6-KONDUKTOMETRI

14
Awilda Mike Pertiwi Kelas 3 A/Kel. Laporan Praktikum Analisis Instrumen II Akademi Teknologi Industri Padang (ATIP) KONDUKTOMETRI 1. TUJUAN a. Mengetahui daya hantar listrik dari suatu larutan. b. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan HCl. c. Menentukan volume HCl dalam larutan tugas. d. Memahami pengukuran daya hantar listrik dengan konduktometer. 2. TEORI DASAR Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d). Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Apabila di dalam larutan terdapat garam-garam anorganik yang terlarut maka akan terbentuk ion positif dan ion negatif. Ion positif dan ion negatif akan bergerak menuju elektroda menghasilkan hantaran (conductance). Hantaran disimbolkan dengan huruf “1” 1

Transcript of 6-KONDUKTOMETRI

Page 1: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

KONDUKTOMETRI

1. TUJUAN

a. Mengetahui daya hantar listrik dari suatu larutan.

b. Menentukan konsentrasi larutan NaOH dengan larutan HCl.

c. Menentukan volume HCl dalam larutan tugas.

d. Memahami pengukuran daya hantar listrik dengan konduktometer.

2. TEORI DASAR

Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada

pengukuran daya hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang

mempunyai luas penampang (A) dan jarak tertentu (d). Daya hantar listrik

tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan elektrolit yang di ukur.  Daya

hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang

mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.

Apabila di dalam larutan terdapat garam-garam anorganik yang terlarut

maka akan terbentuk ion positif dan ion negatif. Ion positif dan ion negatif akan

bergerak menuju elektroda menghasilkan hantaran (conductance). Hantaran

disimbolkan dengan huruf “1” adalah kebalikan dari hambatan (resistence)

disombolkan dengan “R” sehingga :

L =

1R

Satuan-satuan dari hantaran adalah:

L =

1Ohm

Pada hambatan ada istilah hambatan jenis (specific resistance) maka begitu

pula pada hantaran ada istilah hantaran jenis (specific conductance).

Hantaran jenis suatu larutan berbanding luirus dengan panjang hantaran dan

berbanding terbalik dengan penampang penghantar.

R = ρ

lA

1R

=A

ρ .ℓ

1

Page 2: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

L =

1ρ X

Aℓ L = k

Aℓ

K =

L. ℓA

Keterangan :

K = hantaran jenis Ρ = hambatan jenis

L = hantaran l = panjang hantaran (cm)

A = penampang penghantar (cm2)

Satuan hantaran jenis: S/cm

Satuan hantaran dan hantaran jeenis terkecil dinyatakan dalam satuan ms

(miliSiemen) dan µs (mikroSiemen) untuk hantaran serta mS/cm dan µS/cm untuk

hantaran jenis.

1 mS = 103µS.

Conductivitymeter adalah suatu peralatan yang digunakan untuk hantaran

ataupun hantaran jenis suatu larutan yang mengandung senyawa-senyawa

anorganik yang terlarut. Didasarkan atas penggerakan ion positif dan ion negatif

ke elektroda.

Semakin banyak garam-garan anorgani yang terlarut didalam larutan maka

semakin beasr pula hantaran larutan. Sehingga di samping condictivitymeter ada

pula peralatan dengan prinsip kerja sama yang disebut dengan TDS meter.

TDS = Total Dissolved Solid (total zat padat terlarut).

Peralatan conductivitymeter

Komponen-komponen utama dari peralatan conductivitymeter terdiri dari:

a) Sumber sinar

Sumber arus yang digunakan adalah arus bolak balik (AC) dengan

frekuensi tinggi 600-1000 Hz. Untuk mendapatkan arus bolak balik

frekuensi tinggi digunakan alat osilator. Arus dengan frekuensi tinggi

bertujuan untuk mencegah jangan sampai terjadi peristiwa elektrolisa.

2

Page 3: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

b) Jembatan Wheatstone

Jembatan Wheatstone yang digunakan adalah system nol, dimana salah

satu tahanan diketahui besarnya. Apabila tahanan larutan diperoleh

maka hantaran larutan juga akan diperoleh :

Rx. RDC = Rs . RAD

RX = RAD

RDC x RS

Keterangan :

Rx = hambatan larutan

Rs = hambatan satandar

Bila Rx diperoleh maka dip[eroleh pula hantaran larutan (Lx)

Lx =

1Rx

c) Sel hantaran

Sel hantaran dibuat dari platina (Pt) yang panjang dan penampangnya

konstan

Prinsip kerja:

Sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion positif dan negative yang ada

dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik berupa hambatan

listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik

larutan.

Kegunaan conductivitymeter :

Digunakan untuk menentukan hantaran larutan terutama hantaran air,

khusus untuk air minum disyaratkan hantaran maiksimal 250 µS.

conductovitymeter dapat juga digunakan untuk menetukan TDS.

Keunggulan titrasi Konduktometri terhadap titrasi Visual :

Titrasi ini tidak membutuhkan indicator.

3

Page 4: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Memungkinkan untuk penggunaan pada larutan yang encer, berwarna

keruh, bahkan untuk titrasi bebas air (non-aquos titration).

Penentuan titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan teliti menggunakan

grafik titrasi konduktometris.

Larutan ada dua jenis yaitu larutan elektrolit dan nonelektrolit. Larutan

elektrolit sering kali diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya dalam

menghantarkan arus listrik digolongkan ke dalam elektrolit kuat, dan elektrolit

lemah. Elektrolit kuat adalah suatu senyawa bila dilarutkan dalam pelarut

(misalnya air) akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik

dengan baik. Sedangkan, elektrolit lemah adalah elektrolit yang sifat

penghantaran listriknya buruk. Suatu elektrolit dapat berupa asam, basa, dan

garam (Scribd, 2010).

Konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya

bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut. Bila larutan

suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion

berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara

dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup

seluruh larutan, konduktan akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar

disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit

kuat oleh kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah.

Untuk elektrolit kuat, nilai batas dari konduktivitas molar dapat ditentukan

dengan meneruskan pengukuran sampai konsentrasi-konsentrasi rendah dan lalu

meng-ekstrapolasi grafik antara konduktivitas terhadap konsentrasi, sampai ke

konsentrasi nol. Untuk elektrolit lemah seperti asam asetat dan ammonia metode

ini tidak dapat digunakan, karena disosiasinya adalah jauh dari sempurna pada

konsentrasi terendah yang dapat diukur dengan baik (~10-14 M). Namun,

konduktan batas ini bisa juga dihitung atas dasar hokum migrasi tak bergantung

(independen) dari ion.

Aliran listrik dalam suatu elektrolit akan memenuhi hukum Ohm, yang

menyatakan bahwa: besarnya arus listrik (I ampere) yang mengalir melalui larutan

sama dengan perbedaan potensial (V volt) dibagi dengan tahanan (Rohm).

4

Page 5: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

3. ALAT DAN BAHAN

3.1 ALAT

Konduktometer

Gelas Piala 250 mL

Buret 50 mL

Labu ukur 50 mL

Pipet takar 10 mL

Pipet gondok 10 mL

Pipet tetes

Batang pengaduk

3.2 BAHAN

Aquadest

Larutan NaOH 0,1 N

Larutan HCl 0,1 N

4. PROSEDUR KERJA

4.1 CARA KERJA

1) Dihidupkan alat konduktometer.

2) Dibuat larutan NaOH 0,1 N dan HCl 0,1 N.

3) Lalu dipipet 10 mL larutan HCl 0,1 N, dimasukkan kedalam gelas piala

dan diencerkan sampai 50 mL dengan aquades.

4) Setelah itu dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N dengan penambahan 0,5

mL.

5) Diukur hantarannya dengan menggunakan konduktometer tiap

penambahan 0,5 mL.

6) Dilakukan hal tersebut sampai terjadi penurunan nilai DHL dan setelah itu

terjadi lagi kenaikan nilai DHL.

7) Dilakukan hal yang sama untuk pengujian sampel (Cx).

5

Page 6: 6-KONDUKTOMETRI

Tombol Mengubah

satuan

Tombol ON/OFF

Indikator

Gambar Alat Konduktometer

Elektroda

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

4.2 GAMBAR ALAT

5. PENGAMATAN

Larutan standar NaOH 0,1 N merupakan larutan bening.

Larutan HCl 0,1 N merupakan larutan bening.

Larutan 10 mL HCl 0,1 N + aquades → larutan bening → dititrasi

dengan NaOH 0,1 N → larutan bening (tidak menggunakan indikator).

6. DATA DAN PERHITUNGAN

6.1 DATA

Titrasi larutan standar HCl 0,1 N dengan NaOH 0,1 N :

V NaOH (mL)

Daya Hantar Listrik (mS)

0.00 31.20.50 30.91.00 30.31.50 29.92.00 29.82.50 29.23.00 28.03.50 27.64.00 26.84.50 26.55.00 26.1

6

Page 7: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

5.50 24.86.00 23.96.50 23.37.00 22.07.50 21.48.00 19.88.50 18.69.00 17.29.50 15.8

10.00 14.510.50 13.111.00 12.111.50 12.211.55 12.411.60 12.211.65 12.011.70 12.611.75 12.3

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.000.05.0

10.015.020.025.030.035.0

Kurva Kalibrasi StandarV NaOH dengan DHL

V NaOH (mL)

DHL (mS)

Titrasi larutan Cx dengan larutan standar KMnO4 :

7

Page 8: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

V NaOH (mL)

Daya Hantar Listrik (mS)

0.00 14.50.50 14.11.00 13.11.50 12.82.00 12.32.50 11.53.00 10.33.50 9.04.00 8.24.50 6.85.00 5.55.50 5.36.00 5.16.50 6.66.55 6.86.60 6.96.65 7.16.70 6.96.75 7.2

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.000.02.04.06.08.0

10.012.014.016.0

Kurva Kalibrasi StandarV NaOH Vs DHL

V NaOH (mL)

DHL (mS)

6.2 PERHITUNGAN

8

Page 9: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

Titrasi larutan HCl 0,1 N dengan NaOH 0,1 N :

N HCl = 0,1 N

V HCl = 10 mL

V NaOH = 10,50 mL

N NaOH = (V x N ) HCl

V NaOH

= (10mL x 0,1 N )10,50 mL

= 0,0952 N

Penentuan Volume larutan tugas (Cx) :

N NaOH = 0,0952 N

V NaOH = 6,50 mL

N HCl = 0,1 mL

V HCl = (V x N ) NaOH

N HCl

= (6,50 mL x 0,0952 N )0,1 N

= 6,19 mL

7. PEMBAHASAN

Pada praktikum Konduktometri ini asam kuat yang dititrasi dengan basa

kuat dan diukur daya hantar listriknya dengan alat konduktometer yang bertujuan

untuk menentukan titik ekuivalen dari daya hantar listrik suatu larutan sehingga

dapat diketahui konsentrasi larutan standar NaOH yang sebenarnya. Konsentrasi

larutan dapat ditentukan berdasarkan daya hantar listrik masing-masing larutan.

Konsentrasi larutan NaOH yang tepat dapat dilakukan dengan menstandarisasi

larutan tersebut dengan larutan HCl 0,1 N. Larutan NaOH yang telah tepat

konsentrasinya dapat digunakan untuk mentitrasi larutan tugas. Daya hantar listrik

(DHL) diamati setiap penambahan 1 mL larutan NaOH yang akan menghasilkan

DHL yang menurun. Titrasi dihentikan ketika DHL yang ditunjukkan indikator

meningkat.

9

Page 10: 6-KONDUKTOMETRI

Awilda Mike PertiwiKelas 3 A/Kel.

Laporan Praktikum Analisis Instrumen IIAkademi Teknologi Industri Padang (ATIP)

8. KESIMPULAN

Jadi, setelah dilakukan praktikum konduktometri ini, maka dapat diketahui

konsentrasi dari larutan standar NaOH 0,1 N yang tepat adalah 0,0952 N dan

volume larutan HCl 0,1 N yang dititrasi dengan larutan NaOH adalah 6,19 mL.

9. DAFTAR PUSTAKA

Darmawangsa. Z. A. 1986. Penuntun Paraktikum Analisis Instrumen.

(dasar-dasar dan Penggunaan). CV Graguna Jakarta. Jakarta.

S.M. Kophlior. 1984. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas

Indonesia. Jakarta.

Underwood, A.L. dan R.A. Day. 1999. Analisa Kimia Kuantitatif. Edisi

ke-5. Erlangga : Jakarta. Hal 490 – 542.

http://syamsumarlinjepoters.blogspot.com/2013/02/laporan-praktikum-

konduktometri.html

http://himka1polban.wordpress.com/laporan/elektroanalisis/pengukuran-

tds-dan-konduktometri/

http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/11/HandOut3-

Konduktometri.pdf

http://id.wikipedia.org/wiki/Konduktometri.

10

N NaOH tepat = 0,0952 N Volume Cx = 6,19 mL