DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI...

7
Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017 DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI RISIKO DAN KEPUASAN WAJIB PAJAK TERHADAP PENGUNAAN SISTEM E-FILLING (SURVEI PADA KPP PRATAMA JAYAPURA) Muhamad Yamin Noch 1 , Victor Pattiasina 2 12 Universitas Yapis Papua, Jln. DR. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas Jayapura. 1 [email protected] Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Determinan Persepsi Kemudahan, Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Risiko dan kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pengunaan Sistem E-Filling. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin populasi yang digunakan yaitu sebanyak 2.780 wajib pajak yang terdaftar menggunakan sistem e-filing.sehingga sampel yang telah dipersempit menggunakan rumus slovin syaitu sebanyak 97 Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan metode penelitian yang digunakan yaitu Regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap Penggunaan sistem e- filing, sedangkan persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Penggunaan sistem e-filing. Sedangkan Determinan persepsi kemudahan,persepsi kebermanfaatan,persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak secara simultan berpengaruh terhadap penggunaan sistem e-filing. Kata kunci: E-filing, persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan pengguna 1. Pendahuluan Pajak merupakan sumber penerimaan negara untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat umum. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan utama dalam meningkatkan kas negara. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang diharapkan dari sektor pajak. Negara mentargetkan penerimaan pajak yang ditetapkan di RAPBN 2016 adalah sebesar Rp1.565,8 triliun. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) menyatakan bahwa batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak dan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT PPh WP Badan), paling lama empat bulan setelah akhir Tahun Pajak. Ini berarti bahwa batas waktu penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 untu WP OP adalah 31 Maret 2016 dan untuk WP Badan adalah 30 April 2016 (http://pajak.go.id). Pada tanggal 24 Januari 2005 bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jendral Pajak meluncurkan produk E-Filling atau Electronic Filling System yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (e-filling) yang dilakukan melalui sistem on-line yang real time. E-filing merupakan suatu layanan yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak agar wajib pajak dapat menyampaikan surat pemberitahuan pajak secara real time melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi dengan menggunakan jalur internet. Pelaporan pajak menggunakan e-filing dapat membantu memangkas waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh wajib pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan menyerahkan surat pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak secara benar dan tepat waktu. Keunggulan lain yang dimiliki e-filing adalah kualitas sistem dan kualitas informasi e- filing dapat memudahkan wajib pajak dalam melakukan pelaporan pajak secara cepat dan aman. Dengan diterapkannya sistem e-filling, diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mempersiapkan dan menyampaikan SPT karena dapat dikirimkan kapan saja dan dimana saja sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu yang digunakan Wajib Pajak untuk perhitungan, pengisian dan penyampaian SPT. Penerapan sistem e-filling diharapkan dapat memudahkan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura? Apakah persepsi kebermanfaatan 421

Transcript of DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI...

Page 1: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI KEBERMANFAATAN, PERSEPSI RISIKO DAN KEPUASAN WAJIB

PAJAK TERHADAP PENGUNAAN SISTEM E-FILLING (SURVEI PADA KPP PRATAMA JAYAPURA)

Muhamad Yamin Noch1, Victor Pattiasina2

12Universitas Yapis Papua, Jln. DR. Sam Ratulangi No. 11 Dok V Atas Jayapura. [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Determinan Persepsi Kemudahan, Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Risiko dan kepuasan Wajib Pajak Terhadap Pengunaan Sistem E-Filling. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus slovin populasi yang digunakan yaitu sebanyak 2.780 wajib pajak yang terdaftar menggunakan sistem e-filing.sehingga sampel yang telah dipersempit menggunakan rumus slovin syaitu sebanyak 97 Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan metode penelitian yang digunakan yaitu Regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kemudahan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak berpengaruh secara parsial terhadap Penggunaan sistem e-filing, sedangkan persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh secara parsial terhadap Penggunaan sistem e-filing. Sedangkan Determinan persepsi kemudahan,persepsi kebermanfaatan,persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak secara simultan berpengaruh terhadap penggunaan sistem e-filing. Kata kunci: E-filing, persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan pengguna

1. Pendahuluan Pajak merupakan sumber penerimaan negara

untuk membiayai seluruh pengeluaran pemerintah yang bersifat umum. Pajak ditempatkan pada posisi teratas sebagai sumber penerimaan utama dalam meningkatkan kas negara. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin tingginya target penerimaan negara yang diharapkan dari sektor pajak. Negara mentargetkan penerimaan pajak yang ditetapkan di RAPBN 2016 adalah sebesar Rp1.565,8 triliun.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) menyatakan bahwa batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling lama tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak dan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan (SPT PPh WP Badan), paling lama empat bulan setelah akhir Tahun Pajak. Ini berarti bahwa batas waktu penyampaian SPT Tahunan Wajib Pajak Pajak Penghasilan Tahun Pajak 2015 untu WP OP adalah 31 Maret 2016 dan untuk WP Badan adalah 30 April 2016 (http://pajak.go.id).

Pada tanggal 24 Januari 2005 bertempat di Kantor Kepresidenan, Presiden Republik Indonesia bersama-sama dengan Direktorat Jendral Pajak meluncurkan produk E-Filling atau Electronic Filling System yaitu sistem pelaporan/penyampaian pajak dengan Surat Pemberitahuan (SPT) secara

elektronik (e-filling) yang dilakukan melalui sistem on-line yang real time.

E-filing merupakan suatu layanan yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak agar wajib pajak dapat menyampaikan surat pemberitahuan pajak secara real time melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi dengan menggunakan jalur internet. Pelaporan pajak menggunakan e-filing dapat membantu memangkas waktu dan biaya yang dibutuhkan oleh wajib pajak untuk mempersiapkan, memproses, dan menyerahkan surat pemberitahuan ke Kantor Pelayanan Pajak secara benar dan tepat waktu. Keunggulan lain yang dimiliki e-filing adalah kualitas sistem dan kualitas informasi e-filing dapat memudahkan wajib pajak dalam melakukan pelaporan pajak secara cepat dan aman.

Dengan diterapkannya sistem e-filling, diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak dalam mempersiapkan dan menyampaikan SPT karena dapat dikirimkan kapan saja dan dimana saja sehingga dapat meminimalkan biaya dan waktu yang digunakan Wajib Pajak untuk perhitungan, pengisian dan penyampaian SPT. Penerapan sistem e-filling diharapkan dapat memudahkan Wajib Pajak dalam menyampaikan SPT.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: Apakah persepsi kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura? Apakah persepsi kebermanfaatan

421  

Page 2: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

berpengaruh terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura? Apakah persepsi risiko berpengaruh terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura? Apakah kepuasan wajib pajak berpengaruh terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura?.

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh persepsi kemudahan terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura, mengetahui pengaruh persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura, mengetahui pengaruh persepsi risiko terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura dan untuk mengetahui pengaruh kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan system e-filing di KPP Pratama Jayapura.

2. Kajian pustaka 2.1 Landasan teori Teori yang relevan dengan penelitian ini adalah Theory Of Planned Behavior (TPB) yang menjelaskan bahwa perilaku Wajib Pajak yang tidak patuh (non compliance) sangat dipengaruhi oleh variabel dari sikap, norma subyektif serta kontrol keperilakuan yang dipersepsikan. Perilaku yang ditimbulkan oleh individu, muncul karena ada niat untuk berperilaku. 2.2 Perpajakan

Terdapat bermacam-macam pengertian atau definisi pajak, namun pada hakekatnya maksud dan tujuan dari pajak itu seragam. Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang KUP berbunyi: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-bersarnya kemakmuran rakyat”. Pajak merupakan iuran yang bersifat wajib, berupa uang atau barang, dipungut oleh pemerintah berdasarkan norma-norma hukum, yang digunakan untuk menutupi biaya produksi barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Dapat disimpulkan bahwa pajak adalah kontribusi wajib, berupa uang atau barang kepada negara yang terutang oleh Orang Pribadi atau Badan yang dapat dipaksakan sesuai peraturan perundang-undangan dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk membiayai keperluan negara dalam menyelenggarakan pemerintahan untuk mencapai kesejahteraan umum. 2.3 Persepsi

Persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka (Robbins 2008). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi merupakan proses seseorang dalam memilih, menerima, menginterpretasikan informasi untuk di ungkapkan ke lingkungan sekitar. Dengan kata lain

persepsi adalah tingkat pemahaman seseorang ketika melihat suatu informasi sesuai dengan sudut pandang orang tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi diantaranya 1) faktor personal dengan indikator berupa sikap, motivasi, kepercayaan, pengalaman dan pengharapan 2) faktor situasional dengan indikator berupa waktu, keadaan sosial dan tempat kerja. Persepsi seseorang terhadap teknologi akan dipersepsikan secara berbeda. Persepsi seseorang itu ada yang merasa teknologi baru sangat bermanfaat terhadap aktivitasnya sehari hari. Tetapi ada juga persepsi seseorang yang menyatakan bahwa dengan adanya teknologi membuat dirinya tidak nyaman dan membuat pekerjaan menjadi lebih repot karena tidak sesuai dengan kemampuan seseorang. 3. Pengembangan Hipotesis 1. Pengaruh Persepsi Kemudahan Pada

Penggunaan Sistem E-Filing Sebuah sistem informasi dapat dikatakan

berkualitas jika sistem tersebut memberikan manfaat dan mudah untuk diaplikasikan oleh penggunanya. Dimensi persepsi kemudahan penggunaan menjadi berikut ini: a. Interaksi individu dengan sistem jelas dan

mudah dimengerti/dipahami b. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk

berinteraksi dengan sistem tersebut c. Sistem mudah digunakan d. Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan

apa yang ingin individu kerjakan (fleksibel). Kemudahan pengguna akan mempengaruhi

penggunaan sistem e-filing. Jika pengguna menginterprestasikan bahwa sistem e-filing mudah digunakan maka penggunaan sistem akan tercapai. Jika penggunaan sistem memiliki kemampuan untuk mengurangi usaha (baik waktu dan tenaga) maka penggunaan sistem berpotensi akan dilakukan secara terus menerus sehingga muncul minat wajib pajak dalam menggunakan e-filing. Berdasarkan yang telah di uraikan di atas, maka hipotesis keempat dari penelitian ini: H1: Pengaruh persepsi kemudahan pada Penggunaan sistem e-filing 2. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan Terhadap

Penggunaan Sistem E-Filing Persepsi kebermanfaatan (kegunaan) menjadi

penentu suatu sistem dapat diterima atau tidak. Wajib pajak yang beranggapan bahwa e-filing akan berguna bagi mereka dalam menyampaikan SPT menyebabkan mereka tertarik menggunakannya. Semakin besar ketertarikan wajib pajak menggunakan e-filing maka semakin besar juga intensitas dalam menggunakan sistem informasi tersebut. Berdasarkan yang telah di uraikan di atas, maka hipotesis keempat dari penelitian ini H2 Pengaruh persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan sistem e-filing. 3. Pengaruh Persepsi Risiko Terhadap

Penggunaan Sistem E-Filing

422  

Page 3: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

Persepsi risiko sangat mempengaruhi tingkat kepercayaan. Semakin kecil persepsi risiko dari suatu individu maka semakin besar tingkatan kepercayaannya, begitu juga sebaliknya. Pengertian lain mengenai persepsi risiko adalah presepsi atas ketidakpastian dan konsekuensi yang akan dihadapi setelah melakukan aktivitas tertentu. Risiko persepsian merupakan suatu persepsi-persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam melakukan suatu kegiatan (Hsu dan Chiu 2004). Persepsi risiko digunakan sebagai suatu pengganti risiko karena sukar untuk menangkap risiko sebagai suatu sasaran yang pasti. Berdasarkan yang telah di uraikan di atas, maka hipotesis keempat dari penelitian ini H3: Pengaruh persepsi risiko terhadap penggunaan sistem e-filing. 4. Pengaruh Kepuasan Wajib Pajak Terhadap

Penggunaaan Sistem E-Filing Kepuasan pengguna memiliki hubungan yang

signifikan terhadap intensitas penggunaan. Kepuasan pengguna akan mempengaruhi penggunaan sistem e-filing. Jika pengguna merasa puas atas sistem e-filing maka penggunaan sistem oleh user akan tercapai. Jika penggunaan sistem tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna maka penggunaan sistem berpotensi akan dilakukan secara terus-menerus sehinggan intensitas penggunaan sistem e-filing tersebut dapat meningkat. Berdasarkan yang telah di uraikan di atas, maka hipotesis keempat dari penelitian ini H4: Pengaruh kepuasan wajib pajak terhadap penggunaaan sistem e-filing. 5. Pengaruh Persepsi Kemudahan,Persepsi

Kebermanfaatan,Persepsi Risiko dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan Sistem E-Filing. Sistem e-filling merupakan layanan pengisian

dan penyampaian Surat Pemberitahuan Wajib Pajak secara elektronik kepada Direktorat Jendral Pajak. Persepsi kemudahan atas penggunaan e-filling berarti bahwa Wajib Pajak tidak membutuhkan usaha yang keras untuk dapat memahami bagaimana cara melakukan penyampaian SPT melalui e-filling. Karena layanan tersebut mudah untuk dipahami dan digunakan. Persepsi Kebermanfaatan dalam konteks e-filling pada penelitian ini diartikan sebagai seberapa besar manfaat sistem e-filling bagi Wajib Pajak dalam menyampaiakan Surat Pemberitahuan (SPT). Jika pengguna merasa puas atas sistem e-filing maka penggunaan sistem oleh user akan tercapai. Oleh karena itu, besarnya manfaat yang diperoleh mempengaruhi wajib pajak dalam menggunakan sistem tersebut.

Berdasarkan yang telah di uraikan di atas, maka hipotesis keempat dari penelitian ini. H5: Pengaruh persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan sistem e-filing.

4. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian yang

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian survai. Menurut Sugiyono (2013) dalam Hidayah (2015), penelitian kuantitatif bertujuan untuk menunjukkan hubungan variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif. Penelitian ini dilaksanakan di KPP Pratama Jayapura yang beralamat di Jln. Raya Otonom No. 3, Abepura. Populasi dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar sebagai Wajib Pajak pengguna e-filling di KPP Pratama Jayapura yang berjumlah 2.780 wajib pajak

Adapun peneliti menggunakan rumus slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan yang sederhana.

Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2.780 wajib pajak, sehingga presentase kelonggaran yang digunakan adalah 10%. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, berikut perhitungannya:

2.7801 2.780 0,1

96,52

Jumlah sampel dibulatkan menjadi 97 wajib pajak. 5. Pembahasan dan Hasil 5.1 Pengujian Instrumen Penelitian a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen atau item-item dalam mengukur apa yang ingin diukur. Validitas item dilakukan untuk mengetahui seberapa cermat suatu item dalam mengukur objeknya. Item merupakan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada responden dalam bentuk kuesioner yang memiliki tujuan untuk mengungkapkan sesuatu Priyanto (2012). Uji validitas dilakukan pada setiap item pertanyaan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana r tabel diperoleh melalui degree of freedom (df) = n-2 (n adalah jumlah sampel) dengan signifikansi 0,05 (5%). Metode pengambilan keputusan untuk uji validitas berdasarkan nilai korelasi adalah sebagai berikut: a) Jika nilai r hitung < r tabel maka item

dinyatakan tidak valid b) Jika nilai r hitung > r tabel maka item

dinyatakan valid Berdasarkan hasil pengujian, semua indikator

yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang digunakan mempunyai koefisien korelasi yang lebih besar dari nilai r tabel yaitu sebesar. Dengan demikian hal ini menunjukkan bahwa semua indikator sebagai pengukur dari masing-masing variabel tersebut adalah valid.

423 

Page 4: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

b. Uji Reliabilitas Menurut Priyatno (2012), Uji Reliabilitas

digunakan untuk, menguji konsistensi alat ukur, apakah hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang. Instrumen kuesioner yang tidak reliabel maka tidak konsisten untuk pengukuran, sehingga hasil pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Cronbanch’s Alpha.

Tabel 2 Hasil Pengujian Reliabilitas

No Variabel Cronbanch’s

Alpha Ket

1 Persepsi Kemudahan (X1) 0.951 Tinggi 2 Persepsi Kebermanfaatan (X2) 0.913 Tinggi 3 Persepsi Risiko (X3) 0.873 Tinggi 4 Kepuasan Wajib Pajak (X4) 0.791 Tinggi 5 Penggunaan E-Filling (Y) 0.650 Tinggi

Sumber: Data primer diolah dalam penelitian, 2017 Berdasarkan data tabel tersebut, variabel

independen maupun variabel dependen dapat dikatakan reliabel, karena melebihi batas skor reliabilitas Cronbach’s Alpha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data kuesioner yang peneliti gunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya. 5.2 Statistik Deskriptif

Menurut Sugiyono (2008) dalam Agustiningsih (2016), statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan berlaku umum.

Tabel 3 Hasil Pengujian Statistic Deskriptif

N Min Max Sum Mean Std.

Deviation X1 78 20,00 55,00 3633,00 46,58 8,565 X2 78 21,00 55,00 3549,00 45,50 8,202 X3 78 20,00 50,00 3239,00 41,53 6,666 X4 78 6,00 15,00 951,00 12,19 2,423 Y 78 6,00 15,00 963,00 12,35 2,295

Valid N (listwise)

78

Data tabel diatas menjelaskan nilai terendah, tertinggi, jumlah dan rata-rata setiap variabel independen dan variabel dependen. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah Wajib Pajak yang pernah menggunakan e-filling yang terdaftar di KPP Pratama Jayapura. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini antara lain: penggunaan e-filing di KPP Pratama Jayapura (Y) sebagai variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi kemudahan (X1), persepsi kebermanfaatan (X2), persepsi risiko (X3), dan kepuasan pengguna (X4). 5.3 Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan analisis grafik dilakukan dengan menggunakan histogram atau normal probability plot dan uji statistik non- parametik kolmogrov-smirnov.

Gambar 1 Hasil Pengujian Normalitas

Berdasarkan hasil output SPSS, tampilan histogram terlihat gambar kurva dependen dan regression standardized residual membentuk gambar mengikuti tingkat arah kurva. Oleh karena itu, berdasarkan uji normalitas, analisis regresi layak digunakan. b. Uji Multikolinearitas

Menurut Gozali (2011) dalam Agustiningsih (2016), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan VIF (Variance Infation Factor). Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkkan nilai VIF yang cukup kecil. Dimana semuanya berada dibawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan gejala multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang saling independen. c. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu maka menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.

Gambar 2 Hasil pengujian Heterokedastisitas

424  

Page 5: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

5.4 Hasil Analisis Regresi Hasil regresi adalah berupa koefisien untuk

masing-masing variabel independen. Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen dengan satu persamaan. Berdasarkan hasil pengujian, maka diperoleh persamaan sebagai berikut:

Y = 0,560+0,118X1+0,034X2+0,114X3+0,253X4+ ε Adapun persamaan regresi linier berganda tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut: a. Jika nilai variabel persepsi kemudahan, persepsi

kebermanfaatan,persepsi risiko dan kepuasan pengguna bernilai 0 maka penggunaan sistem e-filing sebesar .560.

b. Nilai koefisien x1 = 0,118 yang artinya, apabila variabel persepsi kemudahan (X1) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka penggunaan sistem e-filing (Y) akan meningkat sebesar 0,118 dengan asumsi bahwa variabel lain nilainya tetap dan begitupun sebaliknya.

c. Nilai koefisien x2 = 0,034 yang artinya, apabila variabel persepsi kebermanfaatan (X2) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka penggunaan sistem e-filing (Y) akan meningkat sebesar 0,034 dengan asumsi bahwa variabel lain nilainya tetap dan begitupun sebaliknya.

d. Nilai koefisien x3 = 0,114 yang artinya, apabila variabel persepsi risiko (X3) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka penggunaan sistem e-filing (Y) akan meningkat sebesar 0,114 dengan asumsi bahwa variabel lain nilainya tetap dan begitupun sebaliknya.

e. Nilai koefisien x4 = 0,253 yang artinya, apabila variabel kepuasan penggunaan (X4) mengalami kenaikan sebesar 1 satuan maka penggunaan sistem e-filing (Y) akan meningkat sebesar 0,253 dengan asumsi bahwa variabel lain nilainya tetap dan begitupun sebaliknya.

5.5 Pengujian Hipotesis a. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui secara parsial variabel independen persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan pengguna terhadap penggunaan sistem e-filling. Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial.

Tabel 4 Hasil Analisis Hipotesis Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B

Std. Error

Beta

1

(Constant) .560 .894 .626 .533 X1 .118 .042 .441 2.843 .006 X2 -.034 .043 -.121 -.779 .439 X3 .114 .043 .331 2.682 .009 X4 .253 .092 .267 2.739 .008

a. Dependent Variable: Y

1) Hasil uji t untuk variabel persepsi kemudahan (X1) diperoleh t hitung sebesar 2,843 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,006. Batas

signifikan 0,05 dan diperoleh t tabel 1,666 berdasarkan ketentuan (n – k = 78 -5 = 73). Dengan demikian t hitung sebesar 2,843 > t tabel sebesar 1,666, ini berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi kemudahan secara parsial berpengaruh dan signifikan terhadap penggunaan sistem e-filing.

2) Hasil uji t untuk variabel persepsi kekebermanfaatan (X2) diperoleh t hitung sebesar 0,779 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,439. Batas signifikan 0,050 dan diperoleh t tabel 1,666 berdasarkan ketentuan (n – k = 78 -5 = 73). Dengan demikian t hitung sebesar 0,779 < t tabel sebesar 1,666, ini berarti bahwa Ha ditolak dan H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi kebermanfaatan secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap penggunaan sistem e-filing.

3) Hasil uji t untuk variabel persepsi risiko (X3) diperoleh t hitung sebesar 2.682 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,009. Batas signifikan 0,050 dan diperoleh t tabel 1,666 berdasarkan ketentuan (n – k = 78 -5 = 73). Dengan demikian t hitung sebesar 2,682> t tabel sebesar 1,666, ini berarti bahwa Ha diterima dan H0

ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persepsi risiko secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem e-filing.

4) Hasil uji t untuk variabel kepuasan wajib pajak (X4) diperoleh t hitung sebesar 2.739 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,008. Batas signifikan 0,050 dan diperoleh t tabel 1,666 berdasarkan ketentuan (n – k = 78 -5 = 73). Dengan demikian t hitung sebesar 2,739 > t tabel sebesar 1,666, ini berarti bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepuasan wajib pajak secara parsial berpengaruh signifikan terhadap penggunaan sistem e-filing.

b. Uji Simultan (Uji F) Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah

semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat/ dependen.

Untuk mengetahui adanya pengaruh secara simultan, maka harus dibandingkan antara F hitung dengan F tabel. Apabila F > F tabel maka ini menandakan adanya pengaruh. Untuk menentukan F tabel maka digunakan ketentuan sebagai berikut: 1) n = jumlah sampel yaitu 78 2) k = jumlah keseluruhan variabel yaitu 5 3) df residual = df total – df regression = n- k =

78-5 = 73 4) df regression = k-1 = 5-1 = 4

Sehingga diperoleh F tabel sebesar 2,50. Dengan demikian F hitung sebesar 48.815 > F tabel sebesar 2,50 dengan tingkat signifikan hitung 0,000, ini berarti bahwa Ha diterima H0 ditolak.

425  

Page 6: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Penggunaan e-filing. c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,713. Hal ini berarti bahwa persepsi kemudahan (X1), persepsi kebermanfaatan (X2), persepsi risiko (X3) dan kepuasan wajib pajak (X4) mempunyai pengaruh sebesar 71% terhadap penggunaan sistem e-filing untuk orang pribadi yang terdaftar di kpp pratama jayapura. Sedangkan sisanya 29% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. 5.5 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh persepsi Kemudahan terhadap

Penggunaan sistem e-filing Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis 1, penelitian ini berhasil membuktikan persepsi kemudahan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak di kpp pratama jayapura dengan hasil pengujian yang menunjukkan nilai thitung 2,843 > nilai ttabel 1,666 dan nilai signifikan 0,006 < 0,050. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Citra Noviandini (2012), dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi kemudahan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan e-filling. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden paham untuk mengoprasikan sistem e-filling. Meskipun penggunaan e-filling melalui media internet dan pada jaman sekarang pengetahuan tentang internet mengalami perkembangan yang sangat baik. Hal tersebut didukung dengan sosialisasi yang maksimal dari Direktorat Jenderal Pajak. 2. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan terhadap

Penggunaan sistem e-filing Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis 2, penelitian ini berhasil membuktikan persepsi kebermanfaatan tidak berpengaruh terhadap Penggunaan sistem e-filing di kpp pratama jayapura dengan hasil pengujian yang menunjukkan nilai thitung 0,779 < nilai ttabel 1,666 dan nilai signifikan 0,439 > 0,050. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurul Citra Noviandini (2012), dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi kemudahan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan e-filling. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi persepsi kebermanfaatan wajib pajak orang pribadi dalam mengoprasikan e-filling maka Wajib Pajak jarang menggunakan sistem e-filling.

3. Pengaruh Persepsi risiko terhadap Penggunaan sistem e-filing

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis 3, penelitian ini berhasil membuktikan persepsi risiko berpengaruh terhadap Penggunaan sistem e-filing di kpp pratama jayapura dengan hasil pengujian yang menunjukkan nilai thitung 2.682 < nilai ttabel 1,666 dan nilai signifikan 0,009> 0,050. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2011), dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa persepsi risiko tidak pengaruh terhadap penggunaan e-filling. Hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah persepsi risiko wajib pajak orang pribadi dalam mengoprasikan e-filling maka Wajib Pajak akan sering menggunakan sistem e-filling. 4. Pengaruh Kepuasan wajib pajak terhadap

Penggunaan sistem e-filing Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis 4, penelitian ini berhasil membuktikan kepuasaan wajib pajak berpengaruh siginifikan terhadap penggunaan sistem e-filing di KPP Pratama jayapura dengan hasil pengujian yang menunjukkan nilai thitung 2.739 > nilai ttabel 1,666 dan nilai signifikan 0,008 >0,050. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Noviandini (2012) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara variabel kepuasan wajib pajak bepengaruh terhadap penggunaan e-filing, sehingga dapat disimpulkan jika wajib pajak merasa puas menggunakan e-filing maka wajib pajak akan terdorong untuk menggunakannya kembali. 5. Pengaruh Persepsi kemudahan,persepsi

kebermanfaatan,persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak terhadap Penggunaan sistem e-filing.

Berdasarkan hasil penelitian untuk pengujian hipotesis 5 dapat diketahui bahwa pengaruh keempat variabel independen yaitu persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Penggunaan e-filing. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan nilai Fhitung > Ftabel (48.815> 2,50) dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. 6. Kesimpulan Dan Saran 6.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak terhadap Penggunaan sistem e-filing di KPP Pratama Jayapura. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Persepsi Kemudahan memiliki pengaruh

terhadap penggunaan e-filing, dengan begitu hipotesis pertama diterima. Hal ini terjadi karena sebagian besar responden paham dan mudah mengerti dalam mengoprasikan sistem e-

426  

Page 7: DETERMINAN PERSEPSI KEMUDAHAN, PERSEPSI …semnastikom.uniyap.ac.id/download/paper/98492ba87d1d1611f1db11480d2d94e1.pdf · Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (SPT PPh WP OP), paling

Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, 3 November 2017

filling. Meskipun penggunaan e-filling melalui media internet dan pada jaman sekarang, pengetahuan tentang internet mengalami perkembangan yang sangat baik. hal tersebut didukung dengan sosialisasi yang maksimal dari Direktorat Jendral Pajak

2. Persepsi Kebermanfaatan tidak memiliki pengaruh terhadap Penggunaan sistem e-filing. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak. Semakin rendah persepsi kebermanfaatan wajib pajak orang pribadi dalam mengoprasikan e-filling maka Wajib Pajak akan semakin jarang menggunakan sistem e-filling.

3. Persepsi risiko memiliki pengaruh terhadap Penggunaan sistem e-filing.Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima dan menunjukkan bahwa semakin rendah persepsi risiko wajib pajak orang pribadi dalam mengoprasikan e-filling maka Wajib Pajak akan sering menggunakan sistem e-filling.

4. Kepuasan wajib pajak memiliki pengaruh terhadap Penggunaan sistem e-filing. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis keempat di terima. sehingga dapat disimpulkan jika wajib pajak merasa puas menggunakan e-filing maka wajib pajak akan terdorong untuk menggunakannya kembali.

5. Persepsi kemudahan, persepsi kebermanfaatan, persepsi risiko dan kepuasan wajib pajak berpengaruh secara simultan terhadap Penggunaan sistem e-filingHal ini menunjukkan bahwa hipotesis kelima dapat diterima.

6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan hal-hal yang

terkait dengan keterbatasan penelitian ini maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Direktorat Jendral Pajak hendaknya lebih

mensosialisasikan mengenai sistem e-filling dan bagaimana cara mengoperasikannya sehingga diharapkan dapat meningkatkan Penggunaan sistem e-filing yang lebih baik lagi untuk masa yang akan datang.

2. Hendaknya prosedur penggunaan e-filling lebih disederhanakan supaya sistem e-fillimg lebih mudah di pelajari bagi wajib pajak yang belum pernah menggunakan e-filling.

3. Bagi Direktorat Jendral Pajak, Hendaknya menerapkan sistem e-filling dengan lebih meluas pada wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak badan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adiguna Dewa Gede Satria, Yuniarta Gede Adi, Sinarwati Ni Kadek, 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Wajib Pajak Dalam Menggunakan E-Filing. e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)

[2] Ernawati Nanik & Delima Zamrud Mirah, 2016. Pengaruh Persepsi Kemudahan Penggunaan, Persepsi Kegunaan, Dan Pengalaman Terhadap Minat Wajib Pajak Menggunakan Sistem E-Filing (Studi Kasus Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kabupaten Pati). Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 5 No. 2 Juli 2016, Hal. 163 – 174

[3] Hsu Meng-Chiang dan Chiu Chao-Ming, 2004. Predicting Electronic Service Continuance with A Decomposed Theory of Planned Behaviour. Behaviour & Information Technology, September-Oktober 2004, Vol. 23, No. 5, 359 373

[4] Indriantoro, Nur., Bambang Supomo, 2009. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

[5] Noviandini Nurul citra, 2012. Pengaruh Persepsi Kebermanfaatan, Persepsi Kemudahan Penggunaan, Dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta, Jurnal Nominal / Volume I Nomor I

[6] P. Robbins, Stephen. 2008. Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan. Jakarta: Salemba Empat.

[7] Sugiharti Mirza Ayu, Suhadak , Dewantara Rizki Yudhi. 2015. Analisis Efektivitas Dan Kelayakan Sistem Pelaporan Pajak Menggunakan E-Filing Terhadap Kepuasan Wajib Pajak (Studi Pada Kpp Pratama Malang Utara Periode 2015). Jurnal Perpajakan (JEJAK) (Vol. 6 No. 2. 2015) perpajakan.studentjournal.ub.ac.id.

[8] Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[9] Suherlan, Herlan MM & Budiono, Yono MBA, MSC. 2013. Psikologi Pelayanan. Bandung: Media Perubahan

[10] Sujarweni, V dan Poly Endrayanto. 2012. Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.

427