4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1...

20
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.) memiliki kenampakan berwarna hijau pekat dengan bau menyengat yang khas seperti ikan asin. Dari 50 gram tepung cacing Nereis sp. yang dimaserasi dengan 500 mL etanol menghasilkan 6,92 gram ekstrak kasar dengan hasil perhitungan rendemen sebesar 13,84% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 94,28%. Ekstrak kasar etanol cacing tanah Lumbricus rubellus memiliki kenampakan berwarna coklat kehitaman dengan bau menyengat tetapi tidak setajam bau ekstrak cacing Nereis sp. Dari 50 gram tepung cacing tanah Lumbricus rubellus menghasilkan 6,3 gram ekstrak kasar dengan hasil perhitungan rendemen sebesar 12,6% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 97%. Ekstrak kental etanol cacing tanah Eisenia foetida memiliki kenampakan berwarna coklat kehitaman. Dari 50 gram tepung cacing tanah Eisenia foetida menghasilkan 6,39 gram ekstrak kental dengan perhitungan rendemen sebesar 12,78% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 93,75%. Karakteristik ekstrak kasar etanol cacing dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan rendemen dilanjutkan pada Lampiran 6. Perhitungan efisiensi evaporasi pelarut dilanjutkan pada Lampiran 7.

Transcript of 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1...

Page 1: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol

Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.) memiliki kenampakan

berwarna hijau pekat dengan bau menyengat yang khas seperti ikan asin. Dari

50 gram tepung cacing Nereis sp. yang dimaserasi dengan 500 mL etanol

menghasilkan 6,92 gram ekstrak kasar dengan hasil perhitungan rendemen

sebesar 13,84% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 94,28%.

Ekstrak kasar etanol cacing tanah Lumbricus rubellus memiliki

kenampakan berwarna coklat kehitaman dengan bau menyengat tetapi tidak

setajam bau ekstrak cacing Nereis sp. Dari 50 gram tepung cacing tanah

Lumbricus rubellus menghasilkan 6,3 gram ekstrak kasar dengan hasil

perhitungan rendemen sebesar 12,6% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi

sebesar 97%.

Ekstrak kental etanol cacing tanah Eisenia foetida memiliki kenampakan

berwarna coklat kehitaman. Dari 50 gram tepung cacing tanah Eisenia foetida

menghasilkan 6,39 gram ekstrak kental dengan perhitungan rendemen sebesar

12,78% dan efektifitas pelarut yang terevaporasi sebesar 93,75%. Karakteristik

ekstrak kasar etanol cacing dapat dilihat pada Tabel 2. Perhitungan rendemen

dilanjutkan pada Lampiran 6. Perhitungan efisiensi evaporasi pelarut dilanjutkan

pada Lampiran 7.

Page 2: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

21

Tabel 2. Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Cacing

Ekstrak Etanol Cacing

Gambar Karakteristik % Rendemen % evaporasi pelarut

Nereis sp.

-warna hijau pekat

- bau amis menyengat

13,84% 94,28%

Lumbricus rubellus

-warna coklat kehitaman -bau amis menyengat

12,6% 97%

Eisenia foetida

-warna coklat kehitaman -bau amis menyengat

12,78% 93,75%

4.2 Analisis FTIR

Analisis FTIR dilakukan untuk menentukan gugus fungsi utama yang

terdapat dalam sampel ekstrak etanol cacing tanah dan cacing laut. Gugus

fungsi yang dianalisa merupakan analisa keseluruhan terhadap nilai serapan

yang muncul. Analisis serapan dilakukan pada daerah 4000 cm-1 – 500 cm-1.

4.2.1 Analisis FTIR Cacing Laut Nereis sp.

Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol cacing laut Nereis sp.

menghasilkan 20 puncak serapan. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing laut

Nereis sp. dapat dilihat pada Gambar 6. Analisis serapan FTIR cacing laut Nereis

sp. dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 3: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

22

Gambar 6. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Laut Nereis sp.

Tabel 3. Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Laut Nereis sp

Puncak serapan cm-

1

Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi

516, 92 678,94 979,84

675-995 C-H alkena

1022,27 1083,99

1050-1300 C-O alkohol/ eter/ asam karboksilat/ ester

1219,01 1180-1360 C-N amina/amida 1336,67 1300-1370 NO2

1614,42 1610-1680 C=C alkena aromatik 2852,72 2924,09

1340-1470 C-H alkana

3240,41 3271,27 3288,63 3305,99

3200-3600 O-H alkohol ikatan H/fenol

3363,86 3381,21 3404,36 3442,92 3520,09

3300-3500 N-H amina/amida

*Wonorahardjo, 2016

Protein tersusun dari unit-unit asam amino, yang mana asam amino

memiliki gugus fungsi penyusun yang terdiri dari asam karboksilat, amida

Page 4: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

23

Gambar 7. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Laut Nereis sp. ulangan 1

primer/sekunder, dan rantai –R. Hasil FTIR ekstrak etanol cacing laut Nereis sp.

menunujukkan dugaan gugus fungsional utama penyusun asam amino yaitu

gugus N-H, O-H, C-H, C-O. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang

senyawa antibakteri pada cacing laut Nereis sp. senyawa antibakteri yang

berhasil diisolasi dari cairan selom cacing Nereis diversicolor adalah Hedistin

(Tasiemski, et al. 2007) dan MPII (Deloffre, et al. 2003) yang mana senyawa aktif

ini termasuk kedalam golongan protein atau peptida aktif. Menurut Volk dan

Wheeler (1988), senyawa HNO3 bersifat sebagai antibakteri karena dapat

menggumpalkan protein pada sel bakteri. Oleh karena itu dugaan gugus nitro

(NO2) yang muncul pada spektra inframerah dapat menjadi antibakteri. Serapan

FTIR ekstrak etanol cacing laut Nereis sp. ulangan 1 dapat dilihat pada Gambar

7. Analisis serapan FTIR cacing laut Nereis sp. ulangan 1. Dapat dilihat pada

Tabel 4.

Page 5: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

24

Tabel 4 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Nereis sp. Ulangan 1

Puncak serapan cm-1

Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi

653,87 972,12

675-995 C-H Alkena

719,45 690-900 & 3010-3100

C-H cincin aromatik

1022,27 1045,42 1083,99

1050-1300 C-O asam karboksilat

1219,01 1180-1360 C-N amina/amida 2852,72 2929,87 2953,02

2850-2970 C-H alkana

*Wonorahardjo, 2016 Hasil analisis FTIR ulangan 1 ekstrak etanol cacing laut Nereis sp.

menghasilkan 10 puncak serapan. Hasil FTIR Nereis sp ulangan 1 menunjukkan

dugaan gugus C-O asam karboksilat, C-N amida, N-H amina, C-H aromatik. Dari

hasil analisa gugus fungsi dengan FTIR pada sampel cacing laut Nereis sp.

maka didapatkan analisa gugus utama yang merupakan penyusun asam amino

sebagaimana senyawa aktif antibakteri yang telah ditemukan oleh Tasiemski, et

al. (2002) pada Nereis diversicolor merupakan hedistin yaitu peptida antimikroba

yang mengandung bromotriptofan yang mana asam amino triptofan memiliki

gugus C-H aromatik. Menurut Deloffre et al (2003), senyawa antimikroba yang

ditemukan adalah MPII merupakan protein dengan residu asam amino sebanyak

119. Dari kedua hasil pengujian FTIR ekstrak etanol cacing laut Nereis sp. dan

ulangan 1, diduga gugus fungsional yang muncul adalah gugus fungsi penyusun

asam amino yang merupakan unit terkecil penyusun protein.

4.2.2 Analisis FTIR Cacing Tanah Lumbricus rubellus

Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol cacing tanah Lumbricus

rubellus menghasilkan 14 puncak serapan. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing

tanah Lumbricus rubellus dapat dilihat pada Gambar 8. Analisis serapan FTIR

cacing tanah Lumbricus rubellus dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 6: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

25

Gambar 8. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Tanah Lumbricus rubellus

Tabel 5 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Tanah Lumbricus rubellus

Puncak Serapan cm-1

Referensi cm-1* Kemungkinan gugus Fungsi

717,52 808,17 3008,95 3091,89

675-995 & 3010-3095 C-H Alkena

1018,41 1085,92 1176,58

1050-1300 C-O asam karboksilat

1219,01 1180-1360 C-N amina/amida 1377,17 2854,65 2927,65

1340-1470 & 2850-2970 C-H alkana

1745,58 1690-1760 C=O asam karboksilat

*Wonorahardjo, 2016

Dugaan serapan inframerah pada sampel ekstrak etanol cacing

Lumbricus rubellus adalah gugus fungsi C-H alkena, C-O asam karboksilat, C-N

amina/amida, C-H alkana dan C=O asam karboksilat. Mengacu kepada jurnal

Cho, et al. (1998) tentang isolasi senyawa antibakteri dari cairan selom cacing

Lumbricus rubellus, maka senyawa tersebut adalah lumbricin I yang merupakan

Page 7: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

26

peptida aktif dengan kemampuan sebagai antibakteri. Lumbricin I tersusun atas

asam amino dengan gugus fungsi utama penyusunnya terdiri dari asam

karboksilat, amina, amida primer/sekunder dan gugus -R. Oleh karena itu,

dugaan gugus fungsional serapan inframerah pada sampel ekstrak etanol

Lumbricus rubellus merupakan penyusun asam amino yang sesuai dengan

penelitian terdahulu. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing tanah Lumbricus

rubellus ulangan 1. dapat dilihat pada Gambar 9. Analisis serapan FTIR cacing

tanah Lumbricus rubellus ulangan 1. dapat dilihat pada Tabel 6.

Gambar 9. Serapan FTIR ekstrak etanol Lumbricus rubellus ulangan 1

Page 8: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

27

Tabel 6 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Lumbricus rubellus ulangan 1

Puncak serapan cm-1 Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi

719,45 806,25 875,68 925,83 972,12

675-995 & 3010-3095 C-H Alkena

1020,34 1051,2 1085,92 1112,93

1050-1300 C-O asam karboksilat

1178,51 1219,01

1180-1360 C-N amina/amida

1377,17 1454,33 2852,72 2924,09 2953,02

1340-1470 & 2850-2970 C-H alkana

1614,42 1610-1680 C=C alkena 3224,98 3242,34 3284,77

3200-3600 O-H alkohol ikatan H/fenol

3304,06 3321,42 3520,09 3562,52

3300-3500 N-H Amina/Amida

* Wonorahardjo, 2016

Hasil analisis FTIR ulangan 1 ekstrak etanol cacing tanah Lumbricus

rubellus menghasilkan 33 puncak serapan. Dugaan analisa gugus fungsi sampel

Lumbricus rubellus ulangan 1 menunjukkan kemungkinan adanya gugus N-H

amina/amida, C-N amida/amina, gugus O-H, C-O asam karboksilat, C-H alkana

dan C=H alkena pada sampel tersebut. Dugaan gugus fungsi tersebut mengacu

kepada gugus fungsi penyusun protein atau peptida antibakteri lumbricin I yang

ditemukan oleh Cho, et al. (1998).

4.2.3 Analisis FTIR Cacing Tanah Eisenia foetida

Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol cacing tanah Eisenia foetida

menghasilkan 10 puncak serapan. Serapan FTIR ekstrak etanol cacing tanah

Page 9: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

28

Eisenia foetida dapat dilihat pada Gambar 10. Analisis serapan FTIR cacing

tanah Eisenia foetida dapat dilihat pada Tabel 7.

Gambar 10. Serapan FTIR ekstrak etanol Cacing Tanah Eisenia foetida

Tabel 7 . Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Eisenia foetida

No Puncak serapan Referensi cm-1* Kemungkinan gugus fungsi

1. 806,25 675-995 & 3010-3095 C=H Alkena 2. 1053,13 1050-1300 cm-1 C-O asam karboksilat 3. 1180,44

1219,01 1180-1360 cm-1 C-N amina/amida

4. 2854,65 2927,94 2953,02

1340-1470 & 2850-2970 cm-1

C-H alkana

* Wonorahardjo, 2016

Dugaan gugus fungsi pada sampel ekstrak etanol cacing tanah Eisenia

foetida adalah C-H alkana, C=H alkena, C-O asam karboksilat dan C-N

amida/amina. Dugaan gugus fungsi ini mengacu kepada jurnal Li, et al. (2011)

bahwa senyawa antibakteri yang telah diisolasi dari cairan selom cacing Eisenia

foetida disebut F-1 dan F-2 yang merupakan peptida aktif yang memiliki

kemapuan sebagai antibakteri. Komponen penyusun senyawa tersebut adalah

asam amino yang terdiri dari gugus asam karboksilat, amina, amida

Page 10: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

29

primer/sekunder dan gugus –R. Diduga gugus fungsional utama pada sampel

merupakan gugus penyusun asam amino yang sesuai dengan jurnal acuan.

Serapan FTIR ekstrak etanol cacing tanah Eisenia foetida ulangan 1 dapat dilihat

pada Gambar 11. Analisis serapan FTIR cacing tanah Eisenia foetida ulangan 1

dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Serapan FTIR Ekstrak Etanol Cacing Eisenia foetida ulangan 1

No Puncak serapan cm-1

Referensi cm-1* Kemungkinan Gugus Fungsi

1. 719,45 972,12

675-995 C-H Alkena

2. 1051,2 1085,92 1112,93

1050-1300 C-O asam karboksilat

3. 1178,51 1217,08

1180-1360 C-N amina/amida

4. 1377,17 1460,11 2852,72 2924,09 2953,02

1340-1470 & 2850-2970

C-H alkana

5. 1616,35 1610-1680 C=C alkena 6. 3269,34 3200-3600 O-H alkohol ikatan H/fenol 7. 3300,2

3319,49 3568,31

3300-3500 N-H Amina/Amida

* Wonorahardjo, 2016

Gambar 11. Serapan FTIR ekstrak etanol Eisenia foetida ulangan 1

Page 11: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

30

Univ Brawijaya

Time1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00

%

0

100

FPIK Brawijaya NR Etanol 1: TOF MS ES+ BPI

1.05e8

15.07

14.19

14.01

13.35

11.01

1.57 5.11 12.51

13.76

14.92

15.17

15.95

15.77

17.00

17.82

18.36

Hasil analisis FTIR sampel ekstrak etanol Eisenia foetida menghasilkan 17

puncak serapan. Dugaan gugus fungsi dengan FTIR pada sampel Eisenia

foetida ulangan 1 menunjukkan adanya kemungkinan gugus fungsi penyusun

asam amino yang terdiri atas C-H alkana, C-O asam karboksilat, gugus O-H, C-N

amida/amina, N-H amina/amida. Li, et al. (2011), memaparkan bahwa senyawa

antimikroba pada cacing tanah Eisenia foetida merupakan golongan peptida

yang terdiri dari beberapa rantai asam amino.

4.3 Analisis LCMS

Analisis LCMS dilakukan dengan menggunakan software masslynk dan

identitas senyawa dicari dengan menggunakan website chemspider.com. dengan

cara memasukkan rumus molekul yang telah didapatkan dari hasil analisa

spektrum dan berat molekul dalam m/z.

4.3.1 Analisis LCMS Nereis sp

Hasil analisis spektroskopi massa sampel ekstrak etanol cacing Nereis

sp. muncul beberapa spektrum pada retensi waktu tertentu dengan total retensi

waktu 0-22 menit. Kromatogram LCMS ekstrak kasar etanol cacing laut dapat

dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Kromatogram LCMS Ekstrak Kasar Etanol Nereis sp.

Page 12: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

31

Puncak kromatogram LCMS pada ekstrak kasar etanol cacing Nereis sp.

menunjukkan beberapa puncak pada retensi waktu 1,57 menit, 5,11 menit, 11,01

menit, 12,51 menit, 13,35 menit,14,01 menit, 14,19 menit, 14,92 menit, 15,07

menit, 15,17 menit, 15,95 menit, 17,00 menit, 17,82 menit dan 18,36 menit. Hasil

analisis LCMS ekstrak kasar etanol cacing Nereis sp. dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Nereis sp.

No Retensi waktu

Nama Senyawa Rumus molekul

Berat molekul

Rumus Struktur

1. 1,569 menit

1-Amino cyclohexane carboxylic acid

C7H13NO2 143,184 Da

2. 1,683 L-Valine C5H11NO2 117,146 Da

3. 5,113 menit

2-{[(4-amino 1,2,5-oxadiazol-3-yl) carbonyl] amino}- N-(2-ethoxy-3- methoxybenzyl) ethanaminium

C15H22N5O4 336,366 Da

4. 11,013 menit

Cocamidopropyl βine

C19H38N2O3 342,517 Da

5. 12,511 menit

{Dimethyl[3- tetradecanoyl amino)propyl] ammonio} acetate

C21H42N2O3 370,570 Da

6. 13,346 menit

(2S)-2-{(1S,7S, 8S, 8aS) -1- hydroxy-7-[(methoxyacetyl) amino]-4a,8- dimethyldecahydro-2-naphthalenyl}- N- [2-(4-morpholinyl) ethyl] propanamide

C24H43N3O5 453,615 Da

(dilanjutkan)

Page 13: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

32

Tabel 9. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Nereis sp. (lanjutan)

No Retensi waktu

Nama Senyawa Rumus molekul

Berat molekul

Rumus Struktur

7. 14,9 menit

1-(β-D-Arabinofuranosyl)-4-(hexadecylamino)-2(1H)- pyrimidinone

C25H45N3O

467,642 Da

8. 17,267 menit

N,N-

Dicyclohexyl-N2

N6-bis{2-methyl-

2-

propanyl)oxy]ca

rbonyl}-D-

lysinamide

C28H51N3O 509,722 Da

Analisis dengan LCMS menunjukkan bahwa pada retensi waktu tertentu

terdapat senyawa yang dapat diidentifikasi dari sampel ekstrak kasar etanol

cacing laut Nereis sp. yaitu dari golongan senyawa amino atau amida.

Sebagaimana senyawa aktif antibakteri yang telah ditemukan oleh Tasiemski, et

al. (2002) pada Nereis diversicolor merupakan hedistin yaitu peptida antimikroba

yang mengandung bromotriptofan yang mana asam amino triptofan memiliki

gugus C-H aromatik. Menurut Deloffre et al (2003), senyawa antimikroba yang

ditemukan adalah MPII merupakan protein dengan residu asam amino sebanyak

119.

4.3.2 Analisis LCMS Lumbricus rubellus

Hasil analisis spektroskopi massa sampel ekstrak kasar etanol cacing

Lumbricus rubellus muncul beberapa spektrum pada retensi waktu tertentu

dengan total retensi waktu 0-22 menit. Kromatogram LCMS ekstrak kasar etanol

cacing Lumbricus rubellus dapat dilihat pada gambar 13.

Page 14: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

33

Univ Brawijaya

Time1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00

%

0

100

FPIK Brawijaya LR Etanol 1: TOF MS ES+ BPI

3.11e7

15.07

14.85

7.06

2.30

1.60

1.75

4.93

4.716.115.11

13.7612.88

9.44

10.78 12.66

11.88

13.64

13.49

14.49

14.34

18.40

16.87

15.5916.24

17.19

Gambar 13. Kromatogram LCMS Ekstrak Kasar Etanol Lumbricus rubellus

Puncak kromatogram LCMS pada ekstrak kasar etanol cacing Lumbricus

rubellus menunjukkan beberapa puncak pada retensi waktu 1,60 menit, 2,30

menit, 4,71 menit, 4,93 menit, 6,11 menit, 7,06 menit, 9,44 menit, 10,78 menit,

12,66 menit, 12,88 menit, 13,76 menit, 14,85 menit, 15,07 menit dan 18,40

menit. Hasil analisis LCMS ekstrak kasar etanol cacing Lumbricus rubellus dapat

dilihat pada Tabel 10.

Page 15: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

34

Tabel 10. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Lumbricus rubellus

No Retensi waktu

Nama Senyawa Rumus molekul

Berat molekul

Rumus Struktur

1. 1,603

menit

Adenosine C10H13N5O

267,241

Da

2. 2,301 menit

Adenosine C10H13N5O

267,241

Da

3. 4,610

menit

N- Benzyl

maleimide

C11H9NO2

187,195

Da

4. 4,713

menit

Benzyl 2-amino-

7-azaspiro[3.5]

nonane-7-

carboxylate

C16H22N2O

274,358

Da

5. 4,930

menit

N- Phenyl- N-

(4-piperidinyl)

propanamide

C14H20N2O

232,321

Da

6. 9,435

menit

Fmoc-l-Lysine C21H24N2O

368,426

Da

7. 10,784

menit

N-

Lauryldiethanola

mine

C16H35NO2

273,455

Da

Page 16: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

35

Univ Brawijaya

Time1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 15.00 16.00 17.00 18.00 19.00 20.00 21.00 22.00

%

0

100

FPIK Brawijaya EF Etanol 1: TOF MS ES+ BPI

3.15e7

15.07

14.85

7.06

2.30

1.60

1.75

4.93

4.716.115.11

13.7612.88

9.44 12.66

10.78

11.23

13.68

13.49

14.52

14.34

18.36

17.6716.20

15.72

17.0516.54

18.43

19.13

Analisis dengan LCMS menunjukkan bahwa pada retensi waktu tertentu

terdapat senyawa yang dapat diidentifikasi dari sampel ekstrak kasar etanol

cacing tanah Lumbricus rubellus yaitu dari golongan senyawa turunan amino

atau amida. Cho, et al. (1998) menyatakan isolasi senyawa antibakteri dari cairan

selom cacing Lumbricus rubellus telah dilakukan dan senyawa tersebut adalah

lumbricin I yang merupakan peptida aktif dengan kemampuan sebagai

antibakteri. Lumbricin I tersusun atas asam amino dengan gugus fungsi utama

penyusunnya terdiri dari asam karboksilat, amina, amida primer/sekunder dan

gugus -R.

4.3.3 Analisis LCMS Eisenia foetida Hasil analisis spektroskopi massa sampel ekstrak etanol cacing Eisenia

foetida muncul beberapa spektrum pada retensi waktu tertentu dengan total

retensi waktu 0-22 menit. . Kromatogram LCMS ekstrak kasar etanol cacing

tanah Eisenia foetida dapat dilihat pada gambar 14.

Gambar 14. Kromatogram LCMS Ekstrak Kasar Etanol Eisenia foetida

Puncak kromatogram LCMS pada ekstrak kasar etanol cacing tanah

Eisenia foetida menunjukkan beberapa puncak pada retensi waktu 1,60 menit,

2,30 menit, 4,71 menit, 4,93 menit, 6,11 menit, 7,06 menit, 9,44 menit, 10,78

Page 17: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

36

menit, 12,66 menit, 12,88 menit, 13,76 menit, 14,85 menit, 15,07 menit, 16,20

menit, 17,67 menit dan 19,13 menit. Hasil analisis LCMS ekstrak kasar etanol

cacing Eisenia foetida dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Eisenia foetida

No Retensi waktu

Nama Senyawa Rumus molekul

Berat molekul

Rumus Struktur

1. 1,603

menit

Adenosine C10H13N5O

267,241

Da

2. 2,301 menit

Adenosine C10H13N5O

267,241

Da

3. 4,610

menit

N- Benzyl

maleimide

C11H9NO2

187,195

Da

4. 4,713

menit

Benzyl 2-amino-

7-azaspiro[3.5]

nonane-7-

carboxylate

C16H22N2O

274,358

Da

5. 4,931

menit

N- Phenyl- N-

(4-piperidinyl)

propanamide

C14H20N2O

232,321

Da

6. 9,435

menit

Fmoc-l-Lysine C21H24N2O

368,426

Da

(dilanjutkan)

Page 18: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

37

Tabel 11. Analisis Spektrum LCMS Ekstrak Kasar Etanol Eisenia foetida (lanjutan)

No Retensi waktu

Nama Senyawa Rumus molekul

Berat molekul

Rumus Struktur

7. 11,23

menit

2,2’-

(Tridecylimino)

ethanol

C17H37NO2

287,481

Da

8. 12,87

N-(2-{Butyl[2-

(cyclohexylamin

o) -1- (2,4 -

dimethoxypheny

l)-2-

oxoethyl]amino}

-2- oxoethyl)-2-

furamide

C27H37N3O6

499,599

Da

9.

13,025

menit

2-Hexyl-3,5-

dipentylpyridine

C21H37N

303,525

Da

10. 14,85

menit

1-(2,3- Dideoxy-

3-{hydroxy[(9E)-

9-

octadecenoyl]a

mino}

pentofuranosyl)-

5- methyl-

2,4(1H,3H)-

pyrimidinedione

C28H47N3O6

521,689

Da

11. 17,667 N-[2-(3,4-

Dimethoxyphen

yl) ethyl] -4,6-

di(1-piperidinyl)-

1,3,5- triazine-2-

amine

C23H34N6O2

426,555

Da

Analisis dengan LCMS menunjukkan bahwa pada retensi waktu tertentu

terdapat senyawa yang dapat diidentifikasi dari sampel ekstrak kasar etanol

cacing tanah Eisenia foetida yaitu dari golongan senyawa turunan amino atau

Page 19: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

38

amida. Li, et al. (2011) menyatakan bahwa senyawa antibakteri yang telah

diisolasi dari cairan selom cacing Eisenia foetida disebut F-1 dan F-2 yang

merupakan peptida aktif yang memiliki kemapuan sebagai antibakteri. Komponen

penyusun peptida tersebut adalah asam amino yang terdiri dari gugus asam

karboksilat, amina, amida primer/sekunder dan gugus –R. Cara analisis berat

molekul dugaan senyawa antibakteri dapat dilakukan melalui perhitungan massa

relatif (Mr) sequencing senyawa antibakteri pada Eisenia foetida, yakni F-1.

Senyawa F-1 memiliki sequencing Ac-Ala-Met-Val-Ser-Ser. Perhitungan Mr F-1

sebagai berikut:

Mr Asam Aspartat (C4H7NO4) = 4 (Ar C)+7 (Ar H)+1 (Ar N)+4 (Ar O)

= 4(12,01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+4(15,9994)

= 133,1047 g/mol

Mr Alanin (C3H7NO2) =3 (Ar C)+7 (Ar H)+1 (Ar N)+2 (Ar O)

= 3(12, 01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+2(15,9994)

= 89,09474 g/mol

Mr Metionin (C5H11NO2S) = 5 (Ar C)+11 (Ar H)+1 (Ar N)+2 (Ar O)+1 (Ar S)

= 3(12,01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+2(15,9994)

+1(32,064)

= 149,2129 g/mol

Mr Valin (C5H11NO2) = 5 (Ar C)+11 (Ar H)+1 (Ar N)+2 (Ar O)

= 3(12,01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+ 2(15,9994)

= 117,1489 g/mol

Mr Serin (C3H7NO3) = 3 (Ar C)+7 (Ar H)+1 (Ar N)+3 (Ar O)

= 4(12, 01115)+7(1,00797)+1(14,0067)+4(15,9994)

= 105,0941 g/mol Total Mr pada Fetidin adalah (Asp+Ala+Met+Val+Ser+Ser)–5(H2O) = 608,673 g/mol.

Page 20: 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik ...repository.ub.ac.id/7544/5/BAB 4.pdf · 4.1 Karakteristik Ekstrak Kasar Etanol Ekstrak kasar etanol cacing laut (Nereis sp.)

39

Univ Brawijaya

m/z50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100 1150

%

0

100

FPIK Brawijaya EF Etanol 443 (16.204) 1: TOF MS ES+ 3.65e6524.3738

496.3786

277.2177

242.2491223.0648

161.0849144.982591.0546179.1438

332.3324350.3067 396.3278

485.3857

455.3055397.3296

525.3774

608.4309

526.3804

546.3558 562.3804

1006.7233721.4898

638.4066 688.5223776.2353

737.4647 777.2358 861.6002862.6028

877.5989926.2672

1010.75291031.6871

1032.69091127.65371106.7233

1171.6798

Spektrum dugaan senyawa antibakteri pada Eisenia foetida muncul pada

retensi waktu 16,204 menit dengan berat molekul sebesar 608,4309 m/z memiliki

rumus struktur C31H58N7O3S. Dugaan senyawa tersebut sesuai dengan

perhitungan Mr pada senyawa antibakteri F-1 dengan rantai asam amino Asp-

Ala-Met-Val-Ser-Ser. Gambar 15. merupakan spektrum senyawa C31H58N7O3S.

Gambar 15. Spektrum Dugaan Senyawa Antibakteri Eisenia foetida