6. acara
description
Transcript of 6. acara
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN
SEKSI ACARA
PANITIA AKSI SOSIAL MAHASISWA (AKSOMA)
BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT
IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN UNTAN (IMKU)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PERIODE 2012/2013
BAB I KONDISI OBJEKTIF
I.1 Internal
1. Jumlah anggota pengurus dan struktur interal bidang;
Seksi acara berjumlah sepuluh orang, dengan komposisi sebagai berikut:
Mafisah (CO)
Isma Resti Pratiwi (PJ Pengobatan Massal & PJ Penutupan)
Nada Yuliandha (PJ Sunatan Massal & Pembukaan)
Gama Natakusumawati (PJ Sunatan Massal & Pembukaan)
Dinna Hanifah (PJ Penyuluhan Kebersihan diri)
Dwi Kurniawan (PJ Penyuluhan Kebersihan diri)
Windy Novitasari (PJ Penyuluhan & Penutupan)
Magdalena Corry Christin (PJ Penyuluhan & Penutupan)
Assa Ayu Marsitha (PJ Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri)
Yuniar Harris Prayitno (PJ Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri)
2. Keadaan anggota didalamnya, keaktifan, dsb;
Semua anggota seksi acara memiliki atensi yang sama dalam melaksanakan
kegiatan AKSOMA dan bertanggung jawab bukan hanya dalam kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya.
3. Rapat-rapat, jumlah rapat, persentase kehadiran anggota dalam rapat dengan bukti
tanda tangan dalam daftar hadir, alasan bagi yang tidak hadir;
Rapat intern seksi acara adalah sebanyak 9 kali.
Rapat koordinasi seksi acara dengan panitia inti sebanyak 3 kali.
Rapat koordinasi seksi acara dengan seksi lain adalah sebanyak 4 kali.
Hampir dalam setiap rapat seluruh anggota seksi acara hadir. Ketidakhadiran
dalam satu kali rapat tidak lebih dari 20% dari jumlah anggota seksi acara. Alasan
ketidakhadiran adalah sakit, ada rapat untuk kegiatan lainnya, ketidaktahuan ada
rapat, dan ada kegiatan lain yang harus didahulukan.
4. Dll.
I.2 Eksternal
1. Peran bidang lain;
Acara yang dirancang oleh seksi acara tidak akan berjalan tanpa adanya kerjasama
dengan seksi lain. Sebelum hari H, seksi acara mengadakan koordinasi dengan
seksi perlengkapan untuk memastikan kesiapan perlengkapan yang dibutuhkan
dalam kegiatan, seksi humas untuk memastikan konfirmasi kesediaan sumber
daya manusia yang berperan dalam kegiatan, seksi PDD untuk menyiapkan
perlengkapan yang berhubungan dengan komputerisasi dan dekorasi tempat
kegiatan, dan seksi konsumsi untuk memastikan jumlah makanan yang perlu
disiapkan sesuai jumlah sumber daya manusia yang ada. Koordinasi dengan seksi
keamanan dilakukan satu minggu menjelang kegiatan untuk mengoordinasikan
titik-titik yang perlu penjagaan saat kegiatan berlangsung. Selain dengan seksi-
seksi tersebut di atas, seksi acara juga berkoordinasi dengan seksi usaha dana
dalam hal pemilihan sponsor. Misalnya, dalam rencana pelaksanaan kegiatan
penyuluhan, seksi acara membutuhkan snack yang terdiri dari makanan ringan dan
susu sebagai konsumsi dan pelengkap kegiatan. Oleh sebab itu, dibutuhkan
kerjasama dengan pihak sponsorship agar barang yang dibutuhkan terpenuhi tanpa
perlu mengeluarkan biaya. Hal ini seksi acara informasikan kepada seksi usaha
dana agar mereka dapat melakukan pendataan dan pendekatan kepada pihak
sponsor yang terkait. Selain itu, seksi acara juga berkoordinasi dengan seksi usaha
dana dalam hal memantau perkembangan pengumpulan dana, terutama 2 minggu
menjelang kegiatan karena diperlukan penyesuaian konsep kegiatan dengan dana
yang ada. Seksi usdan dan humas utamanya, dan anggota seksi lain yang tidak
memiliki tugas khusus sesuai seksinya di hari H, membantu seksi acara dalam
menjalankan tugas di posisi tertentu, misalnya menjadi asisten dokter saat
pengobatan massal dll.
2. Pihak-pihak terkait yang membantu dan mendukung;
Pihak-pihak yang mendukung yaitu seksi lain dan SC dalam kepanitiaan
AKSOMA tahun 2012, Ikatan Mahasiswa Kedokteran Universitas Tanjungpura
(IMKU), dokter pengajar PSPD Untan, dokter alumni PSPD Untan, apoteker PSF
Untan, perawat PSIK Untan, pihak SDN 23 Dusun Sungai Ambawang, Kepala
Desa Sungai Deras, Kepala Dusun Sungai Ambawang, donator, dan sponsor.
3. Ucapan terima kasih;
Ucapan syukur utamanya kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
dengan campur tanganNya kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Rasa terima
kasih dan apresiasi yang tinggi kami berikan kepada Angkatan 2011 sebagai
panitia AKSOMA tahun 2012, atas atensi, semangat kerja, kerjasama dan loyalitas
untuk mewujudkan satu tujuan. Selain itu, kami juga mengucapkan terimakasih
kepada pihak-pihak terkait yang telah kami sebutkan pada poin sebelumnya.
4. Partisipasi panitia, pengurus dan mahasiswa FK (baik/kurang);
Baik.
5. Dll
BAB II REALISASI KEGIATAN
II.1 Pembukaan
II.1.1 Deskripsi kegiatan Pembukaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
dimulai dengan kedatangan tamu undangan hingga
ditutup dengan pembacaan doa. Kegiatan
dilaksanakan di tenda pembukaan yang telah
disiapkan sebelumnya oleh panitia. Acara pembukaan
diikuti oleh siswa dan guru SDN 23 Dusun Sungai
Ambawang serta panitia AKSOMA 2012. Selain itu,
acara pembukaan ini juga dihadir oleh para tamu
undangan, antara lain Kepala Sekolah SDN 23,
Kepala Desa Sungai Deras/mewakili, Kepala Dusun
Sungai Ambawang, dan Ketua IMKU. Pertama- tama,
para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk di
kursi yang telah disediakan. Setelah itu dilakukan
pembagian konsumsi kepada para tamu. Setelah
semua tamu undangan datang dan semuanya siap,
pembukaan dimulai dengan susunan acara sebagai
berikut:
a) Grand openingb) Laporan kegiatan oleh ketua panitia
AKSOMAc) Kata sambutan Ketua IMKUd) Kata sambutan Kepala Sekolah SD N 23
e) Kata sambutan Kepala Desa Sungai Deras/ mewakili sekaligus membuka kegiatan AKSOMA 2012
f) Pembacaan Doa oleh satu di antara panitia AKSOMA
g) HiburanKegiatan pembukaan ini dipimpin oleh MC dan
dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan yang telah
disusun.
II.1.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Keterlamabatan tidak lebih dari 15 menit
2) Keterlambatan selesai max. 30 menit
3) Toleransi waktu untuk kedatangan para tamu
undangan tidak lebih dari 15 menit
4) Jumlah warga yang menghadiri minimal 100
5) 90% tamu undangan datang
II.1.3 Hasil Semua parameter tercapai.
II.1.4 Kendala-kendala 1) Ketidakhadiran dokter penanggung sehingga
kegiatan tidak dibuka oleh beliau.
2) Cuaca mendung dengan hujan rintik- rintik
II.1.5 Evaluasi 1) Sebaiknya kehadiran dokter penanggungjawab
dapat diusahakan tepat waktu.
II.2 Penyuluhan Kebersihan Diri
II.2.1 Deskripsi kegiatan Panitia sampai ke lokasi tepat waktu, sehingga
persiapan dapat dilakukan dengan baik. Panitia lalu
mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan di
setiap kelas. Sebelum mengikuti penyuluhan, peserta
mengikuti pembukaan terlebih dahulu. Penyuluhan
kemudian dilakukan di kelas A dan B dengan peserta
kelas 1, 2, dan 3. Kegiatan dimulai dengan dilakukan-
nya penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan diri
pada pukul 09.30, dilanjutkan dengan pengadaan kuis,
dan games transfer tali rafia. Kegiatan selesai pada
pukul 10.15, kemudian dilanjutkan dengan
penyuluhan sikat gigi dan cuci tangan, pengadaan kuis
dan games transfer karet gelang. Kegiatan selesai
pada pukul 11.00, kemudian dilanjutkan dengan
pembagian konsumsi oleh panitia. Sebelum makan,
setiap peserta melakukan praktek cuci tangan di depan
kelas dengan diawasi oleh panitia. Setelah itu peserta
diperbolehkan mengonsumsi makanan yang telah
diberikan. Setelah makan, setiap peserta dibagikan
sikat gigi dan pasta gigi untuk melakukan praktek
sikat gigi di halaman sekolah. Kegiatan selesai pada
pukul 11.30, lebih awal dari yang dijadwalkan.
II.2.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Keterlambatan tidak lebih dari 15 menit.
2) Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan
kebersihan diri adalah seluruh siswa-siswi kelas
1,2 dan 3.
3) Antusias peserta penyuluhan baik.
II.2.3 Hasil Semua parameter tercapai.
II.2.4 Kendala-kendala 1) Keterbatasan jumlah panitia yang seharusnya
stand by sesuai dengan yang direncanakan
karena membantu persiapan kegiatan
selanjutnya.
2) Dari dua games yang dilakukan, pada kelas B,
terdapat satu kelompok yang menang berturut-
turut sehingga hadiah tidak dapat tersebar
merata. Oleh karena itu, panitia berinisiatif untuk
membagikan hadiah sesuai dengan persetujuan
kelompok yang menang.
3) Panitia baru menyadari bahwa sumber air yang
disediakan sekolah untuk kegiatan cuci tangan
adalah air kali sehingga panitia berinisiatif untuk
melakukan praktek sikat gigi dengan mengguna-
kan air mineral sisa konsumsi.
II.2.5 Evaluasi 1) Pembagian job-desk sebaiknya lebih rapi.
2) Sebaiknya dilakukan peninjauan kembali
mengenai hal-hal kecil seperti sumber air yang
digunakan.
II.3 Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri
II.3.1 Deskripsi kegiatan 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, penanggung
jawab kegiatan melakukan koordinasi dengan kepala
sekolah dasar setempat untuk membantu menyiapkan
siswa dan siswi sejumlah target yang direncanakan
yakni 45 orang dengan komposisi sebanyak 15 orang
untuk setiap angkatan. Satu minggu kemudian, pada
tanggal 3 November 2012, 30 menit sebelum
keberangkatan panitia pada pukul 5.10 dilakukan
briefing di antara penanggung jawab kegiatan dengan
6 orang pembimbing dan 2 orang pemateri untuk
teknis pelaksanaan kegiatan. Sebagai panduan,
penanggung jawab kegiatan juga memberikan
petunjuk laksana khusus kegiatan “Kebersihan dan
Keamanan Diri”. Segera setelah acara pembukaan
selesai dilaksanakan, penanggung jawab segera
mengumpulkan para peserta penyuluhan di lapangan
dengan membariskan peserta menjadi 1 baris untuk
masing-masing angkatan. Pembagian kelas dan
kelompok dilaksanakan dengan sistematika:
a. Kelas C diisi oleh 24 orang yang terdiri atas
masing-masing 8 orang untuk setiap
angkatan. 24 siswa dan siswi ini kemudian
dibagi menjadi 3 buah kelompok dengan
komposisi grade yang kurang lebih sama.
b. Kelas D diisi oleh 21 orang yang terdiri atas
masing-masing 7 orang untuk setiap
angkatan. 21 siswa dan siswi ini kemudian
dibagi menjadi 3 buah kelompok dengan
komposisi grade yang kurang lebih sama.
Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dengan pemberian
materi kebersihan dan keamanan diri. Pemberian
materi dibagi menjadi 3 sesi dengan diselingi oleh 2
kali kuis singkat dengan hadiah hiburan. Kegiatan
penyuluhan di kelas diakhiri dengan kegiatan potong
kuku bersama dengan bimbingan pembimbing
kelompok. Setelah kegiatan potong kuku, kegiatan
dilanjutkan dengan kegiatan outdoor melalui 3 buah
permainan. Hadiah diberikan kepada kelompok
maupun individu yang berhasil menyelesaikan
permainan dan menjawab pertanyaan dengan baik.
Keseluruhan acara ditutup dengan kegiatan mencuci
tangan dan menyantap snack yang telah disediakan
oleh panitia serta menyanyikan lagu bersama.
II.3.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Baik penanggung jawab, pembimbing kelompok,
dan pemateri seluruhnya tepat waktu dengan
toleransi keterlambatan 0 menit.
2) Jumlah peserta yang ikut adalah 100% dari yang
ditargetkan.
3) Antusias peserta penyuluhan baik.
II.3.3 Hasil Semua parameter tercapai.
II.3.4 Kendala-kendala 1) Cuaca. Cuaca di pagi hari pasca kedatangan
panitia di lokasi pada saat itu hujan gerimis yang
membuat tanah di lokasi games outdoor menjadi
sedikit becek. Penanggung jawab ketika itu
langsung berinisiatif mencari lokasi lain dengan
kondisi tanah yang lebih kering dan tidak becek.
II.3.5 Evaluasi 1) Perlu dilakukan follow up pasca kegiatan
penyuluhan untuk mengetahui perubahan yang
terjadi terhadap perilaku yang mencerminkan
kebersihan dan keamanan diri dari siswa dan
siswi tersebut dalam kegiatan sehari-harinya.
2) Pelaksanaan games outdoor perlu dipertimbang-
kan untuk menggunakan lahan lapangan yang
kering dan tidak becek guna menunjang
kenyamanan bagi panitia pelaksana dan siswa-
siswi itu sendiri.
II.4 Pengobatan Massal
II.4.1 Deskripsi kegiatan Kegiatan pengobatan massal dilaksanakan di hari
kedua (4 November 2012), dari pukul 13.00 hingga
17.00. Pelaksanaan mengalami keterlambatan 30
menit dikarenakan keterlambatan kehadiran tenaga
medis. Namun, hal itu tidak menjadi masalah besar
dan kegiatan pengobatan massal dapat selesai tepat
waktu. Selain itu, lonjakan peserta yang telah
diprediksikan dari awal ternyata tidak terjadi.
Sesuai dengan yang telah dikonsepkan, kegiatan
pengobatan massal dilaksanakan dengan sistem
pembagian pos. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan
dalam setiap pos.
1) Pos Registrasi dan Ruang Tunggu
Pada awalnya terdapat kekacauan karena pasien
sudah datang di saat tenaga medis belum hadir.
Selai n itu terjadi kesalah pahaman panitia yang
telah ditunjuk sebagai petugas registrasi
sehingga pengondisian peserta tidakterlaksana
dengan baik. Namun, hal ini dapat ditangani
dengan arahan lebih lanjut dari PJ acara.
Ada 2 meja registrasi pada pos ini yang tiap meja
dijaga oleh dua petugas. Sumber daya manusia
berasal dari angkatan 2011.
Pada pos registrasi tercatat orang peserta yang
mengikuti kegiatan pengobatan massal.
2) Pos Anamnesis, Tensi, dan Antopometri
Setelah mendaftar di pos registrasi dan
menunggu di ruang tunggu, dengan dipanggil
oleh petugas pemanggil, peserta menuju pos II
untuk dilakukan anamnesis, pengukuran tensi,
dan antopometri. Pada pos ini tidak terjadi
kesulitan yang berarti karena semua petugas
telah mengerti dengan tugasnya masing –
masing. hanya saja ada sedikit kepanikan di awal
karena pasien telah datang disaat petugas pos
masih beristirahat sebab baru sampai di lokasi.
Pada pos ini dibuka sebanyak 6 meja. Sumber
daya manusia petugas pemeriksaan berasal dari
senior angkatan 2010 didampingi angkatan 2011.
Sedangkan petugas pemanggil dan petugas
antopometri berasal dari angkatan 2011.
3) Pos Diagnosis dan Pemeriksaan Fisik Lanjutan
Tidak ada masalah yang berarti pada pos ini.
Ada 6 dokter yang bertugas pada pos ini, yaitu 1
orang dokter yang merupakan dosen pengajar
PSPD UNTAN, 2 senior angkatan 2005 dan 3
senior angkatan 2006. Di ruangan ini disediakan
dua ruang periksa.
Pada pukul 17.00 semua dokter .telah selesai
bertugas kecuali satu orang dokter, yaitu dosen
PSPD UNTAN yang masih mengobati beberapa
pasien dengan mengunjungi pasien tersebut ke
rumahnya dikarenakan pasien tidak dapat
berjalan.
Selain para dokter, petugas lainnya adalah
asisten dokter sebanyak 12 orang, dibagi menjadi
2 shift dengan masing – masing 3 orang senior
2012 dan 3 orang dari angkatan 2011 pada tiap
shiftnya, dan petugas pemanggil yang berasal
dari angkatan 2009.
4) Pos Farmasi
Obat – obatan disusun berdasarkan jenis dari
obat – obatan tersebut. Hanya saja ada satu zat
yang kuran yaitu sacarum lactis yang berfungsi
sebagai zat penambah untuk pembuatan puyer
bagi anak – anak. Namun hal tersebut tidak
menjadi masalah yang berarti.
Pada pos ini peserta pengobatan massal
mengambil obat sesuai dengan resep yang
diberikan oleh dokter.
Ada 2 apoteker yang bertugas yang berasal dari
pengajar PSF. Kerja apoteker dibantu oleh 2
orang asisten yang berasal dari angkatan 2010
dan 2011. Selain itu, ada juga 4 petugas yang
menginformasikan perkem-bangan jumlah obat
kepada dokter maupun bagian perlengkapan
serta 2 orang notulen yang bertugas mencatat
obat yang keluar dan mengumpulkan formulir,
berasal dari angkatan 2011.
Satu asisten apoteker angkatan 2010 selesai lebih
lama karena ada penambahan pasien.
II.4.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Keterlambatan tidak lebih dari 15 menit
2) Peserta minimal 150 orang
3) Dokter minimal 5 orang
4) Apoteker minimal 2 orang
5) Senior minimal 10 orang
6) Tidak ada obat yang kurang
II.4.3 Hasil Selain jumlah peserta, parameter tercapai.
II.4.4 Kendala-kendala 1) Keterlambatan penyediaan kupon sehingga kupon
kurang tersebar secara merata.
2) Keterlambatan dalam penyelesaian susunan
sumber daya tenaga medis yang bertugas
3) Rumah warga yang agak berjauhan dari lokasi
sehingga berdampak pada sedikitnya jumlah
peserta yang datang.
4) Kurangnya koordinasi dengan apoteker mengenai
obat – obatan yang kurang.
5) PJ kegiatan yang hanya satu orang membuat
beberapa teknis kegiatan agak sulit tertangani
secara sempurna.
II.4.5 Evaluasi 1) Harus ada briefing sebelum pelaksanaan dan
semua petugas yang bersangkutan harus hadir.
2) Koordinasi dengan senior sebaiknya lebih giat
dilakukan.
3) Tenaga medis hendaknya sudah dipastkan
kesediaannya paling lambat seminggu sebelum
acara.
II.5 Apotek Hidup
II.5.1 Deskripsi kegiatan Acara dimulai pada hari kedua yaitu Minggu, 4
November 2012, pukul 08.45 WIB. Cuaca cukup
cerah. Panitia yang bertugas (sebanyak 10 orang)
telah siap di lokasi sebelum pukul 08.00 WIB dan
briefing sudah dilakukan pada pagi harinya. Acara
seharusnya dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB akan
tetapi acara terlambat selama 45 menit karena peserta
Apotek Hidup belum datang ke lokasi. Ibu-ibu peserta
banyak yang sedang menunggu anak-anaknya yang
ingin disunat pada waktu itu. Peserta akhirnya dapat
terkumpul dikarenakan panitia mendatangi ibu-ibu
yang sedang menunggu anaknya mengantri sunatan
dan diberitahukan bahwa sementara menunggu
giliran, ibu-ibu bisa mengikuti acra Apotek Hidup
terlebih dahulu. Setelah peserta terkumpul, acara pun
dimulai dengan dipimpim oleh kedua pemateri yaitu
Harris P. dan Ullis Warwadhani. Acara berlangsung
lancar dengan agenda menjelaskan mengenai jenis-
jenis tanaman yang ada dan menjelaskan pula apa
khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman berjumlah 69
tanaman yang terdiri dari 9 jenis. Jenis-jenis tanaman
tersebut ialah mengkudu, kunyit, kencur, jahe, lidah
buaya, temulawak, mahkota dewa, kumis kucing dan
keladi tikus. Setelah pengenalan dan penjelasan
mengenai khasiat tanaman, agenda dilanjutkan dengan
menanam tanaman Apotek Hidup bersama ibu-ibu.
Setelah selesai menanam, dilakukan penancapan
papan nama pada setiap jenis tanaman. Agenda selesai
pada pukul 10.10 lalu dilanjutkan dengan pemasangan
papan nama APOTEK HIDUP di depan lokasi
penanaman dan pemasangan jaring-jaring pelindung
tanaman. Kemudian panitia bersalam-salaman dengan
peserta dan berfoto bersama.
II.5.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Jumlah peserta 20 orang.
2) Kegiatan dimulai tepat waktu.
3) Antusias peserta penyuluhan baik.
II.5.3 Hasil Selain kegiatan terlambat 45 menit, semua parameter
tercapai.
II.5.4 Kendala-kendala 1) Acara terlambat dimulai dari jadwal yang
seharusnya dikarenakan banyak ibu-ibu yang
sedang menunggu anak-anaknya yang ingin
disunat pada waktu yang sama.
2) Kurangnya koordinasi dengan PJ acara sunatan
massal mengenai panitia-panitia yang bertugas di
kegiatan Apotek Hidup.
3) Tidak tersedianya TOA yang cukup untuk
kelangsungan kegiatan.
4) Tidak lengkapnya jumlah tanaman yang ada,
terdapat beberapa tanaman yang tidak memenuhi
kuota yang seharusnya.
5) Tidak teraturnya peserta saat melakukan
penanaman dikarenakan lahan yang terlalu sempit
sehingga peserta dan panitia sedikit bedesakan di
dalam lahan.
II.5.5 Evaluasi 1) Harus dapat cepat mengantisipasi kendala-
kendala yang tak terduga, seperti tidak
datangnya peserta dikarenakan sedang
menunggu anak-anaknya yang ingin disunat
pada waktu yang sama.
2) Untuk kegiatan lapangan sebaiknya disediakan
penguat suara yang optimal.
II.6 Sunatan Massal
II.6.1 Deskripsi kegiatan Kegiatan sunatan massal dilaksanakan pada hari
kedua sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan yang telah
dikonsepkan, terdiri dari beberapa pos, yaitu:
1) Pos Registrasi
Pos ini dilaksanakan oleh 2 orang petugas
registrasi yang bertugas mendata peserta yang
telah membawa kupon dan siap untuk
dilakukan sirkumsisi. Peserta sirkumsisi yang
hadir dan diregistrasi sebanyak 28 orang.
2) Pos Anamnesis
Setelah melakukan registrasi peserta menuju ke
pos II setelah dipanggil oleh petugas pemanggil
pos II. Yang bertugas di pos II adalah 4 orang
mahasiswa 2011. Pada pos ini dibuka sebanyak
2 meja pemeriksaan fisik. Selain wawancara
singkat riwayat penyakit dan identitas diri,
peserta juga mendapatkan sarung di pos ini.
3) Ruang Tunggu
Setelah pos anamnesis, peserta diarahkan ke
ruang tunggu, menunggu pemanggilan nama
peserta untuk diarahkan ke ruang operasi. Di
ruang tunggu, sesuai instruksi dari dokter PJ
acara kami, para peserta diberikan setengah
tablet asam mefenamat dan konsumsi, dengan
maksud agar obat tersebut langsung
dikonsumsi. Petugas yang berjaga dan
memastikan obat telah diminum oleh peserta
sebanyak 2 orang.
4) Pos Pemeriksaan Fisik
Dari ruang tunggu, peserta kemudian dipanggil
dan diarahkan ke sebuah kelas dengan 4 kamar
operasi di dalamnya. Namun sebelum ke kamar
operasi, peserta dipastikan terlebih dahulu
sudah bisa atau tidaknya untuk disirkumsisi.
Pada pos ini, salah satu operator yang akan
mengoperasi melakukan pemeriksaan. Pada pos
ini, dari 28 peserta yang mendaftar, terdapat 1
peserta yang terinfeksi tungau sehingga
sirkumsisi pada peserta tersebut tidak
dilakukan.
5) Pos Operasi
Peserta sirkumsisi yang telah dilakukan
pemeriksaan fisik kemudian masuk ke ruangan
operasi untuk dilakukan sirkumsisi. Pada pos
ini tersedia 8 meja operasi yang kemudian
berkurang menjadi 7 meja operasi, dikarenakan
tenaga medis yang tiba-tiba membatalkan
kedatangannya. Petugas pada pos ini terdiri
dari 2 orang dokter; 2 orang perawat; dan 17
orang dari senior 2007, 2008, 2009, dan 2010.
Selain itu, pada pos operasi juga dibuka 2 meja
perlengkapan. Sumber daya manusia yang
mengawasi kelancaran operasi di dua ruang
kelas tersebut adalah 7 orang mahasiswa 2011.
6) Pos Sterilisasi
Di ruang kelas yang bersebelahan dengan
ruang operasi, terdapat pos sterilisasi dengan 5
orang mahasiswaa 2011 sebagai tim sterilisasi
alat, yang sebelumnya telah diberikan
perbekalan cara sterilisasi oleh dokter PJ acara
kami. Segera setelah alat-alat digunakan alat-
alat akan dibawa ke pos dan disterilisasi
menggunakan povidone iodine serta air
mendidih.
7) Pos Observasi dan Pemberian Obat
Pada pos ini peserta yang telah disirkumsisi
menunggu selama 15 menit untuk dilakukan
observasi (ada/tidaknya perdarahan pasca
operasi) oleh mahasiswa 2011 selaku panitia.
Selama observasi peserta diberikan obat dan
edukasi baik kepada peserta sirkumsisi maupun
orangtua/wali mengenai perawatan pasca
operasi.
Kegiatan sunatan massal selesai 30 menit lebih lama
dari seharusnya, akibat sempat terjadi pendarahan
pada salah satu peserta sehingga salah satu operator
harus turun tangan langsung untuk pergi ke rumah
peserta yang bersangkutan. Namun, penjahitan ulang
dapat dilakukan dengan baik tanpa memicu masalah
kesehatan lebih lanjut. Kegiatan selesai sekitar pukul
13.30 WIB.
II.6.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Keterlambatan tidak lebih dari 15 menit
2) Keterlambatan selesai max. 30 menit
3) Jumlah peserta minimal 26 orang
4) Dokter minimal 2 orang
5) Jumlah meja operasi minimal 5 meja
6) Quota yang disediakan panitia untuk senior
terpenuhi
7) Tersedia quota untuk mahasiswa 2011 minimal di
dua pos berbeda.
II.6.3 Hasil Semua parameter tercapai.
II.6.4 Kendala-kendala 1) Operator sirkumsisi ada beberapa yang tiba-tiba
membatalkan kepergiannya ke lokasi beberapa
jam sebelum acara dimulai.
2) Terjadi beberapa perubahan konsep, seperti
pengurangan meja operasi akibat adanya
perubahan-perubahan yang mendadak.
3) Kurang efektifnya pengamanan di ruang operasi.
4) Salah satu peserta ada yang mengalami
pendarahan namun bisa segera diatasi.
5) Anamnesis kurang efektif.
II.6.5 Evaluasi 1) Koordinasi kesediaan operator harus benar-benar
dipastikan beberapa hari sebelum acara
2) Anamnesis sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis
yang berpengalaman
3) Pembagian tugas pada panitia harus lebih efisien
sesuai tugasnya, agar keamanan dapat
dikendalikan.
II.7 Perawatan Pasca Sunatan
II.7.1 Deskripsi kegiatan Perawatan pasca sunatan dimulai pukul 16.00, namun
pada pukul 15.45 para peserta sudah berdatangan
sehingga kami langsung memulai perawatan, karena
kegiatan ini memang tidak bersifat sangat resmi.
Kami melakukan perawatan di rumah Pak Dadang
selaku kepala dusun dengan peserta yang hanya
berjumlah 20 orang. 6 orang sisanya tidak bisa hadir
karena lokasi rumah mereka yang cukup jauh
sehingga pemberian edukasi dan obat-obatan kami
titipkan di rumah kepala dusun jika sewaktu-waktu
memang diperlukan. Perawatan pasca sunatan
berlangsung lancar, dan proses penyembuhan 20
peserta yang hadir menunjukkan prognosis yang
bagus, bahkan pada mereka yang saat sirkumsisi
terjadi pendarahan. Edukasi dan obat-obatan diberikan
langsung kepada orang tua peserta yang datang
menemani putranya. Kegiatan selesai sekitar pukul
17.15.
II.7.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Mulai tepat waktu
2) Jumlah warga yang hadir minimal 50% dari
peserta yang telah disirkumsisi
3) Keterlambatan selesainya kegiatan tidak lebih dari
30 menit
4) Peserta tidak ada yang datang dengan keluhan
serius
II.7.3 Hasil Semua parameter tercapai.
II.7.4 Kendala-kendala 1) Ada peserta yang tidak bisa datang karena lokasi
rumah mereka yang cukup jauh.
2) Ada beberapa peserta yang sangat sulit untuk
dibuka perbannya, sehingga kami meminta peserta
untuk mencobanya di rumah dengan sebelumnya
direndam dengan air masak terlebih dahulu.
II.7.5 Evaluasi Akan lebih baik jika perawatan pasca sunatan ini
diganti dengan penyuluhan perawatan sebelum
sirkumsisi berlangsung, agar edukasi dapat sampat
secara utuh sebelumnya.
II.8 Pembagian 500 Masker
II.8.1 Deskripsi kegiatan Pembagian masker tidak dilakukan secara langsung
dalam artian pembagiannya tidak satu per satu kepada
warga. Masker diberikan kepada Kepala Dusun
Sungai Ambawang yang kemudian akan disebarkan
secara merata dan bijaksana kepada warga.
Pembagian masker kepada warga Dusun Sungai
Ambawang ini mengingat lingkungan tempat tinggal
mereka yang merupakan area pengembangan industri
kelapa sawit. Area ini berdebu mengingat banyaknya
truk yang lalu lalang di kawasan tersebut dan jalannya
yang merupakan tanah merah.
II.8.2 Parameter/indikator
keberhasilan
500 masker dapat dibagikan kepada warga.
II.8.3 Hasil Masker yang dibagikan tidak sampai 500 buah.
II.8.4 Kendala-kendala 1) Tidak memiliki waktu yang cukup untuk
membagikan masker satu per satu ke warga.
2) Beberapa masker yang seharusnya diperuntukan
bagi warga digunakan oleh panitia dan senior.
II.8.5 Evaluasi 1) Sebaiknya pembagian dilakukan langsung kepada
warga agar distribusinya dapat terjamin merata.
2) Harusnya ada koordinasi yang lebih baik antara
seksi acara dengan seksi lainnya maupun dengan
senior mengenai peruntukan masker tersebut. Hal
ini bertujuan agar semua masker dapat diberikan
ke warga tanpa adanya pengurangan.
II.9 Penutupan
II.9.1 Deskripsi kegiatan Kegiatan penutupan dilaksanakan setelah kegiatan
sunatan massal selesai. Penutupan dilakukan pukul
14.30 WIB. Kegiatan penutupan diisi dengan
serangkaian acara, yaitu kata sambutan oleh Kepala
SDN 23, kata sambutan dari Kepala Dusun Sungai
Ambawang, kata sambutan dari dokter penanggung
jawab/ yang mewakili, pembagian pelakat dan sovenir
kepada tenaga medis secara simbolis, dan pembacaan
doa. Peserta kegiatan penutupan ini adalah panitia
AKSOMA 2012, tenaga medis yang terlibat dalam
kegiatan, guru- guru SDN 23, dan beberapa orang
warga Dusun Sungai Deras. Acara penutupan berjalan
lancar walaupun dokter penanggung jawab kegiatan
AKSOMA 2012 tidak dapat hadir untuk menutup
kegiatan secara langsung.
II.8.2 Parameter/indikator
keberhasilan
1) Dihadiri oleh minimal 80 orang (panitia, peserta
dan tenaga medis)
2) Toleransi waktu mulai 15 menit dan berakhir 30
menit.
3) Minimal pelakat dan souvenir terbagikan.
II.8.3 Hasil Semua parameter tercapai.
II.8.4 Kendala-kendala Kurangnya koordinasi antar panitia ataupun antar
panitia intern acara.
II.8.5 Evaluasi 1) Sebaiknya dilakukan setelah semua kegiatan
benar-benar selesai.
2) Sebaiknya dilakukan dengan seefektif mungkin
layaknya sebuah penutupan.
BAB III REKOMENDASI
a. Penyuluhan Kebersihan Diri
Tetap diadakan dengan daya tarik yang lebih besar, contohnya dengan hadiah yang
lebih banyak.
b. Penyuluhan Kebersihan dan Keamanan Diri
Tetap diadakan.
c. Apotek Hidup
Diadakan dengan mempertimbangkan ada atau tidaknya lahan.
d. Penyuluhan Perawatan Pasca Sunatan
Tetap diadakan.
e. Pengobatan Massal
Kelebihan obat
Kelebihan obat dipilah-pilah dan dihitung jumlahnya sesuai dengan catatan
notulen. Selanjutnya obat-obatan tersebut akan diatasi sesuai dengan sumber dari
obat-obatan tersebut. Obat-obatan yang berasal dari Dinkes dikembalikan sesuai
dengan jumlah yang tersisa. Obat-obatan yang merupakan hibah dari puskesmas,
kimia farma dan RSUS Antonius akan dihibahkan untuk kepanitiaan AKSOMA
tahun selanjutnya. Sedangkan obat-obatan yang dibeli oleh panitia akan dijual
kembali ke apotek atau pihak yang bersedia membeli kecuali jenis obat seperti
CTM, Amoxcillin, dan Paracetamol.
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis hendaknya disesuaikan dengan target pengobatan massal.
Untuk target 200 orang, membutuhkan tenaga medis sebagai berikut:
a. Dokter 6 orang
b. Apoteker 2 orang
c. Asisten apoteker 2 orang
d. Petugas anamnesis dan tensi 12 orang (dibuka 6 meja)
Rekomendasi untuk pengukuran tanda vital (misalnya tensi dan nadi)
hendaknya dilakukan oleh angkatan yang menjadi pelaksana kegiatan
AKSOMA, bukan oleh senior. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa semester 3
sudah dapat pengalaman dan menjadi lebih mahir dalam praktik pengukuran
tanda vital maupun anamnesis. Hal yang sama juga berlaku untuk asisten
dokter, dimana hendaknya dibagi proporsi petugas 50% dari senior dan 50%
dari panitia agar semuanya mendapatkan kesempatan untuk belajar dari dokter
pemeriksa.
e. Petugas antopometri 6 orang (dibuka 6 pos penimbangan dewasa dan 1 pos
penimbangan bayi)
Pos penimbangan bayi tidak perlu dijaga secara khusus oleh petugas. Petugas
antopometri pada penimbangan dewasa sewaktu-waktu dapat berpindah ke
penimbangan bayi apabila didapatkan adanya pasien bayi.
Deadline Penyelesaian Kesediaan Tenaga Medis
Dua minggu sebelum hari pelaksanaan, daftar nama petugas medis harus sudah
selesai. Setelah itu, nama-nama tersebut dikonsultasikan dengan SC. Setelah
dikonsultasikan dengan SC, nama-nama tersebut disusun kembali dan
dikonsultasikan dengan dokter penanggung jawab. Dalam berkonsultasi dengan
dokter penanggung jawab, kekhawatiran yang timbul dari hasil konsultasi dengan
SC, dibicarakan kembali. Setelah itu dilakukan technical meeting dengan tenaga
medis.
Daftar tenaga medis harus sudah fix paling lambat satu minggu sebelum kegiatan
dan dibuat dalam bentuk surat rekomendasi yang ditandatangani oleh dokter
penanggung jawab.
Jika pengobatan massal dibagi menjadi 2 shift, hendaknya petugas tiap shiftnya
sudah ditetapkan dan diinformasikan ke senior yang bersangkutan paling lambat 3
hari sebelum kegiatan.
Penyusunan Obat di Pos Farmasi
Penyusunan obat di pos apotek harus dikoordinasikan sebelumnya dengan apoteker
yang akan bertugas, apakah disusun sesuai jenisnya ataukah sesuai abjad.
Kuota Senior
Untuk mendapatkan tenaga medis yang berasal dari senior sebelumnya harus
disusun terlebih dahulu kuota senior untuk setiap angkatan dalam posisi sesuai
dengan penugasan. Setelah itu, posisi tersebut dilampirkan dalam surat
permohonan yang ditujukan pada setiap angkatan dan diajukan pada ketua
angkatan. Penentuan kuota senior per angkatan ditujukan agar tidak terdapat
kelebihan jumlah senior yang mendaftar di posisi tertentu.
Kekurangan Obat
Jika terjadi kekurangan obat tertentu sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan pihak
apoteker apakah jenis obat tersebut dapat digantikan dengan obat lain atau tidak,
jika tidak PJ kelengkapan obat hendaknya segera membeli obat yang kurang di
apotek terdekat.
f. Sunatan Massal
Sistem Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan sirkumsisi dilakukan dalam tujuh pos meliputi pos tukar kupon , pos
registrasi, pos pemeriksaan fisik, pos operasi serta pos obat dan observasi. Dari segi
jumlah panitia, sebaiknya sesuai dengan jumlah peserta yang ditargetkan dan
diusahakan tidak terjadi tumpang tindih pembagian tugas.
Tiap petugas pos sebaiknya memahami dengan baik sistem kerja dalam pelaksanaan
sirkumsisi, terutama tugasnya sebagai petugas tertentu sehingga tidak terjadi
kesalahan. Selain itu, petugas pos juga harus tanggap dengan keadaan pada saat
kegiatan sehingga jalannya kegiatan tetap dapat terkontrol dengan baik.
Tenaga Medis
Jumlah tenaga medis hendaknya disesuaikan dengan jumlah target pengobatan
massal. Untuk target 35 orang dan durasi pelaksanaan selama dua jam, dibutuhkan
jumlah tenaga medis sebagai berikut:
a. Petugas pemeriksaan fisik 6 orang (dibuka 3 meja, 1 meja dijaga oleh 2 panitia
aksoma)
b. Operator, asisten operator, dan asisten alat masing-masing 7 orang (dibuka 7 meja
operasi)
c. Petugas sterilisasi 6 orang (dibuka dua meja sterilisasi)
d. Petugas observasi 7 orang
e. Petugas penyedia obat dan edukasi 5 orang.
Petugas penyedia obat dan edukasi ini berasal dari panitia aksoma yang bertugas
menjaga pos IV. Sistem pemberian obat dilaksanakan dengan pemberian obat
yang sudah terbungkus rapi beserta petunjuk pemakaian obat. Dilakukan
observasi selama 30 menit untuk melihat adanya pendarahan atau tidak dengan
pemberian edukasi pasca sirkumsisi.
f. Petugas perlengkapan 4 orang yang berjaga
Petugas perlengkapan berasal dari panitia seksi perlengkapan. Petugas ini harus
memahami alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan dalam sirkumsisi. Selain itu,
petugas perlengkapan juga bertugas untuk mencatat alat-alat atau bahan-bahan
yang digunakan selama kegiatan sehingga lebih mudah untuk mengetahui jumlah
perlengkapan yang tersisa.
Ruang Operasi
Ruang operasi harus steril dan memiliki pencahayaan serta sirkulasi udara yang
baik. Jika tidak cukup pencahayaan maka disediakan lampu emergency. Begitu
pula dengan sirkulasi, jika tidak memadai maka harus disediakan kipas angin
minimal satu untuk setiap ruang operasi.
Penjagaan ruang operasi harus super intensif. Pintu keluar masuk harus ditata dan
dijaga ketat. Akan lebih baik jika yang masuk ke ruang operasi hanyalah pihak
yang berkepentingan sehingga suasana di ruang operasi menjadi kondusif.
Meja Operasi
Meja operasi minimal berukuran 2 x 0,75 m. Meja tersebut dilapisi dengan kain
berwarna gelap atau spanduk steril beserta matras dan bantal.
Di sebelah meja operasi disediakan meja perlengkapan. Perlengkapan disusun di
atas sebuah nampan logam. Selain itu, disediakan juga bolpoin untuk mengisi
formulir sirkumsisi.
Kelengkapan Rekam Medik
Rekam medik dibuat dalam bentuk formulir sunatan massal. Dalam
pelaksanaannya, kelengkapan pengisian formulir ini harus diperhatikan benar-benar
dan disimpan demi kepentingan kearsipan. Data yang tercatat dalam rekam medik
setelah kegiatan harus direkap dan diinterpretasikan hasilnya. Setelah itu,
dilaporkan di LPJ dan pada dokter penanggung jawab sebagai bentuk evaluasi
tenaga medis, terutama tenaga medis senior terkait dengan kinerja mereka.
Pengisian kelengkapan rekam medis harus benar-benar ditekankan pada tenaga
medis yang bertugas.
Kelebihan Perlengkapan
Kelebihan perlengkapan seperti sarung, siring, duk steril, cat gut, jarum, dan
souvenir akan disumbangkan pada kepanitiaan aksoma tahun berikutnya.
Kuota Senior
Sama seperti pada pengobatan massal.
g. Pembagian 500 masker
Tergantung lokasi, apakah membutuhkan masker tersebut atau tidak.
h. Rekomendasi tempat pelaksanaan aksoma di mana saja yang penting warga yang
menjadi sasaran benar- benar membutuhkan dan panitia sanggup
melaksanakannya di tempat tersebut.
Rekomendasi agenda tambahan yaitu donor darah dan screening kesehatan.
BAB IV PENUTUP
Demikianlah laporan pertanggungjawaban seksi acara ini dibuat, semoga bermanfaat untuk
kepanitiaan acara bakti sosial berikutnya.