4. HASIL PENELITIAN 4.1. Mie Sedaap · 4.1. Mie Sedaap 4.1.1. Sekilas Perusahaan Gambar 4.1. Logo...
Transcript of 4. HASIL PENELITIAN 4.1. Mie Sedaap · 4.1. Mie Sedaap 4.1.1. Sekilas Perusahaan Gambar 4.1. Logo...
Universitas Kristen Petra
123
4. HASIL PENELITIAN
4.1. Mie Sedaap
4.1.1. Sekilas Perusahaan
Gambar 4.1. Logo Wingsfood
Grup Wings didirikan pada tahun 1948 oleh Johaness Ferdinand Katuari
atau Oen Yong Khing dan Harjo Sutanto dengan nama Fa Wings (Teguh dan
Suharyanto para 22). Perusahaan ini bermula dari usaha kecil berskala home
industry yang memproduksi sabun cuci deterjen dengan merek Wings.
Setelah 55 tahun berdiri, Fa Wings berubah menjadi Grup Wings yang
besar seperti sekarang, dan mulai merambah bidang usaha lain, seperti perbankan,
makanan, perkebunan, bahan bangunan, hingga properti. Berikut ialah sejarah
Grup Wings:
a. 1948 : didirikan pertama kali
b. 1950 : sabun mandi Wings mulai dipasarkan
c. 1970 : meluncurkan deterjen krim Ekonomi
d. 1980 : melebarkan bisnis sabun deterjen krim dengan merek Wings Biru
e. 1983 : bersama sejumlah investor (termasuk Grup Salim) mendirikan
PT. Unggul Indah Cahaya, satu-satunya produsen alkybenzene
(bahan baku dasar produk deterjen) di Surabaya
f. 1989 : masuk di bisnis keramik melalui Milan dan Hercules
g. 1989 : mendirikan Bank Ekonomi
h. 1989 : berpatungan dengan Lion Corp. Mendirikan PT. Lionindo Jaya
i. 1990 : memasarkan deterjen Extra Aktif dan deterjen bubuk So Klin
Universitas Kristen Petra
124
j. 1995 : memasuki bisnis gypsum dan semen fiber bersama Siam Cement
k. 1997 : meluncurkan DAIA
l. 1998 : mengakuisisi proyek perumahan Raffless Hill
m. 1998 : eksistensi So Klin dengan meluncurkan Softener So Klin dan So
Klin pewangi
n. 2000 : membeli saham Ecogreen lewat konsorsium dengan kepemilikan
mayoritas (47,7%)
o. 2001 : mendirikan perusahaan sekuritas, Eko Kapital Sekuritas
p. 2002 : membangun Pulo Gadung Trade Center bersama Djarum
q. 2003 : penetrasi bisnis mi instan melalui Mie Sedaap
Jalur distribusi produk sepenuhnya dipegang oleh Sayap Mas Utama. Alur
pendistribusian dilakukan secara satelit, yakni distribusi produk dari produsen
disebar ke kantor perwakilan perusahaan yang tersebar di berbagai wilayah. Hal
ini untuk mempermudah atau memperpendek coverage lokasi. Dari kantor
perwakilan ini kemudian produk disebar ke agen (distributor wilayah), depo-depo,
retail, hingga pengecer lewat armada truk.
Dalam distribusi, Wings bisa menerobos dan eksis di pasar-pasar
tradisional. Melalui depo-depo yang ada di hampir semua kabupaten di Pulau
Jawa, titik-titik distribusi ini ditangani para pengecer lokal yang sudah memiliki
ikatan emosional dengan pemiliknya. Sehingga, mereka sulit ditembus oleh
produsen lain, meskipun diiming-imingi bonus ataupun hadiah.
Model distribusi Wings yang mampu menyentuh berbagai lapisan
pedagang, merupakan kenyataan yang luar biasa dan penting. Ciri khas
perusahaan yang sudah eksis puluhan tahun memang demikian, biaanya mereka
sudah bermitra puluhan tahun dengan para pengecer dan pedagang. Kesetiaan dan
loyalitasnya sudah teruji dengan baik, sehingga hal ini menjadi kekuatan tersendiri
bagi Wings. (Setiawan 31).
Universitas Kristen Petra
125
4.1.2. Latar Belakang Produk
Menurut Rudy Bonardy, manajer promosi Wings Group, masuknya Wings
ke produk mi instan didasari 2 hal. Pertama, sebagai perusahaan consumer good,
pihaknya merasa perlu mengembangkan produk makanan dan bukan makanan.
Kedua, konsumsi mi instan di Indonesia dibanding negara lain seperti Malaysia
dan Thailand masih sangat kecil, namun lambat laun sudah mulai menjadi
kebudayaan masyarakat bangsa ini, masih banyak pasar yang menjanjikan.
Budi, seorang praktisi yang sekarang menjabat sebagai direktur PT. Sari
Ayu Martha Tilaar menambahkan bahwa selain berhasil melakukan terobosan
pada aspek rasa, Mie Sedaap mampu menyaingi Indofood dari sisi distribusi. Ia
melihat ketika pertama kali penetrasi ke pasar, Mie Sedaap menerobos pasar
modern dulu. Setelah itu baru masuk ke jalur yang susah ditembus, yakni
kalangan pedagang kelontong dan grosir. Sebab untuk masuk ke sini harus banyak
melakukan promo dan memberikan hadiah. Dalam praktiknya, Mie Sedaap
memang tidak segan-segan memberi term of payment pembayaran 30-60 hari.
Langkah seperti ini mengingatkan masa awal Indofood berkiprah dimana
Indofood berani memberikan hadiah emas dan lain-lain apabila penjualnya
berhasil mencapai target yang ditetapkan. Hebatnya lagi, sekarang warung-
warung mi pinggir jalan juga berhasil dijadikan parthner distribusi Mie Sedaap.
Padahal dulu warung-warung pinggir jalan itu begitu setia dengan Indofood. Trik
Wingsfood juga dinilai jitu dalam hal menciptakan merek. Kekuatan Indofood di
mereknya yang sudah menjadi generik, mi instan ya Indomie. Lalu, Wingsfood
mencari nama yang generik juga, yaitu sedap. Karena orang menilai makanan
yang nikmat, pasti sedap. Tapi kata umum tak boleh dipatenkan, maka “a”-nya
ditambah satu, sedaap” (Manopol dan Iskandar para. 7-8).
Kunci keberhasilan Mie Sedaap ialah menawarkan harga yang relatif
murah dengan kualitas yang tak kalah dengan pesaing. Pasar yang digarap ialah
menengah ke bawah. Jurus lainnya, Mie Sedaap mampu memberikan added value,
misalnya dengan menambahkan bawang goreng dan pemberian hadiah (berupa
piring, gelas, atau mangkuk untuk pembelian 10 bungkus). Mie Sedaap muncul
pertama kali pada tahun 2003 dengan produk unggulan mi goreng, kemudian
Universitas Kristen Petra
126
menyusul rasa Kari Ayam, Soto, Ayam Bawang, dan yang terbaru ialah Sambal
Goreng.
Strategi pemasaran yang dilakukan Mie Sedaap untuk memperkenalkan
produknya ialah:
a. Aksi promosi sejak Juli 2003 dengan mensosialisasikan brand Mie Sedaap
lewat iklan TV pada 8 stasiun TV.
b. Promo below the line lewat aksi promo makan Mie Sedaap gratis di tempat
wisata, kampus, mall, dan di beberapa pusat keramaian.
c. Pemasangan billboard di tempat strategis.
d. Sponsor acara Pesta Indosiar sejak Desember 2003 – Februari 2004.
e. Menawarkan rasa khas mi yang berbeda dengan kompetitor
f. Membuat gerai khusus atau stan di beberapa mall yang menjual makanan
dalam bentuk kemasan dan siap saji dengan penambahan hadiah setiap
pembelian 10 bungkus.
g. Harga kompetitif Rp. 625,-/ bungkus untuk kuah dan Rp. 750,-/ bungkus
untuk goreng.
Meski tergolong berhasil, pihak Wingsfood tak mau banyak berkomentar
tentang Mie Sedaap. Namun, sebuah sumber di Wingsfood menjelaskan bahwa
dalam menciptakan cita rasa Mie Sedaap, Wingsfood sebelumnya melakukan
survei dan testing. Mereka melakukannya di beberapa kota besar di Indonesia
seperti Surabaya dan Jakarta yang prosesnya memakan waktu sampai 6 bulan.
(Manopol dan Iskandar para. 14).
Sasaran yang akan dituju adalah masyarakat luas, dari anak-anak hingga
orang dewasa, karena mi instan bisa dikonsumsi siapa aja tanpa memandang
generasi dan tingkat SES. Namun, lebih dispesifikasikan pada usia 20-30 yang
memiliki pola hidup aktivitas tinggi yang menyukai sesuatu yang serba cepat dan
praktis yang hidup di daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup
tinggi pula.
Universitas Kristen Petra
127
4.1.3. Spesifikasi Produk
Riset majalah SWA menyatakan bahwa Mie Sedaap memperoleh 15%
market share untuk industri penjualan produk mi instan terbaik pada bulan Juli
2004. di tengah rasa mi instan yang ‘biasa’, Mie Sedaap membaca peluang dengan
penawaran mi instan dengan rasa dan bumbu tambahan ‘kriuk’ yang khas. Hingga
saat ini Mie Sedaap mampu membuktikan produknya sebagai salah satu pilihan
konsumen dalam membeli produk mi instan.
Gambar 4.2. Varian Mie Sedaap
Mie Sedaap muncul pertama kali dengan unggulan produk mi goreng,
kemudian disusul rasa kari ayam, soto, ayam bawang, kaldu ayam, dan sambal
goreng. Keunggulan produk mengarah pada bumbu dan rasa mi instannya. Mie
Sedaap jenis rebus maupun goreng sama-sama disukai oleh konsumen, namun
varian mi goreng lebih laku keras dibanding dengan sambal goreng. Sedangkan
Universitas Kristen Petra
128
untuk varian rebus yang paling laku ialah rasa soto, menyusul rasa kari
dibawahnya.
4.1.4. Elemen Visual Produk
Proses desain Mie Sedaap dilakukan oleh tim inhouse designer yang
bekerja sama dengan agensi desain dan proses approved dilakukan oleh pihak
internal jajaran komisaris (telephone interview dengan pihak internal Mie Sedaap,
15 Mei 2007). Berikut pembahasan visual kemasan Mie Sedaap dari berbagai
faktor.
4.1.4.1. Brand Names
Wingsfood memilih nama Mie Sedaap Instant sebagai nama merek. Nama
tersebut merupakan penambahan bentuk generik dari kata Mi Sedap. Tujuannya
adalah agar nama tersebut boleh dipatenkan.
4.1.4.2. Brand Marks
Logo dibuat berupa logotype wordmarks dengan font itallic tanpa serif
yang rounded dan berkesan modern. Font dibuat bold dalam warna biru terang
didukung dengan stroke putih tebal dan stroke biru tipis di luar stroke putih. Jarak
antara capline dan meanline relatif pendek dengan perbandingan berat huruf extra
bold dan proporsi regular.
Endorsed Logo WingsFood tampil dalam ukuran yang relatif kecil di atas
logo produk Mie Sedaap.
4.1.4.3. Positioning dan Tagline
Positioningnya mi yang rasanya seperti bumbu asli masakan, sedangkan
taglinenya ialah “Jelas Terasa Sedapnya”.
4.1.4.4. Tipografi
Untuk logo, tagline, jenis varian, dan tulisan lain menggunakan jenis font
yang sama, yakni font yang rounded tanpa serif. Untuk Logo dengan format Title
Universitas Kristen Petra
129
Case dan untuk tagline dan jenis varian dengan format Upper Case. Hanya untuk
kata asli dan kriuk-kriuk menggunakan font yang berbeda.
Tulisan yang terdapat pada bagian depan kemasan antara lain:
a. Diproduksi oleh PT Karunia Alam Segar Surabaya – Indonesia
b. Berat bersih 91 g
c. BPOM RI MD 227213006481
d. HALAL
e. Diperkaya vitamin A, B1, B6, B12, niasin, asam flat, dan mineral zat besi
f. Asli
g. Kriuk kriuk bawang gurih renyah lebih banyak rasakan bedanya
h. Tagline Jelas Terasa Sedapnya
i. Mie Goreng
j. Saran penyajian/ serving suggestion
Tulisan yang terdapat pada bagian depan kemasan antara lain:
a. Cara memasak/ cooking instructions dalam 3 bahasa, yakni indonesia, inggris,
dan arab
b. Jangan diterima bila kemasan rusak
c. Komposisi dalam bahasa indonesia, inggris, dan arab
d. Informasi nilai gizi dalam bahasa indonesia
e. Pelayanan konsumen PO BOX PT KAS. – SB 60012 Surabaya-Indonesia,
Saluran peduli 0800 1818 818
f. Diproduksi oleh PT Karunia Alam Segar Surabaya – Indonesia
g. Kode Produksi
h. Baik digunakan sebelum
i. Barcode
4.1.4.5. Warna
Warna yang dipakai merupakan dominasi warna merah, kuning, dan putih,
serta hijau khusus untuk soto. Warna-warna tersebut merupakan warna hangat
Universitas Kristen Petra
130
yang menurut riset yang dilakukan oleh tim Mie Sedaap dapat memancing nafsu
makan (telephone interview dengan pihak internal Mie Sedaap, 15 Mei 2007).
Merah bersifat menarik perhatian orang, ekspansif (meluas), dominan,
berkuasa, aktif, dan hidup. Dari semua warna, merah ialah warna terkuat dan
paling menarik perhatian, juga bersifat agresif. Merah juga terbukti menaikkan
nafsu makan (Darmaprawira 45; Roostantinah 147-149). Oleh karena itu warna
merah digunakan sebagai background yang dominan dalam setiap varian rasa Mie
Sedaap. Sedangkan untuk warna tulisan digunakan warna komplementernya yakni
biru. Warna komplementer adalah dua yang warna secara langsung berkebalikan
satu sama lain, Warna berlawanan ini menciptakan kontras maksimum dan
stabilitas maksimum (Morton, para. 3-11).
Untuk rasa mie goreng menggunakan warna putih sebagai dasar, ayam
bawang dan sambal goreng dengan warna merah, kaldu ayam dengan kuning agak
oranye, kari ayam dengan kuning kehijauan, dan soto dengan hijau muda terang.
4.1.4.6. Gambar
Gambar menggunakan teknik product photography, karena lebih
representatif dalam menunjukkan karakteristik produk. Untuk bagian depan,
Produk yang difoto ialah mi goreng yang berwarna kecokelatan ditaburi aneka
sayuran dalam potongan kecil, daun selada, irisan cabe merah, ditambah dengan
sepotong paha ayam goreng dan irisan setengah butir telur rebus dalam posisi
melintang. Untuk gambar pada bagian belakang pada bagian cara memasak juga
dilakukan dengan teknik fotografi. Hal ini cukup berbeda dengan para
kompetitornya yang mayoritas menggunakan teknik ilustrasi.
Biasanya dalam pemotretan, seorang fotografer dibantu oleh tim food
stylist yang bekerja dengan berbagai alat bantu agar penampilan produk semakin
cantik dan membuat siapa saja yang melihatnya menjadi lebih berselera. Contoh
alatnya antara lain, kuas untuk mengoles minyak, blow torch yang bisa membuat
makanan gosong di beberapa bagian tertentu, alat semprot vapour/smoke effect
agar timbul kepulan asap untuk memberi kesan hangat, dll (Handayani para. 9).
Universitas Kristen Petra
131
4.1.4.7. Layout
Kata Sedaap menempati hampir 1/3 bagian layout kemasan. Dengan warna
biru berstroke putih didukung background warna komplementernya merah, nama
ini tampil mencolok Bila dibandingkan dengan kemasan Indomie mi instan lain,
nama merek Mie Sedaap lebih dominan dan lebih terbaca dari jarak jauh.
Gambar 4.3. Perbandingan Tampilan Nama Mie Sedaap dalam kategori sejenis
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007) http://www.indofood.co.id,
( Aspal Blogdrive, 5 April 2007) http://aspal.blogdrive.com/archive/28.html
Layout varian yang goreng dibuat berbeda dengan varian rebus.
Perbedaannya terletak pada penempatan produk mie. Pada kemasan goreng,
diletakkan pada 2/3 bagian bawah kemasan dalam posisi horisontal. Sedangkan
pada kemasan rebus menempati 1/2 bagian kiri dari kemasan.
Universitas Kristen Petra
132
4.1.3.8. Kemasan
Bahan kemasannya menggunakan sejenis plastik tahan air yang dicetak
full printing dengan teknik rotogravure. Bahannya agak mengkilap bila terkena
cahaya. Proses pengemasannya dengan teknik press kedap udara.
4.2. Supermie Sedaaap
4.2.1. Sekilas Perusahaan
Gambar 4.4. Logo Indofood
Sumber: (IBL Website, 5 Mei 2007)
http://www.ibl.or.id/en/ibl/html/gateway.php?sid=partners&sub=profile
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) adalah pelopor makanan
dalam kemasan di Indonesia. Perusahaan ini merupakan pemimpin market share
domestik untuk kebanyakan dari produknya, mencakup mie instant, tepung terigu,
minyak goreng, makanan bayi dan snack. Indofood juga menghasilkan produk
bumbu makanan. Hingga saat ini, Indofood ialah pabrik mie instant dan
penggilingan tepung yang terbesar di dunia, dengan kapasitas kira-kira 13 milyar
kemasan dan 3,6 juta ton tiap tahun. Indofood juga memiliki jaringan distribusi
yang paling besar di Indonesia. Produk-produknya antara lain Indomie, Supermie,
Sarimie, minyak goreng Bimoli dan Sunrise, margarin Royal Palmia dan Simas,
Chiki, Chitato dan Jet-Z, makanan bayi Sun dan Promina, kecap Indofood dan
Piring Lombok.
Keberhasilan Indofood tidak terlepas dari 3 strateginya dalam mengelola
produk, yakni:
a. Fokus menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi, yang memiliki brand
equity dan brand loyalty yang kuat.
Universitas Kristen Petra
133
b. Mempertahankan biaya produksi yang rendah agar produk dapat terjangkau
semua kalangan.
c. Memastikan keberadaan dan kesegaran produk-produk yang dijual di seluruh
pelosok negeri dengan cara menyusun strategi penempatan lokasi penjualan
dan jaringan distribusi yang terpadu.
Produk – produk Indofood didistribusikan melalui subsidiari utamanya
yaitu PT. Indomarco Adi Prima, yang kemudian melalui sana produk-produk itu
disebar ke lebih dari 150.000 retail outlets di Indonesia (“Profile”).
PT. Indomarco Adi Prima adalah salah satu unit di bawah Indomarco.
Indomarco Grup adalah salah satu grup perusahaan di bawah Salim Grup yang
mempunyai usaha bisnis di bidang distribusi, supermarket, mini market, grosir,
dan properti. Sebelum bernama PT. Indomarco Prima, dahulu bernama PT.
Pebapan yang mengawali usaha di bidang apotek pada tahun 1952. Pada tahun
1954 perusahaan mulai mendistribusikan produk farmasi. Usaha ini terus
berkembanng hingga pada tahun 1970 mulai mendistribusikan consumer goods.
Pada tahun 1983, Salim Grup masuk dan memegang saham terbesar. Pada tahun
1988 distribusi produk farmasi dihentikan dan mulai dikhususkan menjadi
distributor consumer goods. Sejak tanggal 20 Februari 1995 nama perusahaan
berubah menjadi PT. Indomarco Adi Prima dan resmi pemakaiannya per 1 April
1995 sampai sekarang dengan kantor pusat di Wisma Indomarco, Jl. Ancol I No.
9-10, Ancol Barat, Jakarta 14430, Indonesia.
Saat ini PT. Indomarco Adi Prima memiliki 22 cabang di seluruh Indonesia
dan dibagi menjadi 4 region, yakni (PT. Indomarco Adi Prima 1):
a. Region 1
Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bengkulu, Bandarlampung
b. Region 2
Jakarta I, Jakarta II, Bekasi, Tangerang, Bogor
c. Region 3
Pontianak, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang
Universitas Kristen Petra
134
d. Region 4
Denpasar, Samarinda, Banjarmasin, Ujungpandang, Manado
Masing-masing region dipimpin oleh seorang Regional Senior Manager dan
untuk masing-masing cabang dipimpin oleh seorang Branch Manager.
Sejak didirikan pada tahun 1990 dengan nama asal PT. Pangan
Jaya Intikusuma (PJIK), Indofood terus berkembangan hingga sekarang. Berikut
perkembangannya dari tahun ke tahun (“Company History”):
a. 1994
PJIK melalukan merger dengan 18 perusahaan milik grup Indofood yang lain,
dan merubah nama menjadi PT. Indofood Sukses Makmur. Saat itu sahamnya
dihargai Rp. 1.000,- per lembar.
b. 1995
Mengakuisisi keseluruhan aset dan produksi tepung bogasari.
c. 1996
Stock split dari 1 menjadi 2, perubahan harga per sahamnya dari Rp. 1000,-
menjadi Rp. 500,-
d. 1997
Mengakuisisi 80% kepemilikan penanaman minyak kelapa dan jaringan
distribusinya
e. 2000
Sebanyak 40% sahamnya diakuisisi oleh First Pacific Co.Ltd.(FP), Hongkong
melalui CAB Holdings Ltd.
f. 2001
Stock split dari 1 menjadi , perubahan harga per sahamnya dari Rp. 500,-
menjadi Rp. 100,-. Sebanyak 8% sahamnya diakuisisi lagi oleh First Pacific
Co.Ltd.(FP), Hongkong.
g. 2002
First Stage of ESOP (2.5%)
Grafik di balik menunjukkan tingkat pertumbuhan penjualan produk-
produk Indofood hingga tahun 2003.
Universitas Kristen Petra
135
Gambar 4.5. Grafik Penjualan Indofood
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007)
http://www.indofood.co.id/content/index.asp?fuseaction=list_
artikel&venue_id=010502&topic_id=1
Mi instan sendiri menempati 37% penjualan dan 39% pemasukan dari total
produksinya. Seperti diketahui, Indofood menyediakan berbagai macam mie
instant untuk berbagai macam segmentasi dari bawah, menengah, hingga tinggi.
Indofood menjual 3 varian mi, yakni Indomie, Supermi, dan Sarimie. Dari
ketiganya, Indofood menempati penjualan tertinggi, yakni 44%, diikuti dengan
Sarimie 28%, dan Supermi 18%.
Pada tahun 1999, Indofood dapat menjual lebih dari 8 milyar mi instan.
Sebagian besar dijual dalam negeri, dan sebagian kecil lain diekspor ke lebih dari
30 negara, di antaranya Saudi Arabia, Brunei, Nigeria, Australia, Hong Kong,
United States dan beberapa negara Eropa.
4.2.2. Latar Belakang Produk
Sejak diluncurkannya Mie Sedaap, Indofood yang merupakan perusahaan
pembuat mi instant terbesar di Indonesia merasa tersaingi. Wajar Indofood merasa
demikian karena hanya dalam tempo dua tahun produk yang relatif baru itu
diperkirakan sudah menggaet pangsa pasar mi instan sebesar 15%-20%. Padahal,
Universitas Kristen Petra
136
Indofood sang pemimpin pasar adalah penguasa yang amat dominan dan bertahan
selama puluhan tahun di posisi ini. Bahkan, pada 2002 pangsa pasar perusahaan
milik Salim ini di bisnis mi instan mencapai 90% dengan nilai sekitar Rp 8
triliun. Indofood tidak tinggal diam dan mulai melakukan manuver. Mula-mula,
mengeluarkan Mie Sayaap sebagai fighting brand. Belum selesai misi Mie Sayaap
menjalankan tugasnya, raksasa mie instant ini sudah tidak sabar sehingga
memasang Sarimie yang sudah dipermak -ditambah ekstra bawang goreng yang
mirip Mie Sedaap- untuk menandingi Mie Sedaap.
Masih belum cukup dengan dua benteng pertahanannya, Indofood
menambah satu lagi pasukan pertahanan lewat Supermi. Kali ini kemasan
Supermie dirombak total dengan menambahkan kata “Sedaaap” (dengan tiga
huruf a) yang ukuran dan jenis hurufnya persis sama dengan “Sedaap”-nya mi
milik Wings. Mie Sedaap memakai slogan citra (tagline) “Jelas Terasa
Sedapnya“, sedangkan Supermi Sedaaap “Pasti sedaaapnya”. Janji yang lain pun
sama, yaitu ekstra serbuk gurih untuk jenis kuah plus bawang goreng renyah, serta
lima kali lebih banyak (Palupi para. 10-14).
4.2.3. Spesifikasi Produk
Supermi sendiri terdiri dari 4 varian, yakni:
a. Supermi Sedaaap
Gambar 4.6. Supermie Sedaaap
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007)
http://www.indofood.co.id/content/index.asp?fuseaction=list_artikel
&venue_id=020501&topic_id=3
Universitas Kristen Petra
137
Tabel 4.1. Perbandingan Spesifikasi Varian Supermi Sedaaap
Spesification Mi Goreng Mi Kuah Rasa Soto Mi Kuah Rasa Kari
Net weight 80 g 75 g 70 g Barcode 0 89686 91570 9 0 89686 91504 4 0 89686 91507 5 Pack/ctn 40 packs 40 packs 40 packs Dimension 360 x 195 x 240 mm 335 x 195 x 240 mm 335 x 195 x 240 mm Qty of 20´ cont 1700 ctns 1700 ctns 1700 ctns Ingredients Noodles - wheat flour,
edible vegetable oil, tapioca starch, salt, flavour enhancer (MGS), acidity regulator, stabilizer, antioxidant (TBHQ), colouring (tartrazine Cl 19140)
Noodles - wheat flour, edible vegetable oil, tapioca starch, salt, flavour enhancer (MGS), acidity regulator, stabilizer, antioxidant (TBHQ), colouring (tartrazine Cl 19140)
Noodles - wheat flour, edible vegetable oil, tapioca starch, salt, flavour enhancer (MGS), acidity regulator, stabilizer, antioxidant (TBHQ), colouring (tartrazine Cl 19140)
Seasoning - sugar, salt, flavour enhancer monosodium glutamate, garlic powder, onion powder, chicken flavour powder, pepper powder and colouring (caramel powder).
Seasoning - salt, sugar, flavour enhancer monosodium glutamate, chicken flavour powder, garlic powder, onion powder, pepper powder, dried leek and chili powder.
Seasoning - salt, sugar, flavour enhancer monosodium glutamate, garlic powder, onion powder, pepper powder, chicken flavour powder, curry powder and chili powder.
Oil - edible vegetable oil and onion
Oil - edible vegetable oil and soto seasoning
Oil - edible vegetable oil and curry seasoning
Sweet soy souce - sugar, water, salt, soybean, wheat and preservatives (sodium benzoate, methyl p-hidroxybenzoate).
Delicious powder Fried onion
Chili sauce - chili, sugar, salt, spices, thickener and preservatives (sodium benzoate)
Fried onion
Cooking direction
Cook noodle in boiling water and simmer for 3 minutes. Mix the seasoning powder, seasoning oil, sweet soy sauce and chili sauce on a plate, while noodle is being cooked. Drain well. Mix well with all the seasonings. Garnish with fried onion and enjoy your delicious fried noodle.
Cook noodle in 400 cc (2 cups) of boiling water and simmer for 3 minutes. Mix the seasoning powder, seasoning oil and chili powder in a bowl, while noodle is being cooked. Pour the cooked noolde and the soup into the bowl and mix well with all the seasonings. Garnish with delicious powder and enjoy your delicious noodle.
Cook noodle in 400 cc (2 cups) of boiling water and simmer for 3 minutes. Mix the seasoning powder, seasoning oil and chili powder in a bowl, while noodle is being cooked. Pour the cooked noolde and the soup into the bowl and mix well with all the seasonings. Garnish with fried onion and enjoy your delicious noodle.
Storage and Shelf life
Store under cool dan dry condition, max stacking of 8 cartons, ensure proper handling. Shelf life 8 months.
Store under cool dan dry condition, max stacking of 8 cartons, ensure proper handling. Shelf life 8 months.
Store under cool dan dry condition, max stacking of 8 cartons, ensure proper handling. Shelf life 8 months.
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007)
http://www.indofood.co.id/content/index.asp?fuseaction=list_
artikel&venue_id=020501&topic_id=3
Universitas Kristen Petra
138
Supermi Sedaap terdiri dari 3 macam rasa. Yang pertama ialah mi goreng
yang disajikan dalam porsi ideal 90 gram net weight. Bumbu, minyak bumbu
dan saus cabe yang digunakan memberikan rasa yang sangat mantap.
Dilengkapi pula dengan bawang goreng gurih renyah dan kriuk-kriuk dalam
porsi. Yang kedua ialah rasa soto yang disajikan dalam porsi 75 gram net
weight dengan bumbu soto ayam ambengan yang mantap, aroma dan rasa
jeruk nipis yang segar dan nyata. Dilengkapi dengan serbuk koya yang gurih
dan beraroma bawang untuk menambah selera. Yang terakhir ialah rasa kari
yang disajikan dalam porsi 70 gram net weight dengan bumbu kari ayam yang
mantap disajikan sesuai dengan tradisi mi kari ayam spesial. Dilengkapi
dengan bawang goreng agar menambah selera.
b. Supermi Soup Based
Gambar 4.7. Supermi Soup Based Kemasan Lama
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007)
http://www.indofood.co.id/content/index.asp?fuseaction=list_artikel&venue_
id=020501&topic_id=3&enter_date=5/24/2004%201:43:46%20PM
Universitas Kristen Petra
139
Gambar 4.8. Supermi Soup Based Kemasan Baru
c. Supermi Meat Series
Gambar 4.9. Supermi Meat Series
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007)
http://www.indofood.co.id/content/index.asp?fuseaction=list_artikel&venue_i
d=020501&topic_id=3&enter_date=5/24/2004%201:42:45%20PM
Universitas Kristen Petra
140
d. Supermi Stirfry
Gambar 4.10. Supermie Stirfry
Sumber: (Indofood Homesite, 30 April 2007)
http://www.indofood.co.id/content/index.asp?fuseaction=list_artikel
&venue_id=020501&topic_id=3&enter_date=5/24/2004%201:46:49%20PM
4.2.4. Elemen Visual Produk
4.2.4.1. Brand Names
Menggunakan nama Supermi dan kata sedaaap dengan ukuran font yang
sama dengan Supermi. Kedua nama tersebut tampil dengan warna biru beserta
stroke putih.
4.2.4.2. Brand Marks
Supermi dan Sedaaap memiliki ukuran yang hampir sama sehingga sering
kali orang keliru mempersepsikan mana sebenarnya yang merupakan main brand.
Keduanya dibuat dalam bentuk logotype, Supermi menggunakan font script itallic
sedangkan Sedaaap dengan font itallic rounded tanpa serif. Kata Sedaaap
diletakkan dalam slayer warna gradasi oranye kecokelatan.
4.2.4.3. Tagline
Menggunakan tagline “Pasti Sedaaapnya”
4.2.4.4. Tipografi
Jenis tipografi yang digunakan cukup beragam. Kata mi instan dengan font
itallic dengan serif pendek, Kata Sedaap, tagline, dan varian rasa dengan font
Universitas Kristen Petra
141
tanpa serif yang rounded pada bagian ujungnya, dan untuk keterangan lainnya
menggunakan font tanpa serif menyerupai jenis keluarga huruf arial.
Tulisan yang terdapat pada bagian depan kemasan antara lain:
a. Baru
b. Tagline “Pasti Sedaaapnya”
c. Plus bawang gurih renyah 5x lebih banyak
d. Mi Goreng
e. Halal
f. Diproduksi oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Jakarta 14330- Indonesia
g. Saran penyajian/ serving suggestion
h. SNI 0135512000
i. Berat bersih 90 g (3.17 oz)
j. BPOM RI MD 227209455185
Tulisan yang terdapat pada bagian belakang kemasan antara lain:
a. Cara memasak/ cooking instructions dalam 3 bahasa, yakni bahasa Indonesia,
inggris, dan arab
b. Jangan diterima bila kemasan rusak
c. Komposisi mi dalam 3 bahasa, yakni indonesia, inggris, dan arab
d. Baik digunakan sebelum
e. Kode produksi
f. Barcode 089686915709
4.2.3.5. Warna
Menggunakan warna merah dan putih sebagai background dengan warna
merah tampil lebih dominan. Nuansa warnanya menggunakan warna hangat
seputar merah, kuning, dan oranye kecokelatan.
Universitas Kristen Petra
142
4.2.3.6. Gambar
Menggunakan teknik fotografi produk yang menampilkan gambar mie
goreng yang dilengkapi dengan sepotong paha goreng, udang goreng, seledri, telur
mata sapi, jamur, dan kacang polong.
Untuk bagian belakang pada cara memasak, gambar menggunakan teknik
ilustrasi dengan teknik vektor blok warna.
4.2.3.7. Layout
Brand supermi dan kata Sedaap serta tagline dan jenis varian tampil dalam
ukuran yang relatif tidak jauh berbeda. Supermi diletakkan di bagian atas
menyusul kata Sedaaap dan tagline di bagian bawahnya.
Foto produk tidak diletakkan persis di tengah namun agak ke kiri sedikit.
Tulisan produsennya hampir tidak terbaca karena berwarna hitam dan diletakkan
persis di atas mie yang berwarna kecokelatan.
4.3. Rokok 234
4.3.1. Sekilas Perusahaan
Gambar 4.11. Logo PT. Hanjaya Mandala Tbk.
Sumber: (Sampoerna Homesite, 30 April 2007)
http://www.sampoerna.com/
Perjalanan PT. Hanjaya Mandala Tbk. (PT. HM. Sampoerna) berawal dari
tahun 1913, ketika seorang imigran dari Surabaya bernama Liem Seeng Tee,
membuat dan menjual rokok kretek lintingan tangan dengan campuran cengkeh
yang kini menjadi merek terkemuka di Indonesia, yaitu Dji Sam Soe. Sejarah
perusahaan ini dimulai ketika Liem Seeng Tee dan istrinya, Tjiang Nio,
mendirikan perusahaan dengan nama Handel Maastchpaij Liem Seeng Tee yang
kemudian berubah menjadi NV Handel Maastchapij Sampoerna. Setelah Perang
Universitas Kristen Petra
143
Dunia Kedua, nama perusahaan tersebut di-Indonesia-kan menjadi PT Hanjaya
Mandala Sampoerna dengan tetap memakai inisial HM. Kesempatan muncul pada
awal 1916 ketika Liem Seeng Tee membeli berbagai jenis tembakau dalam jumlah
besar dari seseorang pedagang tembakau yang bangkrut. Sejak itu Liem Seeng
Tee dan Tjiang Nio, isterinya, mencurahkan seluruh tenaganya untuk
mengembangkan bisnis tembakau. Perang Dunia kedua datang dengan pendaratan
tentara Jepang langsung memorak-porandakan perusahaan ini. Liem Seeng Tee
ditangkap dan dipenjara selama masa perang. Pabriknya dipakai Jepang untuk
membuat rokok ”Fuji.” Setelah perang tak satupun harta keluarga ini yang tersisa,
selain nama Dji Sam Soe. Setelah perang usai, keluarga ini perlahan-lahan mulai
membangun bisnisnya kembali yang ditunjang dengan keberhasilan Dji Sam Soe
di pasar, sehingga pada 1949, PT H.M. Sampoerna sudah pulih kembali.
Pendirinya, Liem Seeng Tee meninggal pada 1956 dalam usia 63 tahun.
Sepeninggal Liem Seeng Tee, roda perusahaan dijalankan oleh kedua
putrinya, Sien dan Hwee, beserta suami masing-masing. Kerja keras mereka
ternyata tak memberikan hasil yang memuaskan. Pasalnya, keadaan ekonomi
Indonesia yang semakin memburuk pada akhir tahun lima puluhan dan awal enam
puluhan. Generasi kedua keluarga ini tertolong dengan masuknya Liem Swie
Ling, yang gaya manajemennya berbeda dengan ayahnya yang selalu hadir dan
mengawasi setiap sisi pembuatan rokok. Liem Swie Ling memanfaatkan tenaga-
tenaga manajer yang profesional. Kunci suksesnya adalah kemampuan dan
kemauannya untuk bekerja sama dengan semua tingkatan karyawan.
Sejarah mencatat bahwa putra ke dua Liem Swie Ling yakni Putera
Sampoerna di awal tahun 1970an mulai aktif dalam perusahaan. Prestasi
pertamanya yang gemilang adalah dalam pengembangan merek rokok ”A.” Tapi
usaha kerasnya untuk mengembangkan perusahaan terhadang oleh kebakaran
pada pabrik Taman Sampoerna pada 1979. Dengan kerja kerasnya, dia tetap bisa
mempertahankan produksinya dari Malang dan dalam waktu 24 jam setelah
kejadian itu rokok Dji Sam Soe bisa hadir kembali walau dalam jumlah yang
terbatas. Perkembangan perusahaan rokok ini berkembang pesat sehingga tempat
produksi di Taman Sampoerna dan di Malang menjadi semakin terbatas sebagai
pusat usaha. Akhirnya pabrik ini dipindahkan ke daerah industri Rungkut pada
Universitas Kristen Petra
144
1982. Sejak itulah tercatat banyak prestasi yang dilakukan oleh perusahaan ini. Di
antaranya pendirian laboraturium kontrol untuk memenuhi standar internasional.
Tahun 1989 A-Mild, rokok dengan kadar terendah, diluncurkan. Produk ini sangat
sukses di pasaran karena bisa memenuhi keinginan kadar tar yang rendah. Sukses
lain adalah dengan terdaftarnya PT. HM. Sampoerna sebagai perusahaan publik
pada 27 Agustus 1990. Perusahaan ini ketika itu berhasil menjual sahamnya
sebanyak 27 juta dengan harga Rp.12.600/lembar saham. Sejak 27 Juni 2001,
Michael Joseph Sampoerna telah menduduki posisi Presiden Direktur sekaligus
sebagai Chief Operating Officer dan Chief Financial Officer Sampoerna. Michael
adalah generasi keempat dari keluarga Sampoerna yang telah dipersiapkan sebagai
penerus. Putera Sampoerna, sang ayah masih tetap aktif di perusahaan sebagai
Presiden Komisaris di perusahaan itu. (”Perusahaan Generasi”).
Produk-produk andalannya cukup banyak, seperti Dji Sam Soe dan A Mild
untuk bermain di kelas atas dan Sampoerna Hijau untuk kelas menengah. PT.
HM. Sampoerna merupakan perusahaan rokok pertama yang memperkenalkan
rokok tar rendah nikotin di Indonesia dan telah mengembangkan segmen pasar ini
dengan pesat beberapa tahun terakhir.
Gambar 4.12. Logo Phillip Morris International
Sumber: (PMI Indonesia Homesite, 30 April 2007)
http://www.pmicareers.com/corporate/eng/default.asp
Gambar 4.13. Logo Altria Group
Sumber: (Wikipedia Online, 30 April 2007)
http://en.wikipedia.org/wiki/Philip_Morris
Universitas Kristen Petra
145
Pada bulan Mei 2005, PT Philip Morris Indonesia, afiliasi dari Philip
Morris International Inc., perusahaan tembakau internasional yang merupakan
bagian dari Altria Group Inc. telah mengakuisisi sebanyak 98% saham PT. HM.
Sampoerna. Perubahan ini merupakan salah satu momen penting yang sangat
penting dalam perkembangan sejarah Sampoerna. PT. HM. Sampoerna memiliki 5
pabrik rokok yang beroperasi di Jawa Timur, Indonesia. Pabrik utamanya
berlokasi di Pandaan. Sedangkan 4 pabrik lainnya berlokasi di Surabaya dan
Malang. Berkat kerja keras dan seluruh dedikasi seluruh karyawan dan
manajemen, PT. HM. Sampoerna telah mendapat pengakuan dengan meraih
ratusan penghargaan baik secara nasional maupun internasional (“PT. HM.
Sampoerna Tbk.”).
4.3.2. Latar Belakang Produk
Perkembangan rokok kretek di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari
tanaman tembakau dan cengkeh. Campuran kedua yang kadang-kadang dicampur
dengan kemenyan merupakan rokok kretek khas Indonesia.
Suatu hal yang menarik adalah bahwa pada mulanya orang merokok tidak
ada hubungannya dengan “gengsi” atau “aksi” atau penampilan, bahkan
“kejantanan” sesorang. Semua perokok mengatakan bahwa persekutuannya
dengan rokok selalu diawali dengan rasa muak, batuk, pusing, dan perasaan tak
enak lain. Namun mereka tetap bersekutu dengan rokok. Meskipun bau asap
rokok kretek sangat menyengat tetapi orang bergurau itu yang menyebabkan
orang barat mencari cengkeh dengan menjajah Indonesia.
Industri rokok kretek di Indonesia diperkirakan berkembang pada tahun
1870-1880 an. Bentuk rokok pada waktu itu tidak seperti sekarang. Kretek dengan
kelobot merupakan kretek yang paling umum digunakan. Pada jaman Jepang atau
tahun 1940 an, beberapa merek rokok yang terkenal antara lain merek Kooa dan
Mizuho. Perusahaan rokok kretek pertama di Indonesia ialah perusahaan “Mari
Kangen” di Sala yang kemudian disusul oleh perusahaan rokok “Sampoerna” di
Surabaya (Indriyanto 6).
Universitas Kristen Petra
146
Gambar 4.14. Logo Djisamsoe
Sumber: (Djisamsoe Homesite, 30 April 2007)
http://www.djisamsoe.com/?opt=234
Sejarah Dji Sam Soe tidak bisa dilepaskan dari sejarah Sampoerna itu
sendiri. Inilah produk unggulan Sampoerna yang dihasilkan dari racikan dan
lintingan tangan Liem Seeng Tee. Ambisi dan kemauan keras Liem Seeng Tee
untuk mewujudkan Sampoerna sebagai perusahaan yang menjadi Raja Tembakau
dapat tercermin dari kemasan Dji Sam Soe. Dengan berani dia menempatkan Ong
atau Raja dari karakter Cina di depan produk premiumnya, Dji Sam Soe. Lantas ia
padukan karakter Ong tersebut dengan karakter rakyat, menghasilkan karakter
Cina yang mewakili kesempurnaan. Bukanlah suatu kebetulan, apabila dalam
bahasa Indonesia, Sampoerna berarti sempurna atau lengkap. Jelas, dambaan
pertama-tama Liem Seeng Tee adalah menghasilkan produk rokok yang paling
sempurna, Rajanya Kretek (”Tentang 234”).
4.3.3. Spesifikasi Produk
Saat ini Dji Sam Soe memiliki berbagai varian produk antara lain:
a. Dji Sam Soe Super Premium
Gambar 4.15. Dji Sam Soe Super Premium
Universitas Kristen Petra
147
b. Dji Sam Soe Super Premium Magnum Filter
Gambar 4.16. Dji Sam Soe Super Premium Magnum Filter
c. Dji Sam Soe Kretek 10, 12, dan 16 batang
Gambar 4.17. Dji Sam Soe Kretek 10, 12, dan 16 batang
d. Dji Sam Soe Filter
Gambar 4.18. Dji Sam Soe Filter
Universitas Kristen Petra
148
4.3.4. Elemen Visual Produk
4.3.4.1. Brand Names
Merokok daun tembakau dapat menimbulkan reaksi tertentu terhadap
syaraf kesadaran seseorang. Akibat keterbatasan dan kesederhanaan wawasan
masyarakat pada masa lalu, mereka berpikir bahwa hal tersebut berkaitan dengan
dunia metafisik. Jika masyarakat konsumen saja memiliki kepercayaan erat
dengan dunia metafisik terhadap rokok, tidak heran jika produsen rokok dalam
proses pembuatan, pemberian nama, hingga pemasaran juga melalui budaya
spiritual.
Nama 234 (baca: Dji Sam Soe) dan Sampoerna penuh bernuansa filosofis
dan mistis, mereka menerapkan filosofis nomor yang berjumlah 9 sebagai angka
kesempurnaan yang mengandung arti harapan baik masa depan dan hasil
kreativitas masa lalu, selain itu mengandung sifat “Persaudaraan dan Ketuhanan”.
Liem Seeng Tee juga mendasarkan kegiatan usahanya pada angka 9.
Dengan demikian dia menerapkan kebiasaan perhitungan Cina yang dipraktekkan
di Cina Selatan dan nomer tersebut juga digunakan oleh Kaisar Cina. Menarik
untuk disimak, bahwa bila dijumlahkan huruf pada nama Dji Sam Soe tersebut
akan menghasilkan angka sembilan, huruf-huruf latinnya yang melafalkan 234
bila dijumlahkan juga sembilan. Angka 2+3+4 bila ditambahkan juga berjumlah 9.
Jumlah bintang serta ujung bintang berjumlah sembilan, dan juga bukan kebetulan
bila kata Sampoerna memiliki sembilan huruf (”Tentang 234”, Dian 14-15).
4.3.4.2. Brand Marks
Masih seputar angka 9, pada etiket rokoknya terdapat 9 buah bintang yang
masing-masing ujungnya berjumlah 9.
Walaupun tidak banyak sumber sejarah yang bisa menjelaskan
perkembangan seni rupa etiket rokok. Dari berbagai gambar etiket rokok yang
berkembang dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan yang “statis” dan
“sederhana”. Artinya sebuah tidak ada perubahan drastis dari gambar etiket yang
digunakan sebagai merek rokok. Sejak rokok kretek dipasarkan oleh suatu
perusahaan hampir bisa dilihat tidak ada perubahan yang prinsipil, bahkan
Universitas Kristen Petra
149
kecenderungan untuk mempertahankan gambar awal yang diperkenalkan dalam
etiket rokok itu terus dijaga.
4.3.4.3. Tipografi
Tulisan yang terdapat pada bagian depan kemasan antara lain:
a. Sigaret Kretek
b. PT. HM Sampoerna Tbk.
c. Tulisan dalam bahasa jawa dan arab
d. Pabrik Rokok Liem Seeng Tee
e. Surabaia
f. Dji Sam Soe
Tulisan yang terdapat pada bagian samping kemasan antara lain:
a. 12 rokok
b. 234 (Dji Sam Soe)
c. Daft. No. 12762
d. Tar 39 mg
e. Nikotin 2,3 mg
f. Barcode 8999909028234
Tulisan yang terdapat pada bagian belakang kemasan antara lain:
a. 12 rokok
b. Dji Sam Soe
c. Rokok ini memakai tembakau berkwalitas tinggi dengan tembakau Madura
yang manis baunya dan tembakau Amerika yang harum dicampur dengan
cengkeh terpilih yang ranjangannya halus dan saus khusus yang sama dari
generasi ke generasi supaya sejarah cita rasa tinggi tetap terjaga. Pembuatan
rokok ini dilakukan dengan teliti, mengisap rokok ini segera tahu bedanya.
Rokok ini asal tidak terkena hawa basah, disimpan lebih lama akan
menambah rasanya lebih enak.
Universitas Kristen Petra
150
d. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan kehamilan, dan janin.
4.3.3.4. Warna
Kemasan 234 tampil hanya dengan warna hijau muda kecoklatan sebagai
block background yang dominan, merah digunakan sebagai variasi garis, warna
tulisan Dji Sam Soe dan Sigaret Kretek, serta tanpa warna (putih) untuk tulisan
dan bintang.
4.3.3.5. Layout
Di bagian depan terdapat tulisan sigaret kretek berwarna merah pada
bagian paling atas disusul dibawahnya merek Dji Sam Soe dengan ke 9 bintang
mengitarinya pada bagian atas. Ukuran bintang tidak sama. Lalu keterangan
menegnai PT HM Sampoerna dan kata Surabaya dalam ejaan lama menjadi
Surabaia. Terakhir paling bawah sendiri ialah tulisan Dji Sam Soe dalam ejaan
latin.
Sedang di bagian belakang, terdapat keterangan mengenai jumlah isi
rokok, sekilas rokok Dji Sam Soe dan larangan tidak boleh merokok
4.3.3.6. Kemasan
Bagian luar kemasannya terbuat dari sejenis kertas bergramatur lumayan
tebal yang mudah disobek. Kemasan bersentuhan langsung dengan rokok.
4.4. Rokok Lintang 6
4.4.1. Sekilas Perusahaan
Semuanya bermula pada tahun 1970an, saat itu Bambang Sugiharjo (Alm)
yang bertempat tinggal di Jl. Dupak Bangun Sari 33 Surabaya dengan ulet
menjajakan rokok hanya dengan berbekal sebuah sepeda kelontong. Kepala Bea
Cukai Pasuruan saat itu melihat kegigihannya dan mengajaknya untuk
membangun sebuah usaha rokok. Maka pada tahun 1974, Bambang beserta
saudara-saudaranya, yakni Budianto Sugiharjo, Rusman Juarsa, Sugianto Juarsa,
Universitas Kristen Petra
151
dan Didik mendirikan pabrik yang diberi nama PT. TSPM (Trisakti Purwosari
Makmur) di Jl Raya 341 Purwosari, sementara kantor pemasarannya di daerah
Krembangan Surabaya.
Rokok pertama yang diproduksi diberi merek “kacang” karena rasanya
yang gurih saat dihisap. Tak lama setelah itu, istri dari Bambang melahirkan
sehingga meek rokoknya diberi tambhan kata “bayi” menjadi “kacang bayi”.
Merek tersebut tetap eksis sampai sekarang, namun pemasarannya di luar pulau
seperti Kalimantan dan Sumatra.
Seiring dengan berjalannya waktu, rokok-rokok yang diproduksi juga
semakin beragam, diantaranya Pensil Mas, Bheta, Bomb Internasional, Kacang
super, Master Mild, M2, Apokat, Randu Agung, Adamas, dan Lintang 6. Saat ini
jumlah karyawannya sudah lebih dari 6000 orang. Untuk pemasaran, lebih
bermain di kategori lokal di kota kecil dan luar pulau, diantaranya Medan,
Padang, Palembang, Pekan Baru, Samarinda, Banjarmasin, dll. Dan untuk
distribusi, dulunya ditangani oleh UD Palembang Indah, UD Banton, dll. Namun
sejak bulan Februari 2007, UD-UD tersebut bergabung menjadi PT. Nusantara
Indah Makmur, yang bertempat di Jl. Perak Timur 352, Surabaya (personal
interview dengan pihak internal Lintang 6, 2 Mei 2007).
4.4.2. Latar Belakang Produk
PT. TSPM yang biasanya bermain di kota kecil atau luar pulau rupanya
mulai melirik pasar Surabaya. Pada bulan Agustus 2006 lalu, Rokok Krektek
dengan merek Lintang 6 diluncurkan dengan harga Rp. 4300,- per pak untuk retail
dan Rp. 4250,- per pak untuk grosir.
Promosi yang dilakukan cukup gencar walaupun wilayahnya hanya khusus
untuk kota Surabaya saja. Adapun promosinya antara lain (personal interview
dengan pihak internal Lintang 6, 10 Mei 2007) :
a. Billboard : di berbagai titik strategis di Surabaya
b. Baliho
c. Neon Box
d. Soft Sign : papan nama toko
Universitas Kristen Petra
152
e. Tin Plate : papan nama tanpa nama toko
f. Umbul-umbul
g. Event : Sponsorship acara seperti pertandingan Persebaya,
Dangdut, dll
i. Sampling : Mendatangi konsumen secara langsung untuk membagi
produk, biasanya dilakukan oleh sales pada malam hari
4.4.3. Elemen Visual Produk
4.4.3.1. Brand Names
Pemakaian angka 6 ada hubungannya dengan jumlah 6 bintang kecil yang
ujungnya juga 6 pada etiket rokoknya.
4.4.3.2. Brand Marks
Menggunakan angka 6, pita dengan 6 bintang yang ujungnya 6, 1 bintang
besar berujung 6, tulisan Lintang Enam dalam format Upper Case.
4.4.3.3. Tipografi
Tulisan yang terdapat pada bagian depan kemasan antara lain:
a. Sigaret Kretek
b. Lintang 6
c. 12
d. Nature
Tulisan yang terdapat pada bagian samping kemasan antara lain:
a. 12 rokok
b. Sigaret Kretek
c. PT. TSPM - JATIM
d. Tar 46.41 mg
e. Nikotin 2,56 mg
f. Barcode 8997168212999
Universitas Kristen Petra
153
Tulisan yang terdapat pada bagian belakang kemasan antara lain:
a. Sigaret Kretek
b. Lintang Enam
c. Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan
gangguan kehamilan, dan janin.
4.4.3.4. Warna
Menggunakan warna hijau kecokelatan dengan bercak-bercak sedikit
kehitaman sebagai background. Menggunakan warna emas dan merah sebagai
variasi.
4.4.3.5. Layout
Tulisan Sigaret Kretek pada bagian atas disusul dengan angka 6, pita
dengan 6 bintang yang ujungnya 6, 1 bintang besar berujung 6, tulisan Lintang
Enam dalam format Upper Case, lalu angka 12 menunjukkan jumlah isi, dan
tulisan nature pada bagian paling bawah.
Bagian belakang serupa dengan bagian depan. Yang membuatnya berebda
ialah hilangnya kata nature diganti kata-kata bahaya merokok.
4.5. Analisa Komparatif
4.5.1. Visual Mie Sedaap Goreng dan Supermi Sedaaap Goreng
Tabel 4.2. Perbedaan Mie Sedaap Goreng dan Superme Sedaaap Goreng
Pembanding Mie Sedaap Goreng Supermie Sedaaap Goreng
Tampak
Depan
Universitas Kristen Petra
154
Tampak
Belakang
Warna Background menggunakan warna blok. Warna merah ke arah merah darah dan biru ultramarine tua.
Background mengunakan warna blok dan gradasi (untuk tulisan Sedaaap). Warna merah lebih oranye bila dibanding Mie Sedaap dan warna biru lebih ke arah cyan kehitaman.
Logo Endorsed brand tampil kecil di atas logo Mie Sedaap. Logo terdiri dari 3 kata yakni Mie, Sedaap, dan instan yang menjadi 1 kesatuan
Supermie merupakan logo utama, namun penempatan kata Sedaaap dengan besar yang relatif sama dengan logo utama membuat kata ini dipersepsikan orang sebagai merek produk. Ada tanda registered pada merek Supermie
Tagline Jelas Terasa Sedapnya, ditulis dengan warna biru dan merah, text dengan path gelombang, background putih
Pasti sedaaapnya, ditulis dengan warna biru, text dengan path gelombang, background putih. Font yang digunakan relatif sama dengan Mie Sedaap
Gambar Pada bagian depan: Mie, paha ayam, 1/2 telur rebus, 1 udang, cabai merah, sayur selada, kacang polong, sayur sawi, bawang goreng Teknik fotografi Pada bagian belakang: Tata cara masak dengan teknik fotografi
Pada bagian depan: Mie, paha ayam, telur mata sapi, 2 udang, jamur, kacang polong, seledri, sayur selada, tomat Teknik fotografi Pada bagian belakang: Tata cara masak dengan teknik ilustrasi vektor
Harga Rp. 625,- Rp. 725,- Rp. 525 – Rp. 625,-
USP Produk Mie dengan rasa masakan Indonesia dengan tambahan bawang goreng
Pertama kali keluar tidak ada bawang goreng, namun kemudian ditambahkan.
Kemasan Ukuran, teknik pengemasan, dan bahan kemasan sama
Implikasi HKI Secara HKI, apa yang dilakukan oleh Supermie Sedaaap jelas menyalahi aturan. Namun karena sistem pelaporan di Indonesia ialah delik aduan, maka HKI tidak berhak menindak Supermie Sedaaap sampai adanya aduan resmi dari pihak Mie Sedaap. Mie Sedaap sendiri tampaknya memang tidak ingin menuntut Supermie Sedaaap. Karena berdasarkan pengakuan pihak mereka, keberadaan Supermie Sedaap justru membuat produk mereka semakin laku dan persaingan di antara keduanya justru memunculkan buzz marketing yang menguntungkan pihak Mie Sedaap.
Universitas Kristen Petra
155
4.5.2. Visual Rokok 234 dan Rokok Lintang 6
Tabel 4.3. Perbedaan 234 dan Lintang 6
Pembanding Rokok 234 Rokok Lintang 6
Tampak
Depan
Tampak
Belakang
Warna Menggunakan warna hijau muda kecokelatan polos sebagai background. Warna merah digunakan sebagai aksentuasi di beberapa tempat.
Menggunakan warna hijau muda kecokelatan polos dengan bercak-bercak agak kehitaman sebagai background. Warna merah dan emas digunakan sebagai variasi di bebrapa tempat
Logo Menggunakan logo dengan 9 bintang yang masing-masing ujungnya berjumlah 9
Menggunakan logo dengan 6 bintang kecil yang masing-masing ujungnya berjumlah 6, ditambah 1 bintang besar yang juga berujung 6
Layout Bagian depan dan bagian belakang kemasan tidak sama, terdapat keterangan singkat mengenai produk di bagian belakang
Bagian depan dan belakang relatif sama
Harga Rp. 4300,- - Rp.5000,- Rp. 7500,- - Rp 8000,-
Varian Ada 3 varian, isi 10, 12, dan 16 Dengan kemasan yang mirip.
Hanya ada 1 varian isi 12
Kemasan Ukuran kemasan Lintang 6 isi 12 sedikit lebih kecil daripada 234 isi 12, selisihnya sekitar 2 mm dari lebarnya.
Implikasi HKI Secara HKI, apa yang dilakukan oleh Lintang 6 jelas menyalahi aturan. Namun karena sistem pelaporan di Indonesia ialah delik aduan, maka HKI tidak berhak
Universitas Kristen Petra
156
menindak Lintang 6 sampai adanya aduan resmi dari pihak 234. Sebenarnya, yang meniru produk 234 secara visual, bukan hanya Lintang 6. Ada belasan produk lain juga. Namun sepertinya 234 tidak terganggu dengan para pemain industri kecil, sehingga tidak menindak mereka. Karena biasanya penirunya bermain di pasar lokal yang jumlahnya targetnya sangat kecil bial dibanding 234. Kemudian secara mendasar target market rokoknya juga beda karena selisih harga yang cukup jauh juga.
Merek lokal lain yang mirip dengan 234:
Universitas Kristen Petra
157
4.6. Analisa Data Kuesioner
Sebuah penelitian telah dilakukan penulis terhadap khalayak secara umum.
Tabel 4.4. Profil Responden
KLASIFIKASI % Jenis Kelamin Pria 51.3
Wanita 48.7
Usia 13-24 26 25-34 27 35-44 21 45-54 18
di atas 55 8
Pendidikan SD 6 SMP 13 SMA 30 Diploma 10 S1 38
S2 4
SES A+ 9 A 11 B 24 C 26 D 19
E 11
Universitas Kristen Petra
158
Khalayak sasaran ialah dari semua usia, namun dibatasi minimal berusia
13 tahun atau sudah lulus SMP dengan aneka latar belakang pendidikan terakhir
dan tingkat ekonomi. Penelitian selanjutnya dilakukan untuk mengetahui perihal
perilaku dan kebiasaan, serta cara berpikir mereka dalam kaitannya dengan
kelakuan, kebiasaan dan kecenderungan dalam membeli dan mengkonsumsi
produk yang dijadikan contoh kasus.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 150
orang. Berikut adalah hasil penelitian tersebut.
4.6.1. Persentase Hasil Kuisioner Secara Umum
1. Dalam 1 bulan rata- rata berapa kali Anda mengkonsumsi mi instan?
11%
41%28%
12%8%
<1 kali
1-3 kali
4-6 kali
6-10 kali
>10 kali
Gambar 4.19. Jumlah rata-rata konsumsi mi instan
Asumsi:
Mi instan merupakan produk yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Sifatnya
yang siap saji, praktis, mudah disimpan, dan tahan lama karena hanya
membutuhkan air panas membuatnya mudah diterima oleh masyarakat. Mayoritas
responden mengkonsumsi mi sebanyak 1-3 bungkus per bulannya, namun ada
juga yang mengonsumsi lebih dari 10 bungkus per bulannya. Dari 8% responden
yang mengkonsumsi lebih dari 10 bungkus, 85 % berasal dari SES C-D, 50 %
dengan tingkat pendidikan terakhir SD-SMP, 35% dengan tingkat pendidikan
terakhir SMA. Setelah responden ditanya lebih lanjut, tingginya jumlah konsumsi
mi instan dikarenakan harganya yang relatif murah dan cukup mudah dimasak
dibanding makanan lain.
Universitas Kristen Petra
159
2. Mi apa yang paling sering dikonsumsi dalam 1 tahun terakhir?
58%22%
6%
5%
9%
Indomie
Mie Sedaap
Sarimie
Supermie
Dll
Gambar 4.20. Mi instan yang paling sering dikonsumsi dalam 1 tahun terakhir
Asumsi:
Dari dulu hingga sekarang, Indomie masih menempati pilihan mi utama di hati
masyarakat. Namun terjadi pergeseran market share yang cukup signifikan bila
dibanding dengan beberapa tahun yang lalu.
Pada tahun 2002, Indomie memiliki sekitar 68% dan bila ditotal dengan Indofood
Grup (Sarimi, Supermie) persentase tersebut di atas 80%. Namun sekarang
berbeda, Sekitar 20% pasar mi instan mulai bergeser ke produk dari Wings Food
(Mie Sedaap) dan sekitar 10% lainnya ke GagaMie, Alhami, Salamie, Kare, dll
(Anggoro para. 13).
3. Pernahkah Anda salah membeli mi instan?
35%
63%
2%
PernahTidak pernahTidak pernah beli
Gambar 4.21. Pengakuan orang tentang kemampuannya mengidentifikasi
kemasan mi instan
Universitas Kristen Petra
160
Asumsi:
Hanya 35% orang yang mengaku pernah salah dalam membeli mi. Sedangkan
63% mengaku tidak pernah salah. Namun ada juga orang yang salah membeli
namun tidak sadar bahwa ia telah salah dalam mengidentifikasi mi instan tersebut.
Beberapa fakta yang perlu diperhatikan ialah:
1. Tidak semua orang menyadari bahwa mi yang serupa dengan Mie Sedaap
ialah merek Supermi.
2. Konsumen sekarang bertambah pintar. Orang tidak terus menerus salah
membeli, ia akan lebih berhati-hati lagi dalam memilih kemasan di
supermarket saat pembelian selanjutnya setelah sadar bahwa ia pernah salah.
Hal ini berlaku pada orang-orang dengan tingkat pemahaman dan analisa yang
cukup baik, biasanya orang dengan tingkat pendidikan yang tinggi.
3. Kejadian orang salah beli Mie Sedaap justru memancing buzz marketing yang
membuat masyarakat semakin aware dengan keberadaan merek Mie Sedaap
dengan 2 huruf a.
Analisa di atas didapat dalam wawancara personal acak dengan beberapa
responden dan penuturan orang-orang dalam milis. Berikut kutipan penuturan
mereka (Omnia et al. online posting):
“Gue suka mie Sedap sih, tapi kalo buat gue porsinya kebanyakan.
trus ada 1 mi lagi yg kemasannya miriiip bgt sama mie Sedap, ada tulisan
"sedaaaap" nya gt juga kadang2 suka salah ambil gue, mengecoh bgt sih”
“Yang bikin mie "sedap" itu sengaja banget biar orang salah ambil....”
“Beda jumlah huruf A nya aja..Mi Sedaaap.. sama Mi Sedap..bentuk tulisan
dan kemasannya aja mirip banget..kalo gak salah Mi Sedap palsu itu yg
ngeluarin Supermi deh.”
“Jadi sebel deh kalo salah gt, nyampe rumah br nyadar mana kalo beli di
Indo groceries, ga bisa di exchange”
“Gua pernah tuh keambil mi sedaaap nya supermi gara2 buru2 maen comot
aja dari rak setelah kejadian itu, gua kalo beli mi sedap, bener2 harus
diperhatiin, soalnya kalo diliat sekilas mirip banget sih”
Universitas Kristen Petra
161
4. Bila pernah salah membeli mi, Mengapa?
35%
29%
21%
15%
Warnanya mirip Tulisannya miripHanya memperhatikan varian rasaSama saja asal sama-sama mi instant
Gambar 4.22. Penyebab kesalahan mengidentifikasi mi
Asumsi:
Mayoritas responden mengatakan bahwa warna yang menjadi alasan utama
mereka salah memilih. Hal ini karena manusia cenderung memperhatikan hal
yang menjadi poin utama yang lebih mencolok dahulu. Karena alasan ini pula
belasan vendor taksi lain di Jakarta ramai-ramai mengganti warna taksinya
menjadi biru mirip warna taksi Blue Bird. Hasilnya? Walaupun nama taksinya
berbeda-beda, konsumen tidak bisa mengidentifikasi yang mana Bluebird yang
asli. Yang menarik, saat ini warna juga menjadi sesuatu yang generik bahkan
menjadi syarat produk yang bersangkutan, air minum dengan warna biru, kuning
untuk kemasan agar-agar, taksi dengan biru muda, bakpia harus karton kuning,
dodol garut dengan karton merah muda, dll (“Nampak Sama Nyata Beda”).
Tulisan juga memegang peranan yang tak kalah penting. Saat pertama kali Mie
Sedaap booming, konsumen ramai-ramai mencari mi yang memiliki tulisan
‘Sedap’ di bagian depannya. Setelah salah, sebagian sadar bahwa mereka tertipu
hingga akhirnya apabila menyebut Mie Sedaap selalu menambah kata “yang
Wings” atau “yang a nya dua”. Dengan ini awareness Wingsfood turut terangkat.
Tapi di sisi lain, sebagian konsumen dengan tingkat pendidikan dan pemahaman
visual yang relatif rendah sukses tertipu dengan manipulasi tulisan ini.
Universitas Kristen Petra
162
5. Identifikasi kemasan
58%
42%
Benar Identif ikasi Kemasan Mie Sedaap
Salah Identif ikasi Kemasan Mie Sedaap
21%
79%
Benar Identif ikasi Kemasan Supemie
Salah Identif ikasi Kemasan Supermie
Gambar 4.23. Kemampuan identifikasi kemasan mi
Asumsi:
Responden diminta untuk memilih 1 dari 9 kemasan mi yang dibuat saling
menyerupai (Lihat lampiran kuisioner untuk gambar kemasan). Hasilnya,
setengah lebih responden ternyata menjawab benar untuk kemasan Mie Sedaap.
Perolehan ini cukup kontras bila dibanding dengan Supermi. Berdasarkan hasil
analisa hal ini dikarenakan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Mie Sedaap lebih sering dikonsumsi oleh masyarakat daripada Supermi
sehingga keberadaannya lebih familiar.
2. Adanya kekeliruan yang terjadi pada saat Mie Sedaap pertama kali keluar
membuat masyarakat aware terhadap kemasan mi ini.
3. Adanya kekeliruan pada sebanyak 42% pada Mie Sedaap dan 79% pada
Supermie menunjukkan tingkat pemahaman masyarakat dalam mengingat
detil suatu barang cukup rendah. Apalagi mi instan merupakan barang yang
relatif sering dikonsumsi dan sering dibeli dibanding dengan barang lain.
Apabila persamaan kemasan terjadi pada barang lain, seperti kecap, sirup, dll
yang notabene lebih jarang dikonsumsi bukan tidak mungkin persentase
tersebut akan bertambah besar.
Lebih detail mengenai profil responden yang menjawab benar dan yang menjawab
salah akan dibahas pada poin 4.3.2.
Universitas Kristen Petra
163
Jawaban untuk pertanyaan 6-8, hanya dilakukan oleh 54,6 % dari total responden,
yaitu sebanyak 82 orang yang mengaku pernah mengkonsumsi rokok. Jumlah
tersebut terdiri dari 11 orang wanita dan 71 orang sisanya pria.
6. Dalam 1 minggu rata- rata berapa kali Anda mengkonsumsi rokok?
35%
29%
27%
7% 2%
<1 pak1-3 pak4-6 pak6-10 pak> 10 pak
Gambar 4.24. Jumlah rata-rata konsumsi rokok
Asumsi:
Jumlah pak yang dikonsumsi setiap minggunya tergantung dari kebiasaan masing-
masing responden. Biasanya rokok dikonsumsi saat responden yang bersangkutan
sedang tidak sibuk, misalnya saat santai, melepas kepenatan, bercengkrama,
menganggur, dll.
Pada saat tidak ada kegiatan, seseorang cenderung memikirkan sesuatu atau
memperhatikan sesuatu di dekatnya. Jadi kemungkinan konsumen untuk
memperhatikan bungkus rokok sangatlah besar. Di sisi lain, konsumen rokok
loyal terhadap merek yang ‘biasa’ dihisapnya. Jumlah pak yang dihisap tidak
berpengaruh pada kemampuan mengidentifikasi kemasan. Namun orang yang
pernah mengkonsumsi rokok memiliki kecenderungan lebih bisa mengidentifikasi
rokok yang pernah mereka konsumsi dibanding mereka yang bukan perokok atau
tidak pernah mengkonsumsi rokok tersebut.
Universitas Kristen Petra
164
7. Rokok apa yang paling sering dikonsumsi dalam 1 bulan terakhir?
19%
30%
6%8%
4%
25%
8%
Marlboro Gudang Garam A Mild Bentoel 234 LA Light Djarum
Gambar 4.25. Rokok yang paling sering dikonsumsi dalam 1 bulan terakhir
Asumsi:
Rokok 234 mayoritas tidak dikonsumsi oleh anak muda usia 13-24 tahun. Karena
karakternya yang lebih berat dari rokok putih atupun rokok mild. Sebanyak 8%
responden yang mengaku sering mengkonsumsi rokok ini memiliki karakter yang
sudah dewasa, berkecukupan secara ekonomi, minimal SES C. Sedang perokok
Marlboro dan Gudang Garam lebih beragam usianya.
Untuk Lintang 6, tidak ada orang yang memilihnya sebagai rokok yang paling
sering dikonsumsi. Selain belum banyak dikenal, orang-orang juga mengatakan
kalau dibandingkan dengan rokok kretek lain, Lintang 6 secara rasa dan harga
berada di bawah rokok 234. Lintang 6 termasuk jenis rokok lokal, yang hanya bisa
didapat di tempat-tempat seperti warung atau toko kecil. Karakter target
marketnya menengah ke bawah.
Pihak internal Lintang 6 sendiri mengakui bahwa penjualan Lintang 6 juga tidak
begitu baik. Penjualan untuk wilayah Surabaya dengan jumlah penduduk sekitar
2,9 jiwa hanya 80 bal saja per minggunya (personal interview dengan bagian
gudang Lintang 6, 10 Mei 2007).
Universitas Kristen Petra
165
8. Pernahkah Anda salah membeli rokok? Mengapa?
18%
82%
PernahTidak pernah
Gambar 4.26. Pengakuan orang tentang kemampuannya mengidentifikasi rokok
58%
24%6%
12% Karena kemasannyamirip
Penjualnya salahmengambilkan
Cepat-cepat beli tidakmemperhatikan
Sama saja yangpenting asal merokok
Gambar 4.27. Penyebab kesalahan mengidentifikasi rokok
Asumsi:
Bila dibandingkan dengan produk pada kategori mi instan, jumlah orang yang
mengaku pernah salah mengidentifikasi relatif lebih sedikit. Hal ini wajar saja,
mengingat rokok lebih sering dikonsumsi oleh orang tertentu daripada mi. Selain
sering dikonsumsi, kemasannya juga sering dibawa dan kebanyakan perokok
seolah memiliki ikatan emosional dengan rokok yang biasa dihisapnya.
Kemungkinan untuk ganti ke merek lain cukup rendah.
Adanya kesalahan beli sangat minim, dan apabila terjadi biasanya disebabkan oleh
kesalahan penjual yang mengambilkan dan yang kedua karena kemasannya mirip.
Kemasan yang mirip ini setelah ditanya lebih lanjut, apabila responden tersebut
membeli rokok di tempat yang cukup besar seperti supermarket, kemasan yang
mirip masih berasal dari 1 produsen dan merek yang sama. Namun apabila di
warung atau toko kecil, barulah ada kemungkinan salah dengan rokok lokal yang
kebanyakan ‘meniru’ tampilan kemasan rokok yang sudah eksis.
Universitas Kristen Petra
166
9. Identifikasi kemasan
60%
40%
Benar Identifikasi Kemasan 234Salah Identifikasi Kemasan 234
25%
75%
Benar Identifikasi Kemasan Lintang 6 Salah Identifikasi Kemasan Lintang 6
Gambar 4.28. Kemampuan identifikasi kemasan rokok
Asumsi:
Adanya perbedaan pada kemampuan identifikais kedua kemasan ini dikarenakan
234 lebih sering dikonsumsi, sudah eksis di pasaran, dan sudah lama diluncurkan
sehingga masyarakat (baik yang perokok maupun tidak) sudah aware dengan
keberadaan brand ini. Lebih detail mengenai profil responden yang menjawab
benar dan yang menjawab salah akan dibahas pada poin 4.3.2.
10. Apa yang Anda rasakan pada kemasan yang serupa tersebut?
4% 6%
43%
18%
10%
9%
2%
8%
Sama kualitas Sama mudah didapatnyaSama harga Sama rasanyaSama pembuatnya Sama jenisnyaSalah satu lebih berkualitas Tidak merasakan apa-apa
Gambar 4.29. Perasaan pada kemasan yang serupa
Universitas Kristen Petra
167
Asumsi:
Masyarakat ternyata sudah mengerti bahwa biasanya apabila ada 2 kemasan yang
mirip, salah satunya lebih berkualitas. Biasanya me too product diluncurkan
dengan harga yang lebih murah daripada produk yang ditirunya.
11. Menurut anda, mengapa terjadi kesamaan penampilan pada kemasan produk?
92%
8%
Sengaja Tidak Disengaja
64%3%
11%
19%
3%
Untuk men’dompleng’ ketenaran produk yang ditiruuntuk menunjukkan pembuatnya samajenis yang sama tapi harga lebih murahmenunjukkan merek yang sama tapi beda rasauntuk membingungkan pembeli dalam memilih
Gambar 4.30. Alasan kesamaan penampilan
Asumsi:
Sebanyak 92% juga sepakat bahwa adanya kesamaan penampilan tersebut karena
faktor yang disengaja. Dan 64% juga mengatakan bahwa kesengajaan itu
dilakukan untuk ‘mendompleng’ ketenaran produk yang ditiru. Sebanyak 11%
Universitas Kristen Petra
168
lainnya menambahkan bahwa hal itu dilakukan untuk membingungkan pembeli
dalam memilih.
Strategi kamuflase sebenarnya merupakan bagian dari strategi imitasi yang
dijalankan oleh follower. Strategi imitasi produk bisa menjadi strategi yang lebih
menguntungkan daripada strategi inovasi. Selain membutuhkan biaya yang besar
dalam pengembangan produk, biaya distribusi, strategi inovasi juga membutuhkan
kemampuan dalam mengedukasi pasar. Belum lagi ditambah dengan ancaman
tidak dapat mengalahkan pertarungan image di benak konsumen dengan si market
leader. Akibatnya, follower memilih untuk menjalankan strategi imitasi. Strategi
imitasi bukan sekadar membuat produk baru yang sama, tetapi seringkali juga
menjalankan strategi distribusi dan promosi yang sama. Bahkan packaging pun
dibuat mirip. Walaupun tetap tidak bisa memenangkan persaingan dengan market
leader, namun strategi ini mampu meraup keuntungan yang cukup tinggi karena
tidak membutuhkan biaya pengeluaran untuk inovasi produk (Cselle, para. 10).
Kamuflase adalah strategi menyamarkan diri dengan lingkungan
sekitarnya. Market leader sudah pasti memiliki tumpukan produk yang banyak di
rak-rak retailer. Sebagai produk yang laku mereka akan memperoleh kesempatan
untuk menempati ruang yang lebih besar ketimbang merek lain. Akibatnya, rak-
rak tersebut akan didominasi oleh warna dan desain kemasan dari si market
leader. Di sinilah kesempatan bagi sang follower baru untuk menyamarkan
produk mereka. Ada beberapa keuntungan yang ingin mereka raih dengan
melakukan cara ini, yaitu (”Strategi”):
a. Agar si konsumen salah membeli produk. Mereka berharap si konsumen dapat
berbalik menyukai produk si follower setelah salah membeli.
b. Agar si konsumen dapat melakukan perbandingan harga sebelum melakukan
pembelian. Keuntungan jenis kedua ini diperoleh ketika si konsumen akhirnya
tersadar sebelum melakukan pembelian. Packaging yang mirip bisa
menciptakan persepsi bahwa isinya sama dalam soal rasa dan kualitas.
Konsumen yang price sensitive kemudian akan memilih merek follower
karena umumnya follower menawarkan harga yang lebih rendah.
Universitas Kristen Petra
169
c. Agar si konsumen berpikir produknya adalah turunan atau masih satu
produsen dengan merek lain. Umumnya sebuah perusahaan memiliki warna
korporat tertentu yang secara konsisten diterapkan pada setiap merek dan
merek turunannya. Persepsi si konsumen akan kualitas merek market leader
akan tertular pula pada merek yang melakukan strategi kamuflase.
Jika si konsumen tidak membeli, keuntungan paling mudah didapat adalah
pembentukan awareness. Terutama jika produk tersebut mempergunakan merek
yang mirip-mirip. Karena, tidak hanya dalam soal packaging, strategi kamuflase
pun bisa diterapkan secara sengaja maupun tidak sengaja pada merek. Akari dan
Akira, Sony dan Suny, Aqua dan Aquaria, Oreo dan Rodeo adalah contoh
bagaimana sebuah merek berhadapan dengan merek lain yang sering membuat
konsumen silap mata. Apalagi jika merek tersebut mempergunakan logo dengan
bentuk dan huruf yang sama dengan merek lain.
Kebingungan konsumen memang menjadi alasan paling dasar dari strategi
kamuflase. Itulah sebabnya kamuflase sering dikatakan sebagai strategi merek
yang kurang percaya diri. Biasanya kamuflase dilakukan oleh merek-merek yang
tidak punya dana kampanye cukup besar atau bahkan tidak melakukan kampanye
sama-sekali.
Market leader pun bisa terpancing melakukan strategi kamuflase. Hal seperti ini
dilakukan oleh Indomie yang merasa terusik dengan kehadiran Mie Sedaap.
Mempergunakan fighting brand-nya, Supermi, Indofood kemudian mengeluarkan
Supermi Sedaaap. Tujuannya memang ingin membuat kebingunan konsumen di
tingkat outlet. Diharapkan si konsumen akan terkecoh, sekalipun Supermi
mempergunakan huruf “a” yang lebih panjang (sedaaap).
Masalahnya, strategi kamuflase sering disalahartikan dengan penjiplakan dan
pembajakan merek atau hak intelektual lainnya. Memang, kamuflase cenderung
berada di daerah abu-abu di mana jika si pemasar tidak hati-hati akan terjebak
pada penjiplakan dan pembajakan. Merek yang merasa terusik dan merasa
Universitas Kristen Petra
170
dirugikan akan melakukan tuntutan. Sudah banyak kasus merek berakhir di
pengadilan, lantaran masalah ini.
Lebih lanjut lagi, sebenarnya keberhasilan strategi ini juga sangat bergantung pada
pola pembelian konsumen akan produk yang bersangkutan. Pada kategori rokok,
konsumennya cenderung paham detil rokok yang mereka konsumsi. Ditambah
lagi, pola pembelian rokok mayoritas bukan memilih barang yang dipajang di
etalase melainkan langsung meminta kepada penjualnya. Lain halnya dengan mi
instan. Konsumen mi instan biasanya menghabiskan waktu lebih lama di depan
etalase untuk sekedar memilih mi.
12. Setujukah Anda apabila ada kesamaan visual tersebut?
3% 8%29%
60%
Setuju karena menguntungkan pembeliSetuju karena menguntungkan produsen/ pembuatnyaTidak setuju karena merugikan pembeliTidak setuju karena merugikan produsen/ pembuatnya
Gambar 4.31. Setuju tidaknya adanya kesamaan visual
Asumsi:
Sebanyak 89% responden mengaku tidak setuju dengan adanya kesamaan visual
ini. 60% menyatakan hal tersebut merugikan pembeli dan 29% mengatakan hal
tersebut merugikan produsen produk yang ditiru. Sebagian kecil menyatakan
setuju, mereka yang setuju ini kebanyakan berasal dari latar belakang marketing
yang mengerti bahwa hal ini merupakan strategi yang cukup jitu.
Universitas Kristen Petra
171
13. Apakah Anda melihat adanya kinerja Direktorat Hak Kekayaan Intelektual di
Indonesia dalam me’merang’i peniruan tersebut?
14%
48%
38%
Ya Tidak Tidak Tahu
Gambar 4.32. Kinerja Ditjen. HKI
Asumsi:
Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen. HKI) ialah instansi yang
berwenang dalam mengelola Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia yang berada
di bawah Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia. Ketidaktahuan
masyarakat mengenai kinerja Ditjen HKI ialah karena tingkat kesadaran
masyarakat terhadap HKI di Indonesia masih sangat rendah. Dapat dilihat pada
tabel dari online pooling yang dilakukan oleh Ditjen HKI di bawah:
Tabel 4.4. Tingkat Kesadaran Masyarakat Terhadap HKI
Tingkat Kesadaran Persentase
Rendah 80.18%
Sedang 12,90%
Tinggi 6,91%
Sumber: (Ditjen HKI Homesite, 5 Juni 2007)
http://www.dgip.go.id (telah diolah kembali)
Rendahnya kesadaran tersebut bisa dibuktikan juga lewat rendahnya angka
pendaftaran HKI. Untuk paten dari tahun 1991 hingga 2000 tercatat 25.134
permohonan paten dan dari jumlah tersebut diberikan 6.286 paten. Catatan perlu
Universitas Kristen Petra
172
diberikan tentang masih rendahnya permohonan paten yang diajukan oleh para
inventor nasional. Sampai dengan tahun 2000 permohonan paten oleh inventor
nasional adalah sebesar kurang lebih 5% dari total permohonan. Mengenai merek,
tidak diragukan terus meningkatnya pendaftaran. Bahkan selama krisis 1997 pun
terjadi peningkatan permohonan pendaftaran merek yaitu 28.339 aplikasi
dibanding dengan 28.189 tahun 1996. Baru pada tahun 1998, menurun sedikit
yakni 23.160 aplikasi. Secara keseluruhan dalam tenggang antara tahun 1993
hingga 2000 tercatat 225.190 permohonan pendaftaran merek, dan yang terdaftar
ialah sebanyak 151.039.
Sebab lain ialah karena Ditjen. HKI belum cukup gencar untuk melakukan proses
edukasi dan promosi mengenai pentingnya HKI.
14. Direktorat HKI selama ini bertindak pasif, yakni baru menindak si pelaku bila
ada aduan dari pihak yang bersangkutan. Apakah anda setuju dengan sistem itu?
11%
15%
20%
37%
17%
Sangat setuju SetujuTidak setuju Sangat tidak setujuTidak tahu
Gambar 4.33. Setuju tidaknya dengan sistem Ditjen. HKI
Asumsi:
Terlepas dari setuju atau tidak setujunya masyarakat akan sistem tersebut,
pemerintah mempunyai alasan yang cukup kuat untuk tetap mempertahankan
sistem tersebut.
Universitas Kristen Petra
173
Dalam rangka menyesuaikan segala peraturan perundangannya di bidang Hak
Kekayaan Intelektual dengan standar TRIP's (Trade Related Aspects of
Intellectual Property Rights) yang dimulai sejak tahun 1997 dan diperbaharui
kemudian pada tahun 2000 dan tahun 2001, Indonesia memperbarui Undang-
undang di bidang hak kekayaan intelektual yakni Undang-Undang No. 31/2000
tentang Desain Industri, Undang-Undang No. 32/2000 tentang Desain Tata Letak
Sirkuit Terpadu, Undang- Undang No. 14/2001 tentang Paten dan Undang-
Undang No. 15/2001 tentang Merek. Sistem pengaduan berubah dari delik biasa
menjadi delik aduan. Selain itu dalam UU Baru dimasukkan ketetapan tentang
penetapan sementara oleh pengadilan, yang sebenarnya sudah ada dalam TRIPs.
Lalu fokus pemidanaan lebih ditekankan pada pidana denda. Ditetapkan pula
penggunaan badan peradilan khusus untuk penyelesaian sengketa perdata serta
kemungkinan dalam UU Baru setiap pihak yang menduga adanya pelanggaran
terhadap HKI, dapat meminta kepada hakim untuk melarang peredaran dan
penjualan produk termaksud. Tentu saja si pelapor harus mempunyai alasan yang
cukup kuat mengenai dugaan pelanggaran tersebut, sebab kalau tidak dia akan
dapat digugat balik. Yang penting adalah bahwa ketentuan ini merupakan
tambahan bagi perlindungan hak bagi pemegang HKI. Bahkan dari sudut hukum
Indonesia ketentuan ini merupakan terobosan karena hal semacam ini sebelumnya
tidak dikenal dalam sistem hukum Indonesia.
Status delik, yang diubah menjadi delik aduan adalah karena alasan sebagai
berikut :
a. Delik aduan sesuai dengan sifat HKI adalah hak privat (walaupun kita maklum
hak privat itu pada gilirannya memegang peranan penting dalam dunia usaha).
b. Hanya pemegang haklah yang tahu ada tidaknya pelanggaran atau tindak
pidana terhadap karya intelektualnya sendiri (yang notabene telah
mendapatkan perlindungan); dalam beberapa kasus para pihak yang
bersengketa dalam kaitan dengan HKI, kemudian berdamai; namun sementara
itu kasusnya telah dilaporkan ke polisi atas dugaan tindak pidana oleh satu
pihak; pelaporan tersebut tidak dapat dicabut kembali.
Universitas Kristen Petra
174
c. Delik biasa dapat menjadi bumerang karena setiap pihak termasuk pihak luar
sangat mengharapkan dilakukannya tindakan “pembersihan” terus menerus
terhadap tindak pidana termaksud tanpa perlunya diadukan. Namun demikian
pemerintah berpendapat akan tetap dipertahankannya status kejahatan biasa di
bidang Hak Cipta.
Sebelum adanya UU Baru, semua pelanggaran tindak pidana HaKI, untuk yang
paling berat, diancam maksimal 7 tahun pidana badan dan/atau denda
Rp.100.000.000,-. Ancaman pidana badan tersebut dinilai terlalu tinggi, dan
dalam praktik hakim paling sering menjatuhkan hukuman percobaan, kecuali satu
keputusan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang menghukum 4 tahun penjara.
Ditambah dengan kajian pada Undang-undang yang berlaku di negara lain
(bahkan ada yang tanpa pidana badan), Pemerintah berpendapat bahwa ancaman
pidana badan yang terlalu lama tidak punya dampak apa-apa bagi rehabilitasi
kerugian korban.
Malah, mengingat HKI menopang dunia usaha, ancaman hukuman yang terlalu
lama bagi pihak yang bersangkutan menjadi alasan untuk tidak dapat melakukan
kegiatan usahanya sehingga terhadang pula kewajiban membayar denda. Sebagai
gantinya menurut Pemerintah akan lebih baik jika pelaku delik tersebut dikenakan
pidana denda yang jauh lebih berat.
Itulah sebabnya pidana denda (dan pidana badan) untuk masing-masing bidang
maksimal sebagai berikut:
a. Paten : Rp. 500 juta (dan/atau 4 tahun)
b. Merek : Rp. 1 milyar (dan/atau 5 tahun)
c. Desain Industri : Rp. 300 juta (dan/atau 4 tahun)
HKI adalah hak dengan waktu sangat terbatas. Dengan demikian diperlukan
mekanisme penyelesaian perkara perdata yang dapat bergerak cepat. Dengan UU
Baru, kecuali bidang rahasia dagang, penyelesaian sengketa perdata dilakukan di
Pengadilan Niaga. Untuk menopang hal ini dalam UU Baru juga diatur tentang
Universitas Kristen Petra
175
010
203040
5060
7080
SD SMP SMA Diploma S1 S2
Benar Identifikasi M ie SedaapBenar Identifikasi Supermie
hukum acara tersendiri seperti yang berlaku dalam kaitan dengan masalah
kapailitan.
Selama ini praktis tidak ada gugatan perdata menyusul perkara pidana berkenaan
dengan masalah HKI. Ini sangat disayangkan karena untuk kepentingan korban
upaya hukum ini seharusnya ditempuh. Selain itu kasus-kasus semacam ini akan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum itu sendiri. Dalam UU Baru diatur
pula ketentuan untuk menggunakan sarana lain di luar pengadilan, misalnya
melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa.
Mengenai aparat penyidik UU Baru tetap memberikan kewenangan bagi pejabat
tertentu di Ditjen HaKI untuk bertindak selaku Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS). Yang menjadi persoalan adalah bagaimana mengefektifkan PPNS untuk
melakukan penyidikan dalam rangka pelanggaran di bidang HaKI. Pernah ada
pertanyaan investor asing: kenapa PPNS tidak dapat langsung menyerahkan
perkara ke pengadilan. Secara normatif pertanyaan itu dapat dijawab dengan
singkat: hal itu tidak dapat dilakukan karena bertentangan dengan Undang-undang
tentang KUHAP.
4.6.2. Asumsi Kemampuan Identifikasi Berdasarkan Profil Responden
Gambar 4.34. Perbandingan Kemampuan Identifikasi Mi Instan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Universitas Kristen Petra
176
05
101520253035
Perempuan Laki-Laki
Benar Identifikasi M i Salah Identifikasi M i
Dapat dilihat pada tabel, bahwa rendahnya tingkat pendidikan terakhir
membawa dampak ketidakmampuan dalam mengenali suatu bahasa visual yang
diakibatkan tidak adanya inisiatif untuk proses analisa dan pemahaman suatu detil
tertentu. Pada tingkatan setelah SD, bisa dilihat ada sedikit perubahan, namun
perubahan yang paling drastis ialah saat memasuki SMA. Dari tingkatan ini tidak
ditemukan perbedaan kemampuan yang signifikan dengan tingkatan pendidikan
yang lebih tinggi. Adanya perbedaan kemampuan dalam mengidentifikasi merek
yang berbeda diakibatkan perbedaan awareness akan kedua merek tersebut.
Perbedaan ini dapat disebabkan oleh faktor penyebaran, tingkat konsumsi, dan
promosi yang dilakukan oleh merek yang bersangkutan.
Gambar 4.35. Perbandingan Kemampuan Identifikasi Mi Instan
Berdasarkan Gender
Perbedaan persentase pada perempuan dan laki-laki ternyata disebabkan
oleh faktor sering atau tidaknya membeli mi instan. Perempuan, terutama ibu
rumah tangga lebih mampu membedakan. Apalagi, ibu rumah tangga biasanya
mau meluangkan waktu lebih untuk memperhatikan detil lain, seperti faktor harga
dan komposisi produk yang bisa digunakan untuk perbandingan juga saat
membeli di supermarket.
Sementara itu, untuk produk rokok ada kecenderungan lain. Tingkat
pendidikan tampaknya tidak dapat menjadi tolak ukur. Adapun jumlah
perbandingannya seperti yang ditunjukkan pada tabel di balik.
Universitas Kristen Petra
177
02468
101214161820
SD SMP SMA Diploma S1 S2
Benar Identifikasi 234Benar Identifikasi Lintang 6
05
101520253035
Pernah Merokok Tidak Pernah Merokok
Benar Identifikasi RokokSalah Identifikasi Rokok
Gambar 4.36. Perbandingan Kemampuan Identifikasi Rokok
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingginya angka pada tingkat pendidikan SMA disebabkan karena angka
terbanyak dari profil responden yang pernah mengkonsumsi dan masih
mengkonsumsi rokok ialah pada tingkat SMA. Lebih detil perbandingannya
diuraikan pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.37. Perbandingan Kemampuan Identifikasi Rokok
Berdasarkan Pernah Tidaknya Merokok
Orang yang tidak pernah merokok cenderung tidak pernah memperhatikan
detil dari kemasan rokok, sehingga tidak memiliki kemampuan dalam
membedakan kemasan rokok. Orang-orang yang agak konsumsinya tinggi
cenderung lebih mengenali rokok, tapi hanya untuk rokok yang sering
dikonsumsinya.
Faktor tingkat ekonomi tidak berpengaruh secara langsung pada
kemampuan memahami bahasa visual. Faktor ini memberi pengaruh pada
Universitas Kristen Petra
178
preferensi orang tersebut ketika memilih produk untuk dikonsumsi, pilihan dan
frekuensi seseorang mengkonsumsi akan menentukan kemampuan seseorang
mengingat suatu tanda-tanda visual.
Faktor lain yang menarik untuk diamati ialah adanya perbedaan
kemampuan identifikasi para pelaku desain dibanding masyarakat umum. Para
pelaku desain cenderung lebih mengamati suatu detil visual. Hal tersebut tidak
selalu terjadi tergantung faktor internal yang mempengaruhi setiap individu,
seperti:
a. Motivasi
Motivasi adalah kebutuhan yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak
(Kotler 161). Sedangkan menurut Swastha dan Handoko adalah “Keadaan
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk
melakukan kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan (77)”.
b. Persepsi
Persepsi berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang
bersangkutan. Interaksi yang aktif dengan desain membuatnya lebih aware
terhadap isu dan perkembangan desain.
c. Belajar
Belajar meliputi perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman (Philip Kotler 165).
d. Kepribadian
Kepribadian merupakan ciri- ciri psikologis yang menyebabkan terjadinya
jawaban secara relatif tetap bertahan lama dalam lingkungan.
Universitas Kristen Petra
179
4.7. Data Responden
Tabel di bawah ini menunjukkan data responden yang diteliti.
Tabel 4.6. Tabel Data Responden No. Nama Alamat profesi Gender 1 Siti K. Semalang pegawai toko w 2 Mudji Bojonegoro karyawan p 3 Sanyoto Wonorejo D.S K.R Barat Rt 03 Rw 09 Lawang tukang p 4 Rusmanto Gedung Tomas Gang Makam No 49 jual bakwan p 5 Sudar Bongangan Baru Blok A/18 tukang air p 6 Sumardi Kyai Tambak Deres 51 - p 7 Yasmanu Bakung Gg Buntu 6a Kalirungkut Surabaya helper distribusi p 8 Sarwoko Klampis Ngasem Gg Iia No 9 tukang marmer p 9 Dedi Wisma Tropodo supir p
10 Suparto Tembaan - p 11 Rosa Hana Klampis Indah Vii/E 39 ibu rumah tangga w 12 dr. Suwandito Wisma Mukti F25 dokter umum p 13 Niken Kendangsari YKP 6/6 nktg supervisor w 14 Wendy Malang - w 15 Margareta Manyar Tirtoyoso Sel Iii/11 guru w 16 Irwan Pandegiling 209 B wiraswasta p 17 Darjanki - dokter gigi p 18 Tina Kenjeran No 170 mahasiswa w 19 Yuvita Galaxi Buni Permai B5/5 swasta w 20 Andrew Galunggung 80 mahasiswa p 21 Budi W Menganti Mas Blok C/6 salesman p
22 Budhy Haryanto Kertajaya Indah Tengah Blok 19, No 118 pegawai naco p
23 Paulus Widjaja Barata Jaya Xx/52 - p 24 Lita Villa Kalijudan Indah P-18 ibu rumah tangga w 25 Nora Mayjend Sungkono 23 - w 26 Bagus Dharmahusada it p 27 Andayani SW Kertanegara No 26 Kab Baru, Jaksel - w 28 Syandra Embong Malang 101 marcomm mar w 29 Felicia Winata Grand Itc Permata Hijau Sapphire 21-22 creative manager w 30 Deny Manyar Jaya 3/1 wiraswasta p 31 Sena A Pregolan 17 pekerja pabrik p 32 Fanny Barata Jaya cs w 33 Dessi Dhu Vi-Ex10 karyawan w
34 Oriensiawati Ketabangkali 37 karyawan rumah tangga w
35 Adhitma Diponegoro 99 dokter p
36 Sisca D Siwalankerto Permai thai cargo space provider w
37 Ari TW Margorejo Sawah 17 pegawai swasta p 38 Susi Linawati Wisma Mukti Blok E 20 ibu rumah tangga w
39 Oemi Poernomosari Pabean Asri U/20, Sidoarjo guru matematika w
40 Sasa - konsultan w
Universitas Kristen Petra
180
41 Yovita - pengajar w 42 I Gusti Made S Raya Penjaringan Sari No 8A guru p 43 Paulus - guru p 44 Veronica DR Griyo Mapan Utara V/Ca 23 ibu rumah tangga w 45 P.A. Masela Rungkut Lor 3 D/26 guru p 46 J. Rina Heryani Kembang Kuning Kramat I/1 ibu rumah tangga w 47 Yohanes Rungkut Mapan pegawai swasta p 48 Sapto J Pucang Adi 88 it admin p 49 Drs. Indradi Dharmawangsa Barat I/3 pegawai swasta p 50 Kushendarto Teluk Tomini 44 guru bk p 51 Mr. X Sukolilo karyawan p 52 Yanni Maharani Wisma Permai I/14 administrasi w 53 Nandiningsih Pandegiling 209 F ibu rumah tangga w 54 Matius Rangkah 12 karyawan p 55 Agus Sedati Gede admisnistrasi p 56 Jeffry Katianda Barata Jaya 6/ 25 Surabaya mahasiswa p 57 Ita Hendrawan Ploso 2 No. 12 mahasiswa w 58 Ina Pucang - w 59 Ketut Triwanto Taman Pondok Jati Cn 2 Sidoarjo dokter gigi p 60 Ricky O Manyar Kertoarjo 64 wiraswasta p 61 Helena Klampis Anom pensiunan w 62 Shuzi Pondok Benowo Indah - w 63 Joedo Waloejo Klampis Indah 4/8 karyawan p
64 Roy B Hatman Pucang Anom 106 sales & event executive p
65 Halim Babatan Pantai Brt IV/60 sales p 66 Nita Kebangsren I - w 67 Rinte Martinus Hotel Majapahit Surabaya pelayan hotel p 68 Euadana Hotel Majapahit Surabaya kasir p 69 Yuni Hotel Majapahit Surabaya - w 70 Faruq Kedung Turi V/2 karyawan p 71 Abi Dinaria Celebrity Fitness Mark & Pranation p 72 Anang S Nginden Kota 2/9 designer graphic p 73 Setyo Suko Legek Gg Mawar Taman Sepanjang - p 74 Dony Kusuma Klampis Indah Blok E12 A wiraswasta p 75 Chiputra Sambongan Kidul 4/30 - p 76 Yudi Susanto Sdps X/11 salesman p 77 Eko Prasetyo Semut 4/6 pekerja p 78 Ari Mesrawati Plemahan Besar - w
79 Yuwono Tjandra Leo 12 mahasiswa p
80 Nina Manyar Tirtoasri Viii/6 pelajar w 81 Sandra Sidoarjo marketing w 82 Firly Pepelegi Indah Jl Raung No 54 tpr w 83 Nikmah Tp 3 Lt 2 sales counter w 84 Siswadi Simowaru Indah D/25 Sidoarjo karyawan swasta p 85 Ari Petemon I/79 pegawai swasta w 86 Anthony J Kertajaya Indah P-108 pelajar p 87 Felix Kusmana Kutisari Indah Utara X/1 siswa p 88 Caroline Dharmahusada Indah Timur 4/1 pelajar w 89 Tabita Nanas III/367 PT 1 siswa w
Universitas Kristen Petra
181
90 Steven Galaxi Bumi Permai IV/14 pelajar p 91 Fuad Ashari Kedung Thomer IV No 47 karyawan p 92 Anang Manyar Sabrangan Gg : 9E wiraswasta p 93 Handojono Pandegiling swasta p 94 Sri Hastuty Dharmahusada Mas Bg 22 ibu rumah tangga w 95 Munandar Kedung Cowek karyawan p 96 Harun - tukang listrik p 97 Yance C. Gubeng 36 karyawan p 98 Moh. Irfan Tambak Sawah Waru Sidoarjo karyawan p 99 Hari P Semangka, Pondok Tjandra sales p 100 Catur N R. Nginden 82 distribusi sales p 101 Suyanto Panjang Jiwo supir p 102 Andi Irawan Banyu Urip Wetan Tengah V/ 4 sales p 103 Heru K Lidah Wetan Gg I/ 38 sales p
104 Gunawan Subagio Tandes Lor Iv/ 24 - p
105 H. Pradigdo Rungkut Menanggal I sales p 106 Ang Siau Fang Tambak Sari 81 mahasiswa w 107 Piyok Nginden karyawan p 108 Diana Mulyo Raya Kertajaya Indah P 129 mahasiswa w 109 Inge Kertajaya wiraswasta w 110 Anton Kusuma Margorejo Floraya A 906 fotografer p 111 Sophia Kertajaya Indah M5 mahasiswa w 112 Mimin Mojokerto pegawai toko w 113 Jusak Nugraha Manyar Tirtoasri Xii/ 23 dokter/ dosen p 114 Nuraini Ds Wonojoyo Kab Kediri prt w 115 Diyo Klampis Semalang III No 3 tukang marmer p 116 Herman Klampis Semalang I/ 9 tukang granit p 117 Parsiyem Bungurasih prt w 118 Sunarti Madiun tukang masak w 119 Sulis Klampis Semolo pembantu w 120 Marni Blitar pembantu w 121 Bernhard S Klampis Blok C3 president director p 122 Lilis Klampis Ngasem Gg I No 1A pegawai toko w 123 Yuni Klampis Semolowaru Gg 4 No 9 pegawai toko w 124 Sumardy Grand ITC head of Octobrand p 125 Natalie Manyar junior art director w
126 Selvy Hermawan Kapas Krampung 222 mahasiswa w
127 Yuana Siswanto GBP mahasiswa w 128 Agus Dharmahusada marketing p 129 Mrs. Tiong Dharmahusada Indah M 5 wiraswasta w 130 Hai Yen Darmo broker w 131 Roostina Manyar Kertoarjo wiraswasta w 132 Yulia Andriani Nirwana Executive DD 7A - w 133 Jane Bing Darmo Permai Selatan gg. 4 no. 8 siswa w 134 Priscilla M Tanjung Katung Blok K No. 7 - w 135 Stefan Kupang Indah web designer p 136 Rani Raya Randuagung, Singosari pemilik toko w 137 Tja Wang Ngagel Jaya pemilik toko w 138 Murdyani Manyar Jaya Praja mahasiswa w
Universitas Kristen Petra
182
139 Wijoyo Kelapa Gading Jakarta purchasing manager p
140 Kiky Kedungdoro sekretaris w 141 Debby Dharmahusada Regency siswa w 142 Lusi Manyar Kertoadi 26 ibu rumah tangga w 143 Josephine Nirwana Executive BB 400 psikolog w 144 Ermilia Dharmahusada Mas dosen w 145 Sheryn Dr. Sutomo siswa w 146 Adeline Dr. Wahidin siswa w 147 Minah Purwosari TKW w 148 Michelle Villa Kalijudan F 14 siswa w 149 Suparno Blitar supir p 150 Henry Kianto Wisma Permai Tengah 9/ KK 18 pegawai swasta p
4.8. Penafsiran Kesimpulan Analisa Data dan Pengujian Hipotesa
4.8.1. Copycat Brand
Copycat Brand ialah persamaan yang terjadi pada bentuk atau tampak
visual baik sebagian maupun keseluruhan dengan disengaja ataupun tidak pada
suatu produk saat masih terdaftar secara resmi dan masih dalam proses
perlindungan Hak Kekayaan Intelektual di kawasan geografis tempat produk itu
dipasarkan atau dipublikasikan. Di Indonesia, peniru beresiko dapat dituntut
secara legal dan produk tesebut ditarik pemasarannya. Namun ada juga kasus lain,
dimana keberadaan copycat brand dibiarkan beredar karena tidak merugikan
produk yang ditiru.
Persamaan yang dimaksud di sini ialah persamaan pada pokoknya, seperti
senada pada ucapan, penamaan, warna, bentuk, komposisi, desain dll yang bisa
membingungkan orang dalam proses identifikasi.
Alasan terjadinya fenomena ini ialah sebagai berikut:
a. Strategi Marketing
Strategi kamuflase dengan cara imitasi bukan sekadar membuat produk baru
yang sama, tetapi seringkali juga menjalankan strategi distribusi dan promosi
yang sama. Bahkan packaging pun dibuat mirip. Walaupun tetap tidak bisa
memenangkan persaingan dengan market leader, namun setidaknya strategi
ini mampu meraup keuntungan yang cukup tinggi. Cocok untuk produk yang
memang tidak direncanakan untuk long lasting. Kamuflase adalah strategi
menyamarkan diri dengan lingkungan sekitarnya. Market leader sudah pasti
memiliki tumpukan produk yang banyak di rak-rak retailer. Di sinilah
Universitas Kristen Petra
183
kesempatan bagi sang follower baru untuk menyamarkan produk mereka.
Keuntungan yang ingin diraih ialah agar si konsumen salah membeli produk
Lalu berbalik menyukai produk si follower setelah salah membeli. Kemudian
juga agar si konsumen dapat melakukan perbandingan harga sebelum
melakukan pembelian. Keuntungan jenis kedua ini diperoleh ketika si
konsumen akhirnya tersadar sebelum melakukan pembelian. Packaging yang
mirip bisa menciptakan persepsi bahwa isinya sama dalam soal rasa dan
kualitas. Konsumen yang price sensitive kemudian akan memilih merek
follower karena umumnya follower menawarkan harga yang lebih rendah.
Tujuan ketiga agar si konsumen berpikir bahwa produknya adalah turunan
atau masih satu “saudara” dengan merek lain. Umumnya sebuah perusahaan
memiliki warna korporat tertentu yang secara konsisten diterapkan pada setiap
merek dan merek turunannya. Persepsi si konsumen akan kualitas merek
market leader akan tertular pula pada merek yang melakukan strategi
kamuflase. Mereka pun kemudian membeli merek yang dipersepsikan berasal
dari satu produsen yang sama ini. Jika si konsumen tidak membeli,
keuntungan paling mudah didapat adalah pembentukan awareness.
Kebingungan konsumen menjadi alasan paling dasar dari strategi kamuflase.
Itulah sebabnya kamuflase sering dikatakan sebagai strategi merek yang
kurang percaya diri. Biasanya kamuflase dilakukan oleh merek-merek yang
tidak punya dana kampanye promosi yang cukup besar atau bahkan tidak
melakukannya sama sekali.
b. Strategi Inovasi
Untuk mengejar ketertinggalan. Produsen gagal menemukan produk baru yang
inovatif lalu membuat produk dari produsen lain yang dianggap lebih
menguntungkan.
c. Strategi Bisnis
Produsen baru menunggu saat yang tepat untuk meluncurkan produk yang
sebenarnya sudah ada lama di pasaran dari produsen pionir namun kurang
promosi. Ketika saatnya tepat, produsen meluncurkan produk "baru" dengan
iklan besar-besaran, walaupun sebenarnya tidak baru.
Universitas Kristen Petra
184
Copycat brand tidak dianggap melanggar secara hukum apabila produsen
dari produk yang mereknya terdaftar di HKI tidak melaporkan secara legal pada
instansi hukum yang bersangkutan. Secara moral, walaupun mayoritas masyarakat
tidak setuju dengan adanya peniruan tersebut, hal tersebut dianggap sah dalam
etika bisnis marketing. Yang perlu diperhatikan, biasanya follower tidak akan bisa
menjadi merek yang long lasting karena mereka tidak unik.
Kemiripan yang terjadi pada produk generik yang sudah menjadi milik
umum tidak bisa disebut sebagai copycat brand walaupun produk tersebut sudah
dipublikasikan atau dipasarkan. Definisi produk generik dibahas lebih lanjut
dalam poin 4.5.3. tentang Hak Kekayaan Intelektual.
4.8.2. Pemahaman Bahasa Visual
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pemahaman suatu bahasa visual
ialah sebagai berikut:
a. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi kemampuan analisa, perhatian akan detil
dan kemampuan untuk membedakan. Tingkat melek huruf juga sangat
berperan karena hal tersebut merupakan salah satu hal yang digunakan sebagai
faktor pembeda apabila faktor warna sebuah produk sama.
b. Tingkat Konsumsi
Orang yang pernah atau sering mengkonsumsi suatu barang cenderung
memiliki tingkat pemahaman lebih terhadap barang tersebut. Barang yang
sering dikonsumsi seperti barang kebutuhan sehari-hari cenderung lebih
mudah untuk dikenali.
c. Tingkat Harga
Barang yang harganya mahal cenderung lebih dilihat secara teliti daripada
barang yang murah. Faktor ‘tidak memperhatikan detil karena buru-buru
membeli’ tidak berperan untuk barang jenis ini. Harganya yang mahal
membuat orang jadi lebih selektif dengan meperhatikan detil secara visual dan
content. Orang yang membeli copycat produk untuk barang-barang mahal
mayoritas tahu apabila mereka membeli barang yang benar-benar asli atau
Universitas Kristen Petra
185
tidak. Mereka biasanya membeli barang tiruan karena faktor harga yang lebih
murah sehingga lebih bisa dijangkau.
d. Tingkat Gangguan Secara Internal dan Eksternal
Seperti gangguan pada fisik (buta warna, dll), gangguan mental, dll
4.8.3. Implikasi Hak Kekayaan Intelektual
Secara umum Hak Kekayaan Intelektual dapat terbagi dalam dua kategori
yaitu Hak Cipta dan Hak Kekayaan Industri. Hak Kekayaan Industri meliputi
Paten, Merek, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu, Rahasia
Dagang dan Varietas Tanaman (Ditjen HKI, para 2). Implikasi HKI pada copycat
brand hanya pada kondisi pada poin di bawah ini.
4.8.3.1. Delik Aduan
Proses tindak pidana dan perdata secara hukum hanya akan dilakukan bila
produsen yang mereknya terdaftar melakukan gugatan kepada Ditjen. HKI.
4.8.3.2. Produk Belum Generik
Generik berarti sudah menjadi milik umum dan tidak bisa diklaim sebagai
milik perseorangan atau perusahaan. Produk dianggap generik apabila produk
tersebut sudah didaftarkan di HKI dan waktu perlindungan sudah habis. Lama
perlindungan yang diberikan berbeda untuk jenis HKI yang berbeda. Penjelasan
detailnya sebagai berikut:
a. Hak cipta
Diberikan seumur hidup ditambah 50 tahun semenjak penciptanya meninggal
dunia. Jika dimiliki 2 orang atau lebih, hak cipta berlaku selama hidup
pencipta yang meninggal dunia paling akhir dan berlangsung hingga 50 tahun
sesudahnya. Dalam konteks perusahaan perlindungan ini diberikan selama 75
tahun. Karya derivative (turunan) diberikan selama 50 tahun. Karya fotografi,
program komputer, terjemahan, saduran dan penyusunan bunga rampai
diberikan selama 25 tahun.
Universitas Kristen Petra
186
b. Hak Paten
Jangka waktu perlindungan paten ialah 20 tahun terhitung dari filling date
(Banindro 122). Mengingat proses produksi dan teknologi bukan porsi utama
desain grafis, maka paten tidak dibahas lebih lanjut lagi.
c. Merek
Merek terdaftar mendapat perlindungan hukum untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun dan berlaku sejak tanggal penerimaan permohonan merek
bersangkutan. Atas permohonan pemilik merek jangka waktu perlindungan
merek terdaftar dapat diperpanjang setiap kali untuk jangka waktu yang sama.
Namun ada pula merek yang tidak dapat didaftarkan. Hal tersebut karena
sebab-sebab sebagai berikut: Didaftarkan oleh pemohon yang beritikad tidak
baik, Bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
moralitas keagamaan, kesusilaan, atau ketertiban umum, Tidak memiliki daya
pembeda, Telah menjadi milik umum, Merupakan keterangan atau berkaitan
dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya.
Permohonan suatu merek juga akan ditolak apabila merek tersebut:
mempunyai persamaan dengan merek milik pihak lain yang sudah terdaftar
lebih dulu untuk barang dan/atau jasa yang sejenis; mempunyai persamaan
merek yang sudah terkenal (batasan terkenal ialah 500 (lima ratus) merek
internasional pada majalah Fortune contoh: Microsoft, ACER, Toyota, dll);
mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan indikasi
geografis yang sudah dikenal (contoh Gudeng Jogja tidak boleh tapi guded
Palembang boleh); merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto,
atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan
tertulis dari yang berhak; merupakan tiruan atau menyerupai nama atau
singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara atau
lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari
pihak yang berwenang; merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau
stempel resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga pemerintah, kecuali
atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
Universitas Kristen Petra
187
d. Desain Industri
Lama perlindungan yang diberikan ialah 10 tahun dan tidak dapat
diperbaharui kecuali desain tersebut sedikit dimodifikasi.
e. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Mengingat proses desain tata letak sirkuit terpadu bukan porsi utama desain
grafis, maka hal ini tidak dibahas lebih lanjut lagi.
f. Rahasia Dagang
Lama perlindungan tidak terbatas, namun hanya boleh diklaim sebanyak 1
(satu) kali saja.
g. Varietas Tanaman
Mengingat proses varietas tanaman bukan porsi utama desain grafis, maka hal
ini tidak dibahas lebih lanjut lagi.
Selain itu, ada hak-hak lain yang terkait dengan Hak Cipta. Hak moral
adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau pelaku yang tidak dapat
dihilangkan atau dihapus dengan alasan apapun, walaupun hak cipta atau hak
terkait telah dialihkan.
Untuk Hak Cipta atas hasil kebudayaan rakyat atau atas ciptaan yang tidak
diketahui penciptanya, Negara memegang hak cipta atas karya peninggalan
prasejarah, sejarah dan benda budaya nasional lainnya; Negara memegang hak
cipta atas folklor dan hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama seperti
cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi,
tarian, kaligrafi dan karya seni lainnya.