5. Kalibrasi Pesawat Rontgen

7
KALIBRASI PESAWAT RONTGEN MATERI Kalibrasi adalah suatu upaya untuk membandingkan antara parameter – parameter, yaitu parameter yang sudah di setting pada display pada pesawat rontgen sesuai dengan parameter yang dihasilkan oleh pesawat rontgen. Pelaksanaan kalibrasi dilakukan pada saat : 1.Pesawat di produksi yaitu kalibrasi yang dilaksanakan di pabrik pada saat pesawat di buat. 2. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen selesai di pasang. 3.Kalibrasi pada saat pesawat rontgen selesai di perbaiki. 4.Kalibrasi pada saat pesawat rontgen sudah lama tidak di pakai. 5.Dan dilakukan pada saat parameter – parameter pesawat rontgen sudah tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya. JENIS – JENIS PELAKSANAAN KALIBRASI 1. Kalibrasi no loud ( tanpa beban ) Kalibrasi no loud dilakukan pada saat tidak di pasang pada beban yaitu dengan melepas tabung x-ray. Pada kalbrasi no loud ini dilakukan pengkalibrasian pada beberapa faktor yaitu : a) Faktor efektifitas autotransformator atau power supply. b) Faktor efektifitas High Tension Transformator ( HTT ). c) Faktor perbandingan antara transformator primer HTT dengan transformator sekunder HTT. d) Faktor perubahan tegangan dari tegangan efektif ke tegangan yang di ukur ( peak ). Faktor – faktor di atas terjadi pada transformator, pada transformator selalu ada kerugian – kerugian yang menyebabkan beberapa faktor diatas. Kerugian – kerugian yang disebabkan oleh transformator yaitu :

description

5. Kalibrasi Pesawat Rontgen

Transcript of 5. Kalibrasi Pesawat Rontgen

KALIBRASI PESAWAT RONTGEN

MATERI

Kalibrasi adalah suatu upaya untuk membandingkan antara parameter parameter, yaitu parameter yang sudah di setting pada display pada pesawat rontgen sesuai dengan parameter yang dihasilkan oleh pesawat rontgen.

Pelaksanaan kalibrasi dilakukan pada saat :1. Pesawat di produksi yaitu kalibrasi yang dilaksanakan di pabrik pada saat pesawat di buat.2. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen selesai di pasang.3. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen selesai di perbaiki.4. Kalibrasi pada saat pesawat rontgen sudah lama tidak di pakai.5. Dan dilakukan pada saat parameter parameter pesawat rontgen sudah tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya.

JENIS JENIS PELAKSANAAN KALIBRASI

1. Kalibrasi no loud ( tanpa beban )

Kalibrasi no loud dilakukan pada saat tidak di pasang pada beban yaitu dengan melepas tabung x-ray. Pada kalbrasi no loud ini dilakukan pengkalibrasian pada beberapa faktor yaitu :a) Faktor efektifitas autotransformator atau power supply.b) Faktor efektifitas High Tension Transformator ( HTT ).c) Faktor perbandingan antara transformator primer HTT dengan transformator sekunder HTT.d) Faktor perubahan tegangan dari tegangan efektif ke tegangan yang di ukur ( peak ).Faktor faktor di atas terjadi pada transformator, pada transformator selalu ada kerugian kerugian yang menyebabkan beberapa faktor diatas. Kerugian kerugian yang disebabkan oleh transformator yaitu :a) Hysterisislooses yaitu kerugian yang terjadi pada lempengan besi.b) Edicurrent yaitu kerugian yang terjadi pada kumparan.c) Kerugian arus focoult.Kerugian kerugian ini menyebabkan impedansi pada transformator yaitu jika kerugian pada transformator sebesar 90% maka keluarannya sebesar 10%. Dan begitu juga dengan kerugian pada transformator sebesar 10% maka keluarannya sebesar 90%.

2. Kalibrasi loud on ( dengan beban )

Kalibrasi ini dilakukan dengan menggunakan atau dipasang pada sparegap, dimana sparegap ini terdiri dari 2 bola ( S1 dan S2 ) yang terbuat dari besi yang di topang oleh penyangga yang dilengkapi dengan skala yang berguna untuk mengetahui jarak antara kedua bola tersebut. Pada bola besi S1 dipasangkan kutub anoda dari tabung x-ray, bola besi S1 ini bekerja sebagai stasioner yaitu hanya diam atau tidak dapat diatur posisinya dan pada bola besi S2 dipasangkan kutub katoda dari tabung x-ray, bola besi ini bekerja sebagai variabel yaitu bisa atau dapat diatur posisinya.

Gambar kalibrator sparegap

CARA KERJA :Pertama, pesawat rontgen di hidupkan kemudian tegangan dimasukkan. Dan kemudian jarak antara kedua bola besi diatur sehingga menimbulkan loncatan api. Setelah menimbulkan loncatan bunga api maka pengaturan di hentikan, kemudian kita lihat di skala. Untuk bola besi yang berdiameter 5 cm pada jarak 1,7 cm maka tegangan yang di hasilkan adalah 50 KV. Setelah loncatan bunga api pertama maka pemberian tegangan masukan di atur pada kondisi lebih tinggi dari semula. Kemudian kita atur jarak kedua bola hingga menimbulkan loncatan bunga api. Kemudian kita lihat di skala dimana pada jarak 2,7 cm tegangan yang di hasilkan sebesar 70 KV.Kemudian di atur kembali seperti di atas, dan lihat skala sampai menunjukkan jarak 3,9 cm tegangan yang dihasilkan 90 KV. Setiap 3 kali pengukuran perubahan KV antara 2 bola besi ( S1 dan S2 ) tersebut di atur ke posisi awal setiap pengukurannya.

3. Kalibrasi non invasive

3.1. Kalibrasi dengan KVP mentor ( terbuat dari Siemens ).

Rom /I / V

R / DDIV

Rom

I / V /

Kalibrasi dengan KVP mentor dilaksanakan agar mendapatkan nilai KVP yang sesuai dengan yang diatur. Kalibrasi ini biasanya untuk pesawat rontgen multipurpose atau komputerize. Saat sinar X menembus materi akan terjadi penyerapan radiasi. Daya tembus radiasi tersebut ditentukan oleh besarnya perbedaan potensial antara anoda dan katoda. Besarnya beda potensial tersebut ditentukan oleh pemilihan tegangan tinggi atau KVP. Besarnya KVP tersebut selain menentukan bentuk besarnya daya tembus juga akan menentukan bentuk spektrum dari radiasi yang dihasilkan. Misalkan untuk 70 KV akan berbeda dengan spektrum yang dibentuk pada 100 KV.

KVP mentor ini terdiri dari 2 buah filter alumunium yang tebalnya masing masing 1,5 mmAL dan 0,75 mmAL. Dan KVP mentor ini juga dilengkapi dengan peralatan elektronik seperti ionitation chamber, current to voltage, rangkaian penguat diferensial, ratio formation (DIV ),

Ionitation chamber ini disebut bilik ionisasi yang berfungsi sebagai pengubah sinar X menjadi arus sinyal listrik lalu arus sinyal listrik. Keluaran dari ionisasi chamber akan dibandingkan keluar 1,25 dan 0,75, sehingga terjadi ratio diantaranya alat ini juga dilengkapi dengan system komputerisasi yang dirancang sedemikian rupa sehingga dihasilkan perbandingan dari keluaran kedua sinyal tersebut diistilahkan dengan Q = Quitation Ration Formation, ionisasi chamber pada pengukuran ini diletakkan persis dibawah kolimator. Arus sinyal listrik ini dirubah oleh current to voltage menjadi tegangan yang akan dikuatkan oleh rangkaian penguat diferensial dan dirubah menjadi penunjukkan pada komputer pada DIV, lalu diproses menuju ke ROM ( Read Only Memory ) sebagai penyimpanan data dan juga sebagai pengubah untuk di tampilkan pada display.

3.2. SOP ( Standar Operasional Prosedur ) kalibrasi dengan kalibrator Piranha ( terbuat dari perancis ).

Sambungkan pesawat rontgen pada catu daya PLN Nyalakan Laptop / komputer Sambungkan PORT USB dari komputer ke alat kalibrasi ( piranha ), piranha ini terdiri dari metal tebal dan tipis. Metal di sini berfungsi sebagai untuk memfilter sinar x Klik software ortigo Meletakkan alat ( piranha ) di bawah kolimator dengan jarak 1 meter dari tabung x-ray dan tegak lurus 90 derajat Setelah persiapan selesai nyalakan pesawat rontgen Atur centering kolimator agar lebar atau luasnya penyinaran sesuai dengan tanda di alat ( piranha ) tersebut Lalu klik centering pada ortigo yang berada pada laptop / komputer Setelah itu atur KV dan MAS pada pesawat rontgen Dan tekan handswitch setengah setelah beberapa detik tekan full sampai expose selesai. Dan lepas handswitch jika ada bunyi ( BEP ) keluar dari pesawat rontgen Lalu lihat pada laptop / komputer centering kolimator jika muncul angka 1 maka jatuhnya sinar x tepat dengan jarak 1 meter dari tabung x-ray dan tegak lurus 90 derajat pada alat kalibrator piranha ( proses ini dilakukan hanya sekali pada setiap kalibrasi ) Lalu kita atur KV dan MAS jika ingin mengkalibrasi KV maka MAS selalu tetap, dan jika ingin mengkalibrasi MAS maka KV selalu tetap. Setelah persiapan selesai maka lakukan proses expose seperti diatas. Dan catat hasil pembacaan pada software ortigo ( lakukan sebanyak 3 kali ) Setiap kali pengukuran atau setiap kali expose diberi jeda waktu 1 sampai 3 menit agar filament tidak panas sehingga mesin tidak cepat rusak Jika hasil dari data pengukuran tersebut kurang lebih dari 10 % maka pesawat rontgen yang telah di kalibrasi masih laik di pakai.

4. Kalibrasi invasive dengan menggunakan oscilloscop dan HTT probe

CARA KERJA :

Pada saat setelah KV, mA dan timer di atur, SWE ditekan maka arus akan mengalir ke HTT kemudian masuk ke penyearah diode bridge. Misalnya kita ingin melakukan kalibrasi pada TUBE I maka TUBE tersebut diganti dan dilepas dan dipasang dengan oscilloscope dan TUBE II tetap dipasang , dan jika ingin mengkalibrasi TUBE II maka TUBE tersebut diganti dan dilepas dan dipasang dengan oscilloscope dan TUBE I tetap dipasang.

Kemudian pilih change over switch untuk memilih TUBE I atau TUBE II yang akan di kalibrasi. Over switch TUBE I dan TUBE II di jumper. Maka arus mengalir ke Ry 1 energize atau bekerja sehingga menyebabkan menutupnya contactor yang tadi normally open menjadi close ( Pb1 dan Pb2 ), karena over switch TUBE I dan TUBE II di jumper maka Ry 2 juga energize atau bekerja sehingga menyebabkan menutupnya contactor yang tadi normally open menjadi close ( Pb3 dan Pb4 ) sehingga arus mengalir secara bersamaan.

Arus yang keluar dari HTT mengalir ke penyearah diode brige yang akan disearahkan menjadi DC full wave. Sehingga arus DC positif ( + ) tersebut mengalir memberikan polaritas positif ke anoda melalui Pb 1, dan juga mengalir memberikan polaritas positif ke voltage deveider ( VD ) melalui Pb 3. Dan arus DC negatif ( - ) tersebut mengalir memberikan polaritas negatif ke katoda melalui Pb 2, dan juga mengalir memberikan polaritas negatif ke voltage deveider ( VD ) melalui Pb 4. Perbandingan Voltage deveider ( VD ) yaitu 1 : 10.000. Jadi jika mensetting KV sebesar 10 KV maka tegangan output pada voltage deveider harus menunjukkan + 1 volt ( untuk oscilloscop + ) dan 1 volt ( untuk oscilloscop - ). Karena oscilloscop tidak dapat menerima tegangan tinggi maka tegangan yang keluar harus di bandingankan oleh voltage deveider ( VD ). AC

WPmax

AIsin

VUd

TUBE I

TUBE II

Ry 1

Pb1

Pb 2

Ry 2

Pb 3

Pb 4

TUBE I

TUBE IIanoda

TUBE IIkatoda

Oscilloscop +

Oscilloscop -

GND

GND

mA

+

-

TIMER

SWE

VD

1 : 10.000

VD

1 : 10.000