5. PERCOBAAN FOTOSINTESIS
-
Upload
marten-tamtam -
Category
Documents
-
view
639 -
download
19
Transcript of 5. PERCOBAAN FOTOSINTESIS
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN
“PERCOBAAN FOTOSINTESIS”
Oleh:
MAFIDATUL ILMI (100210103090)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2012
I. JUDUL: Percobaan Fotosintesis
II. TUJUAN:
1. Mengetahui peranan cahaya dalam fotosintesis
2. Untuk mengetahui hubungan terbentuknya oksigen dan berat tumbuhan air
pada proses fotosintesis
III. DASAR TEORI
a. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu
dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya
matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga dinamakan
asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada memanfaatkan zat karbon udara
untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup. (Prawirahartono, 1998:89).
Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tanaman yang akan
menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasan pada manusia oleh karena itu
manusia tidak dapat terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada tumbuhan maka tidak akan
ada udara untuk pernapasan manusia. Oleh karena itu manusia tidak bisa terlepas dari lingkungan
untuk kebuuhan hidupnya (Odum, 1967: 19).
cahaya matahari
6CO2+6H2O C6H12O6+6O2
klorofil
dari persamaan diatas menujukkan bahwa hubungan antara zat-zat yang dipakai dan dihasilkan
oleh proses fotesintesis melibatkan stidak-tidaknya 2 (dua) proses yang amat berbeda menjadi
jelas setelah dilakukannya percobaan. Tumbuhan air yang hijau, Elodea merupakan organisme uji
percobaan. Bila sepotong tumbuhan itu ditempatkan terbalik didalam larutan encer NaHCO3,
(yang merupakan sumber CO2) diterangi dengan lampu senter mak gelembung oksigen akan
segera dkeluarkan dari bagian potong tangkainya. Karena laju fotosintesis tidak meningkatnya
penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling tidak ada dua proses berlainan
yang terlibat: satu, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan yang satu lagi reksi yang tidak
memerlukan cahaya. Yang terakhir dinamai “reaksi gelap” walau dapat berlangsung terus dalam
terang. Blackman berteori bahwa pada intensitascahaya sedang “reaksi terang” membatasi atau
melajukan seluruh proses (Kimball, 1994: 180).
b. Kloroplas
Fotosintesis berlangsung di kloroplas, yang mana pada bagian ini mengandung banyak
pigmen klorofil. Klorofil dapat dibedakan menjadi bebrapa tipe, yaitu: klorofil a, b, c, d dan tipe
e. pembagian tersebut adalah berddasarkan rantai samping yang mengingat inti porfitinnya. Jenis
klorofil yang paling banyak ditemukan pada tumbuhan tingkat tinngi adalah jenis a dan b.
Klorofil a biasanya adalah untuk sinar hijsu biru, sementara klorofil b untuk sinar kunig hijau.
Klorofil laen (jenis c, d, e) ditemukan hanya pada alga dan dikombinasikan dengan klorofil a.
Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energy dari sinar matahari untuk digunakan
dalam proses fotosintesis. (Tjitrosoepomo, 1998).
Kloroplas memiliki pigmen-pigmen lainnya, yaitu Karotinoid yang merupakan derivate
dari likopen. Pada korola, kaliks, kulit buah yang telah matang atau masak, klorofil telah
menghilang (terurai) dan menimbulkan warna kuning atau warna merah yang kemudian tampak,
atau warna-warna lainnya. Dalam hal demikina kloroplas telah berganti isi yang disebut
kromoplas (Sitompul, 1995).
c. Peranan Matahari Dalam Proses Fotosintesis dan sifat cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses
tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses
fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan
cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahar (Dwijoseputro:
1983).
Cahaya matahari merupakan sebentuk energi yang dikenal sebagai gelombang
elektromagnetik, disebut juga radiasi elektromagnetik. Jarak antar gelombang elektromagnetik
disebut panjang gelombang (wavelength). Panjang gelombang berkisar kurang dari satu
nanometer (untuk sinar gama) sampai lebih dari satu kilometer (untuk gelombang radio).
Keseluruhan kisaran radiasi ini deiseut sebagai spektrum elektromagnetik. Segmen spektrum
yang paling penting bagi tumbuhan adalah pita sempit antara panjang gelombang sekitar 380 nm
sampai 750 nm. Radiasi ini dikenal sebagai cahaya tampak, karena dapat dideteksi sebagai
beraneka ragam warna oleh mata manusia. Model cahaya sebagai gelombang menjelaskan
banyak sifat cahaya, namu dalam beberapa hal cahaya berperilaku seolah-olah terdiri atas
partikel-partikel diskret yang disebut foton. Foton bukanlah objek yang bisa diindra, namun
bertindak seperti objek karena masing-masing mempunyai kuantitas energi yang tetap. Jumlah
energi tersebut berbanding terbalik dengan panjang gelombang cahaya: semakin pendek panjang
gelombang, semakin besar energi foton dari cahaya tersebut (Campbell, 2012: 205).
http://www.google.co.id/imgres?q=spektrum+elektromagnetik+fotosintesis)
d. Pigmen fotosintetik: reseptor cahaya
Ketika cahaya bertemu materi, cahaya mungkin dipantulkan, diteruskan, atau diserap.
Zat yang menyerap cahaya tampak dikenal sebagai pigmen. Pigmen-pigmen yang berbeda
menyerap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda pula, dan panjang gelombang
yang diserap pun menghilang. Kita melihat daun yang berwarna hijau karena klorofil menyerap
cahaya violet-biru dan merah sambil meneruskan dan memantulkan cahaya hijau (Campbell,
2012: 205).
e. Proses Fotosintesis Pada Tumbuhan Air Hydrilla (Hydrilla verticillata)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Alismatidae
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticillata (L. f.) Royle
Usaha untuk memahami fotosintesis telah dilakukan sejak lama oleh para ilmuwan. Awalnya,
seorang ahli kimia Inggris bernama Joseph Priestley (1772) menunjukkan bahwa tumbuhan
mengeluarkan suatu gas yang membuat api lilin dapat menyala walaupun dalam tabung gelas
yang tertutup. Coba simak prinsip percobaan yang dilakukannya pada gambar x1. Dalam
sungkup tabung gelas tanpa tanaman, api lilin yang dinyalakan cepat padam. Namun setelah ke
dalamnya disusupkan tanaman, pada beberapa hari kemudian ternyata lilin dapat dinyalakan lagi.
Lilin tetap menyala selama “gas” dari tanaman itu masih ada. Pada waktu itu, Dia belum tahu
bahwa gas itu adalah oksigen. Prinsip dasar percobaannya dapat digambarkan pada gambar 1 :
Gb. 1 : Prinsip dasar percobaan J. Priestley
Dua ratus tahun kemudian, banyak peneliti tertarik untuk ikut menggali lebih lanjut dari temuan Priestley tersebut. Jan Ingenhousz (1779), ahli fisiologi dari German melakukan eksperimen dengan menggunakan tumbuhan air (Hydrila verticilata). Dari percobaannya ditunjukkan tiga hal penting, meliputi :(1) gas yang dikeluarkan oleh tumbuhan itu ternyata adalah O2,(2) cahaya matahari dibutuhkan untuk proses tersebut,(3) bagian yang berhijau daun saja yang mengeluarkan O2.
Gb.2 : Percobaan Ingenhousz
IV. METODE PENELITIANIII.1 Alat Dan Bahan
4.1.1 peranan gelombang cahaya dalam fotosintesis
Alat:
Gelas piala 1000 ml
Bunsen / pemanas listrik
Silet
Penjepit kertas
Botol semprot
Gelas piala 500 ml
Cawan petri (diameter 9-10 cm)
Pipet tetes
Pinset
Gunting
Bahan :
Kertas karbon hitam
Plastik transparan warna biru tua, merah, bening, kuning, dan hijau
Tanaman jambu biji dan ketela pohon
Alkohol 70%
Air
Larutan I pekat dalam alkohol
Kantung plastyc
4.1.2 korelasi pembentukan oksigen dan berat tumbuhan air dalam proses
fotosintesis
Alat:
Labu erlenmeyer
Sumbat gabus lubang
Pipa kapiler berskala
Stopwatch
Timbangan
Bahan
Hydrilla sp.
Air jernih
III.2 Langkah Kerja
III.2.1 peranan gelombang cahaya dalam fotosintesis
Satu minggu sebelum perconaan, tutup daun singkong dan daun jambu biji dengan mika warana biru tua, merah, hijau, kuning, bening, dan kertas karbon hitam
Pada hari percobaan, ambil daun dan gambar di atas kertas serta tentukan posisi mika pembungkus daun.
Didihkan 300 ml air dalam gelas piala1000 ml, tempatkan gelas piala 500 ml yang berisi ethanol 70 % sebanyak 100 ml
Masukkan daun ke dalam ethanol mendidih setelah mikanya dilepas
Setelah daun berwarna putih, angkat dengan hati-hati lalu cuci dengan aquades
Rendam dalam iodin sampai terjadi perubahan warna ungu kehitaman pada daun
Amati daun yang berubah warna, gambar
III.2.2 korelasi pembentukan oksigen dan berat tumbuhan air dalam proses
fotosintesis
Timbang Hydrilla sebanya 5 dan 10 gram, masukkan dalam tabung erlenmeyer berisi air penuh, tutup dengan gabus berlubang
Masukkan pipa kapiler hingga mencapai dasar, lapisi dengan vaselin
Letakkan perangkat tersebut dalam tempat terang
Amati kecepatan naiknya air pada pipa kapiler tiap satu menit sampai 10 menit.
Ulangi percobaan di atas, letakkan di tempat teduh
Bandingkan kecepatan pembentukan O2 dari ke dua tempat dan berat tumbuhan air yang berbeda.
V. HASIL PENGAMATAN
5.1 Peranan Gelombang Cahaya Dalam Fotosintesis
Kelompok
DaunWarna plastik
Sebelum direbus
Sesudah direbusSesudah direndam
I2Ket.
1Jambu
biji
HitamHijauKuningBiruMerahBening
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Kuning gelapKuning terangKuning gelapKuning terangKuning gelapHijau kekuningan
Coklat kehitamanKuning pudarKuning kecoklatanKuning terangKuning kecokalatanHijau kekuningan
2Jambu
biji
HitamHijauKuningBiruMerahBening
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Terbakar
Hijau kecoklatanHijau kecoklatanHijau kecoklatanHijau kecoklatanHijau kecoklatanTerbakar
Hijau kecoklatanUngu kehitamanHijau kecoklatanHijau kecoklatanHijau kecoklatanTerbakar
3Jambu
biji
HitamHijauKuningBiruMerahBening
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Hijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudar
Hijau pudarHijau pudarUngu kehitamanKuning kecoklatanHujai pudarHijau kekuningan
4Ketela pohon
HitamHijauKuningBiruMerahBening
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Hijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudar
KuningKuning kehijauanKuningHijauHijau kekuninganKuning
Terbakar pada bagian yang ditutupi karbonBerwarna hitam di luar mika merah
5Ketela pohon
HitamHijauKuningBiruMerahBening
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Hijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudarHijau pudar
Hiaju kecoklatanCoklat Hijau agak coklatHijau kecoklatanHijau kecoklatanHijau pudar
6Ketela pohon
HitamHijauKuningBiruMerahBening
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau
Cokelat agak hijauCokelat kehijauanHijau kecoklatanHijau kecoklatanCokelatCokelat kehijauan
Terbakar
5.2 korelasi pembentukan oksigen dan berat tumbuhan air dalam proses fotosintesis
Kelompok
Berat(g)
Tempat
Pergerakan eosinKecepatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 5 Terik - - - - - - - - - -2 5 Terik - - - - - - - - - -3 5 Terik - - - - - - - - - -4 10 Teduh - - - - - - - - - -5 10 Teduh - - - - - - - - - -6 10 Teduh - - - - - - - - - - Kecepatan cairan
Vcairan=∑ interval
t =
∑interval10 menit
= …… ml
menit
VI. PEMBAHASAN
Percobaan dengan topik Percobaan Fotosintesis ini bertujuan untuk mengetahui peranan
cahaya dalam fotosintesis dan untuk mengetahui hubungan terbentuknya oksigen dan berat
tumbuhan air pada proses fotosintesis.
A. Peranan gelombang cahaya dalam fotosintesis
Tumbuhan yang dijadikan bahan percobaan pada praktikum ini adalah kacang hijau dan
Hydrilla sp. Bahan lain yang digunakan adalah eosin. Satu minggu sebelum percobaan, daun
singkong dan daun jambu biji ditutup dengan mika yang warnanya berbeda, yaitu : biru tua,
merah, kuning, hijau, bening dan hitam. Pemberian perlakuan yang berbeda ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh spektrum cahaya terdapat proses fotosintesis. Setelah satu minggu, daun-
daun tersebut diambil dari pohonnya untuk diuji di laboratorium. Di laboratorium, daun digambat
di atas kertas dan tentukan posisi mika. Setelah itu lepas mika dan rebus daun di dalam ethanol
yang didihkan di dalam gelas piala besar berisi air. Fungsi ethanol adalah sebagai pelarut
klorofil yang terkandung pada daun. Sehingga lama kelamaan daun akan berwarna pudar
mendekati putih. Setelah itu daun direndam dalam iodin sampai terjadi perubahan warna pada
daun yang menunjukkan warna ungu kehitaman. Warna ungu kehitaman menunjukkan bahwa
telah terjadi penyerapan warna yang cukup banyak untuk digunakan dalam proses fotosintesis.
Dari tabel hasil pengamatan dapat dilihat bahwa, pada jambu biji, yang memberikan
warna ungu kehitaman setelah direndam dengan iodin adalah daun jambu biji yang ditutupi
dengan mika hijau. Indikatornya adalah daun yang berubah warna menjadi ungu kehitaman
adalah daun yang mengalami fotosintesis terbaik. Padahal, menurut dasar teori, pada spektrum
cahaya birulah fotosintesis terjadi maksimal karena warna biru mempunyai panjang gelombang
yang paling pendek dibandingkan dengan warna lain yang digunakan pada percobaan ini,
sehingga menghasilkan energi yang lebih besar karena menurut dasar teori panjang gelombang
berbanding terbalik dengan energi yang dihasilkan. Untuk warna merah dan kuning, daun lebih
memanfaatkan gelombang cahaya merah daripada kuning, sehingga fotosintesis yang terjadi pada
daun yang dilapisi dengan warna merah lebih baik daripada fotosintesis daun yang dilapisi mika
kuning. Untuk mika bening, cahaya yang diteruskan ke daun hanya sedikit, hal ini ditunjukkan
dari hasil pengamatan kelompok 1 dan 3. Warna daun setelah direndam iodin warnanya hijau
kekuningan, mendekati warna hijau(warna asal daun) yang menandakan bahwa fotosintesis yang
terjadi intensitasnya sangat kecil.
Berbeda halnya dengan daun yang dilapisi dengan kertas karbon yang warnanya hitam.
Sifat dari warna adalah menyerap cahaya. Jadi warna hitam ini menyebabkan daun menyerap
semua pigmen cahaya dari cahaya tampak sehingga daun nampak seperti terbakar dan
fotosintesis tidak berjalan maksimal. Akibatnya, intensitas cahaya yang tinggi menyebabkan
klorofil rusak. Daun yang terbakar adalah daun singkong, sedangkan daun jambu biji tidak, hal
ini disebabkan karena struktur lamina daun dari singkong lebih tipis daripada jambu biji.
Pada daun ketela pohon juga menunjukkan hasil yang sama seperti pada daun jambu
biji. Fotosintesis yang maksimal adalah pada daun yang diberi mika biru, merah, hijau, kuning.
Sedangkan daun yang diberi warna hitam fotosintesisnya terganggu karena cahaya yang diserap
begitu banyak sedangkan pada mika yang bening cahaya dipantulkan sehingga hanya sedikit
cahaya yang dapat digunakan untuk fotosintesis. Pada daun yang diberi mika biru menunjukkan
perubahan warna menjadi hijau kecoklatan (kelompok 5 dan 6) sedangkan hasil dari kelompok 4
memberikan warna hijau. Kenapa tidak terjadi perubahan warna ungu kehitaman bisa disebabkan
oleh perendaman iodin yang kurang lama, sehingga hasil percobaan dari praktikum ini menjadi
kurang akurat. Pada daun yang diberi warna merah, hasil dari tiap kelompok menunjukkan warna
yang berbeda. Kelompok 4 daunnya berubah warna menjadi hijau kekuningan, sedangkan
kelompok 5 menjadi hijau kecoklatan, dan kelompok 6 menjadi cokelat. Perubahan warna yang
berbeda ini tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah adanya perubahan warna dari warna
semula yang menunjukkan wahwa telah terjadi fotosintesis pada daun tersebut. Hal ini juga
berlaku untuk warna-warna yang lain.
Apabila dibandingkan, fotosintesis yang terjadi pada jambu biji lebih baik daripada yang
terjadi pada ketela pohon. Karena daun singkong struktur lamina daunnya lebih kokoh daripada
daun singkong. Mika yang paling baik membantu dalam proses fotosintesis adalah mika biru,
merah, hijau, kuning. Sedangakan warna hitam dan bening kurang baik dalam membantu
fotosintesis. Jadi dapat disimpilkan bahwa cahaya sangat berpengaruh terhadap pengaktifan
klorofil dan mempengaruhi keadaan kerjanya (maksimal atau tidak) dalam proses fotosintesis.
B. Korelasi pembentukan oksigen dan berat tumbuhan air dalam proses fotosintesis
Untuk mengetahui hubungan antara oksigen dan berat tumbuhan air dalam proses fotosintesis
dilakukan percobaan menggunakan Hydrilla verticillata. Hydrilla ini merupakan tumbuhan air
yang tidak langsung mengambil O2 dari udara bebas, tetapi melainkan dari air yang menjadi
lingkungannya. Langkah pertama yang dilakukan adalah menimbang Hydrilla sebanyak 5 dan 10
gram, masing-masing diletakkan dalan tabung kemudian diisi air sampai penuh dan tutup dengan
pia respirometer. Lapisi dengan vaselin batas antara tabung erlenmeyer dengan pipa respirometer.
Agar tidak ada udara maupun air yang terbebas ke lingkungan luar. Perangkat respirometer yang
berisi air ini diletakkan di 2 tempat yang berbeda kadar cahaya yang bertujuan untuk memperoleh
hasil gelembung yang berbeda pula jumlahnya sehingga didapatkan hubungan antara jumlah
gelembung dengan kadar cahaya yang ada dan berat tumbuhan. Tempat yang dipilih adalah di
luar ruangan dan di dalam ruangan. Namun karena suasana mendung dan tidak ada cahaya
matahari maka percobaan tidak dapat dilanjutkan dan semuanya memberikan hasil gagal karena
tidak ada perubahan yang terjadi.
Apabila cuaca mendukung maka di dalam tabung erlenmeyer akan muncul
gelembung-gelembung udara yang menurut dasar teori merupakan gelembung udara berisi
oksigen yang menunjukkan bahwa telah terjadi fotosintesis pada hydrilla. Semakin tinggi
intensitas cahaya maka oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis juga semakin banyak. Hal
ini lah yang menyebabkan mengapa air bisa naik melalui pipa respiroter (disebabkan adanya
gelembung udara berisi oksigen hasil fotosintesis). Semakin berat hydrilla maka jumlah oksigen
yang dihasilkan semakin banyak karena daun yang berwarna hijau yang digunakan untk
fotosintesis juga semakin banyak. Air pada pipa kapiler bisa naik karena Hydrilla melakukan
proses fotosintesisi yang mengahsilkan oksigen dan dikeluarkan dari tubuhnya langsung
bersentuhan dengan air membentuk gelembung-gelembung udara, sehingga menyebabkan ruang
di dalam tabung erlenmeyer semakin penuh sehingga mendesak air di dalam tabung dan akhirnya
menyebabkan air di dalam pipa kapiler bisa naik ke atas.
VII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Cahaya matahari berperan sebagai sumber utama penghasil cahaya yang digunakan sebagai bahan pokok untuk melakukan fotosintesis.
2. Hubungan antara berat tumbuhan air dengan oksigen yang dihasilkan adalah: semakin berat tumbuhan air akan menyebabkan semakin banyak oksigen yang dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A.; Jane B. Reece and Lawrence G.Mitchell. 1999. Biology. Addison- Wesley,
Inc. California
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta.: Gramedia.
Kimball. 1994. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Odum. 1997. Biologi umum. Jakarta: Gramedia
Prawiraharto. 1996. Anatomi Tumbuhan. Surabaya: Intan Pariwara.
Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta:UGM Press.
Suyitno. Materi pokok: fotosintesis. Bahan ajar.
Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. Yogyakarta: UGM. Press.