting dalam

    serangkaian penanganan diare pada anak, terutama dalam hal penentuan derajat

    dehidrasi. Kita mengenal 3 status dehidrasi pada seorang anak yang mengalami diare,

    yaitu (1) tanpa dehidrasi ; (2) dehidrasi ringan sedang ; (3) dehidrasi berat. Tetapi cairan

    yang diberikan pun disesuaikan dengan derajat dehidrasi yang ada.

    Pada keadaan tanpa dehidrasi, secara klinis anak masih terlihat aktif dan

    buang air kecil masih berlangsung normal. Pada keadaan ini tidak perlu membatasi

    pemberian makanan dan minuman termasuk susu formula. ASI diteruskan

    pemberiannya.

    Untuk mencegah dehidrasi dapat diberikan CRO sebanyak 5-10cc/kg BB

    setiap buang air besar dengan tinja cair. Pada bayi, oralit dapat diberikan dengan cara

    berselang-selang dengan cairan yang tidak mengandung kadar Na seperti air putih atau

    ASI.

    Rehidrasi dengan menggunakan clear fluid (air putih, cairan rumah tangga,

    sari buah, dsb) akan memberikan hasil tidak optimal. Karena, kandungan natriumnya

    kurang. Sebaiknya, pemberian jus buah dan coal dapat memperbesar keadaan diare,

    karena mengandung osmolaritas tinggi di samping kadar Na yang rendah.

    Dehidrasi Ringan-Sedang

    Pada keadaan dehidrasi ringan-sedang, anak terlihat gelisah, rewel, sangat

    haus, dan buang air kecil mulai berkurang. Mata agak cekung, tidak ada air mata, turgor

    (kekenyalan kulit) menurun, dan mulut kering. Rehidrasi dilaksanakan dengan

    memberikan CRO sebanyak 75ml/kg BB yang diberikan dalam 3-4jam.

    Apabila telah tercapai rehidrasi dapat segera diberikan makan dan minum, ASI

    diteruskan, pemberian CRO rumatan (5-10ml/kg BB) setiap buang air besar cair.

    Minuman, seperti cola, gingerale, apple juice, dan minuman olahraga sports drink

    umumnya mengandung kadar Na yang rendah sehingga tidak dapat mengganti

    kehilangan elektrolit yang telah terjadi.

    Makanan tidak perlu dibatasi, karena meneruskan pemberian makanan (early

    feeding) akan mempercepat penyembuhan. Bila disertai muntah, CRO dapat diberikan

    secara bertahap; 1 atau 2 sendok teh setiap 1 atau 2 menit dengan peningkatan jumlah

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 12

  • sesuai dengan kemajuan daya terima anak. Tindakan ini perlu di bawah pengawasan,

    sehingga dapat dilaksanakan dalam suatu ruang observasi yang dikenal dengan Ruang

    Upaya Rehidrasi Oral atau Ruang Rawat Sehari.

    Pada akhir jam ke 3-4, pasien dapat dipulangkan untuk mendapat terapi

    rumatannya di rumah, atau tetap diobservasi untuk mendapat terapi lebih lanjut bila

    dehidrasi masih berlangsung. Suatu hal yang paling penting sebelum memulangkan

    pasien adalah orangtua harus paham betul dalam menyiapkan dan memberikan CRO

    dengan benar. Seorang anak tidak boleh hanya diberikan CRO saja selama lebih dari 24

    jam. Early feeding harus segera diberikan. Makanan sehari-hari dapat dicapai secara

    bertahap dalam 24 jam. Memuaskan anak yang menderita diare hanya akan

    memperpanjang durasi diarenya.

    Dehidrasi Berat

    Pada dehidrasi berat, selain tanda klinis pada dehidrasi ringan-sedang, juga

    terlihat kesadaran anak menurun, lemas, malas minum, mata sangat cekung, mulut

    sangat kering, pola napas yang sangat cepat dan dalam, denyut nadi cepat, dan

    kekenyalan kulit sangat menurun. Pada keadaan ini, anak harus segera dirawat untuk

    mendapat terapi rehidrasi parenteral (melalui infus).

    Pemberian susu formula khusus pada bayi diare hanya pada kasus yang

    terindikasi. Pemberian susu yang mengandung rendah atau bebas laktosa hanya

    diberikan kepada anak yang secara klinis jelas memperlihatkan gejala intoleransi laktosa

    (tidak dapat mencerna laktosa yang terdapat di dalam susu).

    Sebagian besar diare pada anak terutama pada bayi disebabkan oleh virus, oleh karena

    itu antibiotik pada bayi dengan diare hanya diberikan pada kasus tertentu saja.

    Pemberian obat antidine yang banyak beredar saat ini meskipun dari beberapa laporan

    memperlihatkan hasil yang baik dalam hal lama dan frekuensi diare. Tetapi, hal ini

    belum dimasukkan ke dalam rekomendasi penanganan diare pada anak. Secara singkat,

    pemahaman gejala dehidrasi dan penanganan yang benar merupakan kunci keberhasilan

    anak dengan terapi diare.

    CARA MEMBUAT CAIRAN REHIDRASI

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 13

  • 1. Dibuat dengan bubuk sereal dan garam

    Bahan yang terbaik adalah tepung beras. Namun anda bisa menggunakan jagung

    pipil yang sudah dihaluskan, tepung terigu, sejenis gandum, atau kentang

    matang yang dihaluskan

    Cara membuatnya:

    Masukkan sendok teh prs garam ke dalam 1 liter air bersih dan

    matang,

    Juga masukan 8 sendok teh penuh bubuk sereal.

    Didihkan selama 5 sampai 7 menit sampai menjadi bubur encer. Cepat

    dinginkan dan mulai berikan kepada anak diare.

    Perhatian: Cicipi minuman ini setiap kali sebelum diberikan kepada penderita

    untuk meyakinkan minuman tidak basi. Pada cuaca panas, minuman sereal

    seperti ini bisa basi dalam beberapa jam saja.

    2. Dibuat dengan gula dan garam

    Anda dapat menggunakan gula kasar, gula coklat atau gula putih, atau

    sirop gula.

    Cara membuatnya:

    Masukkan sendok teh prs garam ke dalam 1 liter air bersih dan

    matang,

    Juga masukkan 8 sendok teh prs gula. Aduk rata.

    Perhatian: Sebelum menambahkan gula, cicipi dulu dan pastikan minumannya

    tidak seasin air mata

    Orang tua harus waspada dan mengetahui tanda-tanda jika diare si anak

    memburuk. Bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan atau ke dokter jika

    kondisinya tidak membaik dalam 3 hari atau buang air besar cair bertambah

    sering, muntah berulang-ulang, makan atau minum sangat sedikit, terdapat

    demam dan tinja anak berdarah.

    REHIDRASI PARENTERAL

    Rehidrasi parenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau

    tanpa syok, sehingga dapat mengembalikan dengan cepat volume darahnya, serta

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 14

  • memperbaiki renjatan hipovolemiknya. Cairan Ringer Laktat (RL) adalah cairan yang

    banyak diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta cukup

    laktat yang akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. Namun demikian kosentrasi

    kaliumnya rendah dan tidak mengandung glukosa untuk mencegah hipoglikemia.

    Cairan NaCL dengan atau tanpa dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung

    elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup. Jenis cairan parenteral yang saat

    ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan sebagai cairan pengganti diare dengan

    dehidrasi adalah Ka-EN 3B.

    Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau

    ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan

    berat badannya.

    Dehidrasi ringan.

    - 1 jam pertama 25 50 ml / Kg BB / hari

    - Kemudian 125 ml / Kg BB / oral

    Dehidrasi sedang.

    - 1 jam pertama 50 100 ml / Kg BB / oral

    - kemudian 125 ml / kg BB / hari.

    Dehidrasi berat.

    - Untuk anak umur 1 bulan 2 tahun dengan berat badan 3 10 kg

    1 jam pertama : 40 ml / kg BB / jam = 10 tetes / kg BB / menit (infus set 1 ml

    = 15 tetes atau 13 tetes / kg BB / menit.

    7 jam berikutnya 12 ml / kg BB / jam = 3 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

    ml = 20 tetes ).

    16 jam berikutnya 125 ml / kg BB oralit per oral bila anak mau

    minum,teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /

    kg BB / menit.

    - Untuk anak lebih dari 2 5 tahun dengan berat badan 10 15 kg.

    1 jam pertama 30 ml / kg BB / jam atau 8 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

    ml = 15 tetes ) atau 10 tetes / kg BB / menit ( 1 ml = 20 tetes ).

    7 jam kemudian 127 ml / kg BB oralit per oral,bila anak tidak mau minum

    dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes / kg BB / menit atau 3 tetes /

    kg BB / menit.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 15

  • - Untuk anak lebih dari 5 10 tahun dengan berat badan 15 25 kg.

    1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit ( infus set 1

    ml = 20 tetes ).

    16 jam berikutnya 105 ml / kg BB oralit per oral.

    2.Tata kerja terarah untuk mengidentifkasi penyebab infeksi.

    Untuk mengetahui penyebab infeksi biasanya dihubungkan dengan dengan

    keadaan klinis diare tetapi penyebab pasti dapat diketahui melalui pemeriksaan

    biakan tinja disertai dengan pemeriksaan urine lengkap dan tinja lengkap (Hasan,

    2007)

    Gangguan keseimbangan cairan, elektrolit dan asam basa diperjelas melalui

    pemeriksaan darah lengkap, analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan BJ

    plasma.

    Bila ada demam tinggi dan dicurigai adanya infeksi sistemik pemeriksaan

    biakan empedu, Widal, preparat malaria serta serologi Helicobacter jejuni sangat

    dianjurkan. Pemeriksaan khusus seperti serologi amuba, jamur dan Rotavirus

    biasanya menyusul setelah melihat hasil pemeriksaan penyaring (Hasan, 2007)

    Secara klinis diare karena infeksi akut digolongkan sebagai berikut:

    a. Koleriform, diare dengan tinja terutama terdiri atas cairan saja.

    b. Disentriform, diare dengan tinja bercampur lendir kental dan kadang-kadang

    darah.

    3.Memberikan terapi simtomatik

    Terapi simtomatik harus benar-benar dipertimbangkan kerugian dan

    keuntungannya. Antimotilitas usus seperti Loperamid akan memperburuk diare yang

    diakibatkan oleh bakteri entero-invasif karena memperpanjang waktu kontak bakteri

    dengan epitel usus yang seyogyanya cepat dieliminasi.(Pusponegoro, 2004).

    4. Memberikan terapi definitif.

    Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi:

    a. Kolera-eltor: Tetrasiklin atau Kotrimoksasol atau Kloramfenikol.

    b. V. parahaemolyticus, E. coli, tidak memerluka terapi spesifik

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 16

  • c. A. aureus : Kloramfenikol

    d. Salmonellosis: Ampisilin atau Kotrimoksasol atau golongan

    Quinolonseperti Siprofloksasin

    e. Shigellosis: Ampisilin atau Kloramfenikol

    f. Helicobacter: Eritromisin

    g. Amebiasis: Metronidazol atau Trinidazol atau Secnidazol

    h. Giardiasis: Quinacrine atau Chloroquineitiform atau Metronidazol

    i. Balantidiasis: Tetrasiklin

    j. Candidiasis: Mycostatin

    k. Virus: simtomatik dan support (Hasan, 2007)

    b. Pengobatan dietetik

    Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat badan

    kurang dari 7 kg, jenis makanan:

    - Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak jenuh

    - Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

    Manfaat Bubur Tempe Untuk Anak

    Bubur tempe ternyata sangat bermanfaat untuk memperpendek masa

    diare dan meningkatkan berat badan setelah diare. Bubur tempe yang diproduksi

    oleh pabrik maupun dari tempe tradisional dapat mengurangi gejala lebih baik

    dibandingkan dengan formula kedelai. Tempe lebih mudah dicerna karena

    kandungan asam lemak bebas, peptida, dan asam amino yang tinggi. Proses

    peragian tempe menghasilkan vitamin B. Kecuali itu selama proses produksinya

    terjadi pengurangan jumlah rafinose dan stakiose, sehingga keluhan kembung

    yang disebabkan kedua zat tersebut telah berkurang.

    Berdasarkan penelitian, Anak yang mendapat bahan makanan campuran

    tempe-terigu berhenti diare setelah 2,39 0,09 hari (rerata), lebih cepat bila

    dibandingkan dengan anak yang mendapat bahan makanan campuran beras-susu

    (rata-rata 2,94 0,33 hari). Sebuah studi uji klinis randomized controlled

    double-blind yang dilakukan oleh Soenarto et al (1997) menunjukkan bahwa

    formula yang berbahan dasar tempe dapat mempersingkat durasi diare akut serta

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 17

  • mempercepat pertambahan berat badan setelah menderita satu episode diare

    akut.

    Resep Variasi Bubur Tempe :

    - Bisa disajikan pada bayi mulai 7-9 bulan. Bahan utama adalah ubi, tempe dan

    kangkung.

    Bahan:

    - 1 potong 30 gr ubi ungu atau ubi merah Kukus

    - 1 potong 25 gr tempe kukus, potong dadu

    - 1,5 sdm (20 gr) daun kankung muda, kukus

    - 5 sdm (50 ml) sufor/ASI

    Cara Membuat:

    - Campurkan semua bahan, lalu diblender.

    - Masukkan dalam wadah dan siap disuapkan pada bayi Anda.

    Tips:

    * Pilih ubi berukuran sedang karena teksturnya lebih baik

    * Jangan simpan ubi dalam kulka karena dapat merusak rasa

    * Ubi dapat digantikan dengan singkong, kentang atau labu kuning

    * Kangkung bisa diganti dengan sayuran lain

    - Selain untuk mempersingkat masa Diare pada bayi Tempe juga memiliki

    beberapa manfaat yang lain nya seperti :

    Protein yang terdapat dalam tempe sangat tinggi, mudah dicerna sehingga

    baik untuk mengatasi diare

    Mengandung zat besi, flafoid yang bersifat antioksidan sehingga menurunkan

    tekanan darah.

    Mengandung superoksida desmutase yang dapat mengendalikan radikal

    bebas, baik bagi penderita jantung.

    Penanggulangan anemia. Anemi ditandai dengan rendahnya kadar

    hemoglobin karena kurang tersedianya zat besi (Fe), tembaga (Cu), Seng

    (Zn), protein, asam folat dan vitamin B12, di mana unsur-unsur tersebut

    terkandung dalam tempe.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 18

  • Anti infeksi. Hasil survey menunjukkan bahwa tempe mengandung senyawa

    anti bakteri yang diproduksi oleh karang tempe (R. Oligosporus) merupakan

    antibiotika yang bermanfaat meminimalkan kejadian infeksi.

    Daya hipokolesterol. Kandungan asam lemak jenuh ganda pada tempe

    bersifat dapat menurunkan kadar kolesterol.

    Memiliki sifat anti oksidan, menolak kanker.

    Mencegah masalah gizi ganda (akibat kekurangan dan kelebihan gizi) beserta

    berbagai penyakit yang menyertainya, baik infeksi maupun degeneratif.

    Mencegah timbulnya hipertensi.

    Kandungan kalsiumnya yang tinggi, tempe dapat mencegah osteoporosis

    - Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya susu

    yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai sedang atau tak

    jenuh.

    c. Obat-obatan

    Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan yang

    mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

    2. Keperawatan

    Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya

    gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa

    aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.

    H. Asuhan Keperawatan

    1. Pengkajian

    A. Data Umum

    1. Identitas

    Nama : An. y

    Usia : 2, 5 Tahun

    2. Keluhan Utama

    BAB cair 10x sejak 2hari, tadi pagi sudah 8x muntah

    3. Riwayat Penyakit Sekarang

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 19

  • Tidak mau makan hanya minum 1 gelas dalam sehari

    4. Riwayat Penyakit Dahulu: ibu membelikan susu tidak seperti biasanya diganti dari formula 2 ke formula 3 kemudian an.Y langsung

    BAB cair.

    5. Riwayat Nutrisi:An. Y berusia 2,5 tahun susah makan,Tidak mau makan hanya minum 1 gelas dalam sehari

    6. Riwayat Kesehatan Keluarga

    Tidak ada masalah kesehatan dalam keluarga

    Data Subjektif:

    1. Ibu mengatakan An. Y BAB >10x sejak 2 hari yang lalu tadi pagi lebih dari 8x2. Ibu mengatakanibu membelikan susu tidak seperti biasanya diganti dari

    formula 2 ke formula 3 kemudian an.Y langsung BAB cair.

    Data Objektif:

    1.

    Maka, Berat Badan Ideal Untk

    An A =

    (2,5x2) + 8= 13 kg

    2. Keadaan umum : An. A tampak gelisah, dan lemas3. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung

    4. Mata : cekung

    5. Sistem pencernaan :

    a. mukosa mulut lembab

    b. Peristaltik 37 x/menit ( normal 35x./ menit)

    c. nafsu makan menurun

    d. mual muntah

    e. minum lahap

    6. Sistem Pernafasan : 41 x/menit (normal 40x/menit)

    7. Sistem kardiovaskuler :

    a. nadi cepat 122 x/menit dan lemah (normal 120x/menit)

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 20

    BBI untuk anak (1-10 tahun)

    BBI = (umur (thn) x 2 ) + 8

  • b. Tekanan Darah menurun 48/28 mmHg ( TD normal 50-70 mmHg

    sistolik dan 30-45 mmHg diastolik)

    8. Sistem integumen :

    a. warna kulit pucat

    b. Cubitan perut sangat lambat > 2 dt

    c. suhu 37 C

    d. kemerahan pada daerah perianal

    9. Sistem perkemihan :

    a. frekuensi berkurang dari sebelum sakit

    Analisis Data

    Data MasalahBAB cair 10x dalam 2 hari

    BAB 8x dengan konsistensi cair sejak

    pagi tadi,

    Mata : cekung,

    Turgor : buruk

    Gangguan keseimbangan cairan dan

    elektrolit berhubungan dengan

    kehilangan cairan sekunder terhadap

    diare.

    Tidak mau makan, Nafsu makan

    menurun, minum hanya 1 gelas dalam

    sehari, lemas

    Perubahan nutrisi kurang dari

    kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    tidak adekuatnya intake dan out put.BAB cair 10x dalam 2 hari

    BAB 8x dengan konsistensi cair sejak

    pagi tadi,

    Resiko gangguan integritas kulit

    perianal berhubungan dengan

    peningkatan frekwensi BAB

    Intervensi Keperawatan

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 21

  • Diagnosa Keperawatan 1

    Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan

    cairan sekunder terhadap diare.

    Tujuan :

    Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan

    elektrolit dipertahankan secara maksimal.

    Kriteria hasil :

    Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40

    x/mnt)

    Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB

    tidak cekung.

    Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

    Intervensi :

    1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

    R/ Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan

    pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera

    untuk memperbaiki defisit

    2) Pantau intake dan output

    R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak

    adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

    3) Timbang berat badan setiap hari

    R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan

    cairan 1 lt

    4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

    R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

    5) Kolaborasi :

    - Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

    R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal

    ginjal (kompensasi).

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 22

  • - Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

    R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

    - Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

    R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang,

    antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri

    berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

    Diagnosa Keperawatan 2

    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya

    intake dan out put

    Tujuan:

    Setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi

    terpenuhi

    Kriteria Hasil:

    Nafsu makan meningkat

    BB meningkat atau normal sesuai umur

    Intervensi Keperawatan

    1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,

    berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

    R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi

    lambung dan sluran usus.

    2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,

    sajikan makanan dalam keadaan hangat

    R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

    3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

    R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

    4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

    R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

    5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 23

  • a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

    b. obat-obatan atau vitamin ( A)

    R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

    Diagnosa 3

    Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi

    BAB

    Tujuan : Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit

    tidak terganggu

    Kriteria hasil : - Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

    - Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik

    dan benar

    Intervensi :

    5) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

    R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

    6) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan

    mengganti pakaian bawah serta alasnya)

    R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan

    keasaman feces

    7) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

    R/ Melancarkan vaskularisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak

    terjadi iskemi dan iritasi .

    EVALUASI

    1. Volume cairan dan elektrolit kembali normal sesuai kebutuhan.

    2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh.

    3. Integritas kulit kembali normal.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 24

  • BAB III

    KESIMPULAN

    Diare seringkali muncul karena berbagai penyebab, termasuk diantaranya

    infeksi, malabsorpsi, makanan dan psikologis. Karena berbagai panyebab inilah maka

    akan timbul berbagai mekanisme yang akan menyebabkan diare. Penanganan diare

    sangat penting agar tidak terjadi komplikasi yang serius, dimana penangan yang utama

    adalah penggantian terapi cairan diikuti dengan medikamentosa untuk mengobati

    penyebabnya

    Pada prinsipnya dalam penanganan medikameentosa tidak boleh diberikan obat

    anti diare, penggunaan antibiotikpun harus sesuai hasil pemeriksaan penunjang. Sebagai

    pilihan adalah kotrimoksazol, amoxicilin dan atau sesuai dengan hasil uji

    sensitivitas.Dapat juga digunakan obat antiparasit seperti metronidazol.

    Sedangkan pada penanganan cairan dan elektrolit pada diare cair akut dapat

    menggunakan beberapa jenis cairan antara lain:

    Peroral: cairan rumah tangga, oralit

    Parenteral: ringer laktat, ringer asetat, larutan normal salin

    Pemberian volume cairan disesuakan dengan derajat dehidrasinya, pada kasus yang

    mengalami dehidrasi ringan kita dapat melakukan rehidrasi peroral dengan cairan

    rumah tangga atau ASI semau anak. Serta diberikan oralit setiap kali BAB dengan

    volume 50-100cc untuk usia dibawah 1th, dan 100-200cc untuk usia 1-5tahun, dan

    untuk usia lebih dari 5tahun dapat diberikan cairan semaunya. Sedangkan untuk diare

    cair akut dengan dehidrasi sedang dapat kita berikan oralit 75cc/kgBB untuk 3 jam

    pertama, setelah itu dilanjutkan pemberian cairan sesuai umur seperti pada dehidrasi

    ringan. Sedangkan untuk dehidrassi berat, kita dapat melakukan rehidrasi perenteral

    dengan cairan ringer laktat atau ringer asetat 100cc/kg BB. Dengan cara pemberian

    sebagai berikut:

    usia kurang dari 1 tahun, 30cc/kgBB dalam 1 jam pertama dilanjutkan

    70cc/kgBB dalam 5 jam berikutnya.

    Lebih dari 1 tahun: 30cc/kgBB dalam jam pertama dilanjutkan 70cc/kgBB

    dalam 2 jam berikutnya.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 25

  • Minum diberikan jika pasien sudah mau minum 5cc/kgBB selama proses

    rehidrasi (Pusponegoro, 2004).

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 26

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ardhani punky, 2008, Art of Theraphy: Ilmu Penyakit Anak, Pustaka

    Cendekia Press: Jogjakarta

    Behrman Richard et all, 2009, Nelson textbook of Pediatrics, Sanders:

    Phyladelpia.

    Pusponegoro hardiyono et all, 2004, Standar Pelayanan Medis Kesehatan

    Anak: edisi I, Ikatan Dokter Anak Indonesia.

    Poorwo sumarso et all, 2003, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak: Infeksi &

    Penyakit Tropis, Ikatan Dokter Anak Indonesia.

    Hasan Rusepno et all, 2007, Ilmu Kesehatan Anak 1: cetakan ke 11,

    Infomedika: Jakarta.

    Makalah Keperawatan Anak dengan Diare Akut/Kelompok ! 27