5_K_Pdt.Sus-PHI_2014

download 5_K_Pdt.Sus-PHI_2014

of 15

description

TES SE

Transcript of 5_K_Pdt.Sus-PHI_2014

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A N

    Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    M A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara perdata khusus perselisihan hubungan industrial dalam tingkat kasasi

    telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

    RUMAH SAKIT ADI HUSADA, yang diwakili oleh Direktur Umum Irawati

    Marga Mars, Qia, berkedudukan di Jl. Undaan Wetan No. 40-44 Surabaya,

    dalam hal ini memberi kuasa kepada CHAMDANI, S.H., S.E., M.Si., dan

    kawan., Para Advokat pada Kantor Advokat Hamdani, S.H. & Associates,

    berkantor di Jl. Gadel Sari Tama No. 36 Tandes Surabaya, berdasarkan Surat

    Kuasa Khusus tertanggal 28 Maret 2013, sebagai Pemohon Kasasi dahulu

    Penggugat;

    m e l a w a n

    NURJADI, bertempat tinggal di Jl. Ploso Timur IA No. 20 Surabaya, sebagai

    Termohon Kasasi dahulu Tergugat;

    Mahkamah Agung tersebut ;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon

    Kasasi dahulu sebagai Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap Termohon Kasasi

    dahulu sebagai Tergugat di muka persidangan Pengadilan Hubungan Industrial pada

    Pengadilan Negeri Surabaya, pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut:

    1 Bahwa Penggugat adalah Rumah Sakit Adi Husada yang beralamat di Jalan Undaan

    Wetan Nomor 40-44 Surabaya sesuai Akte Pendirian dalam Tambahan Berita

    Negara RI tanggal 19 September 1975 di bawah perkumpulan Adi Husada;

    2 Bahwa Tergugat adalah Nurjadi, pria, pekerjaan swasta yang beralamat di Jalan

    Ploso Timur IA No.20 Surabaya, pekerja Rumah Sakit Adi Husada Jalan Undaan

    Wetan Nomor 40-44 Surabaya yang telah non aktif sejak bulan 28 Desember 2012;

    3 Bahwa Tergugat telah bekerja pada Penggugat sejak tanggal 6 Juli 1988 dengan

    masa kerja 24 tahun 8 bulan dengan gaji pokok dan tunjangan tetap terakhir

    Rp2.359.000,-;

    4 Bahwa yang menjadi dasar diajukannya gugatan ini adalah telah terjadi Pelanggaran

    dalam Perjanjian Kerja Bersama Rumah Sakit Adi Husada Pasal 34 ayat (9) butir (g)

    menyebutkan: menyalahgunakan wewenang dan profesinya yang diembannya yang

    berakibat merugikan pasien dan rumah sakit, demikian juga butir (h) menyebutkan:

    Hal. 1 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    menyalahgunakan dan/atau mengabaikan wewenang dan tanggung jawab

    profesinya yang diembannya yang berakibat merugikan pasien dan rumah sakit;

    5 Bahwa asal mula kejadian adalah pada tanggal 26 November 2012 jam 09.25

    WIB Petugas UGD, memerintahkan petugas Wisma Kunarpa (kamar jenazah)

    termasuk Tergugat untuk menjemput jenazah ke UGD atas nama Sdr. Hamidjojo

    Gunawan, umur 87 tahun dengan alamat Jl. Klampis Indah H 71 Surabaya;

    6 Bahwa dengan pelaksanaan tugas Tergugat minta izin ke petugas UGD untuk

    menemui keluarga duka dan minta ijin dengan keluarga duka untuk memindahkan

    atau menjemput almarhum dari UGD ke Wisma Kunarpa;

    7 Bahwa Tergugat menemui keluarga duka yaitu anak menantu almarhum/Ibu

    Meliawati serta memperkenalkan diri dan Tergugat menyampaikan mohon maaf

    sebelumnya dan turut berduka cita;

    8 Bahwa Tergugat menyatakan kepada keluarga almarhum, di rumah sakit tidak

    menyediakan ambulan jenazah yang ada ambulan untuk pasien atau orang sakit.

    Kalau keluarga almarhum ada persiapan ambulan tolong segera dihubungi, dan kalau

    kesulitan mencari nomor telepon maka Tergugat membantu untuk mencarikan

    nomor telepon dan pihak almarhum akan merundingkan dengan keluarga;

    9 Bahwa kemudian Tergugat bertanya kepada keluarga almarhum Sdr. Hamidjojo:

    sudah tau nomor teleponnya jasa pemakaman Ario, kalau belum tau tolong ditulis,

    sedangkan nomor telepon jasa pemakaman Bagus akan dilihatkan di kamar jenazah;

    10 Bahwa pihak keluarga almarhum Sdr. Hamidjojo mengatakan kepada Tergugat:

    sebentar Pak Nur, saya menemui keluarga di depan UGD, setelah itu saya ke

    Wisma Kunarpa untuk mencatat nomor teleponnya jasa pemakaman Bagus yang ada

    di jam dinding di Wisma Kunarpa, setelah itu kembali ke UGD untuk melanjutkan

    tugas pemindahan almarhum;

    11 Bahwa pemindahan almarhum dari Rumah Sakit Adi Husada, Tergugat

    menghubungi jasa pengangkutan (ambulan) Bagus di Jl. Kranggan, sedangkan

    pihak almarhum menghendaki jasa pengangkutan Bagus di Jl. Dupak Surabaya

    dan yang akhirnya timbul kesalahpahaman dan pihak almarhum mengajukan

    komplain dan karena hal inilah Tergugat telah melakukan kesalahan berat sesuai

    Perjanjian Kerja Bersama dan telah merusak citra Rumah Sakit Adi Husada

    karena pekerjanya di luar kewenangannya melakukan kerja sama yang

    menguntungkan diri sendiri dengan pihak lain;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    12 Bahwa Tergugat adalah petugas Wisma Kunarpa (kamar jenazah) Rumah Sakit

    Adi Husada Undaan Wetan, yang sebenarnya mengetahui tugas pokok dan tata

    cara pengambilan jenazah yaitu dilarang mengarahkan atau menyarankan

    keluarga duka, untuk mengambil jasa ambulan atau peti mati;

    13 Bahwa perbuatan Tergugat termasuk pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama

    Rumah Sakit Adi Husada pasal 34 ayat (9) butir (g) menyebutkan: menyalah

    gunakan wewenang dan profesinya yang diembannya yang berakibat merugikan

    pasien dan rumah sakit, demikian juga butir (h) menyebutkan:

    menyalahgunakan dan/atau mengabaikan wewenang dan tanggung jawab

    profesinya yang diembannya yang berakibat merugikan pasien dan rumah sakit;

    14 Bahwa dengan kejadian tersebut sesuai laporan kejadian Nomor: LK/18/

    XII/2012 tanggal 8 Desember 2012 yang dituangkan dalam berita acara

    pemeriksaan terhadap Tergugat, yang ditandatangani oleh penanggung jawab

    keamanan (Sdr.Mistan) yaitu pekerja Sdr.Nurjadi mengakui telah melakukan

    pelanggaran berupa menanyakan kepada keluarga almarhum yang mau

    mengangkat jenazah di depan UGD, yang sebenarnya tidak boleh dilakukan,

    semua kegiatan dan transaksi pengambilan ambulan maupun jasa kematian yang

    bukan tugas dari petugas Wisma Kunarpa hal tersebut telah diakui oleh

    Tergugat;

    15 Bahwa selain bukti berita acara pemeriksaan bukti lain berupa laporan kejadian

    yang dibuat pihak berwenang di rumah sakit sekurang-kurangnya 2 (dua) orang

    saksi yaitu sdr. Sugeng Handjono, SH dan sdr. Kanis Yudianto, sebagaimana

    surat kritik dari Sdr. Sianti Gunawan (anak ke 7) dari keluarga almarhum sdr.

    Hamidjojo Gunawan tertanggal 28 November 2012;

    16 Bahwa dengan kejadian tersebut pada tanggal 18 Desember 2012 Penggugat

    telah menerbitkan Surat Peringatan terakhir (ketiga) kepada Tergugat dengan

    Nomor: 010/SP/RSAH-SDM/XII/2012 karena telah melanggar ketentuan dalam

    Perjanjian Kerja Bersama Rumah Sakit Adi Husada;

    17 Bahwa yang menjadi alasan kuat untuk mengajukan Pemutusan Hubungan Kerja

    pada Tergugat adalah dengan adanya surat dari Sdr. Sianti Gunawan (anak ke 7

    dari almarhum Hamidjojo) tanggal 28 Desember 2012 yang isinya komplain atas

    tindakan yang dilakukan pekerja sdr. Nurjadi terkait jasa perusahaan peti mati

    (ambulan) yang tidak dikehendaki dan diminta membayar ganti rugi pembatalan

    ambulan tersebut;

    Hal. 3 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    18 Bahwa pada tanggal 28 Desember 2012 pihak Penggugat telah menonaktifkan

    Tergugat dengan menerbitkan surat skorsing menuju PHK dengan surat nomor:

    99/SDM-RSAH/XII/2012 dengan tetap mendapatkan gaji;

    19 Bahwa dengan urutan kejadian tersebut Penggugat Rumah Sakit Adi Husada

    dengan terpaksa mengajukan surat pencatatan perselisihan PHK terhadap

    Tergugat pada Disnaker Kota Surabaya dengan Surat Nomor 100/

    SDM-RSAH/XII/2012 tanggal 28 Desember 2012 ke Dinas Tenaga Kerja Kota

    Surabaya dengan alasan pemutusan hubungan kerja terhadap Tergugat karena

    telah melanggar dari ketentuan Perjanjian Kerja Bersama Bab IX Pasal 34 ayat

    (9 g.h) dalam bentuk penyalahgunaan wewenang tugas yang bersangkutan

    sebagai petugas pembawa jenazah dan dalam hal ini termasuk sebagai

    pelanggaran berat;

    20 Bahwa selanjutnya pada saat sidang mediasi tersebut Penggugat menyampaikan

    keterangannya sanggup memberikan uang pesangon sebesar 1 (satu) kali

    ketentuan pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan

    Pasal 156 ayat (3), uang penggantian hak sesuai Pasal 156 ayat (4) Undang-

    Undang Nomor 13 Tahun 2003 namun oleh Tergugat ditolak;

    21 Bahwa pelanggaran yang dilakukan Tergugat merupakan pelanggaran disiplin

    dengan kategori melakukan kesalahan berat sesuai Perjanjian Kerja Bersama

    Rumah Sakit Adi Husada Pasal 34 ayat (9) butir (g) menyebutkan

    menyalahgunakan wewenang dan profesinya yang diembannya yang berakibat

    merugikan pasien dan rumah sakit, demikian juga butir (h) menyebutkan:

    menyalahgunakan dan/atau mengabaikan wewenang dan tanggung jawab

    profesinya yang diembannya yang berakibat merugikan pasien dan rumah sakit

    sehingga dalam hal pemutusan hubungan kerja, pekerja berhak uang pesangon

    sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja

    sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3), uang penggantian hak sesuai pasal 156 ayat

    (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;

    22 Bahwa sesuai ketentuan Perjanjian Kerja Bersama Rumah Sakit Adi Husada

    Undaan Wetan Pasal 43 ayat (5) menyebutkan: Rumah sakit dapat melakukan

    tindakan skorsing kepada karyawan yang sedang dalam proses pemutusan

    hubungan kerja dengan tetap memberikan upah beserta hak-hak lainnya yang

    biasa diterima pekerja;

    23 Bahwa dengan adanya permasalahan pemutusan hubungan kerja akibat

    pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama, Penggugat dan Tergugat telah melakukan

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    mediasi yang dimediatori oleh mediator dari Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

    dan telah mendapatkan anjuran dengan Nomor: 24/PHK/III/ 2013 yang

    dikeluarkan pada tanggal 07 Maret 2013 yang isinya:

    MENGANJURKAN

    1 Agar pihak pengusaha Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan memberikan

    uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang

    penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3), uang penggantian

    hak sesuai pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 kepada

    pekerja Sdr. Nurjadi;

    2 Agar pihak pengusaha Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan membayar

    upah proses pada bulan Februari dan Maret 2013 kepada pekerja Sdr. Nurjadi;

    24 Bahwa dengan anjuran tersebut pihak Penggugat menyatakan menerima dan siap

    melaksanakan anjuran tersebut, namun pihak Tergugat menolak anjuran tersebut;

    25 Bahwa oleh karena hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat tidak dapat

    dilanjutkan kembali, maka pada tanggal 28 Maret 2013 telah mengeluarkan Surat

    Pemutusan Hubungan Kerja kepada Tergugat;

    26 Bahwa berdasarkan Pasal 161 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

    tentang Ketenagakerjaan, hal ini telah dilaksanakan oleh Penggugat pada

    Tergugat sehingga tindakan Penggugat telah sesuai dengan ketentuan Undang-

    Undang Nomor 13 Tahun 2003;

    Pasal 161

    1 Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam

    perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha

    dapat melakukan pemutusan hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang

    bersangkutan diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga secara

    berturut-turut;

    2 Surat peringatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) masing-masing berlaku

    untuk paling lama 6 (enam) bulan, kecuali ditetapkan lain dalam perjanjian kerja,

    peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama;

    27 Bahwa pemutusan hubungan kerja yang dilakukan Penggugat kepada Tergugat

    adalah telah sesuai ketentuan yang diatur dalam Pasal 151 ayat (3) Undang-

    Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang berbunyi:

    Pasal 151

    Hal. 5 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    1 Pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan

    segala upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi pemutusan hubungan

    kerja;

    2 Dalam hal segala upaya telah dilakukan, tetapi pemutusan hubungan kerja tidak

    dapat dihindari, maka maksud pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan

    oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh atau dengan pekerja/buruh

    apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi anggota serikat pekerja/

    serikat buruh;

    3 Dalam hal perundingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) benar-benar tidak

    menghasilkan persetujuan, pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja

    dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian

    perselisihan hubungan industrial;

    28 Bahwa sekiranya hubungan kerja antara kedua belah pihak tidak terputus dan

    tetap dilanjutkan, maka hal tersebut tidaklah akan membawa kemanfaatan bagi

    kedua belah pihak sehingga akan lebih baik apabila hubungan kerja antara

    keduanya dinyatakan diputus dan diakhiri;

    Bahwa pelanggaran yang dilakukan Tergugat merupakan pelanggaran disiplin

    dengan kategori melakukan kesalahan berat sesuai Perjanjian Kerja Bersama Rumah

    Sakit Adi Husada Pasal 34 ayat (9) butir (g) menyebutkan : menyalahgunakan

    wewenang dan profesinya yang diembannya yang berakibat merugikan pasien dan

    rumah sakit, demikian juga butir (h) menyebutkan: menyalahgunakan dan/atau

    mengabaikan wewenang dan tanggung jawab profesinya yang diembannya yang

    berakibat merugikan pasien dan rumah sakit. Sehingga dalam hal pemutusan hubungan

    kerja, pekerja berhak uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2),

    uang penghargaan masa kerja sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (3), uang penggantian hak

    sesuai Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003;

    Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Pengadilan

    Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya agar memberikan putusan

    sebagai berikut:

    DALAM POKOK PERKARA:

    PRIMAIR:

    1 Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;

    2 Menyatakan bahwa antara Penggugat dan Tergugat sah untuk mengakhiri hubungan

    kerja karena Tergugat telah melanggar Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    tentang Ketenagakerjaan dan Perjanjian Kerja Bersama antara Rumah Sakit Adi

    Husada dan GBKF Sarbumusi dan IKADIDA;

    3 Menyatakan bahwa Tergugat telah melanggar ketentuan Undang-Undang Nomor 13

    Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Perjanjian Kerja Bersama antara Rumah

    Sakit Adi Husada dengan GBKF Sarbumusi dan IKADIDA;

    4 Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat putus sejak tanggal 30

    Maret 2013;

    5 Memerintahkan kepada Penggugat untuk membayar secara tunai dan sekaligus

    kepada Tergugat:

    a uang pesangon 1 x 9 x Rp2.359.000,- = Rp21.231.000,-

    b uang penghargaan masa kerja

    10 x Rp2.359.000,- = Rp23.590.000,-

    c uang penggantian perumahan, pengobatan

    dan perawatan 15% x Rp44.821.000,- = Rp 6.723.150,-

    Jumlah = Rp51.544.150,-

    (lima puluh satu juta lima ratus empat puluh empat ribu seratus lima puluh

    rupiah);

    6 Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya

    kasasi atau upaya hukum lainnya;

    7 Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya perkara yang timbul dalam

    gugatan ini;

    Apabila Ketua Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

    Surabaya melalui Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, maka:

    SUBSIDAIR:

    Dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (Ex Aequa Et

    Bono) :

    Bahwa, terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

    Negeri Surabaya telah memberi putusan Nomor 31/G/2013/ PHI.Sby. tanggal 29 Juli

    2013 yang amarnya sebagai berikut:

    1 Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

    2 Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dan Tergugat putus sejak diputus

    Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal

    29 Juli 2013;

    3 Menghukum Penggugat membayar hak-hak pemutusan hubungan kerja kepada

    Tergugat sebesar sebagai berikut:

    Hal. 7 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Uang pesangon 2 x 9 x Rp2.359.800,- = Rp42.476.400,-

    Uang penghargaan masa kerja 10 x Rp2.359.800,- = Rp23.598.000,-

    Uang penggantian hak 15% x Rp.66.074.400,- = Rp 9.911.160,-

    Jumlah = Rp75.985.560,-

    upah bulan Januari 2013 sampai dengan

    bulan Maret 2013, Rp 2.359.800,- x 3 = Rp 7.079.400,-

    Jumlah total =Rp83.064.960,-

    (delapan puluh tiga juta enam puluh empat ribu sembilan ratus enam puluh puluh

    rupiah);

    4 Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;

    5 Membebankan biaya perkara yang timbul dalam perkara ini kepada Negara;

    Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan

    Negeri Surabaya tersebut telah diucapkan dengan hadirnya Penggugat pada tanggal 29

    Juli 2013, terhadap putusan tersebut, Penggugat dengan perantaraan kuasanya

    berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 28 Maret 2013 mengajukan permohonan kasasi

    pada tanggal 21 Agustus 2013, sebagaimana ternyata dari Akta Permohonan Kasasi

    Nomor 56/Akta.Ks/2013/ PHI.Sby. jo. No. 31/G/2013/PHI.Sby. yang dibuat oleh

    Panitera Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya,

    permohonan tersebut disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

    Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya tersebut pada tanggal

    2 September 2013;

    Bahwa memori kasasi dari Pemohon Kasasi/Penggugat tersebut telah

    diberitahukan kepada Termohon Kasasi/Tergugat pada tanggal 24 September 2013,

    akan tetapi Termohon Kasasi/Tergugat tidak mengajukan jawaban memori kasasi;

    Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah

    diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan

    dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi

    tersebut secara formal dapat diterima;

    Menimbang, bahwa alasan-alasan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

    Penggugat pada pokoknya sebagai berikut:

    DALAM KONVENSI:

    DALAM POKOK PERKARA:

    Bahwa Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya

    Nomor: 31/G/2013/PHI.SBY tanggal 29 Juli 2013, khusus dan terbatas pada bagian

    Pokok Perkara DIBATALKAN SEBAGIAN, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    A. BAHWA JUDEX FACTI SALAH MENERAPKAN ATAU MELANGGAR

    HUKUM YANG BERLAKU;

    1. Bahwa, sebagaimana dalam pertimbangan Judex Facti pada halaman (30) alinea

    ke 4 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

    ------- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas maka

    Majelis Hakim berpendapat perselisihan pemutusan hubungan kerja antara

    Penggugat (Rumah Sakit Adi Husada) dan Tergugat sebagai petugas bagian

    wisma kunarpa Rumah Sakit Adi Husada berdasarkan dalil gugatan Penggugat

    karena Tergugat pada tanggal 26 November 2012 telah terlibat tindakan

    mengarahkan pasien untuk memilih jasa pemakaman tertentu dan permintaan

    ganti rugi sehingga mencedera pelayanan rumah sakit (Penggugat) dan tindakan

    Tergugat tersebut tidak memenuhi uraian tugas pekarya di wisma Kunarpa (P-5)

    dan Perjanjian Kerja Bersama Rumah Sakit Adi Husada (P-9) sebagaimana bukti

    saksi Penggugat yang bernama Soegeng Hardjono,S.H., Kami Yudianto, dan

    Drs. Edi Djoko Hermanto yang menerangkan Tergugat meminta uang ganti rugi

    kepada keluarga pasien karena ada pembatalan ambulance bagus di Jl. Kranggan

    dan Tergugat terlibat dalam pelayanan jasa pemakaman sehingga Tergugat diberi

    surat peringatan pertama dan ketiga pada tanggal 18 Desember 2012 (P-i), surat

    skorsing pada tanggal 28 Desember 2012 (P-2) dan surat keputusan pemutusan

    hubungan kerja pada tanggal 28 Maret 2013 (P-3) sedangkan dalam jawaban

    Tergugat mendalilkan pada tanggal 26 November 2012 hanya memberi nomor

    telepon Ario dan Bagus di UGD sesuai permintaan keluarga jenasah pasien yang

    bernama Bapak/Ibu Meihawati yakni ambulance nya dan Mo atau Bagus tapi

    tidak tahu nomor telponnya karena jenasah pasien masih menunggu kartu tanda

    pengenal almarhum (P-13) dan T-9) dan Tergugat tidak melalaikan tugasnya

    dengan tidak meninggalkan jenasah Hamidjojo Gunawan dan UGD ke wisma

    Kunarpa hingga ke ambulance Bagus di JI. Demak (P-5), (P-7) dan bukti saksi

    Tergugat yang bernama Sholeh menerangkan kalau ada keluarga duka minta

    tolong nomor telpon jasa ambulance biasanya petugas tidak keberatan demi rasa

    kemanusiaan terhadap keluarga jenasah dan sekarang petugas wisma Kunarpa

    dan 4 petugas menjadi 3 petugas;

    ------- Hal ini adalah tidak benar, karena secara fakta Termohon dahulu Tergugat

    nyata-nyata meminta uang pada keluarga duka Hamidjojo Gunawan karena salah

    dalam memanggilkan ambulan jasa pemakaman yang bernama BAGUS dan

    BAGUS ABADI, pada saat Jasa Pemakan BAGUS ditolak oleh keluarga duka,

    Hal. 9 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Termohon dahulu Tergugat yang meminta uang kepada keluarga duka yaitu

    sebesar Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk ambulannya dan Rp50.000,-

    (lima puluh ribu rupiah) untuk sopir ambulannya Hal mi telah dijelaskan oleh

    SAKSI

    PENGGUGAT, APAKAH DENGAN MEMINTA UANG MASIH

    BERDASARKAN ALASAN KEMANUSIAAN ????, namun Majelis Hakim

    tidak mempertimbangkan saksi Penggugat Soegeng Hardjono,S.H., Kami

    Yudianto, dan Drs. Edi Djoko Hermanto;

    ------- Bahwa petugas wisma kunarpa dan 4 petugas menjadi 3 petugas bukan

    karena ada efisiensi, namun masih menunggu proses hukum termohon dahulu

    tergugat yang belum mempunyai kekuatan hukum, setelah putusan mi petugas

    wisma kunarpa akan kembali menjadi 4 petugas, HAL INI BUKAN

    TERMASUK EFISIENSI TETAPI PENEGAKAN PERJANJIAN KERJA

    BERSAMA RUMAH SAKIT ADI HUSADA Pertimbangan Judex Facti pada

    halaman (31) alinea ke 2 yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut:

    -------- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Majelis

    Hakim berpendapat tindakan Tergugat pada tanggal 26 November 2012 telah

    mendapat surat peringatan pertama dan ketiga pada tanggal 18 Desember 2012

    (P1), surat skorsing pada tanggal 28 Desember 2012 (P.2) dan surat keputusan

    pemutusan hubungan kerja pada tanggal 28 Maret 2013 (P-3) sedangkan

    Tergugat tetap bekerja dan tidak melakukan kesalahan/pelanggaran Perjanjan

    Kerja Bersama hingga bulan Desember 2012 sedangkan tindakan Tergugat pada

    tanggal 26 November 2012 tidak melanggar uraian tugas pekerja wisma kunarpa

    dan Perjanjian Kerja Bersama RS. Adi Husada sehingga pemutusan hubungan

    kerja terhadap Tergugat tidak memenuhi ketentuan Pasal 161 Undang- Undang

    Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dengan demikian hak-hak

    pemutusan hubungan kerja Tergugat yang wajib dibayar oleh Penggugat adalah

    pesangon sebesar 2 (dua) kali ketentuan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan

    masa kerja 1 (satu) kali ketentuan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak

    sesuai ketentuan dalam Pasal 156 ayat (4) yakni sesuai ketentuan pasal 100

    Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

    Industrial, Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 140 K/

    Sip/1971 adalah berdasarkan inti gugatan, dan Putusan Mahkamah Agung

    Republik Indonesia Nomor: 556 K/Sip/1971 adalah berdasarkan kejadian

    Materiil serta sesuai ketentuan Pasal 164 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yakni perusahaan melakukan effisiensi di

    bagian wisma kunarpa dan 4 (empat) petugas menjadi 3 (tiga) petugas sesuai

    bukti saksi Tergugat yang bernama Sholeh karena tindakan Tergugat pada

    tangga! 26 November 2012 tidak melakukan pelanggaran Perjanjian Kerja

    Bersama Rumah Sakit Adi Husada dan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

    tentang Ketenagakerjaan namun Tergugat telah diputus hubungan kerjanya oleh

    Penggugat pada tanggal 28 Maret 2013 dengan demikian hubungan kerja antara

    Penggugat dan Tergugat dinyatakan putus sejak diputus Pengadilan Hubungan

    Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya pada tanggal 29 Juli 2013 dan

    petitum gugatan Penggugat angka 2, angka 3, dan angka 4 dinyatakan ditolak

    dan petitum gugatan Penggugat angka 5 dinyatakan dikabulkan agar Penggugat

    membayar kepada Tergugat yakni uang pesangon, uang penghargaan masa kerja

    dan uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 Undang-Undang Nomor

    13 Tahun 2003;

    ------ Hal ini adalah tidak benar karena Tergugat setelah skorsing tidak bekerja,

    namun masih dibayar sampai dengan bulan Maret 2013, bahwa dengan terbitnya

    SURAT PERINGATAN, SURAT SKORSING DAN SURAT PEMUTUSAN

    HUBUNGAN KERJA membuktikan bahwa Pemutusan Hubungan Kerja

    Termohon dahulu Tergugat adalah karena kesalahan MELANGGAR PKB

    RUMAH SAKIT ADI HUSADA BUKAN KARENA EFISIENS), sehingga

    sangat beralasan dan benar menurut hukum apabila petitum 5 Pemohon dahulu

    Penggugat dikabulkan maka kewajiban membayar Pemohon dahulu Penggugat

    adalah:

    Uang Pesangon 1 x 9 Rp2.359.000,- = Rp 21.231.000,-

    a. Uang Penghargaan Masa Kerja 10x Rp2.359.000,- = Rp 23.590.000,-

    b. Uang Penggantian Perumahan, Pengobatan dan

    Perawatan 15% x Rp44.821.000,- = Rp 6.723.150,-

    Jumlah = Rp51.544.150,-

    (lima puluh satu juta lima ratus empat puluh empat ribu seratus lima puluh

    rupiah)

    Bahwa antara petitum no 5 Penggugat yang dikabulkan oleh Judex Facti dengan

    isi Putusan Judex Facti TIDAK SESUAI dan SALAH;

    Pertimbangan Judex Facti pada halaman (32) alinea ke I yang pada pokoknya

    menerangkan sebagai berikut:

    Hal. 11 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    ------Menimbang, bahwa berdasarkan bukti surat Penggugat yang diberi tanda

    P-4 dan bukti surat Tergugat yang diberi tanda T-7 menerangkan upah Tergugat

    perbulan sebesar Rp2.359.800,- dengan masa kerja sejak tangga! 6 Juli 1988

    sampai dengan tanggal 28 Maret 2013 = 24 tahun 8 bulan maka Majelis Hakim

    berpendapat hak pemutusan hubungan kerja Tergugat yang wajib dibayar oleh

    Penggugat adalah sebesar:

    Uang pesangon 2 x 9 x Rp 2.359.800,- = Rp42.476.400,-

    Uang penghargaan masakerja 10 x Rp 2.359.800,- = Rp23.598.000,-

    Uang penggantian hak 15% x Rp 66.074.400 = Rp 9.911.160,-+

    Jumlah = Rp75.985.560,-

    Hal ini Judex Facti telah keliru dalam menerapkan hukumnya, karena PHK

    tergugat adalah karena kesalahan dan bukan karena efisiensi serta Pertimbangan

    Hukum Judex Facti halaman (31) alinea ke 2 petitum gugatan Penggugat angka

    5 dinyatakan dikabulkan agar Penggugat membayar kepada Tergugat yakni uang

    pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai

    ketentuan Pasal 156 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 sehingga yang

    benar adalah:

    Uang Pesangon 1 x 9 Rp 2359.000,- =Rp21.231.000,-

    c. Uang Penghargaan Masa Kerja

    10 x Rp 2.359.000,- =Rp 23.590.000,-

    d. Uang Penggantian Perumahan,

    Pengobatan dan Perawatan 15% x Rp 44.821.000,-=Rp 6.723.150,-

    Jumlah =Rp51 .544.150,-

    (lima puluh satu juta lima ratus empat puluh empat ribu seratus lima puluh

    rupiah);

    Pertimbangan Judex Facti pada halaman (32) alinea ke I yang pada pokoknya

    menerangkan sebagai berikut:

    --------Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat mendapat surat skorsing pada

    tanggal 28 Desember 2012 (P-2) dan (T-2) yakni pembebasan tugas atau

    skorsing sejak tanggal 28 Desember 2012 hingga ditetapkan anjuran dan Dinas

    Tenaga Kerja (T-4) tanggal 7 Maret 2013 dengan tidak masuk kerja atau

    melakukan kegiatan apapun di lingkungan Rumah Sakit Adi Husada Undaan

    Wetan dan Tergugat sejak dikeluarkannya anjuran mediator hubungan industrial

    Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Nomor:24/PHK/III/2013 tidak bekerja di

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    perusahaan Penggugat sesuai ketentuan Pasal 93 ayat (2) huruf f dan Pasal 155

    ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

    Ketenagakerjaan maka Majelis Hakim berpendapat upah yang wajib dibayar oleh

    Penggugat kepada Tergugat adalah upah bulan Januari 2013 sampai dengan

    bulan Maret 2013 sebesar Rp2.350.800,- x 3 = Rp7.079.400,

    --------Bahwa hal ini benar dan telah dibayar oleh Pemohon dahulu Penggugat;

    --------Menimbang, bahwa mengenai bukti-bukti yang tidak dipertimbangkan

    secara satu persatu harus dianggap dan telah menjadi pertimbangan dalam

    putusan ini

    B. JUDEX FACTIE SALAH MENERAPKAN HUKUM PEMBUKTIAN

    1. Judex Facti salah menerapkan hukum pembuktian sebagaimana diatur dalam

    Pasal 163 HIR Jo Pasal 1865 KUH Perdata, Menurut Prof. R. Subekti , S.H.,

    dalam bukunya yang berjudul Hukum Pembuktian, maka pembagian beban

    pembuktian itu adalah suatu masalah yang amat penting, oleh karena pembagian

    beban pembuktian itu harus dilakukan dengan adil dan tidak berat sebelah,

    karena suatu pembagian beban pembuktian yang berat sebelah berarti apriori

    menjerumuskan pihak yang menerima beban terlampau berat, dalam jurang

    kekalahan, soal pembagian beban pembuktian ini dianggap sebagai soal hukum

    atau soal yuridis, yang dapat diperjuangkan sampai tingkat kasasi di muka

    Mahkamah Agung.

    2. Melakukan beban pembuktian yang tidak adil dianggap sebagai suatu

    pelanggaran hukum atau undang-undang yang merupakan alasan bagi

    Mahkamah Agung untuk membatalkan putusan hakim atau Pengadilan rendahan

    yang bersangkutan.

    3. Bahwa Judex Facti dalam memberikan putusan tidak mempertimbangkan bukti-

    bukti yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/ dahulu Penggugat, yaitu Bukti P-1,

    P-2, P-3, P-5, P-6, P-7, P-8, P-9 dan P-10;

    Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan kasasi tersebut Mahkamah

    Agung berpendapat sebagai berikut:

    mengenai keberatan-keberatan A dan B:

    Bahwa keberatan-keberatan tersebut tidak dapat dibenarkan, oleh karena setelah

    meneliti secara saksama memori kasasi tanggal 2 September 2013 dihubungkan dengan

    pertimbangan Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada

    Hal. 13 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Pengadilan Negeri Surabaya tidak salah menerapkan hukum dengan pertimbangan

    hukum sebagai berikut:

    Bahwa hubungan kerja menjadi putus karena putusan Pengadilan yang

    menyatakan bahwa Tergugat tidak melakukan pelanggaran;

    Bahwa keberatan-keberatan kasasi lainnya adalah mengenai penilaian

    hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan

    yang tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan pada tingkat

    kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan

    kesalahan penerapan hukum, pelanggaran hukum yang berlaku, atau

    kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan

    perundang-undangan yang mengancam pelanggaran itu dengan batalnya

    putusan, atau bila hakim tidak berwenang atau melampaui batas

    wewenang sebagaimana dimaksud Pasal 30 Undang-Undang No. 14

    Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5

    Tahun 2004 dan perubahan yang kedua dengan Undang-Undang No. 3

    Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

    Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, ternyata bahwa

    putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Surabaya dalam

    perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga

    permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: Rumah Sakit Adi Husada

    tersebut harus ditolak;

    Menimbang, bahwa oleh karena nilai gugatan dalam perkara ini di bawah

    Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta Rupiah), sebagaimana ditentukan dalam

    Pasal 58 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, maka biaya perkara dalam tingkat

    kasasi ini dibebankan kepada Negara;

    Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan

    Industrial, Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,

    Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang

    telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua

    dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain

    yang bersangkutan;

    M E N G A D I L I:

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi: RUMAH SAKIT ADI

    HUSADA tersebut;

    Membebankan biaya perkara kepada Negara;

    Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari

    Kamis tanggal 20 Februari 2014 oleh Dr. H. Supandi, SH., M.Hum., Hakim Agung

    yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Dr. Horadin

    Saragih, SH.,MH., dan Arsyad. SH.,MH., Hakim-Hakim Ad Hoc PHI pada

    Mahkamah Agung, masing-masing sebagai Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam

    sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua dengan dihadiri oleh

    Anggota-anggota tersebut dan dibantu oleh Ferry Agustina Budi Utami, SH.,MH.,

    Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.

    Anggota-anggota, K e t u a,

    Ttd./Dr. Horadin Saragih, SH.,MH. Ttd./

    Ttd./Arsyad. SH.,MH. Dr. H. Supandi, SH., M.Hum.

    Panitera Pengganti,

    Ttd./

    Ferry Agustina Budi Utami, SH.,MH.

    Untuk Salinan

    MAHKAMAH AGUNG R.I.

    An. Panitera

    Panitera Muda Perdata Khusus

    ( RAHMI MULYATI, SH.MH. ) NIP : 19591207 1985 12 2 002

    Hal. 15 dari 15 hal.Put.Nomor 5 K/Pdt.Sus-PHI/2014

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15