6. acara

37
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN SEKSI ACARA PANITIA AKSI SOSIAL MAHASISWA (AKSOMA) BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN UNTAN (IMKU) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PERIODE 2012/2013 BAB I KONDISI OBJEKTIF I.1 Internal 1. Jumlah anggota pengurus dan struktur interal bidang; Seksi acara berjumlah sepuluh orang, dengan komposisi sebagai berikut: Mafisah (CO) Isma Resti Pratiwi (PJ Pengobatan Massal & PJ Penutupan) Nada Yuliandha (PJ Sunatan Massal & Pembukaan) Gama Natakusumawati (PJ Sunatan Massal & Pembukaan) Dinna Hanifah (PJ Penyuluhan Kebersihan diri) Dwi Kurniawan (PJ Penyuluhan Kebersihan diri) Windy Novitasari (PJ Penyuluhan & Penutupan) Magdalena Corry Christin (PJ Penyuluhan & Penutupan) Assa Ayu Marsitha (PJ Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri) Yuniar Harris Prayitno (PJ Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri)

description

acara lpj

Transcript of 6. acara

Page 1: 6. acara

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN

SEKSI ACARA

PANITIA AKSI SOSIAL MAHASISWA (AKSOMA)

BIDANG PENGABDIAN MASYARAKAT

IKATAN MAHASISWA KEDOKTERAN UNTAN (IMKU)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PERIODE 2012/2013

BAB I KONDISI OBJEKTIF

I.1 Internal

1. Jumlah anggota pengurus dan struktur interal bidang;

Seksi acara berjumlah sepuluh orang, dengan komposisi sebagai berikut:

Mafisah (CO)

Isma Resti Pratiwi (PJ Pengobatan Massal & PJ Penutupan)

Nada Yuliandha (PJ Sunatan Massal & Pembukaan)

Gama Natakusumawati (PJ Sunatan Massal & Pembukaan)

Dinna Hanifah (PJ Penyuluhan Kebersihan diri)

Dwi Kurniawan (PJ Penyuluhan Kebersihan diri)

Windy Novitasari (PJ Penyuluhan & Penutupan)

Magdalena Corry Christin (PJ Penyuluhan & Penutupan)

Assa Ayu Marsitha (PJ Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri)

Yuniar Harris Prayitno (PJ Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri)

2. Keadaan anggota didalamnya, keaktifan, dsb;

Semua anggota seksi acara memiliki atensi yang sama dalam melaksanakan

kegiatan AKSOMA dan bertanggung jawab bukan hanya dalam kegiatan yang

menjadi tanggung jawabnya.

3. Rapat-rapat, jumlah rapat, persentase kehadiran anggota dalam rapat dengan bukti

tanda tangan dalam daftar hadir, alasan bagi yang tidak hadir;

Rapat intern seksi acara adalah sebanyak 9 kali.

Rapat koordinasi seksi acara dengan panitia inti sebanyak 3 kali.

Rapat koordinasi seksi acara dengan seksi lain adalah sebanyak 4 kali.

Hampir dalam setiap rapat seluruh anggota seksi acara hadir. Ketidakhadiran

dalam satu kali rapat tidak lebih dari 20% dari jumlah anggota seksi acara. Alasan

Page 2: 6. acara

ketidakhadiran adalah sakit, ada rapat untuk kegiatan lainnya, ketidaktahuan ada

rapat, dan ada kegiatan lain yang harus didahulukan.

4. Dll.

I.2 Eksternal

1. Peran bidang lain;

Acara yang dirancang oleh seksi acara tidak akan berjalan tanpa adanya kerjasama

dengan seksi lain. Sebelum hari H, seksi acara mengadakan koordinasi dengan

seksi perlengkapan untuk memastikan kesiapan perlengkapan yang dibutuhkan

dalam kegiatan, seksi humas untuk memastikan konfirmasi kesediaan sumber

daya manusia yang berperan dalam kegiatan, seksi PDD untuk menyiapkan

perlengkapan yang berhubungan dengan komputerisasi dan dekorasi tempat

kegiatan, dan seksi konsumsi untuk memastikan jumlah makanan yang perlu

disiapkan sesuai jumlah sumber daya manusia yang ada. Koordinasi dengan seksi

keamanan dilakukan satu minggu menjelang kegiatan untuk mengoordinasikan

titik-titik yang perlu penjagaan saat kegiatan berlangsung. Selain dengan seksi-

seksi tersebut di atas, seksi acara juga berkoordinasi dengan seksi usaha dana

dalam hal pemilihan sponsor. Misalnya, dalam rencana pelaksanaan kegiatan

penyuluhan, seksi acara membutuhkan snack yang terdiri dari makanan ringan dan

susu sebagai konsumsi dan pelengkap kegiatan. Oleh sebab itu, dibutuhkan

kerjasama dengan pihak sponsorship agar barang yang dibutuhkan terpenuhi tanpa

perlu mengeluarkan biaya. Hal ini seksi acara informasikan kepada seksi usaha

dana agar mereka dapat melakukan pendataan dan pendekatan kepada pihak

sponsor yang terkait. Selain itu, seksi acara juga berkoordinasi dengan seksi usaha

dana dalam hal memantau perkembangan pengumpulan dana, terutama 2 minggu

menjelang kegiatan karena diperlukan penyesuaian konsep kegiatan dengan dana

yang ada. Seksi usdan dan humas utamanya, dan anggota seksi lain yang tidak

memiliki tugas khusus sesuai seksinya di hari H, membantu seksi acara dalam

menjalankan tugas di posisi tertentu, misalnya menjadi asisten dokter saat

pengobatan massal dll.

2. Pihak-pihak terkait yang membantu dan mendukung;

Pihak-pihak yang mendukung yaitu seksi lain dan SC dalam kepanitiaan

AKSOMA tahun 2012, Ikatan Mahasiswa Kedokteran Universitas Tanjungpura

(IMKU), dokter pengajar PSPD Untan, dokter alumni PSPD Untan, apoteker PSF

Untan, perawat PSIK Untan, pihak SDN 23 Dusun Sungai Ambawang, Kepala

Page 3: 6. acara

Desa Sungai Deras, Kepala Dusun Sungai Ambawang, donator, dan sponsor.

3. Ucapan terima kasih;

Ucapan syukur utamanya kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

dengan campur tanganNya kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Rasa terima

kasih dan apresiasi yang tinggi kami berikan kepada Angkatan 2011 sebagai

panitia AKSOMA tahun 2012, atas atensi, semangat kerja, kerjasama dan loyalitas

untuk mewujudkan satu tujuan. Selain itu, kami juga mengucapkan terimakasih

kepada pihak-pihak terkait yang telah kami sebutkan pada poin sebelumnya.

4. Partisipasi panitia, pengurus dan mahasiswa FK (baik/kurang);

Baik.

5. Dll

BAB II REALISASI KEGIATAN

II.1 Pembukaan

II.1.1 Deskripsi kegiatan Pembukaan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang

dimulai dengan kedatangan tamu undangan hingga

ditutup dengan pembacaan doa. Kegiatan

dilaksanakan di tenda pembukaan yang telah

disiapkan sebelumnya oleh panitia. Acara pembukaan

diikuti oleh siswa dan guru SDN 23 Dusun Sungai

Ambawang serta panitia AKSOMA 2012. Selain itu,

acara pembukaan ini juga dihadir oleh para tamu

undangan, antara lain Kepala Sekolah SDN 23,

Kepala Desa Sungai Deras/mewakili, Kepala Dusun

Sungai Ambawang, dan Ketua IMKU. Pertama- tama,

para tamu undangan dipersilahkan untuk duduk di

kursi yang telah disediakan. Setelah itu dilakukan

pembagian konsumsi kepada para tamu. Setelah

semua tamu undangan datang dan semuanya siap,

pembukaan dimulai dengan susunan acara sebagai

berikut:

a) Grand openingb) Laporan kegiatan oleh ketua panitia

AKSOMAc) Kata sambutan Ketua IMKUd) Kata sambutan Kepala Sekolah SD N 23

Page 4: 6. acara

e) Kata sambutan Kepala Desa Sungai Deras/ mewakili sekaligus membuka kegiatan AKSOMA 2012

f) Pembacaan Doa oleh satu di antara panitia AKSOMA

g) HiburanKegiatan pembukaan ini dipimpin oleh MC dan

dilanjutkan dengan serangkaian kegiatan yang telah

disusun.

II.1.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Keterlamabatan tidak lebih dari 15 menit

2) Keterlambatan selesai max. 30 menit

3) Toleransi waktu untuk kedatangan para tamu

undangan tidak lebih dari 15 menit

4) Jumlah warga yang menghadiri minimal 100

5) 90% tamu undangan datang

II.1.3 Hasil Semua parameter tercapai.

II.1.4 Kendala-kendala 1) Ketidakhadiran dokter penanggung sehingga

kegiatan tidak dibuka oleh beliau.

2) Cuaca mendung dengan hujan rintik- rintik

II.1.5 Evaluasi 1) Sebaiknya kehadiran dokter penanggungjawab

dapat diusahakan tepat waktu.

II.2 Penyuluhan Kebersihan Diri

II.2.1 Deskripsi kegiatan Panitia sampai ke lokasi tepat waktu, sehingga

persiapan dapat dilakukan dengan baik. Panitia lalu

mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan di

setiap kelas. Sebelum mengikuti penyuluhan, peserta

mengikuti pembukaan terlebih dahulu. Penyuluhan

kemudian dilakukan di kelas A dan B dengan peserta

kelas 1, 2, dan 3. Kegiatan dimulai dengan dilakukan-

nya penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan diri

pada pukul 09.30, dilanjutkan dengan pengadaan kuis,

dan games transfer tali rafia. Kegiatan selesai pada

pukul 10.15, kemudian dilanjutkan dengan

Page 5: 6. acara

penyuluhan sikat gigi dan cuci tangan, pengadaan kuis

dan games transfer karet gelang. Kegiatan selesai

pada pukul 11.00, kemudian dilanjutkan dengan

pembagian konsumsi oleh panitia. Sebelum makan,

setiap peserta melakukan praktek cuci tangan di depan

kelas dengan diawasi oleh panitia. Setelah itu peserta

diperbolehkan mengonsumsi makanan yang telah

diberikan. Setelah makan, setiap peserta dibagikan

sikat gigi dan pasta gigi untuk melakukan praktek

sikat gigi di halaman sekolah. Kegiatan selesai pada

pukul 11.30, lebih awal dari yang dijadwalkan.

II.2.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Keterlambatan tidak lebih dari 15 menit.

2) Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan

kebersihan diri adalah seluruh siswa-siswi kelas

1,2 dan 3.

3) Antusias peserta penyuluhan baik.

II.2.3 Hasil Semua parameter tercapai.

II.2.4 Kendala-kendala 1) Keterbatasan jumlah panitia yang seharusnya

stand by sesuai dengan yang direncanakan

karena membantu persiapan kegiatan

selanjutnya.

2) Dari dua games yang dilakukan, pada kelas B,

terdapat satu kelompok yang menang berturut-

turut sehingga hadiah tidak dapat tersebar

merata. Oleh karena itu, panitia berinisiatif untuk

membagikan hadiah sesuai dengan persetujuan

kelompok yang menang.

3) Panitia baru menyadari bahwa sumber air yang

disediakan sekolah untuk kegiatan cuci tangan

adalah air kali sehingga panitia berinisiatif untuk

melakukan praktek sikat gigi dengan mengguna-

kan air mineral sisa konsumsi.

Page 6: 6. acara

II.2.5 Evaluasi 1) Pembagian job-desk sebaiknya lebih rapi.

2) Sebaiknya dilakukan peninjauan kembali

mengenai hal-hal kecil seperti sumber air yang

digunakan.

II.3 Penyuluhan Kebersihan & Keamanan Diri

II.3.1 Deskripsi kegiatan 1 minggu sebelum pelaksanaan kegiatan, penanggung

jawab kegiatan melakukan koordinasi dengan kepala

sekolah dasar setempat untuk membantu menyiapkan

siswa dan siswi sejumlah target yang direncanakan

yakni 45 orang dengan komposisi sebanyak 15 orang

untuk setiap angkatan. Satu minggu kemudian, pada

tanggal 3 November 2012, 30 menit sebelum

keberangkatan panitia pada pukul 5.10 dilakukan

briefing di antara penanggung jawab kegiatan dengan

6 orang pembimbing dan 2 orang pemateri untuk

teknis pelaksanaan kegiatan. Sebagai panduan,

penanggung jawab kegiatan juga memberikan

petunjuk laksana khusus kegiatan “Kebersihan dan

Keamanan Diri”. Segera setelah acara pembukaan

selesai dilaksanakan, penanggung jawab segera

mengumpulkan para peserta penyuluhan di lapangan

dengan membariskan peserta menjadi 1 baris untuk

masing-masing angkatan. Pembagian kelas dan

kelompok dilaksanakan dengan sistematika:

a. Kelas C diisi oleh 24 orang yang terdiri atas

masing-masing 8 orang untuk setiap

angkatan. 24 siswa dan siswi ini kemudian

dibagi menjadi 3 buah kelompok dengan

komposisi grade yang kurang lebih sama.

b. Kelas D diisi oleh 21 orang yang terdiri atas

masing-masing 7 orang untuk setiap

angkatan. 21 siswa dan siswi ini kemudian

dibagi menjadi 3 buah kelompok dengan

Page 7: 6. acara

komposisi grade yang kurang lebih sama.

Pelaksanaan penyuluhan dilakukan dengan pemberian

materi kebersihan dan keamanan diri. Pemberian

materi dibagi menjadi 3 sesi dengan diselingi oleh 2

kali kuis singkat dengan hadiah hiburan. Kegiatan

penyuluhan di kelas diakhiri dengan kegiatan potong

kuku bersama dengan bimbingan pembimbing

kelompok. Setelah kegiatan potong kuku, kegiatan

dilanjutkan dengan kegiatan outdoor melalui 3 buah

permainan. Hadiah diberikan kepada kelompok

maupun individu yang berhasil menyelesaikan

permainan dan menjawab pertanyaan dengan baik.

Keseluruhan acara ditutup dengan kegiatan mencuci

tangan dan menyantap snack yang telah disediakan

oleh panitia serta menyanyikan lagu bersama.

II.3.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Baik penanggung jawab, pembimbing kelompok,

dan pemateri seluruhnya tepat waktu dengan

toleransi keterlambatan 0 menit.

2) Jumlah peserta yang ikut adalah 100% dari yang

ditargetkan.

3) Antusias peserta penyuluhan baik.

II.3.3 Hasil Semua parameter tercapai.

II.3.4 Kendala-kendala 1) Cuaca. Cuaca di pagi hari pasca kedatangan

panitia di lokasi pada saat itu hujan gerimis yang

membuat tanah di lokasi games outdoor menjadi

sedikit becek. Penanggung jawab ketika itu

langsung berinisiatif mencari lokasi lain dengan

kondisi tanah yang lebih kering dan tidak becek.

II.3.5 Evaluasi 1) Perlu dilakukan follow up pasca kegiatan

penyuluhan untuk mengetahui perubahan yang

terjadi terhadap perilaku yang mencerminkan

kebersihan dan keamanan diri dari siswa dan

Page 8: 6. acara

siswi tersebut dalam kegiatan sehari-harinya.

2) Pelaksanaan games outdoor perlu dipertimbang-

kan untuk menggunakan lahan lapangan yang

kering dan tidak becek guna menunjang

kenyamanan bagi panitia pelaksana dan siswa-

siswi itu sendiri.

II.4 Pengobatan Massal

II.4.1 Deskripsi kegiatan Kegiatan pengobatan massal dilaksanakan di hari

kedua (4 November 2012), dari pukul 13.00 hingga

17.00. Pelaksanaan mengalami keterlambatan 30

menit dikarenakan keterlambatan kehadiran tenaga

medis. Namun, hal itu tidak menjadi masalah besar

dan kegiatan pengobatan massal dapat selesai tepat

waktu. Selain itu, lonjakan peserta yang telah

diprediksikan dari awal ternyata tidak terjadi.

Sesuai dengan yang telah dikonsepkan, kegiatan

pengobatan massal dilaksanakan dengan sistem

pembagian pos. Berikut adalah pelaksanaan kegiatan

dalam setiap pos.

1) Pos Registrasi dan Ruang Tunggu

Pada awalnya terdapat kekacauan karena pasien

sudah datang di saat tenaga medis belum hadir.

Selai n itu terjadi kesalah pahaman panitia yang

telah ditunjuk sebagai petugas registrasi

sehingga pengondisian peserta tidakterlaksana

dengan baik. Namun, hal ini dapat ditangani

dengan arahan lebih lanjut dari PJ acara.

Ada 2 meja registrasi pada pos ini yang tiap meja

dijaga oleh dua petugas. Sumber daya manusia

berasal dari angkatan 2011.

Pada pos registrasi tercatat orang peserta yang

mengikuti kegiatan pengobatan massal.

2) Pos Anamnesis, Tensi, dan Antopometri

Page 9: 6. acara

Setelah mendaftar di pos registrasi dan

menunggu di ruang tunggu, dengan dipanggil

oleh petugas pemanggil, peserta menuju pos II

untuk dilakukan anamnesis, pengukuran tensi,

dan antopometri. Pada pos ini tidak terjadi

kesulitan yang berarti karena semua petugas

telah mengerti dengan tugasnya masing –

masing. hanya saja ada sedikit kepanikan di awal

karena pasien telah datang disaat petugas pos

masih beristirahat sebab baru sampai di lokasi.

Pada pos ini dibuka sebanyak 6 meja. Sumber

daya manusia petugas pemeriksaan berasal dari

senior angkatan 2010 didampingi angkatan 2011.

Sedangkan petugas pemanggil dan petugas

antopometri berasal dari angkatan 2011.

3) Pos Diagnosis dan Pemeriksaan Fisik Lanjutan

Tidak ada masalah yang berarti pada pos ini.

Ada 6 dokter yang bertugas pada pos ini, yaitu 1

orang dokter yang merupakan dosen pengajar

PSPD UNTAN, 2 senior angkatan 2005 dan 3

senior angkatan 2006. Di ruangan ini disediakan

dua ruang periksa.

Pada pukul 17.00 semua dokter .telah selesai

bertugas kecuali satu orang dokter, yaitu dosen

PSPD UNTAN yang masih mengobati beberapa

pasien dengan mengunjungi pasien tersebut ke

rumahnya dikarenakan pasien tidak dapat

berjalan.

Selain para dokter, petugas lainnya adalah

asisten dokter sebanyak 12 orang, dibagi menjadi

2 shift dengan masing – masing 3 orang senior

2012 dan 3 orang dari angkatan 2011 pada tiap

shiftnya, dan petugas pemanggil yang berasal

Page 10: 6. acara

dari angkatan 2009.

4) Pos Farmasi

Obat – obatan disusun berdasarkan jenis dari

obat – obatan tersebut. Hanya saja ada satu zat

yang kuran yaitu sacarum lactis yang berfungsi

sebagai zat penambah untuk pembuatan puyer

bagi anak – anak. Namun hal tersebut tidak

menjadi masalah yang berarti.

Pada pos ini peserta pengobatan massal

mengambil obat sesuai dengan resep yang

diberikan oleh dokter.

Ada 2 apoteker yang bertugas yang berasal dari

pengajar PSF. Kerja apoteker dibantu oleh 2

orang asisten yang berasal dari angkatan 2010

dan 2011. Selain itu, ada juga 4 petugas yang

menginformasikan perkem-bangan jumlah obat

kepada dokter maupun bagian perlengkapan

serta 2 orang notulen yang bertugas mencatat

obat yang keluar dan mengumpulkan formulir,

berasal dari angkatan 2011.

Satu asisten apoteker angkatan 2010 selesai lebih

lama karena ada penambahan pasien.

II.4.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Keterlambatan tidak lebih dari 15 menit

2) Peserta minimal 150 orang

3) Dokter minimal 5 orang

4) Apoteker minimal 2 orang

5) Senior minimal 10 orang

6) Tidak ada obat yang kurang

II.4.3 Hasil Selain jumlah peserta, parameter tercapai.

II.4.4 Kendala-kendala 1) Keterlambatan penyediaan kupon sehingga kupon

kurang tersebar secara merata.

2) Keterlambatan dalam penyelesaian susunan

Page 11: 6. acara

sumber daya tenaga medis yang bertugas

3) Rumah warga yang agak berjauhan dari lokasi

sehingga berdampak pada sedikitnya jumlah

peserta yang datang.

4) Kurangnya koordinasi dengan apoteker mengenai

obat – obatan yang kurang.

5) PJ kegiatan yang hanya satu orang membuat

beberapa teknis kegiatan agak sulit tertangani

secara sempurna.

II.4.5 Evaluasi 1) Harus ada briefing sebelum pelaksanaan dan

semua petugas yang bersangkutan harus hadir.

2) Koordinasi dengan senior sebaiknya lebih giat

dilakukan.

3) Tenaga medis hendaknya sudah dipastkan

kesediaannya paling lambat seminggu sebelum

acara.

II.5 Apotek Hidup

II.5.1 Deskripsi kegiatan Acara dimulai pada hari kedua yaitu Minggu, 4

November 2012, pukul 08.45 WIB. Cuaca cukup

cerah. Panitia yang bertugas (sebanyak 10 orang)

telah siap di lokasi sebelum pukul 08.00 WIB dan

briefing sudah dilakukan pada pagi harinya. Acara

seharusnya dilaksanakan pada pukul 08.00 WIB akan

tetapi acara terlambat selama 45 menit karena peserta

Apotek Hidup belum datang ke lokasi. Ibu-ibu peserta

banyak yang sedang menunggu anak-anaknya yang

ingin disunat pada waktu itu. Peserta akhirnya dapat

terkumpul dikarenakan panitia mendatangi ibu-ibu

yang sedang menunggu anaknya mengantri sunatan

dan diberitahukan bahwa sementara menunggu

giliran, ibu-ibu bisa mengikuti acra Apotek Hidup

terlebih dahulu. Setelah peserta terkumpul, acara pun

dimulai dengan dipimpim oleh kedua pemateri yaitu

Harris P. dan Ullis Warwadhani. Acara berlangsung

Page 12: 6. acara

lancar dengan agenda menjelaskan mengenai jenis-

jenis tanaman yang ada dan menjelaskan pula apa

khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman berjumlah 69

tanaman yang terdiri dari 9 jenis. Jenis-jenis tanaman

tersebut ialah mengkudu, kunyit, kencur, jahe, lidah

buaya, temulawak, mahkota dewa, kumis kucing dan

keladi tikus. Setelah pengenalan dan penjelasan

mengenai khasiat tanaman, agenda dilanjutkan dengan

menanam tanaman Apotek Hidup bersama ibu-ibu.

Setelah selesai menanam, dilakukan penancapan

papan nama pada setiap jenis tanaman. Agenda selesai

pada pukul 10.10 lalu dilanjutkan dengan pemasangan

papan nama APOTEK HIDUP di depan lokasi

penanaman dan pemasangan jaring-jaring pelindung

tanaman. Kemudian panitia bersalam-salaman dengan

peserta dan berfoto bersama.

II.5.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Jumlah peserta 20 orang.

2) Kegiatan dimulai tepat waktu.

3) Antusias peserta penyuluhan baik.

II.5.3 Hasil Selain kegiatan terlambat 45 menit, semua parameter

tercapai.

II.5.4 Kendala-kendala 1) Acara terlambat dimulai dari jadwal yang

seharusnya dikarenakan banyak ibu-ibu yang

sedang menunggu anak-anaknya yang ingin

disunat pada waktu yang sama.

2) Kurangnya koordinasi dengan PJ acara sunatan

massal mengenai panitia-panitia yang bertugas di

kegiatan Apotek Hidup.

3) Tidak tersedianya TOA yang cukup untuk

kelangsungan kegiatan.

4) Tidak lengkapnya jumlah tanaman yang ada,

terdapat beberapa tanaman yang tidak memenuhi

kuota yang seharusnya.

Page 13: 6. acara

5) Tidak teraturnya peserta saat melakukan

penanaman dikarenakan lahan yang terlalu sempit

sehingga peserta dan panitia sedikit bedesakan di

dalam lahan.

II.5.5 Evaluasi 1) Harus dapat cepat mengantisipasi kendala-

kendala yang tak terduga, seperti tidak

datangnya peserta dikarenakan sedang

menunggu anak-anaknya yang ingin disunat

pada waktu yang sama.

2) Untuk kegiatan lapangan sebaiknya disediakan

penguat suara yang optimal.

II.6 Sunatan Massal

II.6.1 Deskripsi kegiatan Kegiatan sunatan massal dilaksanakan pada hari

kedua sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.

Pelaksanaan kegiatannya sesuai dengan yang telah

dikonsepkan, terdiri dari beberapa pos, yaitu:

1) Pos Registrasi

Pos ini dilaksanakan oleh 2 orang petugas

registrasi yang bertugas mendata peserta yang

telah membawa kupon dan siap untuk

dilakukan sirkumsisi. Peserta sirkumsisi yang

hadir dan diregistrasi sebanyak 28 orang.

2) Pos Anamnesis

Setelah melakukan registrasi peserta menuju ke

pos II setelah dipanggil oleh petugas pemanggil

pos II. Yang bertugas di pos II adalah 4 orang

mahasiswa 2011. Pada pos ini dibuka sebanyak

2 meja pemeriksaan fisik. Selain wawancara

singkat riwayat penyakit dan identitas diri,

peserta juga mendapatkan sarung di pos ini.

3) Ruang Tunggu

Setelah pos anamnesis, peserta diarahkan ke

Page 14: 6. acara

ruang tunggu, menunggu pemanggilan nama

peserta untuk diarahkan ke ruang operasi. Di

ruang tunggu, sesuai instruksi dari dokter PJ

acara kami, para peserta diberikan setengah

tablet asam mefenamat dan konsumsi, dengan

maksud agar obat tersebut langsung

dikonsumsi. Petugas yang berjaga dan

memastikan obat telah diminum oleh peserta

sebanyak 2 orang.

4) Pos Pemeriksaan Fisik

Dari ruang tunggu, peserta kemudian dipanggil

dan diarahkan ke sebuah kelas dengan 4 kamar

operasi di dalamnya. Namun sebelum ke kamar

operasi, peserta dipastikan terlebih dahulu

sudah bisa atau tidaknya untuk disirkumsisi.

Pada pos ini, salah satu operator yang akan

mengoperasi melakukan pemeriksaan. Pada pos

ini, dari 28 peserta yang mendaftar, terdapat 1

peserta yang terinfeksi tungau sehingga

sirkumsisi pada peserta tersebut tidak

dilakukan.

5) Pos Operasi

Peserta sirkumsisi yang telah dilakukan

pemeriksaan fisik kemudian masuk ke ruangan

operasi untuk dilakukan sirkumsisi. Pada pos

ini tersedia 8 meja operasi yang kemudian

berkurang menjadi 7 meja operasi, dikarenakan

tenaga medis yang tiba-tiba membatalkan

kedatangannya. Petugas pada pos ini terdiri

dari 2 orang dokter; 2 orang perawat; dan 17

orang dari senior 2007, 2008, 2009, dan 2010.

Selain itu, pada pos operasi juga dibuka 2 meja

perlengkapan. Sumber daya manusia yang

Page 15: 6. acara

mengawasi kelancaran operasi di dua ruang

kelas tersebut adalah 7 orang mahasiswa 2011.

6) Pos Sterilisasi

Di ruang kelas yang bersebelahan dengan

ruang operasi, terdapat pos sterilisasi dengan 5

orang mahasiswaa 2011 sebagai tim sterilisasi

alat, yang sebelumnya telah diberikan

perbekalan cara sterilisasi oleh dokter PJ acara

kami. Segera setelah alat-alat digunakan alat-

alat akan dibawa ke pos dan disterilisasi

menggunakan povidone iodine serta air

mendidih.

7) Pos Observasi dan Pemberian Obat

Pada pos ini peserta yang telah disirkumsisi

menunggu selama 15 menit untuk dilakukan

observasi (ada/tidaknya perdarahan pasca

operasi) oleh mahasiswa 2011 selaku panitia.

Selama observasi peserta diberikan obat dan

edukasi baik kepada peserta sirkumsisi maupun

orangtua/wali mengenai perawatan pasca

operasi.

Kegiatan sunatan massal selesai 30 menit lebih lama

dari seharusnya, akibat sempat terjadi pendarahan

pada salah satu peserta sehingga salah satu operator

harus turun tangan langsung untuk pergi ke rumah

peserta yang bersangkutan. Namun, penjahitan ulang

dapat dilakukan dengan baik tanpa memicu masalah

kesehatan lebih lanjut. Kegiatan selesai sekitar pukul

13.30 WIB.

II.6.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Keterlambatan tidak lebih dari 15 menit

2) Keterlambatan selesai max. 30 menit

Page 16: 6. acara

3) Jumlah peserta minimal 26 orang

4) Dokter minimal 2 orang

5) Jumlah meja operasi minimal 5 meja

6) Quota yang disediakan panitia untuk senior

terpenuhi

7) Tersedia quota untuk mahasiswa 2011 minimal di

dua pos berbeda.

II.6.3 Hasil Semua parameter tercapai.

II.6.4 Kendala-kendala 1) Operator sirkumsisi ada beberapa yang tiba-tiba

membatalkan kepergiannya ke lokasi beberapa

jam sebelum acara dimulai.

2) Terjadi beberapa perubahan konsep, seperti

pengurangan meja operasi akibat adanya

perubahan-perubahan yang mendadak.

3) Kurang efektifnya pengamanan di ruang operasi.

4) Salah satu peserta ada yang mengalami

pendarahan namun bisa segera diatasi.

5) Anamnesis kurang efektif.

II.6.5 Evaluasi 1) Koordinasi kesediaan operator harus benar-benar

dipastikan beberapa hari sebelum acara

2) Anamnesis sebaiknya dilakukan oleh tenaga medis

yang berpengalaman

3) Pembagian tugas pada panitia harus lebih efisien

sesuai tugasnya, agar keamanan dapat

dikendalikan.

II.7 Perawatan Pasca Sunatan

II.7.1 Deskripsi kegiatan Perawatan pasca sunatan dimulai pukul 16.00, namun

pada pukul 15.45 para peserta sudah berdatangan

sehingga kami langsung memulai perawatan, karena

kegiatan ini memang tidak bersifat sangat resmi.

Kami melakukan perawatan di rumah Pak Dadang

selaku kepala dusun dengan peserta yang hanya

berjumlah 20 orang. 6 orang sisanya tidak bisa hadir

Page 17: 6. acara

karena lokasi rumah mereka yang cukup jauh

sehingga pemberian edukasi dan obat-obatan kami

titipkan di rumah kepala dusun jika sewaktu-waktu

memang diperlukan. Perawatan pasca sunatan

berlangsung lancar, dan proses penyembuhan 20

peserta yang hadir menunjukkan prognosis yang

bagus, bahkan pada mereka yang saat sirkumsisi

terjadi pendarahan. Edukasi dan obat-obatan diberikan

langsung kepada orang tua peserta yang datang

menemani putranya. Kegiatan selesai sekitar pukul

17.15.

II.7.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Mulai tepat waktu

2) Jumlah warga yang hadir minimal 50% dari

peserta yang telah disirkumsisi

3) Keterlambatan selesainya kegiatan tidak lebih dari

30 menit

4) Peserta tidak ada yang datang dengan keluhan

serius

II.7.3 Hasil Semua parameter tercapai.

II.7.4 Kendala-kendala 1) Ada peserta yang tidak bisa datang karena lokasi

rumah mereka yang cukup jauh.

2) Ada beberapa peserta yang sangat sulit untuk

dibuka perbannya, sehingga kami meminta peserta

untuk mencobanya di rumah dengan sebelumnya

direndam dengan air masak terlebih dahulu.

II.7.5 Evaluasi Akan lebih baik jika perawatan pasca sunatan ini

diganti dengan penyuluhan perawatan sebelum

sirkumsisi berlangsung, agar edukasi dapat sampat

secara utuh sebelumnya.

II.8 Pembagian 500 Masker

II.8.1 Deskripsi kegiatan Pembagian masker tidak dilakukan secara langsung

dalam artian pembagiannya tidak satu per satu kepada

Page 18: 6. acara

warga. Masker diberikan kepada Kepala Dusun

Sungai Ambawang yang kemudian akan disebarkan

secara merata dan bijaksana kepada warga.

Pembagian masker kepada warga Dusun Sungai

Ambawang ini mengingat lingkungan tempat tinggal

mereka yang merupakan area pengembangan industri

kelapa sawit. Area ini berdebu mengingat banyaknya

truk yang lalu lalang di kawasan tersebut dan jalannya

yang merupakan tanah merah.

II.8.2 Parameter/indikator

keberhasilan

500 masker dapat dibagikan kepada warga.

II.8.3 Hasil Masker yang dibagikan tidak sampai 500 buah.

II.8.4 Kendala-kendala 1) Tidak memiliki waktu yang cukup untuk

membagikan masker satu per satu ke warga.

2) Beberapa masker yang seharusnya diperuntukan

bagi warga digunakan oleh panitia dan senior.

II.8.5 Evaluasi 1) Sebaiknya pembagian dilakukan langsung kepada

warga agar distribusinya dapat terjamin merata.

2) Harusnya ada koordinasi yang lebih baik antara

seksi acara dengan seksi lainnya maupun dengan

senior mengenai peruntukan masker tersebut. Hal

ini bertujuan agar semua masker dapat diberikan

ke warga tanpa adanya pengurangan.

II.9 Penutupan

II.9.1 Deskripsi kegiatan Kegiatan penutupan dilaksanakan setelah kegiatan

sunatan massal selesai. Penutupan dilakukan pukul

14.30 WIB. Kegiatan penutupan diisi dengan

serangkaian acara, yaitu kata sambutan oleh Kepala

SDN 23, kata sambutan dari Kepala Dusun Sungai

Ambawang, kata sambutan dari dokter penanggung

jawab/ yang mewakili, pembagian pelakat dan sovenir

kepada tenaga medis secara simbolis, dan pembacaan

doa. Peserta kegiatan penutupan ini adalah panitia

Page 19: 6. acara

AKSOMA 2012, tenaga medis yang terlibat dalam

kegiatan, guru- guru SDN 23, dan beberapa orang

warga Dusun Sungai Deras. Acara penutupan berjalan

lancar walaupun dokter penanggung jawab kegiatan

AKSOMA 2012 tidak dapat hadir untuk menutup

kegiatan secara langsung.

II.8.2 Parameter/indikator

keberhasilan

1) Dihadiri oleh minimal 80 orang (panitia, peserta

dan tenaga medis)

2) Toleransi waktu mulai 15 menit dan berakhir 30

menit.

3) Minimal pelakat dan souvenir terbagikan.

II.8.3 Hasil Semua parameter tercapai.

II.8.4 Kendala-kendala Kurangnya koordinasi antar panitia ataupun antar

panitia intern acara.

II.8.5 Evaluasi 1) Sebaiknya dilakukan setelah semua kegiatan

benar-benar selesai.

2) Sebaiknya dilakukan dengan seefektif mungkin

layaknya sebuah penutupan.

BAB III REKOMENDASI

a. Penyuluhan Kebersihan Diri

Tetap diadakan dengan daya tarik yang lebih besar, contohnya dengan hadiah yang

lebih banyak.

b. Penyuluhan Kebersihan dan Keamanan Diri

Tetap diadakan.

c. Apotek Hidup

Diadakan dengan mempertimbangkan ada atau tidaknya lahan.

d. Penyuluhan Perawatan Pasca Sunatan

Tetap diadakan.

e. Pengobatan Massal

Kelebihan obat

Kelebihan obat dipilah-pilah dan dihitung jumlahnya sesuai dengan catatan

notulen. Selanjutnya obat-obatan tersebut akan diatasi sesuai dengan sumber dari

obat-obatan tersebut. Obat-obatan yang berasal dari Dinkes dikembalikan sesuai

Page 20: 6. acara

dengan jumlah yang tersisa. Obat-obatan yang merupakan hibah dari puskesmas,

kimia farma dan RSUS Antonius akan dihibahkan untuk kepanitiaan AKSOMA

tahun selanjutnya. Sedangkan obat-obatan yang dibeli oleh panitia akan dijual

kembali ke apotek atau pihak yang bersedia membeli kecuali jenis obat seperti

CTM, Amoxcillin, dan Paracetamol.

Tenaga medis

Jumlah tenaga medis hendaknya disesuaikan dengan target pengobatan massal.

Untuk target 200 orang, membutuhkan tenaga medis sebagai berikut:

a. Dokter 6 orang

b. Apoteker 2 orang

c. Asisten apoteker 2 orang

d. Petugas anamnesis dan tensi 12 orang (dibuka 6 meja)

Rekomendasi untuk pengukuran tanda vital (misalnya tensi dan nadi)

hendaknya dilakukan oleh angkatan yang menjadi pelaksana kegiatan

AKSOMA, bukan oleh senior. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa semester 3

sudah dapat pengalaman dan menjadi lebih mahir dalam praktik pengukuran

tanda vital maupun anamnesis. Hal yang sama juga berlaku untuk asisten

dokter, dimana hendaknya dibagi proporsi petugas 50% dari senior dan 50%

dari panitia agar semuanya mendapatkan kesempatan untuk belajar dari dokter

pemeriksa.

e. Petugas antopometri 6 orang (dibuka 6 pos penimbangan dewasa dan 1 pos

penimbangan bayi)

Pos penimbangan bayi tidak perlu dijaga secara khusus oleh petugas. Petugas

antopometri pada penimbangan dewasa sewaktu-waktu dapat berpindah ke

penimbangan bayi apabila didapatkan adanya pasien bayi.

Deadline Penyelesaian Kesediaan Tenaga Medis

Dua minggu sebelum hari pelaksanaan, daftar nama petugas medis harus sudah

selesai. Setelah itu, nama-nama tersebut dikonsultasikan dengan SC. Setelah

dikonsultasikan dengan SC, nama-nama tersebut disusun kembali dan

dikonsultasikan dengan dokter penanggung jawab. Dalam berkonsultasi dengan

dokter penanggung jawab, kekhawatiran yang timbul dari hasil konsultasi dengan

SC, dibicarakan kembali. Setelah itu dilakukan technical meeting dengan tenaga

medis.

Daftar tenaga medis harus sudah fix paling lambat satu minggu sebelum kegiatan

Page 21: 6. acara

dan dibuat dalam bentuk surat rekomendasi yang ditandatangani oleh dokter

penanggung jawab.

Jika pengobatan massal dibagi menjadi 2 shift, hendaknya petugas tiap shiftnya

sudah ditetapkan dan diinformasikan ke senior yang bersangkutan paling lambat 3

hari sebelum kegiatan.

Penyusunan Obat di Pos Farmasi

Penyusunan obat di pos apotek harus dikoordinasikan sebelumnya dengan apoteker

yang akan bertugas, apakah disusun sesuai jenisnya ataukah sesuai abjad.

Kuota Senior

Untuk mendapatkan tenaga medis yang berasal dari senior sebelumnya harus

disusun terlebih dahulu kuota senior untuk setiap angkatan dalam posisi sesuai

dengan penugasan. Setelah itu, posisi tersebut dilampirkan dalam surat

permohonan yang ditujukan pada setiap angkatan dan diajukan pada ketua

angkatan. Penentuan kuota senior per angkatan ditujukan agar tidak terdapat

kelebihan jumlah senior yang mendaftar di posisi tertentu.

Kekurangan Obat

Jika terjadi kekurangan obat tertentu sebaiknya dikonsultasikan dulu dengan pihak

apoteker apakah jenis obat tersebut dapat digantikan dengan obat lain atau tidak,

jika tidak PJ kelengkapan obat hendaknya segera membeli obat yang kurang di

apotek terdekat.

f. Sunatan Massal

Sistem Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan sirkumsisi dilakukan dalam tujuh pos meliputi pos tukar kupon , pos

registrasi, pos pemeriksaan fisik, pos operasi serta pos obat dan observasi. Dari segi

jumlah panitia, sebaiknya sesuai dengan jumlah peserta yang ditargetkan dan

diusahakan tidak terjadi tumpang tindih pembagian tugas.

Tiap petugas pos sebaiknya memahami dengan baik sistem kerja dalam pelaksanaan

sirkumsisi, terutama tugasnya sebagai petugas tertentu sehingga tidak terjadi

kesalahan. Selain itu, petugas pos juga harus tanggap dengan keadaan pada saat

kegiatan sehingga jalannya kegiatan tetap dapat terkontrol dengan baik.

Tenaga Medis

Jumlah tenaga medis hendaknya disesuaikan dengan jumlah target pengobatan

massal. Untuk target 35 orang dan durasi pelaksanaan selama dua jam, dibutuhkan

jumlah tenaga medis sebagai berikut:

Page 22: 6. acara

a. Petugas pemeriksaan fisik 6 orang (dibuka 3 meja, 1 meja dijaga oleh 2 panitia

aksoma)

b. Operator, asisten operator, dan asisten alat masing-masing 7 orang (dibuka 7 meja

operasi)

c. Petugas sterilisasi 6 orang (dibuka dua meja sterilisasi)

d. Petugas observasi 7 orang

e. Petugas penyedia obat dan edukasi 5 orang.

Petugas penyedia obat dan edukasi ini berasal dari panitia aksoma yang bertugas

menjaga pos IV. Sistem pemberian obat dilaksanakan dengan pemberian obat

yang sudah terbungkus rapi beserta petunjuk pemakaian obat. Dilakukan

observasi selama 30 menit untuk melihat adanya pendarahan atau tidak dengan

pemberian edukasi pasca sirkumsisi.

f. Petugas perlengkapan 4 orang yang berjaga

Petugas perlengkapan berasal dari panitia seksi perlengkapan. Petugas ini harus

memahami alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan dalam sirkumsisi. Selain itu,

petugas perlengkapan juga bertugas untuk mencatat alat-alat atau bahan-bahan

yang digunakan selama kegiatan sehingga lebih mudah untuk mengetahui jumlah

perlengkapan yang tersisa.

Ruang Operasi

Ruang operasi harus steril dan memiliki pencahayaan serta sirkulasi udara yang

baik. Jika tidak cukup pencahayaan maka disediakan lampu emergency. Begitu

pula dengan sirkulasi, jika tidak memadai maka harus disediakan kipas angin

minimal satu untuk setiap ruang operasi.

Penjagaan ruang operasi harus super intensif. Pintu keluar masuk harus ditata dan

dijaga ketat. Akan lebih baik jika yang masuk ke ruang operasi hanyalah pihak

yang berkepentingan sehingga suasana di ruang operasi menjadi kondusif.

Meja Operasi

Meja operasi minimal berukuran 2 x 0,75 m. Meja tersebut dilapisi dengan kain

berwarna gelap atau spanduk steril beserta matras dan bantal.

Di sebelah meja operasi disediakan meja perlengkapan. Perlengkapan disusun di

atas sebuah nampan logam. Selain itu, disediakan juga bolpoin untuk mengisi

formulir sirkumsisi.

Kelengkapan Rekam Medik

Rekam medik dibuat dalam bentuk formulir sunatan massal. Dalam

Page 23: 6. acara

pelaksanaannya, kelengkapan pengisian formulir ini harus diperhatikan benar-benar

dan disimpan demi kepentingan kearsipan. Data yang tercatat dalam rekam medik

setelah kegiatan harus direkap dan diinterpretasikan hasilnya. Setelah itu,

dilaporkan di LPJ dan pada dokter penanggung jawab sebagai bentuk evaluasi

tenaga medis, terutama tenaga medis senior terkait dengan kinerja mereka.

Pengisian kelengkapan rekam medis harus benar-benar ditekankan pada tenaga

medis yang bertugas.

Kelebihan Perlengkapan

Kelebihan perlengkapan seperti sarung, siring, duk steril, cat gut, jarum, dan

souvenir akan disumbangkan pada kepanitiaan aksoma tahun berikutnya.

Kuota Senior

Sama seperti pada pengobatan massal.

g. Pembagian 500 masker

Tergantung lokasi, apakah membutuhkan masker tersebut atau tidak.

h. Rekomendasi tempat pelaksanaan aksoma di mana saja yang penting warga yang

menjadi sasaran benar- benar membutuhkan dan panitia sanggup

melaksanakannya di tempat tersebut.

Rekomendasi agenda tambahan yaitu donor darah dan screening kesehatan.

BAB IV PENUTUP

Demikianlah laporan pertanggungjawaban seksi acara ini dibuat, semoga bermanfaat untuk

kepanitiaan acara bakti sosial berikutnya.