54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

14
ATLS (ADVANCE TRAUMA LIFE SUPPORT) Tujuan : 1. Evaluasi korban dengan cepat dan tepat 2. Resusitasi & stabilisasi korban sesuai prioritas. 3. Menentukan kebutuhan korban cukup/melebihi fasilitas yang ada. 4. Mengatur cara rujukan antar rumah sakit. 5. Menjamin bahwa penanganan korban sudah optimum. ATLS terdiri dari Initial Assesment. Initial Assesment adalah penilaian awal yang cepat tepat dan sistematis terhadap pasien trauma. Initial Assesment terdiri dari 10 langkah, yaitu: 1.Persiapan a. Fase pra-rumah sakit RS diinformasikan sebelum penderita dibawa dari tempat kejadian. Penjagaan airway, kontrol pendarahan, imobilisasi penderita & pengiriman ke RS terdekat.

description

atls

Transcript of 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

Page 1: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

ATLS

(ADVANCE TRAUMA LIFE SUPPORT)

Tujuan :

1. Evaluasi korban dengan cepat dan tepat

2. Resusitasi & stabilisasi korban sesuai prioritas.

3. Menentukan kebutuhan korban cukup/melebihi fasilitas yang ada.

4. Mengatur cara rujukan antar rumah sakit.

5. Menjamin bahwa penanganan korban sudah optimum.

ATLS terdiri dari Initial Assesment. Initial Assesment adalah penilaian awal yang cepat tepat dan

sistematis terhadap pasien trauma. Initial Assesment terdiri dari 10 langkah, yaitu:

1. Persiapan

a. Fase pra-rumah sakit

RS diinformasikan sebelum penderita dibawa dari tempat kejadian.

Penjagaan airway, kontrol pendarahan, imobilisasi penderita & pengiriman ke RS

terdekat.

Mengumpulkan keterangan : waktu kejadian, sebab & riwayat penderita, mekanisme

kejadian

b. Fase rumah sakit

Lakukan perencanaan sebelum penderita tiba.

Page 2: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

Persiapkan : ruangan / daerah resusitasi, perlengkapan airway & sudah dicoba, ringer’s

lactate yg sudah dihangatkan, perlengkapan monitoring.

Tenaga medik tambahan, tenaga lab & radiologi

2. Triase

Pemilihan korban berdasarkan kebutuhan ABCnya, tingkat cedera, serta fasilitas yang

ada.

Golongan/pelabelan pasien adalah sebagai berikut;

- Golongan Nol (hitam) : Pasien sudah tidak dapat diselamatkan lagi (meninggal

seketika).

- Golongan Pertama (merah) : Pasien yang paling diutamakan untuk ditolong,

biasanya pasien yang cedera berat seperti cedera maksilofasial, cedera thorax,

cedera abdomen, dimana semua cedera tersebut disertai dengan syok hipovolemik.

Luka bakar yang berat dan fraktur terbuka juga termasuk dalam pelabelan golongan

pertama.

- Golongan Kedua (kuning) : Biasanya pasien dengan trauma seperti fraktur

ekstremitas, cedera abdomen, cedera thorax yang semuanya tanpa disertai syok

hipovolemik.

- Golongan Ketiga (hijau) : Pasien dengan trauma ringan, misalnya hanya terdapat

erosi-erosi pada kulitnya.

Page 3: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

*Gambar 1 : Triage Tag untuk melabeli pasien.

Page 4: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

3. Primary Survey (ABCDE)

Adalah penilaian utama terhadap pasien, dilakukan dengan cepat, bila ditemukan hal

yang membahayakan nyawa pasien, langsung dilakukan tindakan resusitasi.

- A : AIRWAY. Jika pasien sadar : Dengarkan suara yang dikeluarkan pasien, ada

obstruksi airway atau tidak. Jika pasien tidak sadar : Look ; ada sumbatan airway atau

tidak, Listen; suara-suara nafas, Feel ; hembusan nafas pasien. Obstruksi terbagi menjadi

2, yaitu :

* Obstruksi airway totalis : yaitu penghambatan jalan nafas secara total,

biasanya karena tersedak. Jika pasien tidak sadar, bisa terjadi sianosis, dan

resistensi terhadap nafas buatan. Jika pasien sadar, pasien akan terlihat berusaha

bernafas dan memegang lehernya dalam keadaan sangat gelisah, bisa ditemukan

sianosis.

* Obstruksi airway parsial : yaitu penghambatan jalan nafas karena:

Cairan seperti darah, cairan serosa. Terdengar bunyi ‘gurgling’ atau

seperti orang berkumur-kumur.

Lidah Jatuh kebelakang, terdengar bunyi ‘snoring’ atau seperti orang

mengorok.

Penyempitan laring/trakea. Biasanya karena edema di daerah leher.

Terdengar bunyi ‘crowing’ atau bunyi high pitched karena penyempitan

tersebut.

Pada Airway juga harus diperhatikan kontrol servikal , karena harus dipastikan ada

trauma atau fraktur servikal/tidak. Trauma dari Os. Clavicula keatas sudah dianggap

pasien trauma inhalasi.

Page 5: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

Pada korban trauma yang tidak sadar adan atau tidak diketahui mekanisme terjadinya

trauma dengan pasti, meskipun tidak ditemukan adanya tanda cedera leher, patut

dicurigai mengalami cedera leher. Tindakan yang menyebabkan bergeraknya servikal

pada cedera leher dapat menyebabkan henti napas dan henti jantung seketika.

Kontrol servikal dapat dilakukan dengan bantuan colar neck atau dengan bantuan benda

keras lainnya yang dapat menahan kepala dan leher untuk tidak bergerak. Dapat pula

menggunakan kedua tangan atau paha penolong (jika penolong lebih dari 1 orang)

sambil melakukan control pada jalan napas korban.

- B : BREATHING. Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik. Ventilasi yang baik

meliputi: fungsi paru baik, dinding dada dan diafragma. Nilai frekuensi pernafasannya,

lihat ada sesak atau tidak, lihat ada trauma di thorax atau tidak, tanda-tanda sianosis

juga harus diperhatikan.

Tanda-tanda pernafasan yang memadai (adekuat)

• Dada dan perut bergerak naik turun seirama dengan pernafasan

• Udara terdengar dan terasa saat keluar dari mulut/hidung

• Penderita tampak nyaman

• Frekuensi cukup

Tanda-tanda pernafasan tidak adekuat

• Gerakan dada kurang baik

• Ada suara nafas tambahan

• Sianosis

• Frekuensi kurang atau lebih

• Perubahan status mental (gelisah)

Tanda-tanda tidak adanya pernafasan

• Tidak ada gerakan dada atau perut

• Tidak terdengar aliran udara mulut atau hidung

• Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung

Page 6: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

- C : CIRCULATION. Setelah melakukan penangan pada system pernapasan, sistem

sirkulasi dapat segera dinilai dengan cara :

- Memeriksa denyut nadi (radialis atau carotis). Pada orang dewasa dan anak-anak,

denyut nadi diraba padaarteri radialis dan arteri carotis (medial dari M.

Sternocleidomastoideus). Sedangkan pada bayi, meraba denyut nadi adalah pada

A.Brachialis, yakni pada sisi medial lengan atas. Frekuensi denyut jantung pada orang

dewasa adalah 60-100 kali/menit. Bila kurang dari 50 kali/menit disebut bradikardi dan

lebih dari 100 kali/menit disebut takikardi. Bradikardi normal sering ditemukan pada

atlit yang terlatih. Pada bayi frekuensi denyut jantung adalah 85-200 kali/menit

sedangkan pada anak-anak adalah 60-140 kali/menit. Pada syok bila ditemukan

bradikardi merupakan tanda diagnostic yang buruk.

- Menilai warna kulit

- Meraba suhu akral dan kapilari refill

- Periksa perdarahan

Selain itu, kesadaran yang menurun dapat digunakan sebagai penilaian terhadap adanya

masalah pada system sirkulasi, karena kurangnya perfusi oksigen ke otak dapat

menyebabkan terjadinya penurunan kesadaran.

Pemeriksaan sirkulasi dapat dilakukan bersamaan dengan penilaian jalan napas dan

system pernapasan. Pada saat melakukan penilaian jalan napas, nadi radialis maupun

nadi carotis dapat pula teraba.

Jika ditemukan perdarahan terbuka segera tutup dengan bebat tekan. Cegah

bertambahnya jumlah darah yang keluar. Waspada terhadap terjadinya shock.

Penanganan luka secara baik dilakukan setelah korban stabil.

Jika ditemukan henti jantung, penderita mungkin masih akan berusaha menarik napas

satu atau dua kali, setelah itu akan berhenti napas. Penderita akan ditemukan dalam

Page 7: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

keadaan tidak sadar. Pada perabaan nadi tidak ditemukan arteri yang tidak berdenyut,

maka harus dilakukan masase jantung luar yang merupakan bagian resusitasi jantung

paru (RJP, CPR).

Kesimpulan Circulation dengan kontrol perdarahan;

1.Penilaian

- Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal

- Mengetahui sumber perdarahan internal

- Periksa nadi : kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus. Tidak

diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan pertanda diperlukannya

resusitasi masif segera.

- Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.

- Periksa tekanan darah

- D : Dissability. Penilaian neurologis cepat (apakah pasien sadar, member respon suara

terhadap rangsang nyeri, atau pasien tidak sadar). Tidak ada waktu untuk melakukan

pemeriksaan Glasgow Coma Scale, maka sistem AVPU pada keadaan ini lebih jelas dan

cepat:

- Awake (A)

- Verbal response (V)

- Painful response (P)

- Unresponsive (U)

- Exposure. Tanggalkan pakaian pasien dan cari apakah ada luka/trauma lain secara

generalis. Tetapi jaga agar pasien tidak hipotermia.

4. Resusitasi

Prinsip : resusitasi yang agresif & pengelolaan cepat dari keadaan yang mengancam

hidup. “Mutlak” bila ingin penderita tetap hidup.

Page 8: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

A. Airway

Harus dijaga dengan baik, dapat menggunakan Jaw thrust / Chin lift bila lidah jatuh

kebelakang. Perasat helmnich bila tersedak, dan finger sweep bila ada cairan.

Pasien sadar à dipakai naso-pharyngeal airway

Pasien tidak sadar/tidak ada gag refleks à dipakai oro-pharyngeal airway

Jika ragu à airway definitif

B. Breathing/ventilasi/oksigenasi

Kontrol jalan nafas pada penderita yang airway tergganggu karena faktor mekanik, ada

gangguan ventilasi/ kesadaran, dicapai dengan intubasi endo-trakeal baik oral maupun

nasal.

Surgical airway (crico-thyroidotomy) dapat dilakukan bila intubasi endo-trakeal tidak

memungkinkan karena kontra-indikasi/masalah teknis

C. Circulation (dengan kontrol pendarahan)

Pada saat datang penderita diinfus cepat dgn 2-3 liter cairan kristaloid (RL)

Kateter yang dipakai harus ukuran yang besar

Besar arus (tetesan infus) à tergantung dari besar kateter IV

Bila tidak ada respon à diberikan darah se-golongan

5. Tambahan Primary Survey

Monitoring EKG, laju nafas, nadi, tekanan darah, ABG (Arterial Blood Gases), suhu,

ekskresi urin. Pasang kateter urin dan lambung.

Page 9: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

Rontgen : pemakaian foto rontgenharus selektif, tapi jangan mengganggu proses

resusitasi.

6. Secondary Survey (anamnesa & pemeriksaan head to toe)

Secondary survey baru dilakukan setelah primary survey selesai, resusitasi dilakukan dan

ABC-nya penderita dipastikan membaik.

A. Anamnesis

A : Alergi

M : Medikasi (obat yg diminum saat ini)

P : Past illnes ( penyakit penyerta)/ pregnancy

L : Last meal

E : Event/ environment (lingkungan) yg berhubungan dgn kejadian perlukaan

B. Pemeriksaan fisik

- Kepala - Abdomen

- Maxilo-facial - Perineum/vagina/rektum

- Leher - Muskulo-skeletal

- Thorax - Pemeriksaan neurologis lengkap

7. Tambahan Secondary Survey

Pemeriksaan lanjutan hanya dilakukan setelah ventilasi dan hemodinamika penderita

dlm keadaan stabil.

Page 10: 54664762 ATLS Advance Trauma Life Support

1. CT Scan (head, thorax, abdomen)

2. Pemeriksaan rontgen dengan kontras

3. Foto ekstremitas & vertebrae

4. Endoskopi dan USG (transesofageal, bronkoskopi, esofagoscopi, urografi)

8. Pemantauan & re-evaluasi berlanjut

Untuk memantau penurunan keadaan dengan evaluasi ulang terus-menerus, sehingga

gejala yang baru timbul segera dapat dikenali dan dapat ditangani secepatnya. Bila perlu

lakukan primary survey (ABCDE) dan Resusitasi ulang (ABC).

9. Penanganan definitif

Dimulai setelah primary survey dan sekunder selesai. Misalnya menangani keluhan-

keluhan pasien lain (selain yang trauma berat). Atau tindakan operatif, serta konsultasi

ke dokter spesialis, termasuk dalam tahap ini.

10. Rekam Medis & Rujukan

Catat data pasien di rekam medik. Bila fasilitas RS kurang memadai untuk menangani

pasien trauma, dapat dirujuk ke RS yang lebih lengkap fasilitasnya.