5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

23
Rencana Pembelajaran Modul 1 Pengertian Psikologi & Psikologi Komunikasi Modul 2 Perilaku Manusia Modul 3 Penerimaan dan Pengolahan Informasi Dalam Diri Individu Modul 4 Diri (The Self) Modul 5 Persepsi tentang Orang dan Atribusi Modul 6 Sikap dan Perilaku Modul 7 Atraksi dan Hub. Interpersonal Modul 8 Pengaruh Sosial & Perilaku Kelompok Modul 9 Komunikasi Massa & Efek Media terhadap Individu

Transcript of 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Page 1: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Rencana Pembelajaran

Modul 1Pengertian Psikologi & Psikologi Komunikasi

Modul 2Perilaku Manusia

Modul 3Penerimaan dan

Pengolahan Informasi Dalam Diri Individu

Modul 4Diri (The Self)

Modul 5Persepsi tentang

Orang dan Atribusi

Modul 6Sikap dan Perilaku

Modul 7Atraksi dan Hub.

Interpersonal

Modul 8Pengaruh Sosial & Perilaku Kelompok

Modul 9Komunikasi Massa & Efek Media terhadap

Individu

Page 2: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

PERSEPSI TENTANG ORANG DAN ATRIBUSIMODUL 5

SEPTEMBER 6, 2015

Page 3: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Kegiatan Belajar

• Persepsi Objek• Persepsi

Interpersonal

INFERENSI SOSIAL

• Pengertian Atribusi• Bias-bias Atribusi• Atribusi dalam diri

ATRIBUSI

Page 4: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Inferensi Sosial

Page 5: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Inferensi Sosial – Persepsi

Persepsi Objek Persepsi Interpersonal

Stimuli ditangkap pancaindra melalui benda-benda fisik

Stimuli ditangkap melalui lambang-lambing verbal atau grafis yang disampaikan pihak ke-3

Hanya menanggapi sifat-sifat luar objek

Mencoba memahami apa yang tidak ditangkap oleh pancaindra (perilaku dan motifnya)

Tidak ada reaksi emosional dari objek

Ada reaksi emosional

Objek relative tetap Orang cenderung berubah-ubahRakhmat 2003

Page 6: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Inferensi Sosial

Weber (1992) menyebut inferensi sosial adalah mengerti apa yang kita pelajari tentang orang/orang lain.

Proses: mengumpulkan data sosial (informasi sosial, penampilan fisik, isyarat-isyarat nonverbal, dan tindakan-tindakan orang lain).

Inferensi sosial datang dari 4 sumber:

1. Informasi sosial

2. Penampilan

3. Petunjuk nonverbal

4. Implikasi tindakan-tindakan orang lain

Page 7: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

1. Informasi Sosial

Menurut pandangan Psikologi Kognitif, manusia adalah makhluk pengolah informasi (information processor).

Informasi dibutuhkan sebagai cara manusia untuk bertahan hidup sebagai makhluk sosial.

Bentu-bentuk informasi sosial:

Trait (sifat, pembawaan) > generalisasi tentang sikap seseorang

Nama > nama memiliki asosiasi dengan sejumlah kualitas (kecerdasan, daya tarik, kekuatan, feminitas)

Stereotype > generalisasi tentang kelompok tertentu yang dianggap sebagai suatu kebenaran. Efek stereotype:

Simplifikasi dan social judgement

Oversimplifikasi dan prejudice (prasangka)

Page 8: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

2. Penampilan

“Don’t judge a book by its cover!”

2 hal yang perlu diperhatikan dari penampilan:

1. Daya tarik fisik

Halo effect > apabila kita mengetahui seseorang memiliki satu sifat, maka kita beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat tertentu yang terkait dengan sifat sebelumnya.

The physical attractiveness stereotype > kelompok masyarakat tertentu memiliki standar tentang apa atau siapa yang disebut berpenampilan terbaik

2. Stigma: label-label sosial buruk yang diberikan pada sesuatu

Stigma dapat menjadi sumber prasangka sosial (penjauhan diri, diskriminasi).

Page 9: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

3. Petunjuk Nonverbal

a. Ekspresi wajah > menampilkan suasana hati dan emosi seseorang.

b. Kontak mata > keintiman hubungan, menunjukkan ekspresi dan perhatian tertentu.

c. Gesture > gerakan tubuh

d. Suara > cara kita menggunakan bahasa (yang tertulis maupun yang terucapkan) disebut paralanguage.

Page 10: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

4. Tindakan

Manusia fokus dan memberi perhatian pada bagaimana cara seseorang bertindak terhadap orang lain.

Page 11: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Pembentukan Kesan (1)

Tiga jenis proses yang terjadi ketika menerapkan persepsi interpersonal:

1. Pembentukan Konsep Sosial

Konsep Sosial : kategori-kategori/kelompok kualitas yang membantu kita berpikir tentang manusia di sekitar kita.

Konsep sosial terbentuk melalui:

a. Pengalaman > mempengaruhi kecermatan persepsi

b. Belajar > mempelajari asosiasi, peneguhan, dan pengujian hipotesis.

c. Bahasa > kata-kata yang dipilih akan berpengaruh pada kualitas informasi. Bahasa membentuk konsep dan makna/arti kata.

Konsep yang sudah terbentuk akan menciptakan label.

Page 12: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Pembentukan Kesan (2)

Kriteria terciptanya label:

a. Melalui kemiripan/kesamaan > ketika pengalaman sosial yang baru memiliki kemiripan elemen dengan pengalaman terdahulu, maka labelling yang sama akan dikenakan.

b. Motivasi > mengakibatkan bias pada impresi terhadap seseorang.

c. Konteks > perilaku/tindakan yang sama dalam konteks yang berbeda dapat menimbulkan makna yang juga berbeda.

Page 13: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Pembentukan Kesan (3)

2. Pengorganisasian Kesan

Manusia mengorganisasikan kesan berdasarkan proses tertentu sehingga saat kesan terbentuk, ada proses kognitif di dalamnya.

Strategi pengorganisasian kesan:

a. Centrality > karakter sentral memberikan konteks tambahan untuk pembentukan kesan.

b. Primacy versus Recency > urutan informasi yang diterima seseorang dapat mempengaruhi kesan yang terbentuk.

c. Salience > hal-hal yang paling dapat dilihat/diketahui (noticeable). Hal ini didukung oleh adanya kejelasan (brightness), keras tidaknya suara (noisiness), gerakan (motion), dan kebaruan (novelty).

Page 14: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Pembentukan Kesan (4)

3. Pengolahan Informasi Sosial

Informasi sosial yang diperoleh menjadi dasar untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan sosialnya.

2 Proses yang dilakukan:

1. Impression Integration > mengintegrasikan berbagai kesan dan makna yang berbeda terhadap seseorang.

Strategi pengintegrasian kesan: evaluasi (suka atau tidak), averaging (pemberian bobot), consistency (suatu kesan menentukan kesan yang lain), positivity.

2. Social judgement > membuat keputusan sosial sebelum bertindak.

Penerapan dari penilaian sosial: personality dan deception.

Page 15: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Atribusi

“ATRIBUSI ADALAH PROSES MENYIMPULKAN MOTIF, MAKSUD, DAN KARAKTERISTIK ORANG LAIN DENGAN MELIHAT PADA PERILAKUNYA YANG TAMPAK”

Baron and Byrne - 1979

Page 16: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Atribusi

Bagaimana kita bisa tahu saat seseorang memang benar-benar melakukan apa yang ada dalam hatinya?

1. Kita harus tahu benar bahwa tidak ada faktor eksternal dari dirinya yang membuatnya mampu melakukan satu tindakan tertentu.

2. Melihat dari harapan atau dugaan yang kita miliki tentang perilaku seseorang berdasarkan informasi yang telah kita miliki tentang orang itu.

Jika seseorang berperilaku sesuai dan konsisten dengan skema itu, kita akan percaya bahwa hal itu terjadi karena sesuatu dalam dirinya (dispositionally caused).

Namun, ketika sikapnya berbeda, kita akan percaya bahwa itu dikarenakan situasi yang mendukungnya (situationally caused).

Page 17: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Naïve Psychology

Menurut Fritz Heider > dasar untuk mencari penjelasan mengenai perilaku orang adalah akal sehat (common sense).

Orang tidak memerlukan suatu analisis psikologi yang mendalam tentang motivasi seseorang dalam melakukan suatu hal (naïve psychology).

Dimensi untuk menilai perilaku seseorang:

Atribusi internal dan eksternal

Faktor stabil (stable) dan tidak stabil (unstable)

Faktor yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable)

Efek faktor yang bersifat spesifik atau umum (global)

Page 18: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Teori-teori Atribusi (1)

1. Correspondent Inference Theory (Teori Penyimpulan Terkait)

Teori ini berfokus pada orang yang dipersepsikan.

Edward E. Jones dan Keith Davis (1965) > dalam menjelaskan suatu kejadian tertentu, kita akan mengacu pada tujuan atau keinginan seesorang yang sesuai dengan sikap/perilakunya.

Atribusi dilihat sebagai suatu hal yang stabil dan merupakan disposisi internal.

Page 19: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Teori Atribusi (2)

2. Causal analysis theory (Teori analisis kausal)

Dasar dari teori ini adalah commonsense (akal sehat) dan fokus pada atribusi internal dan eksternal (Harold H. Kelley).

Suatu perilaku orang bisa menimbulkan perilaku lain sebagai sebab-akibatnya.

Hal-hal yang membuat seseorang mencari penyebab terjadinya sesuatu: Kejadian yang tidak terduga

Kejadian negatif > berhubungan dengan motivasi hedonic

Kejadian ekstreem

Sikap ketergantungan

Mermpertahankan skemata

Page 20: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Teori Atribusi (3)

Teori Analisis Kausal memiliki 3 hal yang perlu diperhatikan untuk menetapkan atribusi internal dan eksternal:

1. Konsensus > Apakah perilaku cenderung dilakukan oleh semua orang pada situasi yang sama?

2. Konsistensi > Apakah pelaku cenderung melakukan perilaku yang sama di masa lalu dalam situasi yang sama?

3. Distingsi (kekhasan) > Apakah pelaku yang bersangkutan cenderung melakukan perilaku yang sama di masa lalu dan dalam situasi yang berbeda-beda?

Jika ketiga hal tersebut bernilai tinggi, maka orang akan melakukan atribusi kausalitas eksternal.

Page 21: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Bias-bias dalam Atribusi (1)

1. Bias Kognitif (Cognitive Biases)

Atribusi merupakan suatu proses yang rasional dan logis, tetapi manusia adalah makhluk yang jarang menggunakan logikanya.

Aspek-aspek yang diperhatikan:

Salience > segala hal yang terlihat menonjol akan dianggap sebagai penyebab dominan dari suatu hal.

Memberikan atribusi lebih pada disposisi > menjelaskan perilaku seseorang melalui disposisi >> the fundamental attribution error.

Pelaku vs Pengamat (actors vs observers) > letak kesalahan mendasar adalah pada pengamat >> pihak pengamat akan terus memperhatikan aspek disposisi sebagai penyebab suatu kejadian, sementara para pelaku akan memperhatikan aspek situasionalnya

Page 22: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Bias-bias dalam Atribusi (2)

2. Bias Motivasi (Motivational biases)

Muncul dari usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan dan motivasi mereka.

Pengutamaan diri sendiri (self-serving bias) > setiap orang cenderung untuk membenarkan diri dan menyalahkan orang lain.

Page 23: 5. Persepsi Tentang Orang dan Atribusi.pptx

Atribusi tentang Diri

Orang memiliki persepsi berdasarkan kondisi internalnya sendiri.

Pendekatan ini memberikan pemahaman tentang persepsi diri mengenai sikap, motivasi, dan emosi.

Sikap

Motivasi

Emosi

Persepsi dari emosi kita tergantung dari :

1. Derajat rangsangan psikologis yang dialami

2. Label kognitif yang digunakan