6. Pembahasan
-
Upload
andiy-yanizs -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of 6. Pembahasan
-
7/25/2019 6. Pembahasan
1/5
BAB IV
PEMBAHASAN
Hipertensi adalah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah sistolik
(TDS) 140 mmHg atau tekanan darah diastolik (TDD) 90 mmHg. Dari
pemeriksaan tanda ital yang dilakukan pada pasien! didapatkan tekanan darah
1"0#90 mmHg. $erujuk pada klasi%ikasi tekanan darah dari &' **! pasien ini
tergolong ke dalam hipertensi stage * (TDS 140+1"9 mmHg atau TDD 90+99
mmHg).(,!")
-erdasarkan etiologinya! hipertensi terdiri dari hipertensi esensial#primer
dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak jelas
penyeanya (idiopatik)! dialami oleh seagian esar (90/) pasien dengan
tekanan darah tinggi yang datang ke tempat praktek. Seagian keil pasien (10/)
dengan tekanan darah tinggi tergolong hipertensi sekunder! karena dapat
ditentukan penyeanya. enyea tersering hipertensi sekunder adalah penyakit
ginjal kronik. enyea lain adalah ostrutie sleep apnea! stenosis arteri renalis!
aldosteronisme primer! ushing syndrome! %eokromositoma! hiperparatiroid!
koarktasio aorta! hipertiroid! dan oat+oatan.(,!2)
&'2 mengklasi%ikasi tekanan darah pada orang de3asa teragi menjadi
kelompok normal! pre+hipertensi! hipertensi stage 1 dan stage .
&' 5 tidak ter%okus pada de%inisi hipertensi dan klasi%ikasi melainkan
ertujuan untuk menentukan amang#pemagian pengoatan %armakologis.
ada pasien ini didapatkan ri3ayat hipertensi sekitar 1 tahun yang lalu.
&ika tekanan darah pasien naik! pasien sering merasa tengkuk#lehernya terasa
12
-
7/25/2019 6. Pembahasan
2/5
sakit. Seelumnya pasien tidak pernah menderita hipertensi! egitu juga dengan
keluarga tidak ada yang memiliki ri3ayat hipertensi. Hipertensi ini didapat setelah
6 tahun pasa operasi ginjal. Hal ini sesuai dengan penyea tersering dari
hipertensi sekunder yaitu penyakit ginjal atau sering diseut dengan hipertensi
renalis.
Hipertensi renalis dapat terjadi karena gangguan pada askular (misal oleh
karena oklusi arteri renalis)7 dapat erkaitan dengan penyakit parenkim ginjal7
atau dapat juga merupakan kominasi dari keduanya.(4)
8danya hipertensi sekunder patut diurigai jika hipertensi terjadi pada
usia muda (: 40 tahun)! memuruk tia+tia! munul seagai hipertensi akselerasi
(TD ; 150#110 mmHg disertai edema papil dan#atau perdarahan retina) atau tidak
memerikan respon yang adekuat terhadap terapi. asien hipertensi dengan
karakteristik di atas perlu dilakukan pemeriksaan untuk menari sea sekunder.
'amun demikian! hipertensi sekunder juga sering ditemukan pada indiidu usia
leih tua! sehingga diagnosis hipertensi sekunder juga layak diduga pada seorang
yang erusia ; 40 tahun dengan temuan atau gejala terseut di atas. Semua pasien
yang aru terdeteksi hipertensi! tanpa melihat umur! perlu diperiksa kemungkinan
hipertensi sekunder.(6)
Saat ini pasien dira3at inap dengan keluhan penurunan kesadaran yang
diduga akiat dari peningkatan ureum dalam darah akiat gangguan pada %ungsi
ginjal. eningkatan kadar urea diseut dengan uremia. enyea dari uremia
dapat diagi menjadi tiga! yaitu prerenal! renal! dan postrenal.
-
7/25/2019 6. Pembahasan
3/5
Hipertensi dan penyakit ginjal kronik saling erhuungan dengan erat.
Hipertensi isa menjadi penyea penyakit ginjal kronik dan mempengaruhi
perjalanan penyakit ginjal kronik maupun kerusakan pada parenkim ginjal!
khususnya pada de3asa+lansia. -egitu juga sealiknya. enyakit ginjal kronik
isa menjadi penyea hipertensi dan mempererat hipertensi. Hipertensi
ditemukan pada leih dari 50/ pasien penyakit ginjal kronik. Hal ini
erhuungan dengan progresiitas penurunan %ungsi ginjal dan peningkatan risiko
kardioaskular pasien penyakit ginjal kronik.(2)
=injal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan olume airan
ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem >enin+8ngiotensin merupakan sistem
endokrin yang penting dalam pengontrolan tekanan darah. >enin disekresi oleh
ju?taglomerulus aparantus ginjal seagai respon glomerulus underperfusion atau
penurunan asupan garam! ataupun respon dari sistem sara% simpatetik. $ekanisme
terjadinya hipertensi adalah melalui terentuknya angiotensin ** dari angiotensin *
oleh angiotensin *+onerting en@yme (8A). 8A memegang peranan %isiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung angiotensinogen yang
diproduksi hati! yang oleh hormon renin (diproduksi oleh ginjal) akan diuah
menjadi angiotensin * (dekapeptida yang tidak akti%). Bleh 8A yang terdapat di
paru+paru! angiotensin * diuah menjadi angiotensin ** (oktapeptida yang sangat
akti%). 8ngiotensin ** erpotensi esar meningkatkan tekanan darah karena
ersi%at seagai vasoconstrictor melalui dua jalur! yaitu
a. $eningkatkan sekresi hormon antidiuretik (8DH) dan rasa haus. 8DH
diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan ekerja pada ginjal untuk
mengatur osmolalitas dan olume urin. Dengan meningkatnya 8DH! sangat
sedikit urin yang diekskresikan ke luar tuuh (antidiuresis) sehingga urinmenjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya.
-
7/25/2019 6. Pembahasan
4/5
akan dienerkan kemali dengan ara meningkatkan olume airan
ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan olume dan tekanan
darah.
Selain itu! kerusakan ginjal yang erasal dari proses lainnya! seperti
diaetes melitus! dapat erujung menimulkan hipertensi. Aaluasi kemungkinan
CD harus meliputi penghitungan => estimasi dengan pemeriksaan serum
kreatinin dan urinalisis untuk menari kemungkinan aluminuria dan dianjurkan
pada setiap penderita dengan hipertensi. (6)
ada pasien ini untuk terapi oat anti hipertensinya mendapatkan oat
jenis Angiotensin receptor blocker yaitu andesartan 1?16mg. -erdasarkan
>ekomendasi 5 dalam &' *** diseutkan ah3a pada populasi umur 15 tahun
ke atas dengan CD dan hipertensi! terapi anti hipertensi% inisial (atau tamahan)
termasuk di dalamnya adalah 8A *nhiitor (8A*) atau 8>- untuk
memperaiki outcomeginjal. >ekomendasi ini erlaku untuk semua pasien CD
dengan hipertensi tanpa memperhatikan ras atau status diaetes! dan dengan atau
tanpa proteinuria! karena penelitian+penelitian seelumnya yang menggunakan
8A* atau 8>- menunjukkan ukti peraikan outcome ginjal dari keduanya.
enggunaan 8A* atau 8>- umumnya meningkatkan serum kreatinin dan
menghasilkan e%ek metaolik lainnya seperti hiperkalemia! khususnya pada pasien
dengan %ungsi ginjal yang menurun. Ealaupun peningkatan kreatinin dan kalium
tidak selalu memutuhkan pengoatan! penggunaan renin+angiotensin system
inhiitor pada pasien CD diutuhkan monitoring elektrolit dan kreatinin! dan
pada eerapa kasus! diutuhkan pengurangan atau henti dosis untuk alasan
keamanan.(5)
8A* dan 8>- mempunyai e%ek melindungi ginjal (renoprotekti%) dalamprogres penyakit ginjal diaetes dan non+diaetes. Salah satu dari kedua oat ini
harus digunakan seagai terapi lini pertama untuk mengontrol tekanan darah dan
memelihara %ungsi ginjal pada pasien+pasien dengan penyakit ginjal kronis.(9)
0
-
7/25/2019 6. Pembahasan
5/5
&' 2 (00,) merekomendasikan pilihan jenis oat antihipertensi
erdasarkan ada tidaknya penyakit komorid.(10)
1