6 perkembanganhkacpid

17
Perkembangan Hukum Acara Pidana Di Indonesia Berdasarkan asas konkordansi peraturan perundang undangan di negeri Belanda diberlakukan pula di Indonesia. Pada tahun 1838, negeri Belanda melepaskan diri dari penjajahan Perancis. Pada tahun 1747, VOC telah mengatur organisasi peradilan pribumi di pendalaman, yaitu javasche wetten (undang undang jawa), kemudian diteruskan oleh Daendels dan Raffles untuk menyelami hukum adat sepanjang pengetahuannya. Namun dengan kejadian di negeri Belanda tersebut, maka usaha itu ditangguhkan. Pada tahun 1837, Scholten van Oud Haarlem (presiden Hooggerechtschof) telah menyatakan kesediaannya untuk mempersiapkan peraturan perundang undangan yang baru di Hindia Belanda, sedangkan panitia lainnya 1 SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB

Transcript of 6 perkembanganhkacpid

Page 1: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 1

Perkembangan Hukum Acara Pidana Di Indonesia

Berdasarkan asas konkordansi peraturan perundang undangan di negeri Belanda diberlakukan pula di Indonesia.

Pada tahun 1838, negeri Belanda melepaskan diri dari penjajahan Perancis.

Pada tahun 1747, VOC telah mengatur organisasi peradilan pribumi di pendalaman, yaitu javasche wetten (undang undang jawa), kemudian diteruskan oleh Daendels dan Raffles untuk menyelami hukum adat sepanjang pengetahuannya. Namun dengan kejadian di negeri Belanda tersebut, maka usaha itu ditangguhkan.

Pada tahun 1837, Scholten van Oud Haarlem (presiden Hooggerechtschof) telah menyatakan kesediaannya untuk mempersiapkan peraturan perundang undangan yang baru di Hindia Belanda, sedangkan panitia lainnya Mr.van Vloten dan Mr. P.Meijer (gubernur jenderal de Eerens).

Page 2: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 2

Pada tahun 1838, Scholten van Oud Haarlem sakit dan dikembalikan ke negeri Belanda, kemudian tahun 1839 dibentuk kembali panitia baru yaitu van den Bosch, Mr. Scholten, Mr.Scheither dan JFW Van Nes.

Hasil karyanya mereka sebuah rancangan peraturan tata peradilan KUH Perdata, KUH Dagang, pada tahun 1845, panitia tersebut dibubarkan atas permintaan mereka sendiri.

Selanjut rancangan peraturan tata peradilan itu diolah lagi oleh J.van derVinne, Mr.Hoegeveen, Mr.Hultman dan Mr. Visscher.

Pada waktu itu tahun 1845 tsb Mr.HL.Wichers (bekas jaksa dan dewan pertimbangan agung) diangkat sebagai Presiden Hooggerechtshof merangkap komisaris khusus untuk mengatur mulai berlakunya peraturan perundang undangan baru itu. Setelah tiba di Hindia Belanda bulan Mei 1846, lalu ia mulai menyusun peraturan tersebut dan tanggal 6 Agustus 1847, ia menyampaikan hasil karyanya itu kepada Gubernur Jenderal JJ.Rochussen. Dari hasil karya tersebut banyak tanggapan dan masukan-masukan dari para pihak dan seterusnya.

Page 3: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 3

Akhirnya diterimalah rancangan itu oleh Gubernur jenderal dan diumumkan tanggal 5 April 1848, dengan sebutan Inlandsch Reglement (IR) dan disahkan dengan Firman Raja tanggal 29 September 1849, No.93. yang diumumkan dalam Stbl 1849 No.63.

Inlandsch Reglement sebagai hukum acara pidana dan hukum acara perdata bagi Gol. Bumiputera,Reglement Op De Strafvordering sebagai hukum acara pidana bagi Gol. Eropa, Reglement op de Rechtsvordering sebagai hukum acara perdata bagi Gol.Eropa.

Pengadilan untuk gol. Bumiputera adalah Landraad (Pengadilan Negeri). Pengadilan untuk gol. Eropa adalah Raad van Justitie (Pengadilan Tinggi).

RvJ ini juga dipakai oleh orang Bumiputera untuk mengajukan banding. Peraturan IR untuk berlaku daerah Jawa dan Madura. Sedangkan di luar Jawa dan Madura dipakai RB (Rechtsreglement Buitengewesten) stbl 1927 No.227 dan mulai berlaku tanggal 1 Juli 1927, kemudian untuk

Page 4: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 4

daerah Irian Selatan dan Digul dipakai peraturan acara Stbl.1908 No.234 yang mulai berlaku tanggal 10 Maret 1908 masih tetap berlaku.

Kemudian IR menjelma menjadi HIR Stbl.1941 No.44, diantaranya enam title dalam IR diganti dengan title baru dalam HIR, yaitu :

I. Tentang melakukan pekerjaan polisi dan tentang mencari kejahatan dan pelanggaran pada umumnya.

II. Tentang Kepala Desa dan sekalian pegawai rendah yang lainnya.III. Tentang Kepala Distrik dan pejabat yang diperbantukan kepadanya.IV. Tentang Kepala Jaksa dan Jaksa.V. Tentang Bupati dan Patih. VI. Tentang Residen, begitu pula Asisten Residen di luar wilayah Propinsi.

Adapun title yang baru adalah : Tentang melakukan Pekerjaan Polisi.

Bag1.Tentang pegawai dan pejabat yang diwajibkan melakukan pekerjaan polisiBag2. Tentang kepala desa dan sekalian pegawai rendah yang lain.

Page 5: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 5

Bag 3. Tentang kepala distrik.Bag 4. Tentang bupati dan patih.Bag 5. Tentang gubernur, residen dan asisten residen.

II. Tentang mencari kejahatan dan pelanggaranBag 1. Tentang pegawai dan pejabat yang diwajibkan mencari kejahatan, dan pelanggaran.Bag 2. Tentang pegawai penuntut umum pada Raad van Justitie dan Hooggerchtshof (mahkamah agung).Bag 3. Tentang opsir pembantu.Bag 4. Tentang tertangkap tangan. Bag 5. Peraturan peraturan lain tentang pemeriksaan pendahuluan yang dilakukan oleh opsir yustisi dan pembantunya.

Perbedaan antara IR dengan HIR dalam bidang hukum acara pidanasebagai berikut :1. Dalam IR belum ada Badan Penuntut umum tersendiri, dalam HIR sudah ada meskipun belum volwaardig (lengkap).

Page 6: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 6

2. Regen, Patih, dan Kepala Afdeeling (residen atau asisten residen) dalam IR adalah Penyidik, dalam HIR tidak ada.

3. Penahanan sementara yang untuk itu dalam sistem IR tidak diharuskan syarat syarat tertentu, menurut HIR harus selalu atas perintah tertulis.

4. Kurungan sementara atas perintah asisten residen menurut sistem lama diganti dengan penangkapan (gevangenhouding) selama 30 hari, yang jika perlu setiap kali dapat diperpanjang untuk 30 hari oleh ketua landraad.

5. Baik penahanan sementara maupun penangkapan hanya diperbolehkan pada tindak pidana yang berat-berat (yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih berat) Pasal 62 HIR.

6. Untuk penggeledahan rumah pada umumnya diperlukan izin ketua landraad, kecuali dalam hal tertangkap tangan dan dalam hal yang mendesak sekali. Pasal 77 dan 78 HIR.

Page 7: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 7

7. Wewenang untuk menyita barang yang dapat dijadikan alat bukti diberikan kepada pegawai penuntut umum yang dalam HIR diatur khusus dalam pasal.

Susunan pengadilan di Jawa dan Madura diatur oleh Reglement op de Rechterlijke Organisatie 1948 (RO), dalam pasal 1 dinyatakan ada 6 jenis pengadilan yaitu :1.Districtsgerecht; (pengadilan distrik)2.Regentschepgerecht; (pengadilan tingkat bupati)3.Landraad; (pengadilan negeri)4.Rechtbank van omgang / kesusilaan ;5.Raad van justitie ; (pengadilan tinggi)6.Hooggerechtshof. (mahkamah agung)

Di samping masih ada pengadilan lain di luar pasal 1 tersebut yaitu dikenal dengan pengadilan politierol (Pasal 108-111) yang dilaksanakan oleh residen. Perlu diketahui RO 1848 itu, sejak dikeluarkannya telah mengalami perubahan terakhir sebelum pecah peperangan di pacific tahun 1941.

Page 8: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 8

Bentuk bentuk pengadilan setelah pecah peperangan pasifik dalam RO adalah :I. Untuk Bangsa Indonesia Pengadilan perdata :a. districtsgerecht;b. regentschapgerecht;c. landraad;d. raad van justitie;e. hooggerechtshof.

Pengadilan pidana :f. districtsgerechts;g. regentschapsgerecht;h. landraad;i. landgerecht;j. raad van justitie;k. hooggerechthof.

Page 9: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 9

II. Untuk Bangsa EropaPengadilan perdata :a. residentiegerecht;b. raad van justitie;c. hooggerechtschop.

Jaman pendudukan Jepang bentuk pengadilan, diantaranya :Berdasarkan UU No.14 Tahun 1942 : Landraad menjadi Tihoo Hooin (pengadilan negeri) Landgerecht menjadi Keizai Hooin (pengadilan kepolisian) Rechtgentschapsgerecht menjadi Ken Hooin (pengadilan kabupaten).

Districtsgerecht menjadi Gun Hooin (pengadilan kewedanaan) Kemudian undang undang tersebut dicabut oleh UU No.34 Tahun 1942, bentuk pengadilan tetap tetapi ditambah dengan :Kootoo Hooin (pengadilan tinggi), lanjutan dari Raad van Justitie;

Saikoo Hooin (mahkamah agung), lanjutan dari Hooggerechtschof.UU No.1 (Drt) Tahun 1951 tentang Tindakan Sementara untuk menyelenggarakan kesatuan pengadilan pengadilan sipil. Telah

Page 10: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 10

ditetapkan bahwa hanya ada satu hukum acara pidana yang berlaku untuk seluruh Indonesia, yaitu HIR dengan perubahan dan penyesuaian secara parsial.

Proses pembentukan KUHAP diantaranya :Tahun 1967, dibentuk panitia intern departemen kehakiman. Tahun 1968 diadakan seminar hukum nasional II, di Semarang, tentang Hukum Acara Pidana dan Hak Asasi Manusia yang diselenggarakan oleh Lembaga Pembinaan Hukum Nasional.Tahun 1973, hasil seminar dijadikan perhatian oleh panitia intern departemen kehakiman dan dihasilkan draft rancangan undang undang hukum acara pidana. (Oemar Seno Adji / menkeh, Ali Said / Jakgung, moh.Hasan / kapolri, Sudomo /menhankam).Tahun 1974, penggantian menkeh yang baru Mochtar Kusumaatmadja.Tahun 1979, penggantian menkeh yang baru Moedjono.

Tanggal 9 Oktober 1979, pembicaraan tingkat I, menkeh menyampaikan keterangan pemerintah tentang rancangan undang undang hukum acara pidana dalam sidang paripurna DPR RI.

Page 11: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 11

Tanggal 8 Nopember 1979, pembicaraa tingkat II, fraksi fraksi dalam DPR RI memberikan pemandangan umum terhadap RUUHAP,

Tanggal 29 Nopember 1979, dilanjutkan dengan jawaban dari pemerintah. Pembicaraan tingkat III, dilakukan dalam sidang komisi. Diputuskan oleh Badan Musyawarah DPR RI, bahwa pembicaraan tingkat III RUUHAP ini dilakukan oleh Gabungan Komisi III (bidang hukum) dan Komisi I (bidang Politik dan Hankam) serta Pemerintah, yang dalam hal ini diwakili oleh menkeh dibantu oleh staf yang terdiri dari unsur kehakiman, kejaksaan agung, dan polri.

Tanggal 24 Nopember 1979 s.d 22 Mei 1980 di gedung DPR RI Senayan Jakarta, sidang Gabungan Komisi III dan I DPR RI, mulai membicarakan Rancangan Undang Undang Hukum Acara Pidana pada

Page 12: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 12

pembahasan materi secara umum yang menghasilkan putusan pentingyang terkenal dengan “13 Kesepakatan Pendapat”. Sebagai berikut :

1. RUUHAP dalam pembahasan pada tingkat III ini terbuka untuk disempurnakan.

2. Perpanjangan waktu dapat disetujui sebagai akibat dari perkembangan serta didasarkan atas kebutuhan yang nyata diperlukan dalam pembahasan tingkat III,

3. Konsiderans setuju untuk disempurnakan, sehingga dapat serta mampu mencerminkan landasan landasan motivasi RUUHAP yang bersifat ideal, structural dan operasional. Oleh karena itu Pancasila dan UUD 1945 dan GBHN (Tap IV/MPR/1978) harus dimasukkan dalam 3. konsiderans dan bila diperlukan juga pelita III. Trilogi Pembangunan, Sapta Krida. Delapan Jalur Pemerataan (khususnya jalur ke 8) dimasukkan juga dalam penjelasan umum. Ditambahkan di sini bahwa undang undang nomor 13 tahun 1961 dan undang undang nomor 15 tahun 1961 tidak dicantumkan dalam konsidensdan dipindah/dicantumkan dalam penjelasan umum.

Page 13: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 13

4. RUUHAP melahirkan undang undang yang bersifat nasional,unifikasi dan kodifikasi dalam hukum acara pidana bersifat umum.Akan tetapi terdapat bersifat yang khusus untuk itu.

5. Adanya ketentuan umum dalam RUUHAP sangat diperlukan danharus kejelasan arti dan makna dari istilah istilah tertentu yangterdapat dalam pasal pasalnya, dan terbuka untukpenyempurnaannya.

6. Adanya asas asas yang perlu diperhatikan diantaranya praduga takbersalah, peradilan yang merdeka, terbuka, bebas, jujur dan tidakmemihak, di samping cepat, sederhana, dan biaya ringan, persamaandimuka hukum, hak pemberian bantuan hukum/nasihat hukum.

7. Bantuan hukum/nasihat hukum bagi tersangka / terdakwa di semuatingkat pemeriksaan pengadilan.

8. Pengawasan atas jalannya proses pidana agar berjalan dengan sebaikbaiknya dengan cara mengintensifkan suatu pengawasan secarastructural procedural (built in control) dinamakan pengawasanvertikal, dan pengawasan horizontal.

Page 14: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 14

9. Surat dakwaan disusun dengan bahasa yang mudah dimengerti olehsiapapun, khususnya bagi terdakwa dan berkas perkara diberikanuntuk dibaca kepada penasihat hukum dalam waktu yang cukupuntuk dipelajarinya.

10.Surat keputusan pengadilan sewaktu putusan dijatuhkan/diumumkanharus sudah merupakah surat yang final, sehingga segera setelah itusecepatnya dapat diberikan salinannya.

11.“kewajiban mundur bagi hakim”, dalam hal ada hubungan darahdengan terdakwa dan sebab lain yang wajar, berlaku untuk semuatingkat peradilan umum.

12.Ganti rugi / rehabilitasi yang perkaranya menurut hukum proseduryang akan dirumuskan.

13.Kasasi untuk perkara perkara dari mahkamah militer adalah undangundang no.14 tahun 1970 dan juga telah dirumuskan dalamRUUHAP ini.

Tanggal 23 September 1981, penyampaian pendapat akhir oleh semuafraksi, dalam DPR RI dalam sidang paripurna untuk disahkan

Page 15: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 15

menjadikan undang undang. Kemudian disahkan oleh presiden padatanggal 31 Desember 1981, menjadi Undang undang Nomor 8 Tahun1981 (LN.RI No.76 TLN No.3209).

Perbedaan yang fundamental antara KUHAP dengan HIR, adalahperlindungan terhadap harkat martabat manusia, sebagai berikut :1. Hak hak tersangka/terdakwa,2. Bantuan hukum pada semua tingkat pemeriksaan.

3. Dasar hukum untuk penangkapan, penahanan, dan pembatasanjangka waktunya.

4. Ganti kerugiannya dan rehabilitasi;5. Penggabungan perkara pada perkara pidana dalam hal ganti rugi,6. Upaya upaya hukum;7. Koneksitas.8. Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan.

Page 16: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 16

Hubungan Penyidik POLRI dengan Penuntut Umum :

1. Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada Penuntut Umum (Pasal8, Pasal 14 huruf a, dan Pasal 110 ayat (1) KUHAP),

2. Penuntut Umum memberikan perpanjangan penahanan ataspermintaan Penyidik (Pasal 14 huruf c, Pasal 24 ayat (2)),

3. Dalam hal Penuntut Umum berpendapat hasil Penyidik belumlengkap, ia segera mengembalikan kepada Penyidik disertai petunjukwajib melengkapinya dengan melakukan penyidikan tambahan(Pasal 14 huruf b, Pasal 110 ayat (2) dan ayat (3) KUHAP),

4. Dalam hal Penyidik mulai melakukan penyidikan / pemeriksaan,memberitahukan hal itu kepada Penuntut Umum (Pasal 109 ayat (1)KUHAP),

5. Dalam hal Penyidik menghentikan penyidikan, memberitahukan halitu kepada Penuntut Umum (Pasal 109 ayat (2)), sebaliknya dalamhal Penuntut Umum menghentikan penuntutan, ia memberikan

Page 17: 6 perkembanganhkacpid

SUJASMIN / HK AC PIDANA / STHB 17

turunan surat ketetapan kepada Penyidik (Pasal 140 ayat (2) huruf cKUHAP).

6. Penuntut Umum memberikan turunan surat pelimpahan perkara suratdakwaan kepada Penyidik (Pasal 143 ayat (4)), demikian pula dalamPenuntut Umum mengubah surat dakwaan ia memberikan turunanperubahan surat dakwaan itu kepada Penyidik (Pasal 144 ayat (3)KUHAP),

7. Dalam acara pemeriksaan cepat, Penyidik atas kuasa Penuntut Umum(demi hukum), melimpahkan berkas dan menghadapkan terdakwa,saksi/ahli, juru bahasa, dan barang bukti pada pengadilan.

8. Konsekwensi dari angka 7 di atas, Penyidik memberitahukan harisidang kepada terdakwa (Pasal 207 ayat (1) dan menyampaikan amarputusan kepada terpidana (Pasal 214 ayat (3) KUHAP).