4
-
Upload
pandji-utuh -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of 4
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Antisosial adalah gangguan kepribadian aksis II yang ditandai dengan pola
pervasif yang mengabaikan dan melakukan pelanggaran terhadap hak orang lain.
Perilaku antisosial sudah mulai terlihat sejak anak berusia dini sampai remaja dan
dapat berlanjut sampai dewasa. Ciri-ciri anak dengan perilaku antisosial adalah:
egois, tidak mempunyai perasaan, impulsif, tidak bertanggung jawab, tidak
mampu belajar dari pengalaman, tidak mempunyai rasa salah dan sesal serta
termasuk dalam kategori kenakalan remaja. Dalam International Classification of
Disease 10, gangguan ini disebut gangguan disosial yaitu suatu gangguan yang
ditandai dengan tindakan kriminal yang terus menerus (1,2).
Menurut hasil penelitian Carr A pada tahun 2001 menunjukkan bahwa
prevalensi kecenderungan perilaku antisosial pada anak sebesar 4-14%. Jumlah
anak yang dianggap memiliki gangguan perilaku di Ontario, Kanada tercatat
sebesar 5,5% pada anak usia 4-16 tahun, di Queensland 6,7% pada anak usia 10
tahun, dan di Dunedin, Selandia Baru tercatat 6,9% pada anak usia 7 tahun (5,6).
Di Indonesia sendiri, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1987
tercatat 4.000 tersangka berusia dibawah 16 tahun diajukan ke pengadilan karena
tindakan kejahatan. Jumlah ini terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2002
BPS mencatat jumlah kenakalan anak sebanyak 193.115 kasus, namun diakui
bahwa jumlah yang sebenarnya mungkin mencapai 10 kali lipat (3).
-
2
Pada tahun 2003 sebuah organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) wilayah
Jawa Barat melakukan penelitian dan mendapatkan hasil bahwa 75% remaja usia
12 hingga 24 tahun yang berstatus sebagai pelajar dan mahasiswa di berbagai kota
besar di Jawa Barat melakukan penyimpangan kategori kenakalan remaja. Mereka
terlibat tawuran, penggunaan narkotika dan penyimpangan perilaku seksual. Data
ini dapat memberi gambaran tentang perilaku antisosial remaja yang dewasa ini
menuntut perhatian lebih banyak dari para orangtua dan masyarakat (3).
Faktor-faktor yang berperan pada gangguan kepribadian antisosial adalah
disfungsi genetik, neurotransmiter, hormonal, disfungsi amigdala dan kortek
ventromedial prefrontal, serta psikososial. Disfungsi kortek ventromedial
prefrontal dan faktor hormonal dapat dipengaruhi oleh usia. Pada usia anak dan
remaja belum matangnya fungsi kortek ventromedial prefrontal dapat memicu
terjadinya kecenderungan perilaku antisosial. Gejala kecenderungan perilaku
antisosial sudah mulai terlihat sebelum usia 15 tahun. Pada anak laki-laki,
gangguan perilaku rata-rata muncul pada usia 8 hingga 10 tahun sedangkan pada
anak perempuan muncul pada usia 14 hingga 16 tahun. Kenakalan remaja
mencapai puncaknya secara kualitatif pada usia 15 hingga 19 tahun dan setelah
usia 23 tahun kenakalan remaja berkurang atau menurun drastis (4,12).
Kelompok yang sering mengalami kecenderungan perilaku antisosial salah
satunya adalah anak-anak di panti sosial asuhan anak. Anak-anak di sana sebagian
mengalami masalah psikologis mengingat kondisi mereka yang tidak terpenuhi
kebutuhan dasarnya secara wajar baik secara jasmani, rohani maupun sosialnya
karena keadaan mereka yang yatim, piatu, yatim piatu terlantar atau anak yang
-
3
keluarganya tidak mampu dan mengalami perpecahan, terpidana dan korban
kekerasan. Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia merupakan panti sosial asuhan
anak satu-satunya di Kalimantan Selatan (22).
Berdasarkan penjelasan dan data tersebut menunjukkan bahwa ada
keterkaitan antara usia dan kecenderungan perilaku antisosial sehingga masalah
ini perlu diteliti. Belum adanya penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan usia dengan kecenderungan perilaku antisosial di Panti Sosial Asuhan
Anak Budi Mulia membuat peneliti ingin melakukan penelitian mengenai hal
tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan diteliti adalah apakah terdapat hubungan usia
dengan kecenderungan perilaku antisosial pada anak asuh di Panti Sosial Asuhan
Anak Budi Mulia ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan usia
dengan kecenderungan perilaku antisosial pada anak asuh di Panti Sosial Asuhan
Anak Budi Mulia.
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung kejadian kecenderungan perilaku antisosial pada anak asuh di
Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia.
2. Mengidentifikasi usia anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia.
-
4
3. Menganalisis hubungan kecenderungan perilaku antisosial dengan usia pada
anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi ilmu kedokteran
jiwa dan ilmu kedokteran pada umumnya tentang adanya hubungan usia dengan
kecenderungan perilaku antisosial. Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai
bahan masukan bagi pihak pengasuh Panti Sosial Asuhan Anak Budi Mulia agar
dapat lebih memperhatikan anak dengan rentang usia tertentu yang lebih rentan
terhadap kecenderungan perilaku antisosial. Penelitian ini juga diharapkan dapat
menjadi dasar penelitian selanjutnya.