4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
-
Upload
angel-davis -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
Transcript of 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
1/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 42
4. ASPEK TEKNIS DALAM PERHITUNGAN SETTING PENGHANTAR
4.1 Konfigurasi jaringan dan Sistem Pentanahan
4.1.1 Klasif ikasi Panjang Saluran Transmisi
Panjang saluran transmisi dapat dikelompokan berdasarkan
perbandingan impedansi sumber terhadap impedansi saluran yang
diproteksi (Source to Impedance Ratio = SIR) dikelompokan kedalam
tiga kategori yaitu saluran transmisi pendek, menengah dan panjang.
SIR menunjukan kekuatan sistem yang akan diproteksi, semakin kecil
SIR berarti semakin kuat sumber yang memasok saluran transmisi
tersebut, dan sebaliknya.
-Saluran Pendek dengan SIR4
-Saluran Menengah dengan 0.5 < SIR< 4
-Saluran Panjang dengan SIR0.5
Untuk sistem tegangan yang lebih besar dengan SIR yang sama akan
diperoleh panjang saluran yang lebih besar, dengan demikian
pengelompokan saluran pendek, sedang dan panjang akan berbeda
untuk sistem tegangan yang berbeda. Sebagai pertimbangan, untuk
Saluran transmisi dengan panjang tertentu, impedansi per unit berubah,
lebih dipengaruhi tegangan nominal daripada impedansi ohmik.
Faktor ini bersama dengan perbedaan impedansi hubung singkat pada
tingkat tegangan yang berbeda, menunjukkan bahwa tegangan nominal
mempengaruhi SIR oleh kerena itu jenis relai dan pola proteksi yang
akan dipergunakan harus disesuaikan dengan panjang saluran
transmisi yang dilindungi. Untuk penghantar dengan 2 SIR yang
berbeda dipilih SIR yang terbesar.
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
2/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 43
4.1.2 Sistem Pentanahan
Pada saluran transmisi, umumnya ditanahkan secara langsung (solid),dengan semua sumber pentanahan terhubung secara fisik ke
pentanahan di terminal. Akan tetapi, beberapa sistem transmisi lama
ditanahkan melalui tahanan pentanahan untuk mengurangi arus
gangguan satu fasa ke tanah.
Sistem pentanahan dengan tahanan dalam hal tertentu lebih sulit
diproteksi. Permasalahan yang mungkin timbul adalah arus gangguan
yang terjadi dapat lebih kecil nilainya dari pada arus beban. Hal ini
dapat mengurangi kehandalan pada skema arus. Masalah lain adalah
arus gangguan yang mengalir sefasa dengan arus beban, yang
menyulitkan dalam membedakan mana yang merupakan arus
gangguan dan arus beban. Kondisi ini mengurangi kemungkinan
penggunaan hanya satu skema relai berbasis impedansi saja pada
sistem transmisi dengan pentanahan sistem tahanan.
Sistem transmisi 150 kV, 275 kV dan 500 kV hanya menggunakan satu
macam pentanahan netral yaitu pentanahan langsung (solid).
Pentanahan ini dapat dikatakan sebagai pentanahan efektif bila
memenuhi Xo/X1 < 3,0 dan Ro/X1 < 1,0). Dengan sistem pentanahan
efektif, arus gangguan fasa-tanah yang timbul cukup besar sehingga
peralatan proteksi dapat bekerja lebih selektif namun memerlukan
waktu pemutusan yang lebih cepat.
Pada sistem transmisi 70 kV menggunakan berbagai macam sistem
pentanahan titik netral yaitu :- Sistem 70 kV di wilayah Jawa Barat dan DKI Jaya mengunakan
tahanan rendah 40 - 62
- Sistem 70 kV di wilayah Jawa Timur mengunakan tahanan tinggi
200
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
3/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 44
- Sistem 70 kV di wilayah Palembang mengunakan tahanan tinggi
133
- Sistem 70 kV di wilayah Bengkulu dan Sulawesi Utara mengunakan
pentanahan langsung (solid )
4.1.3 Jenis Saluran
Saluran transmisi dapat berupa saluran udara atau saluran kabel
maupun kombinasi dari keduanya.
Saluran transmisi yang terdiri dari saluran kabel dan saluran udara,
tetapi saluran kabel lebih dominan maka digunakan proteksi saluran
kabel. Sebaliknya, jika saluran udara yang lebih dominan maka
digunakan proteksi saluran udara. Untuk kasus khusus yang sulit
dibedakan mana yang lebih dominan, perlu ditetapkan berdasarkan
perhitungan-perhitungan sesuai dengan keadaan saluran tersebut.
Sebagian besar gangguan pada saluran udara adalah gangguan
temporer sehingga untuk mempertahankan kontinuitas penyaluran
digunakan penutup balik otomatis, sedangkan pada saluran kabel
gangguan yang terjadi adalah gangguan yang bersifat permanen
sehingga tidak diperlukan penerapan penutup-balik otomatis.
Pada saluran kabel induktansi cenderung lebih kecil dari pada saluran
udara sehingga reaktansi gangguan menjadi lebih kecil. Hal ini menjadi
pertimbangan dalam pemilihan jenis relai.
4.1.4 Konfigurasi Transmisi.
Konfigurasi saluran transmisi dapat berupa jaringan sirkit tunggal,
ganda, radial, loop, T-connection. Konfigurasi ini menjadi pertimbangan
dalam memilih pola proteksi dan pola auto reclose.
Pada konfigurasi saluran transmisi yang pasokan daya pada salah satu
ujung sangat lemah (Weak Infeed), seperti pada jaringan radial,
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
4/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 45
memerlukan fungsi khusus bila menggunakan relai jarak. Sebagai
contoh pada saluran weak infeed digunakan fungsi carrier recieve dan
under voltage untuk mendeteksi gangguan.
4.2 Pengaruh Infeed Current terhadap Distance Relay
Infeed merupakan fenomena penambahan atau pengurangan arus yang
melalui suatu titik yang tidak dirasakan oleh relai. Infeed current akan
mempengaruhi besaran impedansi yang dideteksi oleh relai sehingga
seolah-olah menjadi lebih besar atau sebaliknya menjadi lebih kecil.
Faktor infeed ini akan berpengaruh pada penentuan setting jangkauan
impedansi pada zone-2 dan zone-3, seperti pada konfigurasi pada
jaringan-jaringan sbb :
4.2.1 Adanya pembangkit pada ujung saluran yang diamankan
Pada saat terjadi gangguan di titik F maka impedansi yang dilihat
relai adalah :
ZRA= VRA / IRA=( I1.ZAB + (I1+I2).ZBF ) / I1
ZRA= ZAB + (I1+I2) /I1.ZBF
ZRA= ZAB + k.ZBF
Jadi, faktor infeed k = (I1+I2) / I1
F21
S
A
B
I2
SC
rele A
I1
F
I1+ I2
Gbr-4.2.1: Pengaruh infeed adanya akibat pembangkit diujung saluran
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
5/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 46
4.2.2 Adanya perubahan dari Saluran transmisi ganda ke tunggal
Jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh relai A
adalah :
ZRA= VRA / IRA = ( I.ZAB + 2I.ZBF ) / I
ZRA= ZAB + 2.ZBF
Jadi faktor infeed, k = 2
4.2.3. Saluran Transmisi Ganda ke Ganda.
Jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh relai
A adalah :
ZRA= VRA / IRA = ( I.ZAB + I1.ZBF ) / I
F21
SA B C
relai A
I
I
2I
F
F21
S
A B C
relai A
I
I
I1
F
xI (1-x)
X L
Gbr-4.2.3 : Pengaruh infeed saluran ganda ke ganda
Gbr-4.2.2 : Pengaruh infeed saluran ganda ke tunggal
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
6/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 47
ZRA= ZAB + I1/I.ZBF
I1=2I.(2L-X)./2L
ZRA = ZAB + (2.L-X)/L. ZBF
Jadi faktor infeed, K = (2.L-X)/L
Untuk gangguan F dekat rel B ( X = 0 ) faktor infeed k = 2
Untuk gangguan F dekat rel C ( X= 1 ) faktor infeed k = 1
Untuk gangguan F diantara rel B dan rel C , infeed antara
1k 2
4.4.4. Saluran transmisi tunggal ke ganda
Jika terjadi gangguan pada titik F impedansi yang terlihat oleh relai
A adalah :
ZRA = (I.ZAB+I1.ZBF)/I
ZRA= ZAB + I1/I.ZBF
I1 = I.(2L-X)./2L
ZRA = ZAB + (2.L-X)/2L. ZBF
F21
S
A B C
relai A
I
I1
F
xI (1-x)
Gbr-4.2.4 : Pengaruh infeed saluran tunggal ke ganda
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
7/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 48
Jadi faktor infeed K = (2L-X) / 2L
- Untuk gangguan F dekat rel B ( X = 0 ) faktor infeed k = 1
- Untuk gangguan F dekat rel C ( X= 1 ) faktor infeed k = 0.5
- Untuk gangguan F diantara rel B dan rel C , infeed antara
0.5k1
4.3 Pengaruh Tahanan Gangguan
Tahanan gangguan merupakan tahanan murni, bila tambah secara
vektoris dengan impedansi saluran maka akan menggeser lokus impedan
menjadi lebih besar sehingga relai menjadi lebih lambat (Z2,Z3) atau tidak
trip sama sekali (diluar jangkauan seting). Besaran tahanan gangguan
sangat bervariasi tergantung penyebabnya. Penyebab adanya tahanan
gangguan pada SUTT/SUTET adalah terjadi hubung singkat yang
menimbulkan busur api akibat terkena pohon, layangan, binatang,
manusia dan sambaran petir.
4.3.1 Tahanan Gangguan Satu sumber
R
E Zs
F
If
RF
ZLA
Gbr-4.3.1a : Konfigurasi gangguan tanah
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
8/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 49
Impedansi yang terukur oleh relai :
Z relai = Vrelai / Irelai
= VR / ( IR+K0.IN )
= ZL1+ RF/ (1+Ko)
Dimana : ZL1 = impedansi urutan positif
RF = tahanan gangguan
K0 = kompensasi urutan nol (0-1)
Jadi tahanan gangguan pada system satu sumber merupakan
tahanan murni (Rf) yang ditambahkan ke impedansi saluran (ZL).
Gbr-4.3.1b : Pengaruh tahanan gangguan dengan 1 sumber
R
X
ZL
RF/(1+K0)
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
9/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 50
4.3.2 Tahanan Busur Dua Sumber
Rf sisi A IfA+IfB . Ra Ra IfB . Ra
IfA IfA
Rf sisi B IfA+IfB . Ra Ra IfA . Ra
IfB IfB
R
EA EBZSA ZSB
F
IfA IfB
RF
ZLA ZLB
R
XZL
RF
Gbr-4.3.2 : Pengaruh tahanan gangguan dgn 2 sumber
Gbr-4.3.2a : Konfigurasi gangguan tanah pada jaringan paralel
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
10/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 51
Dimana :
If = besar arus gangguan
IfA = kontribusi arus gangguan dari sisi A
IfB = kontribusi arus gangguan dari B
Bila IA dan IB tidak sefasa maka dengan penjumlahan vektoris Ra
akan mempunyai sudut tidak nol. Bila dari A tahanan busur
mengarah keatas, dari B mengarah ke bawah.
Pengukuran Impedansi :
Zrelai = Vrelai/Irelai
= VR/(IR+Ko.IN)
=ZL1+(Io/IRoA).RF/(1+Ko)
Dimana : Io = IRoA + IRoB
ZL1 = impedansi urutan positif
RF = tahanan gangguan
Ko = kompensasi urutan nol (0-1)
IRoA = kontribusi arus urutan nol dari sumber A
IRoB = kontribusi arus urutan nol dari sumber B
Io = total arus urutan nol yang mengalir di RF
4.4. Pengaruh Mutual Impedansi
Bila SUTT menggunakan satu tower digunakan untuk sirkit-1 dan sirkit-2
maka akan timbul mutual inductive kopling diantara dua sirkit tersebut.
Untuk pengukuran impedansi urutan positif dan negative pengaruh mutual
kopling sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
11/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 52
Namun untuk pengukuran impedansi urutan nol maka pengaruh mutual
kopling tidak bisa diabaikan.
Proteksi penghantar yang hanya menggunakan pengukuran arus, seperti
pembanding phase atau pilot wire tidak dipengaruhi oleh mutual kopling.
4.4.1. Satu sumber dua sirkit
Pengukuran Impedansi :
Zrelai = Vrelai / Irelai
= VR / (IR+Ko.IN)
= n.ZL1 (1+(IHo/IGo).(Z0M/ (2ZL1+ZLo))
= n.ZL1 (1+FM)
Jadi Relai undereach dengan faktor : (IHo/IGo).(Z0M(2ZL1+ZLo))
Dimana :
ZL1 = impedansi saluran
ZLo = impedansi urutan nol
F
ZSER
ZL
ZL
Gbr-4.4.1 : Pengaruh mutual dgn 1 sumber dan 2 sirkit
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
12/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 53
ZOM= impedansi mutual urutan nol
IHo= arus mutual urutan nol
IGo= arus urutan nol
FM= factor mutual
4.4.2 Dua sumber dua sirkit
ZGR = n.ZL1 (1+(IH0/IG0).KM/(2.IG1/IG0+K0))
ZGR = n.ZL1 (1+faktor)
dimana, KM = ZMo/ZL1
Ko=(ZLo-ZL1)/3.ZL1
Jadi Relai undereach dengan faktor = KM.(IHo/IGo/(2.IG1/IGo+Ko)
Dimana : ZL1= impedansi saluran
FZSER
ZL
ZL
EZS
ZL
Gbr-4.4.2 : Pengaruh mutual dgn 2 sumber dan 2 sirkit
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
13/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 54
ZLo=impedansi urutan nol
ZOM= impedansi mutual urutan nol
IHo= arus mutual urutan nol
IGo= arus urutan nol
KM= kompensasi mutual urutan nol
Ko=kompansasi urutan nol
Faktor= factor mutual
4.4.3. Satu sumber dua sirkit yang diground dua sisi
Pengukuran Impedansi :
Zrelai = Vrelai / Irelai
=VR/(IR+K0.IN)
= ZL1 (1 ZM0.ZM0/(ZL0.(2ZL1+ZL0))
= ZL1 (1 faktor)
Jadi Relai overreach dengan faktor :
ZM0 .ZM0/(ZL0.(2ZL1+ZL0))
ZSER
ZL
ZL
Gbr-4.4.3 : Pengaruh mutual 2 sirkit dgn line-1 di ground
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
14/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 55
Dimana : ZL1= impedansi saluran urutan positif
ZLo=impedansi urutan nol
ZOM= impedansi mutual urutan nol
IHo= arus mutual urutan nol
IGo= arus urutan nol
Faktor= factor mutual
Dengan kompensasi mutual :
Pengukuran Impedansi :
Zrelai = Vrelai / Irelai
=VR/(IR+Ko.IN+KM.IHo) = ZL1
dimana, KM = ZM0/ZL1
Ko = (ZLo-ZL1)/3.ZL1
Imo = Arus mutual urutan nol
4.5 PengaruhPembebanan
Salah satu hal yang sangat mempengaruhi setelan relai proteksi adalah
beban, namun sebaliknya, arus beban maksimum akan mempengaruhi
sensitivitas deteksi gangguan (fault detection sensitivity).
Pada pembebanan penghantar yang besar, jangkauan impedansi relai
jarak dapat masuk ke impedansi beban sehingga dibutuhkan fungsi
khusus pada relai jarak untuk membatasi jangkauan relai.
Fungsi pada relai jarak yang membatasi jangkauan antara lain : blinder,load encroachment, dll.
Untuk menghindari malakerja relai akibat pembebanan, perlu dilakukan
setting pada jangkauan resistif tidak boleh melebihi setengah impedansi
beban maksimum, khususnya seperti pada distance relay dengan
karakteristik quadraliteral (Gbr 4.5)
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
15/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 56
4.6 Pola Proteksi
Agar gangguan sepanjang SUTT dapat ditripkan dengan seketika pada
kedua sisi ujung saluran, maka relai jarak perlu dilengkapi fasilitas
teleproteksi.
4.6.1 Pola Dasar (Basic Scheme)
Ciri-ciri Pola dasar :
Tidak ada fasilitas sinyal PLC
Untuk lokasi gangguan antara 80 100 % relai akan bekerja
zone-2 yang waktunya lebih lambat (tertunda).
Gbr-4.5 Pengaruh pembeban terdapat kakarakteristik kerja distance relay
Z1
Z3
OR
TRIP
Z2TZ2
Z1
Z3
OR
TRIP
TZ2Z2
TZ3 TZ3
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
16/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 57
TZ2 = Timer zone 2
TZ3 = Timer zone 3
Gambar 4.6.1 : Pola Proteksi pindah jangkauan tak
sampai diperkenankan (PUTT)
4.6.2 Pola PUTT (Permissive Underreach Transfer Trip)
Prinsip Kerja dari pola PUTT :
Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-1.
Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2
bekerja disertai dengan menerima sinyal. (carrier receipt).
Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke
pola dasar.
Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.
CS = sinyal kirim Z2 = trip zone 2
CR = sinyal terima TZ2 = waktu trip zone 2
Gambar 2.5.2 : Pola Proteksi pindah jangkauan tak sampai
diperkenankan (PUTT)
CS
Z1
CR
OR
TRIP
Z2TZ2
AND
CS
Z1
CR
OR
TRIP
TZ2Z2
AND
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
17/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmu pengetahuanserta nilai-nilai perusahaan 58
4.6.3 Pola POTT (Permiss ive Overreach transfer Trip)
Prinsip Kerja dari pola POTT :
Pengiriman sinyal trip (carrier send) oleh relai jarak zone-2. Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2
bekerja disertai dengan menerima sinyal (carrier receipt).
Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak kembali ke
pola dasar.
Dapat menggunakan berbeda type dan relai jarak.
CR = sinyal terima tZ2 = waktu trip zone 2
Gambar 2.5.3: Pola Proteksi pindah jangkauan
lebih diperkenankan (POTT)
4.6.4 Pola Blocking (Blocking Scheme)
Prinsip Kerja dari pola PUTT :
Pengiriman sinyal block (carrier send) oleh relai jarak zone-3
reverse.
Trip seketika oleh teleproteksi akan terjadi bila relai jarak zone-2
bekerja disertai dengan tidak ada penerimaan sinyal block.
(carrier receipt).
Bila terjadi kegagalan sinyal PLC maka relai jarak akan
mengalami mala kerja.
Membutuhkan sinyal PLC cukup half duplex.
Relai jarak yang dibutuhkan merk dan typenya sejenis.
CS
Z1
CR
TRIP
Z2TZ2
AND
CS
Z1
CR
TRIP
TZ2Z2
AND
OR OR
-
8/10/2019 4._ASPEK_TEKNIS_DALAM_PERHITUNGAN_SETTING_PENGHANTAR.pdf
18/18
PT PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Aspek Teknis Dalam Perhitungan Setting Penghantar
Berbagi danmenyebarkanilmupengetahuansertanilai-nilai perusahaan 59
Gambar 2.5.4. Ranglaian Logic
Z1
OR
TRIP
TZ2
AND
CS
Z1
CR
OR
TRIP
Z2TZ2
AND
TZ3Z3
Rev
AND
TZ2
CS
Z3
Rev
AND
Z2
CR