6 burhanuddin-jurnal identifikasi

6
Burhanuddin : Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung Di Jawa Timur Dan Pulau Madura 21 IDENTIFIKASI CENDAWAN PENYEBAB PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG DI JAWA TIMUR DAN PULAU MADURA Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Sereal Maros ABSTRAK Peronosclerospora spp. adalah cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Penyakit ini termasuk penyakit utama pada tanaman jagung di Indonesia, dapat menyebabkan kahilangan hasil antara 90 – 100 % pada varietas jagung yang rentan. Sebanyak 10 spesies dari tiga genera cendawan dilaporkan sebagai penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Namun, hanya satu genera yang terdiri dari tiga spesies dilporkan menyerang tanaman jagung di Indonesia yaitu genus Peronosclerospora (Peronosclerospora maydis, Peronosclerospora philippinensis,dan Peronosclerospoar sorghi). Hasil identifikasi cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung sebelumnya menujukkan bahwa P. maydis tersebar dibeberapa tempat di Indonesia seperti di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Sedangkan P. philippinensis tersebar di Prpinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Untuk spesies P. sorghi teridentifikasi di Dataran Tinggi Brastagi Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan penyebab pnyakit bulai pada tanaman jagung di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur memiliki bentuk konidia bulat, tergolong spesies Peronosclerospora maydis. Kata kunci : Jagung, penyakit bulai, Peronosclerospora maydis, identifikasi ABSTARCT Downy mildew in maize caused by Peronosclerospora spp. This maize disease was the main disease on maize in Indonesia, the yield lossis caused by downy mildew achieved 90 -100 % on susceptible varieties. It was reported that there were three genera of fungus caused downy mildew in maize. Based on the identification from several region in Indonesia, there was only on genera consisted of three species attack the maize i.e. Peronosclerospora maydis, Peronosclerospora philippinensis,and Peronosclerospoar sorghi). P. maydis found in West Java, Central Java and Lampung, while P. philippinensis in South Sulawesi and Gorontalo; and P. sorghi in highland Brastagi, North Sumatera. This observation was done in Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan and Tuban regions, East Java Propince by taking samplefrom the field. The result of identification showed that the fungi that caused downy mildew has round shape conidia and categorized as Peronosclerospora maydis. Key word : Zea mays, downy mildew, Peronosclerospora maydis, identification PENDAHULUAN Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora, merupakan penyakit utama pada tanaman jagung paling berbahaya di Indonesia (Semangun, 1993), karena dapat menyebabkan kerusakan antara 90 - 100 % atau puso terutama pada varietas jagung yang rentan terhadap penyakit bulai

description

identikasi

Transcript of 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Page 1: 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Burhanuddin : Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung Di Jawa Timur Dan Pulau Madura

  21

IDENTIFIKASI CENDAWAN PENYEBAB PENYAKIT BULAI PADA TANAMAN JAGUNG DI JAWA TIMUR DAN PULAU MADURA

 

Burhanuddin Balai Penelitian Tanaman Sereal Maros

ABSTRAK

Peronosclerospora spp. adalah cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Penyakit ini termasuk penyakit utama pada tanaman jagung di Indonesia, dapat menyebabkan kahilangan hasil antara 90 – 100 % pada varietas jagung yang rentan. Sebanyak 10 spesies dari tiga genera cendawan dilaporkan sebagai penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Namun, hanya satu genera yang terdiri dari tiga spesies dilporkan menyerang tanaman jagung di Indonesia yaitu genus Peronosclerospora (Peronosclerospora maydis, Peronosclerospora philippinensis,dan Peronosclerospoar sorghi). Hasil identifikasi cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung sebelumnya menujukkan bahwa P. maydis tersebar dibeberapa tempat di Indonesia seperti di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Lampung. Sedangkan P. philippinensis tersebar di Prpinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Untuk spesies P. sorghi teridentifikasi di Dataran Tinggi Brastagi Propinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur dengan metode survey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cendawan penyebab pnyakit bulai pada tanaman jagung di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur memiliki bentuk konidia bulat, tergolong spesies Peronosclerospora maydis. Kata kunci : Jagung, penyakit bulai, Peronosclerospora maydis, identifikasi

ABSTARCT

Downy mildew in maize caused by Peronosclerospora spp. This maize disease was the main disease on maize in Indonesia, the yield lossis caused by downy mildew achieved 90 -100 % on susceptible varieties. It was reported that there were three genera of fungus caused downy mildew in maize. Based on the identification from several region in Indonesia, there was only on genera consisted of three species attack the maize i.e. Peronosclerospora maydis, Peronosclerospora philippinensis,and Peronosclerospoar sorghi). P. maydis found in West Java, Central Java and Lampung, while P. philippinensis in South Sulawesi and Gorontalo; and P. sorghi in highland Brastagi, North Sumatera. This observation was done in Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan and Tuban regions, East Java Propince by taking samplefrom the field. The result of identification showed that the fungi that caused downy mildew has round shape conidia and categorized as Peronosclerospora maydis. Key word : Zea mays, downy mildew, Peronosclerospora maydis, identification

PENDAHULUAN

Penyakit bulai disebabkan oleh cendawan Peronosclerospora, merupakan penyakit utama pada tanaman jagung paling berbahaya di Indonesia (Semangun, 1993), karena dapat menyebabkan kerusakan antara 90 - 100 % atau puso terutama pada varietas jagung yang rentan terhadap penyakit bulai

Page 2: 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011

22 

(Sudjono dan Sopandi, 1988; Burhanuddin dan Pakki,1999). Penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung dilaporkan ada 10 spesies cendawan yang tergolong dari tiga genera yaitu genus Peronosclerospora, terdiri dari 7 spesies, genus Sclerophthora terdiri dari 2 spesies, dan genus Sclerophora satu spesies (Wakman dan Djatmiko, 2002; Wakman, 2004b, Shaw, 1978; Titatarn and Syamananda, 1978). Penyakit ini telah dilaporkan tersebar luas di semua propinsi yang menanam jagung di Indonesia (Anonymous, 1994). Pada tahun-tahun terakhir ini, penyakit bulai dilaporkan mewabah di beberapa tempat di Indonesia seperti di Kalimantan Barat (Wakman et al, 2007 dan 2008), Kabupaten Kediri Jawa Timur (Kepala Balitsereal, 2008; dan Burhanuddin, 2010). Ke sepuluh spesies cendawan penyebab penyakit bulai tersebut di atas yaitu Peronosclerospora maydis, P. philippinensis, P. sorghi, P. sacchari, P.heteropogoni, P. mischanthi, Sclerophthoora macrospora, S. rayssiae dan Sclerophora graminicola (Frederiksen and Renfro, 1977; Renfro, 1972 and 1980; Rethore et al. 2002).

Sebaran dari masing-maing spesies cendawan penyebab penyakit bulai ini tidak sama atau berbeda-beda lokasinya. Di Indonesia, penyakit bulai telah dilaporkan tersebar di semua propinsi, spesies yang ada pada satu propinsi berbeda dengan spesies yang ada di propinsi lainnya. Seperti spesies Peronosclerospora maydis dominan ditemukan di Pulau Jawa dan Kalimantan, sedangkan spesies P. philippinensis dominan di Pulau Sulawesi atau umumnya di luar Pulau Jawa. Hingga tahun 2006 tempat penyebaran spesies Peronosclerospora yang telah teridentifiksi pada 20 Kabupaten/Kota di Indonesia (Tabel 1).

Tabel 1. Sebaran tiga spesies penyebab penyskit bulsi pada tanaman jagung berdasarkan bantuk konidianya di Indonesia

N0 Kabupaten Bentuk Konidia Spesies Keterangan

1 Bogor Bulat P. maydis, Wakman, 2000 2 Purwokerto Bulat P. maydis, Wakman, 2000 3 Pemalang Bulat P. maydis, Wakman, 2000 4 Pekalongan Bulat P. maydis, Wakman, 2000 5 Yogyakarta Bulat P. maydis, Wakman, 2000 6 Lampung Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 7 Maros Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 8 Gowa Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 9 Takalar Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 10 Bone Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 11 Soppeng Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 12 SengkangWajo Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 13 Sidrap Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 14 Enrekang Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2005 15 Gorontalo Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2000 16 Minahasa Lonjong P. philipphinensis Semangun, 1993 17 Tomohon Lonjong P. philipphinensis Wakman, 2005 18 Karo (Brastagi) Bulat telur P. sorghi Wakman dan

Hasanuddin, 2003 19 Malang (Batu) Bulat telur P. sorghi Wakman, 2004a 20 Tanah Laut (Kalsel) Bulat P. maydis, -

  Sumber: Wakman et al., 2006; dan Wakman, 2005.

Page 3: 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Burhanuddin : Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung Di Jawa Timur Dan Pulau Madura

  23

BAHAN DAN METODE

Percobaan ini dilaksanakan di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan , dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros Sulawesi Selatan pada bulan September 2010. Bahan dan alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi kantong plastik klip ukuran 20 cm x 30 cm, selotip bening, gelas objek, cairan pewarna Methylenblau, gunting kecil, gelas ukur, gula pasir, tissue, daun tanaman jagung stadia vegetatif yang terserang bulai dan mikroskop cahaya yang dilengkapi dengan kamera untuk mengambil gambar konidianya.

Daun tanaman jagung yang terserang penyakit bulai pada stadia vegetatif diambil dari lapangan (Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan , dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur). Daun tanaman yang dimbil sebagai sampel adalah daun ketiga dari pucuk tanaman yang memperlihatkan gejala sistemik penuh dan pada permukaan daun kelihatan adanya massa tangkai konidia berwarna putih seperti tepung menyebar di permukaan daun. Daun dipotong pada pangkalnya menggunakan gunting, lalu dimasukkan ke dalam kantong plastik klip. Agar daun tersebut tidak layu, ke dalam kantong plastik tersebut diberi kertas tissue basah. Kemudian kantong plastik klip tersebut dibawa ke rumah. Sesampai di rumah daun dikeluarkan dari dalam kantong plastik klip dan segera dicuci dengan air kran yang mengalir, dengan cara mengusap daun dengan dua jari sambil disiram air kran untuk menghilangkan tangkai-tangkai konidia yang ada di permukaan daun.

Daun yang telah dicuci ditiriskan dengan meletakkan pada gelas dengan posisi pangkal daun berada di bawah di dalam gelas dan diberi larutan gula 1-2 % di dasar gelas setinggi 1 cm, kemudian gelas tersebut ditempatkan di atas meja dan dibiarkan sampai jam 20.00 malam. Untuk menghindari terjadinya kelayuan maka setiap jam diamati dan kalau daun memperlihatkan tanda-tanda kelayuan maka segera disungkup dengan kantong plastik klip.

Untuk memperoleh konidia yang akan dilihat di mikroskop, maka pada pada jam 20.00-21.00 malam, daun tersebut diambil dari gelas dan pangkal daun yang basah dilap dengan kertas tissue, lalu dimasukkan lagi kedalam kantong plastik klip, kemudian ditempatkan di luar rumah/halaman agar kena udara dingin dengan posisi permukaan daun atas menghadap ke atas dan permukaan daun bawah menghadap ke bawah. Selanjutnya dibiarkan di luar rumah sampai jam 04.00 pagi. Selama daun dalam kantong plastik tersebut di luar rumah, akan terjadi proses perkembangan cendawan P. phillippinensis. Pada jam 04.00 kantong plastik yang berisi daun tadi diambil dan dibawa masuk ke dalam rumah secara pelan-pelan dengan posisi daun tetap sisi atas tetap di atas dan sisi bawah tetap di bawah, ditempatkan di atas meja. Kemudian kantong plastik tersebut dibuka klipnya secara pelan-pelan dan daunnya dikeluarkan lalu dibalik dan diamati permukaan bawah daun yang menghadap ke atas dengan mengarahkan lampu senter ke permukaan atas daun. Arah sinar lampu senter bertentangan dengan arah pandangan mata. Tangkai konidia dan konidianya yang masih melekat tampak banyak sekali seperti tepung berwarna putih pada permukan daun.

Cara pembuatan preparat konidia untuk pengamatan mikroskop Bagian daun yang terlihat banyak konidianya seperti tepung warna putih diingat tempatnya atau diberi tanda, kemudian ambil sepotong sekitar 2-3 cm selotip bening/transparan lalu ditempelkan pada permukaan daun yang telah ditandai tadi dan ditekan-tekan dengan jari. Siapkan objek gelas yang berisi dengan setetes larutan pewarna Methylenblau di bagian tengahnya. Tempatkan objek gelas di samping daun jagung yang telah ditempeli selotip. Kemudian lepaskan selotip dari permukaan daun lalu diletakkan/ditempelkan pada objek gelas tepat menutupi tetesan larutan pewarna Methylenblau, pastikan laruratan pewarna Methylenblau tersebar merata ke permukaan bawah selotip dengan cara menekan dan mengusap bagian atas selotip dari bagian yang banyak warna birunya kearah yang kurang warna birunya. Setelah laruran Methylenblau tersebut merata, maka preparat yang dibuat siap untuk dilihat dan diambil gambar konidianya pada mikroskop cahaya. Konidia-konidia yang tampak jelas masih

Page 4: 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011

  24

melekat pada tangkainya diambil gambarnya/difoto. Agar preparat dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama, maka perlu diberi kuteks kuku di sekeliling pinggiran selotip sehingga larutan pewarna Methylenblau tidak cepat mongering atau menguap.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan konidia yang berasal dari Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan , dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur pada preparat dengan manggunakan mikroskop cahaya yang dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros Sulawesi Selatan menunjukkan adanya konidia cendawan Peronosclerospora spp. Berbentuk bulat (Gambar1,2,3, dan 4; Tabel2), sama bentuknya dengan bentuk konidia yang dilaporkan Wakman et al. (2007) di Kabupaten Bengkayang Propinsi Kalimantan Barat (Gambar 5). Jamur penyebab penyakit bulai yang bentuk konidianya bulat tergolong dalam spesies Peronosclerospora maydis, berbeda dengan bentuk konidia yang ada di Kodya Batu Malang yaitu bulat telur dari spesies Peronosclerospora sorghi (Wakman, 2004a) dan yang dilaporkan oleh Burhanuddin (2010) di Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan yang bentuk konidianya lonjong dari spesies P. philippinensis (Gambar 5).

 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan preparat di dalam mikroskop cahaya maka dapat diidentifikasi bahwa bentuk konidia cendawan penyebab penyakit bulai di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur adalah bulat yang tergolong dalam spesies Peronosclerospora maydis. Dengan demikian, hingga saat ini telah teridentifikasi penyebaran cendawan

ebab penyakit bulai Peronosclerospora spp. pada 22 Kabupaten/Kota di Indonesia. peny          

                                     Gambar 1. Konidia P. maydis Gambar 2. Konidia P. maydis Gambar 3. Konidia P. maydis di Kab. Mojokerto di Kab. Bojonegoro di Kab. Lamongan Jawa Timur Jawa Timur Jawa Timur

                                       Gambar 4. Konidia P. maydis Gambar 5. Konidia P. philipp nensis Gambar 6. Konidia P. sorghi i di Kab. Tuban di Kab. Maros Sulsel di Kab. Bengkayang Kalbar Jawa Timur (Burhanuddin,2010) (Wakman et al., 2007)  

Page 5: 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Burhanuddin : Identifikasi Cendawan Penyebab Penyakit Bulai Pada Tanaman Jagung Di Jawa Timur Dan Pulau Madura

  25

           Tabel 2. Sebaran spesies cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung berdasarkan bentuk konidianya di Kabupaten Mojokerto, Bojonegoro, Lamongan, dan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur. Tahun2010

No.

Kabupaten

Kecamatan

Desa

Bentuk Konidia

Spesies

1 Mojokerto Boreno Blongsong Bulat - 2 Bojonegoro Gadok Bodokumpul Bulat - 3 Lamongan Mantub Oro-oro Ombo Bulat - 4 Tuban Plumpang Paka Bulat -

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1994. Evaluasi kerusakan tanaman jagung karena organism pengganggu tahun 1993. Dirjen Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Jakarta.

Burhanuddin dan S. Pakki. 1999. Penampilan tanaman jagung akibat penyakit bulai pada tingkat umur yang berbeda. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan XI. PEI, PFI Sul-Sel. Universitas Jenderal Sudirman. Purwokerto.

Burhanuddin, 2006. Penyakit bulai dan cara penge ndaliannya di Indonesia. Prosiding dan Lokakarya Nasional Jagung Puslitbangtan. Badan Litbang Pertanian

Burhanuddin, 2010. Proses sporulasi Peronosclerospora philippinensis pada tanaman jagung. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan XX PEI, PFI Komda Sulawesi Selatan. Hal.

Frederiksen, R.A. and B.L. Renfro. 1977. Global status of maize downy mildew. Ann. Rev. Phytology. 15:249-275.

Kepala Balai Penelitian Tanaman Serealia. 2008. Memorandum Laporan Serangan Penyakit Bulai pada Tanaman Jagung di Kediri, Jawa Timur pada 19 Juni 2008.

Renfro, B.L. 1972. Present disease problems of maize in South East Asia Regional Symposium on Plant Diseases in the Tropics, September 11-15, 1972. Gajah mada University. Yogyakarta. Indonesia. 9 hlm.

Semangun, H. 1993. Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia. (Food crop diseases in Indonesia). Gadjah Mada University Press. 449 p.

Shaw, C.G. 1978. Peronosclerospora spesies and other downy mildew of the grmineae. Mycologia. 70(3):594-604.

Sudjono, M.S. 1988. Penyakit jagung dan pengendaliannya. Dalam Subandi, M. Syam, dan A. Widjono. Jagung. Puslitbangtan Bogor.

Sujono, MS. dan Y. Sopandi. 1988 Pendugaan penurunan hasil jagung oleh penyakit bulai(Peronosclerospora maydis). Prosiding Kongres Nasional IX PFI Surabaya 246-250.

Titatarn, S. and Syamananda.1978. The occurrence of Sclerospors spontaneae on Saccharun spontaeum in Thailand. Plant Disease Reporter. 62(1):29-31.

Wakman, W. 2000. Sebaran dan spesies cendawan Peronosclerospora berbeda morfologi konidianyadi Indonesia. 9 hal. (Belum dipublikasikan).

Page 6: 6 burhanuddin-jurnal identifikasi

Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.1.,No.1.,2011

  26

Wakman, W. dan H.A. Djatmiko. 2002. Sepuluh spesies cendawan penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung. Makalah disajikan pada Seminar PFI di Purwokerto 7 September 2002. 10 hal.

Wakman, W. dan Hasanuddin. 2003. Penyakit bulai (Peronosclerospora sorghi) pada jagung di dataran tinggi Karo Sumatera Utara. 10 hal. (Belum dipublikasikan).

Wakman, W. 2004a. Bentuk morfologi konidia Peronosclerospora sorghi penyebab penyakit bulai di Kecamatan Junrejo Kodya Malang. 6 hal. (Belum dipublikasikan).

Wakman, W. 2004b. Penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung, tanaman inang lain, daerah sebaran dan pengendaliannya. Seminar Mingguan Balitsereal. Jumat, 30 Juni 2006.

Wakman, W. 2005. Penyebab penyakit bulai pada tanaman jagung, tanaman inang lain, daerah sebaran dan pengendaliannya. Prosising Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan XVI PEI, PFI Komda Sulawesi Selatan. Maros, 22 Nopember 2005. Hal. 36-47.

Wakman, W., A. H. Talanca dan Surtikanti. 2007. Penyakit bulai pada tanaman jagung di Kabupaten Bengkayang Propinsi Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVIII Komda Sul-Sel, 2007. Hal. 174-178.

Wakman, W., A.H. Talanca, Surtikanti, dan Azri. 2008. Pengamatan penyakit bulai pada tanaman jagung di lokasi Primatani di Kabupaten Bengkayang Propinsi Kalbar pada 26-27 Juni. Seminar Mingguan Balitsereal, 5 Mei 2008.