4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

86
Model-model Revolusi Industri 4.0 Pembelajaran Inovatif di Era SriHandayani,S.Pd.,M.Pd. Prof.Dr.SriUmiMintartiW.,S.E.,M.P.,Ak. RizzaMegasari,S.Pd.,M.Pd. Buku Ajar Strategi pembelajaran Ekonomi

Transcript of 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

Page 1: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

Model-model

Revolusi Industri 4.0

Pembelajaran I n o vat i f di Era

Sri�Handayani,�S.Pd.,�M.Pd.Prof.�Dr.�Sri�Umi�Mintarti�W.,�S.E.,�M.P.,�Ak.Rizza�Megasari,�S.Pd.,�M.Pd.

B u k u A j a r Strategi pembelajaran Ekonomi

Page 2: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

dengan bentuk dan cara apapun tanpa izin dari penerbit.

Buku AjarStrategi Pembelajaran Ekonomi

“Model-model Pembelajaran Inovatif di Era Revolusi Industri 4.0”

Penulis:Sri Handayani, S.Pd., M.Pd.

Prof. Dr. Sri Umi Mintarti W., S.E., M.P., Ak.Rizza Megasari, S.Pd., M.Pd.

ISBN : 978-623-6634-21-9

Editor : HandayaniPenata Letak : Van BaszmannDesain Sampul : Ahmad Yuan

Copyright@Literindo Berkah Karya86 hlm, 14 x 21 cm

Cetak Pertama, April 2020

Edulitera(Anggota IKAPI / No. 211/JTI/2019)

PT. Literindo Berkah JayaJl. Raya Apel 28.A Semanding, Sumbersekar, Dau - Malang

Telp./Fax: (0341) 5033 268Hp: 0821-3201-5444

Email: [email protected]: www.literindo.id

Page 3: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

3

PRAKATA

Puji syukur atas rahmat dan hidayah yang telah diberikan Tuhan YME atas karunianya kami dapat menyelesaikan

Buku Ajar ini. Buku ajar ini dapat digunakan oleh mahasiswa yang ingin mengembangkan wawasan dan pemahamanya dalam bidang pedagogi. Sebagai guru professional tentunya harus selalu melakukan dan mengembangkan inovasi pembelajaran. Untuk itu hadirnya Buku Ajar “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0” dapat dijadikan salah satu alternative sumber belajar pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, dan Microteaching. Hadirnya buku ini semoga dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan.

Tim Penulis

Page 4: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

4

DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ................................................................................................ 4

CHAPTER 1REVOLUSI INDUSTRI 4.0 .......................................................... 5

CHAPTER 2MODEL – MODEL PEMBELAJARAN ...................................19

CHAPTER 3PEMBELAJARAN BERBASIS STEM .....................................49

CHAPTER 4PEMBELAJARAN ABAD 21 .....................................................55

CHAPTER 5Implementasi STEM ..................................................................66

Page 5: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

5Sri Handayani, et.al

CHAPTER 1

REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami definisi Revolusi Industri 4.0

2. Mahasiswa mampu memahami manfaat Revolusi Industri 4.0

3. Mahasiswa mampu memahami karakteristik Revolusi Industri 4.0

4. Mahasiswa mampu memahami Revolusi Industri 4.0 dalam kegiatan pembelajaran.

Page 6: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

6 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

Definisi

Sebelum membahas tentang model-model pembelajaran yang cocok diterapkan di era revolusi industry 4.0, maka ha-rus memahami terlebih dahulu tentang Konsep Revolusi In-dustri 4.0.

Banyak definisi yang menjelaskan tentang RI 4.0. Menurut Kanselir Jerman Angela Markel (dalam Prasetyo 2018: 19) berpendapat bahwa industri 4.0 adalah transformasi kompherenshif dari keseluruhan aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan internet dengan industri konvensional. Pengertian yang lebih teknis disampaikan oleh kangerman (dalam Prasetyo dan Sutopo, 2018: 19) bahwa industri 4.0 adalah integrasi dari cyber physical sistem (CPS) dan internet of things and service (IoT dan Ios) ke dalam proses industri meliputi manufaktur dan logistik serta proses lainnya.

Kinzel (dalam Fauzan, 2018: 2) menjelaskan bahwa karakteristik industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa perkembangan berbagai teknologi terbaru yaitu :

1. Sistem siber-fisik

2. Teknologi informasi dan komunikasi

3. Jaringan komunikasi

4. Big data dan cloud computing

5. Peningkatan kemampuan peralatan untuk interaksi dan kooperasi manusia komputer

6. Pemodelan, virtualisasi dan simulasi

Page 7: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

7Sri Handayani, et.Al

Karakteristik industri revolusi 4.0 membuat otomatisasi sudah semakin jauh berkembang seperti yang telah disampaikan oleh kinzel mengenai karakteristik dari revolusi industri 4.0. Hal tersebut membuat banyak kemajuan dalam dunia teknologi.

Manfaat

Menurut Prasetyo dan Sutopo (2018: 18)

1. Pengembangan produk menjadi lebih cepat, mewujudkan permintaan yang bersifat individual (kustomisasi produk), produksi yang bersifat fleksibel dan cepat dalam menanggapi masalah serta efisiensi sumber daya.

2. Perbaikan produktivitas, mendorong pertumbuhan pendapatan, peningkatan kebutuhan tenaga kerja terampil dan peningkatan investasi.

3. Terwujudnya kostomisasi dari produk, pemanfaatan data idle dan perbaikan waktu produksi

4. Mampu memenuhi kebutuhan pelanggan secara individual, proses rekayasa dan bisnis menjadi dinamis, pengambilan keputusan menjadi lebih optimal, melahirkan model bisnis baru dan cara baru dalam mengkreasi nilai tambah.

Page 8: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

8 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

5. Mewujudkan proses manufaktur yang efisien, cerdas dan on-demand (dapat dikostumisasi) dengan biaya yang layak.

Karakteristik Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 memiliki karakter yang berbeda dengan revolusi-revolusi industri sebelumnya. Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan munculnya serangkaian teknologi baru yang menggabungkan dunia fisik, digital dan biologis, mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri, dan menantang gagasan tentang apa artinya menjadi manusia (Schwab, 2017). Beliau juga menuturkan bahwa dengan Revolusi Industri 4.0, dunia memiliki potensi untuk mengubungkan miliaran lebih orang dalam satu jaringan digital, meningkatkan efisiensi sebuah organisasi, dan bahkan mengelola aset-aset dengan berbagai cara yang dapat mempercepat regenerasi lingkungan hidup yang dirusak oleh revolusi-revolusi industri sebelumya.

Untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0, sumber daya manusia tetap merupakan elemen yang paling utama. Dalam siaran persnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu program prioritas dalam roadmap Making Indonesia 4.0, karena talent menjadi faktor kunci keberhasilan

Page 9: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

9Sri Handayani, et.Al

implementasi industri 4.0. Beliau juga menyampaikan perlunya perombakan kurikulum pendidikan, dengan lebih menekankan kepada Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics (STEAM).

Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im menyampaikan dalam siaran pers bahwa Kemenristekdikti telah melakukan terobosan untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia unggul, kreatif dan inovatif dalam menyongsong era Revolusi Industri 4.0. Beberapa diantaranya adalah pendidikan jarak jauh dan pembelajaran secara daring (e-learning) untuk meningkatkan akses pendidikan tinggi yang bermutu ke seluruh wilayah Indonesia. Ainun juga menekankan pentingnya perubahan kurikulum yang memungkinkan semua program studi memiliki penguasaan dasar teknologi, data, dan humanity. Sehingga lulusan perguruan tinggi akan mampu dan siap menghadapi tantangan dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0.

Revolusi Industri 4.0 dalam Kegiatan PembelajaranKarakteristik Pembelajaran di Era Revolusi Indus­tri

Menurut Triling & Fadel mengatakan bahwa:

Abad ke-21 sebagai abad keterbukaan atau (globalisasi). Karena itu, muatan pembelajaran diharapkan mampu memenuhi 21st century skills, yakni 1) pembelajaran dan keterampilan inovasi meliputi penguasan pengetahuan dan keterampilan yang beraneka ragam, pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan penyelesaian masalah, komunikasi

Page 10: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

10 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

dan kolaborasi, dan kreatifitas dan inovasi, 2) keterampilan literasi digital meliputi literasi informasi, literasi media, dan literasi ICT, 3) karir dan kecakapan hidup meliputi fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan budaya, produktifitas dan akuntabilitas, dan kepemimpinan dan tanggung jawab (Trilling & Fadel, 2009).

Agar peserta didik dapat bersaing dan menghadapi era revolusi industri 4.0 perlu ditanamkan beberapa keterampilan yang harus dikuasai antara lain: keterampilan berpikir kritis dan dapat menyelesaikan permasalahan, keterampilan dalam dunia digitalisasi, dan dapat beradaptasi dengan dunia luar.

Dalam pidatonya Mendikbud RI Muhadjir Effendy pada kegiatan Hardiknas 02 Mei 2018 di Universitas Negeri Yogyakarta, menyampaikan bahwa “……Pertama diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis. Kedua, diharapkan peserta didik memiliki kreatifitas dan memiliki kemampuan yang inovatif. Ketiga, kemampuan dan keterampilan berkomunikasi. Keempat, kemampuan bekerjasama dan berkolaborasi, dan terakhir, diharapkan peserta didik memiliki kepercayaan diri” (Hafil, 2018). Dengan adanya revolusi industri 4.0 diharapkan dunia dapat mengalami perubahan kearah yang lebih baik lagi.

Di era revolusi industri 4.0 dalam bidang pendidikan perlu adanya inovasi yang baru dan berkualitas. Menurut Guilford (1985) penerapan dari pendidikan nilai yang dikembangkan adalah:

1) anak dididik dan dilatih dengan cara bekerja sambil belajar. Kecerdasan berfikir anak dikembangkan dengan

Page 11: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

11Sri Handayani, et.Al

seluas-luasnya; 2) memupuk kepribadian anak dengan kepribadian Indonesia sehingga menjadi pribadi yang dinamis, percaya diri, berani, bertanggung jawab dan mandiri; 3) pelajaran tidak hanya diberikan pada jam pelajaran saja, tetapi juga dalam setiap kesempatan di luar jam sekolah; dan 4) contoh perbuatan baik diterapkan karena lebih berhasil dalam membina watak yang baik . hal inilah yang membedakan manusia dengan mesin di era globalisasi industri ke 4.

Sedangkan Kirschenbaum (1992) menyatakan bahwa

Pendidikan nilai pada dasarnya lebih ditujukan untuk memperbaiki moral bangsa. Pendidikan nilai mengajarkan generasi muda tentang value dan moral yang seharusnya dimiliki. Pendidikan nilai ditujukan untuk mencegah antara lain meningkatnya kasus kejahatan, degradasi moral dan penggunaan obat-obatan terlarang oleh generasi muda. Melalui pembelajaran berbasis nilai diharapkan siswa dapat menentukan nilai baik dan buruk dalam kehidupan sehingga dapat memilih nilai yang baik untuk peningkatan kualitas hidupnya di dalam masyarakat. Tapi pada kenyataanya, semakin pesatnya arus teknologi justru siswa- siswa semakin terlena dan memiliki sikap yang enggan bertanggung jawab, degradasi moral dan meningkatnya kasus kejahatan dikalangan siswa.

Menristekdikti (2018) bahwa dalam menghadapi era revolusi industri 4 beberapa hal yang harus dipersiapkan diantaranya:

Page 12: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

12 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

a) persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif. untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil terutama dalam aspek data literacy, technological literacy and human literacy; b) rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan; c) persiapan sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0; d) peremajaan sarana prasarana dan pembangunan infrastruktur pendidikan, riset, dan inovasi juga perlu dilakukan untuk menopang kualitas pendidikan, riset, dan inovasi.

Page 13: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

13Sri Handayani, et.Al

EVALUASI

A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Perhatikan pernyataan di bawah ini!

1. Ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan informasi.

2. guru abad 21 harus kreatif dan inovatif dalam mengembangkan metode belajar atau mencari pemecahan masalah-masalah belajar,

3. Semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh ‘logika jaringan’ yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas proses-proses dan organisasi-organisasi.

4. guru abad 21 di tengah pesatnya perkembangan era teknologi digital, bagaimanapun harus mampu melakukan transformasi kultural

5. teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dan berubah secara terus-menerus.

Dari pernyataan di atas yang merupakan karakteristik masyarakat informasional berbasis digital antara lain ….

a. 1,2,3 dan 4

b. 1,2, dan 3

c. 2,3, dan 4

d. 1, 3 dan 5

Page 14: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

14 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

2. Yang menjadi fokusi dalam Making Indonesia 4.0 adalah …..

a. Pengembangan sumber daya manusia di indonesia agar memiliki pengetahuan dan keahlian terutama dalam pengaplikasian teknologi di bidang perindustrian

b. Penemuan teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dan berubah secara terus-menerus

c. Target menjadi masyarakat informasi diarahkan pada ukuran terhubungnya seluruh desa dalam jaringan teknologi komunikasi dan informasi pada tahun 2015

d. Perubahan peradapan menuju masyarakat berpengetahuan (knowledge society)

3. Menurut Menristekdikti (2018) bahwa dalam menghadapi era revolusi industri 4.0 seharusnya melakukan persiapan dalam bentuk di bawah ini KECUALI …..

a. Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif (aspek data literacy, technological literacy and human literacy)

b. Rekonstruksi kebijakan kelembagaan pendidikan tinggi yang adaptif dan responsif terhadap revolusi industri 4.0 Dalam mengembangkan transdisiplin ilmu dan program studi yang dibutuhkan

c. Persiapan sumber daya manusia yang responsive, adaptif dan handal untuk menghadapi revolusi industri 4.0

Page 15: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

15Sri Handayani, et.Al

d. Revolusi industri 4.0 Ditandai dengan munculnya serangkaian teknologi baru yang menggabungkan dunia fisik, digital dan biologis, mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, dan industri, dan menantang gagasan tentang apa artinya menjadi manusia

4. Suatu strategi yang dirancang oleh Kemenperin dalam menghadapi era revolusi industry 4.0 disebut …..

a. Rekonstruksi Indonesia 4.0

b. Globalisasi Indonesia 4.0

c. Making Indonesia 4.0

d. Strategi Indonesia 4.0

5. Yang merupakan langkah dasar yang sudah dimulai Indonesia dalam mewujudkan RI 4.0 adalah ….

a. Danya inovasi teknologi dengan pengembangan startup yang memfasilitasi tempat inkubasi bisnis

b. Meningkatkan kompetensi sdm melalui program link and match diantara pendidikan dengan industry

c. Menyiapkan lima sektor manufaktur yang menjadi percontohan dalam memperkuat fundamental struktur industri di indonesia

d. Pemanfaatan teknologi digital untuk memacu daya saing dan produktivitas industri kecil dan menengah (IKM) hingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.

Page 16: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

16 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

B. Berikan jawaban dengan jelas dan lengkap pada pertanyaan di bawah ini!

1. Berikan pendapat Saudara tentang 3 kelebihan dan kelemahan dengan adanya era Revolusi Industri 4.0! (Jelaskan dengan memberikan contoh implementasi)

2. Sebutkan dan jelaskan karakteristik dari Era Revolusi Industri 4.0!

3. Sebutkan dan jelaskan 5 manfaat dari Revolusi Industri 4.0, serta lengkapi deskripsimu dengan menambahkan contoh berdasarkan aktifitas Saudara dalam kehidupan sehari – hari.

4. Berikan contoh implementasi dalam kegiatan pembelajaran yang mengintegrasikan Era Revolusi Industri 4.0.!

5. Berikan penjelasan tentang kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh guru dalam menyelenggarakan pendidikan di era revolusi industry 4.0.!

Page 17: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

17

DAFTAR RUJUKAN

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Fauzan. 2018. “Karakteristik Model Dan Analisa Peluang Tantangan Industri 4.0”, https://Karakteristik-model-dan-analisa-peluang-tantangan-industri-4-0-rahman-fauzan-1-1-master-of-industrial-strategic-management.html

Guilford, J. P. (1985). The structure-of-intellect model. In B. B. Wolman eo(Ed.), Handbook of intelligence: Theories, measure- ments, and applications (pp. 225–266). New York: Wiley.

Hafil, M. (2018, Mei 02). Mendikbud Ungkap Cara Hadapi Revolusi 4.0 di Pendidikan. REPUBLIKA.co.id. (Online). https://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/18/05/02/p8388c430-mendikbud-ungkap-cara-hadapi-revolusi-40-di-pendidikan diakses pada 29 Oktober 2019

h t t p s : / / k e m e n p e r i n . g o . i d / a r t i k e l / 1 9 6 7 6 /Revolusi-Industri-4.0-Buka-Peluang-Dongkrak-%E2%80%98Skill%E2%80%99-SDM

https://ristekdikti.go.id/kabar/kemenristekdikti-siapkan-program-terobosan-untuk-membangun-sumber-daya-manusia-menyongsong-era-industri-4-0/

Kirschenbaum, D.S.&Tomarken 0A J.(1982). On facing the generalization problem The study of self-regulatory failure. In E C. Kendall (Ed.), Advances in cognitive-behavioral research and therapy (Vol. 1). New York: Academic Press.

Page 18: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

18

Menristekdikti. 2018. Pengembangan Iptek dan Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri 4.0. (Online) https://ristekdikti.go.id/pengembangan- iptek-dan-pendidikan-tinggi-di-era-revolusi-industri-4-0-2/ diakses tanggal 29 Oktober 2019.

Prsetyo, Sutopo. 2018. “Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek Dan Arah Perkembangan Riset”, https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgti/article/viewFile/18369/12865

Sabri, Ahmad, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta: Quantum

Schwab, K. (2017) The Fourth Industrial Revolution. Crown Publishing Group, New York.

Suwardana. 2017. “Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental”, http://ojs.unik-kediri.ac.id/index.php/jatiunik/article/view/117/87

Teaching, 2010.

Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21 Century Skills. 21St Century Skill.

Page 19: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

19Sri Handayani, et.al

CHAPTER 2

MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami Definisi Model Pembelajaran

2. Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis model pembelajaran

Untuk menerapkan kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui penggunaan mo del-model pembelajaran. Untuk selanjutkan akan dijelaskan tentang konsep, prinsip dan jenis-jenis model pembelajaran.

A. Definisi Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasi-kan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, sebenarnya model pembela-jaran memiliki arti yang sama dengan

Page 20: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

20 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

pendekatan atau strategi pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

Model pembelajaran (Teaching Models) atau (Models of Teaching) memiliki makna lebih luas dari metode, strategi/pendekatan dan prosedur. Istilah model pembelajaran adalah pendekatan tertentu dalam pembelajaran yang tercakup dalam tujuan, sintaks, lingkungan dan sistem manajemen (Arends, 1997:7). Ciri – ciri dari model pembelajaran antara lain: (1) memiliki rasionalisasi teoritis, (2) terkait dengan hasil pembelajaran, (3) menurut perilaku guru, (4) dan menuntut struktur kelas.

Seorang guru diharapkan memiliki motivasi dan semangat pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dijalaninya. Menurut Sardiman A. M. (2004 : 165), guru yang kompeten adalah guru yang mampu mengelola program belajar-mengajar. Mengelola di sini memiliki arti yang luas yang menyangkut bagaimana seorang guru mampu menguasai keterampilan dasar mengajar, seperti membuka dan menutup pelajaran, menjelaskan, menvariasi media, bertanya, memberi penguatan, dan sebagainya, juga bagaimana guru menerapkan strategi, teori belajar dan pembelajaran, dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif. Setiap guru harus memiliki kompetensi adaptif terhadap setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan di bidang pendidikan, baik yang menyangkut perbaikan kualitas pembelajaran maupun segala hal yang berkaitan dengan peningkatan prestasi belajar peserta didiknya

Page 21: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

21Sri Handayani, et.Al

B. Jenis – jenis Model Pembelajaran

Jenis-jenis model pembelajaran menurut Richard I. Arends antara lain: model pembelajaran langsung (Direct Instruction), model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Instructions) dan strategi-strategi belajar (Learning Strategies). Berikut dapat dijelaskan dalam tulisan di bawah ini:

a). Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan pembelajaran siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklarasi yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah.

Sintaks model pembelajaran langsung adalah sebagai berikut.

Tabel 3.1 Sintaks model pembelajaran langsung

Fase Peran Guru1. Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan siswaGuru menjelaskan tujuan, in-formasi latar belakang pela-jaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar

2. Mendemonstrasikan penge tahuan atau keterampilan

Guru mendemonstrasikan keterampilan atau menyaji-kan informasi setahap demi setahap

3. Membimbing pelatihan Guru memberikan pelatihan awal

Page 22: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

22 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

4. Mengecek pemahaman dan pemberian umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

5. Memberi kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan ke-sempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada pen-erapan untuk situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari

b). Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pembelajaran langsung. Model ini dapat digunakan untuk mengajarkan materi yang agak kompleks dan lebih tinggi lagi. Model pembelajaran kooperatif dapat membantu guru untuk mencapai tujuan model pembelajaran kooperatif.

Tabel 3.2 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Peran Guru1. Menyampaikan

tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan pem-belajaran dan memotivasi siswa untuk belajar

2. Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

3. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membentuk setiap kelompok agar melakukan transisi secara efesien

Page 23: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

23Sri Handayani, et.Al

4. Membimbing kelompok belajar untuk bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas

5. Evaluasi Guru mengevalusi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

6. Memberikan Penghargaan

Guru menggunakan cara-cara yang sesuai untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan

dengan otrang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembegian tugas, dan rasa senasib. Dengan m e m a n f a a t k a n kenyatan itu, belajar

berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksu konsep,

Page 24: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

24 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Dalam melakukan model pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan berbagai teknik misalnya STAD (Student Team Achievement Division), Jigsaw, TPS (Think, Pair, Share), TGT (Team Games Tournament), Example Non Example, GI (Group Investigation), dan Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).

c). Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah

Model ini tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Model ini dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, keterampilan intelektual, belajar berperan berbagai orang dewasa melalui pelibatan siswa dalam pengalaman nyata atau simulasi dan menjadi self-regulated kearner.

Page 25: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

25Sri Handayani, et.Al

Tabel 3.3 Sintaks model pembelajaran berdasarkan masalah

Fase Peran Guru1. Orientasi siswa

kepada masalahGuru menjelaskan tujuan pembe-lajaran, menjelaskan segala hal yang akan dibutuhkan, memoti-vasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipi-lihnya

2. Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa mendefi-nisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan ekspe-rimen atau pengamatan untuk mendapat kan penjelasan dan pe-mecahan masalah

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai, melaksanakan eksperimen atau pengamatan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan

Selain jenis model pembelajaran di atas ada beberapa model pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan. Model tersebut yaitu:

Page 26: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

26 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

1). Model pembelajaran berbasis SCL

Model pembelajaran berbasis SCL (Student Centered Learning) yaitu suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa sebagai pebelajar. Pendekatan ini lebih memungkinkan peserta didik untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran. Model SCL (Student Centered Learning) sangat digemari karena berbagai alasan, diantaranya:

a. Diterimanya pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran;

b. Adanya pergeseran paradigma pengajaran ke pembelajaran;

c. Adanya pergeseran dari teacher oriented ke student oriented;

d. Adanya pergeseran dari orientasi hasil ke proses pembelajaran;

e. Diterimanya konsep pendidikan sepanjang hayat;

f. Diterimanya konsep multiple intelligence;

g. Semakin mudah dan murahnya akses informasi melalui jaringan dan perangkat ti;

h. Tersedianya buku-buku referensi yang mudah diperoleh.

Dalam hal ini yang perlu dipahami yaitu sebaik apapun model pembelajaran tersebut secara teoretik, tetapi keberhasilannya dalam membantu menciptakan pembelajaran yang kondusif bagi peserta didik sangat tergantung pada kepiawaian guru dalam menerapkannya.

Page 27: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

27Sri Handayani, et.Al

Penelitian di Jepang menunjukkan bahwa keunggulan pembelajaran di Jepang terutama disebabkan oleh peranan guru yang mampu memilih strategi pembelajaran yang efektif termasuk di dalam-nya memilih model pembelajaran (Aleks Masyunis, 2000). Guru memberikan warna dan nilai terhadap model yang diterapkan.

2). Model pembelajaran berbasis pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning)

Pendekatan CTL ada-lah konsep belajar yang membantu guru me-ngaitkan antara materi yang diajarkannya de-ngan situasi dunia nyata peserta didik dan men-

dorong peserta didik membuat hubungan antara penge-tahuan yang dimilikinya dengan penera-pannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni: konstruk-tivisme (Constructivism), bertanya (Questinoning), me-nemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Com-munity), pemodelan (Modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) (Johnson, 2002).

Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehingga akan

Page 28: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

28 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan. Pensip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosialisasi.

Sesuai dengan faktor kebutuhan individual peserta didik, maka untuk dapat meng-implementasikan pembelajaran kontekstual guru seharusnya:

• Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self-regulated learning) dengan 3 karakteristik umumnya (kesadaran berpikir, penggunaan strategi dan motivasi berkelanjutan).

• Menggunakan teknik bertanya (questioning) yang meningkatkan pembelajaran peserta didik, perkembangan pemecahan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Yang termasuk dalam kegiatan ini yaitu eksplorasi, membimbing, menuntun, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi.

• Mengembangkan pemikiran bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna jika ia diberi kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru (contructivism). Untuk mewujudkan ini dapat dilihat melalui membangun pemahaman sendiri, mengkonstruksi konsep-aturan, dan analisis-sintesis.

Page 29: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

29Sri Handayani, et.Al

• Memfasilitasi kegiatan penemuan (inquiry) agar peserta didik memperoleh pengeta-huan dan keterampilan melalui penemuan sendiri (bukan hasil mengingat sejumlah fakta). Lebih lanjut inquiry dapat dijelaskan dengan cara identifikasi, investigasi, hipotesis, konjektur, generalisasi, dan menemukan.

• Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik melalui pengajuan pertanyaan (questioning).

• Menciptakan masyarakat belajar (learning community) dengan membangun kerjasama antar peserta didik. Dalam indikator ini antara lain seluruh siswa partisipatif dalam belajar kelompok atau individual, minds-on, hands-on, mencoba, mengerjakan.

• Memodelkan (modelling) sesuatu agar peserta didik dapat menirunya untuk memper-oleh pengetahuan dan keterampilan baru. Yang termasuk dalam kegiatan ini adalah pemusatan perhatian, motivasi, penyampaian kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, dan contoh.

• Mengarahkan peserta didik untuk merefleksikan tentang apa yang sudah dipelajari melalui review, rangkuman, dan tindak lanjut.

• Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment) yaitu penilaian selama proses dan sesudah pembelajaran, penilaian terhadap setiap aktvitas-usaha siswa, penilaian portofolio, penilaian seobjektif-objektifnya dari berbagai aspek dengan berbagai cara.

Page 30: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

30 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

3). Model pembelajaran berbasis pendekatan PAIKEM

Pembelajaran berbasis pendekatan PAIKEM merupakan model pembelajaran yang dirancang dengan mengedepankan beberapa unsur yaitu keaktifan, inovatif dan kreatif, efektif dan menyenangkan. Secara lebih rinci akan diuraikan seperti tulisan di bawah ini.

a. Pembelajaran aktif Pembelajaran aktif artinya pembelajaran yang mampu

mendorong anak didik aktif secara fisik, sosial, dan mental untuk memahami dan mengembangkan kecakapan hidup menuju belajar yang mandiri, atau pembelajaran yang menekankan keaktifan anak didik untuk mengalami sendiri, berlatih, beraktivitas dengan menggunakan daya pikir, emosional, dan keterampilannya. Melalui pembelajaran aktif diharapkan anak didik akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas belajar dan potensi yang dimilikinya. Selain itu, mereka secara penuh dan sadar dapat menggunakan potensi sumber belajar yang terdapat di sekitarnya, lebih terlatih untuk berprakarsa, berpikir secara sistematis, kritis, tanggap, sehingga dapat menyelesaikan masalah sehari-hari melalui penelusuran informasi yang bermakna baginya. Pembelajaran yang aktif memang dapat kita lakukan jika kurikulum yang dirancang mampu membuat peserta didik lebih aktif.

Kurikulum terbaru kita menginginkan adanya perubahan pembelajaran dari teacher centered ke student centered. Perubahan ini tidak semudah diucapkan, karena

Page 31: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

31Sri Handayani, et.Al

pola pembelajaran kita sudah terbiasa dengan cara guru menjelaskan dan menyampaikan informasi, sedangkan peserta didik lebih banyak menerima. Namun bukan berarti kita pesimis dengan perubahan itu, tetapi mungkin pencapaiannya memerlukan waktu. Bagaimanapun habits yang sudah terbentuk lama, untuk mengubahnya perlu kesungguhan dan kemauan tinggi dari semua komponen yang terlibat dalam pembelajaran. Dalam hal ini peran guru juga berubah menjadi fasilitator dan menjadi guru yang aktif.

Guru yang aktif adalah guru yang memantau kegiatan belajar anak didik, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan memperbanyak gagasan anak didik untuk dapat dimunculkan. Sedangkan peserta didik yang aktif adalah mereka yang sering bertanya, mengemukakan pendapat, mempertanyakan gagasan sendiri/orang lain, dan aktif melakukan suatu kegiatan belajar (Mel Silberman, 2002).

b. Pembelajaran inovatif dan kreatifPembelajaran inovatif adalah pembelajaran dengan

memperkenalkan sesuatu yang berbeda yang belum dialami dari sebelumnya. Dalam penciptaan pembelajaran inovatif yang terpenting adalah kemauan dan keinginan pendidik untuk membuat belajar menjadi menarik untuk diikuti dan menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar.

Kreatif adalah cara berpikir yang mengajak kita keluar dan melepaskan diri dari pola umum yang sudah terpateri

Page 32: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

32 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

dalam ingatan. Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk mampu mengeluarkan daya pikir dan daya karsanya untuk menciptakan sesuatu yang di luar pemikiran orang kebanyakan.

Melepaskan diri dari sesuatu yang sudah terpola dalam pikiran kita bukanlah pekerjaan yang mudah. Beberapa hal yang mampu membangkitkan pikiran kita untuk menjadi kreatif antara lain : berfantasi atau mengemukakan gagasan/ide yang tidak umum, berada pada satu gagasan/ide untuk beberapa saat, berani mengambil resiko, peka terhadap segala keajaiban, penasaran terhadap suatu kebenaran, banyak membaca artikel penemuan yang membuatnya kagum dan terheran-heran. Seorang pemikir kreatif suka mencoba gagasan/ide yang berkebalikan dengan yang dipikirkan oleh orang banyak. Mereka suka melihat sisi-sisi lain yang baginya lebih menarik untuk dicermati dan dipikirkan.

Dalam menciptakan pembelajaran inovatif maupun kreatif diperlukan tiga sifat dasar yang harus dimiliki peserta didik maupun guru, yaitu peka, kritis, dan kreatif terhadap fenomena yang ada di sekitarnya. Peka artinya orang lain tidak dapat melihat keterkaitannya dengan konsep yang ada dalam otak, tetapi kita mampu menangkapnya sebagai fenomena yang dapat dijelaskan dengan konsep yang kita miliki. Kritis artinya fenomena yang tertangkap oleh mata kita mampu diolah dalam pikiran hingga memunculkan berbagai pertanyaan yang menggelitik kita untuk mencari jawabannya. Kreatif artinya dengan kepiawaian pola pikir dan didasari

Page 33: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

33Sri Handayani, et.Al

pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep tertentu lalu kita berusaha menjelaskan/menciptakan suatu aktivitas yang mampu menjelaskan fenomena tersebut kepada diri sendiri atau orang lain.

Guru yang kreatif dan inovatif adalah guru yang mampu mengembangkan kegiatan yang beragam di dalam dan di luar kelas, membuat alat bantu/media sederhana yang dapat dibuat sendiri oleh peserta didiknya. Demikian pula peserta didik yang kreatif dan inovatif mampu merancang sesuatu, menulis dan mengarang, dan membuat refleksi terhadap semua kegiatan yang dilakukannya.

c. Pembelajaran efektifEfektif memiliki makna tepat guna, artinya

sesuatu yang memiliki efek/pengaruh terhadap yang akan dicapai/dituju. Pembelajaran efektif artinya pembelajaran yang mampu mencapai kompetensi yang telah dirumuskan, pembelajaran dimana anak didik memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pembelajaran dikatakan efektif jika terjadi perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Adapun ciri-ciri pembelajaran efektif diantaranya tercapainya tujuan yang diharap-kan, anak didik menguasai keterampilan yang ditargetkan. Belajar dan mengajar akan efektif jika anak didik aktif dan semua aktivitas pembelajaran berpusat pada anak didik. Hal ini karena pembelajaran yang berpusat pada anak didik akan mampu menimbulkan minatnya dan secara tidak langsung mereka memahami konsep dan kaitannya dengan aspek-aspek kehidupan.

Page 34: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

34 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

d. Pembelajaran menyenangkan (joyful learning)Pembelajaran yang memfokuskan pada joyful learning

dan meaningful learning, yaitu dengan menciptakan kondisi pembelajaran sedemikian rupa sehingga peserta didik menjadi betah di kelas karena pembelajaran yang dijalani menyenangkan dan bermakna. Mereka merasakan bahwa pembelajaran yang dijalani memberikan perbedaan dalam basis pengetahuan yang ada di pikirannya, berbeda dalam memandang dunia sekitar, dan merasakan memperoleh sesuatu yang lebih dari apa yang telah dimilikinya selama ini. Sebagai bangsa yang ingin maju dalam era globalisasi yang kompetitif ini tentunya kita juga ingin merasakan pembelajaran yang demikian.

Semua mata pelajaran dapat dibuat menjadi menyenangkan, tergantung bagaimana niat dan kemauan guru untuk menciptakannya. Pembelajaran yang dikemas dalam situasi yang menyenangkan, jenaka, dan menggelitik sangat diharapkan oleh peserta didik saat ini yang sangat rawan stres karena saratnya materi ajar yang harus dikuasai. Penelitian terhadap beberapa anak-anak sekolah dasar di dunia yang diadakan UNESCO menunjukkan sebagian dari mereka menginginkan belajar dengan situasi yang menyenangkan (Dedi Supriadi, 1999).

Pembelajaran menyenangkan artinya pembelajaran yang interaktif dan atraktif, sehingga peserta didik dapat memusatkan perhatian terhadap pembelajaran yang sedang dijalaninya. Penelitian menunjukkan bahwa ketika seorang guru menjelaskan suatu materi tanpa

Page 35: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

35Sri Handayani, et.Al

ada selingan dan anak didik hanya mendengarkan, melihat, dan mencatat, maka perhatian dan konsentrasi mereka akan menurun secara draktis setelah 20 menit. Keadaan ini semakin parah jika guru tidak menyadari dan pembelajaran hanya berjalan monoton dan membosankan (Tjipto Utomo dan Kees Ruijter, 1994). Keadaan ini dapat diatasi apabila guru mengubah pembelajarannnya menjadi menyenangkan dengan cara memberi selingan aktivitas atau humor. Tindakan ini secara signifikan berpengaruh meningkatkan kembali perhatian dan konsentrasi anak didik yang relatif besar.

Pembelajaran menyenangkan adalah pembelajaran yang membuat anak didik tidak takut salah, ditertawakan, diremehkan, tertekan, tetapi sebaliknya anak didik berani berbuat dan mencoba, bertanya, mengemukakan pendapat/gagasan, dan mempertanyakan gagasan orang lain. Menciptakan suasana yang menyenangkan tidaklah sulit, karena kita hanya menciptakan pembelajaran yang relaks (tidak tegang), lingkungan yang aman untuk melakukan kesalahan, mengaitkan materi ajar dengan kehidupan mereka, belajar dengan balutan humor, dorongan semangat, dan pemberian jeda berpikir. Dalam belajar guru harus menyadari bahwa banyak kata ”aku belum tahu” akan muncul dan kata ”aku tahu” sedikit muncul, karena mereka memang dalam tahap belajar. Demikian pula guru harus menyadari bahwa otak manusia bukanlah mesin yang dapat disuruh berpikir tanpa henti, sehingga perlu pelemasan dan relaksasi.

Page 36: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

36 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

Sesuai dengan pendapat Ausubel bahwa belajar akan bermakna jika peserta didik dapat mengaitkan konsep yang dipelajari dengan konsep yang sudah ada dalam struktur kognitifnya, dan pendapat Bruner yang menyatakan belajar akan berhasil lebih baik jika selalu dihubungkan dengan kehidupan orang yang sedang belajar. Secara logika dapat dipahami, bahwa kita pasti akan belajar serius bila yang dipelajari ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan kata-kata atau kalimat yang didengar sudah familiar di kepala kita. Melalui joyful learning diharapkan ada perbaikan praktik pembelajaran ke arah yang lebih baik. Perubahan ini tidak harus terjadi secara draktis, perlahan-lahan tetapi pasti. Perbaikan proses sangat penting agar keluaran yang dihasilkan benar-benar berkualitas.

Seperti diketahui, otak kita terbagi menjadi dua bagian, yaitu kanan dan kiri. Terkadang dalam dunia pendidikan kita lupa akan pentingnya mengembangkan otak sebelah kanan. Secara umum hanya otak kiri yang menjadi sasaran pengembangan, terutama untuk ilmu eksakta. Otak sebelah kanan adalah bagian yang berkaitan dengan imajinasi, estetika, intuisi, irama, musik, gambar, seni. Sebaliknya otak sebelah kiri berkaitan dengan logika, rasio, penalaran, kata-kata, matematika, dan urutan. Untuk menepis hal itu, sebenarnya kita dapat tunjukkan bahwa ilmu apapun mampu digunakan sebagai bahan untuk mengembangkan otak sebelah kanan, diantaranya dengan cara memahami dan menghafal konsep melalui puisi, nyanyian, maupun permainan teka-teki.

Page 37: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

37Sri Handayani, et.Al

Otak kita adalah bagian tubuh yang paling rawan dan sensitif. Otak sangat menyukai hal-hal yang bersifat tidak masuk akal, ekstrim, penuh warna (multicolour), lucu, multisensorik, gambar 3 dimensi (hidup), asosiasi, imajinasi, simbol, melibatkan irama/ musik, dan nomor/urutan. Berdasarkan hal ini, maka kita sebagai pendidik dapat merancang apa yang sebaiknya kita berikan kepada anak didik agar otak mereka menyukainya.

4). Model pembelajaran berbasis pendekatan konstruk­tivistik

Menurut Canella & Reiff (1994: 27-28) belajar dengan pendekatan konstruktivistik berarti mengonstruksi atau menyusun struktur pemahaman/pengetahuan dengan cara mengaitkan dan menyelaraskan fenomena, ide, atau pengetahuan baru ke dalam struktur pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Aliran konstruktivisme memandang pengetahuan sebagai hasil konstruksi/bentukan manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus diinterprestasikan sendiri oleh mereka. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Jawaban

Page 38: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

38 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

peserta didik atas suatu persoalan adalah jawaban yang masuk akal bagi mereka saat itu. Jika ada jawaban salah, bukan disalahkan, tetapi ditanyakan bagaimana ia dapat memperoleh jawaban itu. Dengan demikian peserta didik terlibat aktif dalam proses perolehan suatu konsep.

Strategi pembelajaran dengan pendekatan konstruk-tivistik dapat dilakukan guru dengan memperhatikan be-berapa hal, yaitu:1. Menyajikan masalah-masalah aktual kepada peserta

didik dalam konteks yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka

2. Menekankan pembelajaran di sekitar konsep-konsep primer

3. Mendorong peserta didik untuk mengajukan pertanyaan sendiri

4. Mengkondisikan peserta didik berani menemukan jawaban dari pertanyaan sendiri, berani mengemukakan pendapat dan menghargai sudut pandangnya sendiri.

5. Menantang peserta didik agar dapat melakukan pemahaman yang mendalam, bukan sekedar penyelesaian tugas melalui pertanyaan yang menantang.

6. Menganjurkan peserta didik belajar dalam kelompok

7. Melakukan penilaian, baik terhadap proses maupun hasil belajar peserta didik dalam konteks pembelajaran.

Page 39: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

39Sri Handayani, et.Al

EVALUASI

A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar di bawah ini!

1. Dalam proses pembelajaran ekonomi, guru tidak semata-mata menyampaikan seperangkat pengetahuan dan ketrampilan kepada siswa. Guru merancang pembelajaran dalam bentuk simulasi kerja praktik, kemudian memberi kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pendekatan pembelajaran yang dirancang adalah….

a. Pembelajaran konstruktivisb. Pembelajaran bertanya (questioning)c. Belajar berbasis inquiri (inquiry-based learning)d. Masyarakat belajar (learning community).e. Pembelajaran behaviouristik.

2. Dalam rancangan pembelajaran dengan topik “permasala-han tenaga kerja Indonesia”, siswa diberi tugas kelompok, melakukan wawancara dengan beberapa nara sumber, berdiskusi dan bekarja sama untuk memecahkan masa-lah “dampak pengangguran terhadap keamanan lingku-ngan”. Rancangan pembelajaran tersebut menggunakan pendekatan CTL yang menekankan pada komponen ….

a. Pembelajaran konstruktivisb. Pembelajaran bertanya (questioning)c. Belajar berbasis inquiri (inquiry-based learning)d. Masyarakat belajar (learning community). e. Contextual learning

Page 40: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

40 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

3. Dalam skenario pembelajaran, guru membuka dengan mengajukan pertanyaan kepada beberapa orang siswa tentang upaya pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga kerja. Selanjutnya siswa diminta untuk mendiskusikannya dalam kelompok-kelompok kecil. Ran-cangan pembelajaran tersebut menggunakan pendekatan CTL dengan menekankan pada komponen….

a. Pembelajaran konstruktivisb. Bertanya (questioning)c. Belajar berbasis inquiri (inquiry-based learning)d. Masyarakat belajar (learning community.e. Masyarakat Belajar (Learning community).

4. Setelah siswa mempelajari konsep tentang motif dan prinsip ekonomi; selanjutnya diberi tugas mengidentifikasi macam-macam motif dan prinsip ekonomi. Model pembelajaran yang digunakan adalah:

a. Belajar berbasis masalah (problem-based learning)b. Pengajaran autentik (authentic instrction)c. Belajar berbasis inquiri (inquiry-based leaarning)d. Belajar berbasis proyek/tugas (project-based

learning).e. Belajar berbasis jasa layanan (service-based learning)

5. Ketika seorang guru membagi siswa, menjadi kelompok-kelompok kecil (antara 5 – 6 anggota) sesuai kesukaan berteman secara heterogen; kemudian mereka (kelompok) diminta untuk memilih dan menentukan topik/sub topik yang dibahas, serta cara mempelajarinya. Selanjutnya setiap kelompok diminta menyiapkan dan

Page 41: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

41Sri Handayani, et.Al

menyajikan laporan hasil pembahasannya di depan kelas secara bergilir sesuai aturan yang telah disepakati. Guru menerapkan strategi pembelajaran:

a. Kooperatif dengan metode Student Team Achievement Division (STAD).

b. Kooperatif dengan metode Jigsaw.c. Kooperatif dengan metode Group Investigation (IG).d. Kooperatif dengan metode struktural.e. Kooperatif dengan metode Number Head Together

B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar dan lengkap!

a. Rancanglah kegiatan pembelajaran ekonomi (pilih salah satu topik) dengan menggunakan salah satu model Student Centered Learning (SCL)! Lengkapi jawaban saudara dengan memberikan sintaks dan skenario pembelajaran!

b. Jelaskan model pembelajaran kontekstual dan berikan salah satu contoh dalam kegiatan pembelajaran ekonomi!

c. Sebutkan dan jelaskan yang termasuk 3 jenis dari model pembelajaran berbasis cooperative. (lengkapi dengan memberikan contoh)!

d. Jelaskan tentang konsep Pembelajaran menyenangkan (joyful learning)!

e. Sebutkan dan jelaskan perbedaan pembelajaran berbasis SCL (Student Centered Learning) dan LCL (Lecturer Centered Learning)! (Berikan pendapatmu dengan menuliskanya dalam tabel)!

Page 42: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

42

DAFTAR RUJUKAN

Agustina, Eka, Mufidah. 2013. Penerapan pembelajaran NHT berkolaborasi Mind Mapping mata pelajaran IPS terpadu untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII D SMP 7 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Ahmadi,A & Supriyono,W.2008. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anonymous. 2010. Strategi Guides Using Jigsaw Cooperative Learning. (www.jigsaw.com).

Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Budiningsih, Asri. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Buzan, Tony. 2013. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia

Charles M. Reigeluth, Instructional Design Theories and Models, dikutip tidak langsung oleh Marcy P.Driscoll, Psychology of Learning for Instruction, Second Edition (Massachusetts: Pearson EducationCompany, 2000), h. 344.

Dedi Supriadi. (1999). Mengangkat citra dan martabat guru. Yogyakarta : Adicita Karya Nusa.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Dimyati dan Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta

Dimyati, dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Page 43: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

43

Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. 2014. Pembelajaran Ekonomi MelaluiPendekatanSaintifik. (Online), (http://115.124.92.193:

Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani.2006.Psikologi Pendidikan, Edisi Revisi.Jakarta: PT Gramedia

Effendi, Mohamad. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran: Pengantar ke Arah Pemahaman KBK, KTSP, dan SBI. Malang: FIP Universitas Negeri Malang.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar.2011.Proses Belajar Mengajar, Edisi Revisi.Jakarta: PT Bumi Aksara

Hamzah. 2009. Model Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hardinto, Prih.2014.Belajar untuk Pembelajaran Ekonomi.buku tidak diterbitkan.Malang: Fakultas Ekonomi

Hitipeuw, Imanuel. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri Malang.

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning. Metode, teknik, struktur dan model penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang: Pustaka Pelajar.

Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Iru La dan Arihi L.S. 2012. Pendekatan, Metode dan Model-model Pembelajaran. Jogjakarta: Multi Presindo.

Page 44: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

44

Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Johnson, D.W. & Johnson, R.T. 1991. Learning Together an Alone. New Jersey Prentice Hall,Inc.

Johnson, E. B. (2002). Contextual teaching and learning. California: A Sage Publications Company, Corwin Press, Inc.

Kemendikbud. 2013. Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan. (Online), (http://pgsd.uad.ac.id/wp-content/Uplo-

Kok Siang Tan, Ngoh Khang Goh, & Lian Sai Chia. (2006). Bridging the cognitive – affective gap : teaching chemistry while advancing affective objectives. Journal of Chemical Education. 83 (1), 59 – 63.

Komara, Endang.2014. Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama

Kuncahyono. 2013. Teori Belajar Konstruktivistik Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran Ipa Kelas 5 Sekolah Dasar. Artikel tidak diterbitkan. Universitas Negeri Malang

Layla, NIKMatul, Tissa. 2011. Penerapan perpaduan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Example Non Example untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X-9 SMAN 5 Malang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Lie, Anita. (2004). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Page 45: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

45

Mahmud, Dimyati, M. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Majid Abdul. 2013. Strategi pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Mel Silberman. (2002). Active learning : 101 Strategi pembelajaran aktif. Yogyakarta : Yappendis. Mengembangkan Kreativitas Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi. Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015, 10 (1):108-117, (Online), (http://eprints.uny.ac.id/21693/1/12%20Nuris%20Syahidah.pdf), diakses 18 Nopember 2015.

Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muhammad Yaumi. Teori Pembelajaran:Prinsip, Metode, Peristiwa, dan Tujuan

Nugroho, Robbi.2010.Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share pada Mata Pelajaran Ekonomi di Kelas X-7 SMA Negeri 8 Malang. Skripsi tidak diterbitkan.Malang:PPs UM

Nurhadi, dkk. (2004). Pembelajaran Kontekstual(contextual teaching and learning/ CTL) dan Penerapannya Dalam KBK. Malang: UM press

Nurkancana, Wayan & Sunartana, PPN. 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Penerbit Usaha Nasional

Porter, De Bobby & Mike Hernacki. 2011. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa

Richey,The Legacy of Robert M. Gagne (Syracuse: ERIC Clearinghouse onInformation and Technology, h. 147

Page 46: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

46

Riduwan.2007.Skala Pengukuran Variabel-Vaiabel Pengukuran.Bandung: Alfabeta

Roestiyah.1989. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru Edisi Kedua. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Rusman. 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Sakdiyah. 2010. Kemampuan Guru IPS dalam Menerapkan Model Pembelajaran Efektif pada SMP N 1 Darussalam Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol. 7, No. 2. Halaman 41-45

Santrock, J. W. 2008. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua (terjemahan). Jakarta: Kencana.

Sapir. 2013. Model-Model Pembelajaran (Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik). Malang: FE UM.

Sapir.2014.Evaluasi Proses dan Hasil Belajar: Pendekatan Praktis-Operasional.buku tidak diterbitkan.Malang: Fakultas Ekonomi

Sardiman, AM. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sheal, Peter. (1989). How to develop and present staff training courses. London : Kogan Page Ltd.

Shoimin, Arif. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Slavin, Robert (1995). Cooperative Learning. Massachusets: Allyn and Bacon.

Page 47: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

47

Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset, and Praktik. Bandung: Nusa media

Slavin, Robert. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa media.

Soetjipto, Eko, Budi. 2010. Pembelajaran Kooperatif dan Beberapa Hasil Penelitian di Bidang Manajemen dan Ekonomi. Modul tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Sprihatiningrum, Jamil.2013.Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Subagia, I Wayan dan Wiratma, I Gusti Lanang. 2008. Penerapan Model Siklus Belajar Berbasis Tri Pramana pada Pembelajaran Sains di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNIKSHA. Tahun XXXXI, No. 2. Halaman 271-287

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Akhir Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suparti.2014.Belajar untuk Mengajar.buku tidak diterbitkan.Malang: Fakultas Ekonomi

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Suyadi. 2013. Strategi pembelajaran pendidikan karakter. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Suyono, dkk.2015. Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Syahidah, Nuris. 2015. Metode Pembelajaran Mind Mapping Sebagai Upaya

Page 48: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

48

Taniredja T, dkk. 2013. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

Thobroni,M.& Mustofa, Arif.2013. Belajar dan Pembelajaran Pengembangan Wacana dan Praktek Pembelajaran Dalam Pembangunan Nasional. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Trianto. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Trianto. 2012. Model Pemebelajaran Terpadu: konsep, strategi, dan Implementa-

Uno, Hamzah B dan Nurdin Mohamad.2011.Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B, dkk. 2012. Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Widyoko, Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winataputra, S Udin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Wulandari, R. T., Amirudin, A. & Budijanto. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan motivasi dan Keaktifan belajar. Jurnal Ilmu pendidikan, (Online), (http//jurnal-online.um.ac.id), diakses 1 Maret 2015.

Page 49: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

49Sri Handayani, et.al

CHAPTER 3

PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu memahami definisi STEM

2. Mahasiswa mampu memahami Keunggulan Pembelajaran STEM

3. Mahasiswa mampu memahami Ciri – Ciri Dari Pengajaran Dan Pembelajar STEM

4. Mahasiswa mampu memahami Langkah langkah pembelajaran STEM.

Page 50: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

50 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

Pengertian pembelajaran STEM (Science, Technology, Engeneering, and Mathemathics.

STEM merupakan pendekatan yang menggabungkan dua atau lebih yang termuat dalam STEM yaitu sains, teknologi, teknik dan matematika, STEM berfungsi sebagai kendaraaan yang sangat baik untuk mendukung keterampilan pembeajaran sosial emosional dan abad ke-21 serta untuk menghasilkan peserta didik yang kelak pada saat terjun dimasyarkat,mereka akan mampu mengembangkan kompetensi yang dimiliknya untuk mengaplikasikannya pada berbagai situasi dan permasalahan yang mereka hadapi dikehidupan sehari-hari. STEM ini termasuk ke pendekatan pembelajaran dan metode yang digunakan yaitu diskusi, teknik yang digunakan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran STEM. Pendidikan STEM bertujuan mengembangkan peserta didik mempunyai:

1. Pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk mengidentifikasi pertanyaan dan masalah dalam situasi kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain,serta menarik kesimpulan berdasar bukti mengenai isus- isu tentang STEM.

2. Memahami karakteristik fitur- fitur disiplin STEM sebagai bentukbentuk pengetahuan, penyelidikan, serta desain, yang digagas manusia.

3. Kesadaran bagaimana disiplin – disiplin STEM membentuk lingkungan material intelektual dan kultural.

Sander menyatakan bahwa pendidikan stem terintegrasi dapat dideskripsikan sebagai pendekatan yang mengeksplorasi mengajar dan belajar antara dua atau lebih

Page 51: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

51Sri Handayani, et.Al

cakupan STEM dan mata pelajaran STEM satu atau lebih mata pelajaran lain disekolah. Perbedaan STEM dengan model pembelajran sains lain adalah lingkungan belajar campuran dan menunjukkan kepada peserta didik bagaimana metode ilmiah dapat diterapkan pada kehidupan sehari- hari.

Pembelajaran STEM perlu menekankan beberapa aspek diantaranya:

a. Mengajukan pertanyaan science.

b. Mengembangkan dan menggunakan model.

c. Merencanakan dan melakukan investasi

d. Menganalisis dan menafsirkan data.

Keunggulan Pembelajaran STEM

Apa saja keunggulan sistem pendidikan di Amerika? Pertama yaitu gaya belajar berbasis diskusi. Di sana, para siswa didorong untuk giat membaca sehingga mereka tak datang ke kelas dengan kepala kosong. Selain itu, kegiatan belajar mengajar bersifat lebih terbuka dan siswa dilatih untuk berani mengemukakan pendapatnya di muka umum semenjak dini. Kelas menjadi wadah berdiskusi beragam topik dengan berfokus kepada ide, bukan memperoleh informasi secara pasif. Menariknya, para siswa merupakan penggerak diskusi, bukan guru. Jadi, keduanya bisa berperan sebagai feeder maupun challenger dari sebuah gagasan.

Kedua yaitu sistem pendidikan yang berbasis science, technology, engineering, and math (STEM). STEM dikenal sebagai metode pembelajaran terapan yang menggunakan pendekatan antar-ilmu. Aplikasi STEM dibarengi dengan

Page 52: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

52 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

pembelajaran aktif dan berbasis pemecahan masalah sehingga siswa dididik untuk berpikir kritis, analitis, dan fokus kepada solusi.

Ciri-Ciri Dari Pengajaran Dan Pembelajar STEM

Pengajaran dan pembelajaran STEM bertujuan untuk memberikan peluanguntuk meminati dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan. Tujuh ciri pengajaran dan pembelajaran STEM. Yaitu:

a. Melibatkan murid dalam inkuiri

b. Melibatkan murid dalam bekerja sama yang produktif

c. Memelukan murid mengaplikasikan pemahaman STEM

d. Memberi peluang kepada murid untuk menjawab

e. Melibatkan murid mengaplikasikan kemahiran proses

f. Memerlukan perbagai jawaban

g. Meningkatkan kepekaan murid.

Langkah langkah pembelajaran STEM

Pembelajaran STEM memiliki tahap dalam pelaksanaan di kelas yaitu:

a. Mengajukan pertanyaan dan mendefinisikan masalah (Asking questions and defining problems)

Ditahap pertama, peserta didik dimotivasi untuk melakukan suatu pengamatan terhadap berbagai fenomena atau isi yang terjadi kemudian menemukan pertanyaan

Page 53: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

53Sri Handayani, et.Al

dari suatu fenomenatersebut dan peserta didik dimotivasi untuk mampu memecahkan masalh yang ada dan mencoba mengklarifikasinya.

b. Mengembangkan dan menggunakan model(Developing and using models)

Ditahap kedua, setelah melakukan suatu pengamatan dan memperoleh suatu informasi mengenai berbagai fenomena yang berkaitan dengan sains, seterusnya

peserta didik akan melaksanakan langkah ketahap mengembangkan dan menggunkan model atau contoh. Dimana langkah ini, peserta didik diminta mampu melihat

melalui model maupun simulasi untuk membantu mengembangkan informasi yang sedang diamati.

c. Merencanakan dan melaksanakan penyelidikan (Planning and carrying out investigations)

Pada tahap yang ketiga ini peserta didik diminta untuk merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah untuk memperoleh data.

d. Menganalisis dan menafsirkan data (Analyzing and interpreting data)

Pada tahap ini, setelah peserta didik melakukan penyelidikan ilmiah dan memperoleh data, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis kemudian menafsirkan data yang diperoleh.

Page 54: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

54 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

e. Menggunakan matematika dan komputasi (Using mathematics and computational thinking)

Pada tahap selanjutnya, peserta didik menggunakan cara berfikir matematika dan pemikiran komputasi untuk membangun simulasi dan menganalisis data.

f. Membangun penjelasan dan merancang solusi (Constructing explanations and designing solutions)

Peserta didik mampu membangun penjelasan terkait kegiatan pembelajaran yang sedang dipelajari. Kemudian mampu merancang solusi baru untuk masalah yang ditemukan didalam pembelajaran.

g. Argumentasi dan bukti (Engaging in argument from evidence)

Peserta didik terlibat dalam argumentasi untuk mengklarifkasikan konsep pembelajaran yang ada kemudian solusi terbaik suatu masalah, kemudian diperkuat dengan bukti data yang kuat untuk mempertahankan suatu kesimpulan.

h. Memperoleh, mengevaluasi, dan mengkomonikasikan informasi (Obtaining, evaluating, and communicating information)

Peserta didik memperoleh suatu infomasi dari pembelajaran yang telah dilakukan kemudian mengevaluasi dan mampu mengkomonikasikan dan hasil dari temuan yang telah dilakukan serta dapat menarik kesimpulan.

Page 55: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

55Sri Handayani, et.al

CHAPTER 4

PEMBELAJARAN ABAD 21

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa mampu memahami konsep pembelajaran abad 21

2. Mahasiswa mampu memahami karakteristik pembelaja-ran abad 21

Dalam pandangan paradigma positivistik masyarakat berkembang secara linier seiring dengan perkembangan peradaban manusia itu sendiri yang ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Secara berturut-turut masyarakat berkembang dari masyarakat

Page 56: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

56 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

primitif, masyarakat agraris, masyarakat industri, dan kemudian pada perkembangan lanjut menjadi masyarakat informasi. Situasi abad 21 sering kali diidentikan dengan masyarakat informasi tersebut, yang ditandai oleh munculnya fenomena masyarakat digital. Meneruskan perkembangan masyarakat industri generasi pertama, sekarang ini, abad 21 dan masa mendatang, muncul apa yang disebut sebagai revolusi industri 4.0.

Istilah industri 4.0 pertama kali diperkenalkan pada Hannover Fair 2011 yang ditandai revolusi digital. Revolusi industri gelombang keempat, yang juga disebut industri 4.0, kini telah tiba. Industry 4.0 adalah tren terbaru teknologi yang sedemikian rupa canggihnya, yang berpengaruh besar terhadap proses produksi pada sektor manufaktur. Teknologi canggih tersebut termasuk kecerdasan buatan (artificial intelligent), perdagangan elektronik, data raksasa, teknologi finansial, ekonomi berbagi, hingga penggunaan robot. Bob Gordon dari Universitas Northwestern, seperti dikutip Paul Krugman (2013), mencatat, sebelumnya telah terjadi tiga revolusi industri. Pertama, ditemukannya mesin uap dan kereta api (1750-1830). Kedua, penemuan listrik, alat komunikasi, kimia, dan minyak (1870-1900). Ketiga, penemuan komputer, internet, dan telepon genggam (1960-sampai sekarang). Versi lain menyatakan, revolusi ketiga dimulai pada 1969 melalui kemunculan teknologi informasi dan komunikasi, serta mesin otomasi (dikutip dari A. Tony Prasentiantono, Kompas 10 April 2018, hal. 1).

Indonesia yang merupakan bagian dari masyarakat global, juga berkembang sebagaimana alur linieristik tersebut,

Page 57: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

57Sri Handayani, et.Al

setidaknya dari sudut pandang pemerintah sejak era Orde Baru. Akan tetapi pada kenyataannya kondisi masyarakat Indonesia tidak sama dengan perkembangan pada masyarakat Barat yang pernah mengalami era pencerahan dan masyarakat industri. Perkembangan masyarakat Indonesia faktanya tidak secara linier, tetapi lebih berlangsung secara pararel. Artinya, ada masyarakat yang hingga fase perkembangannya sekarang masih menunjukkan masyarakat primitif, ada yang masih agraris, ada yang sudah menunjukkan karakter sebagai masyarakat industrial, dan bahkan ada yang memang sudah masuk dalam era digital. Semuanya kategori karakter masyarakat tersebut faktanya berkembang tidak secara linier, tetapi berlangsung secara pararel.

Oleh karena itu, meskipun era digital sudah begitu marak yang ditandai oleh makin luasnya jangkauan internet; namun demikian ada juga masyarakat yang masih belum terjangkau internet, dan bahkan masih berupa wilayah blank spot. Kondisi seperti itu juga berimplikasi terhadap perkembangan pelayanan pendidikan, sehingga juga berkonsekuensi terhadap karaktiristik guru dan siswanya, meskipun sudah berada dalam abad 21. Sekolah, guru, dan siswa di daerah perkotaan memang sudah terkoneksi jaringan internet, tetapi untuk daerah pedesaan masih ada juga yang belum terambah oleh fasilitas internet, dan bahkan ada pula wilayah yang sama

Sekali belum terjangkau infrastruktur telekomunikasi. Akan tetapi pada abad 21 sekarang ini masyarakat Indonesia memang sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dengan era digital. Karena itu apa pun harus menyesuaikan dengan

Page 58: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

58 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

kehadiran era baru berbasis digital, sehingga bagaimana menjadi bagian dari era digital sekarang ini dengan memanfaatkan teknologi digital dan berjejaring ini secara produktif.

Menurut Manuel Castell kemunculan masyarakat informasional itu ditandai dengan lima karateristik dasar: Pertama, ada teknologi-teknologi yang bertindak berdasarkan informasi. Kedua, karena informasi adalah bagian dari seluruh kegiatan manusia, teknologi-teknologi itu mempunyai efek yang meresap. Ketiga, semua sistem yang menggunakan teknologi informasi didefinisikan oleh ‘logika jaringan’ yang memungkinkan mereka memengaruhi suatu varietas luas proses-proses dan organisasi-organisasi. Keempat, teknologi-teknologi baru sangat fleksibel, memungkinkan mereka beradaptasi dan berubah secara terus-menerus. Akhirnya, teknologi-teknologi spesifik yang diasosiasikan dengan informasi sedang bergabung menjadi suatu sistem yang sangat terintegrasi (dalam Ritzer, 2012: 969).

Menurut Castell sebenarnya sudah sejak dekade 1980-an muncul apa yang ia sebut sebagai ekonomi informasional global baru yang semakin menguntungkan. “Ia informasional karena produktivitas dan daya saing unit-unit atau agen-agen di dalam ekonomi ini (entah itu firma-firma, region-region, atau wilayah-wilayah) yang tergantung secara fundamental pada kapsitas mereka untuk menghasilkan, memproses, dan menerapkan secara efisien informasi berbasis pengetahuan (Castell, 1996: 66). Ia global karena ia mempunyai “kapasitas untuk bekerja sebagai suatu unit di dalam waktu nyata pada suatu skala planeter” (Castell, 1996: 92). Hal itu dimungkinkan

Page 59: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

59Sri Handayani, et.Al

untuk pertama kalinya oleh kehadiran teknologi informasi dan komunikasi yang baru.

Meneruskan konsep ruang mengalir itu, kemudian Scott Lash menganalisis kemunculan masyarakat informasional itu secara lebih mendalam, detail, dan canggih. Sama seperti Castells, Lash setuju dengan kemunculan dunia baru, yaitu masyarakat informasional yang meskipun merupakan kelanjutan dari kapitalisme lama, tetapi memiliki berbagai karakter yang berbeda. Dengan pendekatan kritis, Lash menganalisis kapitalisme informasional dengan berusaha memperluasnya

terkait dengan filsafat, teori sosiologi, teori kebudayaan, baik klasik maupun kontemporer.

Dalam bukunya Critique of Information (2002), Lash memului dengan sejumlah pertanyaan mendasar, bagaimana ilmu sosial kritis, teori kritik atau kritik dapat dimungkinkan dalam masyarakat informasi? Apa yang terjadi dalam suatu era ketika kekuasaan tidak lagi sebuah ideologi sebagaimana era abad sembilanbelas, tetapi sekarang kekuasaan adalah sebuah informasional dalam arti luas? Ketika era sebelumnya ideologi diperluas oleh ruang dan waktu, mengklaim universalitas, dan berbentuk ‘metanaratif ’, merupakan sistem kepercayaan, dan menyediakan waktu untuk refleksi; tetapi sekarang era informasional, ketika informasi itu berada dalam kemampatan ruang dan waktu, tidak mengklaim universal, dan sekadar titik, sinyal, dan bahkan sekadar peristiwa dalam waktu. Berlangsung sangat cepat, sekilas, hidup dalam era informasi hampir tidak ada waktu untuk refleksi. Jadi ketika

Page 60: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

60 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

ilmu sosial kritik hidup dan berkembang dalam era ideologi kritik, apa yang terjadi ketika ilmu sosial kritik hidup dalam era informasinal kritik? Dapatkah pemikiran kritis beroperasi dalam era informasi?

Meskipun Lash adakalanya merujuk pada Castells, tetapi dalam mendefinisikan informasi sedikit berbeda. Ia mengaku: “saya akan memahami masyarakat informasi berbeda dengan apa yang dirumuskan oleh Bell (1973), Touraine (1974), dan Castells (1996) yang fokus pada kualitas karakter utama informasi itu sendiri. Tetapi Menurut Lash informasi harus dipahami secara tajam dalam kontradiksinya dengan yang lain, kategori sosiokultural awal, yaitu sebagai monumen naratif dan wacana (discourse) atau institusi. Karakter utama informasi adalah aliran, tak melekat, kemampatan spasial, kemampatan temporal, hubungan-hubungan real-time. Informasi tidaklah secara eksklusif, tetapi sebagian besar, dalam kaitan ini bahwa kita hidup dalam era informasi. Sebagian orang menyebut kita hidup dalam jaman modern lanjut (Giddens, 1990), sementara yang lain menyebutnya sebagai jaman postmodern (Harvey, 1989), tetapi konsep tersebut menurut Lash juga tidak berbentuk. Informasi tidak.

Lash memahami masyarakat informasi berbeda dengan apa yang sering dirumuskan oleh kalangan sosiolog. Masyarakat informasi sering dipahami dalam

istilah produksi pengetahuan-intensif dan postindustrial di mana barang dan layanan diproduksi. Kunci untuk memahami ini adalah apa yang diproduksi dalam produksi informasi bukanlah barang-barang dan layanan kekayaan

Page 61: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

61Sri Handayani, et.Al

informasi, tetapi lebih kurang adalah potongan informasi di luar kontrol. Produksi informasi meliputi terutama adalah pentinggnya kemampatan. Sebagaimana diktum McLuhan medium adalah pesan dalam pengertian bahwa media adalah peradigma medium era informasi. Hanya saja jika dahulu medium dominan adalah naratif, lirik puisi, wacana, dan lukisan. Tetapi sekarang pesan itu adalah pesan atau ‘komunikasi.’ media sekarang lebih seperti potongan-potongan. Media telah dimampatkan.

Lash mengingatkan bahwa infomasi itu sendiri bersifat statis, komunikasiah yang membuat informasi menjadi dinamik, kuat, dan sumber energi. Mirip dengan Habermas, Lash yakin bahwa komunikasi itulah yang sekarang telah menjadi basis kehidupan sosial kontemporer, karena itu ia menjadikan komunikasi sebagai unit dasar analisisnya, dan bukan informasi. Lash kemudian melangkah lebih jauh dengan mengembangkan konsep di seputar isu perkembangan ICT. Ketika ICT itu sendiri sering diposisikan sebagai entitas tersendiri yang berbeda dengan karakter-karakter masyarakat sebelumnya dengan titik berat pada produksi industrial, maka Lash menjelaskan bahwa dalam kategori era ICT itu sendiri telah berkembang dengan karakter yang berbeda. Oleh karena itu ia mengatakan bahwa telah terjadi dua generasi dalam perkembangan ICT.

Generasi pertama perkembangan ICT secara fundamental adalah informasional, dengan sektor kuncinya adalah semikonduktor, sofware (sistem operasi dan aplikasi), dan komputer. Akan tetapi generasi kedua, ekonomi baru adalah komunikasional, karena itu sentralitasnya adalah

Page 62: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

62 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

internet dan sektor jaringan. Itulah sebabnya menurut Lash, Cisco Systems, yang membuat sarana jalan, sebagai ‘pipa’ komunikasi internet, yang menjadi kapitalisme pasar lebih tinggi daripada ‘informational’ Microsoft. Inilah yang dikenal sebagai pasangnya media baru (new media). Dalam pada itu konten dan komunikasi adalah sepenting kode, bukan berbasis pada sektor kode informasi. Jika ICT generasi pertama sangat erat berurusan dengan Lembah Silokan California, maka ICT generasi kedua bukan perkara segar, bersih, dan semi desa Lembah Silokan, tetapi berurusan dengan kotor, urban ‘silicon allys’. Silicon allys telah menjadi multimedia baru seperti CD-ROMs, permainan komputer (Allen, Scott, 2000). Mereka adalah multimedia konvergensi teknologi informasi dengan media.

Sikap Lash terhadap topik diskusi tersebut tetap menegaskan bahwa unit dasar analisisnya adalah kmunikasi. Komunikasi adalah pertanyaan soal kultur jarak jauh. Dalam masyarakat industri dulu hubungan-hubungan sosial diletakan pada suatu tempat dengan prinsip kedekatan, dan hubungan sosial pada saat yang sama sekaligus adalah ikatan sosial. Akan tetapi sekarang, dalam era informasional, hubungan sosial dipindahkan oleh komunikasi. Komunikasi adalah intens, dalam durasi pendek. Komunikasi memecah naratif menjadi pesan pendek/ringkas. Jika hubungan sosial lama menempatkan tempat dengan prinsip kedekatan, ikatan komunikasional adalah meletakan tempat pada jarak jauh. Jadi, komunikasi adalah tentang kebudayaan, bukan kedekatan, yaitu kebudayaan jarak jauh. Culture at-a-distance meliputi baik komunikasi yang datang dari jauh

Page 63: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

63Sri Handayani, et.Al

maupun orang datang dari jauh agar bertemu secara tatap muka (Boden and Molotch, 1994). Intensitas, keringkasan, dan ketidakhadiran kontinyuitas naratif adalah prinsip tata kelolanya (Simmel, 1971; Sennett, 1998).

Suatu komunikasi dan aliran diletakan pada panggung pusat, daripada aturan sosial dan lembaga/struktur. Sosiologi berargumen lebih progresif lagi, yaitu bahwa sekarang ini secara umum telah muncul fenomena mediologi. Oleh karena itu sekarang ini diberbagai universitas terkemuka di dunia telah mengenalkan dan mengajarkan tentang sosiologi media. Khususnya sekarang ini telah muncul apa yang dikenal sebagai logika mediologi. Mediologi akan mengharuskan bekerja dengan logika media dan komunikasi. Jika sosiologi Durkheimian mengenalkan konsep anomie, untuk menjelaskan perubahan dari feodalisme ke kapitalisme pabrik, sekarang mediologi, berbicara anomie postindustri aliran-aliran. Sosiologi setuju dengan re-teritorialisasi sosial, institusi modern, dan struktur masyarakat industri. Mediologi berbicara re-teritorialisasi masyarakat jaringan yang datang dari pengerasan aliran-aliran. Maka pada saat yang sama sekarang muncul fenomena ekonomi tanda dan ruang.

Begitulah, menurut Lash, dalam masyarakat kapitalisme lanjut, komunikasi adalah kunci, pergeseran dari logika struktur ke logika arus yang dimungkinkan oleh jangkauan hubungan yang dibawa oleh outsorcing pada umumnya. Dan outsorcing ini adalah re-teritorialisasi, misalnya perusahaan-perusahaan menjadi lebih bisa dikerjakan di rumah tangga. Bahkan kemudian ada perusahaan membolehkan kerja lembur per minggu di rumah, jadi tidak tergantung pada

Page 64: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

64 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

tempat atau ruang pabrik. Jadi sekarang ini di jaman tata informasi dan komunikasi global, semuanya serba outsorcing baik kerja di perusahaan firma, keluarga, negara, dan bahkan juga pada bidang seni. Karena itu bisa juga refleksivitas di outsourced, dan di eksternalisasi. Sekarang ini juga ada pergeseran dari akumulasi ke sirkulasi. Namun demikian juga muncul apa yang disebut sebagai hegemoni sirkulasi di mana sirkulasi modal uang dipisahkan dari bagian akumulasi modal.

Page 65: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

65

Daftar Rujukan

Modul PPG Daljab. Kegiatan Belajar 1. Karakteristik Guru dan Siswa Abad 21.

Page 66: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

66 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

Chapter 5

Implementasi STEM

Tujuan Pembelajaran

1. Mahasiswa mampu mengimplementasikan Pembelajaran Ekonomi Berbasis STEM

2. Mahasiswa mampu merancang pemeblajaran ekonomi berbasis STEM atau berbasis model pembelajaran inovatif lainya.

A. Implementasi Pembelajaran Ekonomi Berbasis STEM

Topik-topik pembelajaran ekonomi yang dapat diangkat dalam pembelajaran STEM merupakan topik-topik yang membutuhkan analisis yang mendalam dan disertai ada data. Beberapa topik dalam pembelajaran ekonomi yang dapat digunakan untuk implementasi pembelajaran berbasis STEM antara lain:

1. Keseimbangan Pasar

2. Biaya Produksi

3. Pertumbuhan Ekonomi

4. APBN dan APBD

5. Pendapatan Nasional

Page 67: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

67Sri Handayani, et.Al

6. Neraca Perdagangan

7. Neraca Pembayaran

8. Inflasi

9. Pajak dan Subsidi (Kebijakan Fiskal)

10. Akuntansi

B. Skenario Pembelajaran

Contoh implementasi yang dijadikan skenario pembelajaran berbasis STEM adalah Pendapatan Nasional. Meteri ini cocok untuk digunakan dalam penerapan model ini karena memiliki karakteristik antara lain:

1. Cakupan materi memuat materi hitungan dan analisis

2. Memungkinkan peserta didik memiliki kesempatan untuk berpikir kritis dan pemecahan masalah.

I. Berikut cakupan materi pendapatan Nasional.

Pengertian pendapatan nasional dapat dilihat melalui tiga pendekatan yaitu:

a. Pendekatan produksi, melalui pendekatan ini pendapatan nasional diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah dari setiap barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam periode tertentu.

Page 68: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

68 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

b. Pendekatan pendapatan, nah kalo yang satu ini pendekatan pendapatan nasional yang menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa suatu negara dalam satu periode tertentu.

c. Pendekatan pengeluaran, pendekatan ini meng-hitung pendapatan nasional dari jumlah pengeluaran seluruh pelaku ekonomi, baik di dalam negeri mau-pun luar negeri selama satu periode tertentu.

Manfaat pendapatan nasional:a. Mengetahui struktur perekonomianb. Mengetahui perkembangan perekonomian dari tahun

ke tahun c. Mengetahui perekonomian antardaerahd. Membandingkan kemajuan ekonomi antarnegarae. Menjadi sumber informasi bagi pemerintah.

Untuk menghitung pendapatan nasional, beberapa konsep dalam pendapatan nasional, antara lain:1. GROSS DOMESTIC PRODUCT (GDP)/PRODUK DOMES­

TIK BRUTO (PDB)

Merupakan jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara selama setahun. Termasuk yang dihasilkan oleh perusahaan asing, asalkan wilayahnya masih dalam wilayah suatu negara. Contohnya terdapat perusahaan A dari Korea yang mempunyai cabang di Indonesia, hasil produksinya juga harus dihitung ke dalam GDP.

Page 69: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

69Sri Handayani, et.Al

Rumus untuk menghitung GDP yaitu:

2. GROSS NATIONAL PRODUCT (GNP)/PRODUK NASIO­NAL BRUTO (PNB)

Merupakan nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk yang dihasilkan oleh warga negara tersebut yang dihasilkan di luar negeri. Contohnya seperti seseorang pria dari Indonesia yang menjual pakaian di Singapura, hasilnya berupa barang dan jasanya termasuk dalam GNP. GNP menekankan pada aspek kewarganegaraan (nationality)!

Jika ditulis dalam rumus bisa tulis seperti berikut.

3. NET NATIONAL PRODUCT (NNP) ATAU PRODUK NASIO­NAL NETTO (PNN)

Merupakan hasil dari dari nilai dari GNP yang telah dikurangi dengan penyusutan modal dalam proses produksi. Inti dari NNP merupakan konsep pendapatan nasional yang dilihat hanya dari laba yang diperoleh. Karena tujuan dari NNP adalah untuk mencari netto atau nilai bersih dari suatu produks.

GDP = Pendapatan WNI di DALAM NEGERI + Pendapatan WNA di DALAM NEGERI

GNP = Pendapatan WNI di DALAM NEGERI + Pendapatan WNA di LUAR NEGERI

atau

atau

GNP = GDP + Pendapatan WNI di LUAR NEGERI - Pendapatan WNA di DALAM NEGERI

GNP = GDP - Pendapatan NETO atas faktor dari LUAR NEGERI

Page 70: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

70 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

Berikut adalah rumus mencari NNP:

4. NET NATIONAL INCOME (NNI) ATAU PENDAPATAN NA­SIONAL NETTO

Nah, kalau NNI ini menghitung pendapatan nasional berdasarkan jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. Jika ditulis dalam rumus sebagai berikut:

• Pajak tidak langsung harus dikurangkan, karena tidak mencerminkan balas jasa atas faktor produksi. Uang pajak memang diterima oleh penjual/produsen bersama harga pasar barang yang dijualnya, tetapi uang pajak itu wajib diserahkan kepada pemerintah.

• Subsidi harus ditambahkan karena harga-harga tertentu yang dibuat lebih murah daripada biaya produksi sesungguhnya, misalnya untuk subsidi harga pupuk, BBM, atau beras.

5. PERSONAL INCOME (PI) ATAU PENDAPATAN PERSE­ORANGAN

PI ini juga bagian dari pendapatan nasional. PI ini menghitung jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang. Tetapi harus dikurangi dengan laba yang ditahan, iuran asuransi, iuran jaminan sosial, dan ditambah dengan pembayaran pindahan/transfer (transfer payment). Pendapatan perseorangan dapat ditulis dalam rumus berikut:

NNP = GNP - Penyusutan

NNI = NNP - Pajak tidak langsung + Subsidi

Page 71: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

71Sri Handayani, et.Al

6. DISPOSABLE INCOME ATAU PENDAPATAN YANG SIAP DIBELANJAKAN

Merupakan pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan untuk membeli barang dan jasa beserta tabungan yang disalurkan menjadi investasi tapi harus dikurangi pajak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada orang lain , contohnya pajak pendapatan.

DI dapat ditulis dalam rumus berikut:

Langkah – langkah pembelajaran:

Awal Kegiatan

1. Guru melakukan pendahuluan pada kegiatan awal dengan memberikan motivasi dan apresepsi untuk topik Pendapatan Nasional

2. Guru Menjelaskan Tujuan Pembelajaran sesuai kompetensi yang diajarkan

3. Guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan dilakukan.

Inti Kegiatan

a. Mengajukan pertanyaan dan mendefinisikan masalah (Asking questions and defining problems)

Ditahap pertama, peserta didik dimotivasi untuk melakukan suatu pengamatan terhadap berbagai

PI=NNI+transfer payment - (Laba ditahan + iuran asuransi + iuran jaminan sosial + pajak perseroan)

DI = PI - Pajak Langsung

Page 72: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

72 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

fenomena atau isi yang terjadi kemudian menemukan pertanyaan dari suatu fenomena tersebut dan peserta didik dimotivasi untuk mampu memecahkan masalah yang ada dan mencoba mengklarifikasinya.

Kasus 1

Pendapatan Nasional 2018 Tumbuh 8%

Sumber: Databoks: Berapa Pendapatan Nasional Indonesia?

Pendapatan nasional Indonesia pada 2018 tumbuh 8,03% menjadi Rp 10.843,45 triliun dari tahun sebelumnya Rp 10.037 triliun. Dengan jumlah penduduk pertengahan tahun sebanyak 265,02 juta, maka pendapatan nasional per kapita sebesar Rp 40,92 juta, tumbuh 6,76% dari tahun sebelumnya Rp 38,89 juta.Pendapatan nasional merupakan seluruh pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh rumah tangga keluarga (RTK) dalam suatu negara dengan kurun waktu

Page 73: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

73Sri Handayani, et.Al

tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun.Pendapatan nasional dapat juga diartikan sebagai hasil produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh seluruh anggota masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu.

b. Mengembangkan dan menggunakan model(Developing and using models)

Ditahap kedua, setelah melakukan suatu pengamatan dan memperoleh suatu informasi mengenai berbagai fenomena yang berkaitan dengan sains, seterusnya peserta didik akan melaksanakan langkah ketahap mengembangkan dan menggunkan model atau contoh. Dimana langkah ini, peserta didik diminta mampu melihat melalui model maupun simulasi untuk membantu mengembangkan informasi yang sedang diamati.

c. Merencanakan dan melaksanakan penyelidikan (Planning and carrying out investigations)

d. Pada tahap yang ketiga ini peserta didik diminta untuk merencanakan dan

e. melakukan penyelidikan ilmiah untuk memperoleh data.

f. Menganalisis dan menafsirkan data (Analyzing and interpreting data)

g. Pada tahap ini, setelah peserta didik melakukan penyelidikan ilmiah dan memperoleh data, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis kemudian menafsirkan data yang diperoleh.

h. Menggunakan matematika dan komputasi (Using mathematics and computational thinking)

Page 74: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

74 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

i. Pada tahap selanjutnya, peserta didik menggunakan cara berfikir matematika dan pemikiran komputasi untuk membangun simulasi dan menganalisis data.

j. Membangun penjelasan dan merancang solusi (Constructing explanations and designing solutions)

k. Peserta didik mampu membangun penjelasan terkait kegiatan pembelajaran yang sedang dipelajari. Kemudian mampu merancang solusi baru untuk masalah yang ditemukan didalam pembelajaran.

l. Argumentasi dan bukti (Engaging in argument from evidence)

m. Peserta didik terlibat dalam argumentasi untuk mengklarifkasikan konsep

n. pembelajaran yang ada kemudian solusi terbaik suatu masalah, kemudian

o. diperkuat dengan bukti data yang kuat untuk mempertahankan suatu

p. kesimpulan.

q. Memperoleh, mengevaluasi, dan mengkomonikasikan informasi (Obtaining, evaluating, and communicating information)

Peserta didik memperoleh suatu infomasi dari pembelajaran yang telah dilakukan kemudian mengevaluasi dan mampu mengkomonikasikan dan hasil dari temuan yang telah dilakukan serta dapat menarik kesimpulan.

Page 75: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

75Sri Handayani, et.Al

Penutup kegiatan

a. Guru melakukan kegiatan review materi yang sudah dijelaskan

b. Guru bersama siswa melakukan kegiatan menyimpulkan.

II. Contoh pada materi Keseimbangan Pasar (Market Equilibrium).

A. Pengertian Keseimbangan Pasar

Interaksi antara kekuatan permintaan dan penawaran di pasar, akan melahirkan keseimbangan harga dan kuantitas yang disebut dengan keseimbangan pasar. Jadi, keseimbangan pasar terjadi jika harga dan jumlah barang yang diminta di pasar sama dengan harga dan jumlah barang yang ditawarkan. Dengan kata lain, keseimbangan pasar terjadi pada harga dan jumlah barang ketika kekuatan penawaran dan permintaan seimbang. Pada kondisi ini, akan tercipta harga keseimbangan (equilibrium price) dan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Pada kondisi keseimbangan, harga dan kuantitas cenderung tetap tidak berubah, selama faktor lain tetap (tidak berubah).

Page 76: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

76 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

B. Cara mengetahui harga keseimbangan pasar

Untuk mengetahui harga dan jumlah keseimbangan dapat dilakukan dengan cara tabel, cara kurva, dan cara matematis. Ketiga cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Cara TabelBerikut disajikan tabel tentang jumlah gula putih yang

diminta dan ditawarkan pada berbagai tingkat harga yang dibandingkan.

Berdasarkan Tabel 3.5 terlihat bahwa keseimbangan pasar terjadi pada saat jumlah penawaran dan permintaan mencapai jumlah 30 ton per bulan dan pada harga Rp10.000,00 per kg. Dengan demikian, 30 ton per bulan merupakan jumlah keseimbangan (equilibrium quantity) dan harga Rp10.000,00 per kg merupakan harga keseimbangan (price quantity). Seandainya, dicoba dengan harga Rp5.000,00, apakah yang akan terjadi? Pada harga tersebut konsumsi melebihi produksi. Konsumen akan berebut untuk memperoleh sejumlah gula putih yang dibutuhkan. Hal ini akan menyebabkan harga gula putih naik. Adapun pada harga Rp15.000,00, jumlah

Page 77: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

77Sri Handayani, et.Al

yang ditawarkan lebih besar dari jumlah yang diminta, sehingga persediaan gula putih akan menumpuk. Oleh karena itu, terjadinya penumpukan gula putih dan harga barang tersebut akan turun. Dengan demikian tidak terjadi harga keseimbangan.

2. Cara KurvaDengan menggambarkan dari fungsi Permintaan (D)

dan fungsi Penawaran (S) maka keseimbangan dapat digambarkan dengan perpotongan kurva permintaan dan kurva penawaran seperti pada kurva di bawah ini.

Kurva 1. Keseimbangan Pasar

Kurva 1 menjelaskan titik keseimbangan (titik E) pada Q = 30. Jika dari titik keseimbangan ditarik garis ke sumbu Q, akan diperoleh jumlah keseimbangan. Jika dari titik keseimbangan ditarik garis ke sumbu P, akan diperoleh

Page 78: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

78 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

harga keseimbangan. Berdasarkan Kurva 3.13 harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar terjadi di titik perpotongan antara kurva permintaan dan kurva penawaran.

3. Cara MatematisBerdasarkan fungsi permintaan dan fungsi

penawaran gula putih sebelumnya, Anda dapat mencari harga keseimbangan pasar dan jumlah keseimbangan pasar. Pada dasarnya, harga keseimbangan terjadi apabila jumlah gula putih yang diminta di pasar sama dengan jumlah gula putih yang ditawarkan. Secara matematis hal ini ditunjukkan oleh persamaan Qd = Qs.

Page 79: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

79Sri Handayani, et.Al

Langkah – langkah pembelajaran:

Awal Kegiatan

a. Guru melakukan pendahuluan pada kegiatan awal dengan memberikan motivasi dan apresepsi untuk topik Keseimbangan Pasar yang dikaitkan dengan topik Permintaan dan Penawaran suatu barang.

b. Guru Menjelaskan Tujuan Pembelajaran sesuai kompetensi yang diajarkan

c. Guru menjelaskan Model pembelajaran yang akan dilakukan.

Inti Kegiatan

a. Mengajukan pertanyaan dan mendefinisikan masalah (Asking questions and defining problems)

Ditahap pertama, peserta didik dimotivasi untuk melakukan suatu pengamatan terhadap berbagai fenomena atau isi yang terjadi kemudian menemukan pertanyaan dari suatu fenomena tersebut dan peserta didik dimotivasi untuk mampu memecahkan masalah yang ada dan mencoba mengklarifikasinya.

KASUS 1

Pada saat harga buku rp 10.000 permintaan akan buku tersebut sebanyak 10, dan ketika harga buku turun menjadi

rp 8.000 permintaannya menjadi 16 lusin. Carilah fungsi permintaanya!

Page 80: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

80 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

b. Mengembangkan dan menggunakan model(Developing and using models)

Ditahap kedua, setelah melakukan suatu pengamatan dan memperoleh suatu informasi mengenai berbagai fenomena yang berkaitan dengan sains, seterusnya peserta didik akan melaksanakan langkah ketahap mengembangkan dan menggunkan model atau contoh. Dimana langkah ini, peserta didik diminta mampu melihat melalui model maupun simulasi untuk membantu mengembangkan informasi yang sedang diamati. Dalam hal ini siswa diminta mengembangkan model yang sesuai dengan rumus yang ada.

c. Merencanakan dan melaksanakan penyelidikan (Planning and carrying out investigations)

Pada tahap yang ketiga ini peserta didik diminta untuk merencanakan dan melakukan penyelidikan ilmiah untuk memperoleh data. Untuk tahapan ini siswa merancang perubahan harga barang dan kuantitas sehingga siswa dapat menggambarkan perubahan kurva dan keseimbangan yang ada.

KASUS 2

Tentukan jumlah barang dan harga pada keseimbangan pasar untuk fungsi permintaan Qd = 10 – 0,6Pd dan fungsi

penawaran Qs = -20 + 0,4Ps.

Page 81: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

81Sri Handayani, et.Al

d. Menganalisis dan menafsirkan data (Analyzing and interpreting data)

Pada tahap ini, setelah peserta didik melakukan penyelidikan ilmiah dan memperoleh data, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis kemudian menafsirkan data yang diperoleh.

e. Menggunakan matematika dan komputasi (Using mathematics and computational thinking)

Pada tahap selanjutnya, peserta didik menggunakan cara berfikir matematika dan pemikiran komputasi untuk membangun simulasi dan menganalisis data. Kegiatan yang dilakukan yaitu dengan menghitung fungsi yang sudah dikembangkan melalui pendekatan matematis.

f. Membangun penjelasan dan merancang solusi (Constructing explanations and designing solutions)

Peserta didik mampu membangun penjelasan terkait kegiatan pembelajaran yang sedang dipelajari. Kemudian mampu merancang solusi baru untuk masalah yang ditemukan didalam pembelajaran.

g. Argumentasi dan bukti (Engaging in argument from evidence)

Peserta didik terlibat dalam argumentasi untuk mengklarifkasikan konsep pembelajaran yang ada kemudian solusi terbaik suatu masalah, kemudian diperkuat dengan bukti data yang kuat untuk mempertahankan suatu kesimpulan.

Page 82: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

82 Buku Ajar Strategi Pembelajaran Ekonomi “Model-model pembelajaran inovatif di era Revolusi Industri 4.0”

h. Memperoleh, mengevaluasi, dan mengkomonikasikan informasi (Obtaining, evaluating, and communicating information)

Peserta didik memperoleh suatu infomasi dari pembelajaran yang telah dilakukan kemudian mengevaluasi dan mampu mengkomonikasikan dan hasil dari temuan yang telah dilakukan serta dapat menarik kesimpulan.

Penutup kegiatan

a. Guru melakukan kegiatan review materi yang sudah dijelaskan.

b. Guru bersama siswa melakukan kegiatan menyimpulkan.

Demikian contoh sintak dan skenario pembelajaran dalam penerapan model pembelajaran berbasis STEM dan dapat disesuaikan dengan karakteristik topik dan kondisi peserta didik. Selamat mencoba.

Page 83: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

83Sri Handayani, et.Al

Evaluasi1. Kerjakan evaluasi di bawah ini:

a. Lakukan analisis KI dan KD serta indikator pada salah satu topik di mata pelajaran ekonomi SMA/MA

b. Dari analisis yang Saudara lakukan pilih salah satu topik yang memungkinkan untuk diterapkan pembelajaran inovatif

2. Rancanglah pembelajaran ekonomi dengan menggu-nakan Pembelajaran Berbasis STEM. Lengkapi dan beri kan alat evaluasi yang sesuai dengan topik yang saudara kembangkan.

Page 84: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

84

DAFTAR RUJUKAN

Permanasari, A. STEM Education : Inovasi dalam Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Pendidikan Sains : Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian dan Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21. Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 24-31 hlm; 2016; citited on 1 August 2019. Available from http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/snps article/view/9810

Choiriah, Lia. Efektifitas Pembelajaran STEM (Sience Technology Engineering and Mathematics) terhadap Sikap Ilmiah dan Pemahaman Konsep Siswa: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. 2018

Ennies, R. H. Critical Thinking : Reflection and Perspective Part 1. Assessing Critical Thinking about Values: A Quasi-Experimental Study: ResearchGate, 26(1), 4-17 hlm. 2011. citited on August 2019. Available from https://www.researchgate.net/publication/225026402_Assessing_Critical_Thinking_about_Values_A_Quasi-Experimental_Study

Khiriyah, Nailul. Implementasi Pendekatan Pembelajaran STEM untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Gelombang Bunyi: Universitas Lampung. 2018.

Widya Nessa, Yusuf Hartono, and Cecil Hiltrimartin, „Pengembangan Buku Siswa Materi Jarak Pada Ruang Dimensi Tiga Berbasis Science, Technology, Engineering,

Page 85: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

85

And Mathematics (STEM) Problem-Based Learning Di Kelas X‟, 3.1 (2017), 1–14.

Rahayuni, G. Hubungan Keterampilan Berpikir Kritis dan Literasi Sains pada Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model PBM dan STM. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA, 2(2), 131-146 hlm.. 2016. Citited on August 2019. Available from https://media.neliti.com/media/publica-tions/176938-ID-hubungan-keterampilan-berpikirkri-tis-da.pdf.

Page 86: 4USBUFHJQFN CFMBKBSBO &LPOPN J ' B 1FN CFMBKBSBO …

86