557

31
ISSN 0215 - 8250 PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BERORIENTASI SIKLUS BELAJAR DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA oleh Desak Made Citrawathi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja ABSTRAK Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan pembelajaran biologi dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan modul berorientasi siklus belajar dan mengetahui pengaruh implementasinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dan eksperimen dengan rancangan Randomized Posttest-Only Control Group Design, yang melibatkan 84 siswa kelas II SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Data tentang pengetahuan awal dan prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes, dan respon siswa serta guru dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Perbedaan rerata skor prestasi belajar antara siswa yang menggunanan modul berorientasi siklus _______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006 534

description

tes

Transcript of 557

Page 1: 557

ISSN 0215 - 8250

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BERORIENTASI SIKLUS BELAJAR

DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMA

olehDesak Made Citrawathi

Jurusan Pendidikan BiologiFakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja

ABSTRAK

Tujuan utama penelitian ini adalah mengembangkan pembelajaran biologi dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan modul berorientasi siklus belajar dan mengetahui pengaruh implementasinya terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dan eksperimen dengan rancangan Randomized Posttest-Only Control Group Design, yang melibatkan 84 siswa kelas II SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Data tentang pengetahuan awal dan prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes, dan respon siswa serta guru dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Perbedaan rerata skor prestasi belajar antara siswa yang menggunanan modul berorientasi siklus belajar dan yang tidak (konvensional) dianalisis dengan uji-t, dan respon siswa serta guru dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) siswa telah memiliki pengetahuan awal yang bervariasi terkait dengan materi sistem koordinasi (saraf, indera, dan hormon), (2) modul berorientasi siklus belajar yang dikembangkan dinilai layak sebagai media edukatif dalam pembelajaran biologi di SMA, (3) prestasi belajar siswa yang menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan modul berorintasi siklus belajar lebih baik dibandingkan dengan menggunakan cara konvensional, dan (4) secara umum respon siswa dan guru terhadap pembelajaran biologi menggunakan modul berorientasi siklus belajar adalah positif atau baik.

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

534

Page 2: 557

ISSN 0215 - 8250

Kata kunci : pendekatan konstruktivistik, modul berorientasi siklus belajar ABSTRACT

This main purpose of this research involved the development of biology instruction based on constructivist approach by implementing learning cycle oriented module, as well as to find out how it influenced towards students academic achievement. This was a development and experimental study based on the randomized post-test only controlled group design. The subjects were the students of grade II of SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja with the total number of 84 individuals. The data involving about the prior knowledge and the academic achievement were collected by using achievement test, whereas those of the students and teachers’ responses were collected by using quesionnaire. The different means of students academic achievement between those using learning cycle oriented modulus and those working in conventional classes was analyzed by using t-test and student’s responses were analyzed descriptively. This results showed that (1) the student’s had a prior knowledge of coordination system, (2) the learning cycle oriented modules could propely be used as an education media in biology learning at SMAs, (3) the academic achievement of students learning based on the constructive approach was better than those learning in conventional classroom, (4) generally the students and the teachers responses were good and positive

Key word: constructivist approach, learning cycle oriented module

1. Pendahuluan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia

dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional untuk meningkatkan

kualitas pendidikan pada umumnya dan IPA pada khususnya. Namun

hasilnya belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan masyarakat. Hal ini

dapat dilihat dari hasil ujian semester dan hasil ujian akhir yang dicapai

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

535

Page 3: 557

ISSN 0215 - 8250

siswa yang umumnya relatif masih rendah. Berdasarkan kenyataan ini,

tampaknya masih diperlukan berbagai upaya inovatif untuk meningkatkan

kualitas pendidikan kita, baik yang menyangkut sumber daya manusianya,

sarana prasarana, kurikulum, maupun proses pendidikan itu sendiri.

Salah satu yang menentukan hasil belajar adalah proses

pembelajaran. Hasil belajar siswa belum optimal, jika dalam proses

pembelajaran model pembelajaran yang dianut para guru didasarkan pada

asumsi tersembunyi bahwa “pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh

dari pikiran guru ke pikiran siswa”. Asumsi seperti ini menyebabkan

selama proses pembelajaran para guru memfokuskan diri pada upaya

penuangan pengetahuan ke kepala siswanya dengan tidak terlalu

memperhatikan pengetahuan awal siswa.

Secara alamiah, siswa (pebelajar) mengamati berbagai fenomena

atau gejala alam di lingkungannya. Siswa mencoba menafsirkan dan

mengembangkan konsep-konsep yang sesuai dengan domain pengetahuan

mereka. Dengan demikian, siswa datang ke sekolah tidak dengan kepala

kosong, tetapi mereka membawa konsepsi yang mereka gunakan untuk

belajar di kelas. Siswa telah memiliki gagasan-gagasan tentang konsep

biologi sebelum mereka memasuki kelas juga ditemukan dari hasil

penelitian Citrawathi (2000), dan temuan-temuan peneliti sebelumnya.

Disamping itu, dari hasil penelitian juga diperoleh informasi bahwa

pengetahuan awal siswa menentukan kemungkinan pembelajaran baru

(Nur, 2000). Pengetahuan awal yang dimiliki siswa kadang-kadang tidak

sesuai dengan pandangan ilmuawan atau pengetahuan ilmiah (scientific

knowledge) dan para pakar menyebutnya dengan berbagai istilah seperti

konsepsi naif (naïve conceptions), miskonsepsi (misconceptions) dan

alternate conceptions. Jadi, siswa mungkin datang ke kelas dengan

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

536

Page 4: 557

ISSN 0215 - 8250

membawa miskonsepsi. Siswa perlu disadarkan akan adanya bukti-bukti

ilmiah dan pemikiran rasional yang dapat mempertanyakan kesahihan

konsep yang mereka miliki. Dengan kata lain siswa perlu “melihat’ secara

logis bagaimana bukti-bukti mendukung konsep ilmiah dan menentang

miskonsepsi. Agar proses belajar siswa berlangsung dengan baik, maka

siswa perlu “menghapus” lebih dulu miskonsepsi yang mereka miliki

tentang suatu konsep biologi, dan menggantikannya dengan konsep yang

sahih secara ilmiah. Kebanyakan kegagalan siswa dalam belajar

disebabkan oleh konsepsi naif siswa (Waras, 1997). Oleh karena itu, perlu

diupayakan suatu strategi pembelajaran yang dapat menanggulangi

miskonsepsi siswa.

Menurut pandangan kontruktivisme, pengetahuan dibangun sendiri

oleh pebelajar (siswa) yang didasarkan pada struktur kognitif yang telah

ada sebelumnya pada diri pebelajar. Struktur kognitif itu ada dalam wujud

“priorknowledge”. Jadi, dalam proses pembelajaran, pebelajar sendirilah

yang aktif membangun pengetahuannya, sedangkan guru hanya berperan

sebagai mediator dan fasilitator yang kreatif. Agar dapat berperan sebagai

mediator dan fasilitator dalam proses pengonstruksian pengetahuan oleh

pebelajar itulah seorang guru seyogyanya mengetahui profil pengetahuan

awal yang dimiliki siswa.

Dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivistik, seorang guru perlu menginvertarisir dan mengidentifikasi

konsepsi-konsepsi siswa, kemudian merencanakan suatu strategi

“conceptual change” yang tepat dalam rangka mengonstruksi pengetahuan

siswa menjadi pengetahuan ilmiah. Strategi pembelajaran yang

direncanakan adalah yang memberi kesempatan kepada siswa untuk

memeriksa tepat tidaknya konsepsi mereka melalui argumentasi dan

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

537

Page 5: 557

ISSN 0215 - 8250

refleksi mengenai alasan-alasannya. Lebih lanjut, siswa juga diberi

kesempatan untuk memperoleh konsep yang lebih tepat melalui diskusi dan

argumentasi mengenai konseps yang berasal dari siswa-siswa lain. Salah

satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk menerapkan model

pembelajaran yang demikian adalah siklus belajar.

Secara umum, siklus belajar dideskripsikan sebagai suatu model

pembelajaran yang berpusat pada kegiatan penyelidikan sebelum

pengenalan konsep ilmiah tertentu. Siklus belajar memiliki tiga tahapan,

yaitu eksplorasi, pengenalan istilah, dan penerapan atau aplikasi konsep

(Lawson, 1988). Pada tahap eksplorasi, pebelajar belajar suatu situasi

baru melalui aksi dan reaksi. Umumnya mereka mengeksplorasi gejala

baru dengan bimbingan minimal. Dalam tahap eksplorasi, pebelajar

mempunyai kesempatan untuk membahas ide-ide yang betentangan atau

yang kurang tepat, mengidentifikasi dan menemukan pola-pola yang ada

pada gejala yang diselidiki. Tahap kedua, pengenalan istilah (konsep)

baru, dapat dilakukan oleh pengajar secara langsung atau melalui buku teks,

film, dan sumber belajar yang lain. Siklus ketiga siklus belajar, adalah

penerapan atau aplikasi konsep. Pada tahapan ini pebelajar menerapkan

istilah baru dan atau pola berpikir barunya ke contoh-contoh atau masalah

lainnya.

Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMA

menunjukkan bahwa bahan ajar maupun buku paket yang digunakan oleh

siswa dan buku pegangan guru belum disusun dengan berorientasi siklus

belajar. Dalam proses pembelajaran, guru biologi umumnya belum optimal

memanfaatkan konsepsi awal siswa (pebelajar) dan lebih banyak memberi

tahu dari pada memberikan bagaimana cara mencari tahu (menemukan

konsep dan prinsip biologi) dalam rancangan pembelajaran maupun

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

538

Page 6: 557

ISSN 0215 - 8250

implementasi program pembelajarannya di kelas. Hal ini mungkin

merupakan salah satu penyebab mengapa siswa yang telah belajar tentang

biologi masih mengalami miskonsepsi, yang pada akhirnya akan

mempengaruhi hasil belajar mereka. Penggunaan bahan ajar yang disusun

berorientasi siklus belajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses

pembelajaran yang pada akhirnya akan bermuara pada hasil belajar yang

menjadi lebih baik.

Berdasarkan atas permasalahan yang telah diuraikan di atas, perlu

dilakukan pengembangan pembelajaran yang dapat mengubah miskonsepsi

siswa menjadi konsep ilmiah, dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa

SMA. Untuk maksud tersebut akan dikembangkan suatu pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan modul berorientasi siklus

belajar untuk mata pelajaran biologi di SMA Laboratorium IKIP Negeri

Singaraja.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

dalam penelitian ini akan dikaji beberapa permasalahan berikut. (1)

Bagaimanakah konsepsi awal siswa mengenai konsep-konsep biologi di

kelas II SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja? (2) Apakah terjadi

miskonsepsi pada siswa yang berkaitan dengan konsep-konsep biologi di

kelas II SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja? (3) Apakah terjadi

perubahan miskonsepsi siswa dengan pendekatan konstruktivistik

menggunakan modul berorientasi siklus belajar pada mata pelajaran Biologi

di kelas II SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. (4) Bagaimanakah

hasil belajar siswa dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan modul

berorientasi siklus belajar pada mata pelajaran biologi di kelas II SMA

Laboratorium IKIP Negeri Singaraja? (5) Bagaimanakah respon siswa dan

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

539

Page 7: 557

ISSN 0215 - 8250

guru mengenai pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik

menggunakan modul berorientasi siklus belajar?

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

540

Page 8: 557

ISSN 0215 - 8250

2. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: (1) tahap

pengembangan, (2) tahap uji coba, dan (3) tahap implementasi.

Tahap Pengembangan

Tahapan pengembangan pembelajaran biologi dengan pendekatan

konstruktivistik menggunakan modul berorientasi siklus belajar meliputi

enam tahapan, yaitu: (a) penetapan mata pelajaran (pokok bahasan), (b)

mengidentifikasi kurikulum, (c) menganalisis tujuan pembelajaran, (d)

mengembangkan butir tes, (e) mengembangkan strategi pembelajaran, dan

(f) menulis modul berorientasi siklus belajar. Dalam penelitian, ini pokok

bahasan yang disusun dalam bentuk modul berorientasi siklus belajar

adalah sistem koordinasi, yang terdiri dari tiga sub pokok bahasan yaitu

sistem endokrin (sistem hormon), sistem saraf, dan indera.

Modul yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul

berorientasi siklus belajar yang terdiri atas tiga bagian pokok, yaitu (1)

eksplorasi, (2) pengenalan konsep, dan (3) aplikasi konsep. Bagian

eksplorasi terdiri dari pendahuluan dan pertanyaan-pertanyaan yang

mengeksplorasi konsep-konsep atau pengetahuan yang telah dimiliki oleh

siswa berkaitan dengan konsep biologi khususnya sistem koordinasi yang

akan dibahas, atau cara kerja (jika ada praktikum/eksperimen), dan

pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada konsep yang dibahas atau data

yang didapatkan pada eksperimen. Bagian pengenalan konsep berisi

ringkasan materi yang merupakan konsep-konsep penting pada sistem

koordinasi yang dilengkapi dengan gambar-gambar untuk memudahkan

pemahaman konsep yang diuraikan. Bagian aplikasi konsep terdiri dari

sejumlah permasalahan di mana siswa dapat menerapkan konsep yang telah

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

541

Page 9: 557

ISSN 0215 - 8250

dipelajari dalam situasi baru atau pada permasalahan yang ada di

masyarakat.

Tahap Uji Coba/Riview

Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah prototipe model

pembelajaran dapat digunakan oleh siswa maupun guru. Hasil uji coba ini

akan dipakai untuk merevisi prototipe model pembelajaran. Pelaksanaan

uji coba prototipe model pembelajaran dilakukan kegiatan awal

pengembangan dan uji coba di kelas.

Subjek uji coba adalah dosen Jurusan Pendidikan Biologi, guru, dan

siswa biologi kelas II SMA Laboratorium IKIP Negeri Singaraja. Data

hasil uji coba dapat merupakan data kualitatif yang berupa tanggapan dan

saran perbaikan, dan data kuantitatif berupa hasil penilaian dosen dari

Jurusan Pendidikan Biologi, siswa, dan guru biologi kelas II SMA

Laboratorium IKIP Negeri Singaraja.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa angket

tanggapan guru dan siswa, serta angket penilaian modul berorientasi siklus

belajar. Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif.

Tahap Implementasi

Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran yang

dikembangkan, dilakukan eksperimen. Dalam eksperimen ini, ada dua

macam variabel, yaitu (a) variabel eksperimen (treatment variabel) berupa

pemberian strategi pembelajaran biologi menggunakan pendekatan

konstruktivistik dengan modul berorientasi siklus belajar pada kelompok

(kelas) eksperimen, dan (b) variabel noneksperimen merupakan variabel

pembanding berupa strategi pembelajaran biologi secara konvensional yang

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

542

Page 10: 557

ISSN 0215 - 8250

diberikan pada kelompok (kelas) kontrol. Tahapan pembelajaran yang

dilakukan pada kelompok eksperimen adalah seperti pada Tabel 01 berikut.Tabel 01. Sintaks pembelajaran dengan model siklus belajar

Tahap Tingakah Laku Guru/Siswa

Tahap 1

Eksplorasi

Guru: Mengeksplorasi gagasan siswa tentang konsep biologi

Siswa : Aktif dan memanipulasi materi

Tahap 2

Pengenalan Konsep

Guru: Memperkenalkan suatu konsep dengan demonstrasi dan

diskusi informasi

Siswa: Berpartisipasi secara mental dan sosial

Tahap 3

Aplikasi Konsep

Guru: Memberikan situasi baru atau masalah

Siswa: Mencari solusi atau jawaban dari masalah yang diberikan

sesuai dengan konsep atau prinsip biologi

Diadaptasi dari Carin (1993)

Pada kelompok konvensional dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan lembaran kerja siswa (LKS), dan kemudian dilanjutkan

dengan mendiskusikan hasil kerja siswa serta menginformasikan konsep-

konsep biologi yang menjadi tujuan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran tidak digunakan modul berorientasi siklus belajar.

Disain eksperimen yang digunakan adalah The Postest-Only Control

Group Design dengan gambar bagan seperti berikut.

Kelompok Perlakuan Pasca-uji

Kelompok eksperimen (R)

Kelompok Kontrol (R)

Gambar 1. Randomized Post-Only Control-Group Design

T (pasca-uji) untuk menyatakan rerata prestasi belajar sesudah pembelajaran

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

543

X T R

- T

Page 11: 557

ISSN 0215 - 8250

Keterangan :

X (perlakuan)berupa strategi pembelajaran biologi menggunakan pendekatan

konstruktivistik dengan Modul berorientasi silus belajar

- (tanpa perlakuan) berupa strategi pembelajaran biologi

secara konvensional (tanpa modul berorientasi siklus belajar)

Penelitian eksperimen ini dilakukan di SMA Laboratorium IKIP

Negeri Singaraja pada semester II dengan melibatkan siswa kelas II. Kelas

yang digunakan sebagai sampel adalah kelas II-3 sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa 42 orang dan II-1 sebagai kelas eksperimen dengan

jumlah siswa 42 orang. Kelas yang digunakan sebagai sampel ditentukan

secara random.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut. (1) Pengetahuan awal siswa dengan menggunakan

tes yang diberikan pada awal pembelajaran atau pada tahapan eksplorasi.

(2) Prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes prestasi

belajar. (3) Respon guru dan siswa tentang pembelajaran biologi

dikumpulkan dengan menggunakan modul berorientasi siklus belajar

dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.

Untuk membandingkan signifikansi perbedaan rerata prestasi

belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran menggunakan

pendekatan konstruktivistik dengan modul berorientasi siklus belajar dan

rerata prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

konvensional, dengan dilakukan pengujian secara statistik dengan uji-t

menggunakan program SPSS versi 10.

Di samping itu, profil hasil belajar siswa dibandingkan dan

dianalisis secara deskriptif. Untuk mengkategorikan hasil belajar siswa

tersebut, dibuat skala berikut ini.

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

544

Page 12: 557

ISSN 0215 - 8250

Nilai 85-100 digolongkan sangat baik

Nilai 70-84,9 digolongkan baik

Nilai 55-69,9 digolongkan sedang

Nilai 40-54,9 digolongkan kurang

Nilai 00-39,9 digolongkan sangat kurang (Depdikbud, 1996)

Data pengetahuan awal siswa dan respon siswa ataupun guru

tentang pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik menggunakan

modul berorientasi siklus belajar dianalisis secara deskriptif dan

dideskripsikan secara naratif.

Hasil penilaian dosen, guru, dan siswa terhadap modul berorientasi

siklus belajar, dan respon guru dan siswa terhadap model pembelajaran

yang diterapkan dianalisis dengan menggunakan skala sebagai berikut.

Nilai 1 adalah kurang membantu/kurang

Nilai 2 adalah cukup membantu/sedang

Nilai 3 adalah membantu/baik

Nilai 4 adalah sangat membantu/baik sekali

3. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian yang dilaporkan meliputi dua hal, yaitu (a) hasil

pengembangan, dan (b) hasil implementasi model pembelajaran.

a) Hasil Pengembangan

Pengembangan pembelajaran adalah suautu proses yang sistematik

dalam mengidentifikasi masalah, mengembangkan bahan dan strategi

pembelajaran, serta mengevaluasi efektivitas dan efisiensinya dalam

mencapai tujuan pembelajaran (Suparman dan Purwanto, 1997). Metode

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

545

Page 13: 557

ISSN 0215 - 8250

pengembangan model pembelajaran biologi dengan pendekatan

konstruktivistik menggunakan modul berorientasi siklus belajar diadaptasi

dari Dik and Carey. Prosedur pengembangan dilaksanakan dengan

melibatkan ahli isi pembelajaran (dosen dan guru biologi SMA) dan siswa

pemakai produk. Modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap

yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang

disusun untuk membantu pebelajar mencapai sejumlah tujuan yang

dirumuskan secara khusus dan jelas. Sebuah modul dapat dirancang

berorientasi pada pebelajar dengan alokasi waktu tertentu, apakah satu jam,

atau satu hari, atau seminggu, atau lebih tergantung pada keluasan topik

yang dibicarakan (Degeng, 1997).

Hasil pengembangan yang dilaporkan dalam penelitian ini meliputi

(1) hasil analisis data penilaian modul berorientasi siklus belajar oleh ahli

isi pembelajaran (dosen dan guru), (2) hasil analisis data uji coba kepada

siswa secara perorangan, dan (3) hasil analisis uji coba kepada siswa secara

kelompok.

Ahli isi pembelajaran (dosen dan guru) dan uji coba pada siswa

memberikan penilaian untuk modul yang digunakan dengan kategori baik

dan amat baik, dengan rerata nilai 3,29 – 3,62. Akan tetapi, komponen-

komponen tertentu dari modul masih perlu mendapatkan perhatian, apakah

dengan melakukan perbaikan atau memperhatikan komponen tersebut pada

saat implementasinya. Sebagai contoh, komponen alokasi waktu. Ketiga

penilai ahli memberikan nilai 3,0 (baik), belum 4,0 (sangat baik). Ini

berarti bahwa pada saat implementasi perlu diperhatikan strategi yang

ditempuh agar pemanfaatan waktu benar-benar optimal.

Penilaian dari siswa secara perorangan maupun kelompok,

menunjukkan modul berorientasi siklus belajar tersebut baik. Dengan

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

546

Page 14: 557

ISSN 0215 - 8250

melakukan revisi sesuai dengan saran-saran yang disampaikan, modul

tersebut layak digunakan sebagai media edukatif baik untuk perorangan

maupun kelompok. Penilaian tim ahli dan siswa ini menunjukkan bahwa

modul untuk mata pelajaran biologi yang disusun berorientasi siklus belajar

layak digunakan dalam proses pembelajaran biologi di SMA. Dengan

modul berorientasi siklus belajar ini, pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivistik dapat dilaksanakan dengan lebih baik.

b) Hasil Implementasi

Hasil implementasi model pembelajaran yang dilaporkan, antara

lain : (1) profil pengetahuan awal siswa, (2) ) perubahan miskonsepsi yang

dialami siswa, (3) deskripsi proses pembelajaran dan aktivitas siswa dalam

mengikuti pembelajaran, (4) respon siswa terhadap model pembelajaran

yang diimplementasikan, dan (5) hasil belajar siswa.

Hasil tes menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa tentang

sistem koordinasi bervariasi dan masih tergolong dalam kategori sedang

dengan rata-rata 62,10 (simpangan baku 7,36) untuk kelompok kontrol, dan

rata-rata 63,79 (simpangan baku 6,89) untuk kelompok eksperimen. Dari

hasil tes awal itu juga terungkap bahwa sejumlah siswa mengalami

kesalahan konsep pada konsep-konsep tertentu pada sistem koordinasi.

Melalui pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik menggunakan

modul berorientasi siklus belajar diharapkan kesalahan konsep siswa dapat

diperbaiki. Belajar menurut pandangan konstruktivis adalah proses aktif

sehingga dalam pembelajaran biologi perlu diupayakan agar pebelajar dapat

mengkonstruksi pengetahuan yang diperolehnya dengan memperhatikan

pengetahuan awal yang dimiliki pebelajar. Jika pengetahuan awal tersebut

tidak sesuai dengan konsep ilmiah, maka perlu diklarifikasi melalui

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

547

Page 15: 557

ISSN 0215 - 8250

kegiatan observasi, eksperimentasi, atau konflik kognitif. Pebelajar

membangun pengetahuan dari kegiatan, refleksi, dan interpretasi serta

pemahaman sesuai dengan skemata yang dimilikinya. Dengan demikian,

berarti bahwa pembelajaran lebih banyak diarahkan untuk melayani

keperluan pebelajar, dan pengajar lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator

dan mediator yang kreatif (Bodner, 1986). Modul yang disusun

berorientasi siklus belajar, diharapkan dapat membantu proses belajar

pebelajar (siswa) yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar

mereka. Dengan siklus belajar, guru dapat memaksimalkan proses belajar

siswa karena pada tahapan eksplorasi guru dapat mengetahui profil

pengetahuan awal siswa, dan dengan mengetahui profil pengetahuan awal

tersebut guru dapat menentukan strategi yang paling tepat untuk membantu

siswa mengontruksi pengetahuannya pada tahap pengenalan konsep. Pada

tahap aplikasi konsep, siswa diberi kesempatan memantapkan

pemahamannya melalui latihan pemecahan masalah atau menemukan solusi

dari suatu masalah nyata yang ada di sekitarnya. Dengan demikian, siswa

akan menjadi lebih memahami konsep-konsep yang dipelajarinya.

Respon siswa terhadap model pembelajaran yang diimplementasi-

kan menyatakan bahwa penggunaan modul berorientasi siklus belajar dapat

membantu siswa dalam mengubah miskonsepsinya dan memperoleh konsep

sistem koordinasi yang benar, memudahkan mempelajari konsep sistem

koordinasi dan mengaplikasikan konsep tersebut, memotivasi untuk belajar

lebih awal, memanfaatkan pengetahuan awal yang mereka miliki,

menjadikan mereka lebih aktif dalam pembelajaran, dan mendidik mereka

untuk belajar mandiri.

Penilaian terhadap proses pembelajaran menunjukkan bahwa

kegiatan guru pada tahap eksplorasi tergolong baik-sangat baik (3,00 –

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

548

Page 16: 557

ISSN 0215 - 8250

4,00), dan kegiatan siswa tergolong baik dengan nilai 3,00. Kegiatan siswa

yang mendapat nilai 3,00 menunjukkan bahwa kemampuan siswa secara

umum dalam berdiskusi dan menyampaikan gagasan perlu dilatih secara

terus-menerus. Demikian juga halnya dengan kemampuan siswa dalam

bertanya. Dalam pembelajaran, siswa yang lebih banyak bertanya dan

menyampakan gagasan adalah siswa yang mempunyai kemampuan yang

baik. Siswa yang mempunyai kemampuan sedang, perlu dilatih dalam

berdiskusi dan menyampaikan pendapat ataupun bertanya. Pada tahapan

pengenalan konsep, kegiatan guru diniliai baik-sangat baik (3,30 - 4,00),

dan kegiatan siswa dinilai sangat baik-sangat baik (3,3-3,7). Pada aplikasi

kosep, kegiatan guru dan siswa dinilai sangat baik dengan nilai 4,0 dan 3,7.

Antusiasme guru dan siswa selama proses pembelajaran dinilai baik (3,3).

Ini berarti secara keseluruhan proses pembelajaran biologi dengan

pendekatan konstruktivistik menggunakan modul berorientasi siklus belajar

dinilai baik, bahkan pada sejumlah aspek dinilai sangat baik.

Dalam pembelajaran menggunakan modul berorientasi siklus

belajar, siswa dapat menilai ketepatan konsep yang telah dimiliki melalui

eksperimen baik dengan media asli maupun tiruan (tidak asli), atau dengan

media gambar. Dari data yang didapatkan melalui percobaan, atau dari

hasil pengamatan diharapkan terjadi konflik kognitif pada diri siswa.

Melalui diskusi dan dibantu dengan literatur akhirnya siswa menyadari

kesalahan konsep yang dialaminya, dan menemukan sendiri konsep baru

yang tepat. Menurut Gabel (1994), penggunan siklus belajar dalam

pembelajaran sangat baik untuk mengidentifikasi dan memperbaiki

kesalahan konsep pada siswa.

Proses pembelajaran yang baik tentunya akan diikuti oleh

peningkatan hasil belajar. Dengan pengetahuan awal yang berkategori

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

549

Page 17: 557

ISSN 0215 - 8250

sedang dan sejumlah kesalahan konsep, melalui model pembelajaran ini

hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan nilai rata-rata 77,58

(simpangan baku 5,99). Di samping itu, kesalahan konsep yang terjadi pada

siswa dapat diperbaiki.

Hasil uji komparatif pascauji siswa pada kelas dengan

menggunakan modul berorientasi siklus belajar dengan yang tidak (secara

konvensional) menunjukkan perbedaan yang signifikan (p<0,05). Prestasi

hasil belajar siswa yang menggunakan modul berorientasi siklus belajar

lebih baik (rerata 77,58) dibandingkan siswa pada kelas konvensional

(rerata 70,20). Hasil belajar siswa yang menggunakan modul berorientasi

siklus belajar 93,02% memiliki nilai baik dan sangat baik, dan tidak ada

yang memiliki nilai kurang. Prestasi belajar sesuai dengan hasil observasi

terhadap kegiatan pembelajaran dan penilaian siswa terhadap model

pembelajaran yang diterapkan.

4. Penutup

Berdasarkan atas hasil penelitian dan analisis data, dapat dibuat

beberapa simpulan berikutini. (1) Siswa telah memiliki pengetahuan awal

yang bervariasi terkait dengan materi sistem koordinasi (sistem saraf,

indera dan hormon). (2) Modul berorientasi silkus belajar yang

dikembangkan dinilai layak sebagai media edukatif dalam pembelajaran

biologi di SMA, khususnya untuk materi sistem koordinasi. (3) Prestasi

belajar siswa menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan modul

berorientasi siklus belajar lebih baik dibandingkan dengan cara

konvensional (tidak menggunakan modul berorientasi siklus belajar). (4)

Secara umum respon siswa dan guru terhadap pembelajaran biologi

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

550

Page 18: 557

ISSN 0215 - 8250

menggunakan pendekatan konstruktivistik dengan modul berorientasi siklus

belajar adalah positif atau baik.

Berdasarkan temuan penelitian ini, dapat diajukan beberapa saran

berikut ini. (1) Para guru biologi di SMA disarankan agar mencoba

mengimplementasikan model pembelajaran yang menggunakan modul

berorientasi siklus belajar sebagai inovasi dalam pembelajaran sains. (2)

Sebelum mengajarkan materi pelajaran yang baru, disarankan guru untuk

melakukan inventarisasi pengetahuan awal yang telah dimiliki siswa

berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Pengetahuan tentang profil

pengetahuan awal siswa, akan memudahkan untuk memilih atau

menentukan strategi pembelajaran yang tepat agar pengetahuan baru yang

akan diberikan mudah dikonstruksi oleh siswa. Di samping itu, kesalahan

konsep yang terjadi pada siswa dapat dideteksi secara dini dan dilakukan

upaya klarifikasi.

DAFTAR PUSTKA

Bodner, G.M, 1986. Contructivism: A Theory of knowledge. Journal of Chemical Education, 63 (10)

Citrawathi, D.M, Md. Sutajaya, Pt. Budi Adnyana. 2000. Pengembangan Model Pembelajaran Anatomi dan Fisiologi Manusia Manggunakan Suplemen Bahan Ajar dan Siklus Belajar Berbasis Sains- Teknologi-Masyarakat (STM) di Program Studi Biologi STKIP Singaraja. Laporan Penelitian. Dibiayai oleh Proyek PGSM, IBRD Loan No. 3979-IND

Carin, A. 1993. Teaching Modern Science, 6 th ed. New York: Macmillan Publishing Company.

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

551

Page 19: 557

ISSN 0215 - 8250

Degeng, I.N.S. 1997. Penulisan Bahan Ajar: Modul Pembelajaran. Makalah. Pelatihan Staf, Guru, dan Karyawan Sekolah Ciputra Surabaya.

Gabel, D.L. 1994. Handbook of Research on Science Teaching and Learning. A Project of The National Science Teachers Association. New York: Macmillan Publishing Company.

Lawson, A.E. 1988. Better Way to Teach Biology. The American Biology Teacher, 50 (5) : 166-278

Nur, M. 2000. Strategi-strategi Belajar. Surabaya. Pusat Studi Matematika dan IPA Sekolah UNESA

Suparman A dan Purwanto. 1997. Analisis Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Waras. 1997. Menuju pembelajaran yang Berperspektif Konstruktivis. Jurnal Teknologi Pembelajaran, Teori dan Penelitian. Tahun 5 (1): 22-28

_______________ Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja, No. 3 TH. XXXIX Juli 2006

552