5. Tes Kehamilan
description
Transcript of 5. Tes Kehamilan
PEMPROV DKI JAKARTARSU KECAMATAN CILINCING
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN
StandarProsedur
Operasional
No. DokumenLAB/05/RSUKCil
Revisi00
Halaman1 dari 4
Tanggal Terbit1 April 2015
Ditetapkan olehDIREKTUR
dr. Netty Siahaan M.K.MNIP.196104241987112001
Pengertian
Pada prinsipnya pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu dengan cara
- Cara immunologi
Dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan zat kimia
yang dapat berikatan dengan hormone chorionic gonadotropin
*HCG) yang terdapat didalam urine
- Cara biologi
Cara ini dilakukan dengan menggunakan percobaan. Pada
prinsipnya cara biologi ini adalah, bahwa homon chorionic
gonadotropin (HCG) dapat merangsang kelenjar hipofise
diteruskan ke testosterone dan mengeluarkan spermatozoa
Pada dasarnya pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk pemeriksaan /
mendeteksi adanya HCG didalam wanita hamil.
TujuanSebagai pedoman pelaksanaan tindakan pemeriksaan tes kehamilan di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Kecamatan Cilincing.
Kebijakan Seluruh pasien yang berada di Laboratorium Rumah Sakit Umum Kecamatan Cilincing.
PEMPROV DKI JAKARTARSU KECAMATAN CILINCING
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN
StandarProsedur
Operasional
No. DokumenLAB/05/RSUKCil
Revisi00
Halaman2 dari 4
Prosedur
Pemeriksaan dilakukan oleh petugas laboratorium yakni perawat dan analis.
4.1 Bahan pemeriksaan
Bahan pemeriksaan yaitu urin segar dan untuk pemeriksaan lebih baik
digunakan pagi hari karena pada waktu itu kadar HCG dalam urine paling
tinggi. Untuk meningkatkan ketepatan pada (pemeriksan semi kuantitatif)
disarankan untuk memakai urine 24 jam dimana urine kumpulkan disimpan
dalam lemari es suhu 2-80C, bila urine thimarasol (1:10.000)
4.2 Alat dan Reagen
Gravidex
Mempunyai sensitivitas 0,8 IU HCG/ml urine dan spesifitas yang baik
karena tidak menunjukkan reaksi silang dengan: LH, FSH dan TSH pada
kadar 10-100 kali kadar tertinggi orang normal, juga protein yang tinggi
(serum manusia) hingga 20% v/v tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan.
Dalam setiap kit terdapat:
4.2.1 1 botol anti beta human chorionic gonadotropin antibody
(mousemonoclonal), sensitivitas 0,8 IU/ml urine.
4.2.2 1 botol antigen HCG yang dilekatkan pada latex, buffer dan
pengawet sodium azide 0,1 %
4.2.3 Slide / plat kaca yang berwarna hitam dengan tiga buah lingkaran
4.2.4 Pipet plastin disposable
4.2.5 Bola karet yang dipakai bersama pipet plastik disposable
4.2.6 Batang pengaduk dari kayu
PEMPROV DKI JAKARTARSU KECAMATAN CILINCING
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN
StandarProsedur
Operasional
No. DokumenLAB/05/RSUKCil
Revisi00
Halaman3 dari 4
Prosedur 4.2.7 Bahan yang diperlukan tetapi tidak terdapat didalam kit
yaitu
- Urine control positif dan negative
- Stopwatch
- Lampu
- Pipet 1,0ml
- Larutan NaCl 0,9%
4.3 Cara pemeriksaan
4.3.1 Cara kualitatif
- Keluarkan kit dari lemari es sebelum dipakai dan biarkan kit beberapa
saat pada suhu kamar
- Siapkan slide (plat kaca) ambil urine sebanyak 50 ul (1 tetes) teteskan
ke dalam lingkaran plat kaca tersebut
- Tambahkan 50 ul ( 1 tetes) anti HCG serum, kemudian aduklah
secara merata dengan batang pengaduk
- Tambahkan 1 tetes suspensi latex (kocok dahulu dengan baik sebelum
dipakai ),aduk dan ratakan keseluruhan permukaan lingkran plat kaca
- Goyangkan plat kaca secara perlahan –lahan selama 2 menit searaha
jarumg jam dan jagalah agar larutan tersebut masih tetap berada
dalam pembatasan garis lingkaran
- Baca langsung hasilnya. Hasil negative bila dalam 2 menit tampak
granulasi dari partikel latex yang beraglutinasi
- Hasil positif bila dalam 2 menit tidak tampak granulasi
PEMPROV DKI JAKARTARSU KECAMATAN CILINCING
PEMERIKSAAN TES KEHAMILAN
StandarProsedur
Operasional
No. DokumenLAB/05/RSUKCil
Revisi00
Halaman4 dari 4
Prosedur4.2 Cara semi kuantitatif
4.2.1 Bahan pemeriksaan yaitu urine 24 jam ditampung dengan
wadah yang bersih, tidak mengandung detergen dan
disimpan dalam lemari es (2-30C) ditambah thimerasol
(1:10.000) atau sodium azide (1:1000) sebagai
pengaweturine. Ukur volume urine 24 jam (V), kemudian
diaduk dan diambil 2 ml untuk pemeriksaan
4.2.2 buat pengenceran ganda dengan menambah larutan Na Cl
0,9 % (1:2, 2:4, 1:8) dan seterusnya
4.2.3 Lakukan pemeriksaan sepeti pada metode kualitatif pada
tiap pengenceran
4.2.4 Perhatikan pengeceran tertinggi (D) yang masih
menunjukkan hasil positif (tidak terjadi aglutinasi)
Dimana : S+ = batas sensitifitas dari kit = 0,8
IU/ml
D = pengenceran teringgi yang masih
memberikan hasil volume
positif
V = volume urine dalam 24 jam
Unit Terkait Laboratorium