4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

5

Click here to load reader

Transcript of 4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

Page 1: 4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

Bedjo : Evaluasi Beberapa Isolat Helicoverpa amigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) Untuk Pengendalian Hama Pemakan Polong Kacang Hijau

1

EVALUASI BEBERAPA ISOLAT Helicoverpa amigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) UNTUK PENGENDALIAN HAMA PEMAKAN POLONG KACANG HIJAU

Bedjo Balai Penelitian Kacang-kacangan dan Umbi-umbian

Jl. Raya Kendalpayak Km. 8. Kotak Pos 66 Malang 65101. E-Mail: [email protected].

ABSTRAK

Evaluasi beberapa isolat Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) untuk pengendalian hama pemakan polong kacang hijau. Dilaksanakan di kabupaten Ponorogo dan Blitar. Tujuan penelitian adalah yaitu untuk mendapatkan isolat HaNPV yang efektif untuk mengendalikan H. armigera pada pertanaman kacang hijau, Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok dengan ulangan empat. Sebagai perlakuan HaNPV macam yaitu isolat HaNPV JTM00d, isolat HaNPV JTM00h, isolat HaNPV JTM01b, isolat HaNPV JTM01d, insektisida kimia, dan kontrol. Kacang hijau varietas Walet ditanam pada petak berukuran 4 m x 5 m. Jarak tanam 40 cm x 20 cm, 3-4 biji/lubang. Pupuk diberikan saat tanam sebanyak 50 kg Urea, 100 Kg TSP/SP 36 dan 75 kg Kcl/ha. Pengamatan dilakukan terhadap populasi larva H. armigera sehari sebelum aplikasi, 4 dan 7 hari setelah aplikasi (HSA), penurunan populasi H. armigera, dan hasil panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isolat HaNPV JTM00d maupun HaNPV JTM00h efektif dan mampu menurunkan populasi larva H. armigera sampai 100% pada 7 hari setelah aplikasi.

Kata kunci : Kacang hijau, HaNPV, dan H. armigera

ABSTRACT

The research was aimed to get HaNPV isolate that possess a high virulence and effectivity to control mungbean pod borer, Helicoverpa armigera, and to know the eficiency of the laboratory scale-simple production method of HaNPV. The experiments were conducted at farmer field in Ponorogo and Blitar and arranged in a randomized block design, four replicates. Four HaNPV isolates tested were JTM00d, JTM00h, JTM01b, and JTM01d. The treatments of chemical pesticide and water sprayed were used as control. Mungbean Walet variety was planted in 4 x 5 m plot size, plant spacing 40 x 20 cm with 3 – 4 seed/hole. Amount of 50 kg Urea, 100 kg TSP/SP 36 and 75 kg KCl/ha were gave at planting time. One day prior and 4 and 7 days after the application, the population of H. armigera larvae was observed and counted. Other data collected was the yield of mungbean at harvest time. The result revealed that the JTM00d and JTM00h isolates effectively reduced the population of H. armigera larvae with 100 % larva mortality until at seven days after aplication. Key word : Mungbean, HaNPV, and H. armigera

PENDAHULUAN

Pemakan polong, pengisap polong, dan ulat grayak tercatat sebagai hama utama pada pertanaman kacang hijau di Indonesia (Somaatmodjo, 1976; Tengkano, 1978). Helicoverpa armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) merupakan agensia hayati yang mempunyai prospek cukup baik untuk dikembangkan dalam pengendalian hama.

Page 2: 4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.1.,2012

2

(Suhardjan dan Sudarmadji, 1993). Oleh karena itu dengan penggunaan agensia hayati sebagai bioinsektisida, maka ketergantungan terhadap insektisida kimia untuk mengendalikan hama ulat buah, H. armigera dapat dikurangi.

Dalam rangka untuk mendapatkan teknologi pengendalian hama yang ramah lingkungan untuk Helicoverpa armigera pada pertanaman kacang hijau telah diketahui bahwa HaNPV isolat tertentu sangat efektif dalam mengendalikan populasi larva H. armigera. Guna mencapai efektifitas yang tinggi diperlukan bahan pelindung Tween 80 sebanyak 40% dari volume semprot 300l/ha dengan dosis 15 x 10

11 (Bedjo, 1998; Bedjo, 2003). Saat ini telah

tersedia isolat yang belum diuji di lapangan dan efisiensi bioinsektisida dalam pengendalian hama tersebut dilahan kacang hijau perlu dikaji lebih lanjut.

Untuk dapat dikomersialkan, kedua jenis agens hayati tersebut, maka diperlukan data biaya teknik perbanyakan inang dan produksi NPV. Hal ini dapat mengurangi biaya dan penggunaan insektisida. Disamping itu di lahan tanaman kacang hijau dapat dilakukan dengan penanaman tanaman perangkap yang berfungsi untuk mengkonsentrasikan hama pada areal terbatas. Tanaman kacang hijau juga dapat digunakan sebagai tanaman perangkap yaitu varietas Merak yang ditanam seluas 24% pada –1, 0, dan +1 minggu setelah tanam kedelai Wilis berturut-turut dengan luas tanam 12, 6, dan 6% dari total lahan yang seharusnya ditanami kedelai, merupakan anjuran untuk pengendalian pengisap polong di lahan kedelai (Tengkano et al.,1994 a; Tengkano et al., 1994 b). Bioinsektisida dapat mengendalikan serangga hama sasaran secara tepat karena bersifat spesifik, mempunyai kemampuan membunuh cukup tinggi, biaya relatif murah dan tidak mencemari lingkungan (Deacon, 1983; Jayaray, 1985; Santoso, 1994). Dalam usaha memanfaatkan NPV sebagai agensia pengendali hayati, laboratorium Balitkabi telah berhasil memperbanyak NPV secara in vivo dalam skala laboratorium dan memformulasikannya, sesuai dengan hasil penelitian Ignoffo dan Cough (1981), Okada (1977), dan Tanada dan Kaya (1993). NPV sangat rentan terhadap sinar ultraviolet (Ignoffo dan Montoya, 1976). Untuk mengatasi penurunan efektivitas NPV akibat sinar ultraviolet maka NPV perlu diformulasikan dengan bahan pelindung (Ghotama, 1992; Narayanan, 1987; Ignoffo dan Cough, 1981).

Penambahan bahan pelindung seperti sukrose, laktosum dan tween 80 sebanyak 5% dari volume semprot

500 l/ha terhadap HaNPV dengan dosis 1,5 x 1012 mampu membunuh H. armigera sampai 60% (Bedjo, 1997). Dengan peningkatan jumlah bahan pelindung sampai 20% dari volume semprot dapat mempertahankan tingkat patogenisitas NPV di lapang, dengan tingkat mortalitas ulat sampai 90% (Bedjo, 1998). Formulasi bioinsektisida, khususnya NPV adalah "Wettable Powder", karena selain memudahkan dalam penyimpanan dan aplikasi, efektivitasnya juga dapat dipertahankan sampai waktu yang cukup lama (Narayanan, 1987). NPV di negara yang sudah maju seperti Amerika Serikat, Rusia dan Finlandia telah berhasil diproduksi secara besar-besaran dengan menggunakan teknologi tinggi. Sehubungan dengan tingginya biaya prosesing, maka harga produk NPV juga sangat mahal (Stair dan Fraser, 1981). Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha untuk memproduksi atau memperbanyak NPV dengan biaya serendah mungkin, tanpa mengurangi efektifitas bioinsektisida tersebut. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan isolat HaNPV yang efektif mengendalikan H. armigera pada pertanaman kacang hijau

BAHAN DAN METODA

Penelitian dilaksanakan di Jawa Timur pada MK 2005, menggunakan rancangan acak kelompok dengan 4 ulangan. Sebagai perlakuan yaitu isolat HaNPV JTM00d, isolat HaNPV JTM00h, isolat HaNPV JTM01b, isolat HaNPV JTM01d, insektisida kimia, dan kontrol. Kacang hijau varietas Walet ditanam pada petak berukuran 4 m x 5 m.Jarak tanam 40 cm x 20 cm, 3-4 biji/lubang. Aplikasi insektisida pada 8 HST. Pupuk diberikan saat tanam sebanyak 50 kg Urea, 100 Kg TSP/SP 36 dan 75 kg Kcl/ha. Penyiangan dilakukan dua kali pada 2 dan 4 minggu setelah tanam. Pengumpulan larva dari lapangan dan pemeliharaan masal H. armigera di laboratorium untuk pembuatan bioasay isolat HaNPV dan antisipasi populasi larva H. armigera di lahan penelitian sehingga akan dilakukan infestasi buatan pada masing-masing plot perlakuan. Pengamatan dilakukan terhadap populasi larva H. armigera sehari sebelum aplikasi, 4 dan 7 hari setelah aplikasi (HSA), penurunan populasi H. armigera, dan hasil panen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Populasi Ulat H. armigera di lapangan pada saat fase generatif (pengisian polong) masih rendah, baik di Kabupaten Ponorogo maupun Kabupaten Blitar. Oleh karena itu dilakukan infestasi buatan dengan cara meletakkan pupa dan penyebaran telur dari serangga tersebut sehingga pada saat aplikasi populasi ulat H. armigera meningkat. Hasil pengamatan secara visual di lapangan terlihat bahwa ada kecenderungan salah satu isolat menunjukkan reaksi efektif, hal ini terlihat dari penurunan populasi H. armigera pada empat hari setelah aplikasi (Tabel 1). Akan tetapi pada tujuh hari setelah aplikasi terlihat penurunan populasi H. armigera pada perlakuan dengan isolat HaNPV

Page 3: 4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

Bedjo : Evaluasi Beberapa Isolat Helicoverpa amigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) Untuk Pengendalian Hama Pemakan Polong Kacang Hijau

3

JTM00d maupun HaNPV JTM00h mencapai 0 ulat, atau terjadi penurunan populasi sampai 100%, dan penurunan tersebut sama dengan pada perlakuan insektisida kimia. Hasil analisa menunjukkan bahwa kedua isolat tersebut tidak berbeda nyata dengan isolat HaNPV JTM01b dan HaNPV JTM01d pada tujuh hari setelah aplikasi, walaupun penurunan populasi tidak mencapai 100%, yaitu hanya 85,71 – 88,46% akan tetapi kedua isolat tersebut termasuk efektif dalam mengendalikan H. armigera. Hal ini sesuai yang dikemukakan Mumford dan Norton (1984) serta Reynolds et al. (1975), bahwa nilai keefektifan NPV ditentukan berdasarkan tingkat kematian ulat yang dibakukan dalam konsep PHT, yaitu antara 70 – 80%. Sedangkan penurunan populasi pada kontrol tanpa perlakuan terjadi karena ulat tersebut escape atau keluar dari sampel pengamatan, tetapi ulat-ulat H. armigera pada tanaman yang diaplikasikan dengan HaNPV pada umumnya jika sudah terinfeksi NPV maka aktifitas makan maupun geraknya berkurang, yang kemudian akan mati menggantung dengan kaki semu bagian tengahnya sehingga akan menyerupai huruf “V” terbalik, selain itu adapula yang mati menempel pada helaian daun bagian atas dan badan ulat pada umumnya menjadi lunak dan mudah pecah. Jika ulat tersebut pecah maka akan mengeluarkan cairan berwarna coklat susu dengan bau yang sangat menyengat, cairan tersebut merupakan cairan NPV. Hasil panen dari masing-masing perlakuan dengan isolat HaNPV JTM00d maupun HaNPV JTM00h masing-masing ialah 1,300 – 1,275 t/ha tidak menunjukkan perbedaan nyata dengan perlakuan menggunakan insektisida kimia (1,375 t/ha), akan tetapi berbeda nyata dengan kedua perlakuan lainnya yang menggunakan isolat HaNPV JTM01b dan HaNPV JTM01d dengan hasil antara 1,070 - 1,030 t/ha, dan hasil ini tidak berbeda nyata dengan kontrol yaitu 0,937 t/ha

Rendahnya hasil panen tersebut diakibatkan adanya serangan hama non target atau bukan sasaran yang muncul bersamaan dengan H. armigera, yaitu ulat keket dimana informasi dari petani bahwa tahun sebelumnya tidak pernah ada hama tersebut. Tindakan-tindakan untuk menekan populasi ulat keket tersebut tidak dapat dilakukan karena akan mempengaruhi populasi H. armigera sehingga akan berdampak terhadap pengujian isolat HaNPV tersebut.

Hasil pengamatan di Kabupaten Blitar menunjukkan bahwa populasi H. armigera rendah sehingga di lakukan infestasi buatan seperti yang dilakukan di Kabupaten Ponorogo.

Tabel 1. Penurunan populasi ulat H. armigera setelah perlakuan dengan beberapa isolat

HaNPV pada tanaman kacang hijau di Ponorogo MK 2005.

Perlakuan Isolat HaNPV

Populasi ulat (ekor/20 rumpun) Penurunan Hasil populasi (t/ha)

0 hsa 4 hsa 7 hsa (%)

1. HaNPV JTM00d 29 2 e 0 c 100 1,300 a

2. HaNPV JTM00h 28 4 de 0 c 100 1,275 a

3. HaNPV JTM01b 26 3 cd 3 bc 88,46 1,070 b

4. HaNPV JTM01d 28 9 e 4 c 85,71 1,030 b

5. Insektisida kimia

32 0 e 0 c 100 1,375 a

6. Kontrol 32 27 a 22 a 31,25 0,937 b

KK (%) 25,44 27,27 18,04 10,07

BNT (5%) tn 0,559 0,319 0,178

Angka sekolom yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%. Analisis data dilakukan setelah transformasi dengan V (x + 0,5).

Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi tn = tidak beda nyata

Hal ini perlu dilakukan agar efek dari pengujian H. armigera terhadap isolat-isolat uji HaNPV akan tampak

kelihatan hasilnya. Pengamatan terhadap penurunan populasi ulat H. armigera terlihat jelas pada perlakuan dengan menggunakan isolat HaNPV JTM00d maupun HaNPV JTM00h terjadi penurunan sampai dengan 100% pada tujuh hari setelah aplikasi (Tabel 2).

Page 4: 4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

Superman : Suara Perlindungan Tanaman, Vol.2.,No.1.,2012

4

Tabel 2. Penurunan populasi ulat H. armigera setelah perlakuan dengan beberapa isolat HaNPV pada tanaman kacang hijau di Blitar MK 2005.

Populasi ulat (ekor/20 rumpun) Penurunan Hasil Perlakuan populasi (t/ha)

Isolat HaNPV 0 hsa 4 hsa 7 hsa (%)

1. HaNPV JTM00b 17 2 e 0 c 100 1,68 a

2. HaNPV JTM01a 19 7 de 0 c 100 1,55 ab

3. HaNPV JTM01b 20 4 cd 3 bc 85 1,44 ab

4. HaNPV JTM01c 20 8 e 6 c 70 1,36 ab

5. Insektisida kimia 23 0 e 0 c 100 1,56 ab

6. Kontrol 22 19 a 19 a 13,64 1,29 b

KK (%) 17,97 25,78 29,07 15,72

BNT (5%) tn 0,497 0,477 0,342

Angka sekolom yang diikuti huruf yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada taraf uji DMRT 5%. Analisis data dilakukan setelah transformasi dengan V (x + 0,5). Keterangan : hsa = hari setelah aplikasi tn = tidak beda nyata

Isolat-isolat tersebut juga efektif terhadap H. armigera pada pengujian di Kabupaten Ponorogo, dan

keefektifan dari isolat tersebut dalam menurunkan populasi H. armigera sama efektifnya dengan menggunakan insektisida kimia. Perlakuan dengan menggunakan isolat HaNPV JTM01b maupun HaNPV JTM01d masing-masing mampu menurunkan populasi antara 70 – 85%. Hal ini termasuk efektif jika dihubungkan dengan pendapat Mumford dan Norton (1984) serta Reynolds et al. (1975), yang menyatakan bahwa nilai keefektifan NPV ditentukan berdasarkan tingkat kematian ulat yang dibakukan dalam konsep PHT, yaitu antara 70 – 80%. Sedangkan hasil panen kacang hijau menunjukkan tingkat perbedaan yang tidak begitu besar antara kontrol dengan perlakuan lainnya, hal ini juga dikarenakan adanya serangan thrip yang terjadi pada saat pembentukan polong, oleh karena itu untuk pengendalian dengan insektisida kimiapun akan berpengaruh terhadap infestasi buatan H. armigera pada masing-masing perlakuan, sehingga akan berakibat matinya serangga uji yang pada akhirnya efek pengujian tidak akan berhasil.

KESIMPULAN

Hasil evaluasi beberapa isolat HaNPV pada tanaman kacang hijau didapatkan bahwa isolat HaNPV JTM00d maupun HaNPV JTM00h efektif dan mampu menurunkan populasi larva H. armigera sampai 100% pada 7 hari setelah aplikasi.

DAFTAR PUSTAKA

Bedjo. 1997. Uji Keefektifan SlNPV dan HaNPV dengan Bahan Pembawa untuk Pengendalian Hama Kedelai. Makalah Seminar Regional HPTI. Majalah Ilmiah Pembangunan UPN "Veteran" Surabaya. pp. 108-114.

Bedjo. 1998. Pengaruh jumlah dan jenis bahan pembawa terhadap efektivitas NPV. Makalah Seminar Hasil Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Balitkabi. 11 hal. (Belum dipublikasikan).

Bedjo. 2003. Pemanfaatan Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (SlNPV) untuk pengendalian ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman kedelai. Lokakarya Pemanfaatan Nuclear Polyhedrosis Virus (NPV) sebagai agens hayati untuk mengendalikan hama pemakan daun kedelai Spodoptera litura F. 4 Nopember 2003 Balitkabi. 16 p.

Deacon, J.W. 1983. Microbial Control of Plant and Diseases. Van Rostrana Reinhold (UK) Co.Ltd. Berskire, England. 88 pp.

Page 5: 4 bedjo- evaluasi isolat h. armigera

Bedjo : Evaluasi Beberapa Isolat Helicoverpa amigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) Untuk Pengendalian Hama Pemakan Polong Kacang Hijau

5

Ghotama, A.A. 1992. Pengendalian hayati Helicoverpa armigera Hbn dengan Nuclear Polyhidrosis Virus pada tanaman kapas Balittas Malang. 5 pp.

Ignoffo, C.M. and E.L. Montoya.1976. The effects of chemical insecticides and insecticidal adjuvants on a Heliothis Nuclear Polyhidrosis Virus J. Invertebr. Pathol., 8-409.

Ignoffo, C.M and T.L. Cough. 1981. The Nucleo polyhidrosis virus of Heliothis spp. as. a microbial Insecticide. dalam : H.P. Burges (Ed) microbial control of pest and plant diseases 1970-1980. Academic Press London and New York.p. 329-362.

Jayaray, S. 1985. History and Development of Microbial Control dalam S. Jayaray (Ed). Microbial Control Mid pest Management Centre for Plant Protection Studies Tamilnadu Agric. Univ. India. p. 97-130.

Mumford, J.D. and G.A. Norton, 1984. Economics of decision making in pest management. Ann. Rev. Entomol. 29: 157-174.

Narayanan, K. 1987. Safety and formulation of NPV of Heliothis spp. Dalam Training on biological control of cotton Ballworm (2-30 September 1987). 21 p.

Okada. M. 1977. Studies on the utilization and mass production of Spodoptera litura Nuclear Polyhidrosis Virus for control of the tobacco cutworm, Spodoptera litura F. Rev. PI. Protec. Res. 10: 102-128.

Reynolds, H.T., P.L. Adkisson, and R.F. Smith, 1975. Cotton insect pest management. p. 379-443. In R.L. Metcalf and W.H. Luckmann (Ed). Introduction to insect pest management. John Wiley & Sons, New York.

Santoso T. 1994. Potential use of NPV for Controlling soybean leaf feeders. Biological Training Course Palawija and Vegetable Corps. Bogor 18-23 Juli 1994.13pp.

Soehardjan, M. dan Sudarmadji. 1993. Pemanfaatan organisme mikro sebagai bioinsektisida di negara sedang berkembang. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian XXII(1):7-11.

Stairs, G.R., Fraser, T. 1981. Changes in Growth and Virulence of Nuclear Polyhedrosis Virus. Journal of Invertebrate Pathology 35 : 230-235.

Somaatmodjo, S. 1976. Production and Varietal Improvement of soybean, peanut, and mungbean in Indonesia. p. 111-123. In Rivai, A., (Ed). Asean Grain Legumes. Centr. Res. Inst. Agric. (LP3). BPPP-Dept. Tan., Bogor.

Tengkano, W., M. Iman, A.M. Tohir and A. Naito. 1994 a. Trap Crops for Control of Soybean Pod Sucking Bugs : IV. Planting Frequencies of Mungbean. Pp. 81-86. In I. Prasadja et al (eds). Effective use Agricultural Materials and Insect Pest Control on Soybean. Repot on CRIFC – JICA Research Cooperation Program 1991 –1994. Bogor Research Institute for Food Crops, Bogor, Indonesia.

Tengkano, W., M. Iman, A.M. Tohir and A. Naito. 1994 b. Trap Crops for Control of Soybean Pod Sucking Bugs : VII. Combination of Sesbania rostata and Mungbean for Population Management . p. 101-108. In I. Prasadja et al (eds). Effective use Agricultural Materials and Insect Pest Control on Soybean. Repot on CRIFC – JICA Research Cooperation Program 1991 –1994. Bogor Research Institute for Food Crops, Bogor, Indonesia.

Tengkano, W. 1978. Hama-hama Tanaman Palawija. Kertas Kerja yang disajikan pada Latihan Proteksi Tanaman Direktorat Teknik Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta 25 hal.

Tanada, Y. and H.K. Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic Press, Inc, Toronto. 666 pp.