4. Perulangan

17

description

arsitektur

Transcript of 4. Perulangan

Page 1: 4. Perulangan
Page 2: 4. Perulangan

Perulangan Gatra• Dalam arti yang sempit perulangan

gatra berarti bahwa semua unsur rupa gatra (raut,warna ,ukuran dan barik) harus sama (gbr 1).

• Dalam arti luasnya , warna atau barik yang sama pada gatra dapat menghasilkan perulangan. Tentu saja semua gatra harus dipertalikan juga oleh raut yang sama atau yang roncet bila tidak, semua itu tidak dapat digolongkan sebagai gatra(gbr. 2).

1

2

3

4

5

Page 3: 4. Perulangan

Racana Perulangan Racana perulangan dapat

didefinisikan sebagai racana gatra, atau kerawang yang berisi gatra, tersusun dalam runtunan dan pola yang beraturan sehingga semuanya dengan cara yang sama.

Cara yang paling sederhana ialah mengurai racana menjadi sejumlah lapisan tegak dan datar(gbr 9).

6

7

8

9

Page 4: 4. Perulangan

Susunan lapisan • Menyusun sederhana dengan

meletakkan lapisan yang satu tepat diatas yang lain (gbr. 172).

• Menggeser kedudukan lapisan secara berselang seling (gbr. 173)

• Menyusun dengan roncetan kedudukan (gbr. 174)

• Arah yang dapat beragam . Lapisannya dapat digeser arahnya dengan berselang seling.(gbr. 175)

• Menyusun lapisan dalam roncetan arah.(gbr. 176)

Page 5: 4. Perulangan

Tataan dalam setiap lapisan

• Menyusun dalam tiga baris dan meletakkannya sebelah menyebelah dengan rapat (gbr. 177).

• Kedudukan barisan tersebut dapat digeser (gbr. 178).

• Diantara petak atau gatra dapat terjadi celah (gbr. 179).

• Bila semua petak atau gatra tidak bersentuhan, lapisan yang bersebelahan dapat berbeda susunannya untuk menopang kedudukan gatra lapisan atas (gbr. 180)

• Peragaman arah dapat diterapkan pada petak atau gatra (gbr. 181).

177

179

178

180

181

Page 6: 4. Perulangan

Merangkai gatra• Petak dengan raut geometri

sederhana, biasanya dapat dirangkai dengan jalan mempersentuhkan sisinya. Jika digunakan tanpa petak ruang, menuntut jenis penyambungan yng beraneka ragam.

• Persentuhan sisi harus membuat sambungan yang paling kuat, baik persentuhan seluruh sisinya maupun sebagian (gbr. 182)

• Persentuhan sanding dengan sisi atau sanding dengan sanding cenderung lemah, tetapi dapat menghasilkan sambungan yang lentur (gbr. 183).

• Persentuhan puncak dengan sisi, puncak dengan sanding, atau puncak biasanya sangat sulit dikendalikan, maka perlu dilakukan dengan hati-hati (gbr.184).

Page 7: 4. Perulangan

Prisma bujursangkar sebagai gatra atau petak• Beberapa cara:

– Menumpuknya yang satu diatas yang lain dengan persentuhan sisi (gbr. 185)

– Menumpukknya yang satu diatas yang lain tanpa sandingnya berimpit(gbr. 186).

– Dua prisma dapat diletakkan dengan arah berbeda (gbr. 187)

– Dua prisma dapat disusun dengan mempersetuhkan sandingnya (gbr. 188)

– Tiga prisma dapat membentuk raut yang bertambah rumpil (gbr. 189).

– Empat prisma memberi kemungkinan yang lebih luas untuk digabung secara menarik (gbr. 190).

Page 8: 4. Perulangan

Gatra atau petak beraut “L”

Tiga kubus dapat membentuk raut L dasar dengan tekukan siku-siku dan kedua kakinya menunjuk arah yang berbeda.

Dengan gatra atau petak beraut L ini dapat dibentuk ragang yang beraneka ragam (gbr. 191).

Pertama kita dapat mempelajari raut L papar untuk melihat cara dua raut L ataulebih berpadu membentuk raut baru (gbr 192).

Selanjutnya kita dapat menggunakan dua atau lebih raut L trimatra untuk menciptakan raut baru yang bersifat trimatra (gbr. 193).

191

192

193

Page 9: 4. Perulangan

Gatra dalam racana perulangan Dalam penyusunan gatra menjadi

racana perulangan, hal berikut ini harus diperhatikan ;

Gatra tidak dapat mengapung di udara, tetapi harus dipancangkan dengan baik. Pengaruh gaya berat tidak dapat diabaikan.

Kekuatan racana harus diperhitungkan Tamak depan tidak boleh ditekankan

dengan mengabaikan tampak lainnya. Gatra dapat berpautan atau tembus

menembus, kecembungan dan kecekungan dapat saling mengisi, .

Page 10: 4. Perulangan

Contoh beberapa karya mahasiswa

Gambar 195 .enam lapisan datar, masing-masing berisi empat gatra. Setiap gatra sebetulnya berasal dari kubus.

Gambar 195 sampai 202 menggambarkan perulangan gatra (termasuk semua unsur rupa) dalam racana perulangn.

Page 11: 4. Perulangan

Gambar 196. Gatra asalnya dari kubus. Telapak dan sutuhnya berupa bujursangkar, sedangkan pinggangnya sangat ramping. Ada tiga lapisan tegak dan menarik ialah bahwa lapisan tengah tepat masuk kedalam ruang negatif antara lapisan kiri atau kanan

Page 12: 4. Perulangan

Gambar 197. Rancang ini terdiri atas empat lapisan datar. Tiap gatra terbuat dari potongan karton tipis yang kedua ujungnya dibelah menjadi dua pias itu digelungkan lalu disambung- sambungkan.Raut akhir menyerupai angka 8 yang berdiri pada sisinya.

Gambar 198. dilihat dari atas, gatra disini beraut astakona.Dua samping terlihat sebagai belah ketupat. Semua gatra bersambungan pada puncaknya yang tidak runcing (melainkan papar). Terdapat tiga lapisan datar yang masing-masing terdiri atas sembilan gatra.

Gambar 199. Gambar 198 dilihat dari sudut lain. Sekarang tampak sutuh menjadi tampak muka.

Page 13: 4. Perulangan

Gambar 200. Disini gatra menyerupai huruf X atau Z, dan berasal dari kubus berongga dengan bidng sampingnya dibuang sebagian. Jumlah lapisan disini lima.

Gambar 201. Bidang datar beraut Y digunakan disini untuk meragang gatra bulat. Caranya, ketiga lengan raut Y itu dilengkungkan lalu disambungkan.Rancang ini dibangun dari tujuh lapisan datar sementara gatra untuk tiap lapisannya roncet.

Page 14: 4. Perulangan

Gambar 202. gatra rancang ini sangat sederhana, yaitu sebuah segitiga yang sedikit dilengkungkan. Persambungan dibuat antara puncak dan puncak atau puncak dan sisi. Racana ini mungkin agak rapuh, tapi memberi kesan lembut yang menarik.

Gambar 203. Gambar 202 dilihat dri sudut lain.

Page 15: 4. Perulangan

Tugas 4

Buatlah bentuk trimatra dengan prinsip perulangan dari bentuk dasar kubus yang dimodifikasi. (minimal 26 buah kubus)

Penyajiannya pada bidang alas 30 x 30 cm.

Dikumpul minggu depan.

Page 16: 4. Perulangan
Page 17: 4. Perulangan