55-90-1-SM.pdf

4
 PROFESI Volume 11 / Maret 2014    Agustus 2014 1 GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU MASA PREMENOPAUSE DI DUKUH PILANG SARI 06 RW I POTRONAYAN NOGOSARI BOYOLALI Weni Hastuti Dosen STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta Email: [email protected] Abstrak Latar belakang. Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan  pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat pertumbuhan da n perkembangan itu akan terhenti  pada suatu tahapan, yaitu menopause. Menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi, yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala  premenopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. hasil studi pendahuluan terhadap 9 ibu masa premenopause diperoleh 6 responden mengalami cemas sedang, 2 responden mengalami cemas ringan, dan 1 responden tidak mengalami cemas. Tujuan. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada ibu masa premenopause di Dukuh Pilang Sari 06/I Potronayan Nogosari Boyolali. Metode. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi ibu  premenopause sebanyak 35 orang. Hasil. Tingkat kecemasan ibu pada masa premenopause bervariasi, responden terbanyak mengalami tingkat kecemasan ringan y aitu sebanyak 15 orang (42,9%), sedangkan r esponden terendah mengalami tingkat kecemasan panik yaitu sebanyak 2 orang (5,7%). Simpulan. Tingkat kecemasan ibu masa premenopause sebagian besar adalah ringan. Kata Kunci: tingkat kecemasan, premenopaus e  PENDAHULUAN Indonesia saat ini termasuk ke dalam lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni 18,1 juta jiwa atau 9,6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan  proyeksi Bappenas, jumlah penduduk lansia 60 tahun atau lebih diperkirakan akan meningka t dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020) dan 36 juta (2025). Dengan meningkatnya  jumlah lanjut usia, tentunya akan diikuti dengan meningkatnya permasalahan kesehatan pada lanjut usia (Supriyantoro, 2012). Seiring dengan peningkatan usia,  banyak terjadi proses perkembangan dan  pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga  berikutnya a kan terjadi banyak perubahan pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut  biasanya terjadi pada proses menua, karena pada  proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Perubahan ini paling banyak terjadi pada kaum wanita, karena wanita terjadi suatu fase yaitu fase menopause. Menopause dikenal sebagai  berhentinya menstruasi, yang disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause alamiah terjadi pada akhir periode menstruasi dan sekurang kurangnya selama 12 bulan mengalami tidak menstruasi (amenorea), dan  bukan disebabkan oleh hal yang patologis. Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase premenopause dimana  pada fase ini terjadi terjadi masa peralihan dari masa subur menuju tidak adanya pembuahan (anovulatoir). Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala premenopause pada usia 40- an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun (Proverawati, 2010: 4).

Transcript of 55-90-1-SM.pdf

  • PROFESI Volume 11 / Maret 2014 Agustus 2014

    1

    GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA IBU MASA PREMENOPAUSE

    DI DUKUH PILANG SARI 06 RW I POTRONAYAN

    NOGOSARI BOYOLALI

    Weni Hastuti

    Dosen STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang Selatan No.26 RT 01 RW 32 Kadipiro Banjarsari Surakarta

    Email: [email protected]

    Abstrak

    Latar belakang. Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan

    pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu saat pertumbuhan dan perkembangan itu akan terhenti

    pada suatu tahapan, yaitu menopause. Menopause dikenal sebagai berhentinya menstruasi, yang

    disebabkan oleh hilangnya aktivitas folikel ovarium. Sebagian besar wanita mulai mengalami gejala

    premenopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun. hasil studi pendahuluan

    terhadap 9 ibu masa premenopause diperoleh 6 responden mengalami cemas sedang, 2 responden

    mengalami cemas ringan, dan 1 responden tidak mengalami cemas.

    Tujuan. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada ibu masa premenopause di Dukuh Pilang Sari

    06/I Potronayan Nogosari Boyolali.

    Metode. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi ibu

    premenopause sebanyak 35 orang.

    Hasil. Tingkat kecemasan ibu pada masa premenopause bervariasi, responden terbanyak mengalami

    tingkat kecemasan ringan yaitu sebanyak 15 orang (42,9%), sedangkan responden terendah mengalami

    tingkat kecemasan panik yaitu sebanyak 2 orang (5,7%).

    Simpulan. Tingkat kecemasan ibu masa premenopause sebagian besar adalah ringan.

    Kata Kunci: tingkat kecemasan, premenopause

    PENDAHULUAN

    Indonesia saat ini termasuk ke dalam lima besar

    negara dengan jumlah penduduk lanjut usia

    terbanyak di dunia yakni 18,1 juta jiwa atau

    9,6% dari jumlah penduduk. Berdasarkan

    proyeksi Bappenas, jumlah penduduk lansia 60

    tahun atau lebih diperkirakan akan meningkat

    dari 18,1 juta (2010) menjadi 29,1 juta (2020)

    dan 36 juta (2025). Dengan meningkatnya

    jumlah lanjut usia, tentunya akan diikuti dengan

    meningkatnya permasalahan kesehatan pada

    lanjut usia (Supriyantoro, 2012).

    Seiring dengan peningkatan usia,

    banyak terjadi proses perkembangan dan

    pertumbuhan pada manusia. Namun, pada suatu

    saat pertumbuhan dan perkembangan itu akan

    terhenti pada suatu tahapan, sehingga

    berikutnya akan terjadi banyak perubahan pada

    fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut

    biasanya terjadi pada proses menua, karena pada

    proses ini banyak terjadi perubahan fisik

    maupun psikologis. Perubahan ini paling banyak

    terjadi pada kaum wanita, karena wanita terjadi

    suatu fase yaitu fase menopause.

    Menopause dikenal sebagai

    berhentinya menstruasi, yang disebabkan oleh

    hilangnya aktivitas folikel ovarium. Menopause

    alamiah terjadi pada akhir periode menstruasi

    dan sekurang kurangnya selama 12 bulan

    mengalami tidak menstruasi (amenorea), dan

    bukan disebabkan oleh hal yang patologis.

    Sebelum terjadi fase menopause biasanya

    didahului dengan fase premenopause dimana

    pada fase ini terjadi terjadi masa peralihan dari

    masa subur menuju tidak adanya pembuahan

    (anovulatoir). Sebagian besar wanita mulai

    mengalami gejala premenopause pada usia 40-

    an dan puncaknya tercapai pada usia 50 tahun

    (Proverawati, 2010: 4).

  • PROFESI Volume 11 / Maret 2014 Agustus 2014

    2

    Wanita yang memandang

    premenopause sebagai masalah medis, bukan

    sebagai bagian dari penuaan normatif,

    cenderung menunjukkan tingkat yang lebih

    rendah dari kesejahteraan psikologis (Avis dan

    Kinlay, 1991: 65). Meskipun studi ini

    menunjukkan bahwa penyesuaian wanita

    menopause dapat dibentuk oleh konteks sosial

    dimana transisi kehidupan ini terjadi, tidak jelas

    apakah prioritasnya sama untuk semua aspek

    penyesuaian terhadap menopause (misalnya

    hilangnya kesuburan, kekhawatiran tentang

    daya tarik dan kesehatan). Di Amerika Serikat saat ini kebijakan publik dan sikap negatif terhadap penuaan belum dikembangkan kesehatan khusus dan pelayanan sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan penduduk. Dukungan publik untuk layanan seperti pendidikan, deteksi dini penyakit, dan

    intervensi dalam masalah kesehatan yang

    muncul selama masa transisi menopause dapat

    mencegah atau mengurangi onset dan keparahan

    dari masalah kesehatan, seperti patah tulang dari

    osteoporosis, atau awal penyakit lainya di

    kemudian hari yang menjadi lebih umum

    selama atau setelah menopause.

    Pada tahun 1985 umur harapan hidup

    wanita Indonesia adalah 52,7 tahun, pada tahun

    2000 menjadi mencapai 67 tahun dan pada

    tahun 2010 sekitar 40 % penduduk Indonesia

    akan mencapai usia lebih dari 60 tahun dan

    separuhnya adalah kaum wanita. Bila jumlah

    penduduk Indonesia 300 juta jiwa (dengan

    asumsi KB tetap berhasil) maka akan terdapat

    sekitar 50 - 60 juta wanita berusia lebih dari 60

    tahun. Melihat data dari WHO ledakan

    menopause pada tahun-tahun mendatang sulit

    sekali dibendung. WHO memperkirakan di

    tahun 2030 nanti ada 1,2 milyar wanita yang

    berusia 50 tahun. Sebagian besar dari mereka

    (sekitar 80 %) tinggal di negara berkembang.

    Usia lanjut di Indonesia pada tahun 2007

    berjumlah 5,53% (Dinkes Indonesia, 2007).

    Berdasarkan studi pendahuluan yang

    dilakukan oleh peneliti pada tanggal 12

    November 2012, peneliti mengambil sampel 9

    ibu berusia 40 50 tahun yang berdomisili di Dukuh Pilang Sari 06/I Potronayan Nogosari

    Boyolali diperoleh 6 responden mengalami

    cemas sedang, 2 responden mengalami cemas

    ringan, dan 1 responden tidak mengalami

    cemas.

    Dari uraian tersebut peneliti tertarik

    melakukan penelitian untuk mempelajari

    Gambaran Tingkat Kecemasan pada Ibu Masa

    Premenopause di Dukuh Pilangsari 06/I

    Potronayan Nogosari Boyolali.

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian menggunakan deskriptif

    kuantitatif dengan teknik total sampling

    sejumlah 35 responden. Instrumen yang

    digunakan adalah kuisioner dengan teknik

    wawancara berdasarkan alat ukur kecemasan

    dengan menggunakan Hamiltonian Anxiety

    Rating Scale (HARS) yang diukur berdasarkan

    14 gejala, yaitu perasaaan cermas, ketegangan,

    ketakutan, gangguan tidur, gangguan

    kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik,

    gejala sensorik, gejala kardiovaskuler, gejala

    pernapasan, gejala gastrointestinal, gangguan

    urogenitalia, gejala vegetatif, dan perasaan

    gelisah.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil penelitian

    1. Karakteristik umur Tabel 1. Tabulasi Silang Umur

    Responden

    No Umur

    Tingkat Kecemasan

    Total Tidak

    Cemas Ringan Sedang Berat Panik

    F % F % F % F % F % %

    1 40-43 3 27,3 4 36,4 1 9,1 2 18,1 1 9,1 11

    100

    2 44-47 - 0 5 45,4 5 45,4 1 9,1 - 0 11

    100

    3 48-50 1 7,7 6 46,1 3 23,1 2 15,4 1 7,7 13

    100

    Pada tingkat kecemasan ringan proporsi

    terbanyak berumur 48-50 tahun dengan

    frekuensi 6 orang (46,1%) dan terendah berumur

    40-43 tahun dengan frekuensi 4 orang (36,4%).

    2. Karakteristik pendidikan Tabel 2. Tabulasi Silang Pendidikan

    Responden

    No Pendidi

    kan

    Tingkat Kecemasan

    Total Tidak

    Cemas

    Ringan

    Sedang Berat Panik

    F % F % F % F % F % %

    1 SD 1 14,3 4 57,1 2 28,6 - 0 - 0 7

    100

    2 SMP 2 11,8 7 41,2 4 23,5 4 23,5 - 0 17

    100

    3 SMA 1 11,1 2 22,2 3 33,4 1 11,1 2 22,2 9

    100

    4 PT - 0 2 100 - 0 - 0 - 0 2

    100

    Pada tingkat kecemasan ringan proporsi

    terbanyak berpendidikan SMP dengan

    frekuensi 7 orang (41,2%), terendah dengan

    frekuensi yang sama yaitu 2 orang

    berpendidikan SMA (22,2%) dan di perguruan

    tinggi (100%).

  • PROFESI Volume 11 / Maret 2014 Agustus 2014

    3

    3. Karakteristik pekerjaan Tabel 3. Tabulasi Silang Pekerjaan

    Responden

    No Peker

    jaan

    Tingkat Kecemasan

    Total Tidak

    Cemas Ringan

    Sedang Berat Panik

    F % F % F % F % F % %

    1 Guru - 0 2 100 - 0 - 0 - 0 2

    100

    2 IRT 2 14,3 3 21,4 5 35,7 3 21,4 1 7,2 14

    100

    3 Swasta - 0 5 50 3 30 1 10 1 10 10

    100

    4

    Wira-

    swasta 2 22,2 5 55,6 1 11,1 1 11,1 - 0 9

    100

    Pada tingkat kecemasan ringan proporsi

    terbanyak dengan frekuensi yang sama yaitu 5

    orang bekerja sebagai swasta (50%) dan

    wiraswasta (55,6%), terendah bekerja sebagai

    guru dengan frekuensi 2 orang (100%).

    4. Deskriptif tingkat kecemasan pada ibu masa premenopause.

    Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat

    Kecemasan No Tingkat

    Kecemasan

    F %

    1 Tidak Cemas 4 11,4

    2 Ringan 18 42,9

    3 Sedang 8 25,7

    4 Berat 4 14,3

    5 Panik 1 5,7

    Total 35 100

    Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui

    bahwa responden terbanyak mengalami tingkat

    kecemasan ringan yaitu sebanyak 15 orang

    (42,9%), sedangkan responden terendah

    mengalami tingkat kecemasan panik yaitu

    sebanyak 2 orang (5,7%). Pembahasan

    Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka pembahasan ini akan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang gambaran tingkat kecemasan ibu masa premenopause adalah sebagai berikut:

    1. Karakteristik responden berdasarkan umur

    dengan tingkat kecemasan ringan proporsi

    terbanyak berumur 48-50 tahun dengan

    frekuensi 6 orang (46,1%) dan terendah

    berumur 40-43 tahun dengan frekuensi 4

    orang (36,4%). Menurut teori Stuart dan

    Sundeen (2004: 75) orang yang mempunyai

    umur lebih muda, akan lebih mudah

    mengalami kecemasan dari pada umur tua.

    2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dengan tingkat kecemasan

    ringan proporsi terbanyak berpendidikan

    SMP dengan frekuensi 7 orang (41,2%),

    terendah dengan frekuensi yang sama yaitu

    2 orang berpendidikan SMA (22,2%) dan di

    perguruan tinggi (100%).

    Menurut Stuart dan Sundeen (2004: 75)

    status pengetahuan yang rendah pada

    seseorang akan menyebabkan orang tersebut

    mengalami kecemasan, karena semakin

    tinggi tingkat pengetahuan akan semakin

    mudah berfikir rasional dalam menguraikan

    masalah.

    3. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan dengan tingkat kecemasan ringan

    proporsi terbanyak dengan frekuensi yang

    sama yaitu 5 orang bekerja sebagai swasta

    (50%) dan wiraswasta (55,6%), terendah

    bekerja sebagai guru dengan frekuensi 2

    orang (100%).

    Wanita karier memiliki dampak positif pada

    pengalaman gejala premenopause (Polit dan

    Larocco, 1980: 335). Pekerjaan seseorang

    akan mempengaruhi status sosial

    ekonominya, status ekonomi yang rendah

    akan menyebabkan kecemasan

    dibandingkan dengan seseorang dengan

    tingkat ekonomi yang tinggi (Stuart dan

    Sundeen, 2004: 75).

    4. Tingkat kecemasan ibu pada masa premenopause bervariasi, responden

    terbanyak mengalami tingkat kecemasan

    ringan yaitu sebanyak 18 orang (42,9%),

    sedangkan responden terendah mengalami

    tingkat kecemasan panik yaitu sebanyak 1

    orang (5,7%).

    Menurut Stuart dalam Direja (2011: 41)

    kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas

    dan menyebar, yang berkaitan dengan

    perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.

    Keadaan emosi ini tidak memiliki objek

    yang spesifik.

    Seseorang yang mengalami masa

    premenopause akan mengalami tanda dan

    gejala depresi ataupun perasaan cemas,

    kecemasan ini terjadi karena penurunan

    hormon estrogen sehingga menyebabkan

    wanita mengalami kecemasan. Turunnya

    hormon estrogen menyebabkan turunnya

    neurotransmiter di dalam otak,

    neurotransmiter tersebut mempengaruhi

    susana hati sehingga jika kadarnya rendah,

    maka akan muncul perasaan cemas yang

  • PROFESI Volume 11 / Maret 2014 Agustus 2014

    4

    merupakan pencetus terjadinya depresi

    ataupun stres (Proverawati, 2010: 33-39).

    KESIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    Tingkat kecemasan ibu pada masa

    premenopause bervariasi, responden terbanyak

    mengalami tingkat kecemasan ringan yaitu

    sebanyak 15 orang (42,9%), sedangkan

    responden terendah mengalami tingkat

    kecemasan panik yaitu sebanyak 2 orang

    (5,7%).

    Karakteristik responden berdasarkan

    umur dengan tingkat kecemasan ringan

    terbanyak berumur 48-50 tahun dengan

    frekuensi 6 orang (46,1%) dan terendah

    berumur 40-43 tahun dengan frekuensi 4 orang

    (36,4%).

    Karakteristik responden berdasarkan

    pendidikan dengan tingkat kecemasan ringan

    terbanyak berpendidikan SMP dengan

    frekuensi 7 orang (41,2%), terendah dengan

    frekuensi yang sama yaitu 2 orang

    berpendidikan SMA (22,2%) dan di perguruan

    tinggi (100%).

    Karakteristik responden berdasarkan

    pekerjaan dengan tingkat kecemasan ringan

    terbanyak dengan frekuensi yang sama yaitu 5

    orang bekerja sebagai swasta (50%) dan

    wiraswasta (55,6%), terendah bekerja sebagai

    guru dengan frekuensi 2 orang (100%).

    Saran Responden dapat melakukan cara-cara

    pencegahan sindrom premenopause antara lain:

    1. Mengatur pola makan yang tepat. 2. Menghindari rokok. 3. Mengkonsumsi makanan rendah lemak dan

    kacang- kacangan.

    4. Melakukan teknik relaksasi untuk menghilangkan stress.

    5. Melakukan olah raga teratur.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Avis, N.E. dan Kinlay, S.M. 1991. A Longitudinal Analysis of Womens Attitudes to Menopause : Result from the

    Massachusetts Womens Health Study. Maturitas. vol. 13, hh. 65.

    2. Direja, A.H.S. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha

    Medika.

    3. Dinkes Indonesia. 2007. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2007. Jakarta: Dinkes

    Indonesia.

    4. Polit, D.F. dan Larocco, S.A. 1980. Social and Psichological Correlates of

    Menopausal Symptoms: Psychomatic

    Mediane. vol. 42, hh. 335 345. 5. Proverawati, A, M.P.H. 2010. Menopause.

    Yogyakarta: Nuha Medika.

    6. Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. 2004. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Alih

    Bahasa Akhir Yasmin Asih. Jakarta: EGC.

    7. Sumiati, dkk. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konseling. Jakarta: Trans Info

    Media.

    8. Supriyantoro. 2012. Sehat dan Aktif di Usia Lanjut. 21 November 2012.

    http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pr

    ess-release/2143-sehat-dan-aktif-di-usia-

    lanjut.html