5 MASALAH DALAM FAKTA LAPANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

5
5 MASALAH DALAM FAKTA LAPANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DENGAN ANALISISNYA DAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pendididkan Teknologi dan Kejuruan Disusun oleh : Anwar Dwi Murwanto 12504244002 C2 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

description

5 MASALAH DALAM FAKTA LAPANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

Transcript of 5 MASALAH DALAM FAKTA LAPANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

5 MASALAH DALAM FAKTA LAPANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN DENGAN ANALISISNYA DAN KEBIJAKAN YANG TERKAIT

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliahPendididkan Teknologi dan Kejuruan

Disusun oleh :Anwar Dwi Murwanto12504244002C2

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA2013Berikut 5 masalah dalam fakta lapangan pendidikan kejuruan dengan analisisnya dan kebijakan yang terkait :1. Keperdulian Industri terhadap pendidikan kejuruan yang rendahTerkait dengan kebijakan yang tertulis dalam Undang-undang No.2 Tahun 1989 pasal 11 ayat 3 yang menyebutkan bahwa Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu terkait dengan kebijakan tersebut peran suatu industri cukup penting dalam upaya pengembangan mutu atau keterampilan seorang siswa di pendidikan kejuruan. Mengingat teknologi yang semakin maju dan modern jika sarana praktek kejuruan hanya mengandalkan dari sekolah maka kelak di industry tempat mereka bekerja nanti jika tidak pernah melakukan penyesuaian di dunia industry pasti akan sedikit mengalami kesulitan atau kurang pengalaman. Tetapi pihak industry masih sedikit sekali yang perduli terhadap perkembangan pendidikan di pendidikan kejuruan. Hal ini ditunjukkan dengan sering terjadinya penolakan dari pihak industry saat pelajar atau seorang siswa di pendidikan kejuruan meminta izin praktek industry (PI) atau Praktek Kerja Lapangan di industry tersebut dengan berbagai alasan. Padahal siswa tersebut suatu saat bisa saja menjadi generasi penerus bagian dari industri tersebut. Hal ini berhubungan dengan salah satu yang di sebutkan dalam teori prosser yang menyebutkan bahwa: PENDIDIKAN KEJURUAN akan efisien jika disediakan lingkungan belajar yang sesuai dengan (replika) lingkungan di tempat kelak mereka akan bekerja. 2. Sarana dan prasarana pendukung pembelajaran yang kurang memadaiDi dalam sebuah sekolah kejuruan sarana dan prasarana pendukung merupakan bagian yang juga penting dalam perkembangan pendidikannya. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah. Namun kurang memadainya sarana dan prasana dalam suatu sekolah masih saja sering dijumpai. Misalkan alat-alat perlengkapan praktek yang kurang memadai atau terlalu tradisional atau bahan sudah rusak dan belum ada pembaharuan. Sehingga di era perkembangan teknologi yang semakin maju ini jika saat pendidikan masih menggunakan alat yang kurang memadai tersebut kelak mereka di dunia kerja akan menghadapi kesulitan atau kurangnya pengetahuan dan pengalaman dengan alat-alat yang semakin modern. Hal ini terkait dengan teori prosser yang menyebutkan bahwa: Latihan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan jika tugas-tugas yang diberikan di dalam latihan memiliki kesamaan operasional dengan peralatan yang sama dan mesin yang sama dengan yang akan dipergunakan di dalam kerjanya kelak. Hal ini terkait dalam kebijakan Keputusan Mendikbud No. 323/U/1997 yang menyebutkan bahwa lengkapnya komponen-komponen dalam penyelenggaraan pendidikan sangatlah penting dalam peningkatan dan pengembangan mutu pendidikan.3. Kompetensi lulusan yang belum optimalDalam teori prosser disebutkan bahwa Untuk setiap pekerjaan terdapat kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh individu agar bisa menjabat pekerjaan itu. Jika pelatihan tidak diarahkan mencapai kompetensi minimal individu dan masyarakat akan rugi. Dalam masalah ini bisa dijumpai adanya beberapa lulusan dari sekolah kejuruan yang kompetensi kejuruannya kurang maksimal. Sehingga jika lulusan tersebut akan melamar pekerjaan di sebuah industry pasti industry tersebut lebih akan mempertimbangkan untuk menerimanya. Hal ini bisa saja terjadi karena mungkin siswanya yang tidak cocok atau tidak sesuai dengan bakat dan minatnya saat memilih jurusan di pendidikan kejuruan atau bisa saja karena tenaga pengajar yang dalam penyampaian pembelajaranya sulit dipahami seperti yang dituliskan dalam teori prosser nomor 7 berikut : Pendidikan kejuruan akan efektif jika pelatihnya cukup berpengalaman dan menera Pendidikan Kejuruanan kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar. Masalah ini terkait dengan kebijakan Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 pasal 1 ayat 3 yang menyatakan pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu dalam kebijakan tersebut maka seorang siswa harus benar-benar menguasai pengetahuan dalam jurusannya.4. Program yang ada di pendidikan kejuruan dibanding bidang-bidang kejuruan terbatasDalam kasus ini dapat dijumpai kurang adanya suatu jurusan di suatu sekolah semisal jurusan tertentu tersebut hanya dapat dijumpai di sekolah favorit yang biayanya cukup mahal atau hanya dapat dijumpai di luar daerah. Sehingga jika ingin masuk di jurusan tersebut harus ke luar daerah dan tentunya biayanya akan lebih. Sehingga terkait dengan teori prosser yang menyebutkan bahwa: Pemberian latihan kejuruan yang efektif untuk semua profesi,perdagangan, pekerjaan hanya dapat diberikan kepada kelompok terpilih yang memang memerlukan, menginginkan dan sanggup memanfaatkannya. Jadi jika seseorang memang minat dan bakatnya pada jurusan tersebut maka pendidikan tersebut akan sangat bermanfaat. Berbegda dengan siswa yang misalkan hanya memilih jurusan tersebut daripada putus sekolah maka pengetahuannya akan berbeda dengan siswa yang minat dan bakatnya pada jurusan tersebut.5. Pemahaman tujuan pendidikan kejuruan oleh praktisi yang kurangSeperti yang tertulis dalam teori prosser yang menyebutkan bahwa PENDIDIKAN KEJURUAN harus mengenal kondisi kerja dan harapan pasar. Jadi setiap siswa yang masuk ke sekolah kejuruan harus benar-benar memahami tujuan khusus suatu SMK. Tujuan khusus SMK salah satunya yaitu menciptakan lulusan agar siap untuk bekerja mandiri maupun mengisi lapangan pekerjaan di industry sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan bidang dan program keahlian yang diminati. Sehingga kelak mereka tamat dari sekolah tersebut siswa sudah memiliki tujuan yang akan dicapainya. Walaupun masih saja terdapat tamatan dari sekolah kejuruan yang ingin melanjutkan sekolahnya de perguruan tinggi.