4. Kadar Lemak Ancep

40
ANALISA MUTU DAN HASIL PERTANIAN LAPORAN ANALISA KADAR LEMAK Oleh : Nama : AKHMAD TRI RIFQI NIM : 121710101099 Kleas : THP - C Kelompok :4 / C2 Shift 1 Hri / Tgl Praktikum : 08 Oktober 2013 Hrai / Tgl Pengumpulan : 22 Oktober 2013 JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

Transcript of 4. Kadar Lemak Ancep

Page 1: 4. Kadar Lemak Ancep

ANALISA MUTU DAN HASIL PERTANIAN

LAPORAN ANALISA

KADAR LEMAK

Oleh :

Nama : AKHMAD TRI RIFQI

NIM : 121710101099

Kleas : THP - C

Kelompok :4 / C2 Shift 1

Hri / Tgl Praktikum : 08 Oktober 2013

Hrai / Tgl Pengumpulan : 22 Oktober 2013

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: 4. Kadar Lemak Ancep

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lemak adalah senyawa ester dari gliserol dan asam lemak. Namun lemak

yang ada didalam jaringan, baik hewan maupun tanaman, juga disertai dengan

senyawa lain seperti posfolipida, sterol, dan beberapa pikmen. Dalam analisis

kadar lemak sering kali disebut sebagai analisis lemak kasar, karena selain asam

lemak terikut pula senyawa – senyawa lain(Whitaker 1915).

Lipida adalah senyawa yang tidak larut dalam air,tetapi larut dalam pelarut

organik non polar seperti eter, benzena, kloroform, dan hexane. Sifat kelarutanya

tergantung pada sruktur dan polaritasnya. Dimana, senyawa kimia akan mudah

larut dalam pelarut yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan di larutkan.

Lipida (non polar) akan larut dengan pelarut non polar. Klasifikasi Lipida yaitu

Lipida sederhana, lipida majemuk, derivat atau turunan lipida

Untuk menentukan kadar lipid bahan hasil pertanian dapat dilakukan

dengan dua metode, yaitu penetapan kadar lipid bahan padat dan bahan cairan.

Prinsip penetapan lipid bahan padat adalah penggunaan pelarut organik yang

memiliki polaritas sama dengan polaritas lipid untuk mengekstraksi lipid.

Sedangkan prinsip penetapan lipid bahan cairan dilakukan dengan merusak lipid

yang berupa emulsi dalam cairan menggunakan asam sulfat pekat, garam yang

bersifat anion atau hidrofilik yang mengakibatkan salting out dari protein yang

berfungsi sebagai emulsifier sehingga akan didapatkan minyak yang mengapung

di permukaan cairan yang dapat diukur jumlahnya.

Terdapat dua metode dalam penentukan kadar lemak suatu sampel, yaitu

metode ekstraksi kering (menggunakan soxhlet) dan metode ekstraksi basah.  

Selain itu, metode yang digunakan dalam analisis kadar lemak dapat

menggunakan metode weibull. Prinsip kerja dari metode weubull adalah ekstraksi

lemak dengan pelarut nonpolar setelah sampel dihidrolisis dalam suasana asam

untuk membebaskan lemak yang terikat (Harper et.al, 1979).

Oleh karena itu, perlu kiranya melakukan kegiatan praktikum kali ini guna

mengetahui cara penetapan kadar lipid pada bahan hasil pertanian

Page 3: 4. Kadar Lemak Ancep

1.2 Tujuan

Untuk mengetauhi cara analisis kadar lemak atau minyak pada bahan

pangan dan hasil pertanian dengan metode soxhlet.

Page 4: 4. Kadar Lemak Ancep

BAB 2. TINJAUN PUSTAKA

2.1 Penjelasan Bahan Baku

2.1.1 Daging Ayam (goreng)

Jenis daging yang berasal dari unggas yang umum dikonsumsi adalah

daging ayam. Menurut SNI 01-3924-2009 Produk daging ayam banyak

dikonsumsi masyarakat global karena tidak ada faktor pembatas dengan kultur

budaya dan kepercayaan tertentu, sehat, bergizi, kandungan lemaknya sedikit

dengan asam lemak tidak jenuh yang lebih rendah dibanding daging lainnya

(Anwar,1996).

Lemak pada unggas ayam terletak di bawah kulit sehingga dapat

dipisahkan apabila tidak ingin dikonsumsi. Daging unggas lebih seragam dalam

komposisi, tekstur dan warna dibanding dengan jenis daging mamalia sehingga

lebih mudah dalam konsistensi formulasi produk pangan (Delvin,1992).

Daging ayam termasuk mengandung gizi yang tinggi, selain dari

proteinnya juga daging ayam mengandung lemak. Protein pada ayam yaitu 18,2 g,

sedangkan lemaknya berkisar 25,0 g. Untuk memperjelas zat yang dikandung

daging ayam, maka dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 1. Komposisi Kimia

Daging Ayam dalam 100 g bahan :

Komponen Jumlah JumlahKalori (g) 18,2Lemak (g) 25

Kalsium (mg) 200Besi (mg) 810

Vitamin B1 (mg) 0Air (g) 76

Kalori (g) 18,2Lemak (g) 0

Kalsium (mg) 200Besi (mg) 810

Vitamin B1 (mg) 0Air (g) 58

Page 5: 4. Kadar Lemak Ancep

2.1.2 Ikan Tongkol

Menurut Soesanto (1979), ikan tongkol merupakan salah satu jenis ikan

pelagis artinya hidup di lapisan atas dari suatu perairan. Bentuk badannya

memanjang yang kedua ujungnya meruncing, mempunyai dua sirip punggung dan

7-8 finlet. Dari bentuk ikan adanya dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini

menujukan ikan tongkol termasuk jenis ikan perenang cepat. Ikan tongkol

merupakan penghuni hampir seluruh perairan Asia. Di Indonesia, ikan ini banyak

membentuk gerombolan-gerombolan besar terutama di perairan Indonesia timur

dan samudra Indonesia. Termasuk ikan pelagis perenang cepat sehingga untuk

menangkapnya alat yang digunakan harus dioperasikan dengan kecepatan yang

memadai (Santoso,2005).

2.1.3 Tempe

Tempe dibuat dari biji kedelai yang difermentasi dengan bantuan ragi

(Boga 2005). Ragi yang terdapat dalam pembuatan tempe adalah Rhyzopus

oligosporus, Rhyzopus oryzae, Rhyzopus stolonifer, Rhyzopus chlamdosporus, dan

Rhyzopus arrhizus. Rhyzopus oligosporus lebih banyak mensintesis enzim

pemecah protein (protease) dan Rhyzopus oryzae lebih banyak mensintesis enzim

pemecah pati (alfa amilase) selama proses fermentasi. Kedua jenis ragi tersebut

digunakan dalam pembuatan tempe dengan kadar Rhyzopus oligosporus lebih

banyak atau dengan perbandingan 1:2. Standar Nasional Indonesia atau SNI

(2009) menyatakan bahwa tempe merupakan produk yang diperoleh dari

fermentasi biji kedelai dengan menggunakan ragi Rhizopus sp., berbentuk padatan

kompak, berwarna putih sedikit keabu-abuan, dan berbau khas tempe.

Page 6: 4. Kadar Lemak Ancep

Tempe memiliki komposisi dan nilai gizi yang lebih besar daripada

kedelai. Kandungan komposisi zat gizi tempe rata-rata dalam 100 gram adalah

149 kalori, terdiri dari 64% air, 18.3% protein, 4% lemak, 12.7% karbohidrat,

0.129% kalsium, 0.154% fosfor, dan 0.01% zat besi (Santoso 2005).

Perbandingan komposisi dan nilai gizi kedelai dan tempe dapat dilihat di Tabel 3.

Tabel 3.kandungan Gizi Tempe

3.1.4 Sosis

Nama sosis diambil dari bahasa latin yaitu Salsus yang berarti ‘salted’ atau

asin. Dalam kamus kuliner Perancis, sosis juga dikenal dengan nama sausage,

saucisse, atau saucisson. Yang membuat nama-nama ini berbeda, jika saucisse

biasanya berbentuk kecil dan segar sehingga sebelum disantap harus diolah

terlebih dahulu dengan cara diasap. Sedangkan, saucisson memiliki bentuk yang

besar, dalam keadaan sudah diasap, kering dan disajikan dengan cara diiris.

Sosis adalah salah satu produk olahan daging yang sekarang mulai populer di

masyarakat. Istilah sosis sendiri berasal dari bahasa Latin yaitu salsus yang berarti

asin, merujuk pada artian potongan atau hancuran daging yang diawetkan dengan

penggaraman. Dari teknologi produksinya, sosis dibuat dari daging yang digiling

(dihaluskan), diberi bumbu lalu dimasukan kedalam selonsong (casing) berbentuk

bulat panjang simetris yang kemudian diolah lebih lanjut. (Lehninger, 1982).

Page 7: 4. Kadar Lemak Ancep

Tabel 4.Kandungan Gizi Sosis

2.2 Penjelasan macam-macam lemak

Lemak digolongkan berdasarkan kejenuhan ikatan pada asam lemaknya.

Adapun penggolongannya adalah asam lemak jenuh dan tak jenuh (Salirawati et

al,2007).Lemak yang mengandung asam-asam lemak jenuh, yaitu asam lemak

yang tidak memiliki ikatan rangkap. Dalam lemak hewani misalnya lemak babi

dan lemak sapi, kandungan asam lemak jenuhnya lebih dominan (Salirawati et

al,2007).

Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai ikatan

rangkap. Jenis asam lemak ini dapat di identifikasi dengan reaksi adisi, dimana

ikatan rangkap akan terputus sehingga terbentuk asam lemak jenuh (Salirawati et

al,2007).Derajat ketiakjenuhan dinyatakan dengan bilangan iodin, yaitu jumah

garam yang dapat diserap oleh 100 gram lemak untuk reaksi penjenuhan. Semakin

besar bilangan Iodin semakin tinggi ketidakjenuhannya ( Salirawati et al,2007).

2.2.3 Prinsip analisa

Prinsip analisa yang digunakan adalah dengan mengunkana metode

soxhlet.Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan

dengan adanya pendingin balik. (Darmasih, 1997). Dalam penentuan kadar

minyak atau lemak, bahan yang diuji harus cukup kering, karena jika masih basah

selain memperlambat proses ekstraksi, air dapat turun ke dalam labu dan akan

mempengaruhi dalam perhitungan.

Page 8: 4. Kadar Lemak Ancep

2.2.4 Penyebab kerusakan lemak

Faktor yang menyebabkan kerusakan pada lipid, meliputi:

1. Penyerapan bau

Lipid mudah sekali menyerap bau. Jika bahan pembungkus bahan dapat

menyerap lipid, maka lipid yang terserap dapat teroksidasi oleh udara sehingga

rusak dan berbau. Bau dari lipid yang rusak ini akan mudah terserap oleh lipid

lain yang ada dalam bungkusan sehingga seluruh lipid akan menjadi rusak

2. Hidrolisis

Lipid dapat terhidrolisis menjadi asam-asam lemak bebas dan gliserol.

Reaksi hidrolisis ini berlangsung karena adanya air dan dipercepat oleh adanya

kondisi basa, kondisi asam, maupun enzim lipase. Jumlah asam lemak bebas yang

meningkat pada bahan dapat memudahkan terjadinya oksidasi sehingga akan

menghasilkan citarasa dan bau tengikyang tidak dikehendaki.

3. Oksidasi dan ketengikan

Ketengikan disebabkan oleh adanya autooksidasi radikal asam lemak tidak

jenuh dalam lipid. Autooksidasi ini dimulai dengan pembentukan radikal-radikal

bebas yang disebabkan oleh faktor, seperti oksigen, panas, enzim lipoksidase,

cahaya, hidroperoksida, logam berat Cu, Fe, Mn, Co, dan logam porfirin. Radikal

asam lemak tidak jenuh yang kontak dengan oksigen dari udara akan membentuk

peroksida aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat sangat tidak

stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon lebih pendek,

seperti aldehid, asam lemak, dan keton yang bersifat volatil sehingga dapat

menimbulkan bau tengik pada lipid(Winarno, 2004: 105-107).

Page 9: 4. Kadar Lemak Ancep

BAB 3. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Alat ekstraksi soxhlet modifikasi

- Alat ekstraksi soxhlet biasa

- Alat pemanas listrik

- Oven

- Neraca analitik

- Eksikator

- Kertas saring

- Benang

- Labu lemak

3.1.2 Bahan

- Petroleum Benzen

- Tissue

- sosis

- Ikan

- Tempe

- Daging

Page 10: 4. Kadar Lemak Ancep

Kertas Saring + BenangDioven 24 jam

bahan

Digoreng

Dicacah

Ditimbang @3-4 gr (4X)

Dieksikator 15 menit

3.2 Prosedur Analisa

Prosedur kerja yang dilakukan dalam kegiatan praktikum kali ini adalah

dengan menggunakan metode Soxhlet modifikasi untuk menganalisa kadar lemak

dalam bahan pangan. Pada  Prinsip analisa lemak metode Soxhlet modifikasi

adalah ekstraksi lemak dengan pelarut lemak (seperti benzene, petroleum eter,

dll). Pelarut yang digunakan untuk mengekstraksi lemak harus memiliki derajat

polaritas yang sama dengan lemak yang akan dianalisis. Ekstraksi ini dapat

dilakukan secara terputus-putus. Pelarut yang memiliki titih didih lebih rendah

Petroleum benzen

Dieksikator 15 menit

Timbang a gram

Oven 24 jam

Masukan soxhlet

Tungu hingga jernih 4-6 jam

Dioven 24 jam

Dieksikator 15 menit

Timbang d gram

Timbang c gram sebelum disoxlet

Page 11: 4. Kadar Lemak Ancep

akan diuapkan dan dikondensasi saat melewati kondensor lalu pelarut akan jatuh

membasahi bahan dan lemak bahan akan terekstraksi sekitar 4-6 jam, ditunggu

hingga pelarut turun kembali dan sisa/residu lemak akan dioven untuk

menguapkan sisa pelarut lalu ditimbang hingga dicapai berat konstan kemudian

dapat ditentukan persentase kadar lemaknya yaitu nisbah berat lemak terhadap

berat sampel dikali 100% (Tejasari, 2005:114).

Tahap awal yang dilakukan adalah dengan mengoven kertas saring pada

suhu 60oC selama 24 jam. Pengovenan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar

air kertas saring sehingga tidak menganggu peninmbangan. Setelah dioven kertas

saring dimasukkan ke dalam eksikator selama 15 menit. Fungsi penggunaan

eksikator adalah untuk menyeimbangkan RH sehingga kertas saring tidak mudah

menyerap air dan nantinya tidak dapat mengganggu penimbangan. Hal ini perlu

dilakukan karena bahan yang baru saja dioven, pori-porinya akan

membesar/bersifat porous sehingga akan bersifat higroskopis (mudah menarik uap

air dari lingkungan). Setelah itu kertas saring ditimbang sebagai a gram.

Langkah selanjutnya penimbangan bahan sebanyak 3 gram dan

dihaluskan. Proses penghalusan bahan akan menyebabkan proses ekstraksi

menjadi semakin mudah dan dapat berlangsung optimal dikarenakan pengecilan

ukuran(perluasan luas permukaan) dapat mempercepat ekstraksi. Setelah bahan

dihaluskam dimasukan pada kertas saring dan diikat dengan benang bertujuan

agar bahan hasil ekstraksi tidak lepas saat penyokletan. lalu ditimbang sebagai b

gram. Setelah itu bahan dan kertas saring tersebut dioven pada suhu 60oC selama

24 jam. Fungsi pengovenan adalah untuk menghilangkan kadar air kertas saring,

kadar air bahan. Hal ini dilakukan karena kadar air yang tinggi pada bahan

menyebabkan lipid bahan sulit diekstraksi dengan pelarut non polar seperti p.

benzene karena pelarut sulit masuk ke jaringan bahan yang basah dan bahan

pelarut menjadi jenuh dengan air. Akibatnya ekstraksi tidak berjalan dengan

optimal. Setelah dioven, bahan dimasukkan ke dalam eksikator 15 menit. Fungsi

penggunaan eksikator adalah untuk menyeimbangkan RH sehingga kertas saring

tidak mudah menyerap air dan nantinya tidak dapat mengganggu penimbangan.

Page 12: 4. Kadar Lemak Ancep

Hal ini perlu dilakukan karena bahan yang baru saja dioven, pori-porinya akan

membesar/bersifat porous sehingga akan bersifat higroskopis (mudah menarik uap

air dari lingkungan). Lalu ditimbang sebagi c gram. Kemudian bahan dimasukkan

dalam tabung ekstraksi soxhlet. Dituangin pelarut petroleum benzene atau eter

pada labu soxhlet. Fungsi petroleum benzene/eter adalah untuk

mengekstraksi/melarutkan lemak pada bahan karena lemak hanya dapat larut pada

pelarut organik non polar. Setelah itu dilakukan proses ekstraksi lemak bahan

selama 4-6 jam( sampai bening). Pelarut yang memiliki titih didih lebih rendah

akan diuapkan dan dikondensasi saat melewati kondensor lalu pelarut akan jatuh

membasahi bahan dan lemak bahan akan terekstraksi. Setelah itu sisa lemak akan

dioven pada suhu 60oC selama 24 jam. Fungsi pengovenan kali ini adalah untuk

menguapkan sisa P. Benzen sehingga yang diperoleh memang benar – benar kadar

lemak dari bahan . Lalu setelah dikeluarkan dari oven, bahan dimasukkan ke

dalam eksikator 15 menit. Fungsi penggunaan eksikator adalah untuk

menyeimbangkan RH sehingga kertas saring tidak mudah menyerap air dan

nantinya tidak dapat mengganggu penimbangan. Hal ini perlu dilakukan karena

bahan yang baru saja dioven, pori-porinya akan membesar/bersifat porous

sehingga akan bersifat higroskopis (mudah menarik uap air dari lingkungan) Lalu

ditimbang sebagai d gram. Setelah itu persentase kadar lemak bahan bisa

ditentukan dari perhitungan nisbah berat lemak terhadap berat awal sampel

dikalikan 100% (Fauzi, 1994).

Page 13: 4. Kadar Lemak Ancep

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. pembahasan lemak

bb bk bb bk bb bk bb bklemak ikan lemak tempe daging ayam

gorenglemak sosis

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

2.04

42.47

3.078.52

22.40 22.92

46.10

139.69

4.1 Pembahasan

Pada tabel diatas dijelaskan bahwa untuk kadar lemak basis basah pada

ikan diperoleh data sebesar 2, 94 dan untuk berat keringnya sebesar 42,47 untuk

berat kering kadar air yang digunakan adalah sebesar berturut –turut 53,9 , 49,7

49,776 , 54,189% dan 51,891 dan diperoleh kadar lemak pada literatur sebesar 1

dari 100 gram (Santoso,2005) bahan kandungan lemaknya sudah sesuai dengan

literatur dikarenakan sudah cukup mendekati karena dalam setiap perhitungan

kadar lemak pasti ada beberapa faktor yang membedakan. Untuk RSD nya

diperoleh sebesar 21,36 untuk basis basah dan 21,367 untuk basis kering hal ini

Page 14: 4. Kadar Lemak Ancep

menunjukan keakurasian yang lebih dari 5% hal ini mengalami penyimpangan

dan data kurang bisa diterima karna tidak sesuai dengan literatur RSD. Untuk

menurunkan RSD dari kadar lemak pada ikan ini perlu dilakukan pengulangan

kembali. Seharusnya nilai RSD <5% yang memiliki keakurasian yang tinggi dan

dapat diterima. Penyimpangan mungkin dikarenakan tidak akurasi dalam peroses

penimbangan dan karena kesalahan praktikan.

Untuk lemak pada tempe dari hasil praktikum nilai kadar lemak basis

basahnya 3,07 dan basis keringnya sebesar 8,52 . Kadar air pada basis kering

diperoleh dari literatur yaitu sebsar 64%.hal ini hampir mendekati kandungan

kadar lemak pada tempe dari literatur yaitu sebesar 4% dari 100 gram

(santoso,2005).kandungan lemaknya sudah sesuai dengan literatur dikarenakan

sudah cukup mendekati karena dalam setiap perhitungan kadar lemak pasti ada

beberapa faktor yang membedakan. untuk RSD nya diperoleh sebesar 1,014 untuk

basis basahnya dan 2,81 untuk basis keringnya. Hal ini menunjukan keakurasian

yang sudah bisa diterima karna sesuai dengan literatur RSD <5% memiliki

keakurasian yang tinggi.

Untuk lemak pada daging dari hasil praktikum nilai kadar lemak basis

basahnya 22,4 dan basis keringnya sebesar 22,92 . Kadar air pada basis kering

diperoleh dari literatur yaitu sebsar 76%.hal ini hampir mendekati kandungan

kadar lemak pada tempe dari literatur yaitu sebesar maks 25% (Lehninger, 1982)

dari 100 gram bahan kandungan sudah sesuai dengan literatur dikarenakan sudah

cukup mendekati karena dalam setiap perhitungan kadar lemak pasti ada beberapa

faktor yang membedakan. Untuk RSDnya diperoleh sebesar 7,8276 pada basis

basah dan 7,8350 pada basis kering. Hal ini menunjukan keakurasian yang lebih

dari 5% hal ini mengalami penyimpangan dan data kurang bisa diterima karna

tidak sesuai dengan literatur RSD. Untuk menurunkan RSD dari kadar lemak pada

daging ini perlu dilakukan pengulangan kembali. Seharusnya nilai RSD <5% yang

memiliki keakurasian yang tinggi dan dapat diterima. Penyimpangan RSD

mungkin dikarenakan tidak akurasi dalam peroses penimbangan dan karena

kesalahan praktikan.

Page 15: 4. Kadar Lemak Ancep

Untuk lemak pada sosis dari hasil praktikum nilai kadar lemak basis

basahnya 46,097 dan basis keringnya sebesar 139,685 . Kadar air pada basis

kering diperoleh dari literatur yaitu sebsar 64%.hal ini hampir mendekati

kandungan kadar lemak pada sosis dari literatur yaitu sebesar 25% dari 100 gram

bahan (Dewan Standart Nasional). Hal ini terlalu jauh dengan literatur munkin

dikarenakan daging sapi yang digunakan memiliki karakter yang berbeda. untuk

RSD nya diperoleh sebesar 3,5217 untuk basis basah dan 3,5127 untuk basis

kering. Hal ini menunjukan keakurasian yang sudah bisa diterima karna sesuai

dengan literatur RSD <5% memiliki keakurasian yang tinggi.

Page 16: 4. Kadar Lemak Ancep

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum kali ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Kadar lemak yang paling tinggi adalah yang didapat dari perbandingan

bahan adalah pada sosis sebesar 46,097 dengan data RSD sebesar 3,52

2. Kadar lemak yang terendah adalah pada ikan 2,04 dengan RSD sebesar

2,14

3. Nilai RSD dari semua hasil praktikum memilik nilai RSD yang bisa

diterima.

4. Soxhlet modifikasi keakurasianya lebih rendah dari soxhlet biasa.

5.2 Saran

1. Pada setiap pengamatan sebaiknya segera dilakukan pencatatan untuk

meminimalisir penyimpangan.

2. untuk mempercepat penguapan pada oven sebaiknya petroleum benzene

yang bercampur dengan minyak di minimilkan dengan penguapan pada

soxhlet agar pengamatan tidak membutuhkan waktu lama.

3. Sebaiknya pengamatan dilakukan tepat waktu agar data yang dihasilkan

lebih akurat.

Page 17: 4. Kadar Lemak Ancep

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairil, dkk. (1996). Pengantar Praktikum Kimia Organik. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, DIKTI.

Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet. peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-

24.pdf. (diakses pada tanggal 21 oktober 2013).

Delvin, M. Thomas. (1992). Textbook of Biochemistry, with Clinical Correlation.

NewYork:Willey-Liss

Fauzi, Mukhammad. 1994. Analisa Hasil Pangan (Teori dan Praktek). Jember:

UNEJ

Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta : Penerbit EGC.

Salirawati et al.2007.belajar kimia menarik. Jakarta: Grasindo

Santoso BI, Hardinsyah, Siregar P, Pardede SO. 2005. Analisis lemak. Jakarta:

Centra Communications.

Tejasari. 2005. Nilai Gizi Pangan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Whitaker, M.C. 1915. The Journal of Industrial and Engineering Chemistry.

Easton: Eschenbach Printing Company

Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Page 18: 4. Kadar Lemak Ancep

LAMPIRAN

1. Daging ayam goreng(%bb dan % bk)

Bahan

(Ayam)

Kertas

saring (a

gram)

Kertas

saring +

ayam (b

gram)

Kertas +

bahan

setelah

dioven

sebelum

disoxhlet

(c gram)

Kertas +

bahan

setelah

dioven dan

disoxhlet(d

gram)

Berat

lemak

kadar

lemak

(%bb)

Kadar

lemak

(%bk)

Ulangan 1 0,988 3,765 2,373 1,777 0,596 21,46 21,96

Ulangan 2 1,103 4,105 2,497 1,789 0,708 23,58 24,13

Ulangan 3 1,099 4,156 2,498 1,760 0,738 24,14 24,70

Ulangan 4 1,104 4,183 2,488 1,859 0,629 20,42 20,89

Rata-rata 22,4 22,92

SD 1,7534 1,7958

RSD 7,8276 7,8350

Ulangan 1 = 2,373−1,7773,765−0,988

×100 %

= 0,5962,777

× 100 %

= 21,46 %

Ulangan 2 = 2,497−1,7894,105−1,103

×100 %

= 0,7083,002

× 100 %

= 23,58%

Ulangan 3 = 2,498−1,76

4,156−1,099×100 %

Page 19: 4. Kadar Lemak Ancep

= 0,7383,057

× 100 %

= 24,14 %

Ulangan 4 = 2,488−1,8594,183−1,104

× 100 %

= 0,6293,079

×100 %

= 20,42 %

Rata-rata = 21,46+23,58+24,14+20,42

4

= 89,6

4

= 22,4%

SD = √ Σ(x 1−x )2

n−1

= √ (21,46−22,4)2+(23,58−22,4 )2+(24,14−22,4 )2+(20,42−22,4 )2

4−1

= √ (−0,94 )2+(1,18 )2+(1,74 )2+(−1,98)2

3

= √ (0,8836+1,3924+3,0276+3,9204 )3

= √ 9,2243

= √3.0746

= 1,7534

Page 20: 4. Kadar Lemak Ancep

RSD = SDX

×100 %

= 1,7534

22,4× 100 % = 7,8276 %

Kadar lemak dalam basis kering (%bk)

Kadar air daging ayam(goreng) = 76 gram dalam 100 gram bahan.

Bahan yang digunakan dalam sampel = 3gram

Kadar air = 3 gram x 76

100 = 2,28 %

Kadar lemak Ayam goreng

Ulangan 1 = 21,46

[100−2,28 ] x 100%

= 21,96%

Ulangan 2 = 23,58

[100−2,28 ] x 100%

= 24,13%

Ulangan 3 = 24,14

[100−2,28 ] x 100%

= 24,70%

Ulangan 3 = 20,42

[100−2,28 ] x 100%

= 20,89%

Kadar lemak (bb)[100−kadar air (bb )]

x

Page 21: 4. Kadar Lemak Ancep

Rata-rata = 21,96+24,13+24,70+20,89

4

= 22,92%

SD = √∑ (xi−rata)2

n−1

= √ (21,96−22,92)2+(24,13−22,92 )2+ (24,70−22,92 )2+(20,89−22,92)2

4−1

= √ (−0,96 )2+(1,21 )2+ (1,78 )2+(−2,03)2

3

= √ (0,9216+1,4641+3,1684+4,1209)3

= √ 9,6753

= √3.225

= 1,7958

RSD = SD

rata−rata x 100%

= 1,795822,92

x 100%

= 7,8350%

Page 22: 4. Kadar Lemak Ancep

2.Kadar lemak pada tempe (%bb dan % bk

Ulangan

berat

kertas

saring

Berat

kertas

saring +

Bahan

Berat kertas

saring +

Bahan setelah

dioven 24 jam

Berat kertas

saring + Bahan

setelah dioven

24 dan diambil

lemaknya

Kadar

Lemak

(bb, %)

Kadar

Lemak (bk,

%)

1 0.458 4.458 1,995 1,868 3.175 8.819444

2 0.576 4.576 1,940 1,814 3.15 8.75

3 0.398 4.398 2,114 1,984 3.25 9.027778

4 0.556 4.556 2,126 2,018 2.7 7.5

rata-rata 3.068 8.524306

SD 0.031 0.24

RSD 1.014 2.81

Diketahui kadar air tempe 64% literatur

Bb (kadar lemak basis basah)

Ulangan 1 = 1,995−1,8684,458−0,458

× 100 = 3,175

Ulangan 2 = 1,940−1,8144,576−0,576

×100 % = 3,15 %

Ulangan 3 = 2,114−1,9844,398−0,398

× 100 % = 3,25%

Page 23: 4. Kadar Lemak Ancep

Ulangan 4 = 2,126−2,0184,556−0,556

×100 % = 2,7 %

Rata-rata = 3,175+3,15+3,25+2,7

4 = 3,06875

SD =√ (3,175−3.06875)2+(3,15−3.06875 )2+(3,25−3.06875 )2+(2,7−3.06875)2

4−1

= √ (3,455881+2,223081+2,941225+4,330561)3

= √ 0,186718753

= √0,0622319583

= 0,031119792

RSD = 0,031119792

3.06875×100 %

= 1,0140 %

Bk (kadar lemask basis kering)

Ulangan 1 = 3,17

100−64×100 = 8,81 %

Ulangan 2 =3,15

100−64×100 = 8,75 %

Ulangan 3 = 3,35

100−64×100 = 9,02%

Ulangan 4 = 2,7

100−64×100 = 7,5 %

Rata-rata = 8,81+8,75+9,02+7,5

4 = 8.524305556

SD = √(8,81 – 8,52)2+(8,75−8,52 )2+(9,02−8,52 )2+¿¿¿¿

Page 24: 4. Kadar Lemak Ancep

= √ 1,443

= √0,480

= 0,240

RSD = 0,2408,52

× 100 % = 2,81%

Page 25: 4. Kadar Lemak Ancep

3. Kandungan lemak pada ikan (%bb dan %bk)

Bahan

Ulangan

Berat Labu

Kosong

Beratlabu+ Minyak Setelah

Soxhlet

Penimbangan

A Gram

B Gram

C Gram

D Gram

E Gram

Ikan

1

33,623 G

34,952

0,582

4,582

2,426

1,382 0.8

20,74

24,79

22,80

41,392 0.6

30,70

74,72

72,72

61,555 0.848

40,52

44,53

42,36

11,552 1.028

Ulangan Kadar Air (%)

1. 53.9

2. 49.7

3. 49.776

4. 54.189

Rata-rata 51.891

3.1.3 Kada Lemak Bahan

UlanganKadar Lemak (bb,

%)

Kadar Lemak (bk,

%)

1. 20 41.572

2. 15 31.179

3. 21.09 43.837

4. 25.63 53.274

Rata-rata 20.43 42.4655

SD 4.364 9.0716

RSD 21.36 21.3627

Page 26: 4. Kadar Lemak Ancep
Page 27: 4. Kadar Lemak Ancep

4 kadar lemak pada sosis

Ulangan

berat

kertas

saring

Berat

kertas

saring +

Bahan

Berat kertas

saring + Bahan

setelah dioven

24 jam

Berat kertas

saring + Bahan

setelah dioven 24

dan diambil

lemaknya

Kadar

Lemak (bb,

%)

Kadar Lemak

(bk, %)

1 0.555 4.14 3.659 1.946 47,71 144,57

2 0.578 4.266 3.619 1.969 44,73 135,54

3 0.629 4.197 3.614 2.02 44,67 135,36

4 0.48 4.145 3.622 1.889 47,28 143,27

rata-rata 46,097 139,685

SD1,6234 4,91942

RSD 3,5217 3,5217

3.1.1 Hasil Perhitungan

Bb (kadar lemak basis basah)

Ulangan 1 3,659−1,946

4,14−0,55×100 %

= 47,71%

Ulangan 2 = 3,619−1,9694,266−0,578

× 100 %

= 44,73%

Ulangan 3 = 3,614−2,02

4,197−0,629× 100 %

Page 28: 4. Kadar Lemak Ancep

= 44,67 %

Ulangan 4 = 3,622−1,8894,145−0,48

× 100 %

= 47,28 %

Rata-rata = , 47,71+44,73+44,67+47,28

4

= 46,097%

SD = √ Σ(x 1−x )2

n−1

= √ (46,097−47,71)2+(46,097−44,73 )2+(46,097−44,67 )2+(46,097−47,28)2

4−1

= √ (−1,613 )2+ (1,367 )2+ (1,427 )2+(−1,183)2

3

= √ (2,601769+1,868689+2,036329+1,399489)3

= √ 12,9507483

= 1,6234

RSD = SDX

×100 %

= 1,623446,097

×100 %

= 3,5217%

Bk (kadar lemak basis kering) Kadar air sosis menurut SNI 01-3020-1995 adalah

maksimal 67.0% 

Page 29: 4. Kadar Lemak Ancep

Ulangan 1 = 47,71

100−67×100 = 144,57 %

Ulangan 2 =44,73

100−67×100 = 135,54%

Ulangan 3 = 44,67

100−67×100 = 135,36%

Ulangan 4 = 47,28

100−67×100 = 143,27%

Rata-rata = 144,57+135,54+135,36 ? 143,27

4 = 139,685

SD =

√ (139,685 –144,57)2+(139,685−135,54 )2+(139,685−135,36 )2+(139,685−143,27)2

4−1

= 4,91942

RSD = 4,91942139,685

× 100 % = 3,5217%