4.Spesifikasi Teknis Dermaga Mitak Seruyan

14
SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 1 PENJELASAN UMUM 1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah : Peningkatan dan Rehabilitasi Dermaga Sungai Seruyan di Desa Mitak Kabupaten Seruyan. 1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, uraian pekerjaan dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini. 1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan : Gambar bestek dan detail terlampir. Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut. Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan. Petunjuk-petunjuk dari direksi/direksi lapangan. 1.4. Lokasi Dermaga Dermaga ini dibangun pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan rencana, yaitu lokasi tanah yang tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan Peningkatan dan Rehabilitasi Dermaga Sungai Seruyan di Desa Mitak Kabupaten Seruyan. 1.5. Daerah Kegiatan Adalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut yang dikuasai untuk segala keperluan kegiatan. 1.6. Rencana Kerja Dalam waktu 2 minggu setelah penandatanganan kontrak, penyedia barang/jasa wajib menyerahkan suatu rencana kerja yang meliputi: Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan masing-masing bagian pekerjaan. Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan. Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan di lapangan. Jumlah pegawai penyedia barang/jasa yang diusulkan, selama pekerjaan berlangsung sesuai dengan fungsi dan keahliannya. 1.7. Buku Harian Penyedia barang/jasa harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan semua detail-detail penting dari pekerja. 1.8. Persetujuan Konsultan Pengawas Yang dimaksud dengan persetujuan konsultan pengawas adalah merupakan persetujuan konsultan pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini. 1.9. Gambar Rencana 1.9.1. Gambar rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan dalam masa pelaksanaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini maupun spesifikasi lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan pada gambar rencana atau perbedaan antara gambar rencana dan isi spesifikasi. 1.9.2. Konsultan pengawas mengoreksi menjelaskan gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam gambar rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk direksi /pengawas. 1.9.3. Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana ditentukan selanjutnya oleh direksi/pengawas dan disampaikan kepada penyedia barang/jasa secara tertulis. 1.9.4. Penyedia barang/jasa harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas. 1.10. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan Penyedia barang/jasa harus memberikan penjelasan selengkapnya tentang langkah-langkah yang diambil untuk suatu tahap pekerjaan yang dimulai pelaksanaannya. Dalam keadaan apapun penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. 1.11. Tanggung Jawab Kontraktor/Penyedia Barang/Jasa Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan konsultan pengawas tidak berarti membebaskan penyedia barang/jasa atas tanggung jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang berlaku.

description

Spesifikasi Teknis Dermaga

Transcript of 4.Spesifikasi Teknis Dermaga Mitak Seruyan

  • SPESIFIKASI TEKNIS

    PASAL 1PENJELASAN UMUM

    1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :Peningkatan dan Rehabilitasi Dermaga Sungai Seruyan di Desa Mitak Kabupaten Seruyan.

    1.2. Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, uraian pekerjaan dan RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

    1.3. Pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan :Gambar bestek dan detail terlampir.Uraian kerja dan syarat-syaratnya dalam pasal-pasal berikut.Risalah rapat penjelasan (aanwijzing) yang dilaksanakan.Petunjuk-petunjuk dari direksi/direksi lapangan.

    1.4. Lokasi DermagaDermaga ini dibangun pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan rencana, yaitu lokasi tanah yang tersedia untuk pelaksanaan pekerjaan Peningkatan dan Rehabilitasi Dermaga Sungai Seruyan di Desa Mitak Kabupaten Seruyan.

    1.5. Daerah KegiatanAdalah daerah termasuk segala sesuatu yang ada di dalam daerah tersebut yang dikuasai untuk segala keperluan kegiatan.

    1.6. Rencana KerjaDalam waktu 2 minggu setelah penandatanganan kontrak, penyedia barang/jasa wajib menyerahkan suatu rencana kerja yang meliputi:Tanggal yang diusulkan untuk memulai dan menyelesaikan pembangunan masing-masing bagian pekerjaan.Tanggal yang diusulkan untuk memperoleh bahan-bahan.Jam kerja yang diusulkan untuk pekerjaan di lapangan.Jumlah pegawai penyedia barang/jasa yang diusulkan, selama pekerjaan berlangsung sesuai dengan fungsi dan keahliannya.

    1.7. Buku HarianPenyedia barang/jasa harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan semua detail-detail penting dari pekerja.

    1.8. Persetujuan Konsultan PengawasYang dimaksud dengan persetujuan konsultan pengawas adalah merupakan persetujuan konsultan pengawas secara tertulis yang berisi persetujuan untuk sesuatu hal yang termasuk dalam persyaratan ini.

    1.9. Gambar Rencana1.9.1. Gambar rencana untuk proyek ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

    Dokumen Kontrak. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi masih mungkin diadakan dalam masa pelaksanaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi ini maupun spesifikasi lainnya dan tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar rencana atau perbedaan antara gambar rencana dan isi spesifikasi.

    1.9.2. Konsultan pengawas mengoreksi menjelaskan gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebut dalam spesifikasi. Dimensi dalam gambar rencana harus dihitung dengan teliti dan tidak dibenarkan untuk menganggap bahwa gambar rencana tersebut dibuat pada skala yang benar, kecuali atas petunjuk direksi /pengawas.

    1.9.3. Penyimpangan antara keadaan lapangan terhadap gambar rencana ditentukan selanjutnya oleh direksi/pengawas dan disampaikan kepada penyedia barang/jasa secara tertulis.

    1.9.4. Penyedia barang/jasa harus membuat Shop Drawing sebelum memulai suatu pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan konsultan pengawas.

    1.10. Pemberitahuan Untuk Memulai PekerjaanPenyedia barang/jasa harus memberikan penjelasan selengkapnya tentang langkah-langkah yang diambil untuk suatu tahap pekerjaan yang dimulai pelaksanaannya. Dalam keadaan apapun penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari konsultan pengawas.

    1.11. Tanggung Jawab Kontraktor/Penyedia Barang/JasaPada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan konsultan pengawas tidak berarti membebaskan penyedia barang/jasa atas tanggung jawab pada pekerjaan tersebut sesuai dengan kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang berlaku.

  • PASAL 2PEKERJAAN PENDAHULUAN

    2.1. Pembersihan LapanganPekerjaan pembersihan dan pengupasan adalah terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohon, semak belukar, tanaman lainnya, sampah-sampah dan bahan-bahan lainnya yang mengganggu pekerjaan. Bilamana pada lokasi pekerjaan tersebut terdapat akar-akar pepohonan harus dicabut agar tidak mengganggu atau mengurangi kualitas pekerjaan konstruksi diatasnya, sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

    2.2. Pagar Sementara, Penerangan dan Tanda Tanda PengamanKontraktor atas biaya sendiri dapat membuat pagar sementara dan harus memelihara pagar tersebut agar tetap dalam keadaan baik dan dibuat sepanjang batas yang ditentukan untuk daerah lokasi kegiatan, pagar sementara tersebut harus dibongkar pada akhir pembangunan. Pemborong harus menyediakan penerangan dan tanda-tanda pengaman yang diperlukan selama melaksanakan pekerjaan berlangsung. Kontraktor juga harus menyediakan penerangan yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

    2.3. Bangsal KerjaBangsal kerja mesti disediakan oleh kontraktor untuk tempat penyimpanan bahan, peralatan dan personil dan dibangun di lokasi yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

    2.4. Kantor Direksia. Pemborongan harus menyediakan kantor Direksi di lapangan, yang letaknya dekat dengan

    Kantor Pemborong , terdiri dari ruangan ruangan sbb :Ruang DireksiRuang Rapat/TamuWCBangunan tersebut terbuat dari bahan kayu, dengan dinding dan lantai papan kayu lanan, atap seng gelombang. Kantor pemborong dibuat dengan luas sesuai kebutuhan dan kualitas minimum sama dengan kantor Direksi.

    b. Pemborong menyediakan air dan penerangan yang diperlukan kantor Direksi.c. Perlengkapan kantor

    Pemborong menyediakan perlengkapan kantor Pemborong dan kursi Direksi masing masing sebagai berikut :

    Kursi dan meja tamu : secukupnya Kotak P3K : secukupnya Kursi dan meja tulis : secukupnya Papan Tulis : 1 buah Dan lain lain yang menurut Direksi diperlukan

    d. Pemborong bertangggung jawab atas perawatan kantor dan perlengkapan Kantor Direksi. e. Setelah pekerjaan selesai seluruh kantor dan perlengkapan Kantor Direksi diserahkan

    bersamaan serah terima hasil pekerjaan.2.5. Pembuatan Papan Nama Kegiatan

    Membuat papan nama Kegiatan dari papan dengan ukuran 1 x 1,5 m. Didirikan tegak di atas kayu ukuran 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama Kegiatan memuat :Nama Kegiatan : Nama Pekerjaan : Lokasi Kegiatan : Nomor Kontrak : Tanggal : Waktu Pelaksanaan : ....... ( ................ ) Hari KalenderMulai Tanggal : .Selesai Tanggal : .Harga Borongan : Rp( ) Kontaktor Pelaksana : CV/PT .........................................Konsultan Perencana : CV/PT ......................................... Konsultan Pengawas : CV/PT .........................................

    2.6. Mobilisasi dan DemobilisasiYang dimaksud dalam pasal mengenai Mobilisasi dan Demobilisasi dalam Bill of Quantity, mencakup antar jemput/ mendatangkan : Pekerja, Pegawai, Bahan-bahan bangunan, peralatan dan keperluan-keperluan insidentil untuk melaksanakan seluruh pekerjaan, untuk pindah didalam lokasi kegiatan dan pemindahan/ pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya pekerjaan, termasuk :a. Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi kegiatan beserta pemasangannya,

    dimana alat-alat tersebut akan dipergunakan.b. Antar jemput : Staf, Pegawai dan pekerja ke lokasi kegiatan.c. Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan pembangunan, armada

    apung dan peralatan lainnya, sedemikian sehingga lokasi kegiatan bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Direksi Pekerjaan.

    b. Pemindahan dari lokasi kegiatan untuk staf, pegawai dan pekerja setelah pekerjaan selesai. Dalam waktu 15 (lima belas) hari setelah kontraktor menerima surat pelulusan, kontraktor harus memasukkan rencana detail kepada Direksi mengenai prosedur Mobilisasi. Hal ini harus menjamin selesainya Mobilisasi dalam poin a dan b tersebut diatas harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari terhitung mulai tanggal surat perintah mulai kerja.

    2.7. Survey dan Pengukuran

  • Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan Kontraktor dan Direksi Pekerjaan bersama-sama melakukan pengukuran di lapangan yang meliputi antara lain :

    Penentuan titik terang Dari titik tersebut Kontraktor harus mengukur titik lainnya serta penentuan peil dari seluruh pekerjaan yang dilaksanakan. Kontraktor tidak diperkenankan untuk merubah atau untuk menghapus titik tetap tersebut tanpa memberitahukan kepada konsultan pengawas serta persetujuan Direksi Pekerjaan.

    2.8. Patok-Patok Referensi, Bouwplank dan Pengukuran2.8.1. Direksi akan menetapkan dua Benchmark sebagai referensi pengukuran (setting out)

    dan titik 0,00 sebagai referensi ketinggian (elevasi), yang ditetapkan dilapangan.2.8.2. Bila Benchmark belum ada maka pemborong berkewajiban membuat Benchmark sesuai

    dengan petunjuk Direksi.2.9.3. Semua paras ketinggian ( elevasi ) dinyatakan dalam satuan metrik terhadap titik 0,00

    yang ditetapkan Direksi.2.8.4. Ukuran ukuran dinyatakan dalam satuan metrik kecuali bila dinyatakan lain.2.8.5. Bila diperlukan Pemborong harus memasang patok pembantu yang dipelihara keutuhan

    letak dan ketinggiannya selama pekerjaaan berlangsung. Sebelum pekerjaaan dimulai patok patok dan referensi lainnya tidak boleh disingkirkan sebelum diperintahkan oleh Direksi.

    2.9. Setting out2.9.1. Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di lapangan Pemborong

    harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan benar, sesuai dengan koordinat lapangan / Benchmark seperti yang ditunjukkan Direksi di lapangan.

    2.9.2. Dalam hal terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran yang dilaksanakan Pemborong dan kenyataan yang ada dilapangan maka pemborong harus melaporkan hal ini kepada Direksi untuk mendapat keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.

    2.9.3. Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi dan kelancaran operasional penggunaan bangunan tersebut.

    2.10. Peralatan Survey2.10.1. Kontraktor harus menyediakan peralatan survey, antara lain untuk pengukuran topografi

    (Theodolite, Waterpass, bak geodetic, meteran dari pita dan rantai), pengukuran bathymetrik (echosouner, sextant, station pointer), yang dapat digunakan Engineer setiap saat untuk checking pemasangan tanda-tanda, penentuan elevasi dan lain-lain kegiatan pengukuran yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus memelihara alat-alat untuk survey ini secara baik sehingga selama pelaksanaan pekerjaan dapat tetap digunakan secara baik.

    2.10.1. Kontraktor harus menyediakan, atas biaya sendiri, patok-patok beton, patok-patok kayu, penampang kedalaman sungai yang diminta Engineer untuk pemeriksaan atau pengukuran bagian dari pekerjaan.

    2.11. Material dan Alat-Alat2.11.1. Material yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan

    teknis yang ditentukan.2.11.2. Bila pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan, maka mutunya minimal

    harus sama dengan yang disyaratkan dalam Dokumen Lelang. Pemesanan bahan harus diberitahukan pada Direksi yang meliputi jenis, kualitas dan kuantitas bahan yang dipesan, untuk mendapat persetujuan.

    2.11.3. Pemborong diwajibkan menyediakan alat alat bantu untuk kelancaran pekerjaan dan menjaga keamanannya dengan biaya sendiri.

    2.12. Daerah Kerja dan Jalan MasukPemborong akan diberikan daerah kerja untuk melaksanakan pekerjaan ini. Pemborong harus membatasi operasinya dilapangan yang betul betul diperlukan untuk pekerjaan tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Pemborong dengan persetujuan Direksi.

    2.13. Lalu-LintasDalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan bahan keperluan pekerjaan, Pemborong harus berhati hati sedemikian sehingga tidak terganggu kelancaran lalu lintas atau menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah ada dan prasarana lainnya.

    2.14. Keadaan CuacaPekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengizinkan yang mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.

    2.15. Gambar-gambar untuk Keperluan KontraktorDaftar Gambar Perencanaan menunjukan gambar-gambar yang disyaratkan yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak. Gambar-gambar tersebut memperlihatkan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus dipajang pada papan gambar dibangsal kerja dan kantor lapangan, untuk memudahkan pengecekan dari pihak Direksi.

    2.16. Gambar-gambar yang Sebagaimana Dibangun (Asbuild Drawing)Jika dminta oleh Direksi, Kontraktor harus menyediakan gambar-gambar sebagaimana yang dilaksanakan. Gambar-gambar perencanaan, gambar-gambar pematokan dan survey yang dilaksanakan yang dipersiapkan untuk mengukur hasil pekerjaan sebagaimana diuraikan dalam pasal terdahulu dapat digunakan sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar sebagaimana yang dilaksanakan. Ukuran dan skala gambar ini harus disetuju Direksi.

    2.17. Dokumentasi PekerjaanDokumentasi yang memperlihatkan kemajuan pekerjaan, ciri-ciri tertentu dari pekerjaan, peralatan atau hal-hal yang menarik perhatian sehubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya

  • harus menampilkan kondisi awal sebelum pekerjaan dimulai, menampilkan saat pekerjaan berlangsung dan kondisi material yang akan digunakan/dipasang serta menampilkan kondisi setelah pekerjaan selesai, dokumentasi ini sebagai laporan visual.

    PASAL 3SPESIFIKASI BAHAN

    3.1. UmumBahan yang dipergunakan di dalam pekerjaan harus :

    3.1.1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.3.1.2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam gambar dan spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh direksi pekerjaan.3.1.3. Sejauh mungkin harus dipakai bahan produksi dalam negeri untuk keperluan konstruksi.3.1.4. Spesifikasi StandardKecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi/Pengawas/Engineer secara tertulis, semua bahan bahan atau barang barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S atau British Standard (selanjutnya disebut B.B) atau Normalisasi Indonesia (selanjutnya disebut N.I). Bahan atau barang lain yang tidak sepenuhnya disebut didalam dan untuk mana tidak ada didalam J.I.S, B.B, atau N.I, harus disetujui secara khusus oleh Direksi/Pengawas/Engineer.3.1.5. Pemeriksaan dan Pengujian

    a.Semua bahan bahan dan barang barang/benda benda yang disarankan oleh Pemborong untuk dipakai didalam pekerjaan proyek harus dapat diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu waktu, bila diminta oleh Direksi/Pengawas/Engineer.b.Jika Direksi/Pengawas/Engineer menganggap perlu, maka Pemborong atas biayanya sendiri harus dapat memberikan sertifikat pengujian dari pabrik.c. Pemborong harus menyediakan dan mempersiapkan bahan bahan yang sewaktu waktu akan diminta dan disyaratkan. Semua biaya guna peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Pemborong.d.Bahan atau pekerjaan yang telah selesai, harus diperiksa dan diuji oleh Direksi/Pengawas/Engineer guna mengetahui apakah memenuhi persyaratan yang diminta.

    3.1.6. Semua bahan bahan yang dipakai dalam proyek/pekerjaan, harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer sebelum dipakai / dipasang, meskipun bahan bahan tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di lokasi pekerjaan (site). Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan karena tidak disetujuinya bahan bahan tersebut oleh Direksi/Pengawas/Engineer menjadi tanggung jawab Pemborong. Direksi/Pengawas/Engineer mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahan bahan dan metode pelaksanaan yang tidak sama kualitas dan sifatnya seperti contoh contoh yang telah disetujui, dan Pemborong harus segera memindahkan atau membongkar pekerjaan pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.

    3.2. Bracing Pipa Baja dan Tulangan Baja3.2.1. Tiang Pancang Pipa BajaPipa Baja yang akan dipakai untuk pelaksanaan dalam kontrak ini menggunakan ukuran Diameter 355.6 mm-Tbl.10 mm dan Dia. 250,00 mm-Tbl.10 mm. Komposisi kimia dan sifat sifat mekanisnya harus sesuai dengan standard standard tersebut dibawah ini :

    Komposisi Kimia :C : 0,30 % max. ; Si = 0,35 max.P : 0,04 % max. ; Mn = 0,30 - 1,00S : 0.04 % max.Sifat-sifat mekanis :Kekuatan tarik : 40 kg / mm2 atau lebih/KHI : Grade X - 46Yield point : 32 kg / mm2 atau lebihPerpanjangan : 15 % atau lebihToleransi pada bentuk dan dimensi :a. Diameter luar Toleransi

    Ujung-ujung pile kurang lebih 0,50 % Batang-batang pile kurang lebih 1.00 %b. Tebal dinding tidak terbatas minimal 12 mmc. Panjang pipa tidak terbatas minimal 12 md. Lenturan maximum 0,1 % dari panjang tiang

    Toleransi tidak mulusnya sambungan-sambungan Diameter luar Toleransi Kurang dari 700 mm kurang dari 2 mm Lebih dari 700 mm kurang dari 3 mm

    Jika dianggap perlu, Direksi/Pengawas/Engineer dapat mengirim contoh (sample) dari pipa pipa baja tersebut ke laboratorium untuk analisa mekanis dan kimiawi atau tempat lain yang disetujui Direksi atas usulan pemborong.

    3.2.2. Pengangkatan dan Penyimpanan Pipa BajaDalam pengangkutan tiang baja harus diambil langkah langkah yang cepat untuk melindungi tiang baja menjadi bengkok dan/atau cacat cacat permanen.

  • Pada waktu pemuatan dan pembongkaran tiang baja, semua tiang baja harus diperlakukan sedemikian sehingga tidak terjadi perlengkungan perlengkungan yang besar.Pipa baja tidak boleh ditumpuk diantara lapisan dengan jarak sebesar 2,5 m dan balok balok penumpunya ditempatkan diantara lapisan dengan jarak sebesar 3,0 m.Ukuran standar balok kayu penumpu adalah 10x10 cm2 . Dimana ada kemungkinan tiang baja melendut, maka harus segera dilakukan penumpukan/pengaturan kembali.

    3.2.3. Tulangan Baja dan BendraadBatang batang besi untuk tulangan beton harus sesuai dengan persyaratan JIS tersebut dibawah ini atau dengan Standard Industri Indonesia (selanjutnya disebut SII ) dan NI 2.Baja-baja deformed JIS G 3112 hot rolled deformed bar NI-2 SD-30 U-32 untuk Dia. 16 mm.Baja bulat JIS G 3112 hot rolled bar, SR 24 U 24 untuk Dia. 16 mm. Bendraad JIS G 3532 SWM A, diameter 0,9 mm atau lebih.Sertifikat pabrik harus diberikan untuk deformed bars, round bars dan bendraad.3.2.4. Penyimpanan Tulangan BajaBaja untuk tulangan tidak boleh ditempatkan langsung ditanah, tapi harus ditempatkan diatas ganjal-ganjal atau rak-rak dan harus dibawah atap untuk melindungi terhadap hujan. Tulangan baja dispan terpisah-pisah menurut diameter dan panjangnya.

    3.3. Pengadaan dan Penyimpanan Semen 3.3.1. SemenSemen yang dipakai untuk beton harus dari merek/produksi pabrik yang disetujui dan harus Portland Cement tahan sulfat yang memenuhi AASHTO M85 ditambah bahan Additive yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81, terkecuali jika ditentukan lain dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.3.3.2. Pengangkutan dan Penyimpanan Semen

    a. Untuk semen pada waktu dilapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan dan semen harus di pakai dalam waktu 2 (dua) bulan setelah datang di Site.

    b. Semen harus diangkut ke lokasi pekerjaan (site) dalam kendaraan yang tertutup, terlindungi dengan baik di dalam gudang gudang yang mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan terhadap rembesan air untuk mencegah kerusakan karena lembab.c. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu setinggi paling sedikit 30 cm diatas tanah dan di beri kayu ventilasi.

    d. Setiap pengiriman semen harus dipisahpisah agar dapat dengan mudah diidentifikasi, diperiksa, diuji dan dipakai pada saat pelaksanaan sesuai urutan datangnya.e. Penggunaan semen dalam jumlah yang besar tidak dilarang. Biar bagaimana juga pengangkutan, penyimpanan dan penggunaan harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer terlebih dahulu.f. Pemborong harus menyampaikan laporan mingguan kepada Direksi/ Pengawas/Engineer mengenai pengiriman semen, penyimpanan dan penjelasan berapa banyak yang diterima dan dikeluarkan selama seminggu tersebut, dari siapa/dari mana dibeli dan bagian bagian pekerjaan apa saja bahan semen telah dipergunakan.

    3.4. Agregat untuk Beton3.4.1. Umuma. Agregat untuk beton harus diambil dari sumber sumber yang disetujui dan

    memenuhi syarat-syarat dalam SNI Standard lain yang disetujui Direksi/Pengawas/Engineer.

    b. Apabila agregat dari sumber yang telah disetujui ternyata menyimpang dari contoh contoh yang telah disetujui dan tidak memenuhi syarat tersebut diatas, maka sumber ini harus ditolak.

    c. Jumlah persediaan (stock) agregat yang telah disetujui Direksi/Pengawas/ Engineer harus selalu ada dilapangan untuk memungkinkan pembuatan beton secara berkesinambungan untuk jangka waktu 2 minggu tanpa terhenti.

    3.4.2. Agregat KasarAgregat kasar terdiri dari kerikil/gravel yang telah disetujui atau pecahan batuan butir maximal tidak melebihi daftar dibawah ini :a. Untuk seluruh pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi

    yang ditentukan dalam BS 882, 1201, Part 2, Tabel 1. Untuk saringan 40 mm 5 mm, 20 mm 5 mm ukuran nominal atau syarat dalam NI.

    Prosentase Terhadap Berat Yang Lolos Saringan( JIS A 1002 sieve )

    UkuranAgregat Ukuran saringan ( mm )

    50 40 30 25 20 5 10 5 2,5

    4050 % 100 95-100 35-70 10-30 0,5

  • 25-5% 100 95-100 30-70 01-5 0-5

    b. Apabila analisa gradasi menunjukan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat mempengaruhi kerapatan beton, Direksi/Pengawas/Engineer dapat memberikan petunjuk kepada Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tersebut diatas. Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas/Engineer setelah dilakukan pengujian di lapangan.

    c. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih dan tidak mengandung lempung (clay) atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan pemecah (crusher) yang disetujui. Bubuk atau partikel lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau dikehendaki Direksi/Pengawas/ Engineer harus dicuci secara seksama.

    3.4.3. Agregat HalusPasir untuk beton harus bersih dan bebas dari lempung (clay) atau zat zat organik dan harus mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan menghasilkan beton dengan kerapatan maximum.Gradasi dari agregat halus harus masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 1200 atau dalam NI atau dalam tabel berikut ini dari JIS.

    Prosentase Terhadap Berat Yang Lolos Saringan( JIS A 1102 Sieve )

    Ukuran Saringan ( mm )

    10 5 2,5 1,20 0,60 0,30 0,15

    % 100 90-100 80-100 50-90 25-65 10-35 2-10

    Pasir dari pecahan batu dapat ditambah pada pasir alami untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat. Pasir yang hanya dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer.3.4.4. Pengambilan Contoh dan Testing Untuk AgregatDireksi/Pengawas/Engineer dapat memerintahkan kepada Pemborong setiap saat untuk mengambil contoh agregat dari lapangan atau sumber agregat untuk dilakukan pengujian menurut cara yang diuraikan dalam BS 812, JIS 1102 atau NI. Agregat yang dapat memenuhi syarat dalam pengujian, harus diganti atau dicuci sampai pengujian lebih lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi persyaratan ini, menjadi tanggungan Kontraktor.3.4.5. Penyimpanan AgregatPasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam bak lantai papan yang direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu komposisi agregat tertentu atau tercampurnya agregat dengan debu, zat-zat organik atau bahan-bahan pencemar lainnya.Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui oleh Direksi/Pengawas/Engineer.

    3.5. Air3.5.1. Air yang digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat-zat

    organik atau inorganik yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat mengurangi kekuatan atau keawetan beton.

    3.5.2. Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer.

    3.5.3. Hanya air dengan kualitas yang disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan beton, penyemprotan dan membasahi acuan ( Form Work ) atau pengeringan beton.

    3.5.4. Pemborong harus melakukan pengaturan dari sumber sumur di dalam lokasi proyek. Apabila Pemborong menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan, pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya ditanggung Pemborong.

    3.6. Batu3.6.1. Batu yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kualitas yang ada untuk

    digunakan dalam bagian-bagian bangunan. Batu yang digunakan harus keras, tahan lama, tahan terhadap goresan, cuaca dan bebas dari tanah atau sampah-sampah lain dan cacat-cacat lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung (clay), bagian-bagian yang pipih atau panjang atau cadas yang lapuk dan sumber tempat pengambilan batu harus disetujui Direksi/Pengawas/Engineer.

    3.6.2. Kontraktor harus mengusahakan persediaan batu yang disyaratkan agar kualitasnya dapat terjamin.

    PASAL 4PEKERJAAN STRUKTUR BETON

    4.1. Perbandingan Campuran dan Kekuatan4.1.1. Campuran beton harus mengikuti persyaratan dari tabel campuran beton yang diberikan.

    Uji (test) pendahuluan harus dilakukan sebelum pengecoran beton yang direncanakan dan harus mengikuti NI 2 (PBI 71) untuk menentukan perbandingan semen, agregat dan air yang akan digunakan.

    4.1.2. Uji (test) pendahuluan adalah untuk memperoleh adukan dengan kemampuan pengerjaan (Work Ability) yang diinginkan dengan kekuatan yang diperoleh kira-kira 30%-60% lebih tinggi dari kekuatan yang direncanakan.

  • 4.1.3. Kekuatan yang lebih tinggi yang diterima oleh Direksi/Pengawas/Engineer adalah untuk mencakup kemungkinan kegagalan hasil test karena keadaan mesin-mesin pengaduk, peralatan, tingkat pengawasan mutu dan terjadinya deviasi mutu beton.

    TABEL CAMPURAN BETON

    Kelas I II III

    Mutu BO BI K125 K175 K225 K>225

    Dipakai untukPekerjaan

    Non Struktural

    Struktural

    Struktural

    Struktural

    Struktural Struk tural

    Kekuatan betonKarakteristik (Kg/cm2) - - 125 175 225 >225

    Agregat kasar (ukuranmm) 31,5 31,5 31,5 16 8 8

    Penggunaan semen (Kg) dalam 1m3 beton 130 200 250

    275s/d325

    325s/d375

    >375

    Water cement ratio( max) - - Lihat tabel 4.34 PBI 1971

    Slump Lihat tabel 4.34 PBI 1971

    4.2. Uji (Test) Pendahuluan Untuk Menentukan Perbandingan Campuran Beton4.2.1. Perbandingan antara semen, agregat halus dan kasar, air dan bahan-bahan penambahan

    yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang memenuhi persyaratan seperti dalam tabel, harus ditentukan oleh Pemborong dari sejumlah campuran-campuran percobaan yang dilakukan dalam laboratorium untuk Beton yang akan dipakai dalam pekerjaan.

    4.2.2. Campuran-campuran percobaan tersebut diatas harus dibuat paling sedikit 42 hari sebelum pengecoran beton dimulai dan harus cukup variasi perbandingan campurannya agar dapat dipilih perbandingan campuran yang memenuhi keinginan Direksi/Pengawas/Engineer.

    4.2.3. Kekuatan beton rencana 7 (tujuh) dan 28 ( dua puluh delapan ) hari harus ditentukan. Kekuatan campuran percobaan dalam laboratorium ditentukan sebagai karakteristik dari 20 contoh percobaan dan hanya 1 (satu) buah contoh saja harganya lebih kecil dari yang ditentukan.

    4.2.4. Persetujuan Direksi/Pengawas/Engineer mengenai campuran percobaan termasuk kekuatan 28 ( dua puluh delapan ) hari harus di dapat secara tertulis sebelum beton diizinkan untuk dicor.

    4.3. Laboratorium4.3.1. Pemborong diwajibkan untuk mengadakan pengujian (test) di laboratorium. Untuk

    pelaksanaan test yang diperlukan untuk pengawasan mutu beton dan test-test lain yang tercantum dalam kontrak, pengadaan laboratorium harus dilaksanakan dalam waktu 90 (sembilan puluh) hari sejak tanggal Pelulusan Pekerjaan.

    4.3.2. Pengadaan laboratorium tersebut, harus termasuk bangunan, peralatan, kelengkapan laboratorium lainnya, persediaan air, oli, listrik dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pengujian. Laboratorium dan kelengkapan-kelengkapan dan segala fasilitas-fasilitas akan diserahkan kembali kepada Kontraktor setelah selesainya pekerjaan.

    4.3.3. Pemborong atas tanggungannya sendiri, harus menyediakan seseorang asisten lab. yang terlatih dan kompeten dan dua orang pembantu lab pekerja untuk pemeliharaan dan operasi laboratorium yang efisien. Jumlah karyawan-karyawan rata-rata selama pelaksanaan, tetapi untuk keperluan yang nyata pada setiap tahap pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan pekerja-pekerja sesuai dengan perintah dari Direksi/Pengawas/ Engineer. Pegawai lab. Akan ditempatkan langsung dibawah Direksi/Pengawas/ Engineer.

    4.4. Bahan bahan Penambah (Admixture)Penggunaan admixture dapat digunakan setelah diijinkan Direksi/Pengawas/ Engineer. Apabila penggunaan admixture diijinkan, maka bahan ini harus ditambahkan pada beton dalam tempat

  • pengadukannya mempergunakan alat pengukur dan petunjuk-petunjuk pabrik mengenai penggunaannya.

    4.5. Tempat Adukan5.5.1. Pengaduk dari semua semen, agregat kasar dan halus harus dilakukan dalam mesin

    pengaduk beton yang disetujui dan mempunyai alat pengatur/petunjuk berat. Air yang dimasukkan ke dalam mesin pengaduk harus disalurkan dari tangki yang mempunyai pengukur sehingga dalam pemberian air dapat dilakukan dengan tepat.

    5.5.2. Kadar kelembaban dari agregat harus diperhitungkan sehingga banyaknya air yang akan dimasukkan ditentukn dengan tepat. Kadar kelembaban setiap agregat biasanya ditentukan dua kali sehari yaitu sekali diwaktu pagi, sekali diwaktu siang atau pada waktu-waktu lain yang dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas/Engineer.

    5.5.3. Toleransi untuk pengadukan harus dalam batas 2% untuk semen dan 3% untuk agregat.

    4.6. Pengujian Beton4.6.1 Semua kubus percobaan diuji berdasarkan JIS A 1108, BS 1881 atau PBI 1971. Untuk

    pengujian diperlukan 10 buah kubus yang diambil dari contoh setiap 50 M3 beton selama pengecoran.

    4.6.2 Setiap kubus harus diberi tanda dengan tanggal pengecoran, nomor urut dan petunjuk-petunjuk lain yang diperlukan oleh Direksi/Pengawas/Engineer dalam waktu 24 jam setelah kubus tersebut dicor.

    4.6.3 Kubus percobaan harus diuji sampai halus karena tekanan dan harus dilakukan dibawah pengawasan (supervisi) Direksi/Pengawas/Engineer, lima dari setiap kekuatan tekannya setelah 7 (tujuh) hari dan harus dilakukan dengan disaksikan Direksi/Pengawas/Engineer dan sisanya dilakukan setelah 28 hari atau sesuai dengan perintah Direksi/Pengawas/Engineer.

    4.6.4 Detail-detail lain mengenai hasil pengujian kekuatan tekan dan data-data lain seperti grade dan jumlah semen yang dipakai dan hasil analisa ayakan dari agregat dan perbandingan adukan bermacam-macam kelas harus disampaikan kepada Direksi/Pengawas/Engineer dalam 24 jam setelah penyelesaian pengujian.

    4.6.5 Setiap kubus percobaan harus dibuat dari sample yang diambil dari salah satu adukan atau dari adukan yang ditunjuk oleh Direksi/Pengawas/Engineer.

    4.6.6 Kekuatan uji tidak boleh lebih rendah dari 80 % dari kekuatan standar ( Design Standard ) yang dapat dilihat pada tabel campuran beton yang telah diberikan dan dengan probabilitas lebih dari 1/20.

    4.7. Pemotongan Contoh beton Untuk Pengujian4.7.1 Apabila mutu beton yang sudah selesai dicor dianggap meragukan dan dalam hal-hal lain

    dimana kubus-kubus percobaan tidak memenuhi syarat pengujian seperti telah diutarakan diatas, maka harus dilakukan pengambilan contoh dari beton yang telah mengeras dan berbentuk silinder yang mempunyai diameter luar 100 mm untuk diuji.4.7.2 Peralatan dan cara pemotongan/pengambilan contoh harus disampaikan kepada Direksi/Pengawas/Engineer sebelum pelaksanaannya dan persiapan-persiapan dan pengujiannya harus dilakukan sesuai dengan JIS A 1108.4.7.3 Jika kekuatan contoh silinder dari beton yang diambil dari beton yang telah mengeras ini lebih rendah dari persyaratan kekuatan yang diminta dan beton tidak memenuhi persyaratan-persyaratan lain yang seharusnya dipenuhi, maka pekerjaan beton untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan.

    4.8. Hasil Pengujian Yang Tidak Memenuhi Syarat4.8.1 Jika Persyaratan yang ditentukan tidak dipenuhi, Pemborong harus mengambil langkah-langkah perbaikan sesuai petunjuk Direksi/Pengawas/Engineer.4.8.2 Kontraktor harus menyampaikan detail pelaksanaan kepada Direksi/Pengawas/ Engineer untuk mendapat persetujuan bahwa beton untuk bagian ini dianggap tidak memenuhi persyaratan. Seluruh biaya mengenai pekerjaan perbaikan ini termasuk pengujian, peralatan pemotongan dan peralatan lain-lain menjadi tanggungan Pemborong.

    4.9. Spesi4.9.1 Campuran spesi harus dibuat dari smen Portland biasa dan pasir yang disetujui harus diaduk dengan perbandingan yang ditentukan berdasarkan perbandingan campuran 40 Kg semen dalam satu meter kubik spesi (perbandingan semen pasir satu banding dua). 4.9.2 Semen Portland yang mengeras dengan cepat, dipakai pada pekerjaan spesi untuk perlindungan tiang terhadap karat. Banyaknya air yang dipakai dalam campuran harus disetujui oleh Direksi/Pengawas/Engineer dan merupakan kebutuhan minimum untuk suatu pekerjaan/maksud tertentu.

    4.10. Peralatan Pengaduk Beton (Plant)4.10.1 Peralatan pengaduk beton harus sesuai, baik tipe maupun kapasitas yang direncanakan khusus untuk tujuan tersebut. Kemampuan peralatan pembuat beton ini harus memenuhi persyaratan Direksi/Pengawas/Engineer.4.10.2 Waktu pengadukan harus lebih dari 1,5 menit dalam hal penggunaan pengaduk yang dapat dimiringkan (Tilting Mixer) dan lebih dari satu menit dalam penggunaan fixed mixer. Jika waktu pengoperasian yang ditentukan telah diperpanjang lebih dari 3 kali, maka pengoperasian pengaduk (mixer) harus segera dihentikan. Tidak boleh dilakukan penambahan bahan lagi kedalam mixer sampai seluruh beton dikeluarkan dan dibersihkan.4.10.3 Jika Pemborong menganggap lebih cocok menggunakan pengaduk (mixer) yang lebih kecil untuk keperluan khusus atau bagian-bagian pekerjaan yang jauh letaknya,

  • maka hal ini disetujui Direksi/Pengawas/Engineer asal pengaduk (mixer) yang lebih kecil ini juga dilengkapi alat timbang.4.10.4 Dalam keadan biasa pengaduk beton dengan mempergunakan tangan tidak diijinkan. Tetapi bila jumlah beton yang akan dicor sedikit atau pada bagian pekerjaan yang dianggap kurang penting, pengadukan dapat dilakukan dengan tangan, hal ini sepenuhnya tergantung kepada pertimbangan Direksi/Pengawas/Engineer.

    4.11. Pengangkutan4.11.1. Semua beton yang baru diaduk dan semua spesi harus diangkut secepat mungkin dari

    pengaduk (mixer) agar dijamin bahwa tidak akan terjadi blending atau segresi dari campuran agregat dan slump akan sesuai dengan harga-harga yang ditentukan.

    4.11.2. Jika dipergunakan kereta dorong atau Trolley maka harus dibuat tepat jalannya yang rata agar beton tidak beregresi selama diangkut.

    4.11.3. Pemompaan beton dapat diijinkan jika Direksi/Pengawas/Engineer menyetujuinya. Setiap perubahan perbandingan untuk campuran yang dianggap perlu dilakukan agar beton dapat dipompa harus dilaksanakan oleh Pemborong dan sepenuhnya menjadi tanggungannya.

    4.11.4. Tempat pengadukan yang terapung (Floating) atau truk pengaduk akan dipakai untuk pengangkutan beton yang dipergunakan pada pekerjaan-pekerjaan maritim (Breakwater dan Groin) dan cara pengangkutannya harus disetujui oleh Direksi/Pengawas/Engineer.

    4.12. Penempatan dan pemadatan 4.12.1. Sebelum pekerjaan beton dimulai, penulangan atau barang-barang lain yang harus berada

    dalam beton, harus dibersihkan dari semua macam kotoran. Semua cetakan dan pengatur jarak harus diperiksa dengan teliti dan ruang yang akan diisi beton betul-betul dibersihkan.

    4.12.2. Pekerjaan pengecoran dibagian manapun dari pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum persiapan-persiapannya disetujui dan ijin pengecoran diberikan oleh Engineer. Pengecoran beton selalu harus diawasi langsung oleh mandor (foreman) yang berpengalaman.

    4.12.3. Kontraktor harus memberitahukan kepada Engineer pada saat akan mengecor. Beton harus dicor sedemikian sehingga didalam satu bagian pekerjaan, permukaannya rata. Penempatan didalam lapisan-lapisan horizontal tidak boleh melebihi tebal 40 cm (setelah dipadatkan), kecuali ditentukan lain oleh Engineer

    4.12.4. Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus antara tempat sambungan yang direncanakan atau disetujui tanpa terhenti termasuk waktu makan.

    4.12.5. Jika dipakai corong-corong untuk mengalirkan beton, maka kemiringan harus sedemikian sehingga tidak terjadi segregasi dan harus disediakan selang-selang penyemprot atau pelat-pelat peluncur agar tidak terjadi segregasi selama pengecoran. Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 Meter.

    4.12.6. Kecepatan pengecoran harus sedemikian sehingga tebal beton tidak kurang dari 0,5 M/jam dan tidak lebih dari 1,5 M, kecuali disetujui lain oleh Engineer untuk tiang-tiang pancang yang dicor setempat.

    4.12.7. Semua beton harus dipadatkan dengan mempergunakan vibrator type yang digerakkan dengan tenaga listrik (immersion type vibrator) yang baik type maupun cara kerjanya disetujui Engineer.

    4.12.8. Vibrator yang disediakan harus cukup jumlah, ukuran dan kapasitasnya sesuai dengan banyaknya dengan beton yang dicor, ukuran-ukuran beton dan penulangannya.

    4.12.9. Vibrator ini harus dapat bekerja dengan baik didalam acuan dan sekeliling penulangan dan barang-barang lain yang diletakkan didalamnya tanpa harus memindahkannya. Penggetaran yang berlebihan (overvibration) yang menyebabkan segregasi, permukaan yang keropos atau kebocoran melalui acuan harus dihindarkan.

    4.13. Siar deletasi4.13.1. Beton harus dicor secara kontinu sampai pada siar deletasi; letak dan pengaturannya

    ditunjukkan dalam gambar-gambar atau seperti yang disetujui oleh Engineer. Apabila siar deletasi harus dibuat diluar yang ditunjukkan oleh gambar, karena kerusakan mesin.

    4.13.2. pengaduk beton atau keadaan yang tidak terduga, harus dibuat bulk-head sedemikian sehingga arahnya tegak lurus arah tegangan-tegangan utama. Apabila letaknya berdekatan dengan tumpuan atau lokasi lain yang dianggap Engineer tidak dikehendaki, maka pengecoran harus dihentikan dan beton baru tersebut harus dibongkar sampai tempat yang dianggap baik.

    4.13.3. Apabila pengecoran harus dilanjutkan pada permukaan beton yang sudah mengeras, maka permukaan beton tersebut harus dikasarkan. Kemudian permukaan tersebut harus dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dari kotoran-kotoran lainnya, disemprot dengan air dan beton baru dikerjakan, yang harus dipadatkan secara baik pada bidang pertemuan tersebut sebelum pengecoran, permukaan beton lama harus dilapis dengan adukan semen dengan kwalitas yang sama dengan adukan beton.

    4.14. Pengisi sambungan beton (concrete joint fillers)Apabila digunakan pengisi sambungan beton maka harus diikuti rekomendasi pabrik pembuatnya pada lokasi siar deletasi seperti yang ditunjukkan dalam gambar.

    4.15. Pengeringan beton4.15.1. Beton harus dilindungi selama proses pengerasan pertama dari pengaruh panas matahari

    yang merusak, hujan, air yang mengalir atau angin yang kering.Perlindungan harus segera diberikan setelah pengerasan beton dengan metoda yang dianggap praktis, dari beberapa metoda-metoda dibawah ini :

  • a. Permukaan beton harus ditutup dengan lapisan karung, kanvas atau bahan sejenisnya, atau lapisan pasir yang harus terus menerus dibasahi selama 10 hari untuk beton dengan portland semen biasa.

    b. Setelah permukaan beton dibasahi seluruhnya, lalu ditutup dengan lapisan kertas kedap air yang disetujui atau membran plastik yang harus tetap pada beton selama 10 hari untuk beton dengan portland semen biasa.

    c. Kecuali untuk pengeringan permukaan-permukaan beton dimana pengecoran selanjutnya tersambung melalui lekatan pengeringan beton harus menggunakan lapisan membran pengering yang disetujui.

    4.15.2. Aplikasinya menggunakan semprotan dengan tekanan rendah sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya. Membran pengering digunakan pada permukaan-permukaan yang horizontal segera setelah pengecoran beton dan pada permukaan-permukaan vertikal segera setelah pelepasan acuan. Lapisan pengering ini dipasang dua lapis tanpa lubang-lubang pengikat.

    4.15.3. Metoda C ini digunakan juga untuk pengeringan sisi bawah balok dan pelat. Engineer dapat menyaratkan penggunaan membran ini untuk permukaan yang vertikal atau miring.

    4.15.4. Biaya untuk proses pengeringan ini, harus sudah tercakup dalam harga satuan pekerjaan beton.

    4.15.5. Dalam cuaca yang luar biasa atau pada kondisi khusus, lamanya pengeringan dapat diubah oleh Engineer tanpa pembayaran tambahan kepada kontraktor.

    4.15.6. Air yang digunakan untuk tujuan pengeringan harus dari kwalitas yang sama dengan air untuk adukan beton dan tidak boleh meninggalkan bekas/warna pada permukaan beton.

    PASAL 5ACUAN DAN PENYELESAIAN PERMUKAAN BETON

    5.1. Perencanaan Konstruksi Acuan5.1.1. Kontraktor harus menyerahkan rencana konstruksi acuan kepada Engineer untuk

    memperoleh persetujuannya sebelum pelulusan pembuatan beton diberikan.5.1.2. Meskipun persetujuan Engineer untuk rencana konstruksi acuan tersebut telah diberikan,

    kontraktor tetap bertanggung jawab terhadap pekerjaan perancah dan acuan.5.1.3. Konstruksi acuan harus cukup kuat untuk menahan beban mati dan beban hidup yang

    bekerja, tekanan beton dalam keadaan basah, getaran-getaran, tanpa mengalami distorsi. Acuan harus direncanakan sekaligus untuk memperoleh bentuk penyelesaian permukaan dengan memasang "camber" misalnya, dan harus diperhitungkan untuk mencapai elevasi-elevasi permukaan beton.

    5.1.4. Acuan dibawah muka air tinggi, harus kedap air dan dapat menahan beban-beban akibat pengaruh pasang surut dan gelombang.

    5.2. Bahan Bangunan untuk Acuan5.2.1. Semua bahan bangunan untuk acuan, termasuk oli atau coating yang lain harus

    mendapat persetujuan Engineer.5.2.2. Acuan kelas A

    Harus menggunakan alur dan lidah, kayu yang cukup tebal dan kering udara atau play-wood dengan permukaan yang keras, baja, plastik kaku atau bahan-bahan lain disetujui. Permukaan bahan-bahan acuan tersebut harus rata dan bebas dari cacat-cacat pada sisi yang akan berhubungan dengan beton.

    Acuan ini digunakan untuk permukaan beton dengan penyelesaian permukaan yang "exposed" kayu untuk acuan A, tidak dapat digunakan dari 3 kali.

    5.2.3. Acuan kelas B Harus menggunakan kayu gergajian yang kering udara dengan baik atau bahan lain

    yang disetujui, acuan ini digunakan untuk permukaan yang tidak "exposed", acuan ini tidak dapat digunakan lebih dari 5 kali.

    Bahan bangunan lain untuk acuan dan pelaksanaannya akan menjadi tanggung jawab kontraktor, yang harus mendapat persetujuan Engineer.

    Klem untuk acuan harus dari produksi pabrik yang dikenal dan batang baja pengikat yang kwalitasnya memadai, kawat pengikat dan pipa PVC atau pipa plastik tidak diijinkan untuk digunakan.

    5.3. Cara-Cara Pelaksanaan Acuan5.3.1. Sebelum pembuatan acuan kontraktor harus mebuktikan bahwa rencana acuan telah

    memenuhi persyaratan-persyaratan yang diminta sesuai dengan rencana pengecorannya termasuk jenis atau produksi batang-batang pengikat atau klem yang akan digunakan.

    5.3.2. Panil-panil acuan atau papan-papan penutup beton "exposed" untuk dipasang dengan pola yang teratur yang dapat disetujui Engineer.

    5.3.3. Semua sambungan pada acuan harus rapat untuk mencegah kebocoran adukan dan terbentuknya bekas sambungan dan sarang-sarang agregat pada permukaan beton. Lubang untuk inspeksi bagian dalam acuan dan membuang air yang digunakan untuk pembersih harus dengan mudah ditutup kembali sebelum pengecoran.

    5.3.4. Batang baja yang dibuat secara khusus untuk dipergunakan sebagai tie rod atau sebagai alat pengatur jarak (internal spacer) yang telah disetujui, harus ditempatkan pada tempat-tempat yang telah ditetapkan dan demikian rupa sehingga mudah diangkat baik seluruhnya maupun sebagian, jika acuan dibuka dan lubang-lubang yang ada harus diisi dengan spesi dan harus dicocok dengan baik. Tidak boleh mempergunakan spacer plastik.

    5.3.5. Bagian-bagian dari metal pengikat dan spacer yang akan tinggal didalam beton jaraknya tidak boleh kurang dari 5 CM dari permukaan beton. Acuan untuk balok dan pelat harus dibuat sedemikian sehingga acuan pada sisi balok dan penyangga acuan pelat dapat dilepas tanpa mengganggu penyangga acuan baloknya.

  • 5.3.6. Seluruh pipa-pipa, baut-baut, pekerjaan-pekerjaan besi dan hal-hal lain yang arus ditanamkan didalam beton atau menembus beton, harus ditempatkan dengan teliti didalam acuan, harus dipotong dengan baik dan disesuaikan dengan sambungan-sambungan dan harus dibuat kedap air dimana perlu untuk mencegat keluarnya adukan.

    5.3.7. Demikian pula perlengkapan-perlengkapan (alat-alat lain untuk membuat lubang, kantong, alur-alur dan lain-lain) harus ditempatkan pada acuan sebelum beton yang basah mencapai tempatnya.

    5.3.8. Bagian dalam dari acuan harus dibuat atau dikerjakan sedemikian rupa sehingga mengurangi melekatnya beton.

    5.3.9. Jika dipakai minyak atau bahan-bahan serupa, maka harus diusahakan agar tidak mengenai tulangan.

    5.3.10. Jika tidak mempergunakan kayu yang telah direndam air, maka acuan harus dibasahi seluruhnya sebelum dimulai pengecoran.

    5.3.11. Sebelum pengecoran beton dimulai, semua acuan harus disemprot dengan udara sampai bersih untuk menghilangkan kotoran-kotoran, serutan-serutan, kotoran-kotoran gergaji dan sampah-sampah lain dan semua acuan harus diperiksa dan disetujui oleh Engineer, sebelum beton dicor.

    5.3.12. Udara yang dipompakan harus bebas dari minyak atau apa saja dan harus diyakinkan kemurniannya dalam kehadiran Engineer sebelum pelaksanaan pengecoran.

    5.4. Pembukaan Acuan5.4.1. Acuan tidak boleh dibuka tanpa persetujuan Engineer, tapi ijin ini tidak berarti bahwa

    kontraktor dibebaskan dari tanggung jawab terhadap kekuatan dan keamanan konstruksi.

    5.4.2. Pembukaan acuan harus dilaksanakan dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Sebelum penyangga acuan dilepas beton akan diperiksa dengan membuka acuan sisi atau dengan salah satu cara lain seperti yang diminta oleh Engineer. Hal ini dilakukan untuk meyakinkan bahwa beton telah mengeras.

    5.4.3. Acuan-acuan yang tidak menahan beban, dapat dibuka setelah 24 jam, asal betonnya sudah cukup kuat dan tidak rusak dan persiapan-persiapan yang telah cukup telah dilakukan untuk pengiringan.

    5.4.4. Acuan-acuan yang menahan beban dapat dibuka jika contoh beton yang dikeringkan ditempat pekerjaan dalam keadaan yang sama dengan keadaan yang sebenarnya, mempunyai kekuatan yang cukup untuk menahan beban yang harus dipikul selama atau setelah acuan dibongkar dan bila Engineer telah menganggap bahwa syarat-syarat yang diminta yang dinyatakan dalam pasal-pasal yang berhubungan dengan ini telah dipenuhi.

    5.4.5. Pembukaan acuan dan konstruksi pembantunya harus dilaksanakan bertahap tanpa menimbulkan gangguan pada beton, pelaksanaannya harus diawasi oleh pengawas (supervisor).

    5.4.6. Beton yang memikul beban dianggap sudah cukup kuat sehingga acuannya dapat dibuka ialah bila contoh beton yang dibuat dari beton yang dimaksud dan dikeringkan ditempat pekerjaan, telah mencapai kekuatan tekan hancur yang besarnya lebih besar dari setengah kekuatan beton rencana 28 hari.

    5.4.7. Waktu untuk pembukaan acuan yang diberikan dalam tabel dibawah ini adalah waktu minimum yang diperlukan untuk beberapa kasus, tapi harus diingat bahwa tabel ini hanya diberikan sebagai gambaran saja, sedang waktu pembukaan acuan yang dibutuhkan, dapat berbeda-beda tergantung dari keadaan cuaca dan lain-lain.

    5.4.8. Waktu pembukaan acuan Balok-balok 10 hari Penyangga pelat 7 hari Penunjang balok (penyangga) 14 hari Props to soffits (props left) 10 hari

    5.4.9. Waktu pembongkaran acuan minimum untuk yang menggunakan semen portland yang mengandung bahan pengeras cepat adalah separuh dari waktu yang tertulis dalam tabel diatas, dalam hal penggunaan semen seperti tersebut diatas mendapat persetujuan Engineer.

    5.4.10. Konstruksi beton tidak boleh diberi beban atau tekanan sebelum mendapat ijin dari Engineer.

    5.4.11. Pekerjaan akan diperiksa oleh Engineer setelah acuan dibuka dan sebelum dilakukan perbaikan-perbaikan atas pekerjaan tersebut.

    5.5. Toleransi dan Cacat pada Beton5.5.1. Toleransi yang diijinkan untuk pekerjaan yang rata tidak boleh melebihi batas-batas yang

    disebut dalam tabel, meskipun didalam tabel dinyatakan batas-batas toleransi secara terperinci lebih diutamakan penggunaan toleransi yang dinyatakan secara khusus didalam gambar, jika perlu Engineer dapat memaksakan pemakaian toleransi yang lebih kecil.

    5.5.2. Jika menurut pandangan Engineer acuan pecah berlubang, bengkok, menekuk, tidak rata atau rusak sehingga dapat merusak penampilan beton atau merusak kekokohan atau lurusnya acuan, maka acuan ini akan ditolak.Contoh-contoh toleransi yang diijinkan :Macam Toleransi Nilai TolransiPerbedaan dalam ukuran potongan melintang 6 mm

  • pada bagian-bagian strukturilPenyimpangan dari alignment seperti tertera 10 mm pada gambar (ujung ke ujung)Penyimpangan dari level permukaan puncak 10 mm seperti tertera pada gambar (ujung ke ujung)Penyimpangan dari level permukaan sebelah bawah 10 mm seperti tertera pada gambar (ujung ke ujung)Perbedaan-perbedaan ukuran dari yang tertera 3 mm pada gambar yang diukur dari sebuah template (patok ukur)

    PASAL 6PEKERJAAN PENULANGAN

    6.1. Lingkup PekerjaanPekerjaan penulangan dilakukan pada seluruh pekerjaan beton bertulang dermaga seperti pile cap, balok dan plat lantai dermaga serta pengisi beton bertulang tiang pancang.6.2. Gambar Kerja6.2.1. Gambar-gambar kerja, daftar pembengkokan tulangan dan gambar-gambar penempatan

    tulangan harus disiapkan oleh kontraktor dan disampaikan sebelum pelaksanaan pekerjaan kepada Engineer untuk mendapat persetujuannya.

    6.2.2. Detail-detail mengenai ini harus sesuai dengan persyaratan dari BS 4466, S.S.C. (J.S.C.E) 138 dan PBI N I - 2 1971.

    6.2.3. Persetujuan yang telah diberikan oleh Engineer tidak membebaskan kontraktor dari tanggung jawabnya mengenai ketelitian dan/atau kelengkapan pekerjaan detail.

    6.3. Persyaratan Bahan6.3.1. Besi beton yang digunakan adalah baja sedang dengan mutu U - 32 (tegangan Leleh

    karakteristik minimum 3200 kg/cm2) dengan diameter masing masing D19 mm, D16 mm untuk tulangan pokok dan D13 mm untuk tulangan sengkang.

    6.3.2. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.

    6.3.3. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.

    6.3.4. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu.

    6.3.5. Jika kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan : Harus ada persetujuan Direksi Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi di tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana.

    6.4. Metode Pelaksanaan6.4.1. Cara pembengkokan tulangan harus mengikuti BS 4466, S.S.C. (J.S.C.E) 138 atau PBI N

    I - 2 1971 kecuali ditentukan lain.6.4.2. Tulangan tidak boleh dibengkokan bila telah ditempatkan dipekerjaan, meskipun tulangan

    tersebut sebagian ditempatkan pada beton yang telah mengeras, kecuali ditentukan lain oleh Engineer.

    6.4.3. Tulangan harus diletakkan dengan teliti dengan menggunakan ganjel-ganjel dan dudukan-dudukan yang diikat erat, batang-batang tulangan yang harus saling berhubungan, harus diikat dengan binding wire sebagaimana ditentukan.

    6.4.4. Macam dari ganjel-ganjel dan dudukan-dudukan yang dipakai harus mendapat persetujuan Engineer dan setiap bagian dari ganjel-ganjel metal atau dudukan-dudukan harus sedikitnya mempunyai beton dekking (cover) yang sama dengan tulangan. Ganjel-ganjel dari mortar harus sama kekuatannya dengan beton yang akan dicor. Binding wire tidak boleh keluar dari beton.

    6.4.5. Tulangan hanya boleh disambung pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam gambar atau pada tempat-tempat yang disetujui oleh Engineer.

    6.4.6. Panjang sambungan harus sesuai dengan persyaratan BSCP 110 atau S.S.C. (J.S.C.E) 20 atau PBI N I 1971 kecuali ditentukan lain dalam gambar.

    6.4.7. Sebelum pelaksanaan pengecoran, penulangan dan diperiksa mengenai ketepatan penempatan dan kebersihannya dan kalau perlu harus dibetulkan. Beton tidak boleh dicor sebelum penulangan diperiksa dan izin pengecoran diberikan Engineer.

    6.4.8. Tulang-tulang yang menonjol dan pekerjaan sedang berlangsung atau selesai dikerjakan tidak boleh dibengkokan tanpa persetujuan Engineer, dan harus dijaga agar tidak bengkok atau rusak dengan jalan mengikatnya pada penyangga atau tumpuan-tumpuan lain.

    6.4.9. Tulangan yang menonjol dalam arah horizontal pada siar-siar konstruksi harus ditumpu dalam posisi yang benar selama pengecoran dengan menyediakan penyangga yang cukup dan bagian-bagian pembuat jarak pada mana tulangan akan diikatkan dan ditahan ditempatnya.

    6.4.10. Penutup beton untuk tulangan harus seperti yang tertera pada gambar. Toleransi yang diizinkan adalah 4 mm.

    PASAL 7PEKERJAAN PLESTERAN

  • 7.1. Lingkup PekerjaanPekerjaan plesteran dilakukan pada beton bertulang.

    7.2. Persyaratan BahanBahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.7.3. Pedoman Pelaksanaan

    7.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka : Bagian yang diplester dibersihkan dari semua kotoran Bagian yang diplester dibasahi dengan air Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.

    7.3.2. Adukan plesteran untuk beton bertulang dan pasangan batu dipakai campuran 1 Pc : 2 Ps.7.3.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan vertikal.7.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran harus rata dengan sekitarnya.

    PASAL 8PEKERJAAN RANGKA DAN PLAT BAJA

    8.1. Lingkup PekerjaanPekerjaan Rangka dan Plat Baja ini dilakukan pada konstruksi jembatan penghubung dan rangka ponton.

    8.2 Persyaratan BahanBaja Profil WF I.250.125.6.9, Baja Siku L70.70.7, plat baja tebal. 8 mm dan plat baja tebal. 10 mm atau Bahan mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam standar baja.

    8.3 Pedoman Pelaksanaan8.3.1 Baja profil dan plat baja dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dilaksanakan atau sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis.8.3.2 Untuk menghubungkan profil baja dan plat baja digunakan pekerjaan pengelasan serta pekerjaan baut/mur atau sesuai petunjuk teknis.8.3.3 Baja profil dan plat baja yang dipergunakan menyesuaikan kebutuhan konstruksi yang akan dipasang/rakit menyesuaikan kebutuhan konstruksi atau petunjuk teknis.

    PASAL 9PEKERJAAN KAYU

    9.1. Lingkup PekerjaanPekerjaan kayu ini dilakukan pada konstruksi jembatan penghubung dan rangka ponton.

    9.2 Persyaratan BahanKayu yang digunakan berukuran Papan Kayu Klas-I 2/20 cm, Balok Kayu Klas-I 5/5 cm, Balok Kayu Klas-I 5/10 cm, dan Balok Kayu Klas-I 10/10 cm, Bahan mengikuti persyaratan standar kayu yang dipersyaratkan.

    9.3 Pedoman Pelaksanaan2.1 Pekerjaan balok kayu 5/5 cm diperuntukkan untuk pekerjaan jembatan penghubung sebagai balok injak tangga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis.2.2 Pekerjaan List Penutup Lantai Jembatan Balok Kayu Klas-I 5/10 cm diperuntukkan untuk pekerjaan jembatan penghubung dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis2.3 Pekerjaan Lantai Papan Kayu Klas-I 2/20 cm diperuntukkan untuk pekerjaan jembatan penghubung dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis2.4 Pekerjaan Lantai Ponton Papan Kayu Klas-I 2/20 cm diperuntukkan untuk pekerjaan ponton dermaga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis2.5 Pekerjaan List Penutup Lantai Ponton Balok Kayu Klas-I 5/10 cm diperuntukkan untuk pekerjaan ponton dermaga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis2.6 Pekerjaan List Penutup Samping Papan Kayu Klas-I 2/20 cm diperuntukkan untuk pekerjaan ponton dermaga dikerjakan sesuai kebutuhan konstruksi yang akan dikerjakan sesuai gambar kerja serta petunjuk teknis

    PASAL 10PERATURAN PENUTUP

  • 10.1. Meskipun pada bestek ini pada uraian pekerjaan dan bahan-bahan tidak dinyatakan kata-kata yang harus disediakan kontraktor atau dipasang kontraktor tetapi tidak dijelaskan dalam penjelasan pekerjaan pembangunan ini, perkataan-perkataan tersebut dianggap ada dan dimuat dalam bestek ini.

    10.2. Pekerjaan yang nyata menjadi bagian-bagian dari pekerjaan pembangunan tetapi tidak diuraikan atau tidak dimuat dalam bestek ini harus dianggap pekerjaan ini diuraikan dan dimuat dalam bestek ini. Sehingga harus tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh kontraktor pelaksana demi untuk menuju penyerahan selesainya pekerjaan yang lengkap dan sempurna menurut pertimbangan direksi.

    10.3. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat berubah, dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal tersebut harus dilakukan pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (Aanwijzing) dan dituangkan dalam Berita Acara.

    Membuat papan nama Kegiatan dari papan dengan ukuran 1 x 1,5 m. Didirikan tegak di atas kayu ukuran 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama Kegiatan memuat :PASAL 6PEKERJAAN PENULANGAN