6. Ilham m edit.pdf

download 6. Ilham m edit.pdf

of 5

Transcript of 6. Ilham m edit.pdf

  • 7/26/2019 6. Ilham m edit.pdf

    1/5

    ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

    866

    STUDI KUAT LENTUR BETON PADA PERKERASAN KAKU

    DENGAN PENAMBAHAN SERAT FIBERGLASS

    PADA BETON NORMAL

    Muhammad Ilham Mustari

    Dosen STITEK Dharma Yadi Makassar 90231

    ABSTRAKBeton serat dapat didefinisikan sebagai beton yang terbuat dari semen portland atau bahan pengikat hidrolis lainnya

    yang ditambah dengan agregat halus dan kasar, air, dan diperkuat dengan serat. Serat fiberglass atau sering

    diterjemahkan menjadi serat gelas adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0.005

    mm 0.01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun menjadi kain, yang kemudian diresapi denganresin sehingga menjadi bahan yang kuat dan tahan korosi untuk digunakan sebagai bahan mobil dan bangunan kapal.

    Dia juga digunakan sebagai agen penguat untuk banyak produk plastik Dalam penelitian ini digunaakan Rancangan

    campuran beton metode DOE dengan penambahan serat fiberglass kedalam beton masing-masing sebesar

    0%,0.1%,0.2% 0.3% dan 0.4% ditinjau dari berat beton segar. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai

    kuat lentur optimum yang dihasilkan dengan komposisi serat 0%,0.1%,0.2% 0.3% dan 0.4% dan apa pengaruhnya

    terhadap nilai kuat lentur beton akibat ditambahkannya serat tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    penambahan seratfiberglass kedalam beton dapat meningkatkan nilai lenturnya akan tetapi penambahan terlalu banyak

    serat kedalam beton juga mengurangi kuat lentur beton .Jadi nilai optimum kuat lentur terjadi pada penambahan serat

    fiberglass sebesar 0.1% dengan mengalami peningkatan kuat lentur sebesar 12.05% dari beton normal. Dengan adanyapeningkatan kekuatan lentur tersebut memberikan gambaran bahwa pada penambahan serat fiberglass kedalam beton

    memberikan pengaruh terhadap peningkatan dan penurunan kuat lentur beton.

    Kata Kunci: Perkerasan Kaku, Serat Fiberglass

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Saat ini perkembangan transportasi terutama untuk

    mobilitas penduduk dan kendaraan dari tahun ke tahun

    terus meningkat. Oleh karena itu sekarang ini sering

    kita jumpai banyak proyek pembangunan dan

    peningkatan jalan dan salah satu jenis perkerasan yang

    banyak digunakan adalah perkerasan jalan beton semen

    portland atau lebih sering disebut perkerasan kaku atau

    juga disebut rigid pavement.

    Pada perencanaan perkerasan kaku tidak

    mengutamakan kuat tekannya akan tetapi yang lebih

    diutamakan adalah kuat lenturnya. Karena perkerasan

    rigid sifatnya kaku maka dia harus mampu menahan

    lenturan-lenturan dari beban roda kendaraan. Oleh

    karena itu timbul pertanyaan bagaimana cara

    meningkatkan nilai kuat lentur pada perkerasan kaku?.

    Dalam penelitian ini salah satu cara dilakukan

    untuk meningkatkan kuat lentur pada perkerasan kaku

    adalah dengan menggunakan bahan tambah serat,

    dengan penambahan serat kedalam beton biasa yang

    nantinya akan diuji di laboratorium, apakah dengan

    penambahan serat ini kuat lentur yang dihasilkan akan

    semakin baik atau tinggi sehingga efektif dalam

    mengurangi retak dan dapat menambah ketahanan

    terhadap lenturan, ataukah malah keadaan sebaliknya

    yang akan terjadi.

    Salah satu sifat penting dari beton adalah daktilitas,.

    Dengan sifat daktail tersebut, serat yang dicampurkan

    kedalam beton diharapkan dapat digunakan untuk

    memperbaiki karakteristik beton. Melihat kondisi akan

    semakin banyaknya penggunaan bahan tambah bentuk

    serat untuk konstruksi beton, maka kami mengambil

    serat bentukfiberglass sebagai bahan penelitian kami

    untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penambahan

    serat tersebut terhadap kuat lentur beton.

    1.2 Rumusan Masalah

    Sebagai pokok bahasan dalam penelitian ini adalah

    membandingkan kuat tekan lentur beton menggunakan

    bahan tambah serat fiberglass dengan beton normal

    atau tanpa serat.Untuk memberi ruang lingkup yang

    jelas tentang masalah yang akan dibahas dalam

    penelitian, maka perlu perumusan masalah sebagai

    berikut :

    1. Berapa besar kuat lentur optimum yang dihasilkan

    dari penambahan serat fiberglass 0.1%, 0.2%,

    0.3%,dan 0,4% ditinjau dari berat beton segar?.

    2. Apa pengaruh kuat lentur beton setelahmenggunakan bahan tambah seratfiberglaas?.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

    1. Mengetahui nilai kuat lentur optimum yang

    dihasilkan dari penambahan serat fiberglass

    0.1%, 0.2%, 0.3%,dan 0,4%.

    2. Mengetahui pengaruh kuat lentur beton setelah

    menggunakan bahan tambah seratfiberglaas.

  • 7/26/2019 6. Ilham m edit.pdf

    2/5

    ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

    867

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian ini adalah :

    1. Memperdalam pengetahuan mengenai beton dan

    mengaitkannya dengan pengetahuan teori yang

    diperoleh.

    2. Memberikan informasi tentang berapa persen

    pengaruh kuat lentur beton akibat dari

    ditambahkannya seratfiberglass ke dalam beton.

    2.Metode Penelitian

    Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

    a. Persiapan penelitian

    1. Lokasi Pengambilan Material

    a). Agregat kasar (batu pecah) yang bahan bakunya

    diperoleh dari bilibili, kabupaaten Gowa,

    hasil Stone Cruser dari PT Bosowa yang

    terletak dijalan tol Ir,Sutami Makassar.

    b). Agregat halus, bahan bakunya diperoleh dari

    Bili-bili kabupaten Gowa, hasil Stone Cruser

    dari PT Bosowa yang terletak dijalan tol

    Ir,Sutami Makassar.

    2. Pengadaan material

    b. Pembuatan benda uji

    1. Penakaran material beton (semen, kerikil, pasir, air

    dan serat)

    2. Pencampuran material beton (semen, kerikil, pasir

    air dan serat)

    3. Pengadukan dan penuangan beton ke benda uji

    (balok)

    4. Pemadatan beton

    5. Benda uji (balok) disimpan 24 jam

    6. Benda uji (balok) dikeluarkan dari cetakan

  • 7/26/2019 6. Ilham m edit.pdf

    3/5

    ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

    868

    3. Perawatan (curing)Pada penelitian ini kami menggunakan metode

    perawat dengan pembasahan yaitu menaruh beton

    segar dalam air dalam waktu yang telah ditentukan.

    4. Uji lenturProses pengujian lentur dan pengambilan data

    sebagai berikut :1. Persiapan.

    a. Siapkan benda uji kemudian ukur dan catat

    dimensi penampang benda uji lentur beton.

    b. Ukur dan catat panjang benda uji pada keempat

    rusuknya.

    c. Timbang dan catat berat masing-masing benda

    uji.

    d. Tempatkan benda uji yang selesai diukur dan

    ditimbang berada dibagian samping alat

    penekan.

    e. Siapkan mesin uji lentur.

    f. Atur benda uji sehingga siap untuk pengujian

    selanjutnya diberikan beban dengan memompa-

    mompa alat sehingga jarum pada alat terbaca

    sampai benda uji patah.

    g. Hentikan pembebanan dan catat beban

    maksimum yang menyebabkan patahnya benda

    uji.

    h. Ambil benda uji yang telah selesai diuji yang

    dapat dilakukan dengan menurunkan pelat

    perletakan benda uji atau menaikkan alat

    pembebanannya.

    i. Ukur dan catat lebar dan tinggi tampang lintang

    patah sedikitnya pada tiga tempat dan ambil

    harga rata-ratanya.

    j. Kemudian hitung kuat lentur dengan persamaan

    sesuai yang dijelaskan pada bab sebelumnya.k. Setelah dihitung dengan menggunakan rumus

    kuat lentur dan hasilnya memenuhi syarat maka

    dapat dilakuakan pembuatan benda uji dengan

    penambahan serat sesuai yang diinginkan.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil PenelitianHasil penelitian yang diperoleh melalui pengujian

    meliputi pengujian karakteristik agregat. Dari

    pengujian beton diperoleh hasil berupa nilai kuat lentur

    beton normal dan kuat lentur beton dengan

    penambahan serat fiberglass yang bervariasi. Adapun

    hasil penelitian sebagai berikut :

    1. Hasil pengujian Karakteristik Agregat

    Berdasarkan pelaksanaan pemeriksaan agregatdilaboratorium diperoleh hasil pemeriksaan

    karakteristik yang ditunjukan pada tabel 10 untuk

    agragat halus dan tabel 11 dan 12 untuk agregat kasar

    yaitu sebagai berikut :

    Tabel 10 Hasil pemeriksaan karakteristik agregat halusNO Karakteristik Spesifikasi Hasil Keterangan

    1 Kadar air 3% - 5% 3.11 memenuhi

    2 Kadar lumpur 0.5% - 6% 0.65 memenuhi

    3 Berat Volume1.4

    1.9kg/lt1.53 memenuhi

    4Berat jenis

    Spesifik1.63.3 2.67 memenuhi

    5 Absorpsi 0.2% - 2% 2.00 memenuhi

    6Modulus

    kehalusan2.2 - 3,1 2.24

    Memenuhi

    Masuk Zona 3

    7 Kadar Organik

  • 7/26/2019 6. Ilham m edit.pdf

    4/5

    ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

    869

    Tabel 18 Hasil Rancangan MetodeDOE

    VolumeSemen Air Pasir

    Batupecah

    Total

    (kg) (kg/lt) (kg) (kg) (kg)

    1 m3 475 189.43 585.56 1160.01 2410

    Sumber:Hasil Perhitungan

    3.2 Hasil uji kuat lentur betonDari hasil uji lentur balok beton pada umur 28 hari

    dapat dilihat pada table berikut ini :

    Tabel 19 Hasil pengujian kuat lentur rata-rata

    No

    Persentase

    serat

    (%)

    Kuat lentur

    beton

    normal

    (kg/cm)

    Kuat lentur

    beton serat

    (kg/cm)

    Peningkatan

    /penurunan

    (%)

    slump

    (mm)Keterangan

    1 0 49.8 49.8 0 48 normal

    2 0.1 49.8 55.8 12.05 47 meningkat

    3 0.2 49.8 51.2 2.811 48 meningkat

    4 0.3 49.8 50.2 0.803 50 meningkat

    5 0.4 49.8 47.5 -4.618 50 menurun

    sumber : Hasil Perhitungan

    Gambar 2. Grafik hub. kuat lentur dan kadar serat fiber glass

    3.3 Pembahasan

    Dari tabel 17 dan gambar 2 diatas menunjukkan

    bahwa beton normal memperoleh kuat lentur rata-rata

    sebesar 49,8 kg/cm dan beton serat 0,1% sebesar 55,8kg/cm mengalami peningkatan sebesar 12,05% dari

    beton normal sedangkan beton serat 0,2% sebesar 51,2

    kg/cm mengalami peningkatan 2,811% , beton serat

    0,3% sebesar 50,2 kg/cm hanya mengalamipeningkatan sebesar 0,803% dan persentase beton serat

    0,4% sebesar 47,5 mengalami penurunan sebesar

    4,618%.

    Jadi dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa

    nilai kuat lentur optimum yang dihasilkan yaitu 55,8

    kg/cm dengan penambahan serat fiberglass sebesar

    0,1%. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sedikitserat yang digunakan maka semakin tinggi kuat lentur

    yang diperoleh dan dengan penambahan serat

    fiberglass kedalam beton dapat meningkatkan kuat

    lentur. Dengan adanya peningkatan kekuatan lentur

    tersebut memberikan gambaran bahwa pada

    penambahan serat fiberglass kedalam beton

    memberikan pengaruh terhadap peningkatan dan

    penurunan kuat lentur beton.

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dari sejumlah benda

    uji , maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

    a. Nilai kuat lentur optimum adalah 55.8 kg/cm,

    terjadi pada penambahan serat fiberglass sebesar

    0.1% atau mengalami peningkatan kuat lentur

    sebesar 12.05% dari beton normal.

    b. kuat lentur beton normal diperoleh 49.8 kg/cm,

    sedangkan penambahan seratfiberglass 0.1%,0.2%,

    0.3%, dan 0.4% berturut-turut diperoleh 55.8

    kg/cm,51.2 kg/cm,50.2 kg/cm,dan 47.5 kg/cm.

    Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan kuat

    lentur masing-masing sebesar 12.05%, 2.811%,

    0.803 % dan untuk beton serat 0.4% mengalami

    penurunan sebesar 4.618%. Berdasarkan hasil inimenunjukkan bahwa semakin banyak serat

    fiberglass yang digunakan maka semakin menurun

    nilai kuat lenturnya dan kuat lentur Maximum

    terjadi pada penambahan seratfiberglass 0.1%.

    4.2 Saran

    a. Perlu ada penelitian lanjut tentang kuat lentur beton

    yang menggunakan serat- serat yang lain.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ala, Paulus. dkk. 2002. Pengaruh Penggunaan

    Agregat Batu Pecah Ukuran Maksimum 20mmdan 40mm Terhadap Pencapaian Kuat Tekan

    Beton Yang Optimal: Politeknik Negeri Ujung

    Pandang.

    Astawa dan Made Dharma. 2007. Studi Perilaku

    Mekanisme Lentur Beton Fiber Beneser

    Komposit Mutu Tinggi. (Online),

    (http:/digilib.its.ac.id diaskes 10 Januari 2007)

    Departemen Pekerjaan Umum. 1971-1990. Metode

    Pengujian Kadar Air Agregat. (SNI 031971

    1990).

    Departemen Pekerjaan Umum. 1973-1990. Metode

    Pengujian Berat isi Beton. (SNI 03 1973

    1990).

    Departemen Pekerjaan Umum. 1970-1990. Metode

    Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air

    Agregat halus. (SNI 0319701990).

    Departemen Pekerjaan Umum. 1969-1990. Metode

    Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Agregat

    Kasar. (SNI 0319691990).

    Departemen Pekerjaan Umum. 1968-1990. Metode

    Pengujian Tentang Analisa Saringan Agregat

    Halus dan Kasar. (SNI 0319681990).

    Departemen Pekerjaan Umum. 2417-1991. Metode

    Pengujian Keausan Agregat Dengan Mesin

    Abrasi Los Angeles. (SNI 0324171991).

  • 7/26/2019 6. Ilham m edit.pdf

    5/5

    ILTEK,Volume 6, Nomor 12, Oktober 2011

    870

    Departemen Pekerjaan Umum. 1972-1990. Metode

    Pengujian Slump Beton. (SNI 03 1972

    1990).

    Departemen Pekerjaan Umum. 4431 -1997. Metode

    Pengujian Kuat Lentur Normal Dengan Dua

    Titik Pembebanan. (SNI 0344311997).

    Departemen Pekerjaan Umum. Spesifikasi Umum 2006.

    Mulyono, Tri. 2003. Teknologi Beton. Jakarta: AndiYogyakarta.

    Suryawan, Ari. 2005. Perkerasan Jalan Beton Semen

    Portland (Rigid Pavement). Surakarta: Beta

    Offset.

    Suwardi dan Martinus Gala. 2005. Perbandingan Kuat

    Tarik dan Kuat Tekan Beton Serat Staples

    Dengan Beton Normal. Makassar: Jurusan

    Teknik Sipil Politeknik Negeri Ujung Pandang.

    Yohanes, L. D. dkk. 2006. Penelitian Pendahuluan

    Hubungan Penambahan Serat Polymeric

    Terhadap Karakteristik Beton Normal.(Online),

    (http:/puslit.petra.ac.id/journals/civil), Jurusan

    Teknik Sipil Universitas Kristen Petra.