47049915-kuinolon

31
KUINOLON Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri. URAIAN: Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan Kuinolon lama. Golongan Kuinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang termasuk golongan ini antara lain adalah Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin. Mekanisme Kerja Kuinolon : Pada saat perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah. Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase. Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati. Indikasi: Gastroenteritis termasuk kolera, shigelosis, diare turis (traveller’s diarrhea), campylobacter dan salmonella; kankroid; penyakit radang panggul (dengan doksisiklin dan metronidazole); penyakit legionela; meningitis (termasuk

description

o

Transcript of 47049915-kuinolon

Page 1: 47049915-kuinolon

KUINOLON

Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim

topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.

URAIAN:

Asam Nalidiksat adalah prototip antibiotika golongan Kuinolon lama. Golongan

Kuinolon ini digunakan untuk infeksi sistemik. Yang termasuk golongan ini antara lain adalah

Spirofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin,

Sparfloksasin, Lornefloksasin, Flerofloksasin dan Gatifloksasin.

Mekanisme Kerja Kuinolon :

Pada saat perkembang biakkan kuman ada yang namanya replikasi dan transkripsi

dimana terjadi pemisahan double helix dari DNA kuman menjadi 2 utas DNA. Pemisahan ini

akan selalu menyebabkan puntiran berlebihan pada double helix DNA sebelum titik pisah.

Hambatan mekanik ini dapat diatasi kuman dengan bantuan enzim DNA girase.

Peranan antibiotika golongan Kuinolon menghambat kerja enzim DNA girase pada kuman

dan bersifat bakterisidal, sehingga kuman mati.

Indikasi:

Gastroenteritis termasuk kolera, shigelosis, diare turis (traveller’s diarrhea),

campylobacter dan salmonella; kankroid; penyakit radang panggul (dengan doksisiklin dan

metronidazole); penyakit legionela; meningitis (termasuk profilaksis meningitis

mengingokokus); infeksi saluran napas termasuk infeksi pseudomonas pada cystic fibrosis,

tetapi tidak pada pneumonia peneumokokus; infeksi saluran kemih; infeksi tulang dan sendi;

septicemia; antraks; infeksi kulit; otitis eksterna; profilaksis pada bedah.

Kontraindikasi : Riwayat gangguan tendon berhubungan dengan penggunaan kuinolon.

Efek Samping dan Interaksi Obat :

Golongan antibiotika Kuinolon umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Efek

sampingnya yang terpenting ialah pada saluran cerna dan susunan saraf pusat.

Sifat-sifat farmakologi :

a. obat golongan kuinolon didistribusikan lebih luas

b. Sebagian besar dieksresikan di dalam urine

Page 2: 47049915-kuinolon

1. Sediaan di Pasaran

a. Spirofloksasin

Antibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan

Spirofloksasin 250 mg, 500 mg, 750 mg bahkan ada yang 1.000 mg. Juga tersedia

dalam bentuk infus dengan kandungan Spirofloksasin 200 mg/100 ml.

b. OfloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan

Ofloksasin 200 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan

Ofloksasin 200 mg/100 ml.

c. MoksifloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

Moksifloksasin kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan

kandungan Moksifloksasin 400 mg/250 ml.

d. LevofloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan Levofloksasin 250 mg dan 500 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus

dengan kandungan Levofloksasin 500 mg/100 ml.

e. PefloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan

Pefloksasin 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan Pefloksasin

400 mg/125 ml dan ampul dengan kandungan Pefloksasin 400 mg/5 ml.

f. NorfloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan

400 mg.

g. SparfloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan

200 mg.

h. LornefloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 400 mg.

i. FlerofloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan

kandungan 400 mg. Juga tersedia dalam bentuk infus dengan kandungan 400 mg/100

ml.

j. GatifloksasinAntibiotika Kuinolon ini tersedia dalam bentuk tablet dengan kandungan

400 mg. Juga tersedia dalam bentuk vial untuk ijeksi dengan kandungan 400 mg/40 m

Absorpsi

Pada pemberian dosis 100 mg, kadar serum puncak rata-rata adalah 1,0 mcg/ml setelah 2 jam.

Sedang pada dosis 200 mg dan'300 mg, kadar puncak rata-rata berturutturut adalah 1,65

mcg/ml dan 2,8 mcg/ml.

Page 3: 47049915-kuinolon

Distribusi

Pada pemberian per oral, ofloxacin didistribusi dengan baik kedalam berbagai jarinigan

termasuk kulit, saliva, tonsila palatina, sputum, prostat, cairan prostat, kandung empedu,

empedu, air mata, uterus, ovarium, dan duktus ovarii.

Pengobatan dilakukan selama 5 hari dengan dosis yaitu 1-2 tetes pada mata yang terinfeksi,

setiap 2 jam sekali, hingga lebih 8 kali per hari, untuk hari pertama dan kedua.

Selanjutnya setiap 4 jam sekali hingga lebih dari 4 kali per hari, untuk hari ke-3 hingga hari

ke-5. Sebagai kesimpulan, tetes mata levofloxacin 0.5% jika diberikan dalam dosis 5 hari,

aman dan efektif untuk terapi konjungtivitis bakterial pada pasien anak. Terapi dengan lev-

ofloxacin 0.5% memiliki keuntungan klinis karena aktivitas antibakteri spektrum luas yang

dimiliki levofloxacin, terutama dalam melawan organisme gram positif seperti S. Pneumo-

niae.

Floxa  0.6ml mini dose

Sedian ini adalah antibiotik Ofloxacin 3,00 mg yang merupakan tetes mata steril yang

berwarna kuning muda.

Obat ini memiliki akifitas bakterisid terutama pada bakteri gram negative seperti Pseu-

domonas aeruginosa, Enterobacter aerogenes, Proteus dan Klebsiella sp, bekerja dengan

cara menghambat sintesis protein sel  bakteri  tersebut juga terhadap strain yang sensitive

dari Staphylococci termasukS.aureus dan S.epdermidis (koagulase   positif dan koagulase

negative termasuk strain yang tahan Penicilinase). Streptococci termasuk juga beberapa spe-

sies non-haemolytic dan beberapa jenis streptococcus pneumonia.

Floxa diindikasikan untuk mengobati infeksi pada mata yang disebabkan oleh bakteri yang

sensitive.  Efek samping yang sering terjadi adalah rasa pedih, gatal, dan merah-merah pada

konjungtiva. Reaksi ini terjadi terhadap kurang dari 3% pasien yang diobati den-

gan  Floxa dan reaksi yang sama dapat terjadi pada penggunaan antibiotic aminoglikosida

lainnya. Jika ofloxacin topical digunakan bersama antibiotic aminoglikosida sistemik maka

kadar serum total harus selalu dimonitor.

Page 4: 47049915-kuinolon

L F X 0,6 ml mini dose

Sedian antibiotik dengan komposisi Levofloxacin 5,00 mg yang tidak berwarna, jernih, den-

gan pH antara 5-8 yang merupakan suatu anti infeksi.

Memiliki aktifitas bakteriid terutama terhadap bakteri gram negative seperti  P.aeruginosa,

Enterococcus sp, Proteus, dan Klebsiella sp, juga terhadap strain yang sensitive dari Staphy-

lococci (termasuk S.aureus dan Streptococci) jugatermasuk S.pneumoniae.

Diindikasikan untuk infeksi ocular eksternal mata seperti  konjungtivitis yang disebabkan

mikroorganisme yang peka terhadap Levofloxacin seperti strain Staphylococcus sp, Strepto-

coccus pneumonia, Micrococcus sp., Enterococus sp., Corynebacterium sp., Pseudomonas

sp., Pseudomonas aeruginosa dan Haemophyllus sp.  Penggunaan antibiotyik topical beta lak-

tam dengan LFX dapat menurunkan /menghilangkan aktivitas LFX.

Obat ini harus dalam pengawasan dokter karena pemakaian yang lama dapat menyebabkan

pertumbuhan organisme  yang tidak sensitive termasuk jamur, yang dapat menimbulkan su-

per infeksi.

Efek samping biasanya adalah rasa pedih, iritasi dan eyelid itching.

Lyteers 0,6 ml mini dose

Zat aktif nya adalah Sodium Chloride 4,4 mg dan Kalium Chloride 0.8 mgsedangkan zat

tambahan nya adalah Saliva Orthana (mucin), yang merupakan sediaan steril mata yang

bekerja  sebagai  pembasah/lubricant pada mata yang kering dan berfungsi untuk memperta-

hankan agar permukaan mata tetap basah. Membentuk lapisan pelindung pada permukaan

mata yang disebut lapisan air mata (tears film).

Diindikasikan  untuk melumasi dan menyejukkan mata kering akibat kekurangan skresi air

mata atau teriritasi karena kondisi lingkungan, ketidaknyamanan karena penggunaan  ‘Con-

tact Lens’, gangguan penglihatan karena kelebihan lender pada mata.

Obat ini hampir  tidak  ada efek samping, dan pengguanaan untuk anak-anak dibawah usia 6

tahun harus dengan pengawasan orang tua nya.

Protagenta 0.6 ml mini dose

Zat yang terkandung di dalamnya adalah Polyvinylpyrrolidone 20,0 mg, Vitamin A, dan

Natrium Hyaluronat. Polyvinylpyrrolidone sebagai bahan yang mempunyai keaktifan khas,

suatu koloid protektif makromolekuler yang secar fisikokimia sangat mirip protein.

Page 5: 47049915-kuinolon

Obat ini juga dapat menstabilkan dan sekaligus sebagai pengganti lapisan cairan  mata pre

corneal dan karena itu mendorong mempercepat penyembuhan lesion epitel kornea. Karena

fungsi koloid protektifnya.

Diindikasikan untuk menghilangkan gejala iritasi lokal yang disebabkan debu, gas, atau

gangguan lakrimasi. Manifestasi rangsangan pada mata disebabkan produksi cairan air mata

yang kurang atau tidak cukup (mata kering). Selain itu juga sebagai pelicin untuk lensa kon-

tak.

Tropine 1% 0,6 ml mini dose

Mengandung  Atropine sulfate 1 mg  yuabg merupakan suatu antikolinergik yang meng-

hasilkan dilatasi pupil dan paralisis. Bekerja dengan cara menghambat respon otot sfingter

iris dan otot akomodasi badan ciliar terhadap perangsangan kolinergik, menghasilkan dilatasi

pupil (midriasis) dan paralisi akomodasi (sikloplegia).

Tropine 1%  ini digunakan:

-          untuk mengukur kesalahan-kesalahan refraksi. Biasanya dianjurkan untuk refraksi

pada anak-anak hingga usia 6 tahun dan pada anak-anak dengan strabismus konvergen

dan tidak digunakan pada orang dewasa karena masa kerjanya yang panjang.

-          Pengobatan pada iris dan saluran uveal,

-          Synechiae posterior (pencegahan dan perawatan) : Atropin dapat digunakan untuk di-

latasi pupil guna memecahkan synechiae posterior dan mengurangi kemungkinan terjadinya

komplikasi parah yang ditimbulkan  oleh synechiae serta dapat juga digunakan untuk mence-

gah pembentukan Synechiae posterior.

-          Midriatik pre operasi dan pasca operasi.

Tidak boleh untuk pasien galukoma atau berkecenderungan  menjadi glaucoma misalnya

glaucoma anterior sudut sempit, dan pasien yang menunjukkan hipersensitivitas terhadap

obat ini.

Tropine juga memiliki efek samping  yaitu efek samping lokalnya dapat meningkatkan

tekanan intra okuler, rasa menyengat sesaat dan sensitifitas terhadap cahaya sekunder pada

dilatasi pupil. Pemakaian jangka panjangnya dapat menimbulkan iritasi local, hiperaemia,

oedemia dan konjungtivitis.

Page 6: 47049915-kuinolon

Sedangkan efek samping sistemik nya yaitu ditandai dengan kekeringan pada mulut, flusing,

kulit kering, bradikardia, diikuti takikardia dengan palpitasi dan aritmia, gangguan saluran

kemih, gangguan pada irama dan pergerakan saluran gatrointensional, diikuti dengan konsti-

pasi.  Muntah, pusing dan staggering mungkin dapat terjadi , gatal pada anak-anak dan gang-

guan pencernaan pada bayi.

Lubricen 0,6 ml mini dose

Tiap ml nya mengandung Hydroxypropyl Methylcellulose 2,0 mg, Natrium hyaluronat,

Natrium klorida,, Natrium hydrogen phosphate, dan Natrium dihidrogen phosphate.

Obat ini menyebar secara cepat pada kornea dan konjungtiva membentuk lapisan pelindung

dengan waktu kontak yang lebih lama, berfungisi sebagai lubricant pada matayang kering

karena kekurangan skresi air mata atau pun kekurangan mucus dan berfungsi sebagai air mata

buatan.

Farmakodinamik dari Hydroxypropil Methylcellulose adalah suatu zat yang inert dan tidak

mempunyai aktifitas farmakologi .

Diindikasikan secara topical untuk memberikan lubrikasi seperti air mata untuk meredakan

gejala mata kering dan iritasi mata yang berkaitan dengan produksi air mata  juga dapat digu-

naklan sebagai lubrukasi ocular untuk mata buatan.

Cenfresh 0.6ml mini dose

Tiap ml nya mengandung Carboxymethylcellulose Sodium 5 mg, yang bekerja sebagai

pembasah/lubricants pada mata kering serta berfungsi mempertahankan permukaan amata

tetap basah. Obat ini bekerja dengan cara membentuk lapisan pelindung pada permukaan

mata atau lapisan air mata (tears film) yang membasahi mata anda dari hari kehari agar terasa

nyaman.

Diindikasikan untuk mengurangi iritasi ringan pada mata yang kering, melindungi mata

terhadap iritasi lebih lanjut mengurangi rasa tidak nyaman yang dikarenakan angin dan sinar

matahari.

Page 7: 47049915-kuinolon

Cendo Xytrol

Pengobatan infeksi mata yg meradang , konjungtivitis akut n kronis yg tak bernanah,

blefarokonjung, keratokonjung, iridosiklitis, iritis, blefaritis, episkleritis,

Penggunaan dlm waktu panjang memicu pertumbuhan organism yg resisten trhdp cendo

xytrol.

KOMPOSISI / KANDUNGAN

Tiap 1 ml Cendo Xitrol Eye Drops mengandung Deksametason 0,1%, Neomisina 3,5 mg, dan

Polimiksina 6000 IU.

FARMAKOLOGI (CARA KERJA OBAT)

Cendo Xitrol adalah obat tetes mata yang mengandung kombinasi obat kortikosteroid (dek-

sametason) dan antibiotik (neomisina dan polimisina). Kortikosteroid mempunyai efek antiin-

flamasi atau menekan peradangan. Sedangkan neomisina dan polimisina mempunyai efek an-

tibakterial.

INDIKASI / KEGUNAAN

Indikasi Cendo Xitrol adalah :

Infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap neomisina dan

polimiksina.

Blefaritis tidak bernanah.

Konjungtivitis tidak bernanah.

Skleritis.

Tukak kornea.

Keratitis.

DOSIS DAN ATURAN PAKAI : lazim diberikan adalah 4 – 6 kali sehari 1 – 2 tetes.   

EFEK SAMPING

Reaksi hipersensitivitas atau alergi dapat terjadi meskipun jarang.

Iritasi mata, rasa terbakar, tersengat, gatal, penurunan ketajaman mata.

Katarak subkapsular posterior dan glaukoma pada penggunaan jangka panjang dan

terus menerus.

Cendo Xitrol Tetes Mata, botol @ 5 ml dan @ 15 ml.

Page 8: 47049915-kuinolon

CARA KERJA OBAT :

Alletrol Compositum Tetes Mata merupakan obat kombinasi steroid dan antiinfeksi.

Steroid :

Dexamethasone merupakan kortikosteroid sintetik yang berkhasiat sebagai anti inflamasi

(anti radang) yang ditimbulkan oleh mikroorganisme, zat kimia, iritasi termis, trauma,

maupun allergen. Peradangan dapat ditekan dengan cara menghambat kerja zat-zat seperti

prostaglandin yang merupakan mediator inflamasi. 

Anti infeksi :

- Neomycin Sulphate merupakan garam sulfat dari Neomycin B dan C yang dipro-

duksi oleh biakan Streptomyces fradiae Waksman (Fam. Streptomycetacae), mem-

punyai potensi setara dengan tidak kurang dari 600 ug Neomycin base dihitung dari

basa anhidrat.

- Polymixin B Sulphate merupakan garam sulfat dari poiymixin B1 dan B2 (yang

diproduksi oleh biakan Bacillus polymixa (Prazmewski) Miguia (Fam. Bacillaceae),

mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 6000 Potyrnixirr B unit per

miligram, dihitung dari basa anhidrat. Neomycin Sulphate dan Polymixin B Sulphate

secara bersama-sama aktif terhadap organisma patogen pada* mata antara lain :

Staphilococcus aureus, Eschericia coli, Haemophylus influenzas, Klebsiella/Enter-

obacter sp, Neisseria sp,dan Pseudomonas aeruginosa. Kombinasi ini tidak poten

melawan Pseudomonas aeruginosa, Serratia mercescens, Streptococci termasuk

Streptococcus pneumoniae.

INDIKASI :

Alletrol Compositum Tetes Mata baik untuk :

- Peradangan pada mata yang disertai dengan infeksi bakteri.

- Chronic anterior uveitis dan luka pada kornea yang disebabkan oleh bahan kimia, ra-

diasi, iritasi termis dan penetrasi benda-benda asing.

- Inflamasi okuler dari palpebral dan bulbar conjunctiva, cornea dan anterior segment.

DOSIS DAN CARA PEMAKAIAN :

Page 9: 47049915-kuinolon

Cara pemakaian topikal, diteteskan pada mata. Aturan pemakaian : Dosis awal 1 atau 2 tetes

setiap _ ^ ii *am Dada siann hari dan tiap 2 jam pada malam hari. Jika telah memberikan re -

spon yang baik, dosis dikurangi menjadi 1 tetes setiap 4 jam. Untuk mengontrol gejala, dosis

dikurangi menjadi 1 tetes 3 atau 4 kali sehari.

Pada peresepan awal tidak boleh lebih dari 20 ml dan resep tidak boleh diulang tanpa

evaiuasi lebih jauh.

PERINGATAN DAN PERHATIAN :

-  Penggunaan kortikosteroid daiam jangka panjang dapat menyebabkan glaukoma.

kerusakan saraf

mata, mata kabur dan posterior sub capsular cataract, serta kemungkinan terjadi in-

feksi sekunder.

- Pemakaian jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dari

organisme yang tidak peka termasuk fungi, perforasi, penipisan pada cornea dan

sclera, tertutupnya infeksi akut purulent mata.

- Penggunaan kombinasi steroid-antiinfeksi dapat menimbulkan masking effectyaitu

keadaan dimana gejala kliniknya berkurang tetapi sebenamya infeksi bertambah be-

rat.

- Bila obat digunakan selama 10 hari atau lebih, maka dianjurkan untuk memonitor

tekanan intraokuler secara rutin.

- Neomycin menyebabkan sensitisasi pada kulit (terutama terjadi skin rash).

- Hati-hati pemakaian pada wanita hamil dan menyusui.

- Bila terjadi iritasi atau sensitisasi hentikan pengobatan dan segera konsuitasi ke dok-

ter.

EFEK SAMPING :

Efek samping kombinasi steroid-antiinfeksi dapat disebabkan oleh komponen steroid (Dex-

amethasone), komponen antiinfeksi (Neomycin dan polymixin), maupun keduanya.

- Komponen steroid mempunyai efek menaikkan tekanan intraokuler sehingga

mungkin dapat menyebabkan glaukomarkerasakan saraf mata, katarak dan meng-

Page 10: 47049915-kuinolon

hambat penyembuhan luka.

- Komponen antiinfeksi menyebabkan hipersensitivitas lokal.

- Kombinasi steroid-antiinfeksi dapat menyebabkan infeksi sekunder oleh jamur

maupun bakteri.

KONTRA INDIKASI :

- Epitheial herpes simplex keratitis (denditric keratitis), vaccina, varicella dan

penyaklt viral yang lain pada kornea dan konjungtiva.

- Infeksi mycobacterial pada mata.

- Penyakit jamur pada mata.

- Penderita yang hypersensitif terhadap komponen dari ALLETROL COMPOSITUM

Tetes Mata. (Hypersensitivitas terhadap komponen antibiotik lebih sering terjadi

dibandingkan dengan komponen lain).

TEARS NATURALE® II, Artificial Tears 

Tetes Mata

Air mata adalah cairan yang sangat penting.

Air mata dengan susunan komponen alamiah yang membentuk lapisan pelindung pada per-

mukaan mata disebut lapisan air mata (tears film). Lapisan air mata melapisi dan membasahi

mata dari hari ke hari agar mata tetap sehat dan nyaman. Tetapi beberapa orang punya air

mata yang jumlahnya kurang dari normal atau kekurangan komponan-komponeo penting. Hal

ini memudahkan rusaknya lapisan air mata sehingga terbentuk titik-titik kering (dryspots) di

kornea, mata jadi sensitif, terasa panas, mengganjal, lelah atau rasa tidak nyaman lainnya.

Kadang-kadang, mata kering dapat meningkatkan produksi air mata untuk mempertahankan

agar permukaan mata tetap basah. Tetapi air mata yang diproduksi tidak lengkap komponen-

nya sehingga tetap terjadi masalah.

TEARS NATURALE® II, Artificial Tears Untuk mata kering dan sensitif.

Mata kering dapat dikurangi dengan TEARS NATURALE® II yang menggantikan kompo-

nen-komponen air mata yang diperlukan untuk mengurangi iritasi mata.

Page 11: 47049915-kuinolon

TEARS NATURALE® II menggantikan lapisan air mata.

KOMPOSISI:

Setiap ml mengandung, Zat aktif: Dextran 0.1 % dan Hidroksipropilmetil selulosa 2910 0.3

% (Sistem Polimeryang iarutdaiam air), Zat pengawet: Polyquaternium-1 0.001 %, Zat tam-

bahan; Natrium Bofat, Kalium Klorida, Natrium Klorida, Air purifikasi, Asam Hidroklorida

dan/atau Natrium hidroksida sebagai pengatur pH.

INDIKASI:

- Untuk mengurangi rasa panas dan iritasi karena mata kering.

- Untuk melindungi mata terhadap iritasi lebih lanjut.

- Untuk mengurangi rasa tidak nyaman karena iritasi mata ringan, terkena angin atau

sinar matahari.

Vitamin A Vitamin A telah terbukti sebagai vitamin yang sangat menunjang kesehatan

mata sama halnya dengan beta-carotene. Selain wortel, vitamin ini banyak juga diperoleh

pada daging sapi atau ayam, telur, minyak ikan cod, hati, susu dan mentega.   

Vitamin C Kegunaannya sebagai antioksidan bagi sel-sel mata dapat Anda temui pada

buah jeruk, stroberi, brokoli, jambu dan paprika. Mengkonsumsi vitamin C secara rutin baik

untuk mencegah dan penyembuhan penyakit katarak.   

Vitamin E Selain baik untuk kulit, vitamin E dapat berfungsi menguatkan sel-sel

retina yang melemah. Sumber vitamin E antara lain terdapat pada kacang hijau, biji bunga

matahari, almond, hazelnuts, kacang tanah dan sayuran hijau.   

vitamin C. Jika dalam bahasa kimia, dikenal dengan nama asam askorbat. Tentu

dehidroaskorbat juga nama lain dari vitamin C.

Tetapi, baru-baru ini para ahli di Oregon Health and Science University mengklaim bahwa

vitamin C dapat membantu meningkatkan fungsi sel-sel retina mata dan fungsi otak.

Para peneliti mengemukakan, sel-sel retina baik yang ada di dalam dan luar perlu mendap-

atkan asupan vitamin yang cukup supaya dapat berfungsi dengan baik. Retina sebenarnya

adalah bagian dari sistem saraf pusat dan penemuan ini setidaknya menguatkan dugaan

bahwa vitamin C  memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak.

Page 12: 47049915-kuinolon

Otak memiliki reseptor khusus yang dikenal dengan sebutan GABA. GABA berfungsi dalam

mengatur komunikasi antara sel-sel otak. GABA melakukan peran "rem" pada neuron

rangsang otak. Penelitian ini menunjukkan bahwa GABA sebagai reseptor yang ditemukan

dalam sel-sel retina akan berhenti beroperasi ketika mereka kehilangan vitamin C.

Fakta lain menunjukkan, vitamin C juga diperlukan untuk reseptor GABA di bagian otak

lainnya. Para peneliti mengatakan, antioksidan alami turut melestarikan reseptor dan sel-sel

otak sehingga melindungi mereka dari kerusakan dini.

CENDO NATACEN MD

Natamycin adalah antibiotik tetraene polyene yang merupakan turunan dari

Streptomycesnatalencis, yang memiliki aktifitas in vitro terhadap berbagai macam

yeast dan filamentous fungi, termasuk Candida, Asperghillus, Cephalosporium dan

Penicillium.

Tiap ml mengandung Natamycin 50 mg

CARA KERJA OBAT :

Natamycin bekerja dengan cara mengikat molekul pada sterol moiety dari pada mem-

bran sel jamur. Polyenesterol complex mengubah permeabilitas daripada membran

yang menyebabkan sel kehabisan kandungan esensialnya. Walaupun efektifitas ter-

hadap fungi tergantung pada dosis, natamycin lebih sebagai fungisidal. Natamycin

tidak efektif in vitro terhadap bakteri-bakteri gram positif ataupun gram negatif.

INDIKASI :

Untuk pngobatan fungi blefaritis konjungtivitis dan keratitis yang disebabkan oleh or-

ganisme yang sensitif termasuk fusarium solani keratitis.

PERINGATAN & PERHATIAN :

- Tidak adanya perbaikan kondisi keratitis setelah 7-10 hari penggunaan obat dapat

Page 13: 47049915-kuinolon

mengindikasikan bahwa infeksi disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak peka

terhadap Natamycin.

CARA PEMAKAIAN :

Teteskan pada kantung konjungtiva seetiap 1 atau 2 jam. Setelah 3 atau 4 hari diturunkan

menjadi 1 tetes, 6-8 kali sehari.

Penggunaan dilanjutkan selama 14-21 hari atau sampai terjadi perbaikan klinis, penggunaan

dengan frekuensi yang lebih rendah dapat memadai (4-6 kali sehari) pada kasus fungal

blefaritis dan konjungtivitas. 

EC Jamur

Keluhan mulai timbul setelah 5 hari rudapaksa atau 3 minggu kemudian. Pasien akan men-

geluh sakit mata yang hebat,berair, dan silau.Pada mata akan terlihat infiltrat yang berhifa

dan satelit bila terletak didalam stroma. Biasanya disertai dengan cincin endotel dengan

plaque dan hipopion. Tampak tukak yang jelas dan menonjol ditengah tukak nampak berca-

bang-cabang, dengan endotelium plaque, ganbaran satelit pada kornea, dan lipatan desce-

ment. Sebaiknya diagnostik dibuat dengan pemeriksaan mikroskopik dengan KOH10% ter-

hadap kerokan kornea yang menunjukkan adanya.

Pasien dengan infeksi jamur dirawat dan diberi pengobatan natamisin 5% setiap 1-2 jam saat

bangun atau anti jamur lain seperti miconazol, amfoterisin, nistatin, dan lain-lain. Diberikan

sikloplegik disertai obat oral anti glaukoma bila terjadi peningkatan tekanan intra okuler. Bila

tidak berhasil diatasi maka dilakukan keratoplasti.

Secara ringkas dapat dibedakan : 

Jamur berfilamen (filamentous fungi) : bersifat multiseluler dengan cabang-cabang

hifa.

Jamur bersepta : Furasium sp, Acremonium sp, Aspergillus sp, Cladosporium

sp, Penicillium sp, Paecilomyces sp, Phialophora sp, Curvularia sp, Altenaria sp.

Jamur tidak bersepta : Mucor sp, Rhizopus sp, Absidia sp.

Page 14: 47049915-kuinolon

Jamur ragi (yeast) yaitu jamur uniseluler dengan pseudohifa dan tunas : Candida albi-

cans, Cryptococcus sp, Rodotolura sp.

Jamur difasik. Pada jaringan hidup membentuk ragi sedang media pembiakan

membentuk miselium : Blastomices sp, Coccidiodidies sp, Histoplastoma sp, Sporothrix sp.

FAKTOR RESIKO

Trauma (mis., lensa kontak, benda asing)

1. Pemakaian kortikosteroid topikal yang lama

2. Operasi kornea seperti keratoplasti tembus, operasi katarak “sutureless”, atau

laser in situ keratomileusis (LASIK)

3. Keratitis kronis akibat herpes simplex, herpes zoster, atau keratoconjungtivitis

vernal

Riwayat penyakit trauma (terutama terkait dengan tumbuhan)

4. Pekerjaan dalam bidang pertanian

KS topikal mengaktivasi dan meningkatkan virulensi jamur dengan mengurangi resistensi

kornea terhadap infeksi dan bisa mensupresi respon sistem imun, karena itu merupakan

predisposis terjadinya keratitis fungal.

Jamur mencapai kedalam stroma kornea melalui kerusakan pada epithelium

memperbanyak diri nekrosis pada jaringan reaksi inflamasi. Organisme dapat

menembus kedalam membran descmentyang intak dan mencapai bagian anterior atau segmen

posterior. Mikotoksin dan enzimproteolitik menambah kerusakan jaringan yang ada. Keratitis

fungal juga dapat terjadi sekunder dari endophthalmitis fungal. Pada kasus ini,organisme

jamur dari segmen posterior menembus membran Descemet dan masuk kedalam stroma

kornea.

PROSES TERJADINYA ATAU PERJALANAN PENYAKIT

Fungi biasanya tidak menyebabkan keratitis mikroba karena normalnya, fungi tidak dapat

berpenetrasi ke dalam lapisan epitel kornea yang intak dan tidak masuk ke dalam kornea

lewat pembuluh darah limbus episklera. Organisme dapat berpenetrasi ke dalam membran

Page 15: 47049915-kuinolon

Descement yang intak dan masuk ke dalam stroma.. Ia membutuhkan cedera penetrasi atau

riwayat defek epitel untuk masuk ke dalam kornea. Setelah berada di dalam kornea,

organisme dapat berproliferasi.

Organisme yang menginfeksi defek pada epitel sebenarnya merupakan mikroflora normal

yang terdapat pada konjungtiva dan andeksa. Fungi filamentosa merupakan kausa tersering

dari infeksi pasca trauma. Fungi filamentosa berproliferasi di dalam stroma kornea tanpa

melepaskan substansi kemotaktik, sehingga menunda munculnya respon imun host/ respon

inflamasi. Berbeda dengan fungi filamentosa, Candida albicans memproduksi fosfolipase A

dan lisofosfolipase pada permukaan blastospora, untuk membantu ia masuk ke dalam

jaringan. Fusarium solani, yang merupakan fungus yang virulen, dapat menyebar di dalam

stroma kornea dan berpenetrasi ke dalam membrane Descemet. Trauma kornea akibat

tumbuhan merupakan faktor resiko utama untuk terjadinya keratomikosis. Terutamanya,

petani yang tidak memakai alat proteksi diri, khususnya kaca mata. Trauma akibat pemakaian

lensa kontak juga adalah salah satu faktor resiko terjadinya keratomikosis. Trauma kornea

paling sering menyebabkan keratomikosis dan merupakan factor resiko major tipe keratitis

tersebut . 

Seorang dokter harus mempertimbangkan besar kemungkinan suatu keratomikosis jika pasien

mempunyai riwayat trauma kornea, terutama adanya kontak dengan tumbuhan atau tanah.

Resiko trauma akibat pemakaian lensa kontak adalah kecil, dan bukan merupakan faktor

resiko major untuk keratomikosis. 

Selain dari itu, kortikosteroid topikal diketahui dapat mengaktivasi dan meningkatkan

virulensi organisme jamur dengan menurunkan resistensi kornea terhadap infeksi. Candida sp

menyebabkan infeksi okuler pada hospes yang mengalami imunodefisiensi dan pada kornea

dengan ulkus kronik. Pemakaian kortikosteroid yang semakin meningkat sejak 4 dekade yang

lalu telah berimplikasi sebagai suatu penyebab utama peningkatan insidensi keratomikosis.

Tambahan, pemakaian kortikosteroid sistemik dapat menekan respon imun hospes, sehingga

terjadi perdisposisi kepada keratomikosis. Faktor resiko lainnya termasuk operasi kornea

(mis., PK, keratotomi radial) dan keratitis kronik (mis., herpes simpleks, herpes zoster, atau

konjungtivitis vernal/alergi). 

Page 16: 47049915-kuinolon

Jika pada hospes normal keratomikosis acapkali didahului oleh trauma, atau pemakaian

steroid, pada penderita AIDS kelainan ini dapat timbul secara spontan tanpa faktor

predisposisi pada kornea, dan dapat terjadi pada satu mata atau dua mata.

DIAGNOSIS BANDING

Keratitis bakterialis

sangat cepat disertai dengan injeksio konjungtiva, fotofobia dan penurunan visus pada

pasien dengan ulkus kornea bakterial, inflamasi endotel, tanda reaksi bilik mata depan, dan

hipopion sering ada. Penyebab infeksi tumbuh lambat, organisme seperti mikrobakteri atau

bakteri anaerob infiltratnya tidak bersifat supuratif dan lapisan epitel utuh. Penggunaan kor-

tikosteroid, kontak lensa, graf kornea yang telah terinfeksi kesemuanya merupakan predispo-

sisi terjadinya infeksi bakterial.

Keratitis virala

Dapat disebabkan oleh virus herpes simplex, varicella-herpes zoster atau adenovirus.

Pasien keratitis akibat nfeksi herpes simplex sering datang dengan keluhan nyeri berat dan

gambaran seperti infiltrat yang bercabang-cabang (keratitis dendritik). Tes sensitivitas pula

menurun, bahkan pada infeksi herpes zoster bisa hilang sama sekali.

Endoftalmitis

Didiagnosa bila inflamasi melibatkan kedua-dua bilik mata depan dan belakang.

Tanda klasik pada endoftalmitis adalah penurunan visus, hiperemis konjungtiva, nyeri yang

memberat, edema palpebra, dan hipopion. Kemosis konjugtiva dan edema kornea dapat dite-

mukan. Penyebab terjadi endoftalmitis bisa secara eksogen (mis. pasca operasi) atau endogen

(penyebaran secara hematogen ; mis. jalur IV yang terinfeksi, atau dari organ tubuh lain yang

terinfeksi).

Antibiotik

2.1.2. Aktivitas dan spektrum

Antibiotik spektrum sempit seperti penisilin-G, eritromisin dan klindamisin hanya bekerja

Page 17: 47049915-kuinolon

terhadap bakteri gram positif manakala streptomisin, gentamisin dan asam nalidiksat khusus

aktif terhadap bakteri gram negatif.

Antibiotik spektrum luas seperti sulfonamida, ampisilin dan sefalosporin bekerja

terhadap lebih banyak bakteri gram positif maupun gram negatif.

2.1.3. Mekanisme kerja

Antibiotik menghambat mikroba melalui mekanisme yang berbeda yaitu

(1) mengganggu metabolisme sel mikroba; (2) menghambat sintesis dinding sel mikroba; (3)

mengganggu permeabilitas membran sel mikroba; (4) menghambat sintesis protein sel

mikroba; dan (5) menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.

Antibiotik yang menghambat metabolisme sel mikroba ialah sulfonamid,

trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon. Dengan mekanisme kerja

ini diperoleh efek bakteriostatik.

Antibiotik yang merusak dinding sel mikroba dengan menghambat sintesis

enzim atau inaktivasi enzim, sehingga menyebabkan hilangnya viabilitas dan

sering menyebabkan sel lisis meliputi penisilin, sepalosporin, sikloserin,

vankomisin, ristosetin dan basitrasin. Antibiotik ini menghambat sintesis dinding

sel terutama dengan mengganggu sintesis peptidoglikan.

Obat yang termasuk dalam kelompok yang mengganggu permeabilitas

membran sel mikroba ialah polimiksin, golongan polien serta berbagai

antimikroba kemoterapeutik umpamanya antiseptic surface active agents.

Polimiksin sebagai senyawa ammonium-kauterner dapat merusak membran sel

setelah bereaksi dengan fosfat pada fosfolipid membran sel mikroba.

Antibiotik yang menghambat sintesis protein sel mikroba ialah golongan

aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Sel mikroba

perlu mensintesis berbagai protein untuk kehidupannya. Penghambatan sintesis

protein terjadi dengan berbagai cara. Streptomisin berikatan dengan komponen

30S dan menyebabkan kode pada mRNA salah dibaca oleh tRNA pada waktu

sintesis protein. Akibatnya akan terbentuk protein yang abnormal dan

nonfungsional bagi sel mikroba. Antibiotik aminoglikosid dan lainnya yaitu

gentamisin, kanamisin dan neomisin memiliki mekanisme kerja yang sama namun

potensinya berbeda.

Page 18: 47049915-kuinolon

Antibiotik yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba termasuk

rifampisin dan kuinolon. Rifampisin adalah salah satu derivat rifamisin, berikatan

dengan enzim polymerase-RNA sehingga menghambat sintesis RNA dan DNA

oleh enzim tersebut. Golongan kuinolon menghambat enzim DNA girase pada

kuman yang fungsinya menata kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk

spiral sehingga bisa muat dalam sel kuman yang kecil (Gunawan, Setiabudy,

Nafrialdi, Elysabeth, 2007).

Golongan antibiotik

Menurut Stephens (2011), walaupun terdapat hampir 100 antibiotik namun

mayoritasnya terdiri dari beberapa golongan. Golongan-golongan tersebut adalah :

1. Golongan penisilin.

Penisilin merupakan antara antibiotik yang paling efektif dan paling

kurang toksik. Penisilin mengganggu reaksi transpeptidasi sintesis dinding sel

bakteri. Golongan penisilin dapat terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu :

- Penisilin natural yaitu yang didapat dari jamur Penicillium chrysogenum.

Yang termasuk di sini adalah penisilin G dan penisilin V.

- Penisilin antistafilokokus, termasuk di sini adalah metisilin, oksasilin dan

nafsilin. Penggunaan hanya untuk terapi infeksi disebabkan penicillinaseproducing

staphylococci.

- Penisilin dengan spektrum luas yaitu ampisilin dan amoksisilin. Ampisilin

dan amoksisilin mempunyai spektrum yang hampir sama dengan penisilin

G tetapi lebih efektif terhadap basil gram negatif.

- Penisilin antipseudomonas yaitu termasuk karbenisilin, tikarsilin dan

piperasilin. Ia dipanggil begitu karena aktivitas terhadap Pseudomonas

aeruginosa (Harvey, Champe, 2009).

2. Golongan sefalosporin.

Golongan ini hampir sama dengan penisilin oleh karena mempunyai cincin

beta laktam. Secara umum aktif terhadap kuman gram positif dan gram negatif,

tetapi spektrum anti kuman dari masing-masing antibiotik sangat beragam, terbagi

menjadi 3 kelompok, yakni:

- Generasi pertama bertindak sebagai subtitut penisilin G. Termasuk di sini

Page 19: 47049915-kuinolon

misalnya sefalotin, sefaleksin, sefazolin, sefradin. Generasi pertama

kurang aktif terhadap kuman gram negatif.

- Generasi kedua agak kurang aktif terhadap kuman gram positif tetapi lebih

aktif terhadap kuman gram negatif, termasuk di sini misalnya sefamandol

dan sefaklor.

Generasi ketiga lebih aktif lagi terhadap kuman gram negatif, termasuk

Enterobacteriaceae dan kadang-kadang peudomonas. Termasuk di sini

adalah sefoksitin (termasuk suatu antibiotik sefamisin), sefotaksim dan

moksalatam.

- Generasi keempat adalah terdiri dari cefepime. Cefepime mempunyai

spektrum antibakteri yang luas yaitu aktif terhadap streptococci dan

staphylococci (Harvey, Champe, 2009).

3. Golongan tetrasiklin

Tetrasiklin merupakan antibiotik spektrum luas yang bersifat

bakteriostatik yang menghambat sintesis protein. Golongan ini aktif terhadap

banyak bakteri gram positif dan gram negatif. Tetrasiklin merupakan obat pilihan

bagi infeksi Mycoplasma pneumonia, chlamydiae dan rickettsiae. Tetrasiklin

diabsorpsi di usus halus dan berikatan dengan serum protein. Tetrasiklin

didistribusi ke jaringan dan cairan tubuh yang kemudian diekskresi melalui urin

dan empedu (Katzung, 2007).

4. Golongan aminoglikosida

Aminoglikosida termasuk streptomisin, neomisin, kanamisin dan

gentamisin. Golongan ini digunakan untuk bakteri gram negatif enterik.

Aminoglikosida merupakan penghambat sintesis protein yang ireversibel

(Katzung, 2007).

5. Golongan makrolida

Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum

antikuman, sehingga merupakan alternatif untuk pasien-pasien yang alergi

penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Antara obat dalam

golongan ini adalah eritromisin. Eritromisin efektif terhadap bakteri gram positif

(Katzung, 2007).

6. Golongan sulfonamida dan trimetropim

Page 20: 47049915-kuinolon

Sulfonamida menghambat bakteri gram positif dan gram negatif.

Trimetropim menghambat asam dihidrofolik reduktase bakteri. Kombinasi

sulfamektoksazol dan trimetoprim untuk infeksi saluran kencing, salmonelosis

dan prostatitis (Katzung, 2007).

7. Golongan flurokuinolon

Flurokuinolon merupakan golongan antibiotik yang terbaru. Antibiotik

yang termasuk dalam golongan ini adalah ciprofloksasin (emedicineheath, 2011).