47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

22
TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN DESKRIPSI VARIETAS KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN ANEKA KACANG

description

laporan

Transcript of 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

Page 1: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN DESKRIPSI VARIETAS

KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN

ANEKA KACANG

Page 2: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG TANAH

1. Pola Tanam

1) Rotasi/Pola tanam kacang tanah adalah satu kali dalam satu tahun

untuk mencegah hama dan penyakit.

2) Di lahan sawah penanaman dilakukan di awal musim kemarau

sedangkan di lahan kering umumnya penanaman dilakukan di

awal musim hujan. Musim ini berbeda-beda pada masing-masing

daerah yang memungkinkan penanaman dapat dilakukan

sepanjang tahun di seluruh nusantara.

3) Di lahan kering dimana kebutuhan air kacang tanah semata-mata

bergantung pada curah hujan, pada bulan pertama diperlukan

curah hujan 100-150 mm/bulan sedang pada bulan ketiga antara

50-100 mm/bulan.

4) Di lahan Sawah tanaman kacang tanah ditanam sesudah padi

yang jatuh pada musim kemarau untuk itu perlu pengairan dan

irigasi

2. Varietas

1) Benih yang digunakan adalah benih yang berasal dari varietas

unggul nasional yang mempunyai potensi hasil tinggi seperti

Gajah, Macan, Kidang, Biawak, Kancil, Turangga dll.

2) Pemilihan varietas sebaiknya selain memperhatikan produksinya

dan adaptasinya terhadap lingkungan juga memperhatikan

kebutuhan pasar. Untuk kacang garing misalnya lebih baik

digunakan varietas berbiji dua dengan bentuk biji dan polong yang

bagus seperti Jerapah, Kancil, dan Tuban.

3) Kebutuhan benih tergantung pada ukuran biji sekitar 80 kg biji/ha

atau 120 kg polong/ha dengan daya tumbuh benih lebih 80 %.

Page 3: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

3. Penyiapan Lahan

1) Tanah dibajak 2 kali sedalam 15-20 cm, lalu digaru, dan diratakan,

dibersihkan dari sisa tanaman dan gulma dan dibuat bedengan

selebar 3-4 meter.

2) Antar bedengan dibuat saluran drainase dalam 30 cm dan lebar 20

cm yang berfungsi sebagai saluran irigasi pada saat kering.

4. Penanaman

1) Penanaman dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 40 x 10 cm, satu biji

per lubang sehingga populasi tanaman sekitar 250.000 tanaman.

2) Penanamanjugadapatdilakukan secara baris ganda (50 cm x 30

cm) x 15 cm, satu biji per lubang.

3) Penanaman dengan cara ditugal, kedalaman lubang tanam3-5 cm.

Lubang tanam ditutup dengan tanah.

5. Pemupukan

1) Dosis pupuk per hektar secara umum dapat diberikan 50 kg Urea,

50 Kg SP 36 dan 50 Kg KCL, 125 gr pupuk bio (rhizonut), dan

pupuk organik secukupnya

2) Waktu Pemberian pupuk, terdiri atas pupuk dasar : semua pupuk

bio (rhizonat) saat tanam dan ½ bagian Urea, seluruh TSP dan

KCL satu hari sebelum atau saat tanam, pupuk susulan : 1/2

bagian urea pada saat umur tanaman 21-24 HST

3) Cara Pemupukan: pupuk bio (rhizonat) dicampur dengan benih dan

disemprot dengan air sebelum ditanam, pupuk dasar disebar

merata saat pengolahan tanah akhir, pupuk susulan ditugal kiri

kanan barisan tanaman sedalam 5-7 cm atau dengan sistem garit.

Page 4: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

4) Pada tanah yang yang bersifat masam atau pH tanahnya rendah ,

diberikan dolomit sebanyak 300-500 kg/ha dengan cara ditaburkan

merata pada saat pengolahan tanah akhir.

6. Penyiangandan pembumbunan

1) Penyiangan gulma dilakukan 2 kali selama pertumbuhan tanaman.

Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 15

HST sebelum tanaman berbunga atau tergantung populasi gulma.

Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menggunakan kored

atau pancong. Penyiangan kedua dilakukan pada 45 HST setelah

ginofor masuk ke dalam tanah. Penyiangan tidak boleh dilakukan

saat pembentukan polong karena dapat menyebabkan kegagalan

pembentukan polong

2) Pembumbunan dilakukan bersamaan penyiangan.

7. Pengendalian Hama dan Penyakit.

1) Pengendalian Hama dan penyakit dilakukan secara bijaksana yang

diawali dengan pemilihan benih varietas kacang tanah yang

resisten atau toleran hama penyakit pada daerah setempat.

2) Apabila hama tetap menyerang dilakukan pencegahan secara

mekanis dengan memungut hama secara manual atau bila

serangan di atas ambang ekonomi dilakukan penyemprotan

dengan pestisida.

3) Hama utama pada kacang tanah antara lain sebagai berikut

Wereng kacang tanah (Empoasca fasialin), pengerek daun

(Stmopteryx subsecivella), ulat jengkal (Plusia Chalcites) dan ulat

grayak (Prodenia litura ), ulat penggulung daun (Lamprosema

indicata), hama teresbut dapat dikendalikan dengan insektisida

endosulfan, klorfirifos, monokrotofos, metamidofos, diazinon,

(seperti Thiodan, Dursban, Azodrin, Tamaron dan Basudin). Untuk

pencegahan, pestisida tersebut dapat diaplikasikan pada umur

25,35 dan 45 HST.

Page 5: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

4) Penyakit utama kacang tanah antara lain layu bakteri

(Pseudomonas solanacearum), bercak daun (Cercospora

sp.)penyakit karat (Puccinia arachidis). Pengendalian dapat

dilakukan dengan penanaman varietas tahan atau menggunakan

fungisida benomil, mankozeb, bitertanol, karbendazim, dan

klorotalonil (seperti Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsane,

MX200, dan Daconil). Untuk pencegahan fungisida tersebut dapat

diaplikasikan pada umur 35-45 dan 60 HST.

8. Pengairan

1) Pengairan diperlukan jika kacang tanah ditanam pada musim

kemarau. Priode kritis tanaman terhadap air adalah periode

pertumbuhan awal (umur hingga 15 hari), umur 25 hari (awal

berbunga), umur 50 hari (pembentukan dan pengisian polong), dan

umur 75 hari (pemasakan)

2) Pengairan dilakukan melalui selokanantar bedengan.

9. Panen dan Pasca Panen

1) Umur panen tergantung varietas dan musim tanam. Rata-rata umur

panen adalah 90-100 hari atau pada saat masak fisiologis dimana

tanda-tandanya adalah : kulit polong mengeras, berserat, bagian

dalam berwarna coklat, jika ditekan polong mudah pecah. Cara

panen dilakukan secara manual (dicabut), sebelum panen tanah

perlu dibasahi dengan diari agar tidak banyak polong yang

tertinggal di dalam tanah.

2) Perontokan polong dilakukan secara manual atau dipetik dengan

tangan atau menggunakan mesin pemipil polong (stripper), lalu

polong disortir dan sisihkan polong muda dan rusak.

3) Hasil panen dapat langsung dijual ke pabrik pengolahan (tenggang

waktunya tidak boleh lebih 24 jam) atau terlebih dahulu dikeringkan

Page 6: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

4) Pengeringan dilakukan dengan dijemur pada lantai atau dengan

alas tikar selama 5-6 haridengan matahari terik atau bila musim

hujan dengan menggunakan pengering. Pengeringan dilakukan

sampai kadar air biji menjadi 10-12 % yang ditandai dengan mudah

terkelupasnya kulit biji.

5) Pengupasan atau pembijian dilakukan dengan cara sederhana

(polong dikupas dengan tangan) atau menggunakan mesin

pengupas polong (peanut sheller).

6) Penyimpanan

Penyimpanan kacang tanah dilakukan dalam gudang yang bersih,

kering tidak lembab dan sirkulasi udara baik menggunakan wadah

karung goni atau kantong plastik. Kacang tanah yang sudah

dikemas ditumpuk dengan teratur di atas kayu/rak kayu.

Page 7: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

Pohon Industri Kacang Tanah

Page 8: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG HIJAU

Penerapan teknologi budidaya kacang hijau secara umum adalah sebagai

berikut :

1. Syarat Tumbuh

a. Tanah

1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik,

aerasi dan drainase yang baik.

2) Struktur tanah gembur

3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7

b. Iklim

1) Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln

2) Temperatur 25 - 27 0C dengan kelembaban udara 50 – 80% dan

cukup mendapat sinar matahari

c. Tanah

1) Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik,

aerasi dan drainase yang baik.

2) Struktur tanah gembur

3) Ph 5,8 7,0 optimal 6,7

2. Benih dan Varietas

1) Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di

lahan sawah maupun tegalan.

2) Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun

seperti Sriti, Kutilang, Perkutut, dan Mural dapat dianjurkan untuk

ditanam pada daerah yang endemik penyakit tersebut.

Page 9: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

3) Kebutuhan benih sekitar 20 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

3. Penyiapan lahan

1) Pada lahan bekas padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah

(Tanpa Olah Tanah = TOT).

2) Tunggul padi perlu dipotong pendek dan dibersihkan seperlunya

atau dipinggirkan.

3) Apabila tanah becek maka perlu dibuat saluran drainase dengan

jarak 3 - 5 m

4) Pada lahan tegalan atau bekas tanaman palawija lain (jagung) perlu

pengolahan tanah:

a. pembajakan sedalam 15 - 20 cm,

b. kemudian dihaluskan dan diratakan.

c. saluran irigasi dibuat dengan jarak 3 - 5 m.

4. Cara tanam

1) Tanam dengan sistem tugal, dua biji/lubang.

2) Pada musim hujan, digunakan jarak tanam 40 cm x 15 cm sehingga

mencapai populasi 300 - 400 ribu tanaman/ha.

3) Pada musim kemarau digunakan Jarak tanam 40 cm x 10 cm

sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman/ha.

4) Pada bekas tanaman padi, penanaman kacang hijau tidak boleh

lebih dari 5 hari sesudah padi dipanen,

5) Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih dari

7 hari.

5. Pemupukan

1) Untuk lahan yang kurang subur, tanaman dipupuk 45 kg Urea + 45 -

90 kg SP36 + SD kg KCl/ha yang diberikan pada saat tanam secara

larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman.

Page 10: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

2) Bahan organik berupa pupuk kandang sebanyak 1520 ton/ha dan

abu dapur sangat baik untuk pupuk dan diberikan sebagai penutup

lubang tanam.

3) Di lahan sawah bekas padi yang subur, tanaman kacang hijau tidak

perlu dipupuk maupun diberi bahan organik.

6. Mulsa jerami

Untuk menekan serangan hama lalat bibit, pertumbuhan gulma, dan

penguapan air, jerami padi sebanyak 5 ton/ha dapat diberikan sebagai

mulsa.

7. Penyiangan

Penyiangan dilakukan dua kali pada saat tanaman berumur 2 dan 4

minggu.

8. Pengairan

1) Pada daerah panas (suhu udara 30 -31 0C) dan kelembaban udara

rendah (54 – 52 %) pertanaman perlu diairi dua kali pada umur 21

hari dan 33 hari.

2) Pada daerah sedang (suhu udara 24 - 26 0C) dan kelembaban

udara sedang hingga tinggi (77 - 82 %) pengairan cukup diberikan

satu kali pada umur 21 hari atau 38 hari.

3) Periode kritis kacang hijau terhadap ketersediaan air adalah pada

saat menjelang bertunga (umur 25 hari) dan pengisian polong (45 -

50 hari), sehingga jika kekurangan air pada periode tersebut perlu

dilakukan pengairan.

9. Pengendalian hama

1) Hama utama kacang hijau adalah : lalat kacang Agmmyxa phaseoti,

ulat jengkal Piusia chaitites, kepik hijau Nezara virfduta, kepik coklat

Riptonus tinearis, penggerek polong Maruca testutalis dan Etietla

ztnckenetta, dan Kutu Thrips.

Page 11: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

2) Pengendalian hama dapat dilakukan dengan insektisida, seperti:

Cwifldor, Regent, Curacron, Atabnon, Furadan, atau Pegassus

dengan dosis 2-3 ml/liter air dan volume semprot 5OIM>00 liter/ha.

3) Pada daerah endemik lalat bibit Agromyza phaseoti perlu tindakan

perlakuan benih dengan insektisida Carbosulfan (10 g/kg benih)

atau Fipnonil (5 cc/kg benih).

10. Pengendalian penyakit

1) Penyakit utama adalah bercak daun fcrcospeiu w-cscenst busuk

batang, embun tepung Erysiptiepoiygoni, dan penyakit puru Bsinos

giycines.

2) Pengendalian dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti:

Benlate, Dithane M-45, Baycor, Delsene MX 700 atau Daconil pada

awal serangan dengan dosis 2 g/l air.

3) Penyakit embun tepung Erysiphepofygoni sangat efektif

dikendalikan dengan fungisida hexakonal yang diberikan pada umur

4 dan 6 minggu.

4) Penyakit bercak daun efektif dikendalikan dengan fungisida

hexakonazol yang diberikan pada umur 4, 5 dan 6 minggu.

11. Panen dan pascapanen

1) Panen dilakukan apabila polong sudah berwarna hitam atau coklat.

Panen dengan cara dipetik dan polong segera dijemur selama 2 - 3

hari hingga kulit mudah terbuka.

2) Pembijian dilakukan dengan cara dipukul, sebaiknya di dalam

kantong plastik atau kain untuk menghindari kehilangan hasil.

Pembersihan biji dari kotoran dengan menggunakan nyiru (tampah)

dan biji dijemur lagi sampai kering simpan yaitu kadar air mencapai

8 – 10 %.

Page 12: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

Pohon Industri Kacang Hijau

Page 13: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

TEKNOLOGI BUDIDAYA KORO PEDANG

1. Pengolahan tanah

Sebelum ditanami lahan perlu diolah secara sederhana yaitu dengan cara

dibajak untuk menggemburkan tanah, setelah dibajak dan diratakan maka

lahan sudah siap untuk ditanami koro pedang.

2. Benih

a. Penanganan benih sebelum ditanam

1) Benih berasal dari hasil panen saat musim tanam sebelumnya.

Sebelum dijadikan benih maka biji disortir dipilih yang bagus dan

dianggap sehat.

2) Setelah terkumpul biji hasil sortiran, biji dicuci dan di campur

dengan rizobium sesuai dosis, selanjutnya dijemur kena sinar

matahari langsung.

3) Setelah kering ditaruh diwadah tertutup dan segera ditanam.

b. Kebutuhan benih 20 – 25 kg/ha.

3. Penanaman

1) Jarak tanam ideal 1m x 1m

2) Ditugal dengan 2 biji per lubang

4. Pupuk

1) Pupuk organik dengan dosis 1 ton/ha

Diberikan pada saat sebelum tanam sekitar 500 kg, susulan I

dosis 250 kg pada saat umur 30 – 45 hari dan susulan ke II dosis

250 kg saat umur 70 – 80 hari.

2) Pupuk cair

Dosis 3 liter per ha disemprotkan pada saat tanaman berumur 15

hari setelah tanam selanjutnya di berikan setiap 10 hari sekali

sampai menjelang berbunga.

Page 14: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

5. Pemeliharan

Disiang setiap ada rumput yang tumbuh disekitartanaman.

6. Pengendalian OPT

Dilakukan penyemprotan dengan pestisida setelah ada gejala serangan,

paling utama adalah hama ulat.

7. Perawatan Buah

Untuk menghindari buah yang busuk akibat menempel di tanah, perlu

diberi tiang penyangga (anjang-anjang). Bila warna buah sudah

kemerahan harus selalu dipantau, begitu warna mulai coklat segera

dipetik.

8. Pasca Panen

Kacang Koro Pedang mulai dapat dipetik setelah umur 4,5 bulan, selang

2 -3 minggu berikutnya setelah pemanenan pertama dapat terus dipanen

sampai umur 6 bulan.

Page 15: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG NAGARA

1. Syarat tumbuh :

a. Tanah

Tanah tekstur lempung sampai lempung berpasir, podsolik merah

kuning, latosol, alluvial, gleisol dan organosol dan PH : 5.5 – 7.5

b. Iklim

Temperatur antara 25 - 29C, Curah Hujan tahunan antara 1.500 –

2.500 mm

2. Benih

a. Syarat Benih

1) Bebas hama penyakit, bernas, tidak keriput, seragam dan bersih

2) Daya Tumbuh sama atau > 80 %.

b. Kebutuhan Benih : Kebutuhan benih 40 Kg/Ha

c. Varietas : Kacang Tunggak Nagara

3. Penyiapan Lahan

a. Di Lahan Lebak.

Pengolahan lahan dilakukan dengan memotong rumput rawa

dengan menggunakan alat kait, rumput digulung seperti

menggulung kasur. Gulungan rumput dibiarkan selama dua minggu

sampai kering kemudian dihamparkan kembali sebagai mulsa.

b. Di Lahan Rawa yang kurang subur

Dilakukan dengan pembabatan semak yang diikuti pembakaran

semak. Setelah lahan siap tanam, maka dilakukan penanaman.

c. Di Lahan Kering

Pengolahan tanah dilakukan dengan 2 (dua) kali bajak dan sedikit

satu kali garu

Page 16: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

d. Di Lahan Sawah Tadah Hujan

Di lahan sawah tadah hujan bekas tanaman padi ditanam tanpa

olah tanah, jerami digunakan sebagai mulsa

e. Di Lahan Sawah

Di lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu diolah, perlu

dibuatkan saluran setiap 3 m atau 4 m, dengan kedalaman saluran

antara 20 – 30 cm dengan lebar 25 – 30 cm. Saluran tersebut

berfungsi sebagai putusan bila air berlebih atau digunakan sebagai

saluran irigasi apabila diperlukan penambahan air.

4. Penanaman

a. Waktu tanam

Lahan Rawa : Musim kemarau (bulan mei/Juni)

Lahan Lebak : waktu tanam pada musim kemarau, yaitu

pada bulan Mei – Juni

Lahan Sawah : lahan sawah irigasi dan sawah tadah

hujan ditanam sesudah padi pada bulan

Juni – Juli dan pada lahan irigasi

terbatas pada bulan Maret/April

Lahan Kering : Ditanam setelah tanaman palawija lain

atau setelah padi gogo (MK) atau

menjelang musim kemarau sekitar bulan

Februari/ Maret

b. Cara dan jarak tanam

1) Cara tanam yang umum digunakan yaitu ditugal dan disebar.

Jarak tanam harus disesuaikan dengan kondisi dan kesuburan

tanah

Page 17: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

2) Pada Lahan Lebak : Jarak tanam yang digunakan 60 cm x 100

cm. Benih ditanam sedalam 3 – 5 cm, 2-3 biji per lubang

3) Pada lahan kering : Benih ditaruh pada lubang tugal atau disebar

pada bekas alur bajak. Jarak benih dalam alur bajak sekitar 10 –

15 cm, dengan jarak tanam 44 cm x 15 – 20 cm, 2 biji per lubang

(populasi 125.000 tanaman/hektar)

4) Pada lahan Sawah : ditanam dengan cara ditugal dan jarak

tanam 30 cm x 15 – 20 cm atau 40 cm x 15 – 20 cm, 40 cm x 10

cm, 1 biji per lubang. Jumlah populasi 250.000 tanaman/hektar

5. Pemeliharaan

a. Penyulaman : Penyulaman tanaman yang mati pada umur 7 – 10

hari setelah tanam

b. Pemangkasan pucuk dilaksanakan pada umur 25 – 30 hari setelah

tanam

c. Pemupukan

1) Pupuk dasar diberikan setelah tanam dengan dosis per ha; Urea

35 kg, SP-36 70 kg, KCL 35 kg atau NPK 150 kg dan pupuk

organik 2.000 kg

2) Dosis disesuaikan dengan rekomendasi setempat

3) Lahan sawah : Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak

memerlukan tambahan pupuk secara langsung, cukup berasal dari

residu pupuk yang diberikan pada tanaman padi. Jenis tanah

alluvial pemupukan dengan 22,5 kg urea = 45 kg TSP + 45 kg

KCL/ha dapat meningkatkan hasil 0,17 ton/ha

4) Lahan kering : pada lahan kering respon tanaman terhadap

pemupukan berbeda tergantung pada musim dan jenis tanah.

Kacang Nagara yang ditanam pada musim kemarau kurang

respon dibanding dengan yang ditanam pada musim hujan.

Pemupukan 50 kg urea + 100 kg TSP per/ha dapat meningkatkan

hasil 20% dibandingkan tanpa pupuk

Page 18: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

6. Pengendalian Gulma

1) Kompetisi gulma merupakan salah satu faktor yang dapat

menurunkan hasil,, apabil tidak dilakukan penanggulanga secara

tepat.

2) Jenis gulma yang sering dijumpai antara lain : Enchinochoa colona,

Amaranthus spinosus, Cyperus kilingia dan Lindrernia anaglis

3) Untuk menekan pertumbuhan gulma cukup dilakukan 2 (dua) kali

penyiangan

4) Upaya lain dilakukan dengan meningkatkan populasi tanaman

menjadi 320.000 tanaman /ha

7. Pengendalian Hama dan Penyakit

1. Hama daun, penggerek polong, ulat grayak dan tikus merupakan

hama yang dominan menyerang dan menurunkan potensi hasil

kacang nagara

2. Untuk mengatasi diupayakan penggunaan pestisida secara

bijaksana sistem pemantauan di lapangan

3. Dengan menggunakan pestisida dan pemupukan yang tepat

dapat meningkatkan hasil sampai 34%.

8.Panen

Ciri tanaman yang siap untuk dipanen adalah :

1) Tanaman telah berumur 2 bulan

2) Polong masak ditandai warna polong putih kecoklatan

3) 85 – 90 % polong sudah kering

4) Polong hasil panen harus secepatnya dijemur agar lebih kering

untuk selanjutnya dilakukan pembijian

5) Pada kondisi cukup kering, masa pengeringan polong hanya

dilakukan 2 – 3 hari

6) Untuk makanan ternak dilakukan antara periode pembungaan dan

pembentukan polong

Page 19: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

9. Pasca Panen

Polong yang telah dipetik dikumpulkan dan dijemur dibawah terik

matahari salama 3 – 4 hari. Polong yang sudah kering ditandai dengan

pecahnya sebagian polong secara otomatis. Pembijian dilakukan dengan

memasukkan polong kedalam karung kemudian di pukul-pukul atau

diinjak-injak. Kemudian biji dibersihkan dengan cara ditampi atau dengan

alat lainnya dengan prinsip pemisahan biji bernas dengan kotoran. Biji

yang telah bersih dikeringkan sampai kadar air 14% untuk selanjutnya

dilakukan penyimpanan dalam karung, sedangkan untuk benih

penyimpanan dilakukan dengan menggunakan kaleng atau drum untuk

menghindari serangan hama gudang. Apabila dilakukan penanganan

yang baik benih kacang nagara dapat disimpan lebih dari 1 tahun.

Page 20: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

Anjuran Teknologi Budidaya Kacang Nagara (secara umum)

Page 21: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

TEKNOLOGI BUDIDAYA KACANG MERAH

1. Penyiapan lahan

Seperti halnya penyiapan lahan untuk tanaman kedelai maupun kacang

hijau, pengolahan tanah dilakukan secara optimal, yang umumnya

diperoleh dengan dua kali pembajakan dan diikuti dengan perataan

tanah. Kacang merah tergolong tanaman yang toleran terhadap

kelembaban tanah tinggi, karenanya pembuatan saluran drainase perlu

diperhatikan dalam budidaya kacang merah.

2. Penanaman

Penanaman kacang merah dilakukan dengan menggunakan tugal,

ditanam dua hingga tiga biji perlubang, dan diperjarang menjadi dua

tanaman perumpun pada umur sekitar delapan hari setelah tanam.

Kacang merah ditanam dengan jarak 40 cm antara barisan dan 10 cm di

dalam barisan, atau setara dengan populasi 330.000 hingga 500.000

tanaman per ha. Di New South Wales dan Queensland, kacang merah

ditanam dengan populasi tinggi yaitu 500-600 ribu tan / ha (Desborough

dan Redden, 1998).

3. Pemeliharaan

a. Pemupukan

Tanaman kacang merah memiliki bintil akar yang cukup effektif dalam

menambat nitrogen udara, walaupun demikian upaya penambahan

unsur hara melalui pemupukan masih tetap diperlukan. Dosis pupuk

(N, P2O5 dan K2O) disesuaikan dengan status kesuburan tanah yang

akan digunakan, namun sebagai pedoman umum dapat mengikuti

dosis anjuran pada tanaman kedelai, yaitu Urea sekitar 75 kg, SP-36

100 kg, dan KCL 100 kg per ha, diberikan seluruhnya pada saat

tanam, 30 % pada saat tanaman berumur 20 hst dan sisanya diberikan

pada saat menjelang berbunga (Keng-Feng, 1994)

b. Pengendalian gulma, hama dan penyakit

Tanaman kacang merah dinilai kurang toleran terhadap persaingan

dengan gulma karenanya pengendalian gulma perlu mendapatkan

Page 22: 47_Paket Teknologi Pra Dan Pasca Panen Utk Peningkatan Produksi K.tanah,K.hijau Dan Aneka Kacang

perhatian. Penyiangan disesuaikan dengan populasi gulma dilapang,

namun paling tidak dapat dilakukan dua kali yaitu pada umur 15 dan

25 hst.

Beberapa hama dan penyakit dapat menjadi kendala produksi kacang

merah. Seperti pada tanaman kacang hijau, hama Trips dan Aphis

dapat menyerang kacang merah. Virus merupakan kendala utama.

Izuka (1990) mengidentifikasi dan melaporkan paling tidak terdapat

enam srain virus yang dapat menjadi kendala produksi kacang merah

AzMV (adzuki bean mosaicvirus). BICMV (blckeye cowpea masaic

virus) dan AMV (alfafa mosaic virus).Adanya infeksi awal virus AzMV

dilaporkan dapat menurunkan hasil hingga 43 %.

Seperti pada biji kacang hijau, berbagai hama dapat merusak biji

kacang merah selama penyimpanan terutama Callosobruchus chinesis

dan C. maculatus. Untuk mengatasi kerusakan biji selama

penyimpanan, Ishimoto et al. (1996) mengupayakan pembentukan

kacang merah transgenic tahan hama-hama penyimpan tersebut.

4. Panen dan prosesing

Polong kacang merah masak tidak serempak, karenanya pemanenan

dilakukan antara dua hingga tiga kali. Beberapa varietas kacang merah

yang dilepas dari Taiwan pada akhir-akhir ini umumnya bertipe determinit

dan berumur antara 80-90 hari. Upaya pemuliaan di Taiwan juga

diarahkan untuk umur masak polong serempak, sehingga masa panen

dapat dilakukan sekaligus. Di Florida Selatan, masa tanam terbaik adalah

pada bulan September- Februari, dan tanaman dapat dipanen pada umur

120 hari.

Uji coba terhadap beberapa genotype introduksi asal Taiwan dan jepang

yang dilakukan di Malang, umur polong masak berkisar antara 60 hingga

70 hari. Polong yang telah masak segera dijemur dan dibijikan.

Biji kacang merah memiliki daya tumbuh cukup lama, namun selama

penyimpanan harus memperhatikan adanya serangan hama gudang.

Karenanya penyimpanan pada tempat tertutup akan cukup baik untuk

menghindari kerusakan akibat hama-hama dalam penyimpanan.