4

3
4. Oogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sel ovum dan terjadi di ovarium. Tahap-tahap oogenesis yaitu : 1. Pembentukan oosit primer dan folikel primer Selama bagian terkahir kehidupan janin, oogenia memulai tahap –tahap awal pembelahan meiotik pertama tetapi tidak menuntaskannya. Oogenia tersebut, yang kini di kenal sebagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kromosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap dalam keaadaan meiotic arrest (penghentian proses miosis) selama bertahun-tahun sampai sel ini disiapkan untuk ovulasi. Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa. Bersama-sama satu oosit dan sel granulosa disekitarnya membentuk folikel primer. Oosit yang tidak membentuk folikel mengalami kemudian mengalami kerusakan melalui proses apoptosis. Saat lahir hanya sekitar 2 juta folikel primer tersisa, masing-masing mengandung 1 oosit primer yang mampu menghasilkan satu ovum. Reservoir folike primer tersebut perlahan menghasilkan folikel yang sedang berkembang secara terus menerus. Sekali terbentuk folikel ada yang ditakdirkan mencapai kematangan dan berevolusi atau berdegenerasi membentuk jaringan parut, suatu proses yang dikenal dangan atresia. Setelah pubertas, satu dari oosit primer mencapai kematangan dan diovulasikan sekitar sekali sebulan sampai terjadi menopause. 2. Pembentukan oosit sekunder dan folikel sekunder Oosit primer di dalam folikel primer masih merupakan suatu sel diploid yang mengandung 46 kromosom ganda. Dari pubertas sampai menopause, sebagian dari kumpulan folike inimulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara siklis. Pembentukn folikel sekunder ditandai oleh pertumbuhan oosit primer danoleh ekspansi serta diferensiasi lapisan- lapisan sel sekitar. Oosit membesar sekitar seribu kali lipat. Pembesaran oosit ini disebabkan oleh penimbunan bahan sitoplasma yang akan dibutuhkan oleh mudigah. Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya mengalami meiotic arrest selama bertahun-tahun, menyelesaikan pembelahan meiotik pertamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua

description

repro

Transcript of 4

Page 1: 4

4. Oogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sel ovum dan terjadi di ovarium. Tahap-tahap oogenesis yaitu :

1. Pembentukan oosit primer dan folikel primerSelama bagian terkahir kehidupan janin, oogenia memulai tahap –tahap awal

pembelahan meiotik pertama tetapi tidak menuntaskannya. Oogenia tersebut, yang kini di kenal sebagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kromosom replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan homolog tetapi tidak memisah. Oosit primer tetap dalam keaadaan meiotic arrest (penghentian proses miosis) selama bertahun-tahun sampai sel ini disiapkan untuk ovulasi.

Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa. Bersama-sama satu oosit dan sel granulosa disekitarnya membentuk folikel primer. Oosit yang tidak membentuk folikel mengalami kemudian mengalami kerusakan melalui proses apoptosis. Saat lahir hanya sekitar 2 juta folikel primer tersisa, masing-masing mengandung 1 oosit primer yang mampu menghasilkan satu ovum.

Reservoir folike primer tersebut perlahan menghasilkan folikel yang sedang berkembang secara terus menerus. Sekali terbentuk folikel ada yang ditakdirkan mencapai kematangan dan berevolusi atau berdegenerasi membentuk jaringan parut, suatu proses yang dikenal dangan atresia.

Setelah pubertas, satu dari oosit primer mencapai kematangan dan diovulasikan sekitar sekali sebulan sampai terjadi menopause.

2. Pembentukan oosit sekunder dan folikel sekunderOosit primer di dalam folikel primer masih merupakan suatu sel diploid yang

mengandung 46 kromosom ganda. Dari pubertas sampai menopause, sebagian dari kumpulan folike inimulai berkembang menjadi folikel sekunder (antrum) secara siklis. Pembentukn folikel sekunder ditandai oleh pertumbuhan oosit primer danoleh ekspansi serta diferensiasi lapisan-lapisan sel sekitar. Oosit membesar sekitar seribu kali lipat. Pembesaran oosit ini disebabkan oleh penimbunan bahan sitoplasma yang akan dibutuhkan oleh mudigah.

Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya mengalami meiotic arrest selama bertahun-tahun, menyelesaikan pembelahan meiotik pertamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak, masing-measing menerima set haploid 23 kromosom ganda.Oosit sekunder ditakdirkan untuk menjadi ovum. Kromosom sel anak yang lain bersama dengan sedikit sitoplasmanya membentuk badan polar pertama. Badan polar yang kekurangan sitoplasma akan mengalami degenerasi.

3. Pembentukan ovum matangSelama pembelahan ini separuh set kromosom bersama dengan sedikit sitoplasma

dikeluarkan sebagai badan polar kedua. Separuh set lainnya (23 kromosom tak berpasangan) tetap tertigal dalam ovum yang matang.

Page 2: 4

Sumber : Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia : Dari Sel Ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC, 2011.