552-1874-1-PB

16
Jurnal Sainsmat, September 2012, Halaman 109- 124 Vol. I, No. 2 ISSN 2086-6755 http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat 109 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi Berbasis Konstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas Biology-Based Learning Software Development Based on the Theory of Social Constructivism Vygotsky in High School Astuti Muh. Amin Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Veteran RI Makassar. Jl. Gunung Bawakaraeng No 72, Makassar 90145 Received 16 Agustus 2012 / Accepted 27 Agustus 2012 ABSTRAK Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui validitas, kualitas kepraktisan dan kualitas keefektifan perangkat pembelajaran biologi berbasis konstruktivisme berdasar teori sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan (research and development). Pengembangan perangkat pembelajaran menerapkan prosedur pengembangan pembelajaran model 4-D yang terdiri atas tahap define, design, develop, dan disseminate. Hasil analisis data penelitian menunjukkan kriteria (1) kevalidan, di mana RPP nilai validitas rata-rata 3,77 (kategori sangat valid), buku siswa nilai validitas 3,75 (kategori sangat valid), dan LKS nilai validitas rata-rata 3,78 (kategori sangat valid); (2) kepraktisan, di mana secara rasional teoritik dinyatakan layak digunakan oleh ahli dan praktisi berdasarkan nilai validitas dengan kategori sangat valid, serta secara riil di lapangan telah diterapkan dengan rata-rata keseluruhan tingkat keterlaksanaan 3,81 (kategori terlaksana dengan sangat baik); (3) keefektifan, di mana kemampuan guru mengelola pembelajaran dengan nilai 3,65 (kategori sangat tinggi), aktivitas siswa dengan tingkat ketercapaian waktu ideal aktivitas, respon siswa yang menunjukkan kategori positif dan tes hasil belajar terpenuhi dengan tingkat penguasaan materi secara klasikal mencapai ketuntasan 88,89%. Kata kunci : Konstruktivisme, model 4-D, Vygotsky. ABSTRACT The aims of study to determine the validity, practicality, and effectiveness of biology-based learning device based on the theory of social constructivism Vygotsky in Senior High School. This study included the type of research development. The development of learning device apply learning development procedure 4-D model which consists of define, design, develop, disseminate step. Results of analysis of research data suggests that the biology of learning devices based on the theory of social constructivism Korenspondensi: email: [email protected]

description

jurnal

Transcript of 552-1874-1-PB

Page 1: 552-1874-1-PB

Jurnal Sainsmat, September 2012, Halaman 109- 124 Vol. I, No. 2ISSN 2086-6755http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

109

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Biologi BerbasisKonstruktivisme Berdasar Teori Sosial Vygotsky di SekolahMenengah Atas

Biology-Based Learning Software Development Based on the Theoryof Social Constructivism Vygotsky in High School

Astuti Muh. Amin

Fakultas Kejuruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan BiologiUniversitas Veteran RI Makassar. Jl. Gunung Bawakaraeng No 72, Makassar 90145

Received 16 Agustus 2012 / Accepted 27 Agustus 2012

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui validitas, kualitas kepraktisan dankualitas keefektifan perangkat pembelajaran biologi berbasis konstruktivisme berdasarteori sosial Vygotsky di Sekolah Menengah Atas. Penelitian ini termasuk jenis penelitianpengembangan (research and development). Pengembangan perangkat pembelajaranmenerapkan prosedur pengembangan pembelajaran model 4-D yang terdiri atas tahapdefine, design, develop, dan disseminate. Hasil analisis data penelitian menunjukkankriteria (1) kevalidan, di mana RPP nilai validitas rata-rata 3,77 (kategori sangat valid),buku siswa nilai validitas 3,75 (kategori sangat valid), dan LKS nilai validitas rata-rata3,78 (kategori sangat valid); (2) kepraktisan, di mana secara rasional teoritik dinyatakanlayak digunakan oleh ahli dan praktisi berdasarkan nilai validitas dengan kategori sangatvalid, serta secara riil di lapangan telah diterapkan dengan rata-rata keseluruhan tingkatketerlaksanaan 3,81 (kategori terlaksana dengan sangat baik); (3) keefektifan, di manakemampuan guru mengelola pembelajaran dengan nilai 3,65 (kategori sangat tinggi),aktivitas siswa dengan tingkat ketercapaian waktu ideal aktivitas, respon siswa yangmenunjukkan kategori positif dan tes hasil belajar terpenuhi dengan tingkat penguasaanmateri secara klasikal mencapai ketuntasan 88,89%.

Kata kunci : Konstruktivisme, model 4-D, Vygotsky.

ABSTRACT

The aims of study to determine the validity, practicality, and effectiveness ofbiology-based learning device based on the theory of social constructivism Vygotsky inSenior High School. This study included the type of research development. Thedevelopment of learning device apply learning development procedure 4-D model whichconsists of define, design, develop, disseminate step. Results of analysis of research datasuggests that the biology of learning devices based on the theory of social constructivism

Korenspondensi:email: [email protected]

Page 2: 552-1874-1-PB

110

Astuti Muh. Amin (2012)

Vygotsky in Senior High School achieved the criteria of quailty, they are (1) validitywhere the validity of the lesson plan reach average 3.77 (very valid category), the validityscore of the students book 3.75 (very valid category), and the validity average score of thestudents worksheet is 3.78 (very valid category). (2) the practicality, where rationally thetheory is stated that sitable to be used by experts and practitioners based on the score ofvalidity which very valid category and in real terms in the field has been applied with anoveral average of implementation 3.81 (very god implemented category). (3) effectiveness,in which the ability of teachers to manage learning with a value of 3.65 (very highcategory), the activity levels of students with an ideal time activity, the responses ofstudents with positive responses, and learning test results reached with the level of masteryclassically achieve 88.89% mastery.

Key word: Constructivism, 4-D model, Vygotsky.

PENDAHULUAN

Peranan kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi yang semakin vital dalamkehidupan manusia saat ini menuntutkecakapan hidup sumber daya manusiayang sesuai agar dapat survive.Pembentukan sumber daya manusia yangberkualitas perlu ditingkatkan melaluipenyelenggaraan pendidikan yangdilaksanakan secara sistematis danberkesinambungan. Dalam implemen-tasinya, standar nasional pendidikanmenekankan pelaksanaan proses pembe-lajaran di sekolah dilaksanakan melaluiproses pengkonstruksian pengetahuan danketerampilan yang berpusat pada siswa.Siswa difasilitasi melalui prosespembelajaran sehingga dapat secara aktifmengkontruksi pengetahuan dan keteram-pilan yang dipelajari. Hal ini berdasar padatinjauan psikologis bahwa siswa sebagaiindividu pada hakikatnya mempunyaipotensi untuk mencari dan mengembang-kan dirinya.

Kenyataan di lapangan menunjuk-kan bahwa pada umumnya gurumengembangkan perangkat pembelajaransecara parsial. Di mana RPP dikembangkandengan mengacu pada standar isi, tetapi

LKS dan buku siswa umumnyamenggunakan paket terbitan yang sudahada. Observasi yang dilakukan di MAN 2Model Makassar dan beberapa SekolahMenengah Atas di kota Makassar,diperoleh informasi bahwa dalam prosesbelajar mengajar guru bidang studi biologimenggunakan buku paket yang ditulis dandipasarkan penerbit tertentu. SedangkanLKS sebagai perangkat pendukung untukaktivitas belajar siswa menggunakan paketLKS yang ditulis dan dipasarkan olehpenerbit yang berbeda.

Pada kondisi tersebut terdapatbeberapa masalah mendasar dapat muncul,yaitu pertama, ketidaksinkronan antaraperangkat pembelajaran. Padahal perangkatpembelajaran semestinya menjadi sebuahkesatuan yang digunakan untuk mencapaitujuan pembelajaran. Kedua, penyajianoleh guru sebagai sumber belajar utamayang terpaku pada struktur isi buku paketdengan paradigma lama menyebabkanpengajaran biologi di kelas terkesanmonoton di mana siswa bersifat pasif.Ketiga, perolehan pengetahuan secara tidakbermakna bagi siswa menyebabkanpengetahuan bersifat ingatan jangkapendek. Sebagai akibat lanjutan, sekolah

Page 3: 552-1874-1-PB

111

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

harus menyediakan program belajar khususuntuk persiapan ujian nasional pada setiaptahun. Keempat, proses pembelajaran yangada lebih menekankan pada aspek hasilpembelajaran di mana siswa kurang dilatihuntuk membiasakan diri menemukankonsep sebagai produk sains melalui prosespengkonstruksian. Dampak selanjutnyayang timbul, yakni siswa mengalamikesulitan untuk memanggil kembali(recall) informasi yang telah tersimpansebelumnya dan mengaitkan pengalamanyang diperoleh sehari-hari.

Salah satu upaya yang dapatditerapkan guna mengatasi masalahtersebut adalah penggunaan perangkatpembelajaran berbasis konstruktivismesosial. Pembelajaran berbasis konstrukti-visme sosial merupakan pembelajaran yangmenekankan siswa untuk mengkonstruksisendiri pengetahuan di dalam benaknyadengan memperhatikan interaksi sosial.Peneliti berasumsi bahwa penggunaanperangkat pembelajaran berbasis kons-truktivisme sosial ini mampu mengatasimasalah di atas. Penyusunan perangkatpembelajaran diselaraskan dengan model,pendekatan dan metode yang akandigunakan dalam pembelajaran sehinggaberada dalam kesatuan konsep yang salingmendukung. Konsep inilah yang dijadikandasar bagi peneliti untuk menerapkanprinsip konstruktivisme sosial dalamperangkat pembelajaran.

Untuk implementasi teori Vygotskydalam pembelajaran, Santrock (2009),menyarankan strategi pembelajaran sebagaiberikut: (1) menggunakan zone of proximaldevelopment (ZDP); (2) menggunakanteknik scaffolding; (3) menggunakankawan sesama murid yang lebih ahli

sebagai guru; (4) mendorong pembelajarankolaboratif dan sadari bahwa pembelajaranmelibatkan suatu komunitas orang yangbelajar; (5) mempertimbangkan kontekskultural dalam pembelajaran; (6) memantaudan mendorong anak dalam menggunakanprivate speech; (7) Nilai ZPD-nya bukanIQ. Penilaian harus difokuskan untukmengetahui ZPD anak, selanjutnya gurumemberikan tugas dengan tingkat kesulitanyang bervariasi.

Teori Vygotsky menjadikan seoranganak tertantang untuk melakukan aktivitasdi atas tingkat perkembangan yangdimiliki. Jasa Vygotsky adalah membukawawasan baru tentang perkembangankognitif manusia dan proses kultural,pendidikan bagi anak berbakat, danpeningkatan kadar mental (eskalasi) atauhigher order thinking (Kwartolo, 2007).

Untuk mendukung uraian di atas,selanjutnya dikemukakan hasil penelitianElniati (2007), yang menyimpulkan bahwaperangkat pembelajaran konstruktivis yangdihasilkan memiliki praktibilitas yangmemadai. Penggunaan perangkatpembelajaran konstruktivis memberikanmanfaat kepada siswa dalammengembangkan proses mengkonstruksipengetahuan. Secara statistik hasil belajarkelompok siswa yang menggunakanperangkat konstruktivis lebih baik darikelompok siswa yang mengikutipembelajaran konvensional. Hal ini jugadidukung oleh penelitian yang dilakukanoleh Indrawati (2010), bahwa pembelajarankonstruktivisme dapat meningkatkankemampuan bernalar peserta didik. Fase-fase dalam pembelajaran konstruktivismeyang meliputi fase orientasi, penggalianide, rekonstruksi ide, aplikasi ide, review

Page 4: 552-1874-1-PB

112

Astuti Muh. Amin (2012)

merupakan langkah-langkah pembelajaranyang dapat menggiring peserta didikberpikir kritis. Dari hasil tersebut sekitar85,72% siswa telah mencapai ketuntasanbelajar dan 79,92% siswa telahmemperlihatkan keaktifannya dengankemampuan menjawab pertanyaan berupamembandingkan konsep, mengaplikasikankonsep, dan menyimpulkan suatu konsep.

Tujuan pada penelitian ini antaralain sebagai berikut: (1) mengetahuivaliditas perangkat pembelajaran biologiberbasis konstruktivisme berdasar teorisosial Vygotsky di Sekolah MenengahAtas; (2) mengetahui kualitas kepraktisanperangkat pembelajaran biologi berbasiskonstruktivisme berdasar teori sosialVygotsky di Sekolah Menengah Atas; (3)mengetahui kualitas keefektifan perangkatpembelajaran biologi berbasis kons-truktivisme berdasar teori sosial Vygotskydi Sekolah Menengah Atas.

METODE

1. Jenis dan Subjek PenelitianPenelitian ini termasuk penelitian

pengembangan (research and develop-ment). Penelitian ini berorientasi padadihasilkannya produk berupa prototypeperangkat pembelajaran dalam memahamimateri sistem pencernaan makanan. Ujicoba pada penelitian ini berlokasi di MAN2 Model Makassar, dengan subjekpenelitian adalah siswa kelas XI IPA1

semester genap tahun Pelajaran 2010/2011.Sementara, tahap penyebaran perangkatdilakukan melalui forum MGMP Biologise-Kota Makassar dengan jumlah 29 guru.

2. Prosedur PenelitianProsedur pengembangan perangkat

pembelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengembangan model4-D yang dikembangkan Thiagarajan danSemmel yang terdiri dari tahappendefenisian (Define), tahap perancangan(Design), tahap pengembangan (Develop),dan tahap penyebaran (Disseminate).

Uji coba lapangan dilakukan untukmendapatkan data-data penelitian mengenaikepraktisan dan keefektifan. Pada kegiatanuji coba lapangan terdiri atas dua tahapanyaitu simulasi dan uji coba kelassesungguhnya.

Tahap penyebaran (desseminate),merupakan tahap penggunaan perangkatyang telah dikembangkan. Penyebarandilakukan melalui forum MGMP Biologise-Kota Makassar dengan jumlah 29 orangguru. Pelaksanaan desiminasi tersebutdilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6Juni 2011 di SMA Negeri 5 Makassar.Untuk meningkatkan manfaat penyebaranperangkat pembelajaran maka tahap inidilakukan melalui dua langkah, yaitu (1)pengemasan dan penyerahan perangkatpembelajaran dalam bentuk hard copy dansoft copy (RPP, buku siswa, LKS, dan teshasil belajar), (2) penjelasan penerapanperangkat pembelajaran yang meliputi fasekesadaran, fase ketertarikan, fase evaluasi,fase adopsi.

3. Teknik Pengumpulan DataTeknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah teknik non-tesdan teknik tes. Teknik non-tes meliputi: (1)pengamatan dan penilaian langsungterhadap rancangan perangkat pembelajar-an; (2) pengamatan langsung terhadapaktualitas pengelolaan proses pembelajar-an, keterlaksanaan perangkat pembelajaran,dan aktivitas siswa; (3) pemberianquestioner kepada responden (siswa dan

Page 5: 552-1874-1-PB

113

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

guru); dan (4) dokumentasi sumber-sumberbelajar.

4. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian dikembangkan

untuk memperoleh informasi tentangsemua komponen kualitas produkpengembangan. Komponen-komponen ituadalah kevalidan, kepraktisan, dankeefektifan. Instrumen kevalidan untukmendapatkan data kevalidan masing-masing perangkat pembelajaran. Instrumenkepraktisan: lembar penilaian ahli danpraktisi yang terintegrasi dengan lembarkevalidan, dan lembar observasiketerlaksanaan perangkat pembelajaran.Instrumen keefektifan meliputi: lembarobservasi kemampuan guru mengelola

proses pembelajaran, lembar observasiaktivitas siswa, lembar respon siswa,lembar respon guru, dan instrumen tespenguasaan materi.

5. Analisis DataAnalisis data yang diperoleh dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga,yaitu analisa kevalidan, analisa kepraktisan,dan analisa keefektifan.

HASIL

A. Validitas Perangkat dan Instrumen

Ringkasan hasil validasi seluruhkomponen baik perangkat pembelajaranmaupun instrumen penelitian dapat dilihatpada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Kevalidan Perangkat dan Instrumen

No Komponen yang Divalidasi d(A) ̅ Keterangan1 RPP 0,95 3,77 Sangat Valid2 Buku Siswa 0,99 3,75 Sangat Valid3 LKS 0,95 3,78 Sangat Valid4 Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran 0,97 3,73 Sangat Valid5 Lembar observasi pengelolaan pembelajaran 1,00 3,88 Sangat Valid6 Lembar observasi aktivitas siswa 0,97 3,75 Sangat Valid7 Tes hasil belajar 1,00 3,87 Sangat Valid8 Respon siswa 1,00 3,89 Sangat Valid9 Respon guru 1,00 3,89 Sangat Valid

B. Kualitas KepraktisanTujuan analisis data keterlaksanaan

perangkat pembelajaran adalah untukmelihat tingkat kepraktisan perangkatpembelajaran biologi berbasis konstru-

ktivisme berdasar teori sosial Vygotsky.Adapun hasil analisis untuk masing-masingaspek perangkat pembelajaran diuraikansebagai berikut.

Tabel 2. Rekapitulasi Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran

Aspek Pengamatan Percentage ofAgrements (%)

Rata-rataPengamatan Kualifikasi

Komponen Sintaks 100 3,85 Sangat BaikInteraksi Sosial 100 3,72 Sangat BaikPrinsip Reaksi 100 3,67 Sangat BaikSistem Pendukung 100 4,00 Sangat BaikRata-rata 100 3,81 Sangat Baik

Page 6: 552-1874-1-PB

114

Astuti Muh. Amin (2012)

C. Kualitas Keefektifan1. Deskripsi Aktivitas Siswa

Rekapitulasi data aktivitas siswa

yang diamati selama enam kali pertemuan,secara ringkas disajikan pada Tabel 3berikut.

Tabel 3. Rekapitulasi Aktivitas Siswa

Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 TotalP-I 8,95 16,46 16,67 14,81 6,79 13,07 16,05 5,56 1,65 100P-II 17,80 20,88 21,60 8,64 9,67 7,30 7,00 5,56 1,54 100P-III 17,80 22,12 21,91 8,85 10,08 7,72 4,73 5,56 1,23 100P-IV 17,90 22,63 22,02 8,85 10,80 7,61 3,50 5,56 1,13 100P-V 18,42 22,94 23,35 9,67 10,08 7,30 1,95 5,56 0,72 100P-VI 12,24 26,54 26,44 9,98 9,98 7,30 1,44 5,56 0,51 100Rata-rata (%) 15,52 21,93 22,00 10,13 9,57 8,38 5,78 5,56 1,13 100Kriteria 7-17 17-27 15-25 2-12 3-13 3-13 1-11 2-12 0-5

2. Deskripsi Kemampuan GuruMengelola Kelas

Hasil pengamatan pengelolaan

pembelajaran guru secara ringkas dapatdisajikan pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rekapitulasi Pengelolaan Pembelajaran

Aspek Pengamatan Percentage ofAgrements (%)

Rata-rataPengamatan Kualifikasi

Kegiatan Awal 100 3,72 Sangat BaikKegiatan Inti 100 3,47 BaikKegiatan Akhir 100 3,92 Sangat BaikSuasana Kelas 100 3,50 Sangat BaikRata-rata 100 3,65 Sangat Baik

3. Respon SiswaHasil analisis respon siswa terhadap

perangkat pembelajaran biologi berbasis

konstruktivisme berdasar teori sosialVygotsky secara ringkas dapat disajikanpada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rekapitulasi Respon Siswa

Aspek PengamatanRespon Jumlah

P danSP

Persentase(%)Positif

(P)Sangat

Positif (SP)Respon terhadap perangkat pembelajaran danproses pembelajaran

12 15 27 100

Respon terhadap Buku Siswa 10 17 27 100Respon terhadap LKS 9 18 27 100

Sesuai tabel ringkasan data responsiswa di atas, nampak bahwa respon siswaterhadap masing-masing aspek pengamatan

dalam kategori positif dengan persentase100%. Ini berarti bahwa uji coba perangkatpembelajaran berbasis konstruktivisme

Page 7: 552-1874-1-PB

115

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

berdasar teori sosial Vygotsky memenuhistandar respon positif dari siswa. Hal inimengindikasikan bahwa indikatorkeefektifan untuk respon siswa terpenuhi.

4. Deskripsi Ketercapaian PenguasaanMateri

Berikut ini disajikan nilaipenguasaan materi sebelum dan setelahpembelajaran kelas XI IPA1 MAN 2 ModelMakassar

Tabel 6. Nilai Statistik Kelas XI IPA1 MAN 2 Model Makassar

Variabel Pre-test Post-test Post-test TerkoreksiSubjek penelitian 27,00 27,00 27,00Rata-rata (mean) 41,66 81,38 81,38Median 42,50 82,50 81,93Modus 30,00 80,00 80,61Standar deviasi 11,76 7,01 6,98Variansi 138,46 49,19 48,82Rentang 42,50 27,50 27,50Skor minimum 20,00 65,00 64,83Skor maksimum 62,50 92,50 92,33

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pre-Test dan Post-Test

Nilai Kriteria Frekuensi Persentase (%)Pre-test Post-test Pre-test Post-test

85-100 Sangat tinggi 0 10 0 37,0465-84 Tinggi 0 17 0 62,9655-64 Sedang 5 0 18,52 035-54 Rendah 13 0 48,15 00-34 Sangat Rendah 9 0 33,33 0

Jumlah 27 27 100 100

Tabel 8. Distribusi Frekuensi dan Kategorisasi Ketuntasan Belajar Siswa XI IPA1MAN 2 Model Makassar

Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)< 75 Tidak Tuntas 3 11,1175-100 Tuntas 24 88,89

Pada tabel distribusi frekuensi dankategorisasi ketuntasan belajar siswa di atasterlihat bahwa siswa yang tuntas 88,89%atau 24 siswa dari 27 siswa mengalamiketuntasan belajar. Berdasarkan haltersebut, maka indikator keefektifan padakategori penguasaan materi terpenuhi.

5. Respon Guru

Berikut ini disajikan data untukmasing-masing aspek pada tahapdesiminasi melalui forum MGMP se-KotaMakassar.

Page 8: 552-1874-1-PB

116

Astuti Muh. Amin (2012)

Tabel 9. Rekapitulasi Respon Guru terhadap Perangkat Pembelajaran

Tabel 10. Rekapitulasi Dukungan Guru terhadap Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil analisis pada 14item pernyataan pada respon siswa,diperoleh bahwa 100% guru meresponpostif terhadap perangkat pembelajaranberbasis konstruktivisme. Berdasarkananalisis keefektifan, bahwa anggotaaudience merespon positif apabila rata-rataskor responnya minimal dalam kategoripositif atau sangat positif untuk setiapaspek yang direspon. Audience meresponpositif apabila sebanyak lebih dari 50%anggota audience merespon positif. Hal inimengindikasikan bahwa indikatorkeefektifan untuk respon guru dinyatakanterpenuhi.

PEMBAHASAN

1. Validitas Perangkat dan Instrumen

Secara umum seluruh perangkatpembelajaran dan instrumen yangdikembangkan telah memenuhi kriteriakevalidan. Dalam hal ini dapat dijelaskanbahwa perangkat pembelajaran yangdikembangkan telah didasari pada kajian

teoritik yang kuat serta memilikikonsistensi secara internal. Interpretasi inididasarkan pada perolehan data validitasperangkat pembelajaran dan instrumenpenelitian yang divalidasi berada padainterval 3,5 ≤ M ≤ 4, dalam kategori sangatvalid. Selain itu, data percentage ofagreement dengan nilai koefisienrealibilitas 0,9 menunjukkan bahwaperangkat pembelajaran memiliki nilairealibilitas dengan kategori sangat tinggi(sangat reliabel). Hal ini sesuai dengankriteria penilaian validitas modelpembelajaran yang dikemukakan olehNieveen (1999) dalam Nurdin (2007),yakni (1) didasarkan pada rasional teoritikyang kuat, dan (2) memiliki konsistensisecara internal.

Hasil validasi tersebut tidak banyakmerubah prototipe yang dirancang,terutama dari segi isi dan susunan. Prinsipkonstruktivis dapat dilihat dari penyajianmateri pada handout yang mengarahkansiswa pada proses “menemukan”.

No Aspek yangdirespon

PenilaianSangat Baik Baik Kurang Baik Tidak Baik

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %1 RPP 14 48,28 15 51,72 0 0 0 02 Buku Siswa 10 34,48 19 65,52 0 0 0 03 LKS 8 27,59 20 68,97 1 3,45 0 04 THB 8 27,59 21 72,41 0 0 0 0

No Aspek yangdirespon

PenilaianSangat

Mendukung Mendukung KurangMendukung

TidakMendukung

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %1 RPP 23 79,31 6 20,69 0 0 0 02 Buku Siswa 17 58,62 12 41,38 0 0 0 03 LKS 16 55,17 12 41,38 1 3,45 0 04 THB 15 51,72 14 48,28 0 0 0 0

Page 9: 552-1874-1-PB

117

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

Pendekatan konstruktivis lebihmenekankan pada pengajaran top-downdari pada bottom-up. Top-down berartisiswa mulai dengan masalah-masalah yangkompleks untuk dipecahkan danselanjutnya memecahkan atau menemukan(dengan bantuan guru) keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan(Kamil, 2010).

Penyusunan bahan ajar diarahkanpada konsep bahan ajar berbasiskonstruktivisme berdasar teori sosial yangmemiliki karakteristik sebagai berikut: (1)penulisan judul yang menarik dilengkapidengan deskripsi judul dan petunjuk belajarsiswa, (2) SK dan KD sebagai acuandeskripsi materi perlu disajikan di awal, (3)indikator pembelajaran sebagai tolak ukuratau penanda tercapainya suatu kompetensidasar oleh siswa, (4) peta konsep yangdisajikan di awal merupakan strategikognitif bagi siswa agar dapatmengkonstruksi hubungan antar materipokok, (5) ciri kontekstual dipertahankanpada deskripsi konseptual dan ilustrasigambar, (6) sajian konsepsi awal yangmendukung asosiasi pengetahuan barudisesuaikan dengan setiap konsep baruyang membutuhkannya, (7) ilustrasipembentukan konsep melalui prosespengkonstruksian misalnya memberikanpertanyaan terstruktur yang bertujuan untukmengarahkan dan menuntun siswa untukmencari tahu, menemukan konsep, (8)deskripsi konsep disertai gambar yangrelevan, perspektif, dan jelas sumbernyauntuk menuntun siswa mengidentifikasidan menyusun materi, (9) peningkatankonstruksi pengetahuan melalui latihan ujikompetensi, ingat lagi, tahukah Anda, danbeberapa pertanyaan yang memerlukan

diskusi dengan teman atau anggotakelompok lainnya, (10) memantapkankonstruksi pengetahuan denganmengungkapkan kembali semuapengetahuan konseptual hasil temuansecara ringkas melalui pembuatanringkasan/kesimpulan oleh siswa, didukunglatihan yang mendukung pencapaianketerampilan memecahkan soal, (11)konstruksi pengetahuan melalui sejumlahpercobaan, hal ini dimaksudkan untukmemberikan pengalaman belajar bagi siswadan menumbuhkan kerja sama dantanggung jawab terhadap keberhasilankelompok dan penguatan kognitif setiapsiswa, (12) adanya kalimat instruksi untukmencari materi pendukung pembelajaranmelalui fasilitas internet denganmemberikan alamat website yangmendukung.

Selanjutnya LKS yang disusun jugatelah mampu melatih kemampuan siswadalam mengkonstruksi dan memecahkanmasalah. Rencana pembelajaran yangdirancang juga telah mencerminkan upayaguru untuk “membelajarkan” siswa, karenamodel pembelajaran yang dipilih memilikilandasan filosofis konstruktivis. Kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan kemam-puan siswa dalam bernalar, memecahkanmasalah serta berkomunikasi direncanakandengan baik melalui model pembelajarankooperatif.

Menurut Suprijono (2009),implikasi konstruktivisme dalampembelajaran antara lain sebagai berikut.a) Orientasi merupakan fase untuk

memberi kesempatan kepada pesertadidik memerhatikan dan mengembang-kan motivasi terhadap topik materipembelajaran. Dalam RPP yang

Page 10: 552-1874-1-PB

118

Astuti Muh. Amin (2012)

dikembangkan ditunjukkan padakegiatan awal dengan alokasi waktu 4menit.

b) Elictasi merupakan fase untukmembantu peserta didik menggali ide-ide yang dimilikinya denganmemberikan kesempatan kepadapeserta didik untuk mendiskusikanatau menggambarkan pengetahuandasar atau ide mereka melalui gambar,tulisan yang dipresentasikan kepadaseluruh peserta didik. Dalam RPP yangdikembangkan ditunjukkan pada padakegiatan awal dengan alokasi waktu 3menit.

c) Rekonstruksi ide dalam hal ini pesertadidik melakukan klarifikasi ide denganmengontraskan dengan ide orang lainatau teman melalui diskusi. DalamRPP yang dikembangkan ditunjukkanpada fase keempat model pembelajarankooperatif tipe STAD. Membangun idebaru hal ini terjadi jika dalam diskusiidenya bertentangan dengan idelainnya atau idenya tidak menjawabpertanyaan-pertanyaan yang diajukanteman-temannya. Mengevaluasi idedapat dilakukan dengan melakukansuatu percobaan atau menyelesaikanpersoalan yang baru.

d) Aplikasi ide, dalam langkah ini ide ataupengetahuan yang telah dibentukpeserta didik perlu diaplikasikan padabermacam-macam situasi yangdihadapi. Hal ini akan membuatpengetahuan peserta didik lebihlengkap bahkan lebih rinci. DalamRPP yang dikembangkan ditunjukkanpada fase kelima model pembelajarankooperatif tipe STAD.

e) Review dalam fase ini memungkinkanpeserta didik mengaplikasikanpengetahuan pada situasi yangdihadapi sehari-hari, merevisi gagasan-nya dengan menambah keterangan ataudengan cara mengubahnya menjadilengkap. Dalam RPP yangdikembangkan ditunjukkan padakegiatan akhir. Guru akan mengajukankembali pertanyaan sederhana/gambaryang telah diberikan pada kegiatanawal pembelajaran. Kemudian siswaakan mengungkapkan pendapatnyaberdasarkan pengalaman belajar yangtelah diperoleh. Hal ini dapatmemberikan pemahaman bahwa jikahasil review dibandingkan denganpengetahuan awal yang telah dimiliki,maka akan memunculkan kembali ide-ide (elictasi) pada diri peserta didik.

2. Kualitas Kepraktisan

Uji coba yang dilakukan pada kelasXI IPA1 MAN 2 Model Makassarmenunjukkan rata-rata keseluruhan tingkatketerlaksanaan perangkat pembelajaransebesar 3,81 (kategori terlaksana sangatbaik). Pada pertemuan pertama, interaksi(komunikasi) multi arah antara guru dengansiswa dan antara siswa dengan siswa belumterlaksana secara optimal. Hal inidisebabkan karena siswa memerlukanwaktu untuk melakukan penyesuaian diripada kelompok yang baru terbentuk.Demikian pula, pada keaktifan siswa dalammencari dan mengumpulkan data sesuaidengan materi yang ada pada buku siswadan LKS. Keaktifan siswa dalam kelompokkooperatif guna mengkonstruksi setiaplangkah yang terdapat pada LKS masihbelum terlaksana secara optimal. Hal ini

Page 11: 552-1874-1-PB

119

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

terlihat bahwa pada pertemuan pertamasekitar 16,05% siswa yang memintabimbingan kepada guru selama prosespembelajaran.

Menurut wawancara pribadi padaguru model bahwa pada umumnya siswamasih perlu dibiasakan mengikuti polapembelajaran yang menuntut siswa secaraaktif melibatkan dirinya untukmengkonstruksi pengetahuannya denganbantuan guru seminimal mungkin.Kebiasaan belajar mereka selama ini adalahbelajar pada pembelajaran yang langsungdiantarkan oleh guru dengan variasinyapaling mungkin adalah tanya jawab.Sehingga, keadaan ini cukup nampak padapertemuan pertama. Masih banyak siswayang memerlukan bantuan guru untukmenjelaskan maksud-maksud tugas belajaryang terdapat pada LKS. Hal ini jugamemberikan masukan bagi peneliti untukmelakukan revisi pada langkah-langkahkegiatan pada LKS-1. Disamping itu,diperlukan upaya oleh guru untukmenguatkan rasa percaya diri siswa dalamkelompoknya untuk menuangkan ide-ideatau jawaban atas penemuan, pemikiran,dan diskusi kelompoknya. Dialog interaktifsangat diperlukan untuk mencapaikeberhasilan belajar dalam prosespengkonstruksian pengetahuan danpemahaman konsep.

Hal ini sesuai dengan Suprijono(2009), bahwa dukungan teori Vygotskyterhadap model pembelajaran kooperatifadalah penekanan belajar sebagai prosesdialog interaktif. Pembelajaran kooperatifadalah pembelajaran berbasis sosial yangdidasarkan pada falsafat homo hominisocius. Berlawanan dengan teori Darwin,falsafah ini menekankan bahwa manusia

adalah makhluk sosial. Interaksi dalampembelajaran kooperatif bertujuan untukmengembangkan intelegensi interpersonal(interaksi antar anggota). Intelegensi iniberupa kemampuan untuk mengerti danmenjadi peka terhadap perasaan, intensi,motivasi, watak, temparamen orang lain.Interaksi kelompok dalam interaksipembelajaran kooperatif bertujuan untukmengembangkan keterampilan sosialseperti kecakapan berkomunikasi,kecakapan bekerja kooperatif dankolaboratif, serta solidaritas.

Konteks psikologis dan sosiokulturalyang ditata sebagai upaya: (1)mendinamisasikan posisi siswa dari “posisialamiah” ke posisi sosiokultural; (2)memberikan fasilitasi dan mediasi personaldan sosiokultural kepada siswa dalamsetiap ikhtiarnya untuk melakukanrekonstruksi terhadap muatan-muatan,fungsi-fungsi, dan operasi-operasi yangterdapat di dalam struktur internalnya.Kedua, secara paradigmatik, guru, strategipembelajaran, bahan dan mediapembelajaran berfungsi sebagai mediatoraktivitas belajar siswa: (1) secara moderatmenyediakan “kaitan-kaitan intelektual”antara struktur muatan kurikulum denganstruktur internal siswa; (2) memungkinkansiswa mampu melakukan rekonstruksi-rekonstruksi terhadap muatan-muatan,fungsi-fungsi, dan operasi-operasi yangterdapat didalam struktur internalnya; dan(3) memfasilitasi dan menjembatani siswaagar mampu melintasi batas-bataskemampuan potensialnya menuju batas-batas kemampuan aktual (Farisi, 2010).

3. Kualitas Keefektifan

Indikator keefektifan dalampenelitian ini diantaranya: aktivitas siswa,

Page 12: 552-1874-1-PB

120

Astuti Muh. Amin (2012)

kemampuan guru mengelola kelas, responsiswa, serta ketercapaian penguasaanmateri. Pertama, hasil diperoleh darirekapitulasi data aktivitas siswa bahwarata-rata persentase waktu yang digunakanuntuk melaksanakan kegiatan pembelajaransemuanya memenuhi rentang waktu idealsebagaimana yang diharapkan. Aktivitasutama yang perlu menjadi perhatian dalamuji coba ini adalah aktif bekerja samadalam kelompok untuk menyelesaikan LKSdan aktif diskusi kelompok/kelas. Siswadiharapkan dapat mengkonstruksipengetahuan dengan memperhatikaninteraksi sosial serta mempresentasikanhasil konstruknya melalui diskusikelompok/kelas. Rata-rata persentasewaktu aktivitas siswa dianggap memadaijika kesembilan kategori kriteria beradadalam rentang persentase waktu ideal.Hasil pengamatan selama pelaksanaan ujicoba menunjukkan bahwa waktukeseluruhan aktivitas siswa yang diamatiberada dalam interval waktu ideal. Artinya,aktivitas siswa dalam pembelajarankonstruktivisme berdasar teori sosialVygotsky ideal.

Keidealan aktivitas yang dilakukanoleh siswa tidak terlepas dari efektifnyaperangkat yang telah dirancang sebelumnyauntuk mengendalikan waktu yangdipergunakan untuk pelaksanaan pem-belajaran konstruktivisme. Draft RPPdengan setiap fase mampu dilaksanakandengan baik sehingga waktu yangdigunakan bisa diatur sedemikian rupasehingga pelaksanaan pembelajarankonstruktivisme dapat terlaksana denganbaik. Demikian halnya dengan LKS, soal-soal yang disajikan sebagai langkah-langkah dalam pengkonstruksian dianggap

bisa diselesaikan dalam waktu yang telahditetapkan dengan mempertimbangkaninteraksi sosial antara siswa dan ataugurunya.

Hasil penelitian yang dilakukanoleh Sutarto dkk (2008), disimpulkanbahwa konstruktivisme dengan pendekatankooperatif berdampak positif pada interaksisiswa baik dengan sesama siswa dan gurumaupun dengan obyek belajar. Rata-ratapenguasaan materi belajar yangditunjukkan dengan skor ulangan harianjuga memperoleh hasil yang sangatmemuaskan. Situasi belajar yang baik akanmereduksi peran guru (teacher centered)dan meningkatkan kemandirian belajarsiswa (student centered); sedemikianhingga muncul suasana yang merangsangtumbuhnya sifat pembelajaran dengandisiplin diri tinggi untuk tingkat pendidikanyang lebih lanjut kelak (Isabella, 2007).

Kedua, Hasil analisis data terhadaplembar observasi kemampuan gurumengelola pembelajaran pada seluruhpertemuan adalah 3,65. Berdasarkananalisis data keefektifan, maka kualitaspengelolaan pembelajaran berada padakategori 3,5 ≤ PB ≤ 4,0, yang berarti sangattinggi, sehingga indikator keefektifan untukkemampuan guru mengelola pembelajaranterpenuhi.

Menurut Brook (1993), gurukonstruktivistik memiliki ciri-ciri sebagaiberikut: (1) menganjurkan dan menerimaotonomi dan inisiatif siswa; (2)menggunakan perangkat pembelajarandengan penekanan pada keterampilanberpikir kritis; (3) dalam penyusunan tugas-tugas, memakai istilah-istilah kognitifseperti klasifikasi, analisis, ramalkan, danciptakan; (4) menyertakan respon siswa

Page 13: 552-1874-1-PB

121

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

dalam rangka pengendalian pelajaran,mengubah strategi pembelajaran, danmengubah isi; (5) menggali konseppemahaman siswa tentang konsep-konsepyang akan dibelajarkan sebelum sharingpemahamannya tentang konsep-konseptersebut; (6) menyediakan kondisi agarsiswa dapat berdiskusi baik dengan dirinyamaupun dengan siswa yang lain; (7)mendorong sikap inquiry siswa denganmenanyakan sesuatu yang menuntutberpikir kritis, menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka, dan mendorong siswaagar berdiskusi antar temannya; (8)mengelaborasi respon awal siswa; (9)mengikutsertakan siswa dalampengalaman-pengalaman yang dapatmenimbulkan kontradiksi terhadaphipotesis awal mereka dan kemudianmendorong diskusi; (10) menyediakanwaktu tunggu setelah mengajukanpertanyaan-pertanyaan; (11) menyediakanwaktu untuk siswa dalam rangkamengkonstruksi hubungan-hubungan danmenciptakan analogi atau kiasan-kiasan(metaphors); (12) memelihara sikapkeingintahuan alamiah (natural curiosity)siswa melalui peningkatan frekuensipemakaian model.

Ketiga, Analisis angket responsiswa setelah uji coba diperoleh bahwasiswa pada umumnya memberikan responpositif terhadap perangkat dan prosespembelajaran adalah positif, dimana 100%dari keseluruhan siswa memberikanapresiasi positif. Artinya secara empirik,pada umumnya siswa sudah mampumenerima keberadaan perangkat pem-belajaran yang telah dirancang sebelumnya,dan menganggap bahwa prosespembelajaran konstruktivisme dapat

meningkatkan pemahaman merekaterhadap materi yang disampaikan.Demikian pula respon terhadap buku siswadan LKS, diperoleh respon 100% positifdari keseluruhan siswa yang memberikanrespon. Hal ini mengindikasikankeberadaan buku siswa dan LKS siswadirasakan sangat membantu siswa dalammengkonstruksi pemahaman konseppembelajaran.

Keempat, Untuk mengetahui tingkatpemahaman siswa terhadap materi, makadilakukan pretest terlebih dahulu.Persentase pretest yang diperoleh padakelas uji coba adalah; 33,33% sangatrendah, 48,15% rendah, 18,52% sedang,0% tinggi, dan sangat tinggi 0%.Rendahnya tingkatan pengetahuan awalsiswa menuntut tingginya proses asimilasiyang biasa disebut sebagai prosesakomodasi dalam struktur kognitif, karenakurang didukung oleh keberadaanpengetahuan awalnya yang memadai,sehingga perlu memodifikasi atau membuatpemetaan baru dalam struktur kognitiftentang pengetahuan baru tersebut. Olehkarena itu, berdasarkan hasil analisis defineyang telah dilakukan sebelumnya makadalam penelitian ini menggunakanperangkat pembelajaran berbasiskonstruktivisme, yang terdiri atas RPP,Buku Siswa dan LKS. Hal ini diasumsikanpenting bagi peneliti untuk proses asimilasidan akomodasi untuk dapat bergerak darisatu tahap pemikiran ke tahap pemikiranselanjutnya sehingga mencapai ekuilibrasi.

Setelah proses pembelajaran denganmenggunakan perangkat pembelajaranberbasis konstruktivisme diperolehpeningkatan struktur kognitif siswa. Hal inidapat dilihat pada hasil post-test yang telah

Page 14: 552-1874-1-PB

122

Astuti Muh. Amin (2012)

dilakukan. Berdasarkan hasil analisis data,maka diperoleh persentase jumlah siswayang memperoleh nilai sangat rendahadalah 0%, rendah 0%, sedang 0%, tinggi62,96%, dan sangat tinggi 37,04%. Hal inimengindikasikan bahwa setelah prosespembelajaran dengan menggunakanperangkat pembelajaran berbasiskonstruktivisme nilai post-test mengalamipeningkatan. Dimana, sudah tidakditemukan lagi siswa yang memiliki nilaipada kategori sangat rendah, rendah, dansedang.

Hal ini juga didukung olehpenelitian yang dilakukan oleh Indrawati(2010), bahwa pembelajaran konstruk-tivisme dapat meningkatkan kemampuanbernalar peserta didik. Fase-fase dalampembelajaran konstruktivisme yangmeliputi fase orientasi, penggalian ide,rekonstruksi ide, aplikasi ide, reviewmerupakan langkah-langkah pembelajaranyang dapat menggiring peserta didikberpikir kritis. Dari hasil tersebut sekitar85,72% siswa telah mencapai ketuntasanbelajar dan 79,92% siswa telahmemperlihatkan keaktifannya dengankemampuan menjawab pertanyaan berupamembandingkan konsep, mengaplikasikankonsep, dan menyimpulkan suatu konsep

Tahap desseminate dilakukanmelalui forum MGMP se-Kota Makassar.Ada 29 orang guru yang berperan sebagaiaudience. Beberapa fase yang dapatterlaksana dalam desiminasi ini adalah fasekesadaran, fase ketertarikan, fase evaluasi,dan fase adopsi. Berdasarkan analisis datapada angket respon guru, diperoleh bahwalebih dari 50% anggota audience meresponpositif. Hal ini mengindikasikan bahwaindikator keefektifan untuk respon guru

dinyatakan terpenuhi. Berdasarkan datahasil penelitan pada keempat komponenindikator penentu syarat keefektifan makadisimpulkan bahwa kualitas keefektifanperangkat telah terpenuhi.

KESIMPULAN

Setelah melalui prosedurpengembangan perangkat pembelajaranyang telah dilakukan dengan menggunakanmodel 4-D (define, design, develop,disseminate), maka dapat disimpulkansebagai berikut; (1) perangkatpembelajaran biologi berbasis konstruk-tivisme berdasar teori sosial Vygotsky diSekolah Menengah Atas memenuhi kriteriakualitas kevalidan, yakni RPP, Buku Siswa,LKS dalam kategori sangat valid; (2)perangkat pembelajaran biologi berbasiskonstruktivisme berdasar teori sosialVygotsky di Sekolah Menengah Atasmemenuhi kriteria kualitas kepraktisan,yakni secara rasional teoritik dinyatakanlayak digunakan oleh ahli berdasarkan nilaivaliditas ketiga perangkat dengan kategorisangat valid, dan secara riil di lapangantelah diterapkan dengan rata-ratakeseluruhan tingkat keterlaksanaan 3,81(kategori terlaksana sangat baik); (3)perangkat pembelajaran biologi berbasiskonstruktivisme berdasar teori sosialVygotsky di Sekolah Menengah Atas,memenuhi kriteria kualitas keefektifan,yakni (a) kemampuan guru mengelolapembelajaran dengan nilai 3,65 (kategorisangat tinggi), (b) aktivitas siswa dengantingkat ketercapaian waktu ideal aktivitas100% (semua aktivitas terpenuhi), (c)respon siswa dengan persentasi responpositif 100% (pelaksanaan pembelajaran,buku siswa, dan LKS), dan (d) tes hasil

Page 15: 552-1874-1-PB

123

Perangkat Pembelajaran Biologi Berdasar Teori Sosial Vygotsky

belajar terpenuhi dengan tingkatpenguasaan materi secara ketuntasanklasikal 88,89%.

DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo S. 2010. Konstruktivisme dalamPembelajaran. http://veronikacloset.files.wordpres.com/2010/06/konstruktivisme.pdf. Diakses pada tanggal11 Desember 2010.

Ahmad AK, Parwoto, Adnan, Usman. 2009.Pengembangan Model PembelajaranKontruktivistik Berbasis Kreativitaspada Mata Pelajaran Sains untukMeningkatkan Kemampuan BerpikirSiswa Berbakat di SMP. LaporanPenelitian Hibah Bersaing. Makassar:Universitas Negeri Makassar.

Arikunto S. 2009. Dasar-dasar EvaluasiPendidikan (edisi revisi). Jakarta:Penerbit Bumi Aksara.

Awi M, Darwis, Sukarna. 2009.Pengembangan Model PembelajaranKonstruktivistik dalam Matematikayang Melibatkan ScaffoldingMetacognitive. Laporan PenelitianHibah Bersaing. Makassar:Universitas Negeri Makassar.

Blosser PA. 1973. Handbook of EffectiveQuestioning Techniques. TheEducation Associates, Inc. Ohio.

Dick W dan Carey L. 1990. The SystematicDesign of Instruction. United States ofAmerika. Harper Collins Publishsers.

Elliott SN, Thomas RK, Joan LN, John FT.2000. Educational Psychology.Boston: Mc Graw Hill.

Elniati S. 2007. Pengembangan PerangkatPembelajaran Matematika Ber-orientasi Konstruktivisme. JurnalGuru No.1, Vol.4. Diakses padatanggal 11 Desember 2010.

Erniwati. 2009. Pengembangan PerangkatPembelajaran Matematika BerbasisKonstruktivisme Setting Kooperatif.Tesis tidak diterbitkan. Makassar: PPsUNM.

Farisi M. 2006. Penataan Lingkungan KelasPembelajaran di Sekolah Dasar:Kajian Konseptual dan KonseptualDari Perspektif Konstruktivisme.Jurnal Didaktika, Vol 1 No.1. Diaksespada tanggal 11 Desember 2010.

Hamalik O. 2001. Perencanaan PengajaranBerdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta: Bumi Aksara.

Hergenhahn dan Mattew. 2009. Theories OfLearning. Jakarta: Kencana.

Indrawati S. 2010. Peningkatan KemampuanBernalar Siswa Melalui PembelajaranKonstruktivisme. http://file.upi.edu.Jurnal Pembangunan Edisi 5. Diaksespada tanggal 11 Desember 2010.

Isabella U. 2007. Scaffolding pada ProgramPendidikan Anak Usia Dini. JurnalPendidikan Penabur-No.08/Th.VI/Juni 2007. Diakses pada tanggal 11Desember 2010.

Jones G. 2002. The Impact of Contructivism onEducation: Languange, Discourse,and Meaning. AmericanCommunication Journal, 5(3),2-3.

Joyce B, Weil M, Calhoun E. 2009. Models ofTeaching, Edisi Delapan. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Kamil M. 2010. Landasan Teori dalamPengembangan Model Pembejaran.http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN%20LUAR%20SEKOLAH/196111091987031%20%20MUSTOFA%20KAMIL/Bhaan%20kuliah/landasan%20teori%20pembelajaran.pdf. Diakses pada tanggal 11Desember 2010.

Kamalia D. 2009. Pengembangan PerangkatPembelajaran. Jakarta: PPPPTK IPA.

Page 16: 552-1874-1-PB

124

Astuti Muh. Amin (2012)

Kitto K. 2010. Understanding the Effectivenessof Cognitive and SocialConstructivism, Elements of InductivePractice, and Student Learning Styleon Selected Learning Outcomes inMaterials Engineering. Journal ofLiteracy Research. 978-1-4244-6262-9/10, 1-6.

Kwartolo Y. 2007. Brilliant Class dalamPerspektif Vygotsky. http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2029-38%20Brillian%20Class.pdf. Jur-nal Pendidikan Penabur -No.08/Th.VI/Juni 2007. Diakses padatanggal 11 Desember 2010.

Lesh R dan Doer H. 2003. BeyondContructivism Models and ModelingPerspectives on Mathematics ProblemSolving, Learning, and Teaching.London: Lawrence ErbaumAssociates, Publishers.

Mattar J. 2010. Contructivism andConnectivism in EducationTechnology: Active, Situated,Authentic, Experiental, and AnchoredLearning. Boise State University,1(1), 4-5.

Monalisa. 2010. Pembelajaran Fisika melaluiPemberian Scaffolding SettingKooperatif pada Siswa kelas VII/ASMP Negeri 2 Kalumpang KabupatenMamuju. Tesis tidak diterbitkan.Makassar: PPs UNM.

Nurdin. 2007. Model PembelajaranMatematika yang MenumbuhkanKemampuan Metakognitif UntukMenguasai Perangkat pembelajaran.Disertasi. Surabaya: PPs UniversitasNegeri Surabaya.

Rahmawati D. 2010. Penerapan StrategiScaffolding Dengan Simulation GameUntuk Meningkatkan KemampuanBernalar pada Pokok BahasanPersegi Panjang dan Persegi SiswaKelas VII-E Di Smp Negeri 1 Sawit.http://etd.eprints.ums.ac.id/8411/1/A410060272.pdf. Diakses pada tanggal12 Desember 2010.

Santrock JW. 2007. Psikologi Pendidikan(Terjemahan) Edisi Kedua. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Silberman, Malvin, Allyn, Bacon. 1996. AktiveLearning. Boston London TorontoSydney Tokyo Singapore.

Subali B. 2009. Pengukuran KeterampilanProses Sains Pola Divergen dalamMata Pelajaran Biologi SMA DiProvinsi DIY dan Jawa Tengah.Desertasi. Universitas NegeriYogyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPendidikan.Bandung: PenerbitAlfabeta.

Sutarto, Rochintaniarwati, Hamdiyanti. 2008.Constructivist Aproach inCooperative Learning to StudyClassification of Athropod. Diaksespada tanggal 12 Desember 2010.

Suprijono A. 2009. Cooperative Learning.Surabaya: Pusaka Belajar.

Tiro MA. 2004. Pengenalan Biostatistika.Makassar: Andira Publisher.

Trianto. 2007. Model-Model PembelajaranInovatif Berorientasi Kontruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembela-jaran Inovatif Progresif. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

Winkel WS. 2004. Psikologi Pengajaran.Yogyakarta: Media Abadi.