4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

22
MEMAHAMI PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KLASIK DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN SERTA PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI MANUSIA MAKALAH Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah IAD Disusun Oleh : RAHMA ZULHIDA A1C110032 WINDA HERLINA A1C110007 SURYAPANI A1C110016 Dosen Pembimbing : Dra. St. Wahidah Arsyad UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI MATEMATIKA 2010 KATA PENGANTAR

Transcript of 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Page 1: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

MEMAHAMI PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM KLASIK DAN ILMU PENGETAHUAN MODERN

SERTA PERKEMBANGAN DAYA ABSTRAKSI

MANUSIA

MAKALAH

Diajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah IAD

Disusun Oleh :

RAHMA ZULHIDA A1C110032

WINDA HERLINA A1C110007

SURYAPANI A1C110016

Dosen Pembimbing :

Dra. St. Wahidah Arsyad

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

2010

KATA PENGANTAR

Page 2: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Dalam rangka melaksanakan tugas kelompok Ilmu Alamiah Dasar (IAD)

kami susun makalah Ilmu Alamiah Dasar (IAD) untuk pegangan presentasi kami di

program studi Matematika Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.

Materi makalah ini disesuaikan dengan materi yang ada pada buku-buku

Ilmu Alamiah Dasar (IAD).

Diakui bahwa pada makalah ini tentu masih terdapat kekurangan dan

kekhilafan. Karena itu, kepada pembaca dan dosen pembimbing dimohon kritik dan

saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini. Untuk itu kami

ucapkan banyak terima kasih.

Kepada semua pihak yang telah membantu kami sampaikan ucapan terima

kasih. Semoga mereka mendapat imbalan yang lebih baik dari Allah SWT. Amin.

Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa UNLAM

khususnya dan para pembaca pada umumnya di mana saja berada. Amin.

Penyusun

1DAFTAR ISI

Page 3: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Kata Pengantar………………………………………………………………………1

Daftar Isi…………………………………………………………………………….2

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..3

1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….........3

1.3 Tujuan....................................................................................................................3

Bab II

Pembahasan

2.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dari Deskriptif dan Kualitatif hingga

Simulatif dan Kuantitatif…………………………………………………………….4

2.1.1 Tahap Deskriptif dan Kualitatif……………………………………………...4

2.1.2 Tahap Simulatif dan Kuantitatif......................................................................6

2.2 Dinamika Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………………...7

2.3 Peranan Matematika dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam Modern.........8

2.4 Peranan Matematika dan IPA dalam Peningkatan Daya Abstraksi Manusia……9

Penutup

Kesimpulan…………………………………………………………………………12

Daftar Pustaka……………………………………………………………………...13

2

BAB I

Page 4: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Alamiah Dasar adalah ilmu yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam

alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dari deskriptif dan

kualitatif hingga simulatif dan kuantitatif ?

2. Bagaimanakah dinamika Ilmu Pengetahuan Alam ?

3. Apa peranan Matematika dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam Modern ?

4. Apa peranan Matematika dan IPA dalam peningkatan daya abstraksi manusia ?

1.3 Tujuan

Memahami perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik dan Ilmu

Pengetahuan Modern serta Perkembangan Daya Abstraksi Manusia.

3

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

2.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dari deskriptif dan kualitatif hingga

simulatif dan kuantitatif

2.1.1 Tahap Deskriptif dan Kualitatif

Kegiatan IPA dimulai dengan observasi dan pencatatan atas gejala-gejala

alam yang diamati. Dari pengumpulan hasil observasi ini dapat dilihat kesamaan-

kesamaan atau perbedaan-perbedaan. Kemudian timbul kebutuhan untuk

menyederhanakan dengan proses klasifikasi dan stematisasi sehingga diperoleh

prinsip-prinsip yang lebih mendasar dan bersifat umum.

Klasifikasi adalah proses untuk mengubah data yang terpisah menjadi data

yang lebih fungsional. Misalnya kata-kata: jeruk, pisang, bola, merupakan contoh

klasifikasi sederhana. Klasifikasi menyatakan kedudukan objek tertentu dalam

sebuah kelas.

Di samping klasifikasi sederhana terdapat pula system klasifikasi yang lebih

kompleks. Misalnya di atas akan disusun berdasarkan suatu tujuan tertentu sebagai

berikut. Kalau tujuannya atas dasar dapat menggelinding maka jeruk dan bola

tergolong dalam satu klasifikasi. Bila tujuan klasifikasi adalah kelompok buah-

buahan maka pisang dan jeruk berada pada satu golongan.

Dalam sejarah perkembangan IPA, contoh klasifikasi yang berhasil adalah

klasifikasi tumbuhan dan hewan yang membedakan spesies, genus, dan familia.

Dalam kimia terdapat klasifikasi unsure yang berupa system periodic unsure yang

disusun pertama kali oleh Demiri Mendelejef (1869 Rusia).

Setelah pengetahuan yang terkumpul berdasarkan klasifikasi telah cukup

banyak, timbul kebutuhan untuk membandingkan. Konsep perbandingan ini

merupakan konsep yang lebih tinggi dan lebih efektif.

Konsep “panas”, “panjang”, “kecil”, hanya menyatakan kedudukannya pada

suatu keadaan tertentu, tetapi konsep “lebih panas”, “lebih panjang”, “lebih kecil”

menggambarkan hubungan kedudukan antara objek yang satu jika dibandingkan

terhadap objek yang lain.

Page 6: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Pernyataan “lebih panjang”, “lebih panas” dan sebagainya ini merupakan

contoh suatu konsep perbandingan, kedua konsep di atas, yaitu konsep klasifikasi

dan komparatif (perbandingan) masih bersifat kualitatif.

Dalam sejarah perkembangan Ilmu Kimia penggunaan metode kualitatif ini

pernah menghasilkan suatu teori pembakaran yang dikenal dengan nama teori

flogiston (abad ke-18). Menurut teori ini dikatakan bahwa suatu zat dapat terbakar

karena zat itu mengandung “zat api” atau “flogiston”. Makin banyak suatu zat

mengandung flogiston makin mudah terbakar. Arang dianggap sebagai sepenuhnya

berisi flogiston.

Pada peristiwa pembakaran logam dapat diterangkan secara kualitatif

sebagai berikut:

1. Logam dibakar = kapur logam + flogiston

2. Arang = flogiston

3. Kapur logam + arang = logam (flogiston).

Sejumlah peristiwa yang lain yang berhubungan dengan pembakaran dapat

diterangkan teori flogiston ini.

Namun beberapa kelemahan terdapat dalam teori flogiston ini, di antaranya:

1. Flogiston adalah suatu zat hipotesis sebab tidak dapat dirasa dan diraba.

2. Massa logam bertambah setelah pembakaran menyatakan bahwa flogiston

bermassa negative.

Kelemahan itu tidak mampu menumbangkan teori flogiston, bahkan masih

dapat bertahan lama sekali. Ini disebabkan karena metode penelitian pada waktu itu

tekanannya secara kuantitatif sehingga hasil-hasil yang ditunjukkan secara

kuantitatif seringkali diabaikan.

Pernyataan yang bersifat kualitatif ini kadang-kadang sudah merupakan

pengetahuan yang memadai dan bermanfaat terutama untuk bidang di mana metode

kuantitatif belum dapat berkembang. Sebagai contoh kaidah-kaidah dalam ilmu

social kebanyakan masih berupa pernyataan yang bersifat kualitatif. Ini disebabkan

karena kesulitan dalam teknik pengukuran terhadap gejala social. Namun sedikit

demi sedikit kesulitan ini dapat diatasi, sehingga ahli-ahli dalam ilmu social dewasa

ini telah memasuki tahap yang bersifat kuantitatif.

Page 7: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

2.1.2 Tahap Simulatif dan Kuantitatif

Misalkan pada tahap kuantitatif kita telah menemukan prinsip bahwa “semua

logam jika dipanasi akan bertambah panjang”. Pernyataan semacam ini memang

telah cukup bermanfaat. Tetapi kita masih berusaha untuk mengetahui seberapa

banyak bertambah panjangnya. Dengan kata lain timbul kebutuhan untuk

mengkuantifikasikan data sehingga dapat diperoleh pengukuran yang lebih teliti

dengan tujuan agar kesimpulan yang diperoleh lebih mendekati kebenaran.

Untuk memperoleh pengukuran yang saksama dilakukan proses simulasi,

yaitu dengan menirukan atau mengulangi peristiwa alam dengan jalan melakukan

percobaan-percobaan.

Pada contoh di atas tadi, setelah dilakukan percobaan dari beberapa logam

diperoleh hubungan sebagai berikut:

Lt = L0 (1 + 4t)

di mana: Lt = panjang logam pada suhu t°

L0 = panjang logam pada suhu t0

= koefisien mulai panjang.

t = perbedaan suhu (selisih antara t dan t0).

Dari persamaan di atas dapat memberikan keterangan yang lebih jelas dan

lebih eksak, sebab menunjukkan seberapa bertambah panjangnya logam, yang

disebabkan oleh kenaikan suhu tertentu.

Contoh lain mengenai keberhasilan metode kuantitatif ini adalah penemuan

hukum ketetapan massa oleh Antoine Laurent Lavoirsier (1743-1794). Hukum ini

menyatakan bahwa massa zat sebelum dan setelah reaksi senantiasa sama.

Hukum ketetapan massa ini dapat menumbuhkan teori flogiston dan

menggantinya dengan teori oksidasi. Suatu zat dapat terbakar bukan karena

melepaskan flogiston tetapi karena zat itu mengikat oksigen. Sehingga bertambah

massanya kapur logam (oksida logam) setelah reaksi bukan karena flogiston

bermassa negative, tetapi karena logam mengikat oksigen. Di sini berlaku bahwa

massa logam ditambah oksigen sama dengan massa “kapur logam” atau oksida

logam.

6

Page 8: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

Metode kuantitatif berkembang sebagai akibat penggunaan matematika

dalam IPA sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya control dan daya ramal dari

ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Dengan demikian akan

menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi lebih saksama, cermat, tepat,

dan hasilnya lebih mendekati kebenaran. Dengan kata lain pengetahuan yang

diperoleh melalui metode kuantitatif menjadi lebih dapat diandalkan.

2.2 Dinamika Ilmu Pengetahuan Alam

Telah dikemukakan bahwa kegiatan IPA berawal dari pengamatan dan

pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam pada umumnya maupun dalam

percobaan-percoban yang dilakukan dalam laboratorium. Dari hasil pengamatan

atau observasi ini manusia berusaha untuk merumuskan konsep-konsep, prinsip-

prinsip, hukum, dan teori.

Jika dilihat dari arah prosesnya maka dalam hal ini eksperimen mendahului

teori. Proses IPA tidak berhenti di sini tetapi dari hasil IPA yang berupa konsep,

hukum, dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarannya. Demikian

proses IPA berlangsung terus sehingga selalu terdapat mekanisme control, bersifat

terbuka untuk selalu diuji kembali dan bersifat kumulatif. Pengetahuan yang

diperoleh selalu bertumpu di atas dasar-dasar sebelumnya dalam kerangka yang

bersifat kumulatif, sehingga karenanya bersifat konsisten dan sistematis. Dengan

kata lain IPA berkembang secara dinamis.

Jadi, proses IPA yang dinamis ini oleh karena menggunakan metode

keilmuan di mana peranan teori dan eksperimen saling memperkuat. Sebagai

contoh: dengan menggunakan teori optic memungkinkan dibuatnya alat-alat optic

dengan posisi yang tinggi dan dengan kemampuan yang lebih besar. Selanjutnya

dengan alat-alat yang berkemampuan besar ini memungkinkan diperbaruinya teori

yang telah ada. Namun demikian manakah yang dipentingkan lebih dahulu, teori

atau eksperimen? IPA modern lebih menekankan teori yang mendahului

eksperimen. Sebagai contoh teori relativitas Eintein (1905) yang menyatukan

hubungan kesetaraan antara massa dengan energi, disusun lebih dahulu baru

kemudian diciptakan eksperimen sehingga diketemukan tenaga nuklir. Dengan

Page 9: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

demikian IPA modern lebih menekankan kepada masalah melihat masa depan dan

berusaha untuk meramalkan gejala-gejala baru secara ilmiah.

Keuntungan dari IPA yang dinamis ini adalah perkembangan IPA yang pesat

sehingga dalam jangka waktu 10 - 15 tahun pengetahuan IPA telah menjadi lipat

dua. Kemajuan IPA ini mendukung perkembangan teknologi yang pada gilirannya

dapat menaikkan kesejahteraan manusia.

Namun demikian hasil IPA yang banyak ini bila tidak diarahkan

pemanfaatannya justru akan merugikan manusia, bahkan dapat menghancurkan

peradaban manusia itu sendiri. Beberapa penemuan yang dapat merugikan misalnya

senjata nuklir, senjata kimiawi dan biologis serta timbulnya pencemaran udara, air

dan tanah, yang dapat mengganggu keseimbangan dan keserasian lingkungan hidup.

Pada dasarnya hasil-hasil IPA memang bersifat netral, tetapi

pemanfaatannya yang tidak terarah dan tidak terkendali oleh nilai-nilai kemanusiaan

adalah sangat berbahaya. Demikian pula, meskipun hasil IPA netral, tetapi

keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan eksperimen dan keputusan untuk

memilih fakta yang diperlukan adalah tidak bebas dari nilai. Dan di sinilah peranan

dan perlunya nilai kemanusiaan yang luhur sangat diperlukan untuk menuntun

perkembangan dan pemanfaatan IPA ke arah yang lebih benar.

Jadi perkembangan IPA yang dinamis ini di samping banyak memberikan

keuntungan juga membawa risiko. Agar risiko sekecil-kecilnya maka arah

perkembangan IPA dan pemanfaatan hasil IPA harus dilandasi oleh nilai-nilai

kemanusiaan yang luhur.

2.3 Peranan Matematika dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam Modern

Mengembangkan metode kuantitatif, meningkatkan daya control dan daya

ramal dari ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Menghasilkan

pemecahan masalah sehingga menjadi lebih saksama, cermat, tepat, dan hasilnya

lebih mendekati kebenaran.

8

Page 10: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

2.4 Peranan Matematika dan IPA dalam peningkatan daya abstraksi manusia

Dampak atau efek dari ilmu alamiah dan teknologi yang telah dikembangkan

manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah dan

menyenangkan dapat bersifat positif artinya benar-benar bermanfaat, dan dapat juga

bersifat negative, karena menimbulkan akibat sampingan. Akibat negative itu bila

dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena itu, manusia setelah mengetahui

beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi, mencoba mengatasi juga dengan ilmu

alamiah dan teknologi yang baru.

a) Sandang

Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi telah banyak sumbangannya dalam

bidang sandang. Andaikata tidak, maka kita barangkali masih hidup dalam zaman

purba di mana manusia masih menggunakan kulit kayu atau daun-daun sebagai

penutup tubuh kita. Baik pada abad yang lalu maupun masa kini ilmu pengetahuan

alam dan teknologi telah menolong manusia dalam pengadaan sandang berupa

mesin-mesin tekstil. Bila pada abad yang lalu mesin-mesin itu dapat mempercepat

proses pembuatan tekstil yang umumnya masih terbuat dari kapas, maka pada abad

sekarang ini Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi telah mampu menyumbangkan

kepada manusia serat-serat sintetis baik yang terbuat dari pokok-pokok kayu yang

diproses secara kimiawi menjadi benang (rayon) maupun dari bahan galian

misalnya hasil samping sulingan batu bara dan minyak bumi menjadi serat-serat

sintetis seperti polyester, popipropilen, polietilin dan sebagainya. Dengan teknologi

itu orang tidak perlu menunggu terlalu lama hasil serta tanaman kapas. Dengan

serat-serat sintetis itu orang dapat membuat serat tekstil secara besar-besaran dalam

waktu yang singkat. Kelemahan-kelemahan dari tekstil sintetis dapat dikurangi

dengan teknologi nuklir seperti yang telah diterangkan di muka sehingga hasilnya

cukup nyaman sebagai bahan sandang.

Dampak negative dari segala penemuan Ilmu Pengetahuan Alam dan

teknologi ini sehubungan dengan polimersintetis yaitu bahwa bahan-bahan berupa

polimersintetis itu yang dalam kata sehari-hari disebut “plastic” menimbulkan

keuntungan dan kerugian. Keuntungannya sudah jelas kita dapat memproduksi serat

tekstil untuk sandang, bahkan hampir semua kebutuhan sehari-hari yang berupa alat

Page 11: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

rumah tangga tidak luput dari penggunaan plastic sebagai bahan dasarnya. Yang

menjadi masalah sekarang ialah bahwa sampah-sampah plastic itu tidak dapat

dihancurkan oleh bakteri-bakteri pembusuk. Sampah-sampah lain yang berasal dari

bahan alam dengan cepat dapat dihancurkan oleh bakteri pengurai. Untuk menjawab

tantangan ini kiranya perlu diciptakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam dan

teknologi yang lebih maju lagi misalnya dengan menciptakan jenis polimer yang

dapat dihancurkan oleh bakteri pembusuk dengan jalan mencampur polimer itu

dengan suatu bahan lain yang menjadi makanan bakteri pengurai. Cara lain ialah

memusnahkan sampah plastic itu dengan membakarnya atau mengolahnya kembali

menjadi bahan plastic lagi.

b) Papan

Di muka dikemukakan bahwa burung camar semua pandai membuat sarang

yang begitu indah, namun setelah berabad-abad lamanya ternyata tidak terlihat

adanya kemajuan sedikit pun. Burung itu membuat sarangnya secara naluriah.

Berbeda dengan manusia yang oleh Tuhan diberi karunia keunggulan berupa akal

dan budi. Dengan akal inilah manusia dapat menyempurnakan rumah tinggalnya

dari gua-gua alami ke pohon-pohon, kemudian berkembang lagi menjadi rumah di

atas tiang-tiang penyangga, dan lebih maju lagi pada masa kini kita telah mampu

membuat rumah tembok dengan penuh kenyamanan. Bahkan manusia masa kini

telah mampu membuat gedung-gedung pencakar langit yang menjulang tinggi ke

angkasa. Untuk mencapai puncaknya orang tidak perlu meniti tangga langkah demi

lagkah, tetapi cukup tekan tombol dan beberapa detik kemudian sampai ke lantai

yang ke-60 dan seterusnya. Uraian di atas menunjukkan dampak positif Ilmu

Pengetahuan Alam dan teknologi dalam bidang papan.

Teknologi selalu mempunyai kelemahan. Sebagai contoh, dengan alat-alat

modern, sekarang orang begitu mudah membabat hutan untuk bangunan atau

perabot lainnya. Apalagi dengan prinsip ekonomi memperoleh untung sebesar-

besarnya membuat orang menjadi lupa, sehingga timbul akibat sampingan dari

penebangan hutan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah Ilmu Lingkungan.

Pohon-pohon yang relative mudah yang seharusnya tidak boleh dibabat, sehingga

menimbulkan akibat berantai, mulai dari erosi, pendangkalan sungai, kematian

Page 12: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

sumber air, kemerosotan kesuburan tanah, banjir dan selanjutnya rantai itu sampai

pada kesengsaraan manusia itu sendiri yang sebenarnya tidak ikut secara langsung

menikmati hasil hutan itu. Ini merupakan suatu hal yang mulai terasa di beberapa

bagian pulau kita.

c) Pangan

Dampak positif Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi di bidang pangan

jelas dikemukakan di muka, misalnya saja dalam memperoleh bibit unggul yang

banyak produksinya dalam waktu relative singkat melalui nuklir. Contoh-contoh

lain yaitu penggunaan mekanisasi pertanian di mana orang memungut hasil

produksi yang telah besar menggunakan tenaga manusia yang relative lebih sedikit.

Sumbangan Ilmu Pengetahuan Alam di bidang pangan pun telah banyak

dimanfaatkan orang misalnya dengan cara pemupukan yang tepat dan penggunaan

bakteri yang sanggup menunjang akar-akar tanaman mengambil zat hara dengan

lebih baik sehingga produksi bertambah banyak. Penggunaan Bioteknologi,

misalnya hormone tumbuhan yang mampu memacu tumbuhnya daun, bunga atau

buah yang jauh lebih lebat dan sebagainya, juga telah banyak diterapkan dalam

dunia pertanian.

Dampak negative Ilmu Pengetahuan Alam dan teknologi juga ada, misalnya

pemakaian racun pemberantas hama tanaman (pestisida) ternyata tidak saja dapat

memberantas hama, tetapi juga membunuh hewan ternak, meracuni hasil panen,

meracuni manusia itu sendiri. Tampaknya setiap penggunaan teknologi maju selalu

mempunyai dampak negative. Karena itu, kesadaran dan tanggung jawab manusia

itu sendiri juga perlu ikut ditingkatkan untuk kepentingan bersama dan generasi

yang akan datang, dan di sinilah pentingnya menghayati prinsip-prinsip Ilmu

Lingkungan.

11

Page 13: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

PENUTUP

Kesimpulan:

2.1 Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam dari deskriptif dan kualitatif hingga

simulatif dan kuantitatif

2.1.1 Tahap Deskriptif dan Kualitatif

Pernyataan yang bersifat kualitatif merupakan pengetahuan yang memadai

dan bermanfaat terutama untuk bidang di mana metode kuantitatif belum dapat

berkembang. Sebagai contoh kaidah-kaidah dalam ilmu social kebanyakan masih

berupa pernyataan yang bersifat kualitatif. Ini disebabkan karena kesulitan dalam

teknik pengukuran terhadap gejala social.

2.1.2 Tahap Simulatif dan Kuantitatif

Metode kuantitatif berkembang sebagai akibat penggunaan matematika

dalam IPA sifat kuantitatif ini dapat meningkatkan daya control dan daya ramal dari

ilmu serta dapat memberikan jawaban yang lebih eksak. Dengan demikian akan

menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi lebih saksama, cermat, tepat,

dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.

2.2 Dinamika Ilmu Pengetahuan Alam

Perkembangan IPA yang dinamis di samping banyak memberikan

keuntungan juga membawa risiko. Agar risiko sekecil-kecilnya maka arah

perkembangan IPA dan pemanfaatan hasil IPA harus dilandasi oleh nilai-nilai

kemanusiaan yang luhur.

2.3 Peranan Matematika dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam Modern

Menghasilkan pemecahan masalah sehingga menjadi lebih saksama, cermat,

tepat, dan hasilnya lebih mendekati kebenaran.

2.4 Peranan Matematika dan IPA dalam peningkatan daya abstraksi manusia

Dampak dari IPA dan teknologi yang telah dikembangkan manusia dalam

memenuhi kebutuhannya sehingga lebih mudah dapat bersifat positif dan dapat juga

bersifat negative. Bila akibat negative dibiarkan akan membawa malapetaka. Karena

itu, manusia setelah mengetahui beberapa hasil ilmu alamiah dan teknologi,

mencoba mengatasi juga dengan ilmu alamiah dan teknologi yang baru.

Page 14: 4 Perbedaan Ilmu Pengetahuan Alam Klasik Dan Ilmu Pengetahuan Modern Serta an Daya Abstraksi Manusia

DAFTAR PUSTAKA

Hossein, Sayyed. 1993. Menjelajah Dunia Modern. Mizan. Bandung.

Margono. 1984. Ilmu Alamiah Dasar. UNS. Surakarta.

Purnama, Heri. 2008. Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

Roosmini, Mien. 1990. Ilmu Alamiah Dasar. IKIP. Semarang.

Supatmo, A. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Rineka Cipta. Jakarta.

13