4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan...

15
10 4. METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan Key Informant Dalam penelitian ini terdapat 7 (tujuh) orang sebagai partisipan. Partisipan tersebut merupakan pengurus inti dari kelompok tani sayur organik dan anggota kelompok tani. Ketua kelompok tani sayur oranik ini yaitu Pitoyo, wakil ketua Harto dan sekretaris Wahab. Untuk mendapatkan hasil sayur organik yang banyak sesuai permintaan maka kelompok tani sayur organik memiliki anggota kelompok yakni Supardi, Saifudin, Pardi, Sry. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tabel 4.1 di bawah. Untuk pengambilan data, selain dari para partisipan diatas diambil juga data dari 2 key informant yang bertujuan untuk melengkapi dari hasil wawancara dengan para partisipan. Data umum key informant dapat dilihat pada tabel 4.2. dibawah ini: Tabel 4.1 Karakteristik Umum Partisipan Nama Usia Jenis Kelamin Keterangan Pendidikan Lama bergabung dikelompok (th) Pitoyo 47 Laki-Laki Ketua S-1 13 Harto 57 Laki-laki Bendahara SD 13 Wahab 42 Laki-Laki Sekretaris SMA 13 Supar 50 Laki-Laki Anggota SD 13 Saifudin 37 Laki-Laki Anggota SMP 13 Pardi 71 Laki-Laki Anggota SD 13 Sry 34 Perempuan Anggota D-II 13 Sumber : Data primer 2014 Tabel 4.2. Karakteristik Umum Key Informant Nama Keterangan Petrus Petugas penyuluh lapangan pertanian Supardi Kepala dusun di Selongisor Sumber : Data primer 2014 4.2. Gambaran Umum Kelompok Tani Sayur Organik “Tranggulasi” Kelompok tani sayur organik “Tranggulasi” terletak di Dusun Selongisor, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Usaha tersebut dilakukan kelompok

Transcript of 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan...

Page 1: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

10

4. METODE PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Partisipan dan Key Informant

Dalam penelitian ini terdapat 7 (tujuh) orang sebagai partisipan. Partisipan

tersebut merupakan pengurus inti dari kelompok tani sayur organik dan anggota

kelompok tani. Ketua kelompok tani sayur oranik ini yaitu Pitoyo, wakil ketua Harto dan

sekretaris Wahab. Untuk mendapatkan hasil sayur organik yang banyak sesuai

permintaan maka kelompok tani sayur organik memiliki anggota kelompok yakni

Supardi, Saifudin, Pardi, Sry. Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan tabel 4.1 di bawah.

Untuk pengambilan data, selain dari para partisipan diatas diambil juga data dari 2

key informant yang bertujuan untuk melengkapi dari hasil wawancara dengan para

partisipan. Data umum key informant dapat dilihat pada tabel 4.2. dibawah ini:

Tabel 4.1 Karakteristik Umum Partisipan

Nama Usia Jenis

Kelamin

Keterangan Pendidikan Lama

bergabung

dikelompok (th)

Pitoyo 47 Laki-Laki Ketua S-1 13

Harto 57 Laki-laki Bendahara SD 13

Wahab 42 Laki-Laki Sekretaris SMA 13

Supar 50 Laki-Laki Anggota SD 13

Saifudin 37 Laki-Laki Anggota SMP 13

Pardi 71 Laki-Laki Anggota SD 13

Sry 34 Perempuan Anggota D-II 13

Sumber : Data primer 2014

Tabel 4.2. Karakteristik Umum Key Informant

Nama Keterangan

Petrus Petugas penyuluh lapangan pertanian

Supardi Kepala dusun di Selongisor

Sumber : Data primer 2014

4.2. Gambaran Umum Kelompok Tani Sayur Organik “Tranggulasi”

Kelompok tani sayur organik “Tranggulasi” terletak di Dusun Selongisor, Desa

Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Usaha tersebut dilakukan kelompok

Page 2: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

11

tani Tranggulasi sejak tahun 2000. Awalnya karena keterbatasan kemampuan para

anggota untuk membeli saprodi berupa pupuk dan pestisida. Tahun 2000 masyarakat

Desa Batur sepakat membentuk kelompok tani dengan nama Tranggulasi yang

beranggotakan 32 orang dengan luas lahan 53 Ha dan 18 Ha yang sudah diserfikasi.

Keberadaan kelompok tani Tranggulasi juga sangat strategis dalam agroklimat untuk

mengembangkan sayuran dan sebagai wadah belajar dan mengajar antara anggota

kelompok untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petani karena kelompok

tani Tranggulasi merupakan tempat kegiatan P4S (Pusat Pelatihan Petani Pedesaan

Swadaya) yang dimulai sejak tahun 2006.

Komoditas sayur yang sudah dikembangkan oleh kelompok tani sayur organik

meliputi: Sawi putih, Wortel, Kentang, Kubis, Buncis prancis, Kapri, Tomat, Slada, Daun

bawang (onclang), Seledri, Spinach (bayam Jepang), Lootus, Pare, Kapri, Timun jepang,

Lobak, Brokoli, Kacang panjang, Labu siam dan masi banyak lagi komoditas sayur

organik yang lain. Komoditas tersebut yang banyak diminta dari penyalur dan laku di

pasar lokal.

Komoditas yang akan ditanam tidak semua masuk gudang dan dikirim ke pihak

penyalur. Disebabkan permintaan tidak menentu setiap sekali kirim dan anggota

kelompok yang menanam sayur sesuai pemesanan dari pihak penyalur, yang sudah

ditentukan bersama pada saat rapat anggota kelompok yang dilaksanakan rutin setiap

awal bulan minggu pertama hari Rabu malam. Caranya semua jenis sayur yang dipesan

pihak penyalur maka pada satu musim tanam dibagi 8-9 orang petani yang menanam 4

komoditas. Pada musim tanam berikut petani-petani tersebut diroling/digilirkan untuk

tanam komoditas yang lain. Jadi permintaan sayur tetap terpenuhi karena permintaan

banyak sedangkan luas lahan sempit, keterbatasan kemampuan petani dalam menanam

sayur dalam satu musim sesuai permintaan.

Kelompok tani Tranggulasi juga sudah mampu membuat dekomposer sendiri

yang diberi nama Power dengan bahan-bahan yang digunakan seperti urine sapi, empon-

empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk, daun suren, bawang putih, kacang

babi, daun mindi, daun sriwiti. Dari bahan-bahan yang sudah disediakan ditumbuk agar

hancur dan dimasukkan kedalam tong yang besar dan dibiarkan selama 3 hari baru

dibuka dan diaduk-aduk setelah 1 minggu sudah bisa digunakan. Dekomposer tersebut

Page 3: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

12

bisa bertahan dalam bertahun-tahun dan tidak ada masa kadaluarsanya malahan semakin

lama dekomposer tersebut semakin bagus. Kelompok tani Tranggulasi mampu membuat

80 liter dalam satu kali pembuatan dekomposer.

4.3.Bauran Pemasaran Sayur Organik

4.3.1. Strategi Produk

a. Kualitas Produk

Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan

perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan

konsumen. Kualitas merupakan seberapa baik sebuah produk sesuai dengan kebutuhan

spesifik dari pelanggan. Strategi produk yang dilakukan oleh Kelompok tani Tranggulasi

pada pemasaran sayur organik sangat dipengaruhi oleh cara perawatan dan penyiapan

lahan. Dalam hal ini para anggota kelompok tani sangat memperhatikan SOP yang sudah

disusun secara bersama-sama. Berikut pernyataan Pitoyo mengenai hal tersebut:

“Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan yang paling utama dari kelompok harus memiliki

komitmen. Dalam artian kelompok harus menjaga dan menjalankan SOP yang sudah ada dalam

cara pengolahan lahan, pembuatan bedengan, irigasi tetes, penggunaan mulsa dan pemanfaatan

greenhouse”.

Saifudin selaku anggota kelompok tani menanggapi:

“Diperhatikan teknik pengolahan lahan seperti mencangkul tapi tidak terlalu dalam, ada gulma

tapi tidak usah dikeluarkan. Dibiarkan dan dihancurkan saja untuk dijadikan pupuk”.

Petrus selaku Key Informant menambahkan hal tersebut:

“Dari penyuluh melakukan penyuluhan agar menghasilkan produk yang baik 2 minggu sekali.

Cara memberikan pupuk yang benar, mencangkul kedalaman berapa, cara budidaya produk

sayuran yang baru dan masih banyak lagi”.

Mengenai hal diatas untuk sarana produksi pupuk dan benih serta alat-alat

pertanian yang dibutuhkan pada saat bertani, tenaga kerja untuk mendapatkan produk

sayur organik yang berkualitas dapat diperoleh dengan mudah, di kelompok tani

Tranggulasi. Awalnya karena benih langka, Kelompok tani Tranggulasi hanya

menyediakan benih buncis prancis sedangkan benih yang lain bisa dibeli di toko

pertanian namun sekarang dari kelompok tidak menyediakan lagi karena para petani

sudah bisa membudidayakan dan memperbanyak benih tersebut. Tenaga kerja di

kelompok tani Tranggulasi biasanya melakukan sendiri atau merekrut masyarakat di

sekitar untuk melakukan kerja sama dalam usahatani sayur organik. Untuk pupuk,

Page 4: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

13

anggota kelompok tani memiliki pupuk sendiri yang sudah disimpan di rumah masing-

masing karena semua anggota memiliki ternak sapi yang kotorannya bisa dijadikan

pupuk.

Peralatan yang digunakan untuk pengolahan lahan Kelompok tani Tranggulasi

tidak menggunakan alat-alat berat seperti traktor untuk pengarapan akan tetapi cukup

dengan menggunakan cangkul yang dikerjakan oleh tenaga kerja sendiri atau penduduk

yang membantu. Untuk memperoleh peralatan tersebut yang berguna untuk pengolahan

lahan dan proses pemasaran sayur organik seperti cangkul, sabit, gembor, sepatu boot,

keranjang dan sebagainya pihak Tranggulasi tidak perlu membeli di toko peralatan

pertanian karena sudah dapat bantuan secara cuma-cuma dari dinas pertanian. Kualitas

produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai

nilai jual yang tidak dimiliki oleh produk pesaing (Anonim, 2009)

Berikut pernyataan Supardi selaku Keyinformant mengenai hal diatas:

“Banyak itu bantuan dari dinas yang anggota kelompok dapatkan. Sajauh ini yang saya tau itu

berupa mobil box pendingin yang digunakan untuk mengirim sayur kemana-mana, gudang untuk

pengemasan, tenaga surya, gudang untuk penyimpanan pendingin sayur seperti kulkas besar dan

alat tenaga surya, cangkul, keranjang, sabit, sepatu bot, gembor, dan masih banyak itu alat-alat

penunjang produksi sayur”

b. Penampilan Produk

Stanton (1996) dalam Bagus (2009), mengatakan suatu produk dengan

penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk

dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh

pasar.

Penampilan produk sayur organik dari kelompok tani Tranggulasi yang dilakukan

adalah proses pasca panen yang meliputi pengumpulan, penimbangan, pencucian, sortasi,

grading, packing, pelabelan. Hal tersebut sama yang dilakukan pada penelitian di Cianjur

menurut jurnal penelitian (Kusumawati, 2009) yang menyatakan penanganan pasca panen

terdiri dari pengangkutan, pembersihan, sortasi, grading, pengemasan dan pengiriman.

Pengumpulan dilakukan oleh anggota masing-masing kelompok tani Tranggulasi pada

saat selesai panen di lahan dan dibawa ke gudang untuk ditimbang berapa banyak produk

yang bisa dihasilkan oleh masing-masing anggota kelompok tani. Penyimpanan yang

dilakukan pihak Tranggulasi dengan cara menyimpan sayur tersebut di dalam keranjang

Page 5: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

14

supaya meminimalkan kerusakan yang terjadi pada saat panen. Dilakukannya perlakuan

khusus pada saat panen dimaksudkan untuk menjaga kualitas sayur tetap baik. Umbi

yang patah atau terluka akan mudah terinfeksi jamur dan bakteri sehingga tidak dapat

disimpan dalam waktu lama (Agoes dan Lisdiana, 1995).

Setelah disimpan dan timbang maka produk sayur organik tersebut dicuci sampai

bersih untuk dimasukkan kegudang tempat dikumpulnya sayur organik yang siap

disortasi. Proses pembersihan dilakukan bertujuan untuk mengeluarkan kotoran-kotoran

dan sumber kontaminan lainnya sehingga menjadi bersih (Ali dan Rahayu, 1994). Proses

pembersihan di Tranggulasi dilakukan dengan mencuci di bak air yang diairi dari mata

air melalui saluran ledeng yang dibuat swadaya masyarakat.

Tujuan dari kegiatan sortasi yang dilakukan oleh kelompok tani Tranggulasi

adalah untuk memisahkan hasil panen yang dilihat dari segi fisik, tidak busuk, tidak

terserang hama dan penyakit, berpenampilan menarik sesuai yang diminati konsumen.

Sayur yang telah melalui proses penyortiran, sisa dari sayur yang busuk, rusuk, terserang

penyakit dibawa pulang ke rumah oleh petugas yang melakukan penyortiran untuk

diberikan ke ternak yang mereka pelihara.

Grading dilakukan untuk melihat perbedaan mutu dan kualitas sayur organik

sesuai permintaan serta digunakan sebagai penentu harga jual untuk konsumen. Kriteria

pengkelasan umunya adalah bentuk, warna, tingkat kematangan dan tingkat kerusakan

(Winata, 2006).

Berikut pernyataan Harto mengenai hal diatas:

“Setiap selesai panen, caranya memilih yang rusak atau busuk dibuang. Setelah itu dipilih yang

mana produk masuk grade A (kecil-kecil atau baby) dan masuk grade B (agak besar atau sedang)”.

Untuk kegiatan grading di Tranggulasi hanya meng-gradekan beberapa sayuran

sesuai permintaan pasar karena konsumen menginginkan kriteria yang berbeda. Standar

tersebut harus dipenuhi. Sehingga pihak Tranggulasi membuat standar mutu sayur

organik yang dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:

Page 6: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

15

Tabel 4.3. Standar Mutu Sayur Organik

Komoditas Kelas A Kelas B

Buncis Hijau tua, muda, bulat, utuh,

mulus, tidak busuk, tidak lobang,

tidak luka, tidak ada noda getah,

ukuran merata, panjang 13cm

Hijau tua, bulat, utuh,

mulus, tidak lobang, tidak

luka, tidak ada noda

getah, panjang 14-15 cm

Kol Bulat, muda, mulus, tidak lobang,

berat 1 kg isi 4

Bulat tidak merata, tidak

lobang, berat 1 kg isi 3-4

Sawi Putih Mulus, muda, tidak lobang, tidak

berulat, berat 1 kg isi 3

Mulus, tidak lobang, tidak

berulat, 1 kg isi 4-5

Labu Siam Mulus, muda, tidak busuk, tidak

lobang, 250g/kemasan

Mulus, tidak busuk, tidak

lobang, 350g/kemasan

Wortel Mulus, muda, tidak cacat, lurus,

tidak lobang, panjang 15cm

Mulus, tidak beraturan,

lurus, panjang 16-17cm

Sumber: data sekunder 2014, kelompok tani sayur organic Tranggulasi

Kesulitan yang dihadapi kelompok tani Tranggulasi dalam melakukan

sortasi maupun grading sejauh ini belum ada karena sortasi dan grading yang

dijalankan tidak membutuhkan biaya malah mempercepat proses panen dilahan

untuk memenuhi permintaan konsumen pada produk yang grade A.

Tranggulasi juga melakukan sistem pengemasan atau packing yang

bertujuan untuk mewadahi dan melindungi produk dari kerusakan, mudah disimpan,

disusun, diangkut dan dipasarkan, sedangkan pelabelan dilakukan untuk

memberikan informasi singkat mengenai produk bahwa sayur organik dan atas

namakan Tranggulasi. Pelabelan yang dilakukan dari pihak Tranggulasi terhadap

produk sayur organik dengan cara terpisah dan dilekatkan pada luar kemasan sayur

organik yang siap dikirimkan ke pasar.

Berikut pernyataan Wahab mengenai hal diatas:

“Sistem pengemasan dan pelabelan digunakan juga tapi sesuaikan dengan permintaan.

Kalau yang dikirim ke Superindo pakai pengemasan dan pelabelan atas nama Tranggulasi,

kalau yang ke Jakarta tidak dikemas dan dilabel karena dikirim secara curah dengan gardus

besar, sedangkan yang ke luar negeri hanya dikemas atau di packing tidak menggunakan

label atas nama Tranggulasi”.

Kegiatan standardisasi tidak dilakukan sendiri oleh kelompok tani Tranggulasi,

namun standardisasi produk ditentukan oleh konsumen, karena dari pihak

Page 7: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

16

Tranggulasi dapat memenuhi standar tersebut sehingga dapat menjalin kerjasama

dengan pihak penyalur.

Berikut penyataan Pitoyo mengenai hal diatas:

“Standar kelompok tani Tranggulasi disesuaikan dengan permintaan pasar. hal tersebut untuk

menjaga kualitas, kuantitas dan kontiniutas produk sayur organik dari Tranggulasi sendiri.

Misalkan brokoli yang tidak menggunakan grade A dan B saja ada dari pihak penyalur tertentu

yang minta 1 kg isinya 5 dan ada yang minta 1 kg isinya 3”.

Harto selaku bendahara menambahkan:

“Disini kelompok memperhatikan standardisasinya karena itu semua sesuai dengan

permintaan konsumen saja”.

Hambatan yang dihadapi oleh kelompok tani Tranggulasi dalam menjalankan

pertanian organik dan pemasaran organik agar mendapatkan hasil produk sayur organik

yang berkualitas dan baik adalah faktor cuaca dan iklim yang tidak menentu sehingga

kadang dapat menurunkan hasil produksi sayur organik.

4.3.2. Strategi Harga

Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang untuk manfaat

yang diperoleh dari suatu barang bagi seorang pada waktu tertentu. Tujuan dari penetapan

harga yang dilakukan oleh kelompok tani Tranggulasi agar mendapat nilai harga jual yang

menguntungkan bagi petani anggota kelompok sayur organik untuk mengembalikan modal

dan mendapat keuntungan dari hasil jual sayur organik. Penentuan harga jual sayur organik

ditentukan bersama oleh kelompok yang mana dilihat dari harga pasar paling rendah dan

paling tinggi. Anggota kelompok hanya menyetujui dengan penetapan harga yang sudah

disepakati bersama, hal ini disebabkan karena harga jual sayur organik dari kelompok

menetapkan lebih tinggi dari harga jual sayur yang dijual secara lokal.

Berikut pernyataan Supar sebagai anggota kelompok:

“Harga jual sayur organik ditentukan bersama dari kelompok karena itu sudah merupakan

ketentuan kelompok dan itu sudah jadi harga kontrak dari konsumen”.

Pitoyo selaku ketua kelompok tani menambahkan:

“Dalam penetapan harga jual sayur disini kelompok yang menetapkan sendiri kemudian tinggal

disepakati dari pihak penyalur saja”.

Kelompok tani Tranggulasi juga bekerja sama dengan beberapa pihak penyalur

untuk memasarkan produk sayur organik tersebut, misalnya penyalur dari Luar Negeri,

Superindo, Jakarta, dan Pasar Lokal. Dengan banyaknya pihak yang bekerja sama dengan

Page 8: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

17

kelompok tani Tranggulasi, dalam penetapan harga jual juga terdapat perbedaan harga

antara penyalur luar negeri dengan penyalur dalam negeri karena dilihat dari segi

permintaan dan cara kerja petani untuk memenuhi permintaan tersebut. Untuk sayur yang

dikirim ke penyalur luar negeri cenderung lebih mahal harganya ketimbang di dalam

Negeri seperti ke penyalur Jakarta dan Superindo. Berikut pernyataan Pitoyo mengenai hal

tersebut:

“Harga yang ditetapkan untuk penyalur luar negeri dan dalam negeri biasanya ada perbedaan.

Kalau ke luar negeri sedikit diatas karena sistem pembayarannya dari dolar ke rupiah. Hitungnya

mulai dari 1 dolar kalau 1 dolar saja dihitung ke rupiah berapa itu?”.

Wahab selaku sekretaris menambahkan:

“Ada. Karena komoditas yang diekspor ke luar negeri ada perbedaan dari segi grade maunya

yang grade A dan dari segi kualitas juga ada perbedaan dan yang pastinya dari luar negeri

maunya yang lebih bagus”.

Mengenai hal diatas untuk penetapan harga dilakukan oleh kelompok tani

Tranggulasi sendiri tidak mengikuti harga permintaan dari pihak penyalur karena dari pihak

Tranggulasi sendiri yang bisa menghitung harga pokok penjualan dari biaya pupuk, bibit,

tenaga kerja, dan modal. Dari pihak penyalur tinggal menyetujui jika merasa cocok dengan

harga yang ditetapkan pihak Tranggulasi. Kecuali penjualan sayur pada pembeli lokal yang

datang di tempat pada saat sayur banyak yang dipanen tapi tidak memenuhi permintaan

gudang yang terbatas, sehingga petani menjual sesuai harga dipasar lokal yang sangat

murah sesuai permintaan pembeli karena produk tersebut disamakan dengan produk

anorganik yang relatife murah dibandingkan dengan sayur organik.

Berikut pernyataan Pitoyo mengenai hal tersebut:

“Penetapan harga jual biasanya dihitung dari harga pokok penjualan tapi diusahakan harga

jualnya lebih tinggi sedikit dari harga pasar karena ini sayur organik”.

Bapak Wahab selaku sekretaris menambahkan:

“Penetapan harga dikelompok, dhitung dari harga pokok penjualan karena diambil dari analisa

usaha tani seperti lahan, pupuk, bibit, tenaga kerja dan biaya pasca panen”.

Informasi pasar yang dilakukan oleh Kelompok tani Tranggulasi diantaranya

adalah informasi perkembangan harga disetiap tingkat pasar, jumlah produk yang tersedia

serta kuantitas dan kualitas produk yang diinginkan oleh konsumen dengan cara informasi

melalui berita ditelevisi, koran dan website tentang harga disetiap level pasar. Dari

informasi pasar yang diamati pihak Tranggulasi tidak pernah mengikuti jika harga pasar

Page 9: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

18

rendah melainkan mengikuti jika harga pasar sedang mengalami kenaikan harga. Pada saat

pihak Tranggulasi menaikkan harga, pihak penyalur pun tidak komplin karena tidak merasa

rugi dengan penetapan harga yang sudah ditentukan oleh kelompok sehingga proses

pengiriman barang berjalan terus dengan lancar dan sistem pembelian antara pihak

Tranggulasi dengan penyalur dilakukan dengan cara transfer ke rekening Tranggulasi

dengan volume penjualan satu minggu tiga kali pengiriman yaitu hari Senin, Rabu dan

Sabtu sesuai permintaan berapa banyak yang dibutuhkan penyalur dengan harga yang

sudah disepakati.

Berikut pernyataan Wahab:

“Iya kadang kelompok selalu mengikuti harga pasar pada saat harganya naik saja tapi kalau lagi

turun kita tidak mengikuti sama saja kita rugi. Misalnya Brokoli organik 14rb/kg dan saat itu

anorganik 14rb/kg. kita harus menaikkan di atas 15rb, ya..minimal 3rb jadi 18rb/kg”.

Berdasarkan uraian diatas pihak Tranggulasi dalam penetapan harga yang

diutamakan hanyalah mengenai kenaikan harga jual sayur organik. Bahkan untuk

memberikan diskon atau potongan harga kepada pihak penyalur yang sudah berlangganan

dan menjalin kerja sama yang cukup lama tidak diberikan karena pihak Tranggulasi

berpatokan pada kesepakatan awal yang telah disetujui bersama dari pihak Tranggulasi dan

pihak penyalur. Berikut pernyataan Harto selaku bendahara mengenai hal tersebut:

“Kelompok tidak memberikan diskon karena harga yang sudah ditentukan atau ditetapkan oleh

kelompok harus tetap seperti begitu karena sudah disepakati bersama. Bahkan lebih sedikit saja

tetap dihitung atau digenapkan 1kg”

Hal tersebut sama dengan yang dilakukan pada penelitian di Cianjur menurut

jurnal penelitian (Kusumawati, 2009), yang menyatakan harga produk ditetapkan dengan

mark-up diatas harga beli lebih tinggi untuk pasar di swalayan yang mengutamakan mutu.

Penetapan harga yang ditetapkan oleh Kelompok tani Tranggulasi dapat dilihat pada

lampiran 1

4.3.3. Strategi Promosi

Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan

memperngaruhi orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi produk

yang dipasarkan (Anonim, 2008). Tujuan adanya strategi promosi yang dilakukan

kelompok tani Tranggulasi adalah agar bisa memberikan informasi atau mengajak

Page 10: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

19

konsumen, penyalur yang tertarik akan sayur organik dapat melakukan kerja sama dengan

pihak Tranggulasi.

Promosi yang dilakukan oleh Tranggulasi diantaranya adalah mengikuti pameran,

promosi dan memasukkan informasi tentang Tranggulasi yang bergerak dibidang pertanian

organik pada situs Website yang berjudul Sayur Organik Tranggulasi, Pesona Tranggulasi,

Kelompok Tani Tranggulasi, P4S Tranggulasi. Selain kegiatan promosi yang

membutuhkan tenaga untuk membawa sayur organik ditempat terjadinya pameran dan

promosi, terkadang beberapa dari tamu yang datang berkunjung ke Tranggulasi secara

langsung untuk melihat kebun sayur organik di Tranggulasi memberikan informasi ke

rekan-rekan mereka tentang Tranggulasi sehingga yang tertarik bekerja sama dengan

kelompok tersebut langsung menghubungi pihak Tranggulasi. Berikut pernyataan Pitoyo:

“Kelompok tani Tranggulasi sering melakukan kegiatan promosi caranya ada dua. Yang pertama

kita mengikuti agro expo, promosi, pameran, website. Yang kedua secara tidak langsung, jika ada

tamu yang datang kesini dipromosikan ketamu-tamu dan memberikan informasi tentang sayur

organik yang anggota kelompok tanam, setelah tamu-tamu tersebut pulang pasti ada cerita ke

orang lain jadi secara tidak langsung dari mulut-ke mulut orang tahu tentang Tranggulasi”.

Hal diatas tentang promosi sama dengan yang dilakukan pada penelitian di

Kabupaten Pemekasan menurut jurnal penelitian (Hayati, 2009), yang menyatakan para

tengkulak mengetahui lokasi produsen satu dengan yang lain dari informasi produsen

lainnya. Jadi promosinya lebih mengarah ke promosi dari mulut ke mulut (mouth to

mouth).

Awalnya dari pihak Tranggulasi sendiri untuk mempromosikan hasil sayur

organik yang mereka hasilkan mengalami kesulitan untuk mencari tempat diadakan

Promosi. Dengan berjalannya waktu, kelompok tani Tranggulasi mulai terkenal dengan

unggulnya produk organik ditingkat Nasional. Untuk mempromosikan sayur organik

tersebut dari pihak Tranggulasi sendiri tidak pernah mencari informasi waktu dan tempat

yang akan diadakan promosi hasil-hasil pertanian. Melainkan dari Dinas Pertanian

Kabupaten yang mengajak dan memberikan informasi kepada pihak Tranggulasi untuk

melakukan kegiatan promosi disuatu tempat, mengisi sayur organik yang berlabelkan nama

Tranggulasi di stand Dinas Pertanian Kabupaten. Berikut pernyataan Wahab mengenai hal

tersebut:

Page 11: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

20

“Kelompok hanya ikut partisipasi saja dan kelompok gunakan kesempatan yang ada dan pastinya

akan lebih menguntungkan karena tidak mengeluarkan biaya”.

Pitoyo menambahkan selaku ketua Kelompok tani Tranggulasi:

“Tidak ada cara yang susah untuk mempromosikan sayur organik karena sekarang Tranggulasi

malah diminta untuk melakukan promosi, pameran sayur dari Tranggulasi. Padahal dulunya

Tranggulasi sering minta-minta kedinas atau ke pihak yang buat acara promosi untuk

memamerkan produk Tranggulasi”.

Promosi yang diikuti kelompok tani Tranggulasi bukan hanya pameran di tingkat

kabupaten atau didalam negeri saja melainkan pameran yang diadakan diluar negeri bisa

diikuti dari pihak Tranggulasi. Ada bermacam-macam promosi dan pameran yang diikuti

dari pihak Tranggulasi antaranya Agro expo, Flora Flori, Pekan Horti, pameran di Jakarta

tempatnya mall, plasa, matahari, pameran sayur organik di Malaysia dan Singapura tingkat

Nasional. Semua itu tidak terlepas dari bantuan dan rekomendasi dari dinas propinsi yang

membantu kelompok tani tersebut guna mensejahterakan masyarakat dan melestarikan

pertanian sayur organik.

Produk sayur organik yang dihasilkan pihak Tranggulasi bisa memasuki pasar

luar Negeri seperti Malaysia dan Singapura dibantu oleh Dinas Pertanian Propinsi yang

memberikan informasi kepada penyalur luar negri untuk bekerja sama dengan pihak

Tranggulasi. Sehingga sampai saat ini pihak Tranggulasi masih bekerja sama dengan

penyalur dari Malaysia dan Singapura untuk menjual dan membeli sayur organik. Berikut

pernyataan Harto mengenai hal tersebut :

“Cara dari kelompok sendiri sehingga sampai ke telinga penyalur luar negri sebenarnya ada dari

dinas yang membantu, ada juga informasi yang dimasukkan di website bisa jadi mereka lihat dari

situ tapi untuk orang yang bekerja sama dengan Tranggulasi katanya mendengarkan informasi

tentang Tranggulasi dari dinas”.

Pitoyo selaku ketua kelompok tani menambahkan:

“Waktu itu Tranggulasi dicari dari pihak penyalur karena alhamdullilah dari dinas pertanian

provinsi yang membantu cari orang. Katanya karena ada orang yang cari sayur organik jadi suruh

ke Tranggulasi makanya Tranggulasi bisa bekerja sama dengan pihak penyalur dari luar negri”.

Berdasarkan uraian diatas dari pihak kelompok tani Tranggulasi sendiri dalam

menjalankan dan melakukan kegiatan Promosi tidak mengalami kesulitan pencarian

tempat, waktu dan biaya. Untuk menjalankan hal tersebut pihak Tranggulasi tinggal

menyiapkan bibit unggul organik dan produk yang sudah dipanen sebagai hasil untuk

Page 12: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

21

dipamerkan pada saat kegiatan tersebut berlangsung. Bahkan untuk biaya dalam

menjalankan promosi, perjalanan, penginapan, makan, dan lainnya tidak ditanggung oleh

pihak Tranggulasi melainkan ditanggung dari pihak yang mengundang sehingga pihak

Tranggulasi berperan sebagai tamu yang diundang untuk mengisi stand atau mengisi acara

dengan membawa produk-produk sayur organik dari Tranggulasi.

4.3.4. Strategi Distribusi

Fungsi saluran distribusi yaitu melaksanakan tugas memindahkan atau

menyalurkan barang dari produsen ke konsumen, guna mengatasi kesenjangan waktu,

tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang

membutuhkan atau menginginkan. Saluran distribusi sayur organik di Kelompok tani

Tranggulasi terdapat satu proses pemesanan yang dapat dilihat pada gambar 4.1.

Berikut pernyataan Harto selaku Bendahara:

“Tranggulasi masih melalui penyalur, dari Tranggulasi hanya menyediakan sayur dan dan produk

sayur yang sudah jadi dalam bentuk packing dan sudah di sortir tinggal dikirim ke pihak penyalur

dan mereka yang mencari konsumen untuk dijual sayur tersebut”.

Saluran distribusi sayuran organik dari Kelompok tani Tranggulasi secara tidak

langsung karena masih melalui penyalur agar sampai ke tangan konsumen. Ada bermacam-

macam pihak penyalur yang bekerja sama dengan Tranggulasi dengan sistem pengiriman

yang berbeda-beda. Penyalur dari Malaysia dan Singapura sistemnya sayuran yang sudah

dipacking lalu dikirim menggunakan mobil box pendingin ke bandara Adisucipto

Jogjakarta masih melewati karantina, dimasukkan ke gudang Internasional, setelah lolos

maka sayuran tersebut dikirim ke luar Negeri.

Saluran distribusi yang masuk ke Superindo sistemnya setelah sayuran dipacking

dan diberikan label, pagi harinya langsung dikirim ke Superindo menggunakan mobil box

pendingin, sedangkan yang dikirim ke pihak penyalur dari Jakarta sistemnya secara curah

tanpa packing melainkan setelah melalui tahap sortasi langsung dimasukkan ke dalam

gardus besar dan dibawa ke Salatiga dengan mobil box pendingin untuk dititipkan melalui

bis malam yang akan ke Jakarta. Untuk pemesanan dari pihak penyalur menghubungi

Pemesan

(Penyalur)

Tranggulasi

(Petani)

Penyalur Konsumen

Page 13: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

22

Pitoyo selaku ketua kelompok tani Tranggulasi melalui SMS yang mencantumkan jenis

sayur yang dipesan dan jumlah pemesanan. Masing-masing penyalur berbeda jumlah

pesanan dan jumlah komoditas yang dipesan, sesuai kebutuhan konsumen dan permintaan

pasar dari pihak penyalur. Setelah mendapatkan SMS pemesanan Pitoyo sendiri

melanjutkan SMS tersebut kepada rekan angota kelompok tani, yang mengurus bagian

order dari petani ke gudang untuk mengkonfirmasikan jumlah atau banyaknya sayuran

yang harus dipanen sesuai permintaan. Berikut pernyataan Wahab mengenai hal diatas:

“Kerja sama Tranggulasi dengan pihak penyalur untuk Superindo dan pasar luar negri sering

sudah bertemu langsung tapi yang pihak Jakarta sekarang belum pernah ketemu, karena sekarang

anaknya yang melanjutkan usaha ayahnya. Dulu waktu ayahnya masih hidup pernah bertemu

langsung datang ke Tranggulasi”.

Pitoyo selaku ketua kelompok menambahkan:

“Sistem kerja samanya dengan pihak penyalur awalnya harus ketemu langsung. Yaa.. kalau tidak

ketemu langsung berarti tidak jalan. Harus ketemu langsung biar tahu orangnya dan tipe

orangnya seperti apa kan? Dengan adanya kepercayaan. Awalnya ada kesepakatan harga, waktu

dan yang pasti adanya kontiniutas, kualitas dan kuantitas dari Tranggulasi dan teknik pembayaran

yang sesuai dari penyalur”

Pengangkutan yang dilakukan oleh pihak Tranggulasi biayanya ditanggung oleh

kelompok tani Tranggulasi sampai ke Salatiga, Jogja dan Superindo karena pengangkutan

sayur organik diangkut menggunakan mobil box pendingin yang diberikan pemerintah

kepada pihak Tranggulasi. Saat ini pengiriman sayur sudah berjalan cukup baik dari segala

segi tapi kadang-kadang ada beberapa hal yang dihadapi Tranggulasi, seperti waktu

pengiriman dan jenis sayur yang diangkut. Berikut pernyataan Wahab :

“Pengiriman biasanya sore ke Jakarta menggunakan mobil Box. Kadang-kadang bisa dikirim

sampai malam karena menunggu hasil yang dipanen petani dari lahan, belum lagi masi

dipacking. Jadi sampe di Jakarta siang hari sehingga brokoli misalnya cepat menguning karena

mobil yang digunakan dari Salatiga ke Jakarta menggunakan bis malam bukan mobil pendingin”

Untuk waktu pengiriman yang dilakukan pihak Tranggulasi kepada tiga penyalur

dengan waktu yang berbeda-beda. Untuk sayur yang dikirim ke Luar Negeri melalui

bandara Adisucipto Jogjakarta pukul 04:00 subuh dari tempat, ke Superindo pukul 07:00

pagi dari tempat sedangkan yang dikirim ke Jakarta pukul 16:00 sore. Total pengiriman

sayur tergantung permintaan pihak penyalur setiap pengiriman karena tidak menentu.

Page 14: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

23

Lain halnya dengan sayuran yang sudah siap dipanen tapi tidak memenuhi

permintaan gudang karena terlalu banyak maka akan dijual secara lokal pada pihak

penyalur yang sengaja ditelpon atau diSMS oleh para petani untuk datang membeli sayur

yang sudah dipanen, sehingga harganya berubah mengikuti harga jual sayur anorganik dan

mengikuti penetapan harga yang ditentukan pihak penyalur. Sayur organik tersebut juga

tidak melalui proses sortasi seperti halnya sayur yang dikirim ke pihak penyalur dari

Jakarta,Superindo,Singapura dan Malaysia.

Menurut jurnal yang meneliti di perusahaan pecet segar Cianjur (Kusumawati,

2009) menyatakan bahwa strategi distribusi yang mereka jalankan di Jakarta, Bogar,

Cianjur. Sebagai pasar target, perusahaan memilih pasar swalayan, restoran dan pedagang

sayur pasar tradisional. Pada umumnya swalayan dan restoran mengutamakan mutu

sehingga membeli produk kualitas I sedangkan pedagang di pasar tradisional mutu II dan

sisa produk.

4.4. Permasalahan dalam Proses Bauran Pemasaran

Permasalahan yang terkait selama menjalankan proses bauran pemasaran sayur

organik di Kelompok tani Tranggulasi ketika menjalankan strategi produk. Hal ini

dinyatakan oleh Harto selaku bendahara di kelompok tani Tranggulasi:

“Masalahnya tidak terlalu banyak karena ukuran sayur yang diminta kecil bukan besar jadi tidak terlalu

lama penanggulangannya kecuali ada curah hujan banyak, kemarau panjang sehingga komoditas

berkurang dan perlu di perhatikan lebih baik”

Permasalahan tersebut bukan merupakan masalah yang sering terjadi pada kelompok

tani melainkan pada saat-saat tertentu saja yang menimbulkan dampak pada kualitas

produk yang dihasilkan tidak sesuai permintaan pasar.

Solusinya ketika musim kemarau panjang dan curah hujan banyak maka ada pemanfaatan

irigasi tetes dan greenhouse. Seperti yang dikatakan Pitoyo selaku ketua kelompok tani

pada halaman 12.

Masalah yang terlihat ketika menjalankan strategi harga yaitu masalah musim panen.

Karena pada saat sayur yang ditanam dan musimnya banyak dipasaran tetapi harganya

sama dengan harga sayur organik yang sudah ditetapkan kelompok. Sehingga kelompok

tani sendiri harus berupaya untuk merubah harga sedikit lebih tinggi dari harga sayur

dipasar lokal. Hal ini dilakukan untuk menjaga loyalitas para petani di kelompok

Page 15: 4 METODE PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Partisipan dan …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/12098/4/T1_522008026_BAB IV... · empon, molase (tetes tebu), susu murni, tempe busuk,

24

Tranggulasi untuk tidak menjual hasilnya dipasar lokal karena permintaannya tidak

terbatas.

Berikut pernyataan Wahab mengenai hal diatas:

“Kendala yang Tranggulasi hadapi itu kadang karena musim. Kalau musim banyak komoditas diluar

organik banyak yang harganya sama jadi kita harus menyesuaikan lagi”.

Pitoyo selaku ketua kelompok tani menambahkan:

“Kendala pada saat kelompok menetapkan harga dan harga pasar sayur anorganik lebih tinggi atau

sama dengan sayur organik bisa saja petani tergiur dan pindah menjual sayur mereka ke pasar lokal

karena permintaan banyak”.

Masalah yang dihadapi kelompok tani saat melakukan promosi dengan produk yang

telah disiapkan ketika sayur yang sudah dipanen dibawa ke tempat promosi namun tidak

laku terjual maka pihak Tranggulasi sendiri mengalami kerugian kerena tempat yang tidak

strategis tidak dilihat orang, penampilan produk tidak menarik terpengaruh sehingga

menyebabkan tidak lakunya produk tersebut. Berikut pernyataan Petrus selaku Key

Informant:

“Permasalahan yang sering terjadi pada saat promosi sebenarnya jarang ditemui kecuali saat sayur

tersebut tidak laku maka pengurus yang bertugas untuk mempromosikan produk tersebut harus

dibagikan ke orang-orang yang ada ditempat promosi karena sayur-sayur tersebut mudah rusak, busuk

dan tidak bertahan terlalu lama. Dari pada dibuang?”.

Dengan kendala promosi yang terjadi seperti sebaiknya sebelum melakukan

kegiatan promosi dari pihak Tranggulasi sendiri melakukan survei tempat untuk

memastikan bahwa mendapatkan tempat yang strategis untuk promosi atau tidak. Agar bisa

menyesuaikan dengan produk sayur yang akan dibawa ke tempat promosi.

Permasalahan juga terjadi pada strategi distribusi seperti yang diutarakan Wahab di

halaman 23. Menunjukan bahwa, waktu pengiriman dan transportasi yang digunakan pada

saat dikirim ke Jakarta terkadang tidak sesuai dengan waktu dan fasilitas yang sebenarnya

untuk sayur organik karena dari pihak Tranggulasi sendiri hanya mengirim sayur organik

menggunakan mobil box pendingin sampai di Salatiga dan dititipkan pada bis malam yang

akan ke Jakarta. Waktu sampai ditempat tujuan pada siang hari dengan kondisi sayur yang

layu. Sebaiknya dari pihak Tranggulasi mengirim sayur tersebut pada sore hari agar

menjaga kualitas dan tingkat kesegaran sayur organik dan sampai ditangan penyalur pagi

hari.