4. Demam Tifoid

5
Modul IPD Penyakit Tropik dan Infeksi DEMAM TIFOID Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti modul ini peserta didik mampu dan memiliki keterampilan dalam mengelola penyakit Demam Tifoid melalui pembelajaran pengalaman klinis, dalam kegiatan berupa diskusi, penatalaksanaan pasien, diskusi kasus sulit dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan. Tujuan pembelajaran khusus Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Mendiagnosis penyakit Demam Tifoid 2. Mendiagnosis penyakit Demam Tifoid karier 3. Melakukan penatalaksanaan Demam Tifoid 4. Melakukan penatalaksanaan kasus komplikasi Demam Tifoid 5. Melakukan penatalaksanaan kasus Demam Tifoid karier 6. Melakukan edukasi pencegahan Demam Tifoid 7. Menjelaskan tentang peranan vaksinasi pada kasus Demam Tifoid Pokok bahasan 1. Diagnosis Demam Tifoid 2. Penatalaksanaan Demam Tifoid 3. Penatalaksanaan komplikasi pada Demam Tifoid 4. Penatalaksaan Demam Tifoid karier Waktu 1 bulan Metode A. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode: Supervised direct patient care Small group discussion Didactic sessions B. Peserta didik sudah harus mempelajari (prasyarat): 1

Transcript of 4. Demam Tifoid

Page 1: 4. Demam Tifoid

Modul IPDPenyakit Tropik dan Infeksi

DEMAM TIFOID

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti modul ini peserta didik mampu dan memiliki keterampilan dalam mengelola penyakit Demam Tifoid melalui pembelajaran pengalaman klinis, dalam kegiatan berupa diskusi, penatalaksanaan pasien, diskusi kasus sulit dan berbagai penelusuran sumber pengetahuan.

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:1. Mendiagnosis penyakit Demam Tifoid 2. Mendiagnosis penyakit Demam Tifoid karier3. Melakukan penatalaksanaan Demam Tifoid 4. Melakukan penatalaksanaan kasus komplikasi Demam Tifoid5. Melakukan penatalaksanaan kasus Demam Tifoid karier6. Melakukan edukasi pencegahan Demam Tifoid7. Menjelaskan tentang peranan vaksinasi pada kasus Demam Tifoid

Pokok bahasan

1. Diagnosis Demam Tifoid2. Penatalaksanaan Demam Tifoid3. Penatalaksanaan komplikasi pada Demam Tifoid4. Penatalaksaan Demam Tifoid karier

Waktu 1 bulanMetodeA. Proses pembelajaran dilaksanakan melalui metode:

Supervised direct patient care Small group discussion Didactic sessions

B. Peserta didik sudah harus mempelajari (prasyarat): Bahan acuan referensi Ilmu dasar yang berkaitan dengan topik pembelajaran seperti imunologi,

farmakologi obat antibiotik dan pemilihannya pada kasus demam tifoid, obat-obat simtomatis yang biasa digunakan untuk pengobatan pasien baik di gawat darurat, klinik maupun tempat perawatan.

Ilmu klinik dasar tentang tata cara anamnesis dan pemeriksaan jasmani umum dan penatalaksanaan gawat darurat

C. Penuntun belajar (learning guide) terlampirD. Tempat belajar:

Poliklinik Penyakit Dalam RSCM

1

Page 2: 4. Demam Tifoid

Ruang perawatan IGD, ICU

Media Laporan dan diskusi kasus Bedside teaching dan penanganan pasien secara langsung E-learning Journal reading

Alat bantu pembelajaran

Rumah sakit: unit rawat jalan dan unit rawat inap Ruang diskusi Sarana audio-visual Sambungan internet

Evaluasi

1. Pada awal pertemuan dilaksanakan pre-test yang bertujuan untuk menilai kinerja yang dimiliki peserta didik dan untuk mengindentifikasi kekurangan yang ada

2. Melalui “small group discussion” bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan penuntun belajar, kesempatan yang akan diperoleh pada saat bedside teaching dan proses penilaian.

3. Setelah mempelajari penuntun belajar ini, peserta diwajibkan untuk mengaplikasikan langkah-langkah yang tertera dalam penuntun belajar dalam bentuk role-play dengan teman-temannya (peer assisted learning) atau kepada SP (standardized patient). Pada saat tersebut, yang bersangkutan tidak diperkenankan membawa tuntunan belajar, tuntunan belajar dipegang oleh teman-temannya untuk melakukan evaluasi (peer assisted evaluation). Setelah dianggap memadai, melalui metoda bedside teaching di bawah pengawasan fasilitator, peserta didik mengaplikasikan penuntun belajar kepada pasien sesungguhnya. Pada saat pelaksanaan, evaluator melakukan pengawasan langsung (direct observation), dan mengisi formulir penilaian sebagai berikut: Perlu perbaikan: pelaksanaan belum benar atau sebagian langkah tidak

dilaksanakan Cukup: pelaksanaan sudah benar tetapi tidak efisien, misal pemeriksaan terlalu lama

atau kurang memberi kenyamanan kepada pasien Baik: pelaksanaan benar dan baik (efisien)

4. Setelah selesai bedside teaching, dilakukan kembali diskusi untuk mendapatkan penjelasan dari berbagai hal yang tidak memungkinkan dibicarakan di depan pasien, dan memberi masukan untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan.

5. Penilaian:a. Formatif

Self assessment dan Peer Assisted Evaluation dengan mempergunakan penuntun belajar

Penjelasan lisan dari peserta didik/ diskusi

2

Page 3: 4. Demam Tifoid

Kriteria penilaian keseluruhan: cakap/ tidak cakap/ lalai Di akhir penilaian peserta didik diberi masukan dan bila diperlukan diberi tugas

yang dapat memperbaiki kinerja (task-based medical education)b. Sumatif

Ujian MCQ, essay dan lisan Nilai akhir: nilai proses + nilai ujian

6. Tahap pencapaian (tingkat kemampuan menurut Raja Bandaranayake): Peserta tahap magang/awal: pencapaian kompetensi level A3, B2, C2 Peserta tahap mandiri/akhir: pencapaian kompetensi level A3, B3, C3

Staf Pengajar

Staf pengajar adalah staf yang karena keahliannya diberi wewenang untuk membimbing, mendidik dan menilai peserta didik. Staf pengajar dibagi 3 kelompok,yaitu :

1. Pembimbing, yaitu staf yang mepunyai tugas melaksanakan pengawasan dan bimbingan dalam peningkatan ketrampilan peserta didik, tetapi tidak diberi tanggung jawab atas peningkatan bidang ilmiah (kognitif). Kualifikasi pembimbing adalah Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang ditunjuk oleh Ketua Departemen dan minimal telah memiliki masa kerja sebagai spesialis penyakit dalam selama minimal 3 tahun.

2. Pendidik, yaitu staf yang selain mempunyai tugas sebagai pembimbing, juga bertanggung jawab atas bimbingan peningkatan bidang ilmiah (kognitif). Kualifikasi pembimbing adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan (SpPD-K) dengan kekhususan Penyakit Tropik dan Infeksi

3. Penilai, yaitu staf yang selain mempunyai tugas sebagai pembimbing dan pendidik, juga diberi wewenang untuk menilai hasil belajar peserta didik. Kualifikasi penilai adalah seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan (SpPD-K) dengan kekhususan Penyakit Tropik dan Infeksi yang telah menjadi SpPD-K minimal 3 tahun.

Referensi

1. Buku Ajar IPD2. Manson’s Tropical Disease

3