48673081 Contoh Tb Pbpab Libre

download 48673081 Contoh Tb Pbpab Libre

of 113

description

pbpab

Transcript of 48673081 Contoh Tb Pbpab Libre

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 1

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Air adalah salah satu kebutuhan vital bagi kelangsunga hidup manusia, hewan

    maupun tumbuhan yang ada di atas permukaan bumi ini. Sehingga segala sesuatu

    yang berhubungan dengan airtidak dapat diabaikan begitu saja, mengingat semakin

    banyak penggunaan air didalam semua aktivitas kehidupan sehari-hari.

    Salah satu kebutuhan pokok manusia adalah air bersih. Disamping untuk

    kebutuhan air minum, air bersih diperlukan juga untuk keperluan rumah tangga sehari-

    hari misalnya mandi, mencuci, memasak dan lain sebagainya.Sudah barang tentu

    dengan adanya pemakain air untuk rumah tangga ini, perlu pula dipikirkan tentang

    pembuangan air bekas pemakaiannya.

    Air yang telah dipakai tersebut merupakan suatu air kotor dan harus dibuang,

    tetapi pembuangannya tidak boleh mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.

    Pembuangan secara langsung ke dalam sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu

    akan mengakibatkan tercemarnya air sungai tersebut. Hal ini dapat diatasi dengan

    meningkatkan sanitasi lingkungan sehingga tercipta kondisi lingkungan yang baik dan

    benar.

    Sebagai realisasi dari hal tersebut di atas perlu direncanakan suatu sistem

    pengolahan air buangan yang memadai. Dalam tugas ini objek studi yang diambil

    adalah kota Sumenep yang terletak di kabupaten Sumenep, propinsi Jawa Timur.

    1.2. Maksud dan Tujuan

    Maksud dari sistem bangunan pengolahan air buangan ini adalah sebagai

    suatu fasilitas yang membantu mengolah air buangan sedemikian rupa, sehingga

    dapat mengurangi kadar zat atau konstituent tertentu yang terkandung di dalam air

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 2

    buangan sampai batas yang disyaratkan dan tidak menimbulkan gangguan terhadap

    lingkungan hidup manusia serta kehidupan di dalam badan air penerima.

    Pada umumnya di dalam air buangan banyak terdapat jenis bakteri khususnya

    bakteri patogen yang seringkali menyebabkan penyebaran berbagai macam penyakit.

    Dan terutama pengaruhnya terhadap pengurangan oksigen di dalam air akibat proses

    biokimia yang terjadi karena kehadiran zat-zat tertentu di dalam air buangan.

    Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan utama dari perencanaan

    bangunan pengolahan air buangan ini adalah : Menentukan jenis pengolahan air buangan yang sesuai dengan data kualitas kandungan air buangan yang dihasilkan. Merencanakan bangunan pengolah air buangan, termasuk diagram alir proses pengolahan. Menentukan kualitas dan kuantitas penghilangan kandungan bahan organikmaupun anorganik yang dikehendaki. Menentukan kehilangan tekanan yeng terjadi sehingga dapat diketahui tinggi muka air yang dikehendaki pada tiap unit serta dideskripsikan profil hidrolisnya.

    1.3. Ruang Lingkup

    Ruang Lingkup dalam tugas perencanaan ini dititikberatkan pada pembuatan

    konsep-konsep dasar perhitungan disain yang meliputi : Primary Treatment : Pompa Non Clogging / Srew Pump Screening Grit Chamber Secondary Treatment : Pengolahan secara biologis secara aerobik maupun anaerobik. Sludge Treatment dan Disposal. Lay Out, profil hidrolis, gambar-gambar disain. Bill Of Quantity dan Rencana Anggaran Biaya.

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 3

    BAB II DASAR TEORI

    2.1. Identifikasi Air Buangan

    Air buangan biasa dinamakan air limbah atau sludge bahan buangan dari suatu

    lingkungan masyrakat dimana terdapat kontaminan di dalamnya yang merupakan

    substansi organik dan anorganikoriginal. Air buangan ini berasal dari sumber domestik,

    industri, air hujan atau infiltrasi ground water.

    Air limbah yang masih baru berupa cairan keruh dan berbau tanah tetapi tidak

    terlalu merangsang. Bahan buangan ini mengandung padatan terapung dan

    tersuspensi serta polutan dalam bentuk larutan. Selain tidak sedap dipandang, air

    buangan ini sangat berbahaya terutama karena jumlah organisme patogen yang

    dikandungnya. Karena itu air limbah perlu mendapat penanganan khusus dalam

    pengolahannya sebelum dikembalikan ke badan air. Adapun komposisi air limbah

    dapat dideskripsikan sebagai berikut :

    Air Limbah

    Air (99,9%) Padatan (0,1%)

    Zat Organik (70%) Zat anorganik (30%)

    Protein (65%) Karbohidrat (25%) Lemak (10%)

    Bahan butiran Garam Logam

    Gambar 2.1. Komposisi air limbah (Tebbut, 1970)

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 4

    Bahan buangan biasanya diolah dengan memasukkan oksigen di dalamnya sehingga

    bakteri dapat memanfaatkan bahan buangan ini sebagai makanan. Reaksi yang terjadi

    adalah sebagai berikut :

    bakteri

    Bahan buangan baru + O2 Bahan buangan olahan + Bakteri

    Hal penting yang perlu diperhatikan untuk dijadikan acuan dalam disain operasi

    bangunan pengolah air buangan adalah : Zat padat atau solid, terutama zat padat tersuspensi Material organik (biodegradable) Nutrien (nitrogen dan phosphor) Patogen Mikropolutan, terutama logam berat, dissolved solid atau zat padat terlarut Dalam air buangan, diasumsikan telah melewati proses penyaringan

    (screening). Berdasarkan ukurannya, zat padat diklasifikasikan sebagai : Zat padat tersuspensi (suspended solid) Zat padat terlarut (dissolved solid) Koloid Pemisahan solid pada wastewater sering mengalami kesulitan , sehingga fraksi

    dissolved diturunkan dengan mekanisme tertentu.

    Parameter dalam air buangan :

    a) Konduktivitas

    Electrical Conductivity biasanya digunakan sebagai parameter kuantitas TDS (Total

    Dissolved solid) pada sampel.

    b) Temperatur

    Temperatur sangat berpengaruh terhadap kondisi air limbah, semakin tinggi

    temperatur maka kelarutan gas menurun, reaksi kimia meningkat dan

    pertumbuhan mikroorganisme berubah. Misalnya pada daerah tropis bakteri

    anaerobik tumbuh pada temperatur 20-25 OC, di luar range tersebut pertumbuhan

    mikroorganisme tersebut akan terganggu.

    c) Bau dan Warna

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 5

    Bau biasanya dihasilkan dari hidrolisis dan degradasi secara aerobik maupun

    anaerobik dari zat organik yang menghasilkan NH3. Bau dapat dikurangi dengan

    aerasi secara intensifseperti strpping dari senyawa volatile dan oksidasi dari

    senyawa biodegradable serta dapat juga dengan penutupan treatment plant.

    Warna merupakan hasil produk degradasi air buangan. Pemisahan warna

    sangat sulit dan perlu biaya tinggi. Bau dan warna ini adalah indikasi awal dari

    spesifik air limbah.

    Padatan dalam air limbah yang menduduki komposisi terbesar adalah material

    organik (70%).

    Komposisi material organik pada air limbah adalah sebagai berikut :

    Tabel 2.1. Komposisi material organik pada air limbah

    KATEGORI KOMPOSISI Karbohidrat

    Lemak

    Protein

    Urea

    C, H, O

    C, H, O, N

    C, H, O, N, S, P

    C, H, O, N

    Sebagai parameter material organik adalah :

    a) ThOD (Theoritical Oxygen Demand)

    Biasanya digunakan bila senyawa organiknya diketahui dan dapat dihitung bila

    persamaan reaksi diketahui. Karena air limbah komposisinya sangat kompleks di

    alam maka ThOD tidak dapat dihitung. Tetapi dalam praktiknya dapat digunakan

    COD.

    b) COD (Chemical Oxygen Demand)

    Jumlah kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk oksidasi material organik, yang

    didapat dengan mengoksidasi limbah dengan larutan asam dikromat yang

    mendidih (Cr2O72-). Jumlah COD biasanya lebih besar dari BOD.

    c) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

    Parameter ini menunjukkan kebutuhan oksigen untuk pengoksidasian limbah oleh

    bakteri. Limbah yang teroksidasi hanya limbah yang biodegradablr saja.

    Hubungan antara ketiga parameter tersebut adalah :

    ThOD > COD > BOD

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 6

    Melihat kandungan air limbah yang begitu kompleks dan dapat menimbulkan

    dampak yang buruk pada masyarakat, maka disain bangunan pengolah air

    buangan harus benar-benar menghasilkan efluen yang aman bagi lingkungan.

    2.2. Pengelolaan Air Limbah

    Dalam Pengelolaan air limbah ada tiga aspek yang saling berhubungan, yaitu :

    1) Pengumpulan

    Pengumpulan air limbah rumah tangga sebaiknya dilakukan dengan sistem

    pengaliran air dalam pipa sepenuhnya . Hal ini dimaksudkan untuk mencegah

    terjadinya kontaminasi dan mempermudah pengumpulan.

    2) Pengolahan

    Pengolahan terutama dibutuhkan untuk membunuh mikroorganisme patogen yang

    ada di dalam air limbah dan untuk menjamin agar sesuai untuk setiap proses

    penggunaan ulang yang dipilih untuknya.Pengolahan air limbah adalah suatu

    kombinasi dari proses fisik, biologis, dan kimiawi.

    Kriteria penyelenggaraan sistem pengolahan air limbah adalah :

    a. Kesehatan

    Organisme patogen tidak boleh tersebar baik secara langsung maupun tidak

    langsung. Proses pengolahan memiliki derajat pengolahan yang tinggi.

    b. Penggunaan ulang

    Proses pengolahan harus memberikan hasil yang aman untuk penggunaan

    ulang (aquaculture dan pertanian).

    c. Ekologis

    Pembuangan air limbah ke dalam air permukaan tidak boleh melebihi kapasitas

    pembersihan diri dari badan air penerima.

    d. Gangguan

    Bau yang ditimbulkan harus berada di bawah ambang batas.

    e. Kebudayaan

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 7

    Metoda yang dipilih untuk pengumpulan, pengolahan, dan penggunaan ulang

    harus sesuai dengan kebiasaan dan keadaan sosial setempat.

    f. Biaya

    Diusahakan biaya yang dikeluarkan sehemat dan seefisien mungkin sehingga

    masyarakat yang memakai instalasi pengolahan dapat membayar.

    3) Penggunaan Ulang Air Limbah

    Kelangkaan akan air yang umum terjadi di daerah tropis dan subtropis serta

    tingginya biaya untuk membangun sistem penyediaan air yang baru merupakan

    dua faktor utama yang mendorong bertambahnya kebutuhan untuk mengkonversi

    sumber-sumber air dengan penggunaan ulang efluen atau dengan reklamasi efluen

    untuk menghasilkan air yang dapat dipakai untuk distribusi, misalnya air pendingin.

    Penggunaan ulang air buangan segar maupun sudah terolah untuk irigasi telah

    dipakai secara meluas selama bertahun-tahun. Untuk masa sekarang, perhatian

    ditujukan pada aquaculture dan penggunaan ulang efluen untuk keperluan kota

    dan industri.

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 8

    BAB III DASAR-DASAR PERENCANAAN

    3.1. Jumlah Penduduk dan Kuantitas Air Buangan Dalam merencanakan bangunan pengolah air buangan ada beberapa dasar

    perencanaan yang harus diperhatikan. Terutama mengenai kuantitas air buangan yang

    dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang dilayani dan perlu dilakukan suatu prediksi

    jumlah penduduk sesuai dengan periode tahun perencanaan, yaitu dengan metoda

    proyeksi.

    Metoda proyeksi yang digunakan adalah metoda Geometri, dan data hasil

    proyeksi penduduk Kota Sumenep adalah sebagai berikut :

    Tabel 3.1. Hasil proyeksi penduduk Kota Sumenep

    Tahun Jumlah Penduduk

    2000 123194 2001 123787 2002 124417 2003 125051 2004 125687 2005 126327 2006 126970 2007 127617 2008 128266 2009 128919 2010 129576 2011 130235 2012 130899 2013 131567

    2014 132236 Sumber : Hasil perhitungan

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 9

    Tabel 3.2. Proyeksi Fasilitas Umum Kota Sumenep

    No 2001 2011

    Fasilitas Jumlah Juml. Orang Fasilitas Jumlah Juml. Orang

    1 Masjid 15 200 Masjid 17 200

    2 Gereja 3 30 Gereja 4 30

    3 Sekolah 20 150 Sekolah 24 150

    4 Rumah Sakit 2 250 Rumah Sakit 3 250

    5 Puskesmas 6 30 Puskesmas 7 30

    6 Toko 124 40 Toko 143 40

    7 Pasar 4 50 Pasar 5 50

    8 Kantor 28 100 Kantor 33 100

    9 Terminal 1 150 Terminal 2 150

    10 Industri 4 200 Industri 6 200 Sumber : Hasil perhitungan

    Kuantitas air buangan untuk suatu daerah terutama ditentukan oleh jumlah

    penduduk, tingkat hidup, iklim dan kegiatan sehari-hari. Untuk keperluan rumah tangga

    jumlah ini dipengaruhi jumlah pemakaian air untuk mandi, mencuci, memasak dan

    keperluan minum tiap orang perhari. Disamping itu adanya kegiatan lain seperti

    kegiatan perdagangan, perkantoran, industri dan lain sebagainya, maka jumlah

    kuantitas air buangan ini akan semakin meningkat.

    Dari data Sistem Penyaluran Air Buangan (SPAB) Kota Sumenep diperoleh

    data kuantitas air buangan sebagai berikut :

    Tabel 3.3. Pembagian blok pelayanan

    BLOK DESA % Jumlah

    Penduduk

    Blok I Kebonagung 85 5446

    Blok II Pamolokan 55 5295

    Karangduak 100 9646

    Blok III Pamolokan 35 3369

    Bungkal 90 5774

    Blok IV Pandean 20 1747

    Kebonagung 15 961

    Babalan 10 690

    Batuan 20 1481

    Blok V Pandean 80 6988

    Babalan 35 2415

    Gedugan 10 559

    Blok VI Babalan 55 3795

    Gedugan 70 3914

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 10

    Blok VII Kolor 40 4061

    Gedugan 20 1118

    Blok VIII Pangerangan 70 6137

    Kepanjen 100 9255

    Pejagalan 100 9422

    Pamolokan 10 963

    Bungkal 5 321

    Blok IX Kolor 60 6091

    Blok X Pabean 70 8220

    Blok XI Pangerangan 30 2630

    Kacongan 50 3108

    Pabean 30 3523

    Bungkal 5 321

    Blok XII Kacongan 50 3108

    Marega daya 100 6479

    Bab XIII Batuan 80 5925 Sumber : Hasil perhitungan

    Tabel 3.4. Pembagian fasilitas umum tiap blok pelayanan

    No Fasilitas Blok

    I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII XIII Total Unit

    1 Masjid 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 17

    2 Gereja - 1 - 1 1 - - - 1 - - - - 4

    3 Sekolah 1 3 1 3 4 1 2 2 1 2 1 2 1 24

    4 Rumah Sakit - 1 - - 1 - - - - - - 1 - 3

    5 Puskesmas - 1 - 1 1 - 1 - 1 - 1 1 - 7

    6 Toko 6 18 7 16 21 6 10 9 14 9 10 12 5 143

    7 Pasar - 1 - 1 1 - - 1 - - 1 - - 5

    8 Kantor 2 5 1 4 5 2 2 2 2 2 2 3 1 33

    9 Terminal - - - - 1 - - - - - 1 - - 2

    10 Industri 1 - 1 - - 1 - - - 1 - - 1 5 Sumber : Hasil perhitungan

    Untuk perencanaan ini, debit air buangan yang dihasilkan diasumsikan

    sebesar 70% dari debit air bersih yang digunakan. Debit air bersih yang digunakan

    untuk keperluan diperkirakan sebesar 150 lt/org/hari. Sedangkan untuk keperluan non

    domestik yaitu:

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 11

    Tabel 3.5. Asumsi pemakaian air bersih non domestik

    Jenis Debit Asumsi Jumlah

    Fasilitas (l/org/hari) Pemakai

    (org/unit)

    Masjid 30 200

    Gereja 15 30

    Rumah Sakit 200 150

    Sekolah 20 250

    Puskesmas 25 30

    Toko 25 40

    Kantor 30 50

    Pasar 40 100

    Terminal 20 150

    Industri 350 200

    Dan untuk tiap-tiap blok, kebutuhan air bersihnya untuk konsumsi domestik dibedakan

    menjadi:

    1. Sambungan Rumah (SR), dimana jumlah penduduk yang dilayani

    diasumsikan 80% dari jumlah penduduk total blok tersebut. Dan kebutuhan air

    untuk sambungan rumah adalah sebesar 150 lt/org/hari.

    2. Kran Umum (KU), diasumsikan yang dilayani adalah 20% dari jumlah

    penduduk blok itu. Dan kebutuhan airnya adalah 30 lt/org/hari.

    Dan pada tahun 2011 jumlah penduduk yang dapat dilayani oleh PDAM diasumsikan

    80%. Kemudian dari data-data dan ketentuan yang telah disebutkan, maka dapat

    dilakukan perhitungan debit air buangan.

    A. Konsumsi Domestik

    Contoh perhitungan untuk Blok I Jumlah penduduk : 5446 jiwa % penduduk terlayani : 80% Sambungan rumah : 80%;keb. airnya 150 lt/org/hari Kran umum : 20% ; keb. Airnya 30 lt/org/hari

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 12

    Perhitungannya:

    1. Sambungan Rumah (SR)

    Q air bersih = 80% x JmPend. X 80% x 150 lt/org/hari

    = 80% x 5446 x 80% x 150 lt/org/hari

    = 522816 lt/hari = 6 lt/dt

    Q air buangan = 70% x Q air bersih

    = 70% x 6 lt/dt

    = 4.2 lt/dt

    2. Kran Umum (KU)

    Q air bersih = 80% x JmPend. X 80% x Keb. Air

    = 80% x 5446 x 80% x 30 lt/org/hari

    = 26141 lt/hari = 0.3 lt/dt

    Q air buangan = 70% x 0.3 lt/dt

    = 0.21 lt/dt

    3. Kebutuhan air domestik

    Q domestik = Q sambungan rumah + Q kran umum

    = 522816 + 26141

    = 54897 lt/hari

    = 6 lt/detik

    Q air buangan domestik = 70% x 6 lt/dt

    = 4.2 lt/dt

    Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 13

    Tabel 3.6. Keb. Air domestik dan buangan

    BLOK JUMLAH % JML PDDK Q sr Qsr

    buangan

    PENDDK TERLAYANI ( l/dt ) ( l/dt )

    I 5446 80 4357 6.05 4.24

    II 14941 80 11803 16.39 11.48

    III 9143 80 7314 10.16 7.11

    IV 4879 80 3903 5.42 3.79

    V 9962 80 7970 11.07 7.75

    VI 7709 80 6090 8.46 5.92

    VII 5179 80 4040 5.61 3.93

    VIII 26098 80 20878 29.00 20.30

    IX 6091 80 4873 6.77 4.74

    X 8220 80 6576 9.13 6.39

    XI 9582 80 7570 10.51 7.36

    XII 9587 80 7574 10.52 7.36

    XIII 5925 80 4740 6.58 4.61

    Q ku Q ku buangan Q dom Q dom buangan

    ( l/dt ) ( l/dt ) ( l/dt ) ( l/dt )

    0.30 0.21 6 4.2

    0.82 0.57 17 12.05

    0.51 0.36 11 7.47

    0.27 0.19 6 3.98

    0.55 0.39 12 8.14

    0.42 0.30 9 6.22

    0.28 0.20 6 4.12

    1.45 1.01 30 21.31

    0.34 0.24 7 4.97

    0.46 0.32 10 6.71

    0.53 0.37 11 7.73

    0.53 0.37 11 7.73

    0.33 0.23 7 4.84

    Sumber : Hasil perhitungan

    B. Konsumsi Non Domestik Contoh perhitungan untuk Blok I

    Q non domestik = unit X Debit X Asumsi jml pemakai Q masjid = 1 x 30 200 = 6000 lt/hari

    Q sekolah = 1 x 20 x 250 = 10000 lt/hari

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 14

    Q toko = 6 x 25 x 40 = 6000 lt/hari

    Q kantor = 2 x 30 x 50 = 7000 lt/hari

    Q industri = 1 x 350 x 200 = 70000 lt/hari

    Total keseluruhan adalah 90000 lt/hari = 1.042 l/dtk

    Q buangan non domestik = 1.042 x 70%

    = 0.729 lt/dt

    Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 3.7. Keb. Air non domestik dan buangan

    Blok Debit Debit Debit Buangan Non Domestik Non Domestik Non Domestik (l/hari) (l/detik) (l/detik) I 90000 1.042 0.729

    II 87700 1.015 0.711

    III 89500 1.036 0.725

    IV 54200 0.627 0.439

    V 104700 1.212 0.848

    VI 90000 1.042 0.729

    VII 29750 0.344 0.241

    VIII 32000 0.370 0.259

    IX 29200 0.338 0.237

    X 98000 1.134 0.794

    XI 31750 0.367 0.257

    XII 63250 0.732 0.512

    XIII 87500 1.013 0.709 Sumber : Hasil perhitungan

    C. Kebutuhan Air Total

    Contoh perhitungan untuk Blok I Q air bersih total = Q air domestik + Q non domestik

    = 6 lt/dt + 1.042 lt/dt

    = 7.042 lt/dt

    Q air buangan total = 70% x Q air bersih total

    = 70% x 7.042 lt/dt

    = 4.929 lt/dt

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 15

    Dan untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 3.8. Keb. Air bersih dan buangan total

    Blok Q domestik Q non

    domestik Q air bersih

    total Q air buangan

    total (l/detik) (l/detik) (l/detik) (l/detik)

    I 6 1.042 7.042 4.929

    II 17 1.015 18.015 12.611

    III 11 1.036 12.036 8.425

    IV 6 0.627 6.627 4.639

    V 12 1.212 13.212 9.248

    VI 9 1.042 10.042 7.029

    VII 6 0.344 6.344 4.441

    VIII 30 0.370 30.370 21.259

    IX 7 0.338 7.338 5.137

    X 10 1.134 11.134 7.794

    XI 11 0.367 11.367 7.957

    XII 11 0.732 11.732 8.212

    XIII 7 1.013 8.013 5.609 Sumber : Hasil perhitungan

    Debit air buangan yang telah diperoleh diatas merupakan debit rata-rata (average).

    Dan untuk selanjutnya dilakukan perhitungan fluktuasi air buangan sebagai berikut:

    Contoh perhitungan untuk Blok I Luas = 272.25 ha Jumlah penduduk terlayani = 4357 jiwa Q domestik = 548.957 m3/hari Q non domestik = 90 m3/hari

    Q average = Q domestik + Q non domestik

    = 548.957 + 90

    = 638.957 m3/hari

    Berdasarkan grafik, didapatkan factor peak = 3.4

    Q peak = Q ave x fp

    = 638.957 m3/hari x 3.4

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 16

    = 2172.454 m3/hari

    Dan didapat pula faktor average infiltrasi = 5.6

    Qaveinf = Luas x fav

    = 272.25 x 5.6

    = 1524.6 m3/hari

    Q peak total = Q peak + Q average infiltrasi

    = 2172.454 + 1524.6

    = 3697.05 m3/hari

    = 42.79 l/dt

    Q minimum = xQavePx2.0

    10005/1

    = 957.638100043575/1

    2.0

    xx = 171.53 m3/hari

    = 1.985 l/dt

    Dan untuk perhitungan blok-blok yang lain, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 3.9. Debit air buangan tiap blok

    Blok Jml

    Pend Luas Q air

    bersih Q air bersih Q air bersih Q air bersih Q Q

    Terlayani (ha) Domestik Non domestik Domestik Non domestik Average Average

    (l/hari) (l/hari) (m3/hari) (m3/hari) (m3/hari) (m3/dt)

    I 4357 272.25 548957 90000 548.957 90 638.957 0.0074

    II 11803 225 1487227 87700 1487.227 87.7 1574.927 0.0182

    III 7314 247.5 921614 89500 921.614 89.5 1011.114 0.0117

    IV 3903 207.9 491803 54200 491.803 54.2 546.003 0.0063

    V 7970 222.75 1004170 104700 1004.17 104.7 1108.87 0.0128

    VI 6090 193.5 767354 90000 767.354 90 857.354 0.0099

    VII 4040 371.25 508992 29750 508.992 29.75 538.742 0.0062

    VIII 20878 348.75 2630678 32000 2630.678 32 2662.678 0.0308

    IX 4873 418.5 613973 29200 613.973 29.2 643.173 0.0074

    X 6576 162 828576 98000 828.576 98 926.576 0.0107

    XI 7570 299.25 953792 31750 953.792 31.75 985.542 0.0114

    XII 7574 497.25 954290 63250 954.29 63.25 1017.54 0.0118

    XIII 4740 173.5 597240 87500 597.24 87.5 684.74 0.0079

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 17

    Peak Q Factor Q

    Average Q Peak Q Peak Q Q

    Factor Peak Average Infiltrasi Total Total Minimum Minimum

    (m3/hari) Infiltrasi (m3/hari) (m3/hari) (L/dt) (m3/hari) (L/dt)

    3.4 2172.454 5.60 1524.6 3697.05 42.790 171.530 1.985

    3.1 4882.274 5.80 1305 6187.27 71.612 516.047 5.973

    3.2 3235.565 5.70 1410.75 4646.31 53.777 301.066 3.485

    3.3 1801.810 6.00 1247.4 3049.21 35.292 143.385 1.660

    3.2 3548.384 5.80 1291.95 4840.33 56.022 335.894 3.888

    3.3 2829.268 6.10 1180.35 4009.62 46.408 246.101 2.848

    3.3 1777.849 4.80 1782 3559.85 41.202 142.458 1.649

    3.0 7988.034 4.90 1708.875 9696.91 112.233 977.882 11.318

    3.4 2186.788 4.60 1925.1 4111.89 47.591 176.570 2.044

    3.2 2965.043 6.20 1004.4 3969.44 45.943 270.087 3.126

    3.2 3153.734 5.30 1586.025 4739.76 54.858 295.477 3.420

    3.2 3256.128 4.20 2088.45 5344.58 61.859 305.103 3.531

    3.3 2259.642 6.10 1058.35 3317.99 38.403 186.944 2.164

    Sumber : Hasil perhitungan

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 18

    BAB IV ALTERNATIF PERENCANAAN

    4.1. Klasifikasi Pengolahan Air Buangan

    Pengolahan air buangan dapat diklasifikasikan berdasarkan proses pengolahan

    dan tingkat pengolahannya.

    A. Kalsifikasi berdasarkan proses pengolahan

    a) Pengolahan secara fisik, dilakukan dengan maksud untuk menghilangkan

    benda-benda fisik atau memperbaiki sifat-sifat fisik air buangan

    Pengolahan secara fisik dapat dilakukan dengan : Screening (penyaringan) Sedimentasi Flokulasi Filtrasi Grit Chamber Comminutor Drying Bed b) Pengolahan secara kimiawi, pengolahan yang menggunakan bahan-bahan

    kimia untuk memperbaiki kualitas air buangan.

    Pengolahan secara kimiawi dapat dilakukan dengan : Koagulasi Chemical Precipitation Disinfeksi (Chlorinasi) c) Pengolahan secara biologis, dengan memanfaatkan mikroorganisme di dalam

    proses pengolahan

    Pengolahan biologis dapat dilakukan dengan : Trickling Filter Activated Sludge Lagoon Aerobic Stabilization Ponds

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 19

    Digestion B. Klasifikasi berdasarkan tingkat pengolahan

    a) Pengolahan primer, bertujuan untuk mengurangi kadar zat-zat yang terkandung

    dalam air buangan dan membantu agar beban pada pengolahan sekunder tidak

    terlalu berat. Pengolahan primer ini dapat mengurangi atau menurunkan

    Suspended Solid (SS) sebesar 50-60 % dan BOD 25-30 % (Elwyn E. Seelye).

    Unit-unit pengolahan dapat berupa : Sreen Comminutor Grit Chamber Sedimentasi b) Pengolahan sekunder, merupakan proses pengolahan biologis dengan bantuan

    mokroorganisme. Pengolahan sekunder ini dapat mengurangi SS sebesar 90 %

    dan BOD sebesar 70-95 (Elwyn E. Seelye).

    Unit-unit pengolahan dapat berupa : Trickling Filter Activated Sludge Stabilization Pond c) Pengolahan tersier, dipergunakan untuk menghilangkan unsur-unsur tertentu

    dalam air buangan yang tidak diinginkan seperti Nitrogen (N), Phosphor (P)

    serta proses disinfeksi.

    4.2. Alternatif Pengolahan

    Ada beberapa alternatif pengolahan air buangan yang dapat dipilih sehubungan

    dengan beban pengolahan yang harus diolah sehingga dapat menghasilkan efluen

    yang sesuai dengan baku mutu air limbah yang ditentukan.

    Adapun kriteria pemilihan suatu alternatif pengolahan adalah :

    a) Efisiensi Pengolahan

    Efisiensi pengolahan berhubungan dengan kemampuan proses tersebut dalam

    mengolah air limbah.

    b) Aspek Teknis

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 20

    Aspek teknis meliputi kemudahan dari segi konstruksi, ketersediaan tenaga ahli,

    untuk mendapatkan bahan-bahan konstruksi, operasi maupun pemeliharan.

    c) Aspek ekonomis

    Aspek ekonomis meliputi pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi maupun

    pemeliharaan dari instalasi bangunan pengolahan air buangan.

    d) Aspek Lingkungan

    Aspek lingkungan meliputi kemungkinan adanya gangguan terhadap penduduk dan

    lingkungan, yaitu yang berhubungan dengan keseimbangan ekologis, serta

    penggunaan lahan.

    Flow diagram yang menjadi alternatif pengolahan adalah sebagai berikut :

    Alternatif 1 (Oxidation Ditch) :

    Keterangan :

    1. Saluran Pembawa R Return Sludge

    2. Sumur Pengumpul S1 Sludge dari Bak Pengendap I

    3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier

    4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat

    5. Grit Chamber

    6. Bak Ekualisasi

    7. Bak Pengendap I

    8. Oxidation Ditch

    9. Secondary Clarifier

    10. Disinfeksi

    11. Sludge Drying Bed

    Keuntungan : Mempunyai efisiensi removal BOD dan COD yang tinggi antara 80-85 %. Removal N tinggi (aerobic-anoxic).

    5 6

    11

    10 8

    9

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 21

    Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan. Efluen yang dihasilkan lebih konstan / stabil (F/M ratio kecil sehingga terjadi endogeneous respiration dan sludge yang dihasilkan lebih sedikit) dan tidak

    tidak berbau. Penanganan dan pengolahan lumpur dapat diabaikan (dikurangi) karena buangan lumpur relatif sedikit dan stabil, sehingga dapat langsung dikeringkan

    dengan Sludge Drying Bed (SDB). Tidak terdapat gangguan serangga.

    Kerugian : Memerlukan area yang luas. Tidak fleksibel untuk beban organik dan beban hidrolik yang tidak stabil (bervariasi). Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya.

    Alternatif 2 (Trickling Filter) :

    Keterangan :

    1. Saluran Pembawa R Return Sludge

    2. Sumur Pengumpul S1 Sluge dari Bak Pengendap I

    3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier

    4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat

    5. Grit Chamber

    6. Bak Ekualisasi

    7. Bak Pengendap I

    8. Trickling Filter

    5 6 10 9

    12 13 11

    8

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 22

    9. Secondary Clarifier

    10. Disinfeksi

    11. Thickener

    12. Digester

    13. Sludge Dryng Bed / Fiter Press

    Keuntungan : Tidak terganggu adanya beban hidrolik dan organik. Mempunyai efisiensi pengolahan 60-80 %. Tidak memerlukan lahan yang luas. Kebutuhan oksigen tidak terlalu besar.

    Kerugian : Kemungkinan timbulnya lalat (serangga). Efluen berbau. Perlu tenaga terlatih untuk operasi pengolahannya. Memerlukan pengolahan lumpur yang lengkap. Kehilangan tekanan cukup besar antara 1,8-3,6 atm.

    Alternatif 3 (Aeration Tank) :

    Keterangan :

    1. Saluran Pembawa R Return Sludge

    2. Sumur Pengumpul S1 Sluge dari Bak Pengendap I

    3. Pompa S2 Sludge dari Secondary Clarifier

    4. Bar Sreen F Resirkulasi Filtrat

    5. Grit Chamber

    5 6 10 9

    12 13 11

    8

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 23

    6. Bak Ekualisasi

    7. Bak Pengendap I

    8. Aeration Tank

    9. Secondary Clarifier

    10. Disinfeksi

    11. Thickener

    12. Digester

    13. Sludge Dryng Bed / Fiter Press

    Keuntungan : Mempunyai efisiensi removal BOD tinggi antar 80-85 %. Dapat dimodifikasi sesuai karakteristik air buangan. Efluen tidak berbau. Terhindar dari gangguan lalat (serangga).

    Kerugian : Memerlukan area yang luas. Memerlukan proses stabilisasi lumpur. Memerlukan tenaga profesional yang banyak dan terlatih. Tidak fleksibel terhadap variasi beban hidrolik.

    4.3. Dasar Pemikiran Pemilihan Alternatif 4.3.1. Kriteria Pemilihan

    Dalam menentukan criteria pemilihan ini, digunakan pertimbangan pada beberapa

    aspek, yaitu:

    1. Efisiensi Pengolahan

    Ditujukan agar dapat dihasilkan efluen yang memenuhi persyaratan yang telah

    ditentukan untuk dikembalikan ke badan air atau dimanfaatkan kembali.

    2. Aspek Teknis

    a. Segi konstruksi

    Menyangkut teknis pelaksanaan, ketersediaan tenaga ahli, kemudahan material

    konstruksi, dan instalasi bangunan.

    b. Segi Operasi dan Pemeliharaan

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 24

    Menyangkut ketersediaan tenaga ahli, kemudahan pengoperasian dan

    pemeliharaan instalasi.

    3. Aspek Ekonomis

    Menyangkut masalah financial atau pembiayaan dalam hal konstruksi, operasi dan

    pemeliharaan IPAL.

    4. Aspek Lingkungan

    Kemungkinan terjadinya gangguan yang dirasakan penduduk akibat

    ketidakseimbangan faktor ekologis.

    4.3.2. Alternatif Pengolahan Terpilih

    Dari analisa-analisa yang dilakukan pada masing-masing alternative, maka dipilih

    alternative pengolahan 3 (tiga), yaitu pengolahan biologis dengan menggunakan

    complete mix activated sludge.

    Pemilihan ini didasarkan pada efisiensi removal BOD yang tinggi serta dapat

    dimodifikasi sesuai dengan karakteristik air buangan.

    4.4. Mass Balance

    Dari alternative pengolahan yang terpilih, maka dilakukan perhitungan mass balance.

    Mass Balance Dengan Oxidation Ditch

    Efisiensi removal tiap unit pengolahan yang dapat dicapai dengan menggunakan Oxidation Ditch dapat dilihat pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Efisiensi removal unit pengolahan

    Efisiensi removal (%) Unit Pengolahan

    BOD COD SS P Org-N NH3-N

    Bar screen - - - - - -

    Grit chamber 10 5 5 - - - Pengendapan pertama 30 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 25

    Oxidatiopn Ditch 75 95 80 - 85 80 - 90 10 - 25 15 - 50 - (Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of Wastewater. Hal 170)

    Perhitungan mass balance : Data awal :

    Qp = 0,487 m3/detik = 42056,97 m3/hari

    [BOD] = 220 mg/L

    BOD M = [BOD] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

    [COD] = 500 mg/L

    COD M = [COD] x Qp = 500 mg/L x 42056,97 m3/hari = 21028,49 kg/hari

    [SS] = 220 mg/L

    SS M = [SS] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

    [N] = 40 mg/L

    N M = [N] x Qp = 40 mg/L x 42056,97 m3/hari = 1682,28 kg/hari

    [P] = 8 mg/L

    P M = [P] x Qp = 8 mg/L x 42056,97 m3/hari = 336,46 kg/hari

    1. Grit Chamber Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P = -

    COD = 5 % N = -

    Yang keluar dari Grit Chamber (out) :

    BODM = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari

    CODM = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari

    SSM = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari

    NM = = 1682,28 kg/hari

    PM = = 336,46 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 9252,53 8321,28 = 931,25 kg/hari

    CODM = 21028,49 19977,07 = 1051,42 kg/hari

    SSM = 9252,53 8789,90 = 462,63 kg/hari

    NM = = 0 kg/hari

    PM = = 0 kg/hari

    Efluen Grit Chamber :

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 26

    [BOD] = mg/L 198 1000 x 97,42056

    8327,28 1000 x Q

    'BODefluen

    M == [COD] = mg/L 475 1000 x 97,42056

    19977,07 1000 x Q

    'CODefluen

    M == [SS] = mg/L 209 1000 x 97,42056

    8789,9 1000 x Q

    'SSefluen

    M == [P] = 40 mg/l

    [N] = 8 mg/l

    2. Primary Clarifier (Pengendap pertama) Kemampuan meremoval : BOD = 35 % SS = 65 % P = 20 %

    COD = 35 % N = 15 %

    Yang keluar dari primary clarifier (out) :

    BODM = 8327,28 x (100 - 35) % = 5412,73 kg/hari

    CODM = 19977,07 x (100 - 35) % = 12985,1 kg/hari

    SSM = 8789,9 x (100 - 65) % = 3076,47 kg/hari

    NM = 1682,28 x (100 - 15) % = 1429,94 kg/hari

    PM = 336,46 x (100 - 20) % = 269,17 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 8327,28 5412,73 = 2914,55 kg/hari

    CODM = 19977,07 12985,1 = 6991,97 kg/hari

    SSM = 8789,9 3076,47 = 5713,43 kg/hari

    NM = 1682,28 1429,94 = 252,34 kg/hari

    PM = 336,46 269,17 = 67,29 kg/hari

    Qwaste : Berat solid = 6 % dari lumpur

    Massa lumpur = g/hari83,952235713,43x 6100

    'SSx 6100

    M k== Volume lumpur = /harim 69,90

    1000 x 05,183,95223

    lumpur jenisberat lumpur massa 3==

    Qefluen = Qinfluen Qlumpur = 42056,97 90,69 = 41966,28 m3/hari

    Efluen primary clarifier :

    [BOD] = mg/L 128,98 1000 x 28,41966

    5412,73 1000 x Q

    'BODefluen

    M ==

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 27

    [COD] = mg/L 309,42 1000 x 28,41966

    12985,1 1000 x Q

    'CODefluen

    M == [SS] = mg/L 31,73 1000 x

    28,419663076,47

    1000 x Q'SS

    efluen

    M == [N] = mg/L 34,07 1000 x

    28,419661429,94

    1000 x Q'N

    efluen

    M == [P] = mg/L 6,41 1000 x

    28,41966269,17

    1000 x Q'P

    efluen

    M ==

    3. Oxidation Ditch & Secondary Clarifier Kemampuan meremoval : BOD = 90 % SS = 90 % P = 25 %

    COD = 80 % N = 30 %

    Yang keluar dari secondary clarifier (out) :

    BODM = 5412,73 x (100 - 90)% = 541,27 kg/hari

    CODM = 12985,1 x (100 - 80)% = 2597,02 kg/hari

    SSM = 3076,47 x (100 - 90)% = 307,65 kg/hari

    NM = 1429,94 x (100 - 30)% = 1000,96 kg/hari

    PM = 269,17 x (100 - 25)% = 201,88 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 5412,73 - 541,27 = 4871,46 kg/hari

    CODM = 12985,1- 2597,02 = 10388,08 kg/hari

    SSM = 3076,47 - 307,65 = 2768,82 kg/hari

    NM = 1429,94 - 1000,96 = 428,98 kg/hari

    PM = 269,17 - 201,88 = 67,29 kg/hari

    Qwaste : Berat solid = 6 % dari lumpur

    Massa lumpur = kg/hari 461472768,82x 6100

    'SSx 6100

    M == Volume lumpur = /harim 95,43

    1000 x 05,146147

    lumpur jenisberat lumpur massa 3==

    Volume Lumpur yang diresirkulasikan sebesar 75 %

    = 75 % x 43,95 m3/hari

    = 32,96 m3/hari

    Qefluen = Qinfluen Qlumpur = 42056,97 32,96 = 42024,01 m3/hari

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 28

    Efluen secondary clarifier :

    [BOD] = mg/L 12,88 1000 x 01,42024

    541,27 1000 x Q

    'BODefluen

    M == [COD] = mg/L 61,8 1000 x

    01,420242597,02

    1000 x Q'COD

    efluen

    M == [SS] = mg/L 7,32 1000 x

    01,42024307,65

    1000 x Q'SS

    efluen

    M == [N] = mg/L 23,82 1000 x

    01,420241000,96

    1000 x Q'N

    efluen

    M == [P] = mg/L 4,8 1000 x

    01,42024201,88

    1000 x Q'P

    efluen

    M ==

    Mass Balance Dengan Trickling Filter

    Efisiensi removal tiap unit pengolahan yang dapat dicapai dengan menggunakan Tricling Filter dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Efisiensi removal unit pengolahan

    Efisiensi removal (%) Unit Pengolahan

    BOD COD SS P Org-N NH3-N

    Bar screen - - - - - -

    Grit chamber 10 5 5 - - - Pengendapan pertama 30 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -

    Trickling Filter 65 80 60 - 70 60 - 85 15 - 50 8 - 12 - (Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of Wastewater. Hal 170)

    Perhitungan mass balance : Data awal :

    Qp = 0,487 m3/detik = 42056,97 m3/hari

    [BOD] = 220 mg/L

    BOD M = [BOD] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

    [COD] = 500 mg/L

    COD M = [COD] x Qp = 500 mg/L x 42056,97 m3/hari = 21028,49 kg/hari

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 29

    [SS] = 220 mg/L

    SS M = [SS] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

    [N] = 40 mg/L

    N M = [N] x Qp = 40 mg/L x 42056,97 m3/hari = 1682,28 kg/hari

    [P] = 8 mg/L

    P M = [P] x Qp = 8 mg/L 42056,97 x m3/hari = 336,46 kg/hari

    1. Grit Chamber Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P = -

    COD = 5 % N = -

    Yang keluar dari Grit Chamber (out) :

    BODM = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari

    CODM = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari

    SSM = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari

    NM = = 1682,28 kg/hari

    PM = = 336,46 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 9252,53 8321,28 = 931,25 kg/hari

    CODM = 21028,49 19977,07 = 1051,42 kg/hari

    SSM = 9252,53 8789,90 = 462,63 kg/hari

    NM = = 0 kg/hari

    PM = = 0 kg/hari

    Efluen Grit Chamber :

    [BOD] = mg/L 198 1000 x 97,42056

    8327,28 1000 x Q

    'BODefluen

    M == [COD] = mg/L 475 1000 x 97,42056

    19977,07 1000 x Q

    'CODefluen

    M == [SS] = mg/L 209 1000 x 97,42056

    8789,9 1000 x Q

    'SSefluen

    M == [P] = 40 mg/l

    [N] = 8 mg/l

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 30

    2. Primary Clarifier (Pengendap pertama) Kemampuan meremoval : BOD = 35 % SS = 65 % P = 20 %

    COD = 35 % N = 15 %

    Yang keluar dari primary clarifier (out) :

    BODM = 8327,28 x (100 - 35) % = 5412,73 kg/hari

    CODM = 19977,07 x (100 - 35) % = 12985,1 kg/hari

    SSM = 8789,9 x (100 - 65) % = 3076,47 kg/hari

    NM = 1682,28 x (100 - 15) % = 1429,94 kg/hari

    PM = 336,46 x (100 - 20) % = 269,17 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 8327,28 5412,73 = 2914,55 kg/hari

    CODM = 19977,07 12985,1 = 6991,97 kg/hari

    SSM = 8789,9 3076,47 = 5713,43 kg/hari

    NM = 1682,28 1429,94 = 252,34 kg/hari

    PM = 336,46 269,17 = 67,29 kg/hari

    Qwaste : Berat solid = 6 % dari lumpur

    Massa lumpur = g/hari83,952235713,43x 6100

    'SSx 6

    100M k==

    Volume lumpur = /harim 69,901000 x 05,1

    83,95223lumpur jenisberat

    lumpur massa 3== Qefluen = Qinfluen Qlumpur = 42056,97 90,69 = 41966,28 m

    3/hari

    Efluen primary clarifier :

    [BOD] = mg/L 128,98 1000 x 28,41966

    5412,73 1000 x Q

    'BODefluen

    M == [COD] = mg/L 309,42 1000 x

    28,4196612985,1

    1000 x Q'COD

    efluen

    M == [SS] = mg/L 31,73 1000 x

    28,419663076,47

    1000 x Q'SS

    efluen

    M == [N] = mg/L 34,07 1000 x

    28,419661429,94

    1000 x Q'N

    efluen

    M == [P] = mg/L 6,41 1000 x

    28,41966269,17

    1000 x Q'P

    efluen

    M ==

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 31

    3. Tricling Filter Kemampuan meremoval : BOD = 70 % SS = 75 % P = 15 %

    COD = 70 % N = 10 %

    Yang keluar dari secondary clarifier (out) :

    BODM = 5412,73 x (100 - 70)% = 1623,82 kg/hari

    CODM = 12985,1 x (100 70)% = 3895,53 kg/hari

    SSM = 3076,47 x (100 - 75)% = 769,12 kg/hari

    NM = 1429,94 x (100 - 10)% = 1286,95 kg/hari

    PM = 269,17 x (100 - 15)% = 228,79 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 5412,73 - 1623,82 = 3788,91 kg/hari

    CODM = 12985,1 - 3895,53 = 9085,57 kg/hari

    SSM = 3076,47 - 769,12 = 2307,35 kg/hari

    NM = 1429,94 - 1286,95 = 142,99 kg/hari

    PM = 269,17 - 228,79 = 40,38 kg/hari

    Qwaste : Berat solid = 6 % dari lumpur

    Massa lumpur = kg/hari 83,384552307,35x 6100

    'SSx 6

    100M ==

    Volume lumpur = /harim 62,361000 x 05,1

    83,38455lumpur jenisberat

    lumpur massa 3== Qefluen = Qinfluen Qlumpur = 41966,28 36,62 = 41929,66 m

    3/hari

    Efluen secondary clarifier :

    [BOD] = mg/L 73,38 1000 x 66,419291623,82

    1000 x Q'BOD

    efluen

    M == [COD] = mg/L 92,91 1000 x 66,41929

    3895,53 1000 x Q

    'CODefluen

    M == [SS] = mg/L 18,34 1000 x

    66,41929769,12

    1000 x Q'SS

    efluen

    M == [N] = mg/L 30,69 1000 x 66,41929

    1286,95 1000 x Q

    'Nefluen

    M == [P] = mg/L 5,46 1000 x 66,41929

    228,79 1000 x Q

    'P

    efluen

    M ==

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 32

    Mass Balance Dengan Tangki Aerasi ( Activated Sludge Process )

    Efisiensi removal tiap unit pengolahan yang dapat dicapai dengan menggunakan Tangki Aerasi ( ASP ) dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Efisiensi removal unit pengolahan

    Efisiensi removal (%) Unit Pengolahan

    BOD COD SS P Org-N NH3-N

    Bar screen - - - - - -

    Grit chamber 10 5 5 - - - Pengendapan pertama 30 - 40 30 - 40 50 - 65 10 - 20 10 - 20 -

    Tangki Aerasi ( ASP ) 75 - 95 80 - 85 80 - 90 10 - 25 15 - 50 - (Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of Wastewater. Hal 170)

    Perhitungan mass balance : Data awal :

    Qp = 0,487 m3/detik = 42056,97 m3/hari

    [BOD] = 220 mg/L

    BOD M = [BOD] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

    [COD] = 500 mg/L

    COD M = [COD] x Qp = 500 mg/L x 42056,97 m3/hari = 21028,49 kg/hari

    [SS] = 220 mg/L

    SS M = [SS] x Qp = 220 mg/L x 42056,97 m3/hari = 9252,53 kg/hari

    [N] = 40 mg/L

    N M = [N] x Qp = 40 mg/L x 42056,97 m3/hari = 1682,28 kg/hari

    [P] = 8 mg/L

    P M = [P] x Qp = 8 mg/L 42056,97 x m3/hari = 336,46 kg/hari

    1. Grit Chamber Kemampuan meremoval : BOD = 10 % SS = 5 % P = -

    COD = 5 % N = -

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 33

    Yang keluar dari Grit Chamber (out) :

    BODM = 9252,53 x (100 - 10) % = 8327,28 kg/hari

    CODM = 21028,49 x (100 - 5) % = 19977,07 kg/hari

    SSM = 9252,53 x (100 - 5) % = 8789,90 kg/hari

    NM = = 1682,28 kg/hari

    PM = = 336,46 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 9252,53 8321,28 = 931,25 kg/hari

    CODM = 21028,49 19977,07 = 1051,42 kg/hari

    SSM = 9252,53 8789,90 = 462,63 kg/hari

    NM = = 0 kg/hari

    PM = = 0 kg/hari

    Efluen Grit Chamber :

    [BOD] = mg/L 198 1000 x 97,420568327,28

    1000 x Q'BOD

    efluen

    M == [COD] = mg/L 475 1000 x 97,42056

    19977,07 1000 x Q

    'CODefluen

    M == [SS] = mg/L 209 1000 x 97,42056

    8789,9 1000 x Q

    'SSefluen

    M == [P] = 40 mg/l

    [N] = 8 mg/l

    2. Primary Clarifier (Pengendap pertama) Kemampuan meremoval : BOD = 35 % SS = 65 % P = 20 %

    COD = 35 % N = 15 %

    Yang keluar dari primary clarifier (out) :

    BODM = 8327,28 x (100 - 35) % = 5412,73 kg/hari

    CODM = 19977,07 x (100 - 35) % = 12985,1 kg/hari

    SSM = 8789,9 x (100 - 65) % = 3076,47 kg/hari

    NM = 1682,28 x (100 - 15) % = 1429,94 kg/hari

    PM = 336,46 x (100 - 20) % = 269,17 kg/hari

    Yang menjadi sludge (waste) :

    BODM = 8327,28 5412,73 = 2914,55 kg/hari

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 34

    CODM = 19977,07 12985,1 = 6991,97 kg/hari

    SSM = 8789,9 3076,47 = 5713,43 kg/hari

    NM = 1682,28 1429,94 = 252,34 kg/hari

    PM = 336,46 269,17 = 67,29 kg/hari

    Qwaste : Berat solid = 6 % dari lumpur

    Massa lumpur = g/hari83,952235713,43x 6100

    'SSx 6

    100M k==

    Volume lumpur = /harim 69,901000 x 05,1

    83,95223lumpur jenisberat

    lumpur massa 3== Qefluen = Qinfluen Qlumpur = 42056,97 90,69 = 41966,28 m

    3/hari

    Efluen primary clarifier :

    [BOD] = mg/L 128,98 1000 x 28,41966

    5412,73 1000 x Q

    'BODefluen

    M == [COD] = mg/L 309,42 1000 x

    28,4196612985,1

    1000 x Q'COD

    efluen

    M == [SS] = mg/L 31,73 1000 x

    28,419663076,47

    1000 x Q'SS

    efluen

    M == [N] = mg/L 34,07 1000 x

    28,419661429,94

    1000 x Q'N

    efluen

    M == [P] = mg/L 6,41 1000 x

    28,41966269,17

    1000 x Q'P

    efluen

    M ==

    3. Tangki Aerasi ( Activated Process )

    Direncanakan : k = 5 / hari y = 0,6 mg VSS / mg BOD5 kd = 0,06 / hari c = 10 hari Xr = 10000 mg/l ( sebagai MLSS ) dan 8000 mg/l ( sebagai MLVSS) MLSS = 2000 mg/l MLVSS/MLSS= 0,8 Qr/Q = 0,25 0,75

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 35

    BOD efluen yang diinginkan = 20 mg/l TSS efluen ytang diinginkan = 100 mg/l Q influen = 42056,97 m3/hari Perhitungan : BOD5 terlarut di efluen tangki aerasi

    BOD5 = 68 % BOD ultimate

    BOD solid = 65 % biodegradable

    = 20 mg/l x 0,65 x 0,68 x 1,42 mg O2 / mg sel

    = 12,55 mg/l

    BOD terlarut di efluen ( lolos ) = 20 mg/l 12,55 mg/l

    = 7,45 mg/l

    Efisiensi = %1009,128

    45,79,128x

    = 94,2 %

    Rasio resirkulasi Lumpur X ( Qr + Q ) = ( Qr x Xr ) + ( Qin x Xin )

    2000 Q + 2000 Qr = 8000 Qr

    Qr / Q = 0,33

    Qr = 0,33 x 42056,97 m3/hari

    = 13878,8 m3/hari

    Q influen tangki aerasi = Q + Qr

    = 42056,97 + 13878,8

    = 55935,77 m3/hari

    Volume tangki aerasi ).1(

    ).(..ckdXSSoQcyVr + =

    = )10.06,01(2000)45,79,128.(77,55935.10.6,0 +

    = 12737,62 m3

    Yobs = ckd

    y .1+

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 36

    = 10.06,01

    6,0+ = 0,375

    Produksi Lumpur ( Px ) Px =

    1000).(. SSoQYobs

    = 1000

    )45,79,128.(77,55935.375,0

    = 2547,52 kg/hari ( sebagai MLVSS )

    Px ( MLSS ) = 2547,52 / 0,8

    = 3184,4 kg/hari

    Total Solid Waste = Px ( MLSS ) SS removed

    = 3184,4 ( 55935,77 x 20 x 10-6 x 103 )

    = 2065,68 kg/hari

    Qw = Total solid waste MLSS = 3/5,2

    /68,2065mkg

    harikg

    = 826,27 m3/hari

    Q efluen = Q influen Qw = 55935,77 826,27

    = 55109,5 m3/hari

    Removal COD = 85 % COD efluen = 15 % x 12985,1 kg/hari

    = 1947,77 kg/hari

    COD waste = 85 % x 12985,1 kg/hari

    = 11037,34 kg/hari

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 37

    [ COD ef ] = harimharikg

    /5,55109/77,1947

    3

    = 35,34 mg/l Removal P = 25 % P efluen = 75 % x 269,17 kg/hari

    = 201,88 kg/hari

    Pw = 25 % x 269,17 kg/hari

    = 67,29 kg/hari

    [ P efluen ] = harim

    harikg/5,55109

    /88,2013

    = 3,66 mg/l

    Removal N = 50 % N efluen = 50 % x 1429,94 kg/hari

    = 714,97 kg/hari

    Nw = 50 % x 1429,94 kg/hari

    = 714,97 kg/hari

    [ N efluen ] = harim

    harikg/5,55109

    /97,7143

    = 12,97 mg/l

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 38

    BAB V PRELIMINARY SIZING

    5.1. SUMUR PENGUMPUL DAN POMPA

    Direncanakan:

    - Dibuat 1 sumur pengumpul

    - Waktu detensi (td) = 5 menit (< 10 menit)

    - Q peak = 0,487 m3/dt

    Perhitungan: Q sumur pengumpul Q = ikdet/m 487,0

    1487,0

    sumur

    peak Q 3== Volume sumur pengumpul V = Q x td

    = 0,487 m3/detik x 5 menit x 60 detik/menit

    = 146,1 m3 Luas area sumur pengumpul Direncanakan:

    h = 2,5 m

    P : L = 3 : 2

    A = 2m 58,4

    2,5146,1

    hv ==

    Dimensi sumur pengumpul A = P : L

    58,4 m2 = 3/2L . L

    L2 = 38,9 m

    L = 6,24 m

    P = 3/2L

    = 3/2 . 6,24

    = 9,36 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 39

    5.2. Screening ( Bar Screen )

    Direncanakan bar screen dipasang pada sebuah saluran yang menghubungkan antara

    sumur pengumpul dan grit chamber.

    Direncanakan:

    - lebar = 1 meter

    - panjang = 3 meter

    Jadi luas untuk bar screen adalah:

    L = panjang x lebar

    = 3 meter x 1 meter

    = 3 m2

    5.3. Grit Chamber

    Direncanakan:

    - digunakan grit chamber tipe horizontal flow

    - dibuat satu grit chamber dengan proportional weir

    - kecepatan horizontal (Vh) = 0,3 m/detik

    - diameter partikel minimal yang diendapkan = 0,2 mm (65 mesh)

    - suhu 250C = = 0,8774.10-2 cm/detik - Ss grit = 2,65

    Perhitungan: Q channel Q =

    1m 0,487

    channel peak Q 3=

    = 0,487 m3/detik Luas penampang (A) A =

    0,30,487

    bA =

    = 1,62 m2 Direncanakan b = 2 m h =

    21,62

    ba =

    = 0,81 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 40

    Kecepatan pengendapan partikel (Vs) Vs = 22 (0,02) . 1) - (2,65 . 0,008774) . (18

    981

    dp . 1) - (Ss . v). (18g =

    = 4,1 cm/detik

    = 0,041 m/dt Surface area (As) As =

    0,0410,487

    VsQ =

    = 11,878 m2 Panjang bak (P) P =

    211,878

    bAs =

    = 5,9 m

    5.4. Bak Pengendap I (Zona Setling)

    Direncanakan:

    - dibuat 4 buah bak pengendap I

    - waktu detensi (td) = 1,5 jam

    Perhitungan: Debit masing-masing bak (Q) Q tiap bak =

    40,487

    bak peak Q =

    = 0,122 m3/dtk Volume masing-masing bak (V) V = Q . td

    = 0,122 m3/dtk x 1,5 jam x 3600 dt/jam

    = 658,8 m3 Dimensi bak H = 1/12 . L0,8

    B : h = 1 : 4

    V = b x L x h

    658,8 = 1/4L x L x 1/12 x L0,8

    658,8 = 0,02L0,8

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 41

    L2,8 = 32940

    L = 41 m

    B = 1/4L

    = . 41

    = 10 m

    h = 1/12 . L0,8

    = 1/12 . (41)0,8

    = 1,6 m

    5.5. Activated Sludge

    Direncanakan: Q peak = 0,487 m3/detik Q average = 0,153 m3/detik Q max = Q average x faktor max-day = 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik c = 10 hari Q max = 0,1836 m3/s = 15863,04 m3/hari Y = 0,5 So = 128,9 mg/l S = 6,2 mg/l X ( MLVSS ) = 2500 mg/l MLSS = 3000 mg/l X resirkulasi = 10000 mg/l Kd = 0,06 / hari

    Perhitungan: Volume reactor V = ) c . Kd 1 ( X

    ) S - So ( . Y . Q . c + = ) ) hari 10 . hari / 0,06 ( 1 ( 2500

    mg/l ) 6,2 - 128,9 ( . 0,5 . /harim 15863,04 . hari 10 3+ = 2433 m3

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 42

    Direncanakan terdiri dari 2 tangki aerasi V tiap tangki = 2433 m3 : 2

    = 1216,5 m3

    Dimensi tangki aerasi - Kedalaman ( H ) = 5 m

    - L : W = 2 : 1

    - V = L x W x H

    = 2W x W x H

    1216,5 m3 = 2W2 x 5

    W = 10 m

    L = 20 m

    Freeboard = 0,5 m

    5.6. Secondary Clarifier

    Direncanakan:

    - terdiri dari 4 unit clarifier

    - Q peak = 0,487 m3/detik

    - Q average = 0,153 m3/detik

    - Q max = 0,153 x 1,2 = 0,1836 m3/detik

    Diketahui:

    X = 3000 mg/l

    Sf = 2 kg/m2.jam

    Perhitungan:

    Q tiap clarifier = 04,04

    1863,0 = m3/detik A surface =

    2300004,0 x

    = 60 m2

    Diameter clarifier = 2/114,3604 x = 8,7 m 9 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 43

    5.7. Desinfeksi

    Perencanaan yang digunakan :

    - menggunakan Round the end horizontal baffle - terbuat dari beton (n = 0,015)

    - dosis chlorine = 5 mg/l

    Perhitungan: Dosis chlorine untuk desinfeksi Dosis = 5 mg/l x 0,487 m3/dt x 86400 dt/hari = 210,384 kg/hari 210 kg/hari

    Ca(OCl)2 yang dibutuhkan = kg/hari 300 7,0kg/hari 210 =

    Dimensi bak kontak chlorine Volume bak = Q x td = 0,487 m3/dt x 20 menit x 60 dt/menit = 584,4 m3

    Panjang round the end = VH x td = 3 m/menit x 20 menit = 60 m Dimensi bak : P = 60 m H = 2,2 m

    L = 4,4 m free board = 0,3 m

    Jumlah saluran = 14 13,64 m 4,4m 60

    LP ==

    Lebar tiap saluran = m 4,29 14

    m 60 =

    5.8. Thickener

    Diketahui:

    - berat solid = 4545,63 kg/hari

    - direncakan satu unit sludge thickener

    - solid loading = 50 kg/m2.jam

    Perhitungan:

    - Luas permukaan (As)

    As = 5063,4545

    = 90,91 m2

    - Diameter thickener

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 44

    D =

    2/191,904 x = 10,76 m

    5.9. Sludge Digester

    Diketahui:

    - berat solid = 4545,63 kg/hari

    - berat Lumpur = 30825,7 kg/hari

    - kadar solid = 7%

    - kadar air = 93%

    Direncanakan:

    - kadar air di sludge digester 90% dalam waktu 15 hari

    - dibuat 2 unit sludge digester

    Perhitungan:

    Kapasitas tangki:

    B = xWxtWm

    atxv 1 )2(0005,0 Dimana:

    B = kapasitas tangki

    at = fraksi volatile solid yang terurai

    v = fraksi volatile solid yang masuk

    w = berat solid yang masuk

    Wm = kadar air rata-rata

    t = digestion time

    Asumsi:

    at =50%

    v = 70%

    B = 1563,4545%5,911

    %)70%502(0005,0xx

    x = 661,79 m3

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 45

    Dimensi tangki

    Direncanakan digester berbentuk lingkaran ; dengan h = 2 m

    A = 895,3302

    79,661 = m2 D =

    2/1895,3304 x = 20,5 m

    5.10. Sludge Drying Bed

    Perencanaan yang digunakan :

    - berat lumpur = 3187,44 kg/hari

    - volume lumpur = 62,5 m3/hari

    - kadar solid = 12 % - kadar air = 88 %

    - menggunakan 2 unit sludge drying bed yang tiap unit terdiri dari 10 cell - waktu pengeringan = 10 hari

    Perhitungan sludge drying bed : Dimensi bed Produksi lumpur dalam 1 hari dikeringkan dengan menggunakan 2 cell dalam 1 unit sludge drying bed.

    Volume cake kering : V1 = S - 1

    ) - (1 x V = /harim 30

    0,75 - 10,88) - (1 x /harim 62,5 33 =

    Volume cake kering tiap cell = 33

    m 15 2m 30 =

    Volume cake kering tiap bed (10 cell) = 10 x 15 m3 = 150 m3

    Luas permukaan cell = 23

    m 50 m 0,3

    m 15 = diperoleh P = 8 m dan L = 6,25 m Volume tiap bed = 3

    3

    m 312,5 2

    hari 10 x /harim 62,5 =

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 46

    Kedalaman air = ( )

    m 0,325 m) 8 x (2 x m) 6,25 x (5

    m 150 - 312,5 3 =

    Sehingga :

    Dimensi cell : P = 8 m Kedalaman = 0,3 m L = 6,25 m

    Dimensi bed : P = 5 x 6,25 m = 31,25 m L = 2 x 8 m = 16 m

    Kedalaman = 0,45 m + 0,3 m + 0,325 m = 1,075 m

    Free board = 0,225 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 47

    BAB VI PRELIMINARY TREATMENT

    6.1. Saluran Pembawa

    Kriteria Desain: Bentuk saluran direncanakan berbentuk bulat dengan bahan dari pipa beton (n = 0,013) Kecepatan aliran berkisar antara 0,3 2 m/dt Slope saluran 0,0008 0,0033, diambil 0,003 (Sumber : Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering Collection & Pumping)

    Data Perencanaan: Q peak = 0,487 m3/detik Q ave = 0,153 m3/detik Q min = 0,047 m3/detik

    Perhitungan: Pada saat Q peak, masih tersisa tinggi renang = 0,1 ; maka d/D = 0,9 k = 0,44

    (Sumber : Tabel 2.4, Metcalf and Eddy, Wastewater Engineering)

    Persamaan:

    Q = (k/n) . d8/3 . S1/2, sehingga untuk Q peak / Q full

    d peak =

    8/3

    2/1

    8/3

    2/1 )003,0013,0/44,0(487,0

    )/( = xnxSkQpeak = 0,6 m

    Jadi:

    D = d peak / 0,9

    = 0,6 / 0,9

    = 0,66 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 48

    Dengan diameter yang sama dapat dicari d min untuk Q min sebagai berikut: Q = (k/n) . d8/3 . S1/2

    Jadi:

    K = Q min x ).( 2/13/8 Sdn

    = 0,047 x 2/13/8 )003,0.()6,0(013,0

    = 0,044

    Berdasarkan tabel 2.4, Metcalf and Eddy Wastewater Engineering, dengan nilai k =

    0,044, maka d/n = 0,3, sehingga:

    d min = 0,3 x D

    = 0,3 x 0,66 m

    = 0,19 m

    6.2. Sumur Pengumpul

    Penggunaan sumur pengumpul pada pengolahan pendahuluan ini berfungsi

    untuk :

    a. Menampung air buangan dari saluran pembawa yang kedalamannya dibawah

    permukaan instalasi pengolahan air buangan.

    b. Menstabilkan variasi debit dan konsentrasi air buangan yang akan masuk ke

    bangunan pengolah air buangan.

    c. Mengatasi masalah operasional yang dapat disebabkan oleh variasi debit dan

    konsentrasi air buangan.

    d. Meningkatkan proses kinerja pada saat keadaan down stream.

    Perencanaan sumur pengumpul :

    - berbentuk segi empat

    - waktu detensi (td) 10 menit untuk menghindari terjadinya pengendapan lumpur - QMin = 0,047 m

    3/detik = 2,82 m3/menit

    QPeak = 0,487 m3/detik = 29,22 m3/menit

    - jarak pompa ke dinding = 0,5 m

    - jarak antara pompa = 0,6 m

    - diameter pompa = 1,2 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 49

    - panjang sumur pengumpul = 6,5 m

    - ketinggian air dalam sumur pengumpul = 0,78 m

    - free board = 0,3 m

    Perhitungan sumur pengumpul : Lebar sumur pengumpul : L = (2 x jarak pompa ke dinding) + (2 x diameter) + jarak antar pompa

    = (2 x 0,5) m + (2 x 1,2) m + 0,6 m

    = 4 m

    Volume sumur pengumpul : Volume = P x L x H = 6,5 m x 4 m x 0,78 m = 20,28 m3

    Cek waktu detensi : saat QMin ; menit 7,19 /menitm 82,2

    m 28,20Q

    volume td 3

    3 === .. 10 menit (ok !) saat QPeak ; menit 0,69 /menitm 22,29

    m 28,20Q

    volume td 3

    3 === ..10 menit (ok !) Dimensi sumur pengumpul : Panjang (P) = 6,5 m Kedalaman (H) = 0,78 m

    Lebar (L) = 4 m Free board = 0,3 m

    6.3. Pompa

    Air buangan yang dimasukkan ke dalam sumur pengumpul dinaikkan menuju

    bangunan pengolahan air buangan dengan menggunakan pompa. Jenis pompa yang

    dapat digunakan adalah pompa yang tidak akan tersumbat oleh partikel terbesar dari

    air buangan atau oleh kepekatan lumpur.

    Pompa yang digunakan adalah jenis pompa Screw pump. Pompa ini didasarkan pada prinsip dimana batang besi yang berputar , disesuaikan dengan satu,

    dua, atau lebih helical blade yang berputar dengan kemiringan tertentu yang akan mendorong air buangan naik ke atas. Keuntungan pompa ini bila dibandingkan dengan

    jenis lainnya :

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 50

    1. Pompa ini dapat memompa padatan yang besar tanpa dikhawatirkan akan terjadi

    penyumbatan.

    2. Pompa ini dapat beroperasi pada kecepatan yang konstan dengan variasi debit

    yang besar dan memiliki efisiensi yang cukup baik.

    Kriteria desain screw pump : Tabel 6.1 Kriteria desain Screw pump

    Parameter Range

    Diameter screw (m)

    Kapasitas debit (m3/dt)

    Sudut kemiringan, (derajat) Head total (m)

    0,3 3

    0,01 3,2

    30 38

    9

    (Sumber : Metcalf & Eddy. 1981. Waswater Ingineering : Collection and Pumping of Wastewater. Hal 284)

    Perencanaan yang digunakan :

    - digunakan 2 pompa, 1 pompa operasi dan 1 pompa cadangan yang digunakan

    secara bergantian

    - sudut kemiringan pompa ( ) = 300 - QMin = 0,047 m

    3/detik = 2,82 m3/menit

    QPeak = 0,487 m3/detik = 29,22 m3/menit

    Perhitungan screw pump : Dengan menggunakan =300, dari data teknis screw pump diperoleh : untuk QMin ; n = 75 rpm ; D = 550 m ; H2 = 4,5 m untuk QPeak ; n = 44 rpm ; D = 1200 m ; H2 = 5,6 m Kedalaman air di sumur pengumpul : h1 = m 78,030 Cos x m) (1,2 x 43 Cos x D x 43 0 == Kedalaman air di discharge : m 0,3

    4m 1,2

    4D

    h === Total head pompa : H = H2 + h1 h = 5,6 m + 0,78 m 0,3 m = 5,12 m Power pompa pada efisiensi 70 % :

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 51

    P = )efluen

    Q x H x gr x ( 2

    P = Kwh 38,22 7,0

    /dtm 0,487 x m 5,6 x m/dt 9,81 x kg/m 1000 323 =

    Gambar 6.1 Sketsa sumur pengumpul dan pompa.

    6.4. Saluran Penerima dan Bar Screen

    Saluran penerima ini berfungsi untuk menerima air yang dipompa dari sumur

    pengumpul untuk diteruskan ke unit pengolahan lainnya. Pada saluran penerima ini

    terdapat screen untuk proses penyaringan.

    Perhitungan :

    A. SALURAN PENERIMA / PIPA OUTFALL Q peak = 0,487 m3/s Kecepatan ( v ) direncanakan = 0,8 m/s Diameter pipa : - A = Q / V

    = 0,487 / 0,8

    = 0,61 m2

    - D = ( 4 . A / )0,5 = ( 4 . 0,61 / )0,5

    300

    0,55 m

    0,78 m

    5,6 m

    6,5 m

    Screw pump

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 52

    = 0,88 m = 0,9 m

    Cek kecepatan - V = Q / A

    = 0,487 / ( .. 0,92 ) = 0,77 m/s

    B. SALURAN PADA BAR SCREEN Saluran terbuat dari beton dengan n = 0,013 Bentuk saluran segi empat Kecepatan dalam saluran = ( 0,1 0,6 ) m/s Slope maksimum = 0,001 m/m Lebar dasar saluran ( B ) = 1,0 m Kedalaman ( h ) = 0,8 m ; freeboard = 0,2 m Luas efektif ( A )

    A = B x h

    = 1,0 x 0,8

    = 0,8 m2

    Keliling basah ( P ) P = B + 2h

    = 1,0 + ( 2.0,8 )

    = 2,6 m

    Jari-jari hidrolis ( R ) R = A / P

    = 0,8 / 2,6

    = 0,31 m

    Persamaan Manning Q = 1/n . R2/3 . S1/2 . A

    0,487 = 1/0,013 . ( 0,31 )2/3 . S1/2 . 0,8

    S = 2 . 10-4

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 53

    Cek kecepatan V = Q / A

    = 0,487 / 0,8

    = 0,61 m/s

    Headloss hf = S . L ( direncanakan L = 4 m )

    = 2 . 10-4 . 4

    = 0,0008 m

    C. BAR SCREEN

    Fungsi dari screen ini adalah untuk menyaring benda-benda padat dan kasar

    yang terbawa dalam air buangan, yang dapat menyebabkan penyumbatan dan

    kerusakan pada peralatan-peralatan seperti pompa, valve, dan perlengkapan lainnya. Contohnya seperti plastik-plastik yang mengapung, bayang kayu, logam, dan

    sebagainya.

    Pada umumnya screen berupa batang (bar) pararel atau juga kawat. Screen yang berupa pararel bar disebut rack.

    Kriteria desain bar screen :

    Tabel 6.2 Kriteria desain Bar screen

    Parameter Pembersihan

    Manual

    Pembersihan

    Mekanik

    Kemampuan meremoval (%) BOD

    COD

    SS

    P

    Org-N

    N

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Ukuran batang (mm)

    Lebar

    5 15

    5 15

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 54

    Kedalaman 25 75 25 75

    Jarak antar batang (mm) 25 50 15 75

    Slope dari vertikal (derajat) 30 45 0 30

    Kecepatan melalui rack (m/detik) 0,3 0,6 0,6 1,0

    Headloss maksimum (mm) 150 150

    (Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal : 170 & 448)

    Tabel 6.3 Tabel faktor bentuk dari batang () Tipe Bar

    Segi empat dengan sisi tajam 2,42

    Segi empat dengan sisi semi circular menghadap up-stream 1,83 A. Circular 1,79

    Segi empat dengan sisi semi circular menghadap up-stream dan down stream

    1,67

    Bentuk Tear 0,76

    (Sumber : Qasim. 1985. Waswater Treatment Plants : Planning, Design, and Operation. Hal : 161)

    Perencanaan yang digunakan Penampang batang screen - Lebar bar ( w ) = 10 mm

    - Tebal bar = 50 mm

    - Jarak antar kisi = 30 mm

    - Bentuk bar rectangular ( ) = 2,42 - Sudut kemiringan batang ( ) = 45 terhadap horizontal

    Perhitungan Jumlah batang ( kisi ) B = ( n - 1 )b + nw

    1,0 = ( n 1 ). 0,03 + 0,01n

    n = 25,75 buah = 26 buah

    Jumlah celah = jumlah kisi + 1 = 26 + 1

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 55

    = 27 buah

    Ws = B - nw = 1,0 ( 26 . 0,01 )

    = 0,74 m

    Panjang kisi-kisi batang yang terendam air ( Ls ) Ls = Sinh =

    458,0

    Sin

    = 1,13 m

    Kecepatan melalui kisi dalam keadaan bersih / tidak tersumbat ( Vs ) Vs = )(WsxLs

    Qpeak

    = )13,174,0(487,0x

    = 0,58 m/s

    Kecepatan aliran saat clogging 50 % Keadaan clogging diasumsikan lebar bukaan total antar batang ( Ws ) adalah 2

    kali lebar bukaan total antar batang saat clogging ( Ws ) ,sehingga :

    Ws = . Ws

    = . 0,74

    = 0,37 m

    Vs = )2/1( xWsxLsQ

    Vs = 2 Vs

    = 2 . 0,58

    = 1,16 m/s

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 56

    Kehilangan Tekanan ( hL ) - Headloss pada bar rack

    hv = g

    Vs2

    2

    = 81,9.2)58,0( 2

    = 0,017 m

    - Headloss saat screen bersih

    hL = . ( w/b )4/3 . hv. Sin 45 = 2,42 . ( 0,01/0,03 )4/3 . 0,017 . sin 45

    = 0,0066 m

    - Headloss saat clogging 50 %

    hL = [ (Vs2 Vs2 ) / 2g ] . 1/0,9

    = [ ( 1,162 0,582 ) / 2.9,81 ] . 1/0,9

    = 0,05 m

    Gambar 6.2 Sketsa saluran penerima dan bar screen.

    Keterangan : 1 titik saat sebelum bar screen 2 titik saat setelah bar screen

    Z1 = Z2 = datum = 0

    Z2Z1

    d2 d1 d1

    1 2

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 57

    6.5. Grit Chamber

    Grit chamber berfungsi untuk memisahkan partikel grit yang terbawa di dalam air buangan, agar tidak mengganggu proses dan pengoperasian unit selanjutnya.

    Selain itu, pemisahan partikel grit juga dapat mengurangi beban pengolahan untuk unit pengolah selanjutnya.

    Secara umum, grit chamber dapat dibedakan 2 (dua) macam, yaitu : 1. Horizontal Flow Grit Chamber

    Yaitu grit chamber dengan arah aliran horisontal dan kecepatan aliran terkontrol oleh unit khusus pada bagian efluen, seperti weir atau parshall flume, dan sebagainya.

    2. Aerated Grit Chamber Yaitu grit chamber dengan aerasi, dimana alirannya merupakan aliran spiral dan kecepatan melingkar dikontrol oleh dimensi dan suplai udara.

    Kriteria desain grit chamber : Tabel 6.4 Kriteria desain grit chamber.

    Parameter Range Tipikal

    Kemampuan meremoval (%)

    BOD

    COD

    SS

    P

    Org-N

    N

    0 5

    0 5

    0 10

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Waktu detensi (detik) 45 90 60

    Kecepatan horizontal (m/detik) 0,25 0,40 0,3

    Kecepatan mengendap untuk meremoval :

    Material 65-mesh ( 0,21 mm) (m/menit)

    Material 100-mesh ( 0,15 mm) (m/menit)

    1,0 1,3

    0,6 0,9

    1,15

    0,75

    Headloss pada unit kontrol, dalam %

    kedalam saluran (%) 30 40 36

    (Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal : 458)

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 58

    Perencanaan yang digunakan :

    - menggunakan 2 (dua) unit grit chamber yang dioperasikan secara bergantian - waktu detensi (td) = 60 detik = 1 menit

    - kecepatan horisontal (VH) = 0,3 m/detik

    - diameter partikel yang diendapkan = 65 mesh (0,21 mm)

    - kecepatan pengendapan (VS) = 1,15 m/menit = 0,01917 m/detik

    - Q pengolahan = Q peak = 0,487 m3/detik

    Perhitungan grit chamber : Luas penampang : ACross =

    23

    Hm 1,62

    m/dt 3,0/dtm 0,487

    VQ ==

    Luas permukaan : ASurface =

    23

    Sm 25,40

    m/dt 01917,0/dtm 0,487

    VQ ==

    Kedalaman air : h = VS x td = 1,15 m/menit x 1 menit = 1,15 m

    Lebar grit chamber : b = m 1,4

    m ,151m 1,62

    hA 2Cross ==

    Panjang grit chamber : L = m 18,15

    m 1,15) x 1,4(dt 60/dt x m 0,487

    h x b x tdQ

    h x bVolume

    2

    3 === Cek NRe : R = 0,435

    1,15) x (2 1,41,15 x 1,4

    h) x (2 bh x b =+=+

    NRe = 1487,35 10 x 8774,00,435 x 0,3

    R x V4-

    H == .. < 2000 (ok !)

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 59

    Perhitungan grit storage : Direncanakan : - debit air buangan tiap hari = 0,487 m3/detik = 42076,8 m3/hari

    - kadar (kandungan pasir) = 30 m3/ 106 m3 air buangan

    - pengurasan direncanakan tiap 3 hari

    - bentuk grit storage = trapezium Volume pasir dalam 1 hari : VPasir =

    336 m 1,262 m 42076,8 x 10

    30 = Volume pengurasan : VKuras = 1,262 m

    3 x 3 =3,786 m3 Dimensi grit storage :

    Gambar 6.3 Sketsa ruang grit storage.

    Keterangan : a = panjang grit chamber = 18,15 m b = lebar grit chamber = 1,4 m c = 15,35 m

    d = 0,5 m

    t = kedalaman grit storage (m) Luas permukaan : A1 = a x b = (18,15 x 1) m

    2 = 18,15 m2

    Luas dasar : A2 = c x d = (15,35 x 0,5) m2 = 7,675 m2

    a

    c

    b

    d

    t

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 60

    Volume grit storage = ( )( )2121 A x A A A x t x 31 ++ 3,786 m3 = ( )( )7,675 x 18,15 7,675 18,15 x t x 31 ++ t = 0,3 m

    Perhitungan propotional weir : Direncanakan : - debit = 0,487 m3/detik = 17,1982 ft3/detik

    - a = 0,1 m = 0,328 ft

    - y = 0,2 m = 0,656 ft

    - h = tinggi muka air di grit chamber = 1,15 m = 3,773 ft

    Q = )3a -(h x b x )(a x 97,4 21 17,1982 = )

    30,328

    - (3,773 x b x (0,328) x 97,4 21

    b = 1,649 ft

    = 0,502 m

    Perbandingan : 2 0,3280,656

    a

    y == Dari tabel, diperoleh nilai : 0,392

    bx =

    x = 0,392 x b = 0,392 x 1,649 = 0,646 ft

    = 0,197 m Dimensi proportional weir : a = 0,328 ft = 0,10 m b = 1,649 ft = 0,502 m

    x = 0,646 ft = 0,197 m

    y = 0,656 ft = 0,20 m

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 61

    Tabel 6.5. Nilai a

    y dan

    bx

    untuk proportional weir.

    a

    y

    bx

    a

    y

    bx

    a

    y

    bx

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0,9

    0,805

    0,732

    0,681

    0,641

    0,608

    0,580

    0,556

    0,536

    0,517

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0,500

    0,392

    0,333

    0,295

    0,268

    0,247

    0,230

    0,216

    0,205

    10

    12

    14

    16

    18

    20

    25

    30

    0,195

    0,179

    0,166

    0,156

    0,147

    0,140

    0,126

    0,115

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 62

    BAB VII PRIMARY SEDIMENTATION

    Prinsip dalam bak pengendapan pertama (primary sedimentation) ini adalah

    memisahkan padatan tersuspensi dalam air buangan dengan cara gravitasi. Hal ini

    dapat dilakukan dengan mengatur kecepatan mengendapnya. Dua sasaran

    pengendapan pertama dalam pengolahan air limbah adalah klarifikasi dan penebalan

    lumpur.

    Efisiensi penghilangan dari partikel diskrit dengan ukuran, bentuk, densitas dan

    spesific gravity yang sama tidak tergantung dari kedalaman bak, tetapi pada luas permukaan bak serta waktu detensi.

    Bak pengendap pertama terdiri dari 4 (empat) ruangan fungsional, yaitu :

    1. Zona Inlet : tempat memperhalus aliran transisi dari aliran influen ke aliran steady uniform di zona settling (aliran laminer).

    2. Zona Settling : tempat berlangsungnya proses pengendapan / pemisahan partikel-partikel diskrit di dalam air buangan.

    3. Zona Sludge : tempat menampung material yang diendapkan bersama lumpur endapan.

    4. Zona Outlet : tempat memperhalus aliran transisi dari zona settling ke aliran efluen serta mengatur debit efluen.

    Gambar 7.1 Pembagian zona pada bak pengendap pertama.

    Zona Sludge

    Zona Zona Inlet

    Zona Outlet

  • Tugas Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Buangan

    Sony Wahyudi Teknik Lingkungan ITS Surabaya 63

    Kriteria desain bak pengendap pertama :

    Tabel 7.1 Kriteria desain bak pengendap pertama.

    Parameter Range Tipikal

    Kemampuan meremoval (%)

    BOD

    COD

    SS

    P

    Org-N

    N

    30 40

    30 40

    50 65

    10 20

    10 20

    0

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    Pengendapan primer yang diikuti oleh pengolahan

    sekunder

    Waktu detensi (jam)

    Overflow Rate (m3/m3.hari)

    Average flow

    Peak hourly flow

    Weir loading (m3/m.hari)

    1,5 2,5

    30 45

    80 120

    125 500

    2,0

    -

    100

    250

    Pengendapan primer dengan waste activated-sludge

    return

    Waktu detensi (jam)

    Overflow Rate (m3/m3.hari)

    Average flow

    Peak hourly flow

    Weir loading (m3/m.hari)

    1,5 2,5

    25 30

    50 70

    125 500

    2,0

    -

    60

    250

    (Sumber : Metcalf & Eddy. 1991, Waswater Engineering : Treatment, Disposal, and Reuse. Hal : 170 dan 475)