6-KONDUKTOMETRI
-
Upload
nopriantika -
Category
Documents
-
view
91 -
download
20
Transcript of 6-KONDUKTOMETRI
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
KONDUKTOMETRI
1. TUJUAN
a. Mengetahui daya hantar listrik dari suatu larutan.
b. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan HCl.
c. Menentukan volume HCl dalam larutan tugas.
d. Memahami pengukuran daya hantar listrik dengan konduktometer.
2. TEORI DASAR
Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada
pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang
mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d). Daya hantar listrik
tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur. Daya
hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang
mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Apabila di dalam larutan terdapat garam-garam anorganik yang terlarut
maka akan terbentuk ion positif dan ion negatif. Ion positif dan ion negatif akan
bergerak menuju elektroda menghasilkan hantaran (conductance). Hantaran
disimbolkan dengan huruf “1” adalah kebalikan dari hambatan (resistence)
disombolkan dengan “R” sehingga :
L =
1R
Satuan-satuan dari hantaran adalah:
L =
1Ohm
Pada hambatan ada istilah hambatan jenis (specific resistance) maka begitu
pula pada hantaran ada istilah hantaran jenis (specific conductance).
Hantaran jenis suatu larutan berbanding luirus dengan panjang hantaran dan
berbanding terbalik dengan penampang penghantar.
R = ρ
lA
1R
=A
ρ .ℓ
1
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
L =
1ρ X
Aℓ L = k
Aℓ
K =
L. ℓA
Keterangan :
K = hantaran jenis Ρ = hambatan jenis
L = hantaran l = panjang hantaran (cm)
A = penampang penghantar (cm2)
Satuan hantaran jenis: S/cm
Satuan hantaran dan hantaran jeenis terkecil dinyatakan dalam satuan ms
(miliSiemen) dan µs (mikroSiemen) untuk hantaran serta mS/cm dan µS/cm untuk
hantaran jenis.
1 mS = 103µS.
Conductivitymeter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk hantaran
ataupun hantaran jenis suatu larutan yang mengandung senyawa-senyawa
anorganik yang terlarut. Didasarkan atas penggerakan ion positif dan ion negatif
ke elektroda.
Semakin banyak garam-garan anorgani yang terlarut didalam larutan maka
semakin beasr pula hantaran larutan. Sehingga di samping condictivitymeter ada
pula peralatan dengan prinsip kerja sama yang disebut dengan TDS meter.
TDS = Total Dissolved Solid (total zat padat terlarut).
Peralatan conductivitymeter
Komponen-komponen utama dari peralatan conductivitymeter terdiri dari:
a) Sumber sinar
Sumber arus yang digunakan adalah arus bolak balik (AC) dengan
frekuensi tinggi 600-1000 Hz. Untuk mendapatkan arus bolak balik
frekuensi tinggi digunakan alat osilator. Arus dengan frekuensi tinggi
bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi peristiwa elektrolisa.
2
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
b) Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone yang digunakan adalah system nol, dimana salah
satu tahanan diketahui besarnya. Apabila tahanan larutan diperoleh
maka hantaran larutan juga akan diperoleh :
Rx. RDC = Rs . RAD
RX = RAD
RDC x RS
Keterangan :
Rx = hambatan larutan
Rs = hambatan satandar
Bila Rx diperoleh maka dip[eroleh pula hantaran larutan (Lx)
Lx =
1Rx
c) Sel hantaran
Sel hantaran dibuat dari platina (Pt) yang panjang dan penampangnya
konstan
Prinsip kerja:
Sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada
dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan
listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik
larutan.
Kegunaan conductivitymeter :
Digunakan untuk menentukan hantaran larutan terutama hantaran air,
khusus untuk air minum disyaratkan hantaran maiksimal 250 µS.
conductovitymeter dapat juga digunakan untuk menetukan TDS.
Keunggulan titrasi Konduktometri terhadap titrasi Visual :
Titrasi ini tidak membutuhkan indicator.
3
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
Memungkinkan untuk penggunaan pada larutan yang encer, berwarna
keruh, bahkan untuk titrasi bebas air (non-aquos titration).
Penentuan titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan teliti menggunakan
grafik titrasi konduktometris.
Larutan ada dua jenis yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan
elektrolit sering kali diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam
menghantarkan arus listrik digolongkan ke dalam elektrolit kuat, dan elektrolit
lemah. Elektrolit kuat adalah suatu senyawa bila dilarutkan dalam pelarut
(misalnya air) akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik
dengan baik. Sedangkan, elektrolit lemah adalah elektrolit yang sifat
penghantaran listriknya buruk. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa, dan
garam (Scribd, 2010).
Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya
bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan
suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion
berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara
dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup
seluruh larutan, konduktan akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit
kuat oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah.
Untuk elektrolit kuat, nilai batas dari konduktivitas molar dapat ditentukan
dengan meneruskan pengukuran sampai konsentrasi-konsentrasi rendah dan lalu
meng-ekstrapolasi grafik antara konduktivitas terhadap konsentrasi, sampai ke
konsentrasi nol. Untuk elektrolit lemah seperti asam asetat dan ammonia metode
ini tidak dapat digunakan, karena disosiasinya adalah jauh dari sempurna pada
konsentrasi terendah yang dapat diukur dengan baik (~10-14 M). Namun,
konduktan batas ini bisa juga dihitung atas dasar hokum migrasi tak bergantung
(independen) dari ion.
Aliran listrik dalam suatu elektrolit akan memenuhi hukum Ohm, yang
menyatakan bahwa: besarnya arus listrik (I ampere) yang mengalir melalui larutan
sama dengan perbedaan potensial (V volt) dibagi dengan tahanan (Rohm).
4
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
3. ALAT DAN BAHAN
3.1 ALAT
Konduktometer
Gelas Piala 250 mL
Buret 50 mL
Labu ukur 50 mL
Pipet takar 10 mL
Pipet gondok 10 mL
Pipet tetes
Batang pengaduk
3.2 BAHAN
Aquadest
Larutan NaOH 0,1 N
Larutan HCl 0,1 N
4. PROSEDUR KERJA
4.1 CARA KERJA
1) Dihidupkan alat konduktometer.
2) Dibuat larutan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N.
3) Lalu dipipet 10 mL larutan HCl 0,1 N, dimasukkan kedalam gelas piala
dan diencerkan sampai 50 mL dengan aquades.
4) Setelah itu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dengan penambahan 0,5
mL.
5) Diukur hantarannya dengan menggunakan konduktometer tiap
penambahan 0,5 mL.
6) Dilakukan hal tersebut sampai terjadi penurunan nilai DHL dan setelah itu
terjadi lagi kenaikan nilai DHL.
7) Dilakukan hal yang sama untuk pengujian sampel (Cx).
5
Tombol Mengubah
satuan
Tombol ON/OFF
Indikator
Gambar Alat Konduktometer
Elektroda
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
4.2 GAMBAR ALAT
5. PENGAMATAN
Larutan standar NaOH 0,1 N merupakan larutan bening.
Larutan HCl 0,1 N merupakan larutan bening.
Larutan 10 mL HCl 0,1 N + aquades → larutan bening → dititrasi
dengan NaOH 0,1 N → larutan bening (tidak menggunakan indikator).
6. DATA DAN PERHITUNGAN
6.1 DATA
Titrasi larutan standar HCl 0,1 N dengan NaOH 0,1 N :
V NaOH (mL)
Daya Hantar Listrik (mS)
0.00 31.20.50 30.91.00 30.31.50 29.92.00 29.82.50 29.23.00 28.03.50 27.64.00 26.84.50 26.55.00 26.1
6
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
5.50 24.86.00 23.96.50 23.37.00 22.07.50 21.48.00 19.88.50 18.69.00 17.29.50 15.8
10.00 14.510.50 13.111.00 12.111.50 12.211.55 12.411.60 12.211.65 12.011.70 12.611.75 12.3
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.000.05.0
10.015.020.025.030.035.0
Kurva Kalibrasi StandarV NaOH dengan DHL
V NaOH (mL)
DHL (mS)
Titrasi larutan Cx dengan larutan standar KMnO4 :
7
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
V NaOH (mL)
Daya Hantar Listrik (mS)
0.00 14.50.50 14.11.00 13.11.50 12.82.00 12.32.50 11.53.00 10.33.50 9.04.00 8.24.50 6.85.00 5.55.50 5.36.00 5.16.50 6.66.55 6.86.60 6.96.65 7.16.70 6.96.75 7.2
0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.000.02.04.06.08.0
10.012.014.016.0
Kurva Kalibrasi StandarV NaOH Vs DHL
V NaOH (mL)
DHL (mS)
6.2 PERHITUNGAN
8
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
Titrasi larutan HCl 0,1 N dengan NaOH 0,1 N :
N HCl = 0,1 N
V HCl = 10 mL
V NaOH = 10,50 mL
N NaOH = (V x N ) HCl
V NaOH
= (10mL x 0,1 N )10,50 mL
= 0,0952 N
Penentuan Volume larutan tugas (Cx) :
N NaOH = 0,0952 N
V NaOH = 6,50 mL
N HCl = 0,1 mL
V HCl = (V x N ) NaOH
N HCl
= (6,50 mL x 0,0952 N )0,1 N
= 6,19 mL
7. PEMBAHASAN
Pada praktikum Konduktometri ini asam kuat yang dititrasi dengan basa
kuat dan diukur daya hantar listriknya dengan alat konduktometer yang bertujuan
untuk menentukan titik ekuivalen dari daya hantar listrik suatu larutan sehingga
dapat diketahui konsentrasi larutan standar NaOH yang sebenarnya. Konsentrasi
larutan dapat ditentukan berdasarkan daya hantar listrik masing-masing larutan.
Konsentrasi larutan NaOH yang tepat dapat dilakukan dengan menstandarisasi
larutan tersebut dengan larutan HCl 0,1 N. Larutan NaOH yang telah tepat
konsentrasinya dapat digunakan untuk mentitrasi larutan tugas. Daya hantar listrik
(DHL) diamati setiap penambahan 1 mL larutan NaOH yang akan menghasilkan
DHL yang menurun. Titrasi dihentikan ketika DHL yang ditunjukkan indikator
meningkat.
9
Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.
Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)
8. KESIMPULAN
Jadi, setelah dilakukan praktikum konduktometri ini, maka dapat diketahui
konsentrasi dari larutan standar NaOH 0,1 N yang tepat adalah 0,0952 N dan
volume larutan HCl 0,1 N yang dititrasi dengan larutan NaOH adalah 6,19 mL.
9. DAFTAR PUSTAKA
Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen.
(dasar-dasar dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.
S.M. Kophlior. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi
ke-5. Erlangga : Jakarta. Hal 490 – 542.
http://syamsumarlinjepoters.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-
konduktometri.html
http://himka1polban.wordpress.com/laporan/elektroanalisis/pengukuran-
tds-dan-konduktometri/
http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/11/HandOut3-
Konduktometri.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktometri.
10
N NaOH tepat = 0,0952 N Volume Cx = 6,19 mL