46360405200909432
-
Upload
dians-rainy -
Category
Documents
-
view
375 -
download
0
Transcript of 46360405200909432
![Page 1: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/1.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 1/17
Joang Sapujagat
Aktivitas antioksidatif ekstrak tauco
Terhadap oksidasi minyak kedelai
Universitas Sebelas Maret
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Oksidasi Lemak
a. Definisi Oksidasi Lemak
Oksidasi lemak merupakan salah satu penyebab kerusakan pada
lemak, minyak dan makanan yang mengandung lemak selama penyimpanan
(Shahidi dan Naczk, 1995). Oksidasi lemak ditandai dengan pembentukan
peroksida dan hidroperoksida. Asam-asam lemak akan terurai disertai
konversi hidroperoksida menjadi asam-asam lemak bebas, aldehida dan keton
(Simic et al ., 1992). Oksidasi akan menghasilkan produk primer, sekunder,
dan tersier yang menyebabkan bau tengik pada makanan berlemak (Liu,
1997).
b. Ketengikan
Ketengikan (rancidity) merupakan indikasi utama kerusakan pada
minyak dan makanan yang mengandung lemak (Ketaren, 1986). Perubahan
bau dan rasa dalam minyak, serta makanan yang mengandung lemak dapat
4
![Page 2: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/2.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 2/17
juga diartikan sebagai ketengikan (Liu, 1997). Selain itu, ketengikan dapat
juga menurunkan nilai gizi makanan serta menghasilkan komponen-komponen
beracun, antara lain peroksida dan malonaldehida (MDA). Kenaikan peroxide
value (PV) merupakan suatu indikator bahwa minyak sebentar lagi akan
berbau tengik (Ketaren, 1986).
c. Faktor yang Mempengaruhi Oksidasi Lemak
Oksidasi asam lemak tidak jenuh pada makanan melibatkan suatu
reaksi dari radikal bebas, yang dapat diinisiasi oleh cahaya, pemanasan,
radiasi ion, ion logam atau oleh katalis metalloprotein, dan oleh enzim
lipoksigenase (Shahidi dan Naczk, 1995; Jadhav et al ., 1996; Liu, 1997).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan oksidasi lemak, yaitu
radiasi (α , β , δ , dan radiasi sinar X ), sinar UV dan biru, pemanasan,
bahan pengoksidasi (peroksida, ozon, aldehida aromatik, asam nitrat, dan
beberapa senyawa organik nitro), katalis logam (khususnya garam dari
beberapa macam logam berat), dan sistem oksidasi (katalis organik yang labil
terhadap panas). Selain itu, kecepatan proses oksidasi tergantung dari tipe
lemak dan kondisi penyimpanan (Ketaren, 1986).
Penghambatan oksidasi lemak pada makanan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yaitu penyimpanan pada suhu rendah, pengemasan vakum, dan
penambahan substansi yang dapat menangkap oksigen, atau radikal bebas
(Simic et al ., 1992; Shahidi dan Naczk, 1995).
5
![Page 3: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/3.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 3/17
d. Oksidan dan Radikal Bebas
Oksidasi di dalam suatu reaksi kimia melibatkan penambahan oksigen
atau kehilangan elektron dari suatu atom. Pemindahan elektron dari suatu
atom tersebut terutama sekali dapat dilakukan dengan baik oleh oksidan atau
radikal bebas (Widjaja, 1997).
Radikal bebas dan oksidan mempunyai sifat-sifat serupa yang terletak
pada kecenderungannya untuk menarik elektron, namun prosesnya berbeda.
Aktivitas kedua jenis senyawa ini sering menghasilkan akibat yang sama. Pada
prinsipnya radikal bebas adalah oksidan, tetapi tidak semua oksidan adalah
radikal bebas. Oksidan merupakan senyawa yang mempunyai kemampuan
untuk menerima atau menarik elektron dari berbagai molekul, dan
mengakibatkan terjadinya oksidasi molekul. Sedangkan radikal bebas ialah
suatu atom atau molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan
pada orbit luarnya, dan juga bertindak sebagai penarik elektron dari senyawa
lain. Dibandingkan dengan oksidan yang bukan radikal, radikal bebas lebih
berbahaya. Hal tersebut disebabkan oleh sifat radikal bebas yang mempunyai
reaktivitas yang tinggi. Selain itu radikal bebas tidak stabil (Astuti, 1996;
Jadhav et al ., 1996; Widjaja, 1997).
e. Dampak Negatif Oksidasi Lemak di Dalam Tubuh Manusia
Oksidasi lemak dapat merugikan manusia, yaitu dengan dihasilkannya
radikal bebas. Oksigen yang sangat vital bagi kehidupan manusia, sebagian
akan diubah menjadi radikal bebas yang dapat mendorong terbentuknya
6
![Page 4: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/4.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 4/17
radikal bebas hidroksil yang bersifat sangat reaktif. Reaksi oksidasi ini dapat
menimbulkan sejumlah kerugian, baik yang terjadi di dalam tubuh maupun di
luar tubuh, yaitu dapat merusak membran sel dan membran inti yang akan
mengakibatkan terjadinya perubahan sistem permeabilitas sel serta terjadinya
kerusakan pada berbagai jaringan. Selanjutnya kerusakan jaringan tersebut
mengakibatkan penuaan sel dan jaringan. Proses penuaan banyak dibicarakan
akhir-akhir ini karena berkaitan dengan berbagai penyakit degenaratif seperti
aterosklerosis, jantung koroner, diabetesmelitus, dan kanker (Astuti, 1996;
Deshpande et al ., 1996). Selain itu radikal bebas juga dapat menyebabkan
gangguan sistem gastrointestinal, dan peredaran darah (Shahidi, 1997).
Aruoma (1998) menambahkan bahwa radikal bebas dapat memicu terjadinya
radang sendi.
f. Mekanisme Oksidasi Lemak
Oksidasi lemak terjadi melalui tiga tahap yaitu inisiasi, propagasi dan
terminasi. Pada tahap inisiasi (Gambar 1), oksidasi lemak dipicu oleh
pemanasan. Pemanasan pada suhu yang tinggi menyebabkan asam lemak
tidak jenuh (RH) pada minyak kedelai melepaskan satu atom hidrogen (H•),
dan akan membentuk radikal bebas (R•) (Shahidi dan Naczk, 1995; Jadhav et
al ., 1996; Liu, 1997).
Pemanasan
RH R• + H•
Gambar 1. Tahap inisiasi (Jadhav et al ., 1996).
7
![Page 5: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/5.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 5/17
Radikal bebas pada tahap propagasi (Gambar 2), bereaksi dengan
oksigen, dan membentuk radikal peroksil (ROO•) yang sangat aktif. Radikal
peroksil memerlukan hidrogen untuk stabilisasi. Oleh karena itu radikal
peroksil menyerang asam lemak tidak jenuh, sehingga terbentuk senyawa
hidroperoksida (ROOH) dan radikal bebas yang baru. Tahap propagasi
berlangsung terus menerus dengan terbentuknya radikal bebas yang baru,
sehingga disebut reaksi berantai. Radikal bebas baru yang terbentuk dari
tahap propagasi kemudian dilanjutkan ke tahap terminasi (Shahidi dan Naczk,
1995; Jadhav et al ., 1996; Liu, 1997).
R• + O2 ROO•
ROO• + RH ROOH + R•
Gambar 2. Tahap propagasi (Jadhav et al ., 1996).
Pada tahap terminasi (Gambar 3), radikal bebas tidak menyerang
oksigen dan asam lemak tidak jenuh, tetapi radikal bebas tersebut bereaksi
dengan radikal bebas lainnya, sehingga membentuk produk non aktif atau
non radikal bebas (Shahidi dan Naczk, 1995; Jadhav et al ., 1996; Liu, 1997).
R• + R• RR
R• + ROO• ROOR
ROO• + ROO• ROOR + O2
Gambar 3. Tahap terminasi (Jadhav et al ., 1996).
8
![Page 6: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/6.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 6/17
g. Pengukuran Oksidasi Lemak
Indikator utama untuk mengukur oksidasi lemak adalah dengan
mengukur konsumsi oksigen oleh asam lemak. Pengukuran konsumsi oksigen
memerlukan peralatan dan kondisi yang terkontrol. Oksidasi lemak dapat juga
diukur dengan mengukur produk oksidasi lemak, yaitu hidroperoksida dan
aldehida. Hidroperoksida dapat diukur dengan kromatografi cair performa
tinggi (HPLC), dan kromatografi gas, atau melalui reaksi dengan iodida. Akan
tetapi, hidroperoksida tersebut labil dan mudah terdekomposisi menjadi
produk sekunder. Aldehida merupakan salah satu hasil dekomposisi
hidroperoksida (Simic et al ., 1992).
Malonaldehida (MDA) merupakan aldehida terbanyak hasil
dekomposisi hidroperoksida dari asam lemak tidak jenuh. Makin tinggi
oksidasi lemak, maka makin banyak senyawa yang dihasilkan dari
dekomposisi hidroperoksida (Kishida et al ., 1993b). Asam tiobarbiturat
(TBA) dapat bereaksi dengan malonaldehida. Hasil reaksi TBA dengan
MDA menghasilkan kompleks TBA-MDA yang berwarna merah (Gambar 4)
(Shahidi dan Wanasundara, 1997).
H-C-CH-C-C-H
9
O O
S
O
NS
HN
OH O
OH
NH
OH
OHHS N
N2
![Page 7: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/7.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 7/17
(TBA) (MDA) Kompleks TBA-MDA
Gambar 4. Reaksi TBA dengan MDA (Shahidi dan Wanasundara, 1997).
2. Antioksidan
a. Definisi dan Manfaat Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat, mencegah
kerusakan bahan pangan, dan dapat menunda proses ketengikan pada makanan
akibat proses oksidasi (Ketaren, 1986; Shahidi dan Naczk, 1995; Susanto et
al ., 1998). Astuti (1996) menyatakan bahwa antioksidan merupakan senyawa
yang mempunyai aktivitas antioksidatif atau mencegah kerusakan lemak
akibat proses oksidasi, dan merupakan sistem pertahanan tubuh yang
didukung oleh zat-zat gizi yang dapat meredam dampak negatif radikal bebas,
maupun oksidan.
Perusahaan makanan menggunakan antioksidan untuk menjaga kualitas
produknya. Antioksidan juga berperan dalam bidang biokimia dan kesehatan,
yaitu dapat menjaga tubuh dari kerusakan sel yang disebabkan oleh radikal
bebas. Kerusakan sel dapat diminimalkan dengan adanya antioksidan
yang mengandung zat anti radikal bebas (Jacob, 1994; Apriaji, 2000).
b. Penggolongan Antioksidan
Umumnya antioksidan mengandung struktur inti yang sama, yaitu
mengandung cincin benzena tidak jenuh, disertai gugusan hidroksi atau
10
![Page 8: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/8.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 8/17
gugusan amino (Ketaren, 1986). Sedangkan White dan Xing (1997) dalam
Shahidi (1997) menambahkan bahwa komponen antioksidan mempunyai
molekul dasar sama, paling sedikit satu cincin aromatik dan satu gugusan
hidroksi, diantaranya termasuk asam fenol, flavonoid dan isoflavon,
kaumarine dan flavon. Komponen fenol biasanya terdapat pada tanaman sereal
dan leguminose.
Antioksidan berdasarkan fungsinya dalam menghambat oksidasi
dibedakan menjadi 5 kelompok, yaitu antioksidan primer, antioksidan
sekunder, antioksidan enzim, penjebak oksigen dan agen kelating. Antioksidan
primer menghentikan oksidasi lemak melalui pemutusan rantai reaksi
pembentukan radikal bebas asam lemak dengan memberikan atom hidrogen
atau donor elektron dari gugus hidroksilnya kepada radikal bebas sehingga
terbentuk senyawa yang stabil. Antioksidan sekunder berfungsi
mendekomposisi hidroperoksida menjadi produk akhir yang stabil.
Antioksidan enzim berfungsi menghambat enzim yang berperan dalam
pembentukan oksigen reaktif. Penjebak oksigen bereaksi dengan oksigen
sehingga tidak terbentuk radikal peroksil. Agen kelating menangkap, mengikat
atau membentuk kelompok dengan ion logam prooksidatif seperti besi dan
tembaga (Pudjihartati, 1999).
c. Mekanisme Antioksidan
Antioksidan bekerja dengan beberapa cara, yaitu menangkap radikal
bebas, oksigen, dan logam berat (Six, 1994).
11
![Page 9: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/9.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 9/17
Sebagai penangkap radikal bebas (Gambar 5), antioksidan (ArOH)
bereaksi dengan radikal bebas peroksil (ROO•) lalu mendonorkan
hidrogennya atau melepaskan elektron sehingga membentuk produk
nonradikal yang stabil berupa senyawa kompleks antara lemak dan cincin
aromatik dari antioksidan (ROOH), dan pembentukan radikal antioksidan
(ArO•). Radikal antioksidan tidak dapat menyerang asam lemak, maupun
bereaksi dengan oksigen, tetapi bereaksi dengan radikal antioksidan lain,
sehingga menghasilkan produk stabil radikal antioksidan (ArOOAr) yang
dapat menghentikan reaksi rantai dari oksidasi lemak (Ketaren, 1986).
ROO• + ArOH ROOH + ArO•
ArO• + RH tidak terjadi
ArO• + O2 tidak terjadi
ArO • + ArO• ArOOAr
Gambar 5. Mekanisme penghambatan oksidasi lemak oleh antioksidan
(Ketaren,1986).
3. Isoflavon
a. Struktur Isoflavon
Isoflavon (Gambar 6) adalah golongan senyawa yang struktur dasarnya
terdiri dari dua cincin benzena, dan dihubungkan menjadi satu oleh tiga atom
12
![Page 10: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/10.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 10/17
karbon yang tertutup atau tidak tertutup oleh cincin piran. Senyawa isoflavon
termasuk dalam golongan flavonoid (Liu, 1997).
Keterangan :
A : Cincin Benzena A dengan 6 atom karbon
B : Cincin Benzena B dengan 6 atom karbon
Gambar 6. Struktur Umum Isoflavon (Madhavi et al ., 1996; Chang 2002).
Perbedaan senyawa isoflavon dengan flavonoid terletak pada kedudukan
dari cincin aromatik B pada rantai propana sentral (Manitto, 1992; Madhavi et
al ., 1996). Senyawa isoflavon sering dijumpai hanya pada tanaman Leguminoceae
karena terbatasnya distribusi enzim chalcone isomerase yang mengubah 2 (R)-
naringinen, sebagai precursor flavon menjadi 2-hidroxydaidzein (Coward et al .,
1993).
b. Bentuk Isoflavon
Kedelai mengandung isoflavon glikosidik ( glucosides) (Gambar 7).
Isoflavon glikosidik dalam kedelai dijumpai dalam tiga bentuk, yaitu isoflavon
malonilglikosida, asetilglikosida, dan glikosida. Bentuk senyawa isoflavon
malonilglikosida yang ditemukan pada kedelai adalah 6”-O-malonildaidzin,
6”-O-malonilgenistin, 6”-O-malonilglisitin. Sedangkan bentuk senyawa
isoflavon asetilglikosida adalah 6”-O-asetildaidzin, 6”-O-asetilgenistin, dan
6”-O-asetilglisitin. Di samping itu pada kedelai juga ditemukan bentuk
glikosida dari isoflavon, yaitu daidzin (daidzein 7-O-glikosida), genistin
13
5
6
7
8
3
2
6’
5’
4’
3’
2’
1’A
O
O
B
![Page 11: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/11.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 11/17
(genistein 7-O-glikosida), dan glisitin (glisitein 7-O-glikosida) (Liu, 1997).
Isoflavon malonilglikosida dan asetilglikosida terdesterifikasi menjadi
isoflavon glikosida pada perlakuan suhu tinggi (Kudou, 1991).
Keterangan :
Gambar 7. Struktur umum isoflavon glikosidik (Liu, 1997).
Kedelai juga mengandung isolavon aglikon ( phytoestrogen) yang
jumlahnya sedikit dan mempunyai aktivitas antioksidatif (Barnes dan Kim,
1998). Isoflavon aglikon (Gambar 8) yang terkandung dalam kedelai adalah
daidzein (7,4’-dihidroksiisoflavon), genistein (5,7,4’-trihidroksiisoflavon), dan
glisitein (6-O-7,4’-dihidroksiisoflavon) (Hammerschimitdt dan Pratt, 1978;
Liu, 1997; Messina 1999).
Keterangan :
R 1 R 2 R 3 Jenis isoflavon
H H H DaidzinOH H H Genistin
H OCH3 H Glysitin
H H COCH3 6-O-Acetyldaidzin
OH H COCH3 6-O-AceltylgenistinH OCH3 COCH3 6-O-Acetylglycitin
H H COCH2 COOH 6-O-Manolyldaidzin
OH H COCH2 COOH 6-O-Manolylgenistin
H OCH3 COCH2 COOH 6-O-Manolylglycitin
14
HHO
OH
O R 2
R 1
O
CH2OR
3
OH
OH O
O
R 1
R 2
HO
O
O
OH
![Page 12: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/12.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 12/17
R 1 R 2 Isomer isoflavon
H H Daidzein
OH H GenisteinH OCH3 Glycitein
Gambar 8. Struktur isoflavon aglikon (Liu, 1997).
Kadar setiap jenis isoflavon dalam kedelai bervariasi. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kadar isoflavon adalah faktor genetik kultivar kedelai,
lingkungan tempat tumbuh kedelai, dan proses pengolahan kedelai (Wang et
al ., 1998). Kadar total isoflavon dalam kedelai adalah 3 mg/g berat kering
(Kudou et al ., 1991; Coward et al ., 1993).
4. Tauco Kedelai
a. Definisi dan Manfaat Tauco
Tauco merupakan makanan fermentasi yang khas dari Indonesia (Jawa
Barat dan Jawa Tengah) dibuat dari bahan utama kedelai kuning dengan
penambahan tepung beras atau tapioka, tepung ketan, dan tepung jagung.
Bentuknya setengah padat atau setengah cair dan mempunyai cita rasa seperti
daging (Winarno, 1978). Sedangkan menurut Santoso (1974), tauco adalah
makanan fermentasi yang dihasilkan berdasarkan proses proteolitis pada
protein nabati oleh aktivitas enzim mikroorganisme, sehingga dihasilkan asam-
asam amino atau peptida yang mempunyai cita rasa seperti daging. Tauco
sering digunakan dalam resep-resep makanan Indonesia karena memiliki aroma
dan rasa yang khas (Santoso, 1994).
b. Komposisi Kimia Tauco
15
![Page 13: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/13.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 13/17
Komposisi zat gizi tauco dalam 100 g, yaitu energi 166 kalori, air 64,4 g,
karbohidrat 24,1 g, protein 10,4 g, lemak 4,9 g, kalsium 55 mg, besi 1,3 mg,
dan vitamin B1 0,05 mg. Sedangkan komposisi asam amino tauco dalam mg/g
nitrogen total, yaitu asam glutamat 1,140 mg, asam aspartat 766 mg, leusin 436
mg, prolin 343 mg, serin 324 mg, alanin 290 mg, glisin 288 mg, arginin 276
mg, isoleusin 244 mg, valin 239 mg, treonin 237 mg, triptofan 212 mg,
fenilalanin 178 mg, histidin 113 mg, metionin 64 mg, lisin 62 mg, dan
kandungan nitrogen 1,10 g (Santoso,1994).
c. Fermentasi Tauco
Makanan fermentasi dapat didefinisikan sebagai makanan yang dibuat
dengan bantuan mikroorganisme sehingga mengalami perubahan biokimia
yang dikehendaki dan dapat memberikan ciri spesifik makanan tersebut. Sifat
makanan fermentasi ditentukan oleh sifat dan kualitas bahan dasarnya,
perubahan yang terjadi akibat aktivitas enzim dalam bahan, perubahan akibat
aktivitas mikroorganisme, dan terjadinya interaksi antara hasil degradasi oleh
enzim atau mikroorganisme dengan komponen-komponen yang ada dalam
bahan dasarnya (Winarno, 1978; Pelczar dan Chan, 1988).
Proses pembuatan tauco di Indonesia dapat dilakukan secara tradisional
(industri rumah tangga) dan modern (industri skala besar) (Gambar 9). Prinsip
fermentasi tauco diawali oleh tahap prafermentasi yaitu fermentasi awal yang
dilakukan oleh bakteri pembentuk asam laktat. Prafermentasi biasanya
dilakukan dengan cara perendaman biji kedelai dalam air sehingga terjadi
16
![Page 14: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/14.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 14/17
proses fermentasi secara alami. Lamanya perendaman biji kedelai dan pH
adalah salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kapang dalam
menentukan kualitas tauco. Semakin lunak biji kedelai akan memudahkan
pertumbuhan kapang. Kapang mempunyai pH optimum untuk pertumbuhan
sekitar 4,5-5,0 dan juga memerlukan kondisi yang lembab pada suhu optimum
untuk pertumbuhan yaitu antara 30-37ºC (Santoso, 1974; Winarno 1978;
Pelczar dan Chan, 1988).
Selama fermentasi kapang terjadi kenaikan pH, karena terjadi proses
hidrolisis protein oleh enzim protease sehingga dihasilkan komponen-
komponen peptida, pepton dan asam-asam amino bebas. Jumlah zat padat
terlarut bertambah karena terjadi kenaikan jumlah nitrogen terlarut,
terbentuknya asam-asam lemak bebas hasil hidrolisis komponen lemak kedelai
dan hasil hidrolisis komponen polisakarida dalam kedelai maupun tepung beras
atau tapioka menjadi bentuk disakarida atau monosakarida. Fermentasi oleh
kapang akan menyebabkan pH yang lebih tinggi yang memungkinkan bakteri
untuk tumbuh dengan baik. Tahap fermentasi oleh kapang prosesnya hampir
sama dengan pembuatan tempe dan kecap (Santoso, 1974; Winarno, 1978;
Saono et al ., 1986;).
Hasil penguraian oleh aktivitas kapang akan diuraikan lebih lanjut oleh
bakteri dan khamir (Fardiaz, 1992). Bakteri dan khamir berperan sebagai
pembentuk aroma yang khas pada tauco. Selama fermentasi dalam larutan
garam terjadi kenaikan jumlah asam-asam organik seperti asam laktat, asetat,
suksinat dan fosfat. (Santoso, 1974; Winarno, 1978; Saono et al ., 1986).
17
![Page 15: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/15.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 15/17
18
Bumbu dan gula kelapa
Ragi tempe
atau laru tauco
Kedelai kuning
Pencucian
Pencampuran
Perendaman 12 jam
Pengeringan sinar matahari
Perendaman dalam larutan garam
Penghilangan kulit
Perebusan 1-2 jam
Inkubasi 2-5 hari
Inkubasi 21-30 hari
Pemasakan
Tauco (mentah)
Penirisan
Inokulasi
Campuran tepung berasdengan tepung ketan
atau tapioka
(perbandingan
1:1)
lalu disangrai sampai
kuning
Pengemasan (dalam botol)
Tauco (pasta)
Pengeringan15 hari
dengan sinar matahari
Tauco kering
Pengemasan
dalam plastik
![Page 16: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/16.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 16/17
Gambar 9. Proses pembuatan tauco di Indonesia (Winarno,1978).
5. Minyak Kedelai
Minyak kedelai mengandung asam lemak tidak jenuh dalam jumlah
tinggi yang terdiri dari asam linoleat 15-64%, asam oleat 11-60%, asam
linolenat 1-12%, dan asam arachidonat 1,5%. Sedangkan asam lemak jenuh
pada minyak kedelai terdiri dari asam palmitat 7-10%, asam stearat 2-5%,
asam arachidat 0,2-1%, dan asam laurat 0-0,1%. Selain itu minyak kedelai
mengandung cephalin, fosfolipid, lecithin, lipositol dalam jumlah yang sangat
kecil (trace) (Ketaren, 1986).
B. Kerangka Pemikiran
Pemanasan merupakan pemicu terjadinya oksidasi lemak pada minyak
yang mengandung asam lemak tidak jenuh. Oksidasi lemak menghasilkan radikal
bebas. Radikal bebas yang dihasilkan dapat bereaksi lebih lanjut, membentuk
radikal baru dan senyawa hidroperoksida. Senyawa hidroperoksida
terdekokomposisi menjadi keton, alkohol, dan aldehid yang menyebabkan bau
tengik pada minyak selama pemanasan. Pemberian antioksidan pada minyak
yang dipanaskan berfungsi sebagai penghambat reaksi berantai pada oksidasi
19
![Page 17: 46360405200909432](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022020803/5571ff9a49795991699da8a8/html5/thumbnails/17.jpg)
5/14/2018 46360405200909432 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46360405200909432 17/17
lemak sehingga timbulnya ketengikan dapat dikurangi. Dari keterangan di atas,
dapat disusun kerangka pemikiran seperti pada gambar 10.
Gambar 10. Kerangka pemikiran
20
Minyak kedelai
Pemanasan
Oksidasi Lemak
Radikal Bebas
Dengan Ekstrak tauco
Reaksi Rantai Terhambat
Tanpa Ekstrak tauco
Nilai TBARS Tinggi
(Minyak kedelai Rusak)
Nilai TBARS Rendah
(Minyak kedelai Awet)
Reaksi Rantai Terus
Berlangsung
Radikal Peroksil
Terbentuk
Radikal Antioksidan Terbentuk
dan Peroksil Terhambat