3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

7
Kriteria Potensi Lahan Budidaya Laut Kriteria umum lokasi perairan yang dapat digunakan untuk budidaya laut harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu sebagai berikut: (1) Perairan tenang serta terlindung dari arus dan gelombang yang cukup kuat. (2) Kedalaman dan kelandaian dasar perairan. Kedalaman perairan opmum untuk budidaya keramba jaring apung 7 – 30 meter. Kedalaman perairan kurang dari 7 meter akan menimbulkan masalah lingkungan (kualitas air dari sisa pakan dan kotoran ikan). Sedangkan untuk keramba tancap 1 - 4 meter. (3) Dasar perairan (karang, pasir, pasir berlumpur). Dasar perairan sebaiknya sesuai dengan habitat asal komoditas yang akan dibudidayakan. (4) Terhindar dari pengaruh air tawar dari daratan. (5) Ada daknya terumbu karang. (6) Tidak menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran. (7) Bebas dari bahan pencemaran, sehingga lokasi budidaya harus jauh dari kawasan industri maupun pemukiman yang padat. (8) Dapat dicapai dari darat dan dari tempat pemasok sarana produksi budidaya. (9) Memenuhi syarat baku mutu perairan untuk biota laut, sebagaimana tertuang dalam SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, seper yang tercantum dalam Tabel dibawah ini. d dara erhada a ap p p p al l a ur pela an, n s seh ehingg gg gg ga a a lo loka kasi si bud pe pem mukiman ya yan ng p pad ad d d d d d d dat. r ra at at dan a dari te temp mpat a p p p p p p p p p p p p p p p pem em e ema as sok ok sa at t t baku ku u m m mut u u u perairan n u un nt n nt n n nt n n n u u uk uk u u u u u uk u u u b bio io o ota ta ta ta laut, t, t, s seba m S SK K Ment nte er ri i i Ne Ne Nega gara Lin n n ngk gk gk gku u u un n n n un u u u u ga ga ga ga ga ga ga ga ga ga ga g g g n n H Hidup No No No. 51 51 T ahun ng g t te er rca ca ant nt ntum um um d dal ala am am T abel el el d d dib ib ba a a aw aw aw a a a a a ah a a a a a ah a i ini ni. PETA SEBARAN POTENSI LAHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 8 No. Parameter Satuan Baku Mutu A. Fisika 1 Kecerahan Meter > 3 2 Kebauan - Alami 3 Kekeruhan NTU < 5 4 Padatan Tersuspensi Total Mg/l 20 – 80 5 Sampah - Nihil 6 Suhu °C 28 – 32 7 Lapisan Minyak Nihil B. Kimia 1 PH - 7 – 8,5 2 Salinitas 33 – 34 3 Oksigen Terlarut (DO) Mg/l > 5 4 BOD5 Mg/l 20 5 Amonia Total (NH3-N) Mg/l 0,3 6 Posfat (PO4-P) Mg/l 0,015 7 Nitrat (NO3-N) Mg/l 0,008 8 Sianida (CN) Mg/l 0,5 9 Sulda (H2S) Mg/l 0,01 10 PAH (Poliaromak Hidrokarbon) Mg/l 0,003 11 Senyawa Fenol Total Mg/l 0,002 12 PCB Total (Poliklor Bifenil) μg/l 0,01 13 Surfaktan (Deterjen) Mg/l MBAS 1 14 Minyak dan Lemak Mg/l 1 15 Pessida μg/l 0,01 16 TBT (Tribul Tin) μg/l 0,01 17 Raksa (Hg) Mg/l 0,001 18 Kromium Heksavalen (Cr(IV)) Mg/l 0,005 19 Arsen (As) Mg/l 0,012 20 Kadmium (Cd) Mg/l 0,001 21 Tembaga (Cu) Mg/l 0,008 22 Timbal (Pb) Mg/l 0,008 23 Seng (Zn) Mg/l 0,05 24 Nikel (Ni) Mg/l 0,05 C. Biologi 1 Coliform (total) MPN/100 ml 1000(g) 2 Patogen Sel/100 ml Nihil 3 Plankton Sel/100 ml Tidak Bloom D. Radio Nuklida 1 Komposisi yang Tidak Diketahui Bq/l 4 Tabel Baku Mutu Perairan untuk Biota Laut Tabel Kriteria Kondisi Opmum Perairan untuk Budidaya Beberapa Jenis Komoditas Sumber : SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 Sumber : Masterplan Pengembangan Budidaya Air Payau, DJPB-DKP 2003 Parameter Kondisi Perairan Kondisi Perairan (Opmum) Untuk Lokasi Budidaya Beberapa Jenis Komoditas/Biota Laut T. Muara Ikan Kerapu Kakap Puh Teripang Rumput Laut A. Kondisi Bio-Fisik Suhu (oC) 28 – 31 28 – 30 28 – 30 27 – 30 28 – 32 PH 8 – 8,5 8 – 8,5 7,8 – 8,6 8,0 – 8,5 8 – 8,5 Salinitas (‰) 30 – 33 30 – 33 29 – 31 32 – 34 29 – 32 DO (ppm) 6 – 8,5 6 – 8,5 6 – 8,5 6 – 8,5 NH3 (ppm) < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 NO2 (ppm) < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 H2S < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 Bahan Pencemar Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada B. Kondisi OseanograKedalaman (m) 10 – 80 7 – 30 7 – 30 2 – 3 1 – 7 Arus Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil Gelombang Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil Angin Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil Air Tawar Tidak Perlu Tidak Perlu Sedikit Tidak Perlu Tidak Perlu Substrat Dasar Karang Karang Karang Pasir/Pasir- berlumpur Pasir/Pasir- berlumpur Posisi Tempat Budidaya Terlindung Terlindung Terlindung Terlindung Terlindung Kecerahan (%) 70 – 100 60 – 100 60 – 100 60 – 100 70 – 100

description

3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

Transcript of 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

Page 1: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

Kriteria Potensi Lahan Budidaya Laut Kriteria umum lokasi perairan yang dapat digunakan untuk budidaya laut harus

memenuhi beberapa persyaratan, yaitu sebagai berikut:

(1) Perairan tenang serta terlindung dari arus dan gelombang yang cukup kuat.

(2) Kedalaman dan kelandaian dasar perairan. Kedalaman perairan opti mum untuk budidaya keramba jaring apung 7 –

30 meter. Kedalaman perairan kurang dari 7 meter akan menimbulkan masalah lingkungan (kualitas air dari sisa pakan dan kotoran ikan). Sedangkan untuk keramba tancap 1 - 4 meter.

(3) Dasar perairan (karang, pasir, pasir berlumpur). Dasar perairan sebaiknya sesuai dengan habitat asal komoditas yang akan

dibudidayakan.(4) Terhindar dari pengaruh air tawar dari daratan.(5) Ada ti daknya terumbu karang.(6) Tidak menimbulkan gangguan terhadap alur pelayaran.(7) Bebas dari bahan pencemaran, sehingga lokasi budidaya harus jauh dari

kawasan industri maupun pemukiman yang padat.(8) Dapat dicapai dari darat dan dari tempat pemasok sarana produksi

budidaya.(9) Memenuhi syarat baku mutu perairan untuk biota laut, sebagaimana

tertuang dalam SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004, seperti yang tercantum dalam Tabel dibawah ini.

ddara

erhadaaappp pp alla ur pelaan,n ssehehingggggggaa a lolokakasisi bud

pepemmukiman yayanng ppadaddddddddat.rraatat dana d ari tetempmpata ppppppppppppppppememeemaassokok sa

att t bakukuu m mmutuu u perairann u unntnntnnntnnn uuukukuuuuuukuuu b bioioootatatata laut,t,t, ssebam SSKK Mentnteerriii NeNeNegagara Linnnngkgkgkgkuuuunnnnunuuuu gagagagagagagagagagagaggg n n HHidup NoNoNo. 5151 Tahun

ngg t teerrcacaantntntumumum ddalalaamam Tabelelel d d dibibbaaaawawawaaa aaahaaaaaaha i inini.

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 8

No. Parameter Satuan Baku Mutu A. Fisika 1 Kecerahan Meter > 3 2 Kebauan - Alami 3 Kekeruhan NTU < 5 4 Padatan Tersuspensi Total Mg/l 20 – 80 5 Sampah - Nihil 6 Suhu °C 28 – 32 7 Lapisan Minyak ‰ Nihil B. Kimia 1 PH - 7 – 8,5 2 Salinitas ‰ 33 – 34 3 Oksigen Terlarut (DO) Mg/l > 5 4 BOD5 Mg/l 20 5 Amonia Total (NH3-N) Mg/l 0,3 6 Posfat (PO4-P) Mg/l 0,015 7 Nitrat (NO3-N) Mg/l 0,008 8 Sianida (CN) Mg/l 0,5 9 Sulfi da (H2S) Mg/l 0,01 10 PAH (Poliaromati k Hidrokarbon) Mg/l 0,003 11 Senyawa Fenol Total Mg/l 0,002 12 PCB Total (Poliklor Bifenil) μg/l 0,01 13 Surfaktan (Deterjen) Mg/l MBAS 1 14 Minyak dan Lemak Mg/l 1 15 Pesti sida μg/l 0,01 16 TBT (Tributi l Tin) μg/l 0,01 17 Raksa (Hg) Mg/l 0,001 18 Kromium Heksavalen (Cr(IV)) Mg/l 0,005 19 Arsen (As) Mg/l 0,012 20 Kadmium (Cd) Mg/l 0,001 21 Tembaga (Cu) Mg/l 0,008 22 Timbal (Pb) Mg/l 0,008 23 Seng (Zn) Mg/l 0,05 24 Nikel (Ni) Mg/l 0,05 C. Biologi 1 Coliform (total) MPN/100 ml 1000(g) 2 Patogen Sel/100 ml Nihil 3 Plankton Sel/100 ml Tidak Bloom D. Radio Nuklida 1 Komposisi yang Tidak Diketahui Bq/l 4

Tabel Baku Mutu Perairan untuk Biota Laut

Tabel Kriteria Kondisi Opti mum Perairan untuk Budidaya Beberapa Jenis Komoditas

Sumber : SK Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004

Sumber : Masterplan Pengembangan Budidaya Air Payau, DJPB-DKP 2003

Parameter Kondisi Perairan

Kondisi Perairan (Opti mum) Untuk Lokasi Budidaya Beberapa Jenis Komoditas/Biota Laut

T. Muti ara Ikan Kerapu

Kakap Puti h Teripang Rumput

Laut A. Kondisi Bio-Fisik Suhu (oC) 28 – 31 28 – 30 28 – 30 27 – 30 28 – 32 PH 8 – 8,5 8 – 8,5 7,8 – 8,6 8,0 – 8,5 8 – 8,5 Salinitas (‰) 30 – 33 30 – 33 29 – 31 32 – 34 29 – 32 DO (ppm) 6 – 8,5 6 – 8,5 6 – 8,5 6 – 8,5 – NH3 (ppm) < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 – NO2 (ppm) < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 – H2S < 0,1 < 0,1 < 0,1 < 0,1 – Bahan Pencemar Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada B. Kondisi Oseanografi Kedalaman (m) 10 – 80 7 – 30 7 – 30 2 – 3 1 – 7 Arus Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil Gelombang Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil Angin Kecil Kecil Kecil Kecil Kecil Air Tawar Tidak Perlu Tidak Perlu Sedikit Tidak Perlu Tidak Perlu

Substrat Dasar Karang Karang Karang Pasir/Pasir- berlumpur

Pasir/Pasir- berlumpur

Posisi Tempat Budidaya Terlindung Terlindung Terlindung Terlindung Terlindung Kecerahan (%) 70 – 100 60 – 100 60 – 100 60 – 100 70 – 100

Page 2: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 9

Kriteria Budidaya Payau Pemilihan lokasi lahan untuk pengembangan budidaya air payau harus memperhati kan daya dukung lingkungan (carrying capacity). Daya dukung lingkungan

dipengaruhi oleh gabungan beberapa faktor yaitu, kualitas air, pasang surut, keti nggian lahan, iklim, kondisi tanah pantai, hutan bakau, dsb.

NO. TOLOK UKUR KATAGORI DAYA DUKUNG

TINGGI SEDANG RENDAH

1. Tipe dasar pantai Terjal, Karang Berpasir, terbuka Terjal, karang berpasir/ sedikit berlumpur, terbuka Sangat Landai, berlumpur tebal berupa teluk/laguna

2. Tipe garis pantai Konsistensi tanah stabil Sama dgn katogeri ti nggi Konsistensi tanah sangat ti nggi 3. Arus perairan Kuat Sedang Lemah 4. Amplitudo Pasut rataan > 21 dm 11-21 dm < 11 dm

5. Elevasi Dapat diairi pada saat Pasang ti nggi rataan, Dapat dikeringkan total pada saat surut rendah rataan Sama dengan katagori ti nggi Di bawah rataan surut rendah, sulit dikeringkan

secara gravitasi

6. Mutu tanah Tekstur, sandy clay-loam, ti dak bergambut, ti dak pirit Tekstur, sandy clay-loam, ti dak bergambut, kandungan pirit rendah

Tekstur clayloam, bergambut, kandungan pirit ti nggi

7. Air Tawar Dekat sungai dengan mutu air dan jumlah memadai Sama dengan katagori ti nggi Dekat sungai tetapi ti ngkat siltrasi ti nggi atau air gambut

8. Permukaan air tanah Di bawah LLWL Diantara MLWL dan LLWL Diatas MLWL 9. Jalur Hijau Memadai Memadai Tipis/tanpa jalur hijau

10. Curah hujan < 2000 mm 2000-2500 mm > 2500 mm

Tabel Tolok ukur dan kategori daya dukung lahan pantai untuk pertambakan

Tabel Persyaratan mutu air dalam tambak budidaya komoditas udang

Sumber : Poernomo A., Pemilihan Lokasi Tambak Berwawasan Lingkungan, 1997. (Masterplan Pengembangan Budidaya Air Payau, DJPB-DKP 2003).

Sumber : Poernomo A., Pemilihan Lokasi Tambak Berwawasan Lingkungan, 1997. (diperbaiki sesuai dengan perkembangan teknologi).

PARAMETER SATUAN KISARAN/ AMBANG BATAS OPTIMUM Suhu oC 26-33 29-31 Salinitas ppt 10-35 15-25 Kekeruhan (parti kel tanah) FTU 150 20-30 Kecerahan (plankton) cm 25-60 30-40 DO (dasar tambak saat kriti s) ppm 3-12 4-7 Alkalinitas ppm 75-200 100-150 pH : - tanpa probioti k 7,5-8,7 8,0-8,5 - dengan probioti k 7,0-8,2 7,5-8,0 NH

4+3(Total Amonium) ppm 1.0 0.1

NH3 ppm 0,25 0

NO2 ppm 0,25 0

H2S ppm 0,25 0

Page 3: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

Kriteria Budidaya Air Tawar Ekosistem air tawar Indonesia yang terletak di daerah tropis dengan

bentuk kepulauan, mempunyai keunikan dan potensi yang sangat besar bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya yang terletak di daratan (benua). Beberapa ekosistem perairan umum seperti danau terbentuk dari hasil proses vulkanik dan tektonik dan dicirikan dengan perairan yang dalam dan luas serta banyak ditemukan jenis-jenis ikan endemik (Lampiran 1-7). Beberapa perairan umum yang sangat potensial di Indonesia adalah ekosistem danau, situ, waduk, sungai, rawa, kolam dan sawah yang saat ini belum banyak dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya perikanan air tawar.

Kriteria umum potensi lahan budidaya air tawar harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :1. Tersedia sumber air tawar sepanjang tahun2. Kemiringan lereng ti dak lebih dari 2%3. Aksebilitas tersedia4. Curah hujan > 2.000 mm/tahun5. Tanah kolam ti dak poros6. Bebas pencemaran7. Bebas dari bahaya banjir

Seperti telah dijelaskan di atas, sumberdaya perairan tawar sebagai wadah budidaya air tawar adalah kolam, sawah dan perairan umum yang mencakup danau, waduk, rawa dan sungai. Sesuai dengan perkembangan teknologi budidaya sampai saat ini maka budidaya secara garis besar dapat dikelompokkan pada dua ti pe. Pertama, budidaya yang bertumpu pada ketersediaan makanan alami, sehingga “limiti ng factor” atau faktor pembatas daya dukungnya adalah kesuburan perairan dan luas lahan. Dengan perkataan lain, potensinya dinyatakan dalam luas lahan karena faktor kesuburan dapat diubah dengan adanya teknologi pemupukan. Kedua, budidaya yang bertumpu pada makanan buatan atau pellet sehingga faktor pembatasnya adalah oksigen yang tersedia di air bagi ikan untuk memanfaatkan pelet tersebut. Dengan

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 10

perkataan lain, daya dukung perairan untuk budidaya ditentukan oleh oksigen yang dikandungnya berupa debit (untuk air mengalir) dan volume genangan (untuk air stagnant) dikalikan oksigen terlarutnya.

Untuk ikan-ikan pada umumnya (non-labyrinth) membutuhkan ± 200 gram oksigen untuk memanfaatkan 1 kg pellet dan nilai inilah yang selanjutnya digunakan untuk menghitung daya dukung danau, waduk dan sungai. Berapa banyak pellet yang bisa dihabiskan dalam satu hari dikonversi menjadi kebutuhan KJA/KA per bulan dan jumlah KJA/KA bisa ditentukan. Khusus untuk KJA di waduk atau danau maka sebagian limbahnya dihitung untuk menentukan jumlah ikan–ikan “waste basis” yang bisa dihasilkan, sebagian lagi limbahnya harus dibersihkan dengan ikan-ikan yang ada diluar jaring atau “culture base fi sheries”. Hal ini sama persis dengan pembersihan limbah KJA/KA di sungai.

Page 4: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

Hasil Analisis Potensi Lahan Budidaya Laut Berdasarkan kriteria di atas dan data-data yang dimiliki, maka dalam

penyusunan Peta Sebaran Potensi Lahan Perikanan Budidaya Laut dihasilkan dari beberapa parameter, antara lain:

1. Kedalaman laut < -30 meter2. Terbebas dari Alur Pelayaran3. Perairan yang tenang serta terlindung dari arus dan gelombang yang

cukup kuat4. Terbebas dari kawasan konservasi/lindung5. Sesuai dengan kebijakan lokal

Hasil wilayah Potensi Budidaya Laut ini terbagi menjadi 2 kriteria, yaitu: a. Wilayah yang dapat dimanfaatkan sepanjang tahunb. Wilayah yang hanya dapat dimanfaatkan selama 6 (enam) bulan

Tabel Hasil Analisa Potensi Lahan Budidaya Laut Berdasarkan Provinsi di Indonesia

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 11

No ProvinsiLuas Potensi (Ha)

Sepanjang Tahun Setengah Tahun TOTAL

1 Nangroe Aceh Darussalam 111.626 - 111,626 2 Sumatera Utara 324.195 - 324,195 3 Sumatera Barat 138.052 185.472 323,524 4 Riau 178.326 - 178,326 5 Kepulauan Riau 528.825 639.395 1,168,220 6 Jambi 126.636 266.517 393,153 7 Sumatera Selatan 29.271 238.787 268,058 8 Bangka Belitung 239.599 555.432 795,031 9 Bengkulu - 38.799 38,799

10 Lampung 92.116 290.573 382,689 11 DKI Jakarta 3.092 8.140 11,232 12 Banten 7.155 117.758 124,913 13 Jawa Barat 20.354 373.348 393,702 14 Jawa Tengah 97.417 193.181 290,598 15 DI Jogjakarta - - - 16 Jawa Timur 92.624 304.662 397,286 17 Bali 14.163 32.610 46,773 18 Nusa Tenggara Barat 148.942 22.077 171,019 19 Nusa Tenggara Timur 211.696 - 211,696 20 Kalimantan Barat 326.529 399.913 726,442 21 Kalimantan Tengah 161.767 430.995 592,762 22 Kalimantan Selatan 205.552 365.182 570,734 23 Kalimantan Timur 595.443 - 595,443 24 Sulawesi Utara 11.579 30.241 41,820 25 Gorontalo 26.151 9.900 36,051 26 Sulawesi Tengah 237.250 222.662 459,912 27 Sulawesi Barat 31.423 2.112 33,535 28 Sulawesi Selatan 117.099 423.529 540,628 29 Sulawesi Tenggara 282.793 114.122 396,915 30 Maluku 181.584 525.154 706,738 31 Maluku Utara 140.952 - 140,952 32 Papua 108.964 - 108,964 33 Irian Jaya Barat 1.027.011 518.233 1,545,244

Page 5: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 12

Tabel Hasil Analisa Potensi Lahan Budidaya Air Payau Berdasarkan Provinsi di Indonesia

Hasil Analisis Potensi Lahan Budidaya Air Payau Berdasarkan kriteria di atas dan data-data yang dimiliki, maka dalam

penyusunan peta sebaran Potensi Lahan Perikanan Budidaya Payau dihasilkan dari beberapa parameter, antara lain:

1. Elevasi (0 – 10 meter)2. Kedekatan dengan sumber air laut 3. Kedekatan dengan sumber air tawar4. Kemiringan/slope (< 5%)5. Kesesuaian dengan Curah Hujan6. Kesesuaian dengan tataguna lahan/landuse7. Terhindar dari wilayah industri/potensi pencemar8. Sesuai dengan kebijakan lokal9. Terbebas dari kawasan konservasi/lindung

Hasil Analisa Potensi Lahan Budidaya Air Payau terbagi menjadi 3 Prioritas Pengembangan, yaitu : a. Prioritas Ib. Prioritas IIc. Prioritas III

NO PROVINSILUAS AREA POTENSI PAYAU ( Ha ) LUAS TOTAL

(Ha)Prioritas I Prioritas II Prioritas III

1 NAD 21.487 77.547 72.005 171.0392 SUMUT 17.855 73.358 74.062 165.2753 SUMBAR 4.848 33.031 16.319 54.1974 RIAU 6.491 98.250 76.249 180.9905 KEPRI 7.537 73.238 19.778 100.5536 JAMBI 3.996 23.138 27.425 54.5597 SUMSEL 3.130 36.840 47.214 87.1858 BABEL 3.624 55.602 32.022 91.2489 BENGKULU 1.724 14.885 10.023 26.632

10 LAMPUNG 4.654 36.502 31.868 73.02411 DKI 156 560 35 75112 BANTEN 7.938 5.503 6.687 20.12813 JABAR 25.891 33.481 43.990 103.36214 JATENG 11.131 49.436 49.816 110.38315 DIY 0 0 0 016 JATIM 12.553 127.635 50.729 190.91717 BALI 604 5.006 1.046 6.65718 NTB 4.027 38.398 7.906 50.33119 NTT 1.234 45.922 9.297 56.45320 KALBAR 7.183 79.359 73.333 159.87521 KALTENG 1.866 63.175 31.275 96.31622 KALSEL 4.699 47.692 47.007 99.39723 KALTIM 55.672 178.071 85.660 319.40324 SULUT 2.508 11.307 3.482 17.29725 GORONTALO 3.560 8.745 8.127 20.43226 SULTENG 13.265 54.282 23.415 90.96227 SULBAR 4.089 19.143 11.403 34.63528 SULSEL 18.624 81.442 64.009 164.07529 SULTERA 10.227 48.703 25.816 84.74630 MALUKU 4.280 64.844 13.999 83.12231 MALUT 454 34.201 6.463 41.11832 PAPUA 4.432 85.724 74.450 164.60633 IRJABAR 2.392 33.592 8.075 44.059LUAS TOTAL POTENSI PAYAU 195.229 1.004.849 616.946 1.817.025

Page 6: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 13

Hasil Analisis Potensi Lahan Budidaya Air Tawar

Dalam peta sebaran potensi lahan perikanan budidaya ini, potensi lahan Budidaya Air Tawar tergambarkan melalui adanya perairan umum seperti sungai, waduk/Bendungan, situ, rawa, dsb, serta lokasi-lokasi Balai Benih Ikan Sentral (Provinsi), Balai benih Ikan dan Unit Perbenihan Rakyat (Kabupaten).

Luas Lahan Usaha Budidaya Air Tawar Per Propinsi

1. Nanggroe Aceh Darusalam 3.391 12.000 70.000 2.6072. Sumatra Utara 5.940 - 159.640 -3. Sumatra Barat 63.730 16.967 318.382 2.5774. Riau 3.497 177.243 672 -5. Kepulauan Riau 22.352 - - -6. Jambi 1.035 1.788 112.321 197. Sumatra Selatan 10.055 24.905 6.490 6.4228. Bangka Belitung 87 3.000 3.3009. Bengkulu 212 12.750 3.570 6.890

10. Lampung 10.028 55.590 123.100 2.25711. DKI Jakarta 118 - - -12. Banten 1.874 20.000 3.720 6.49013. Jawa Barat 19.928 187.320 5.673.600 42.14914. Jawa Tengah 68.912 31.000 40.000 5.65515. D.I. Yogyakarta 1.067 4.000 5.000 80516. Jawa Timur 2.130 73.110 107.528 37.45617. Bali 496 53.000 24718. Nusa Tenggara Barat 4.637 121.800 1.30319. Nusa Tenggara Timur 304 - - 12320. Kalimantan Barat 2.539 557.900 15.800 -21. Kalimantan Tengah 359 421.000 33.000 -22. Kalimantan Selatan 545 95.969 30.319 15123. Kalimantan Timur 6.366 115.655 - -24. Sulawesi Utara 2.377 51.810 68.626 1.66525. Gorontalo 66 30.000 523.330 426. Sulawesi Tengah 1.401 2.440 - -27. Sulawesi Barat 129 600 - 3.63928. Sulawesi Selatan 4.540 15.500 7.250 7.48529. Sulawesi Tenggara 1.146 - - -30. Maluku 420 4.600 - -31. Maluku Utara 1.081 - - - 32. Papua 1.128 34.540 - -33. Papua Barat - - 2.100 -

No PropinsiLuas Lahan Berdasarkan Jenis Budidaya

Kolam (Ha) Keramba (M2) KJA (M2) Sawah (Ha)

Sumber : Stati sti k Perikanan Budidaya 2008

Page 7: 3_peta Sebaran Potensi Lahan 2009

PETA SEBARAN POTENSI L AHAN PERIKANAN BUDIDAYA DI INDONESIA 14

UPT : 13 UnitUPTD : BBIS = 32 unit, BBIP = 23 unit, BBU/BBUG = 34 unit, BBI = 442 unitHatchery : Udang = 264 Unit, Bandeng = 7 unit,

Ikan Laut = 76 unitUPR/HSRT : Air Tawar = 2.883 unit, Udang = 521 unit,

Bandeng = 1947 unit