4ikatan_kimia
-
Upload
rifkasyaputri -
Category
Documents
-
view
20 -
download
1
description
Transcript of 4ikatan_kimia
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 20
IV. IKATAN KIMIA
Struktur dan ikatan kimia merupakan inti dari Kimia Anorganik modern, terutama setelah
pengembangan metode-metode spektroskopi dalam penentuan struktur senyawa-senyawa
kimia.
Bahasan tentang ikatan kimia melibatkan berbagai aksi dari gaya-gaya pada tingkat
ionik maupun molekuler. Melalui reaksi kimia, atom-atom cenderung mencapai kedudukan
yang lebih stabil pada tingkat energi potensial kimiawi yang lebih rendah. Keadaan yang
demikian dapat dicapai melalui interaksi-interaksi kimia, berupa pelepasan, penarikan, dan
pemakaian bersama elektron. Gaya-gaya inilah yang menyebabkan ion-ion dengan muatan
berlawanan atau atom-atom terikat secara bersama-sama, dan dikenal dengan ikatan kimia.
Pada prinsipnya, dikenal dua jenis ikatan kimia, yakni ikatan ionik dan ikatan kovalen.
4.1 Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron
Sesuai dengan konsep Niels Bohr, elektron terdapat pada berbagai tingkat energi yang
diskrit, tergantung atas besarnya energi di mana atom tersebut terabsorpsi. Jika energi yang
cukup diaplikasikan pada suatu atom, maka hal itu sangat mungkin untuk melepaskan
secara sempurna satu atau lebih elektron dari struktur, sembari membentuk suatu ion
positif, yang kerap disebut kation.
atom + energi → ion positif + elektron (4.1)
Besarnya energi yang diperlukan untuk mendepak satu elektron dari suatu atom atau
ion, disebut energi ionisasi. Energi ionisasi pertama merupakan energi yang dibutuhkan
untuk melepaskan elektron pertama dari suatu atom, sedangkan energi ionisasi kedua
adalah jumlah yang diperlukan untuk melepaskan elektron kedua dari atom tersebut, dan
seterusnya.
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 21
Energi ionisasi dapat digambarkan dalam berbagai satuan energi seperti elektron
volt (ev), kilojoule (kJ), atau kilokalori/mol (kkal.mol-1
). Mol, seperti halnya telah
didiskusikan dalam kuliah Kimia Dasar, adalah satuan dalam sistem internasional untuk
menggambarkan suatu jumlah dari senyawa tertentu. Satu mol senyawa A berarti
mengandung 6,022 x 1023
senyawa A, sedangkan satu mol atom Cu adalah mengandung
6,022 x 1023
atom Cu. Dalam diskusi berikut, energi dinyatakan dalam satuan kilojoule per
mol (kJ.mol-1
) yang berarti kJ energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari
masing-masing atom dalam 1 mol atom.
Na + 494 kJ → Na+ + e
- (4.2)
1 mol 1 mol 1 mol
atom natrium ion natrium elektron
Tabel 4.1 menampilkan berbagai energi ionisasi dari beberapa unsur untuk
melepaskan satu sampai lima elektronya. Dibutuhkan 1314 kJ untuk melepaskan 1 elektron
dari satu mol atom-atom hidrogen, tetapi hanya diperlukan 494 kJ energi untuk melepaskan
elektron pertama dari satu mol atom-atom natrium. Hal ini menunjukkan bahwa lebih
mudah membentuk ion natrium ketimbang H+ dari atom-atomnya. Tabel 4.1 juga
menunjukkan bahwa dibutuhkan energi yang lebih besar untuk melepaskan elektron-
elektron kedua, ke tiga, ke empat, dan seterusnya, karena pelepasan elektron tidak
mengurangi jumlah proton atau besarnya muatan dalam inti atom.
Selain energi ionisasi, atom-atom juga mempunyai afinitas elektron, yaitu
kemampuan atom bersangkutan untuk menarik elektron yang kemudian membentuk ion
negatif. Afinitas elektron dapat didefinisikan sebagai jumlah energi yang dilepas atau
diserap ketika suatu elektron ditambahkan ke suatu atom yang selanjutnya membentuk ion
negatif. Pada umumnya unsur-unsur akan melepaskan sejumlah panas jika atom tersebut
berinteraksi dengan suatu elektron, seperti ditunjukkan dalam reaksi (4.3). Sebagai
contoh dapat disimak kasus klor,
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 22
atom + elektron → ion negatif + energi (4.3)
suatu unsur bukan logam yang mempunyai kecenderungan relatif besar untuk membentuk
ion negatif. Karena itu, afinitas elektron klor relatif sangat tinggi.
Cl + e- → Cl
- + 348 kJ (83 kkal) (4.4)
Tabel 4.1
Energi-energi ionisasi dari beberapa unsur, angka tebal menunjukkan energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari suatu struktur elektron gas mulia
Unsur Energi yang diperlukan (kJ.mol-1
)
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4 ke-5
H 1314
He 2372 5247
Li 520 7297 11810
Be 900 1757 14845 21000
B 800 2430 3659 25020 32810
C 1088 2352 4619 6222 37800
Ne 2080 3962 6276 9376 12190
Na 494 4565 6912 9540 13355
Sumber : Hein, M., Foundations of College Chemistry, 6th Ed., 135
Berlawanan dengan energi ionisasi, afinitas elektron cenderung tinggi pada unsur-
unsur bukan logam, terutama kelompok halogen, oksigen, dan belerang, sedangkan logam-
logam umumnya mempunyai afinitas elektron yang rendah.
4.2 Elektron Valensi
Elektron-elektron yang berada paling luar dari suatu atom, yang bertanggung jawab atas
aktivitas elektron dalam kaitannya dengan reaksi kimia disebut elektron valensi.
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 23
Penyusunan ulang elektron valensi erat kaitannya dengan pencapaian kestabilan pada atom
dengan energi serendah mungkin. Kecenderungan mencapai kestabilan tersebut dapat
dianggap menuju ke tatanan konfigurasi gas mulia, yakni s2 dan p
6, atau dikenal dengan
teori duplet dan oktet. Pada model bintik Lewis untuk atom, titik-titik mewakili atau
menggambarkan elektron-elektron pada lintasan paling luar atau elektron valensi.
Hidrogen, dengan konfigurasi 1 s1, mempunyai satu elektron valensi; natrium
dengan konfigurasi elektron terluar 3 s1, juga mempunyai satu elektron valensi; aluminium
tiga; dan oksigen enam. Ketika terjadi penyusunan ulang elektron-elektron tersebut pada
atom-atomnya, maka suatu perubahan kimia akan terjadi.
4.3 Ikatan Ionik
Sampai saat ini belum ada batasan yang jelas antara ikatan ionik dengan kovalen, namun
untuk ikatan ionik murni dapat dipahami sebagai interaksi yang disebabkan oleh adanya
gaya elektrostatik antar ion-ion dengan muatan yang berlawanan. Gaya ini tak lain dari
suatu gaya fisika, sehingga dapat dikatakan bahwa ikatan ionik merupakan ikatan fisika.
Fenomena pembentukan ion-ion dari atom-atomnya sebelum interaksi elektrostatik
berlangsung, merupakan fenomena kimia, yang melibatkan energi ionisasi, afinitas
elektron, dan sifat-sifat kimia lainnya. Ikatan ionic umumnya terjadi antara unsure-unsur
logam dengan energi ionisasi besar dengan unsure bukan logam yang mempunyai afinitas
electron tinggi, atau lebih popular dengan istilah unsure elektro positif sperti golongan IA,
IIA, dan III
A, dengan unsure-unsur pada golongan VI
A dan VII
A.
Adanya perbedaan sifat senyawa ionik dengan kovalen, disebabkan oleh alasan
struktur kristal yang sederhana dari senyawa ionik berupa kisi-kisi (lattice) dari ion-ion
bermuatan positif dan negatif akibat gaya elektrostatik. Beberapa sifat senyawa ionik
dipaparkan berikut ini :
(a) Senyawa ionik mempunyai daya hantar listrik yang sangat rendah jika terdapat dalam
fase padat, akan tetapi hantaranya menjadi sangat baik jika padatannya mencair. Hal ini
terjadi karena dalam fase cair ion-ion dapat melakukan pergerakan dengan bebas akibat
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 24
pengaruh medan listrik. Pada keadaan padat, ion-ion terjerat dalam kisi kristal sehingga
tak dapat bergerak bebas menghantarkan arus listrik.
(b) Senyawa ionik cenderung mempunyai titik leleh yang tinggi. Hal ini disebabkan oleh
adanya ikatan yang relatif kuat dan gaya tarik yang besar antar kation dan anion dalam
kisi kristalnya.
(c) Senyawa ionik umumnya mempunyai kekerasan yang sangat tinggi dan rapuh, karena
dalam perubahan jarak (panjang ikatan) akibat adanya pengaruh tekanan dari luar kristal
akan menyebabkan gaya tolak antar anion-anion atau kation-kation, sehingga kristal
menjadi retak/pecah.
(d) Senyawa ionik larut dalam pelarut polar dengan tetapan dielektrikum yang besar. Energi
interaksi antar dua muatan, E, dapat dihitung berdasarkan hubungannya dengan muatan,
q, jarak, r, dan permuttivity medium, ε. Pada keadaan vakum, nilai εo = 8,85 x 10-12
C2/mJ, sedangkan pada medium pelarut yang polar umumnya lebih tinggi. Untuk air,
besarnya εo = 7,25 x 10-10
, asetonitril , εo = 2,90 x 10-10
, dan amonia, εo = 2,20 x 10-10
.
q+. q
-
E = --------------- (4.5)
4π . r . ε
4.4 Kisi Kristal Ion
Seperti telah dipaparkan di depan, pada umumnya senyawa ionik, terutama jenis M+X
-,
terdapat dalam struktur kisi. Tabel 4.2 memberikan beberapa contoh senyawa ionik
tersebut. Dalam kisi kristal, setiap ion dikelilingi oleh sejumlah ion lain yang muatannya
berlawanan. Jumlah ion bermuatan beda yang mengelilingi suatu ion, disebut bilangan
koordinasi ion.
Alasan-alasan pembentukan kisi tertentu untuk suatu senyawa, antara lain (a)
kestabilan, energi terendah. Faktor gaya tarik ion-ion berlawanan muatan, kaitannya
dengan bilangan koordinasi. Makin besar bilangan koordinasi ionnya makin besar pula gaya
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 25
tariknya, (b) gaya tolak akan bertambah jika ion-ion bermuatan sama dijejalkan secara
bersama-sama, dan (c) penataan kisi sedemikian rupa sesuai dengan ukuran relatif ion.
Tabel 4.2 Tiga senyawa ionik dengan berbagai bilangan koordinasi ion
Nama Senyawa Formula Bilangan Koordinasi Orientasi
Natrium klorida NaCl 6 Kubus
Cesium klorida CsCl 8 Oktahedral
Zink blende ZnS 4 Tetrahedral
Sumber : Jolly, W. L (1991) Modern Inorganic Chemistry, 2nd Ed.
= ion Cs+ = ion Cl-
Gambar 4.1 Kisi kristal CsCl dengan bilangan koordinasi 8
Dengan model bulatan keras kristal CsCl pada Gambar 4.1, tampak bahwa bilangan
koordinasi CsCl adalah delapan. Dengan demikian setiap ion positif Cs+ yang mempunyai
jari-jari r+ akan dikelilingi oleh 8 ion negatif Cl
-, dengan jari-jari r
-. Akibatnya, jarak kedua
ion Cs+ dan Cl
- adalah r
+ + r
-, sedangkan jarak terdekat antara Cl
- - Cl
- adalah 32 (r
+ + r
-)
= 2 r-. Secara matematis sederhana persamaan itu dapat diturunkan sebagai berikut :
2 r+/√3 + 2 r
-/√3 = 2 r
-
2 r+ + 2 r
-
------------ = 2 r-
√3
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 26
2 r+ + 2 r
- = 3,464 r
-
2 r+ = 1,464 r
-
r- 2
-- = --------- = 1,366120219 = 1,37
r+
1,464
r- = 1,37 r
+ (4.6)
= ion Na+ = ion Cl-
Gambar 4.2 Kisi kristal NaCl dengan bilangan koordinasi 6
Persamaan (4.6) memberikan arti bahwa jika:
r-/r
+ > 1,37 maka jarak Cl
--Cl
- saling mendekat sehingga gaya tolakan anion akan naik,
r-/r
+ < 1,37 gaya tolak akan kecil, tetapi jarak Cs
+-Cl
- menjadi jauh, sehingga energi
penstabilan tidak tercapai,
r-/r
+ = 1,37 gaya tarik dan tolakan Coulumb seimbang sehingga kristal mencapai keadaan
yang optimum.
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 27
Untuk model bulatan keras kristal NaCl, yang mempunyai bilangan koordinasi 6,
maka setiap ion natrium dikelilingi oleh 6 ion klorida, demikian juga setiap ion klorida
akan dikelilingi oleh 6 ion natrium, seperti pada Gambar 1.2. Jika jari-jari ion klorida, r-,
sedangkan jari-jari ion natrium adalah r+, maka jarak antara Cl
- - Na
+ adalah r
- + r
+.
Adapun jarak terdekat antara Cl- - Cl
- adalah √2 (r
+ + r
-) = 2 r
-. Dengan matematika
sederhana persamaan itu dapat diturunkan sebagai berikut:
√2 r+ + √2 r
- = 2 r
-
√2 r+ = 2 r
- - √2 r
-
√2 r+ = (2 - √2) r
-
r- √2
-- = --------- = 2,44
r+
(2 - √2)
r- = 2,44 r
+ (4.7)
Hasil penurunan yang ditunjukkan pada persamaan (1.7) berarti bahwa jika :
r-/r
+ > 2,44 maka jarak Cl
--Cl
- saling mendekat sehingga gaya tolakan anion akan naik,
r-/r
+ < 2,44 gaya tolak akan kecil, tetapi jarak Na
+-Cl
- menjadi jauh, sehingga energi
penstabilan tidak tercapai,
r-/r
+ = 2,44 gaya tarik dan tolakan Coulumb seimbang sehingga kristal mencapai keadaan
yang optimum.
Dengan cara yang sama, kemasan kristal ionik untuk zink blende yang berorientasi
tetrahedral dan bilangan koordinasi 4, akan mencapai keadaan yang optimum pada
perbandingan r-/r
+ = 4,44.
4.5. Energi Kisi
Energi kisi didefinisikan sebagai besarnya energi yang hilang ketika ion-ion membentuk
kristal, seperti yang digambarkan pada persamaan (4.8) berikut.
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 28
M+
(g) + X-(g) → MX(p) (4.8)
Jika jarak antara M+ dan X
- adalah r, maka berdasarkan hukum Coulomb, hubungan antara
besarnya energi elektrostatik, E, dengan r dinyatakan dalam persamaan (4.5). Jika q- dari
muatan negatif dikalikan dengan muatan electron e = 1,6 x 10-19
Coulomb, maka energi
interaksi, Ec, dapat digambarkan seperti persamaan (4.9).
q+. q
- . e
2
Ec = --------------- (4.9)
4π . r . ε
Pada Gambar 4.2 tampak bahwa setiap ion Na+ dikelilingi oleh enam ion Cl
- pada
jarak r, sedangkan 12 Na+ lainnya pada jarak √2 r, lalu ada 8 ion Cl
- berada pada jarak
√3 r. Selanjutnya ada 6 ion Na+ berada pada jarak 2 r, 24 Cl
- pada jarak √5 r, dan
seterusnya. Dengan demikian energi interaksi, Ec, dapat dituliskan secara lengkap seperti
pada persamaan (4.10) yang selanjutnya menjadi persamaan (4.11). Harga A disebut
tetapan Madelung yang merupakan cirri penataan geometri yang tidak bergantung pada ion
tertentu dan muatannya. Nilai A beberapa kisi kristal ion disajikan dalam Tabel 4.3.
6e2 q
+. q
- 12e
2 (q
+)2 8e
2 q
+. q
- 6e
2 (q
+)2
Ec = ----- -------- + ------ -------- + ------ -------- + ------- --------- + . . . (4.10)
r 4π . ε √2 r 4π . ε √3 r 4π . ε 2 r 4π . ε
e2 q
+. q
- 12 8 6e2
Ec = ------------- { 6 - ----- + ------ + ------ + . . . }
r . 4π . ε √2 √3 2
e2 q
+. q
-. A
Ec = ----------------- (4.11)
r . 4π . ε
Tetapan Madelung, A
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 29
Tabel 4.3
Tetapan Madelung untuk beberapa kisi kristal ion
Struktur Bilangan koordinasi Tetapan Madelung, A
NaCl 6 : 6 1,74756
CsCl 8 : 8 1,76267
ZnS 4 : 4 1,63806
Sumber : Jolly, W. L (1991) Modern Inorganic Chemistry, 2nd Ed.
Tabe4 1.4
Beberapa nilai eksponen Born, n
Konfigurasi ion/senyawa n
He 5
Ne 7
Ar 9
Kr 10
Xe 12
LiF 5
LiCl 8
LiBr 8,7
NaCl 9,1
NaBr 9,5
Sumber : Jolly, W. L (1991) Modern Inorganic Chemistry, 2nd Ed.
Nilai n ion teoritik dan senyawa ditentukan secara eksperimen
Pada molekul zat padat ionic, selain gaya tarik Coulomb juga bekerja gaya tolak
yang disebabkan oleh pertumpangtindihan awan-awan electron. Besarnya energi tolakan
tersebut diusulkan oleh Born sebagai ER, dan dinyatakan dalam persamaan (4.12), di mana
B adalah tetapan yang belum ditentukan, dan rn merupakan cirri dari pasangan ion yang
bersangkutan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa energi kisi, U tidak lain
merupakan penjumlahan antara energi interaksi Coulomb dan energi tolakan Born, yang
Ikatan Kimia
Hala, Y., Kimia Anorganik Dasar 30
ditampilkan dalam persamaan (4.13) dengan bilangan Avogadro, N. Hubungan ini dikenal
dengan Persamaan Born-Lande.
B
ER = ---------- (4.12)
rn
e2 q
+. q
-. A . N B . N
U = Ec + ER = ---------------------- + -------- (4.13)
r . 4π . ε rn
Untuk perhitungan energi kisi kristal NaCl, digunakan besaran parameter persamaan
Born-Lande sebagai berikut:
A = 1,74756
N = 6,022 x 1023
pasangan ion.mol-1
, Bilangan Avogadro
q+ = +1, muatan ion natrium
q- = -1, muatan ion klorin
e = 1,60210 x 10-19
C, muatan elektron
π = 3,14159
ε = 8,854185 x 10-12
C2.J
-1.m
-1
r = 2,81 x 10-10
m, jarak Na+Cl
-
n = 8, rata-rata nilai n untuk Na+ dan Cl
- (lihat Tabel 1.4)