3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

76
SARAF PENGLIHATAN, SARAF PENDENGARAN, &OTOT

description

saraf pendengaran

Transcript of 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Page 1: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SARAF PENGLIHATAN, SARAF PENDENGARAN, &OTOT

Page 2: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Organ Dalam: Kornea Sclera Iris dan

Pupil Lensa Retina Koroid Saraf optik

Page 3: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FUNGSI MATA

MENERIMA RANGSANGAN BERKAS CAHAYA PADA RETINA DENGAN PERANTARAAN SERABUT NERVUS OPTIKUS, MENGHANTARKAN RANGSANGAN INI KE PUSAT PENGLIHATAN PADA OTAK UNTUK DITAFSIRKAN

Page 4: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Prinsip fisika optik

Refraksi cahaya kecepatan cahaya di udara 300.000 km/detik lebih lambat dalam benda padat/cair indeks refraksi: ratio kec. udara/substansi misal: kaca 200.000 km/det indeks 1,5

Cahaya tegak lurus benda: arah tetap membentuksudut: arah berbelok

Lensa cembung: konvergensi pada fokus

Page 5: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Posisi iris mata terlindung di belakang kornea dan di depan lensa, iris mata adalah lingkaran berwarna yang terletak di sekeliling biji mata. Retina adalah garis mata bagian belakang di mana penglihatan diproses. Iris mata BUKAN Retina.

Page 6: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Fungsi Retina Syaraf retina menyerap dan meneruskan menyebarkan impuls cahaya yang mencapai retina. Impuls cahaya berjalan melalui syaraf optik menuju visual korteks yang diinterprestasikan sebagai penglihatan.

Cahaya yang berjalan dalam garis lurus akan jatuh secara diagonal berlawanan dalam area di retina yang menjadi objek penglihatan.

Misalnya cahaya dari objek yang dilihat secara superior akan jatuh pada bagian inferior di retina. Hal yang sama akan terjadi pada garis horisontal. Otak mengubah persepsi sehingga tampil secara tepat.

Page 7: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PENGATURAN CAHAYA

PUPIL (TEMPAT MASUKNYA CAHAYA KE BAGIAN MATA) YANG DIKONTROL SARAF OTONOM* CAHAYA TERANG (PUPIL MENGECIL APABILA OTOT SIRKULER /KONSTRIKTOR BERKONTRAKSI & MEMBENTUK CINCIN YANG LEBIH KECIL) → SIMPATIS* CAHAYA GELAP (OTOT RADIALIS MEMENDEK MENYEBABKAN UKURAN PUPIL MENINGKAT) → PARASIMPATIS

Page 8: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PEMFOKUSAN BERKAS CAHAYA PEMBELOKAN SUATU BERKAS CAHAYA (REFRAKSI)

KETIKA SUATU BERKAS CAHAYA MENGENAI PERMUKAAN LENGKUNG DENGAN DENSITAS LEBIH BESAR, ARAH REFRAKSI TERGANTUNG PADA SUDUT KELENGKUNGAN* LENSA KONVEKS (CEMBUNG) MENYEBABKAN KONVERGENSI / PENYATUAN BERKAS CAHAYA * LENSA KONKAF (CEKUNG) MENYEBABKAN DIVERGENSI (PENYEBARAN) BERKAS CAHAYA

Page 9: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FUNGSI REFRAKSI MATA CAHAYA JATUH DI ATAS MATA → BAYANGAN LETAKNYA

DIFOKUSKAN PADA RETINA → MENEMBUS & DIUBAH KORNEA LENSA BADAN AQUES & VITROUS → MEMBIASKAN & MEMFOKUSKAN BAYANGAN PADA RETINA BERSATU MENANGKAP SEBUAH TITIK BAYANGAN YANG DIFOKUSKAN

Page 10: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

AKOMODASI AKOMODASI ADALAH KEMAMPUAN MENYESUAIKAN

KEKUATAN LENSA SEHINGGA BAIK SUMBER CAHAYA DEKAT MAUPUN JAUH DAPAT DIFOKUSKAN DI RETINA

* KONTRAKSI OTOT SILIARIS, LIGAMENTUM SUSPENSORIUM MELEMAS & TEGANGAN PADA LENSA BERKURANG (LENSA MEMBULAT & MENGUAT)

Page 11: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Otot-otot Mata ( Muskulus Okuli ) Otot – otot mata terdiri dari dua tipe;

ekstrinsik dan intrinsik. Otot – otot ekstrinsik bersifat volunter

(dibawah sadar), diluar bola mata yang mengontrol pergerakan diluar mata.

Otot – otot intrinsik bersifat involunter (tidak disadari) berada dalam badan ciliary yang mengontrol ketebalan dan ketipisan lensa, iris dan ukuran pupil.

Page 12: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

Bola mata tdd: 3 lapisan yakni,

1. Lapisan terluar sklera, keruh yg semakin ke depan se-makin tembus pandang kornea

2. Lapisan kedua khoroid, hitam (gelap), ke depan akan membentuk otot ciliari & iris (berfungsi untuk menga-tur cahaya bila cahaya terlalu besar maka iris saling mendekati, pupil mengecil sedangkan jika cahaya redup iris saling menjauhi, pupil membesar

3. Lapisan terdalam retina, mempunyai pembuluh darah arteri & vena retinalis sehingga bola mata teraliri drh

Page 13: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

Selain ke 3 lapisan tersebut, terdapat pula lensa kris-talina, aquous humor, vitrous humor (aquous vitrous yg lbh kental)

Media penglihatan kornea, aquous humor, lensa kris-talina, vitrous humor (aquous vitrous)

Kerusakan atau gangguan dari salah satu di atas, kita tidak dapat melihat

Terdapat pula bintik kuning (fovea nasalis = makula lu-tea = fovea sentralis = fovea medialis) tempat peneri-ma benda yg dilihat oleh mata karena di tempat ini tdpt sel kerucut (dlm fovea) & sel batang (tersebar di retina) sebagai organ yg peka terhadap cahaya

Page 14: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

Selain bintik kuning terdapat bintik buta (blind spot), karena daerah ini tdk peka terhadap cahaya krn tdk ada sel batang & sel kerucut

Sel batang untuk melihat cahaya redup (remang-remang), sedangkan sel kerucut untuk siang hari & warna

Pd retina terkenal teori duplisitas skotop mekanisme pengaturan penglihatan senja & malam hari serta photop mekanisme yg mengatur penglihatan siang hari & warna

Sel batang & sel kerucut dipersyarafi oleh syaraf optik secara bipolar merupakan syaraf penglihatan serta syaraf kranial yang ke II

Page 15: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

syaraf kranial yang membantu dlm pengoperasian & gerakan bola mata (VOLUNTER), yaitu syaraf okulumotor (III), troklearis (IV), abdusens (VI) & trigeminal (V) selain mempersyarafi daerah mata sampai ke kepala juga mempersyarafi daerah rahang atas & rahang bawah

Page 16: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

Cahaya masuk ke mata MASUK melalui kornea dan struktur-struktur lain dari mata (kornea aqueous humor lensa,

(dibelokkan melalui lensa) vitreous humor) yang mempunyai kepadatan berbeda-beda untuk difokuskan di retina, hal ini disebut refraksi.

Mata mengatur (akomodasi) sedemikian rupa ketika melihat objek yang jaraknya bervariasi dengan menipiskan dan menebalkan lensa.

Page 17: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

Penglihatan dekat memerlukan kontraksi dari badan ciliary, yang bisa memendekkan jarak antara kedua sisi badan ciliary yang diikuti dengan relaksasi ligamen pada lensa. Lensa menjadi lebih cembung agar cahaya dapat terfokuskan pada retina.

Akomodasi juga dibantu dengan perubahan ukuran pupil.

Penglihatan dekat, iris akan mengecilkan pupil agar cahaya lebih kuat melelui lensa yang tebal.

Page 18: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI INDERA PENGLIHATAN

1. Untuk dpt melihat benda, stimulus berupa cahaya harus jth di reseptor (penerima) yg selanjutnya di teruskan ke pusat penglihatan (fovea sentralis) & diperlukan ketajaman (visus) penglihatan

2. Visus sangat dipengaruhi sifat fisis mata (aberasi mata = kegagalan sinar utk berkonvergensi, besarnya pupil, komposisi cahaya, mekanisme akomodasi, elastisitas otot, faktor stimulus (warna yg kontras, besar kecilnya stimulus, durasi, intensitas ca-haya, serta faktor retina (semakin kecil & rapat sel kerucut), maka semakin kecil minimum separabel (separable minimum)

Page 19: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SARAF PENDENGARAN

Page 20: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Gelombang suara

Getaran membran timpani

Getaran tulang-tulang telinga dalam

Getaran jendela oval

Gerakan cairan di dalam koklea

Getaran membrana basilaris

Pembengkokan rambut sel-sel rambut reseptor organ corti sewaktu pergerakan membrana basilaris menyebabkan perubahan posisi

rambut-rambut tsb dalam kaitannya dengan membrana tektoral di atasnya tempat rambut2 tsb terbenam

Perubahan potensial berjenjang (potensial reseptor) di sel-sel reseptor

Perubahan kecepatan pembentukan potensial aksi yg terbentuk di saraf auditorius

Perambatan potesial aksi ke korteks auditorius di lobus temporalis otak untuk persepsi suara

Getaran jendela bundar

Penghamburan energi (tdk ada persepsi

suara)

Dalam telinga

Page 21: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SARAF PENDENGARAN

NERVUS AUDITORI MENGUMPULKAN SENSIBILITAS & BAGIAN VESTIBULER RONGGA TELINGA DALAM YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN KESEIMBANGAN

BERGERAK MENUJU NUKLEUS VESTIBULARIS YANG BERADA PADA TITIK PERTEMUAN ANTARA PONS & MEDULA OBLONGATA → SEREBELUM

BAGIAN KOKLEARIS PADA NERVUS AUDITORI SARAF PENDENGARAN, SERABUT SARAF DIPANCARKAN KE NUKLEUS DI BELAKANG THALAMUS, MENUJU KORTEKS OTAK (BAGIAN TEMPORALIS)

Page 22: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

TRANSMISI BUNYI

TELINGA LUAR Gelombang bunyi ditangkap oleh daun

telinga dan ditransmisikan ke dalam meatus auditorius eksternus.

Page 23: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok
Page 24: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

MEMBRANA TYMPANI

Gelombang bunyi vibrasi membrane timpani Sifat membrane elastic mudah bergetar bila tekanan

pada kedua sisinya bersifat atmosferik Ujung faring tuba eustachius terbuka saat menelan,

bersin, dan menguap (bila tuba paten) telinga tengah terus terisi dengan udara tekanan atmosfer.

Page 25: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Membran timpani tidak akan bergetar dengan baik bila tuba tersumbat dan tekanan kedua sisi tidak sama.

Amplitudo getaran membran proporsional dengan intensitas bunyi

Membran sangat teredam, yaitu berhenti bergetar segera setelah bunyi berhenti.

Page 26: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Getaran membran timpani ditangkap oleh malleus, yang melekat pada permukaan dalamnya dan ditransmisikan melalui incus ke stapes.

Bagian kaki stapes menstransmisikan vibrasi melalui fenestrum ovale yang melekat padanya

OSIKEL

Page 27: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

membran timpani 15 – 20 kali lebih besar dari pada fenestrum ovalem gaya vibrasi pada fenestrum lebih besar dari pada gaya pada membran timpani

Muskulus stapedius dan tensor timpani berkontraksi secara reflektorik sebagai respons terhadap bunyi yang keras berkontraksi menarik osikel membuat system osikular lebih kaku melindungi telinga dalam.

Page 28: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Tulang pendengaran dan gerakannya

Page 29: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

KOKLEA

Vibrasi fenestrum ovale menyebabkan gelombang tekanan dalam perilimfe telinga dalam

Gelombang berjalan ke atas pada perilimfe dalam skala vestibule dan ke bawah pada perilimfe di dalam skala timpani

Page 30: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

ORGAN CORTI

Gerakan membrane basalis, dihasilkan oleh gelombang yang berjalan naik turun didalam koklea, menggerakkan sel-sel rambut dan mengeksitasinya mentransmisikan impuls ke saraf nervus kokhlearis disekitar dasar sel rambut

Page 31: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

gelombang yang dihasilkan oleh bunyi berfrekuensi tinggi hanya berjalan sedikit di dalam koklea sebelum teredam, dan bunyi berfrekuensi rendah berjalan sampai ke apeks koklea

Page 32: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Amplitudo kerasnya bunyi Frekwensi (jumlah gelombang per satuan

waktu) tinggi nada

Page 33: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Nada / frekwensi tinggi resonansinya terjadi

di dekat basis koklea dan nada / frekwensi rendah merangsang apeks koklea.

Page 34: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

HUBUNGAN SENTRAL

Nervus auditorius pars koklearis menstranmisikan sensasi pada otak.

Tempat sensasi tersebut diinterpretasikan di dalam pars auditorius Globus temporalis.

Setiap telinga memiliki hubungan dengan kedua Globus temporalis, dan terutama dengan sisi yang berlawanan.

Page 35: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FISIOLOGI PENDENGARAN Bunyi ditangkap daun telinga membran

timpani tulang pendengaran fenestra ovale menggerakkan perilimfe pada skala vestibuli melalui membran reissner mendorong endolimfe menimbulkan gerak relatif membran basilaris dan membran tektoria defleksi stereosilia sel rambut kanal ion terbuka terjadi pertukaran ion depolarisasi sel rambut pelepasan neurotransmiter potensial aksi saraf auditorius nukleus auditorius korteks pendengaran di lobus temporalis

Page 36: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Anatomi Telinga

Page 37: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT

Page 38: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT

Bagian tubuh yang dapat melakukan pergerakan sendiri.

Otot memiliki kemampuan memendek (berkontraksi) dan (berelaksasi) atau kembali ke bentuk semula

Page 39: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

CIRI OTOT :

BERKONTRAKSI

1.Membesar 2.Mengeras3.Memendek

BERELAKSASI

1.Mengecil2.Lunak3.Kembali ke bentuk semula bukan memanjang

Page 40: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Tdd : - sel-sel otot - Jaringan ikat

Fungsi jaringan ikat :1. Bahan antar sel makanan & zat

asam2. Penerus rangsanganDi dlm jar. Ikat ini terdapat pembuluh

darah, pemb. Limfe dan saraf

Sel otot = serabut otot (sel saraf≠ serabut saraf)

- Bentuk pipih- Bahan kontraktil mengumpul di ujung

sel otot- Fungsi : mengadakan kontraksi

JARINGAN OTOT

Page 41: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

JARINGAN OTOT

Jaringan otot terdiri dari : Sel otot pipih yang ditandai

oleh sejumlah besar filamen sitoplasmik

Komponen sel otot :- sitoplasma sarkoplasma- Retikulum endoplasmik

retikulum sarkoplasmik- Mitokondria sarkosom- Membran sel sarkolema- MIOFIBRIL

MIOFILAMEN = SATUAN KONTRAKTIL

Page 42: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Berdasarkan sifat morfologi dan fungsi jaringan otot dibagi : 1. Otot polos 2. Otot rangka/bergaris melintang 3. Otot jantung

(1) (2) (3)

Page 43: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Berdasarkan sifat morfologi dan fungsi jaringan otot dibagi : 1. Otot polos 2. Otot rangka/bergaris melintang 3. Otot jantung

(1) (2) (3)

Page 44: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT POLOS

MERUPAKAN KUMPULAN SEL FUSIFORMIS TIDAK MEMPERLIHATKAN GARIS MELINTANG PROSES KONTRAKSI LAMBAT DAN DI LUAR

KESADARAN STRUKTUR HISTOLOGI: BENTUK SEPERTI KUMPARAN

TIAP SEL SATU INTI, BENTUK INTI PIPIH DI BAGIAN SENTRAL

BERKAS OTOT TERSUSUN BERLAPIS-LAPIS

JARINGAN IKATNYA: ENDOMISIUM, PERIMISIUM DAN EPIMISIUM

Page 45: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

LANJUTAN OTOT POLOS LOKASI: terdapat pada alat atau daerah organ yang

berongga saluran pencernaan makanan (batang kerongkongan, esophagus, lambung, usus halus, usus kasar); batang tenggorokan, bronkus, pulmo, uterus (rahim), kantung urine, kantung empedu, pembuluh darah

INNERVASI (PERSYARAFAN): sangat dipengaruhi oleh sistem syaraf otonom (bisa simpatis, bisa parasimpatis)

Untuk otot polos peningkatan kerja otot polos seperti gerak peristaltik dilakukan oleh syaraf parasimpatis, sedangkan penghambatan kerja otot polos dilakukan oleh syaraf simpatis

AKSI: kontraksi lambat, berlangsung lama, kadang-kadang ritmis

Page 46: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok
Page 47: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT POLOS

Page 48: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT RANGKA TERDIRI DARI BERKAS-BERKAS SEL SILINDRIS

YANG PANJANG

TERDAPAT GARIS-GARIS MELINTANG

PROSES KONTRAKSI CEPAT DAN DIATUR OLEH SARAF SADAR

STRUKTUR HISTOLOGI: - INTI SEL BANYAK, DI TEPI - JARINGAN IKAT PENYUSUN SERABUT OTOT:

ENDOMISIUM, PERIMISIUM DAN EPIMISIUM

Page 49: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

GARIS-GARIS MELINTANG YANG TERDAPAT PADA OTOT RANGKA TERDIRI ATAS :

- PITA GELAP DISEBUT PITA A (ANISOTROPIK) BERSIFAT BIAS CAHAYA DALAM CAHAYA TERPOLARISASI DI BAGIAN TENGAH TERDAPAT DAERAH YANG LEBIH TERANG DISEBUT PITA H

- PITA TERANG DISEBUT PITA I (ISOTROPIK) BERSIFAT TIDAK MENGUBAH CAHAYA TERPOLARISASI TIAP PITA I DIBAGI DUA OLEH GARIS GELAP TRANSFERSAL DESEBUT GARIS Z

SUB UNIT TERKECIL DARI SUSUNAN KONTRAKTIL OTOT RANGKADISEBUT SARKOMER

STRUKTUR SARKOMER TERDIRI DARI DUA FILAMEN YAITU:1. FILAMEN TEBAL2. FILAMEN TIPIS

Page 50: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SARKOMER

Page 51: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok
Page 52: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT RANGKA/OTOT LURIK

Page 53: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

LANJUTAN OTOT RANGKA

LOKASI : semua otot yang melekat pada tulang, otot lidah, langit-langit (palatinum), pharing, ujung esophagus

INNERVASI : sistem syaraf kraniospinal bekerja menurut kehendak individu

AKSI: kontraksi cepat, berlangsung sebentar

Page 54: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT JANTUNG TERDIRI DARI BERKAS SEL YANG BERSATU SEL OTOT JANTUNG “MATUR/MATANG”

MEMPERLIHATKAN SUATU POLA BERGARIS MELINGTANG IDENTIK DENGAN SEL OTOT RANGKA

SETIAP SEL MEMPUNYAI SATU ATAU DUA NUKLEUS, TERLETAK DI TENGAH

KONTRAKSINYA RITMIS DAN DI LUAR KESADARAN

Page 55: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT JANTUNG

BENTUK: tdd beberapa serabut otot yg bercabang & bersatu dg serabut di sebelahnya anastomosoma atau sinsitium; mempunyai garis gelap dan terang (tdk sejelas pd otot rangka); intinya di tengah (center); pd interval tertentu terdapat keping-keping interkalar (intercalar disc), pd intercalar disc terdapat jaringan Purkinye yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls (kecepatan 4 m/detik)

LOKASI: hanya ada di jantung INNERVASI: sistem syaraf otonom AKSI: kontraksi otomatis & ritmis

Page 56: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

LANJUTAN OTOT JANTUNG

Otonom, bisa simpatis, bisa parasimpatis

Untuk otot jantung: peningkatan denyut jatung sangat dipengaruhi oleh syaraf simpatis, sedangkan pengurangan denyut jantung sangat dipengaruhi oleh syaraf parasimpatis

Kerja syaraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis kebalikan dari kerja otot polos

Page 57: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

OTOT JANTUNG

Page 58: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SISTEM OTOT MELIPUTI ALAT-2 TUBUH, DENGAN

JALAN KONTRAKSI (MEMENDEK) DAN RELAKSASI (KEMBALI SEPERTI KEADAAN SEMULA) AKAN MENIMBULKAN PERGERAKAN TUBUH SECARA KESELURUHAN ATAU SEBAGIAN

Page 59: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

FUNGSI OTOT

FUNGSI VOLUNTER MERUPAKAN AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA

1. MEMPERTAHANKAN SIKAP TUBUH DUDUK, BERDIRI, TIDUR

2. MELAKSANAKAN BERMACAM-MACAM GERAKAN ANGGOTA TUBUH : PERGERAKAN JARI-JARI : UNTUK MEMEGANG DIAFRAGMA : RESPIRASI (PERNAFASAN) PHARYNG : MENELAN MAKANAN

LIDAH & BIBIR : MENGGERAKAN MAKANAN DAN VOKALISASI

Page 60: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SIFAT-SIFAT OTOT (global) 1. KONTRAKTILITAS kemampuan otot untuk

mengadakan respon (memendek) bila dirangsang (otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10 kali)

2. EKSTENSIBILITAS = DISTENSIBILITAS kemampuan otot untuk merenggang bila diberi beban atau ada gaya yang bekerja pada otot tersebut bila otot rangka diberi beban; uterus berisi fetus

3. ELASTISITAS kemampuan otot untuk kembali ke bentuk & ukuran semula setelah mengalami ekstensibilitas/distensibilitas (merenggang) atau kontraktilitas (memendek)

4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS kemampuan otot untuk mengadakan respon bila di rangsang

Page 61: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG

1. KONTRAKTILITAS sistol (kontraksi), diastol (relaksasi) dan selalu ada platau (dataran yang menyebabkan fase diastol lbh panjang dari sistol = memberi kesempatan darah tertampung lebih banyak di jantung)

2. KONDUKTIVITAS perambatan impuls 3. OTOMATIS & RITMIS secara otomotis dan

ritmis selalu berdenyut kecuali ada gangguan

Page 62: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

LANJUTAN SIFAT-SIFAT OTOT JANTUNG

4. IRRITABILITAS = EKSITABILITAS mengadakan respons bila di rangsang

5. PERIODE REFRAKTER YANG LAMA Absolut pada saat sistol tidak akan terjadi

perubahan apa- apa (grafik tetap berjalan tanpa gangguan)

Relatif pada saat diastol akan terjadi perubahan tergantung rangsangan terjadi pada awal diastol, pertengahan diastol, atau hampir akhir diastol sehingga akan menghasilkan ekstra sistol dan kompensasi menjadi istirahat cukup panjang)

Catatan: refrakter, otot kehilangan sifat irritabilitas untuk sementara, sedangkan fatique, otot kehilangan sifat kontraktilitas dan irritabilitas

Page 63: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

STIMULUS = RANGSANGAN

1. MEKANIS memijit, memukul, menarik, menyubit, menyentuh

2. THERMIS dingin (bantuan es), panas (bantuan air panas)

3. KHEMIS bantuan bahan kimia, baik anorganik maupun organik (bisa asam, basa, garam)

4. ELEKTRIS dengan bantuan atus listrik (umumnya untuk penyembuhan

Dari keempat stimulus mana yang terbaik ????

Dari keempat macam stimulus, elektris yang terbaik, karena:

Intensitas rangsang, frekuensi rangsang serta durasi rangsang dapat diatur dan dikontrol dengan suatu alat

Page 64: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PERIODE KONTRAKSI OTOT

TERDIRI DARI: 1. Periode Latent (PL) Periode pemberian

rangsang sampai terjadinya respon 2. Periode Kontraksi (PK) Periode

pemendekan otot atau kontraksi 3. Periode Relaksasi (PR) Periode

kembalinya otot pada keadaan semula setelah mengalami kontraksi

Page 65: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Kontraksi Myofilamen halus akan saling mendekat,

myofilamen kasar tetap pada tempatnya. Pita H akan menyempit / hilang bila kontraksi

kuat Pita I juga menyempit atau menghilang Sarkomer memendek, karena garis Z saling

mendekat Pd saat kontraksi panjang 1 sarkomer ½x

panjang 1 sarkomer relaksasi

Page 66: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

66

KONTRAKSI SERAT LEBIH PENDEK - TEBAL LEMPENG-A TETAP LEMPENG H & I MENYEMPIT TEORI “SLIDING-FILAMENT” PERGERAKAN KEPALA MOLEKUL MIOSIN

GLOBULAR AKTIN (MEKANISME RODA-GIGI) ATP ADP + ENERGI

Page 67: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

67

MEKANISME KONTRAKSI

DIMULAI PADA DAERAH TRIAD (2 Sisterna Terminal + 1 Tubulus-t)

ION Ca TERKUMPUL DALAM RETIKULUM SARKOPLASMA

RANGSANGAN DEPOLARISASI MEMBRAN MENYEBAR KE TENGAH SERAT (MELALUI SISTEM T) PERUBAHAN PERMEABILITAS SISTERNA TERMINAL PELEPASAN Ca KE SARKOPLASMA, MENGIKAT TROPONIN MOLEKUL TROPOMIOSIN BERGERAK MASUK

MEMBUKA BAGIAN FILAMEN AKTIN YANG “TERTUTUP”

Page 68: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Relaksasi Pita H tdd filamen kasar terang Pita A tdd filamen kasar & halus gelap Pita I tdd filamen halus paling terang Garis Z tdd bahan2 padat, terdapat di tengah

pita I amat gelap

Page 69: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PERUBAHAN-PERUBAHAN SELAMA KONTRAKSI OTOT

1. PERUBAHAN BENTUK

2. PERUBAHAN KIMIA

3. PERUBAHAN PANAS

4. PERUBAHAN LISTRIK

Page 70: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PERUBAHAN BENTUK

Pada saat terjadi kontraksi, otot menjadi pendek dan gemuk, tetapi tidak mengalami perubahan volume

Terjadi perubahan bentuk dari protein Menurut Szent-Gyorgy perubahan ini

karena adanya protein dalam otot aktomiosin terurai menjadi aktin & miosin aktin mengalami torsi (perputaran)

Page 71: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PERUBAHAN KIMIA Pada saat istirahat komposisi otot sebagai berikut: Air 75%, Protein 20%,Glikogen 1%,

Fosfokreatin (an) 0,3%, Asam laktat 0,5 % Heksosa phosfat (or) 0,05 %

Pada saat kontraksi: Fosfat an & asam laktat meningkat jumlahnya; fosfat or & glikogen menurun jumlahnya; oksigen banyak digunakan; H2O & CO2 banyak dihasilkan

Untuk proses di atas sangat dibutuhkan energi, maka untuk kontraksi otot ada 4 (empat) macam, yaitu:

Page 72: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

Lanjutan PERUBAHAN KIMIA 1. ATP (adenosin triphosfat) ADP (adenosin

diphosfat) energi yang dihasilkan untuk kontraksi

2. Fosfokreatin asam phosfat + kreatin energi yang dihasilkan untuk resintesis ATP

3. Glikogen asam laktat energi yang dihasilkan untuk resintesis fosfokreatin

4. 1/5 (seperlima) asamlaktat +O2 H2O + CO2 energi yang dihasilkan untuk mengubah 4/5 { EMPAT PERLIMA) ASAM LAKTAT MENJADI GLIKOGEN

Page 73: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PERUBAHAN PANAS

Dari seluruh energi yang digunakan untuk kontraksi hanya 20 %, untuk kerja dan selebihnya hilang dalam bentuk panas.

Panas yang timbul dapat digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh,sehingga pada suhu yang dingin produksi panas dapat ditingkatkan melalui pergerakkan otot

Page 74: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

PERUBAHAN LISTRIK

Bila otot berkontraksi terjadi perubahan listrik sehingga timbul arus aksi yang mengalir dari daerah positif ke daerah negatif

Daerah aktif relatif lebih negatif di bandingkan dengan daerah non aktif (positif)

Bila mengalami istirahat maka tidak akan timbul arus aksi

Istilah tersebut dapat dikatakan sebagai polarisasi, depolarisasi dan repolarisasi

Page 75: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

POLARISASI, DEPOLARISASI, REPOLARISASI

Polarisasi dalam keadaan istirahat artinya otot bagian luar bermuatan positif, bagian dalam bermuatan negatif

Bila salah satu bagian di rangsang, maka akan terjadi perubahan muatan dari yang positif menjadi negatif, dan muatan negatif menjadi positif artnya bagian yang dirangsang, bagian luar bermuatan negatif, bagian dalam bermuatan positif

Antara bagian yang dirangsang (sudah terjadi perubahan muatan disebut depolarisasi) dgn bagian yang tidak dirangsang ada perbedaan muatan

Page 76: 3.Saraf Penglihatan, Pendengaran,Otot.ok

LANJUTAN POLARISASI, DEPOLARISASI,REPOLARISASI

Perbedaan tersebut akan mengalami arus listrik (setrum), yang akan menyebabkan depolarisasi pada daerah sebelahnya...............dan ini akan berlanjut sampai impuls selesai secara keseluruhan

Pada saat depolarisasi berjalan ke daerah sebelahnya, maka pada awal perangsangan akan kembali ke muatan semula, bagian luar bermuatan positif, bagian dalam bermuatan negatif

Kalau seluruh rangkaian sudah seperti semula, maka disebut polarisasi