6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

download 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

of 98

Transcript of 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    1/98

    BAB 6

    MELAKUKAN ANALISIS DATA SURVEILAPANGAN

    OLEH

    IR. KHOLIQ HERNAWAN MT

    1

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    2/98

    BAB 6

    MELAKUKAN ANALISIS DATA SURVEI LAPANGAN

    Tujuan dari bab ini adalah :1. Dapat menyiapkan data sistem manajemen energi .

    2. Dapat menganalisa data sistem manajemen energi dengan

    metoda metoda yang sesuai .

    3. Dapat mengolah data primer dan sekunder .

    4. Dapat menganalisa kinerja dan rugi –rugi pada peralatan

    konversi energi , termokimia , elektrokimia , dan /atau

    pemanfaatan energi dengan metode yang sesuai .

    5. Dapat menganalisa neraca energi pada sistem konversi ,

    proses produksi , sistem pembangkit , dan /atau sistempemanfaat energi dengan metode yang sesuai .

    6. Dapat mengidentifikasi peluang penghematan energi

    7. Dapat menganalisa peluang penghematan energi secara

    tekno ekonomi . 2

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    3/98

    Kegiatan analisis data dilakukan untuk mendapatkan

    hasil kajian yang lebih mendalam tentang potret

    pemanfaatan energi.

    Pengguna energi signifikan

    Intensitas energi

    Kecendrungan intensitas energi

    Neraca energi

    Efisiensi dan kinerja pemanfaatan energi

    Potensi penghematan energi

    Kajian tekno ekonomi

    ANALISIS DATA

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    4/98

    1. Mengetahui apa yang terjadi dalam pengelolaan

    dan penggunaan energi.

    2. Mengetahui potensi penghematan energi dankelayakannya.

    3. Mengetahui manfaat  jika sistem manajemen

    energi, peluang penghematan energi

    diimplementasikan.

    4. Membuat rekomendasi dan langkah tindak lanjut.

    4

    TUJUAN ANALISIS DATA

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    5/98

    Metode Analisis Data

    Data historis konsumsi energi :• Statistik

    • Matrik manajemen energi

    • Benchmarking

    • Heat loss

    • Neraca energi.

    Potensi penghematan energi :• Teknikal

    • Ekonomi

    Data primer & sekunder :

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    6/98

    Pengelompokan data

    Pengguna Utama Energi (Teori Pareto)

    Penggambaran data

    Perhitungan efisiensi energi dan neraca massa

    Analisis statistik dan kecendrungan konsumsi energi

    Membandingkan kinerja energi atual dan

    disain/performans test Sistem EnergiAnalisis sebab akibat – faktor yang berpengaruh

    Menghitung Cost benefit ratio

    Membuat prioritas konservasi energi6

    TEKNIK ANALISIS DATA

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    7/98

    Analisis Data Survei Lapangan

    Melakukan Analisis Penerapan Sistem Menajemen

    Energi pada Organisasi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    8/98

    Analisis Data Survei Lapangan

    Data Sistem manajemen energi dianalisa dengan metoda yang sesuai.

    Melakukan Analisis Penerapan Sistem Menajemen Energi

    Alat efektif untuk evaluasi

    kinerja manajemen energi

    perusahaan adalah matriks

    manajemen energi.

    Banyak perusahaan dimana peluang untuk

    melakukan investasi masih tersedia. Namun

    investasi bidang efisiensi energi umumnya bukan

    pilihan prioritas bagi pengambil keputusan. Hanyainvestasi efisiensi energi dengan pengembalian

    biaya tinggi saja yang menjadi pilihan pimpinan.

    Untuk score di atas 30 dinilai masihwajar,

    Di atas 40 dinilai sangat baik,

    Dibawah 30 diperlukan perbaikan

    sistem manajemen energi.

    Hasil Analisis Penerapan Sistem Menajemen Energi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    9/98

    MATRIKS MANAJEMEN ENERGI

    9

    Tingkat Kebijakan Energi Tim Energi Motivasi Sistem Informasi Pemasaran Investasi

    4 Kebijakan energi,rencana tindakan dan

    pratinjau rutin,memperoleh

    komitmen dari topmanagement sebagai

    bagian dari strategilingkungan

    Manajemen energitelah sepenuhnya

    terintegrasi ke dalamstruktur manajemen.

    Delegasi tanggung jawab yang jelas untuk

    konsumsi energi

    Jalur informasiformal dan informal

    secara rutindimanfaatkan oleh

    manajer energi danstaf energy pada

    semua level

    Sistem yang komprehensif menetapkan target,

    memonitor konsumsi,mengidentifikasi

    kesalahan,mengkuantifikasi

    penghematan, danmenyediakan pelacakan

    anggaran

    Memasarkan nilaiefisiensi energi dan

    kinerja manajemenenergi baik di dalam

    maupun di luar organisasi

    Diskriminasi positif dalam mendukung

    skema “hijau” denganpenilaian investasi

    yang rinci dari semuapeluang baru dan

    peluang yangdiperbarui

    3 Kebijakan energiformal, tapi bukankomitmen aktif daritop management 

    Manajer energibertanggung jawabterhadap komite energi

    yang mewakili semuauser , dipimpin oleh

    seorang anggotadewan manajer 

    Komite energidigunakan sebagai jalur utama

    bersama dengankontak langsung

    dengan user utama

    Laporan M&T untuk asetpribadi berdasarkan sub-metering, tetapi

    penghematan tidakdilaporkan secara efektif 

    kepada user 

    Program kesadaranstaf dan kampanyemasyarakat secara

    rutin

    Kriteria pengembalianyang digunakan samaseperti untuk semua

    investasi lain

    2 Tidak mengadopsikebijakan energi

    yang ditetapkan olehmanajer energi atau

    manajer departemensenior 

    Terdapat manajer energi, memberikan

    laporan kepada komitead-hoc, tapi

    manajemen lini dankewenangan tidak jelas

    Kontak dengan user 

    utama melalui

    komite ad-hoc yangdipimpin oleh

    manajer departemen senior 

    Monitoring dan targeting 

    dilaporkan berdasarkan

    data pasokan meter , unitEnergi memiliki

    keterlibatan ad-hoc dalampengaturan anggaran

     Ada pelatihankesadaran bagi staf 

    ad-hoc

    Hanya investasimenggunakan kriteria

    pengembalian jangkapendek

    1 Kumpulan pedoman

    tidak tertulis

    Manajemen energi

    merupakan tanggung jawab paruh-waktu dari

    seseorang denganotoritas atau pengaruh

    yang terbatas

    Kontak informal

    antra enjiner danbeberapa user 

    Biaya dilaporkan

    berdasarkan data invoice.Enjiner memenuhi laporan

    untuk penggunaaninternal di dalam

    departemen teknikal

    Kontak informal

    digunakan untukmempromosikan

    efisiensi energi

    Hanya kebijakan

    berbiaya rendah yangdiambil

    0 Tidak ada kebijakanyang eksplisit

    Tidak ada manajemenenergi atau delegasi

    formal apapunmengenai tanggung

     jawab konsumsi energi

    Tidak ada kontakdengan user 

    Tidak ada sisteminformasi, Tidak ada

    perhitungan untukkonsumsi energi

    Tidak ada promosiuntuk efisiensi energi

    Tidak ada investasidalam peningkatan

    efisiensi energi

    Matrik manajemen energi adalah suatu alat yang dikembangkan untuk mengevaluasi kinerja

    perusahaan dari aspek manajemen energi.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    10/98

    CARA MENGGUNAKAN MATRIKS

    Dalam penerapannya, penggunaan matrik harus

    mempertimbangkan setiap kolom secara individual.

    Berikan tanda yang paling tepat dimana posisi organisasi

    berada (bisa dalam atau antar sel).

    Hubungkan masing-masing tanda antar kolom dan

    perhatikan keseimbangan antar kolomnya.

    Adanya puncak memperlihatkan usaha yang baik,

    sedangkan adanya lembah memperlihatkan adanya

    kekurangan pada organisasi.

    Adanya puncak dan lembah adalah hal yang biasa dalam

    organisasi, perbaikan harus selalu dilakukan setiap saat.

    10

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    11/98

    APA ARTI DARI MATRIK ITU ..?

    Jika elemen matrik diperhatikan, maka setiap kolom dari matriks

    manajemen energi memaparkan satu dari enam elemen kunci sebagai

    issu krusial dalam manajemen energi.

    Masing-masing dari elemen kunci tersebut adalah;

    kebijakan,

    motivasi pada staf,

    sistem tracking (informasi-pemantauan dan pelaporan),

    promosi (kesadaran/pelatihan), dan

    investasi.

    11

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    12/98

    Matriks terdiri dari 6 kolom dan 5 baris,   setiap kolom

    berkaitan dengan satu dari enam aspek organisasional.

    Semakin ke atas, semakin baik  dalam pengendalian aspek-aspek tersebut.

    Gambar garis melalui setiap sel matriks yang menggambarkan

    status kinerja manajemen saat ini, kemudian perusahaan akanmendapatkan “profil organisasional”  manajemen/Anda.

    12

    Profil Organisasional Matriks

    Hasil dari analisis Matrik Manajemen Energi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    13/98

    13

    Baris

    Kolom

    Bentuk Matrik Manajemen Energi

    Bentuk matrik manajemen energi yg menggambarkan profil orgasisasional yaitu

    status implementasi sistem manajemen energi organisasi.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    14/98

    Bagaimana Menganalisis Profil Organisasional?

    Analisis profil organisasional akan mengindikasikan

    kekuatan dan kelemahan dari manajemen energi.

    Terdapat lima tingkat, “0

    -4”, There are five “Terbaik hingga

    Terburuk”

    Bentuk yang berbeda dari profil organisasional berarti

    permasalahan yang berbeda dan pemberian masukan yangberbeda untuk pengambilan tindakan.

    14

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    15/98

    LEVEL MATRIKS

    • Baris 0 s/d 4 merepresentasikan tingkat

    perbaikan status masing-masing isu

    manajemen energi.

    • Salah satu tujuan penerapan matriks

    adalah untuk memetakan level ataustatus diri.

    15

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    16/98

    ARTI MASING-MASING LEVEL

    Level 0 Pada level ini manajemen energi belum merupakan agenda dari

    organisasi.

    Artinya tidak ada kebijakan manajemen energi, tidak ada struktur

    manajemen energi formal, tidak ada pelaporan, tidak ada orang

    yang khusus menangani energi.

    16

    Level 1

    Status pada level ini sudah selangkah lebih maju dalam manajemen

    energi.

    Namum perusahaan belum memiliki kebijakan resmi tentang

    manajemen energi

    Penugasan/penunjukan manajer energi sudah dilakukan.Manajer energi mempromosikan kesadaran energi melalui jaringan

    informal yang longgar dan berhubungan langsung dengan konsumsi

    energi

    Manajer memberikan saran dan rekomendasi perbaikan efisiensi

    energi.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    17/98

    ARTI MASING-MASING LEVEL ( LANJUTAN 1 )

    Level 2

    • Pentingnya manajemen energi sudah dipahami oleh pihak manajemen senior di perusahaan,

    • Akan tetapi dalam prakteknya komitmen atau dukungandalam aktivitas manajemen energi belum ada.

    Level 3

    • Manajer senior perusahaan sudah memahami nilai danmanfaat program penghematan energi.

    • Isu konsumsi energi sudah masuk secara terintegrasi dalamstruktur organisasi.

    • Sistem informasi dan pelaporan yang lengkap juga sudahditerapkan.

    • Selain itu juga sudah disetujui sistem manajemen energi daninvestasi.

    17

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    18/98

    ARTI MASING-MASING LEVEL ( Lanjutan 2 )

    Level 4 Pada level ini konsumsi energi sudah merupakan

    prioritas utama di seluruh organisasi.

    Kinerja aktual dipantau secara rutin dan

    dibandingkan dengan target, keuntunganfinansial dari setiap langkah-langkah efisiensidihitung.

    Pencapaian di bidang manajemen energi

    dilaporkan dengan baik dan konsumsi energidihubungkan dengan isu lingkungan hidup.

    Manajer senior sangat berkomitmen denganefisiensi energi.

    18

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    19/98

    Bentuk-bentuk Profil Organisasional

    19

    Bentuk-bentuk dari profil organisasional

    Bentuk Deskripsi Analisis Hasil Tindakan

    1. Seimbang diatas

    Skor pada tingkat 3 atau lebihpada seluruh kolom

    Kinerja sempurna Pelihara standar yang tinggi tersebut

    2. Seimbang dibawah

    Skor pada tingkat di bawah 3pada seluruh kolom

    Perlu peningkatan pada setiapaspek dari manajemen energi

    Dapatkan komitmen dari topmanagement. Rumuskan strategi

    untuk mengembangkan manajemenenergi. Atur target, rencana tindakan

    dan proses monitoring

    3. Bentuk-U Dua kolom pada sisi terluar  

    berada pada tingkat 3 ataulebih

    Memiliki komitmen perusahaan

    terhadap efisiensi energi.Pengharapan telah dicapai,

    kelemahan berada pada timimplementasi

    Rumuskan komite energi, buat jalur 

    komunikasi resmi dengan seluruh staf perusahaan. Tentukan target,

    rencana tindakan, dan prosesmonitoring

    4. Bentuk-N Dua kolom pada sisi terluar  

    rendah secara signifikan

    Tidak ada komitmen perusahaan.

    Memiliki tim energi ahli untukmengimplementasikan aktivitas.

    Pencapaian pada kolom tengah sia-sia.

    Dapatkan komitmen dari top

    management 

    5. Palung-V Satu kolom lebih rendahsecara signifikan

    dibandingkan yang lainnya

    Ketidaktercapaian pada kolom inidapat menahan keberhasilan pada

    kolom lainnya

    Lebih fokus pada aspek tertentu

    6. Puncak Satu kolom lebih tinggi secara

    signifikan dibandingkan yanglainnya

    Upaya pada kolom ini bisa menjadi

    sia-sia karena keberjalanan yangburuk pada kolom yang lain

    Lebih fokus pada kolom/aspek lainnya

    7. Tidak

    seimbang

    Dua atau lebih 2 tingkat di

    atas atau di bawah rata-rata

    Semakin tidak seimbang semakin

    sulit untuk berkinerja baik

    Fokus pada aspek yang lebih rendah

    dan coba untuk meningkatkannya

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    20/98

    REKOMENDASI TINDAK LANJUT

    ( MANAJEMEN ENERGI)

    Setelah status manajemen energi dalam organisasi

    (profil organisasional) diketahui, maka kelemahan

    dan kelebihan dari tiap elemen sistem manajemen

    energi sudah diketahui

    Rekomendasi perbaikan dibuat sesuai potret profil

    organisasional manajemen energi tersebut di atas

    yaitu :

    Mengeser profil organisasional ke level atas

    Menyeimbangkan level masing-masing issu pada

    kolomnya.

    20

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    21/98

    Mengolah Data sekunder dan data primer

    Analisis data sekunder dan primer

    • Tabulasi data

    • Pengelompokan data

    • Penggambaran data

    No. Bulan kWh Produksi (kg)

    1. Januari 700.634 1.210.396

    2. Februari 581.476 1.019.099

    3. Maret 713.530 1.246.679

    4. April 599.639 1.040.561

    5. Mei 645.228,8 1.054.481

    6. Juni 668.059,2 1.078.973

    7. Juli 576.673,6 1.037.957

    8. Agustus 588.849,6 1.018.645

    9. September 509.059,2 990.757

    1. Tabulasi data

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    22/98

    Jenis sumber energi,

    Jenis & area penggunaan energi

    2. Pengelompokan data

    Analisis data sekunder primer

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    23/98

    Penguna Energi Utama (Signifikan)

    Berdasarkan Kelompok Unit Pengguna Energi

    Sumber energi Kelompok Unitkerja Konsumen energi

    utama (signifikan)

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    24/98

    Jenis Energi Utama (Signifikan)

    Berdasarkan Sub Kelompok Pengguna

    Konsumsi energi menurut

    Kelompok Unit Kerja

    Sumber energi utama

    (signifikan) untuk tiap unit

    kerja.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    25/98

    Konsumsi energi pada peralatan pengguna energi besar / signifikan) misalnya pada Unit kerja V adalah sbb:

    Proses (50 %) - BBM

    Motor (30 %) - Listrik

    Boiler (20 %)  – Batu bara

    Peralatan Pengguna Energi per Unit Kerja

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    26/98

    • Data agar ditampilkan dalam bentuk gambar/grafik.

    • Pada presentasi visual, apresiasi yang lebih baik dapat diperoleh atas

    berbagai perubahan/variasi intensitas pemakaian energi,

    dibandingkan dengan penyajian dalam bentuk angka-angka atau tabel

    26

    Penggambaran Data

    (Data Sekunder & Primer)

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    27/98

    Analisis Kecenderungan

    Analisis Regressi :Kecendrungan dan tingkat tebar data (konsumsi energi atau intensitasenergi) dievaluasi dengan metoda statistik- regressi. Analisis regressi

    mengindikasikan kinerja pengelolaan energi. Data cendrung naik dan

    tingkat tebar tinggi mengindikasikan pengelolaan energi buruk.

    Sebaliknya jika tingkat tebar data berada disekitar garis trend line dan

    cendrung turun atau konstan mengindikasikan kinerja pengelolaan energiyang baik.

    Indikator tingkat tebar adalah koefisien regressi R2

    (R2 > 0.7 dianggab baik).

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    28/98

    Level Produksi

    Parameter operasi

    Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Energi

    Selalu ada faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi/intensitasenergi. Hal ini disebut dengan faktor pendorong (driven factor). Faktor 

    pendorong tersebut umumnya :

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    29/98

    Parameter berpengaruh pada Konsumsi Energi

    29

    Tampak pada gambar terdapat 2 (dua) komponen utama dari konsumsi energi:

    1. Energi yang terkait langsung dengan output/produksi/jasa (mP).

    2. Energi yang tidak terkait langsung dengan output/jasa (e).

    Konsumsi energi total suatu unit kerja merupakan jumlah dari kedua

    komponen tersebut dan dengan jelas dapat dituliskan sebagai persamaan

    garis lurus :

    E = e + mP.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    30/98

    Benchmarking

    30

    Bencmarking adalah salah satu cara untuk memperkirakan peluang

    penghematan energi. Dalam melakukan assesmen peluang

    penghematan energi, maka kita harus familiar dengan seberapa baik kita

    telah berbuat secara relatif terhadap industri sejenis.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    31/98

    Rugi rugi energi

    Isolasi pipa instalasi uap outdoor yang kurang terawatakan menimbulkan rugi-rugi panas dari permukaan

    isolasi dan rugi-rugi energi t isolasi yang basah akibat air

    hujan.

    INSTALASI LUAR (OUT DOOR)

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    32/98

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    33/98

    Rugi rugi energi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    34/98

    Isolasi Pipa Panas

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    35/98

    Pipa panas tanpa isolasi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    36/98

    Flanges diameter 25 mm tidak

    diisolasi, suhu permukaan 175 C,

    Kerugian panas yang terjadi

    equivalent dengan 0.6 m panjang

    pipa telanjang.

    Sama dengan 1.2 MJ/Jam equivalentsetara dengan 200 litre bbm per

    tahun.

    CONTOH :

    Rugi rugi energi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    37/98

    RUGI-RUGI PANAS dari KATUP TANPA ISOLASI

    Rugi-rugi panas pada katup

    tanpa isolasi equivalent

    dengan 1 meter pipa

    telanjang.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    38/98

    SISTEM PEMBAKARAN

    Sistem pembakaran meliputi bahan bakar, manajemen

    pembakaran dan peralatan pemanfaat panas.

    Manajemen Pembakaran

    Manajemen pembakaran perlu untuk mendapatkan proses

    pembakaran optimum pada suatu sistem pembakaran.

    Sistem pembakaran

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    39/98

    Indikator efisiensi sistem pembakaran adalah :

    Ratio udara ( Air ratio combustion)

    Suhu gas buang (stack temperature).

    Rasio udara diindikasikan dengan persen (%) O2 atau CO2 pada gas

    buang.

    Suhu,

    O2 atau CO2

    Indikator efisiensi pembakaran

    Indikator Efisiensi Sistem Pembakaran

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    40/98

    Bahan Bakar Rasio Udara ( %) Optimum O2 pada Stack (%)

    Batubara 1.20 -1. 25 4  – 4,5

    Biomassa 1.20  – 1.40 4 - 6

    Stoker firing 1.25  – 1.40 4,5  – 6,5

    BBM 1.05  – 1.15 1 - 3

    Gas bumi/LPG 1.05  – 1.10 1 - 2

    Black Liquor 1.05  – 1.10 1 - 2

    Rasio Udara & O2 OPTIMUM

    O2 optimumRasio UdaraBahan Bakar

    PRINSIP KONSERVASI ENERGI PADA SISTEM PEMBAKARAN

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    41/98

    Pemborosan pada sistem pembakaran terjadi karena peralatan

    didisain saat harga energi murah sehingga efisiensi belum

    menjadi pertimbangan utama.

    Suhu gas buang (stack) rendah

    Ciri-ciri boros energi pada sistem pembakaran:o

    Suhu stack (gas buang) tinggi di atas 150 C.o Rasio udara rendah (O2 terlalu rendah, gas buang berasap)

    o Rasio udara tinggi (O2 tinggi, gas buang bening/tak berwarna)

    O2 terlalu rendah/asapO2 tinggi gas buang

    bening/tak berwarana

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    42/98

    Efisiensi pembakaran didefinisikan sebagai energi input yangterkandung dalam bahan bakar (hasil pembakaran sempurna)

    dikurangi dengan rugi-rugi energi cerobong.

    Efisiensi Pembakaran

    Rugi-rugi energi

    Cerobong

    (% input)

    Rugi-rugi cerobong dalam hal ini dinyatakan dalam % bahan bakar input.

    Efisiensi pembakaran = (100  –  Rugi-rugi Cerobong) %.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    43/98

    Rugi-rugi cerobong adalah panas sensibel gasbuang.

    Besarnya rugi-rugi energi cerobong

    ditentukan oleh suhu gas buang dan rasio

    udara (O2 pada gas buang).

    Rugi energi cerobong sebagian besar

    terkandung pada gas CO2 dan N2. Gas CO2terbentuk dari hasil pembakaran karbon (C)

    yang ada dalam bahan bakar dengan O2.

    Gas nitrogen (N2) sebetulnya tidak berperandalam proses pembakaran tetapi gas ini

    terdapat di udara pembakaran dengan

     jumlah yang relatif besar dan kehadirannya

    di ruang bakar sulit dihindari.

    Rugi-Rugi Energi Cerobong

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    44/98

    • Besarnya excess air dapat dihitung berdasarkan data

    pengukuran CO2 dan O2 dalam gas buang.

    • Excess air dihitung dengan formula berikut :

    Excess Air

    Excess air (E) = {378/ [100 - (α + ω)] / ω } - 3.78

    E adalah excess air (%)

      α adalah konsentrasi CO2 pada gas buang (%)   ω adalah konsentrasi O2 pada gas buang (%).

    Dengan :

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    45/98

    • Excess air dapat juga dihitung dengan formula

    berikut :

    Excess Air

    Excess air (E) = [(CO2 stochiometrik/CO2 aktual) – 1] x 100 %.

    CO2 stochiometrik adalah volume CO2 stochiometrik (α) dalam flue gas

    kering.

    Dengan :

    .

    •Natural gas and producer gas; CO2 stochiometrik : 11

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    46/98

    • Setiap excess air turun 5 %, akan

    meningkatkkan efisiensi pembakaran 1 %.

    • Setiap O2 pada gas buang turun 1 %, efisiensipembakaran naik 1 %.

    • Setiap suhu gas buang turun 20 C, efisiensi

    pembakaran naik 1 %.• Setiap suhu udara pembakaran naik 18 C,

    bahan bakar hemat 1 %.

    Rangkuman

    Prinsip Konservasi Energi Pada Sistem

    Pembakaran

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    47/98

    • Suhu stack gas gas buang rendah (+ 150 C)

    • Kadar oksigen (O2) pada gas buang OPTIMUM

    47

    PEMBAKARAN OPTIMUM

    Bahan Bakar Optimum

    Excess Air %

    Optimum O2 pada

    Stack Gas %

    Batubara 20 - 25 4 – 4,5

    Biomassa 20 - 40 4 - 6

    Stoker firing 25 - 40 4,5 – 6,5

    BBM 5 - 15 1 - 3

    Gas Bumi/LPG 5 - 10 1 - 2Black Liquor 5 - 10 1 - 2

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    48/98

    Contoh: Perbaikan Efisiensi Pembakaran – Bahan bakar

    Natural Gas*

    Efisiensi Pembakaran (%)

    Excess % Flue gas temperature temperature, oF

    Air Oxygen 200 300 400 500 600

    9.5 2.0 85.4 83.1 80.8 78.3 76.0

    15.0 3.0 85.2 82.8 80.4 77.9 75.428.1 5.0 84.7 82.1 79.5 76.7 74.0

    44.9 7.0 84.1 81.2 78.2 75.2 72.1

    81.6 10.0 82.8 79.3 75.6 71.9 68.2

    *)Assumsi pembakaran sempurna dan tidak ada uap air- H2O pada udara

    pembakaran

    Kasus II: O2 turun dari 7% ke 2 %, suhu tetap

    400F.

    Peningkatan Efisiensi pembakaran: (80.4 – 78.2) =2.2 %,

    Atau = 2.2/eff boiler = 2.2/0.85 = 2.5 %

    Dari bahan bakar input (fuel gas)

    Kasus I : Suhu turun dari 400 F ke 200 F; O2

    tetap.

    Peningkatan Efisiensi pembakaran :(84.1 – 78.2) = 5.9 %,Atau = 5.9/eff boiler = 6.9 % dari energi iput (fuel gas)

    Kasus III. Jika suhu dan O2 turun dari 400 F ke

    200 F; dan O2 dari 7 % menjadi 2 %.Peningkatan Efisiensi pembakaran :(85.4 – 78.2) = 7.2

    %,

    Atau = 7.2/eff boiler = 8.47 % dari energi iput (fuel gas)

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    49/98

    49

    Asap - C C C C C :

    Indeks Asap Performance Burner

    1 Sangat baik

    2 Baik

    3 Cukup

    4 Kurang

    5 Sangat kurang

    6 Buruk

    7 Amat buruk

    8 Amat buruk

    9 Amat sangat buruk

    Smoke tester

    Smoke

    Indeks

    PEMBAKARAN TAK SEMPURNA

    • Indeks asap diukur dengan Smoke tester.

    • Kriteria Indeks Asap adalah sebagai berikut

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    50/98

    RUGI RUGI ENERGI

    AKIBAT PEMBAKARAN TAK SEMPURNA

    50

    Pembakaran tak sempurna : CO dalam gas buang

    misalkan = 0.8 %, dan (CO2 + CO) = 10 %, dengan

    menggunakan grafik : Rugi-rugi Stack = 5 %.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    51/98

    Rugi-rugi Energi Cerobong

    • Seigerts Formula.

    • Dengan : K dan C = Konstanta Seigert (untuk berbagai tipe bahan bakar lihattabel).

    ΔT = Beda suhu gas buang dan udara pembakaran (C).

    % CO2 = persentase volume kering CO2 pada gas buang.

    51

    Jenis Bahan Bakar K C

    Bahan bakar Minyak• Batu bara

    • Gas bumi

    0.560.63

    0.38

    6.55.0

    11.0

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    52/98

    Hubungan antara CO2, O2 dan udara lebih /excess air

    untuk berbagai bahan bakar

    52

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    53/98

    CO2, O2 vs excess air (ekstrim) bahan bakar

    Batubara & Minyak bumi

    53

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    54/98

    CO2, O2 vs excess air (LPG, Gas bumi &

    Biomasa)

    54

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    55/98

    CO2, O2 vs excess air - ekstrim (LPG, Gas bumi &

    Biomasa)

    55

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    56/98

    Rugi-rugi energi melalui gas buang

    • Bahan bakar gas

    56

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    57/98

    Rugi-rugi energi melalui gas buang

    • BBM

    57

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    58/98

    Rugi-rugi energi melalui gas buang

    • Batu bara

    58

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    59/98

    NERACA ENERGI

    EFISIENSI = 100 – Σ RUGI-RUGI

    Efisiensi Aktual = 100 – (15+0.6 + 8.7) = 75.7%.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    60/98

    Analisis Sistem Kelistrikan

    60

    Pembahasan yangperlu dilakukan meliputi peralatan , load profile, mutu

    kelistrikan dan losses yang terjadi.

    Membahas sistem distribusi mulai dari titik penerimaan(PLN)

    sd titik penyerahan

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    61/98

    Analisis Sistem Kelistrikan

    Peralatan distribusi listrik: Transformator

    61

    97,80

    98,00

    98,20

    98,40

    98,60

    98,80

    99,00

    99,20

    99,40

    0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

       E   F   I   S   I   E   N   S   I   (   %   )

    BEBAN (%)

    KARAKTERISTIK T RANSFORMATOR DISTRIBUSI 4.000kVA.20/6,0 kV

    PF=1,0

    PF=0,9

    PF=0,8

    Ada beberapa dua hal yang perlu di bahas

    yaitu pembebanan dan mutu ouput daya

    listrik .

    Pada pembebanan Transformator yang

    perlu ditinjau adalah pembebanan rata

     – rata dan pembebanan maksimum.Pembebanan rata-rata sebaiknya

    berada antara 40 % sd. 60 sedang

    pembebanan masimum 80 %.

    Untuk mutu daya listrik yang perlu diperhatikan:

    - Tegangan antar fasa pada saat beban rendah dan beban tinggi- Kesimbangan tagangan antar fasa

    - Rugi-rugi transformator

    - Faktor daya

    - Harmonisa ( THD Voltage )

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    62/98

    Analisis Sistem Kelistrikan

    Mutu Daya kelistrikan

    • Stabilitas suplai, tegangan dan frekwensi

    • Keseimbangan antar fasa memenuhi persyaratan

    yang ditentukan

    • Faktor daya mememenuhi ketentuan• Harmonisa maksimum dibawah standar IEEE 519

    THD V mak. 3 % dan THD A mak. 10 %

    • Penurunan tegangan di ujung distribusi mak. 5 %

    • Terjadi pemanasan lokal pada: kabel, sambungankabel, bus bar, motor ( dengan thermal image )

    62

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    63/98

    Analisis Sistem Kelistrikan

    Pembebanan sistem kelistrikan

    63

    0

    200

    400

    600

    800

    1000

    1200

       7  :  0  0

      8  :  3  0

      1  0  :  0  0

      1  1  :  3  0

      1  3  :  0  0

      1  4  :  3  0

      1  6  :  0  0

      1   7  :  3  0

      1  9  :  0  0

      2  0  :  3  0

      2  2  :  0  0

      2  3  :  3  0

      1  :  0  0

      2  :  3  0

      4  :  0  0

       5  :  3  0

    Time (Hrs)

       D  e

      m  a  n   d ,   K  v  a

    Pembebanan yang perlu ditinjau:- Perbandingan daya maksimum terhadap daya terpasang PLN

    - Penyebab beban maksimum, durasinya dan kewajarannya

    - Kewajaran keseluruhan beban selama 24 jam

    - Beban minimum dan kewajarannya

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    64/98

    Analisis Sistem Kelistrikan

    Mutu Daya kelistrikan: ketidak seimbangan tegangan

    64

    Ketidak seimbangan tegangan antar fasa akan menimbulkan

    peningkatan losses pada motor-motor 3 fasa dan berakibat pada

    peningkata temperatur motor. Pada grafik dari DOE USA di atas

    dapat diketahui berapa besar losses akibat kenaikkan perbedaan

    tegangan antar fasa.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    65/98

    Pemeriksaan thermografi pada sambungan

    kabel

    65

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    66/98

    Trafo

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    67/98

    EVALUASI

    Symmetrical Load

    Differential Temp. 3∅

    Maximum Temp. 3∅< 5°C 5°C - 1 0°C 11°C - 2 0°C 21°C - 4 0°C > 40°C

    < 60°C < 75°C LOW MEDIUM HIGH CRITICAL

    60°C – 100°C75°C –

    100°CINFORMATION

    OFOVERLOADING

    MEDIUM HIGH CRITICAL CRITICAL

    > 100°C > 100°C INFORMATIONOF HIGH

    OVERLOADING

    CRITICAL CRITICAL CRITICAL CRITICAL

    Reference of Infrared Thermography Inspection

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    68/98

    Thermography Inspection

    Non-symmetrical Load

    Difference Temp.

    Between

    Top – Bottom

    Connection

    Maximum Temp. 3∅

    < 5°C 5°C - 1 0°C 11°C - 2 0°C 21°C - 40°C > 40°C

    < 60°C < 75°C Normal LOW MEDIUM HIGH CRITICAL

    60°C – 100°C 75°C – 100°CINFORMATION

    OF

    OVERLOADING

    MEDIUM HIGH CRITICAL CRITICAL

    > 100°C > 100°CINFORMATION

    OF HIGH

    OVERLOADING

    CRITICAL CRITICAL CRITICAL CRITICAL

    a b

    Table : Non-symmetrical LoadReference of Infrared

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    69/98

    • Kwalitas daya yang dipasok ke sistem penggerakmotor berkaitan dengan kinerja peralatan energiyang dioperasikan.

    • Kwalitas supply daya listrik perlu dianalisa apakah

    sudah sesuai dengan yang diharapkan.• Parameter kwalitas daya terdiri atas :Ketidak-seimbangan arus.

    Ketidak-seimbangan tegangan.

    Faktor Daya yang rendah.Tingkat harmonik (THD) arus.

    Tingkat harmonik (THD) tegangan.

    Kwalitas Supply Daya pada Pengguna DayaListrik

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    70/98

    Kwalitas daya menurun atau buruk antara lain karena :

     – pemakaian trafo kwalitas rendah.

     – Pembagian beban yang tidak seimbang.

     – Pemakaian peralatan (motor) kwalitas rendah.

     – Kerusakan di bank kapasitor tanpa diketahui.

     – Pemakaian beban yang tidak linier, seperti balast

    elektronik, komputer, UPS, inverter, power supply, charger,

    lampu discharge.

     – Kerusakan isolasi pada kabel dan di belitan motor, trafo,balast.

    Kwalitas Daya Buruk

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    71/98

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    72/98

    PEMERIKSAAN THERMOGRAPHY

    MOTOR POMPA

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    73/98

    Reference of Infrared Thermography Inspection

    Reference Conditional Explanation

    No. Note

    1.All equipment connection including busbar, contactor, breaker, cable, capacitor, motor and transformer 

    exceeds its minimum temperature limit will deteriorate its insulation.

    2.

    For general reference, use:

    a.

    NEC Handbook (National Electrical Code, NFPA 70) 2005, Article 110.14(C)(1)(a) for circuits rated 100

    amperes or less (14 AWG through 1 AWG conductors).

    b.NEC Handbook (National Electrical Code, NFPA 70) 2005, Article 110.14(C)(1)(b) for circuits rated over 

    100 amperes (larger than 1 AWG)

    3.Termination/conductor life time will be halved at exceeding 10OC in the limit temperature. The limit

    temperature = 60OC (if refer to point 1(a) above), or 75OC (if refer to point 1(b) above),

    4.Use NEC Handbook (National Electrical Code, NFPA 70) 2005 Table 310.16 Allowable Ampacities of Insulated

    Conductors Rated 0 Through 2000 Volts.

    5. Four level severityin infrared inspection:

    LOW Requires monitoring and a check-up at the earliest convenient time

    MEDIUM Requires attention

    HIGH Requires attention as soon as possible

    CRITICAL Requires immediate attention

    6. Critical case should inform related section immediately

    7. Critical case also include the happen of melting in connection

    8. Determine the level of severity, in the back ground temperature about 30OC

    9. Compare the temperature of top and bottom connection of breaker or fuse holder.

    Table 4: Reference Conditional Explanation of Non-symmetrical Load

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    74/98

    EVALUASI DAN ANALISIS DATA

    Motor Klas F

    KRITERIA ASSESMENT

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    75/98

    KRITERIA ASSESMENT

    (Relative Temperature Criteria)

    NORMAL : s/d 10°C di atas reference or baseline

    SEDANG : antara 10°C - 20°C di atasreference or baseline

    SERIOUS : antara 20°C - 40°C di atas reference or baseline

    CRITICAL : lebih besar dari 40°C diatas reference or baseline

    Perbedaan suhu bearing motor yang tinggi adalah

    indikasi

    Pemborosan energi

    Perlunya pemeliharaan dilakukan atau misaligned

    poros.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    76/98

    Flow material and Products of Arc Furnace

    Steel Making Method

    Steelmaking

    process

    Roling process

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    77/98

    Neraca Energi Electric Arc Furnace (Contoh)

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    78/98

    ANALISIS DAN EVALUASI DATA SISTEM AC

    78

    Teknologi AC

    Suhu & RH ruang kerja

    Pengoperasian & Pemeliharaan AC

    Instalasi AC

    Kinerja sistem AC.

    Potensi penghematan energi, melihat dimana

    penghematan energi dan besarnya.

    Faktor yang berpengaruh terhadap kinerja

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    79/98

    79

    Pada sistem AC sentral, energi panas ditransmisikan dari ruangan ke

    udara luar dengan mengikuti lima alur sirkuit perpindahan panasmasing-masing dari kiri ke kanan sebagai berikut :

    • Sirkuit udara dalam ruangan

    • Sirkuit air dingin

    • Sirkuit refrigran

    • Sirkuit pendingin kondensor

    • Sirkuit air pendingin.

    SISTEM AC SENTRAL

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    80/98

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    81/98

    81

    WATER COOLING CHILLER

    Siklus kerja refrigrasi terjadi pada chiller.

    Uap Refrigrant mengkondensasi di kondensor karena dikompres oleh kompresor dandidinginkan oleh air dingin dari cooling tower. Air dari kondensor kemudian didinginkan

    di cooling tower. Karena tekanan kompresor refrigerant cair mengalir kembali ke

    evaporator tetapi jumlahnya diatur oleh Exp. Valve. Refrigrant di evaporator menguap

    karena divakum oleh kompresor. Panas dari chilled water di evaporator diambil oleh

    refrigerant Untuk penguapan sehingga temperaturnya turun.

    Kondenser

    Kompresor

    Pipa Cooling Water

    Monitor

    Evaporator

    Pipa Chilled Water

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    82/98

    82

    SIRKUIT REFRIGRAN- CHILLER

    Siklus kerja refrigrasi terjadi pada mesin pendingin (chiller).Refrigrant panas didinginkan oleh air pendingin pada kondensor.

    Refrigrant dingin memdinginkan air sejuk pada evaporator.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    83/98

    FAKTOR TEKNOLOGI

    Indikator efisiensi sistem AC adalah :

    Coefficient of performance (COP)

    COP : Cooling output (kW) dibagi Energi Input (kW).

    Energy efficiency ratio (EER).

    EER : Cooling output (Btu/Jam) dibagi Energi Input (W).

    Konsumsi daya spesifik (kW/TR).

    kW adalah energi input, TR adalah Cooling output

    (1TR = 12000 BTU/jam).

    83

    Konversi COP ke EER :

    Dihitung berdasarkan konversi satuan :1 kWh = 860 kcal = 3600kJ = 3412.142 BTU.

    COP = 0.292 EER. EER = 3.412 COP

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    84/98

    TEKNOLOGI AC

    Perkembangan teknologi AC menunjukkan

    kemajuan pesat.

    Setiap sepuluh tahun ada perbaikan kinerja

    AC/efisiensi yang significant.

    Dalam asesment efisiensi sistem AC, perkembangan

    teknologi perlu diperhatikan.

    84

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    85/98

    KINERJA AC - SPLIT

    Untuk mengevaluasi kinerja AC - split , acuan berikutdapat digunakan.

    85

    COP 2.0 2.5 – 3.0 3.0 – 4.0 4.0 6.0

    EER 6.8 8.5 - 10 11- 14 > 14 20

    KRITERIA

    EVALUASISangat

    Buruk

    Buruk Baik Baik Sekali Superior

    CATATAN Exixting (Indonesia) Market Indonesia Jepang

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    86/98

    Mengevaluasi COP AC split

    86

      Evaporator/indor

    23 deg C

    14 deg C

    Udara panas

    masuk

    Udara dinginkeluar 

    Masa udara keluar/Jam = Luas bukaan(A) x Average Valocity (V) x density(D)

    kg/H

    Efek pendinginan = Masa udara /jam (A x V x D ) x Cp x ( T in – T out) kCal

    COP = Efek Pendinginan ( kCal)/ (kW input x 860)

    EFISIENSI AC SPLIT DI INDONESIA

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    87/98

    87

    EFISIENSI AC SPLIT DI INDONESIA

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    88/98

    PERKEMBANGAN KINERJA MESIN AC-

    CHILLER

    88

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    89/98

    Indikator Kinerja AC Sentral (Mesin Chiller)

    Konsumsi daya spesifik (kW/TR) AC sentral

    - mesin chiller adalah dari sistem AC sentral

    merupakan penjumlahan dari :

    • Kompresor kW/TR

    • Pompa chilled water kW/TR

    • Pompa condenser water kW/TR

    • Fan cooling tower kW/TR

    89

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    90/98

    Menurut SNI :

    90

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    91/98

    91

    kW/TR = 3.516/COP.= 3.516/3.4

    = 1.034

    LEBIH BOROS DIBANDINGKAN

    DENGAN SNI kW/TR=1.256

    CONTOH :

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    92/98

    • Peluang penghematan energi diidentifikasi

    • Peluang penghematan energi dianalisissecara tekno ekonomi

    92

    Melakukan Analisis Peluang Penghematan

    Energi

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    93/98

    Potensi penghematan energi dapat diidentifikasi dengan

    membandingkan kecendrungan konsumsi energi spesifik

    atual (SEC) dengan trend estimasi konsumsi energi spesifik

    best practice (SECBP).

    Potensi penghematan energi dapat diidentifikasi dengan

    menghilangkan rugi-rugi energi, daur ulang panas, dan

    menggunakan teknologi hemat energi.

    Potensi penghematan energi melalui perbaikan efisiensi

    energi atau dikenal dengan “best practice” performance

    cocok digunakan untuk indikator efisiensi fisik,

    Identifikasi Potensi Penghematan Energi.

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    94/98

    Perbedaan antara SEC dan SECBP untuk periode

    tertentu mengindikasikan perkiraan potensi

    penghematan energi relatif terhadap best practicepada periode dimaksud

    Asesmen Potensi Penghematan Energi

    (lanjutan).

    Potensi penghematan energi :

    = (SECatual - SECBP) / SECatual x 100 %.

    Langkah Identifikasi Potensi Penghematan

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    95/98

    Langkah Identifikasi Potensi Penghematan

    Energi dan Rekomendasi

    Buat neraca energi dan neraca massa

    Hitung kinerja aktual pemanfaatan energi berdasarkan datasurvei lapangan.

    Bandingkan kinerja aktual dengan standar yang berlaku

    Bandingkan parameter operasi aktual dengan kondisioperasi yang seharusnya.

    Identifikasi potensi penghematan energi dari hasil analisisdata.

    Lakukan kajian atas setiap potensi penghematan yangdiidentifikasi.

    Buat rekomendasi dengan memperhatikan kinerja dankondisi saat ini serta rencana pengembangan ke depan.

    95

    A li i P l h t i

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    96/98

    Kriteria :

    Cost - benefit ratio

    Simple pay back period

    Analisis Peluang penghematan energi secara

    ekonomi

    Tugas Bab 6

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    97/98

    Tugas Bab 6

    Analisa Data Survei Lapangan

    1. Data – data apa yang harus disiapkan untuk mengetahui sistem manajemenenergi pada indusatri yang anda audit ?.

    2. Bagaimana menganalisa data sistem manajemen energi dengan metoda

    metoda yang sesuai ?.

    3. Coba anda lakukan pengolahan data primer dan sekunder yang anda

    dapatkan ? .4. Coba anda lakukan analisa kinerja dan rugi –rugi pada peralatan konversi

    energi , termokimia , elektrokimia , dan /atau pemanfaatan energi pada

    peralatan yang anda audit ?

    5. Coba anda lakukan analisa neraca energi pada sistem konversi , proses

    produksi , sistem pembangkit , dan /atau sistem pemanfaat energi pada

    peralatan yang anda audit ?

    6. Coba anda lakukan identifikasi peluang penghematan energi yang ada ?

    7. Coba anda lakukan analisa peluang penghematan energi secara tekno

    ekonomi .

    97

  • 8/17/2019 6. BAB 6 Melakukan Analisis Data Survei Lapangan

    98/98

    Selesai