37915872-Makalah

34
BAB I PENDAHULUAN Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang sudah diketahui, kata "ekonomi" sendiri berasal dari penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani. Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari buku Respublika yang ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun sebelum Masehi (Deliarnov, 2003: 12). Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek ekonomi banyak dipelajari orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas masalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah utopia. Selama tahun 1960-an dan 1970-an, para pemikir ekonomi sangat tertarik untuk mencoba dan menjelaskan 1

description

mobalitas

Transcript of 37915872-Makalah

Page 1: 37915872-Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan

manusia itu sendiri. Tetapi bukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke

belakang hanya hingga masa Yunani Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang

sudah diketahui, kata "ekonomi" sendiri berasal dari penggabungan dua suku kata

Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan atau pengelolaan rumah tangga.

Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang filsuf Yunani.

Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang,

bunga, jasa tenaga kerja manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang

itu dapat dilihat dari buku Respublika yang ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400

tahun sebelum Masehi (Deliarnov, 2003: 12). Karena dia yang melahirkan

pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya tentang praktek

ekonomi banyak dipelajari orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahas

masalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus,

melainkan sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna,

atau sebuah utopia.

Selama tahun 1960-an dan 1970-an, para pemikir ekonomi sangat tertarik

untuk mencoba dan menjelaskan mengapa teori-teori itu berubah melewati waktu

dan bagaimana komunitas ilmuwan memilih antara teori-teori persaingan pada

fenomena yang sama (Samuels, 2003: 6).

Sistem ekonomi dalam masyarakat di suatu negara pada hakekatnya

tercipta sebagai konsekuensi logis dalam pemenuhan kebutuhan dimensi material

yang ada di dalam tiap-tiap diri individu, khususnya kebutuhan primer yang

meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dalam memenuhi kebutuhan

material tiap-tiap individu, maka diciptakan sistem sosial yaitu sistem ekonomi

yang berada di bawah regulasi suatu pemerintahan negara. Sistem ekonomi

berfungsi memanajemen barang dan jasa dengan tujuan menciptakan kemakmuran

dalam masyarakat, khususnya dalam pemenuhan kebutuhan primer. Manajemen

barang lebih terkait dengan sumber daya alam (natural resources) baik yang bisa

1

Page 2: 37915872-Makalah

maupun tidak bisa diperbaharui, sedangkan manajemen jasa lebih terkait dengan

faktor sumber daya manusia (human resources) tentang sejauh mana kapabilitas

dan intelektualitas manusia (human power) dalam memanajemen sub-sub sistem

ekonomi.

Dalam perkembangannya banyak bermunculan para pemikir-pemikir

ekonomi yang memberikan sumbangsihnya bagi sistem perekonomian suatu

negara. Para pemikir ekonomi tersebut memiliki konsep tersendiri walaupun satu

sama lain ada keterkaitan. Dari hasil pemikiran ekonomi tersebut maka

bermunculanlah mazhab-mazhab atau aliran-aliran dalam bidang ekonomi.

2

Page 3: 37915872-Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

Ilmu ekonomi sebagai ilmu yang terus berkembang mengenal berbagai

macam mazhab atau aliran, menurut Sastradipoera dalam Dadang Supardan (2009:

392) terdapat lebih kurang sepuluh mazhab ilmu ekonomi, yaitu mazhab: (1)

Merkantilis; (2) Fisiokrat; (3) Klasik; (4) Sosialis; (5) Historis; (6) Marginalis; (7)

Institusionalis; (8) Neoklasik; (9) Keynesian, dan (9) Chicago.

2.1 Mazhab Merkantilisme

Mazhab merkantilisme muncul antara Abad Pertengahan dengan kejayaan

Laissez-Faire (1500-1776 atau 1800). Merkantilisme adalah suatu teori ekonomi

yang menyatakan bahwa kesejahteraan suatu negara hanya ditentukan oleh

banyaknya aset atau modal yang disimpan oleh negara yang bersangkutan, dan

bahwa besarnya volume perdagangan global teramat sangat penting. Menurut

Eatwell dalam Dadang Supardan (2009: 392), merkantilisme merupakan babak

panjang pertalian sederhana dalam sejarah pemikiran ekonomi Eropa dan

kebijaksanaan ekonomi nasional, yang membentang sekitar tahun 1500 sampai

tahun 1800. Adanya ‘penemuan-penemuan’ daerah baru yang luas memiliki

implikasi bahwa institusi ‘gilda’ tidak memadai lagi, bahkan dianggap sebagai

penghambat berkembangnya perdagangan antar negara waktu itu. Akibatnya,

mereka melakukan perdagangan dengan berbagai negara hasil temuan mereka, dan

semua ini menimbulkan persaingan dagang yang makin menajam antar bangsa

penjelajah. Para ‘kapitalis pedagang’ (merchant capitalists) memegang peranan

penting dalam dunia bisnis. Emas, rempah-rempah, perak yang memberikan

kemudahan bagi pesatnya perdagangan dan mendorong tumbuhnya teori mengenai

logam mulia menurut Sastradipoera dalam Dadang Supardan (2009: 392).

Latar belakang munculnya mazhab merkantilisme adalah :

1. Munculnya Negara-negara merdeka di Eropa.

2. Dibuka jaringan perdagangan ke luar negeri dan diadakan pelayaran

serta eksplorasi ke wilayah-wilayah baru.

3

Page 4: 37915872-Makalah

3. Diperlukan kondisi perekonomian yang kuat sehingga ditetapkan

logam mulia sebagai standart ukuran kekayaan suatu Negara.

4. Negara tersebut ingin mempertahankan kedaulatan, kebebasan, dan

kesejahteraan rakyatnya

Pada masa tersebut peran tokoh Thomas Mun (1571-1641) saudagar kaya

raya dari Inggris dan Jean Baptist Colbert (1619-1683) adalah seorang menteri

utama ekonomi dan keuangan dari Prancis pada zaman raja Louis XIV, merupakan

dua tokoh penting yang mewakili kaum ‘skolar’ dan saudagar pada waktu itu,

sehingga ekonomi merkantilisme ini sering disebut ‘Colbertisme’.

Inti ajaran atau mazhab merkantilisme ini adalah :

a. Emas dan perak khususnya merupakan bentuk kekayaan yang paling

banyak disukai, oleh karena itu mereka melarang ekspor logam mulia.

b. Negara harus mendorong ekspor dan memupuk kekayaan dengan

merugikan negara lainnya (tetangga).

c. Dalam kebijaksanaan ekspor-impor, berkeyakinan bahwa

perkembangan harus dapat diraih dan dikelola dengan jalan meraih

surplus sebesar-besarnya dari penerimaan ekspor barang yang melebihi

belanja untuk impor barang.

d. Kolonisasi dan monopolisasi perdagangan harus benar-benar dapat

dilaksanakan secara ketat untuk memelihara keabadian kaum koloni

tunduk dan tergantung kepada negara induk.

e. Penentangan atas bea, pajak, dan restriksi intern terhadap mobilitas

barang,

f. Harus dibangun pemerintah pusat yang kuat, guna menjamin

kebijaksanaan merkantilisme tersebut, dan.

g. Pentingnya pertumbuhan penduduk yang tinggi namun disertai dengan

sumberdaya manusia yang tinggi pula untuk memenuhi kepentingan

pemasokan kepentingan militer serta pengelolaan merkantilisme yang

kuat pula (Sastradipoera dalam Dadang Supardan, 2009: 393).

Di antara berbagai teori merkantilis salah satunya adalah bullionism,

doktrin yang menekankan pada pentingnya akumulasi logam mulia. Kaum

4

Page 5: 37915872-Makalah

merkantilis berpendapat bahwa Negara seharusnya mengekspor barang lebih

banyak dibandingkan jumlah yang diimport sehingga luar negeri akan membayar

selisihnya dalam bentuk logam mulia. Kaum merkantilis juga berpendapat bahwa

bahan mentah yang tidak dapat ditambang dari dalam negeri maka harus diimport,

dan mempromosikan subsidi, seperti penjaminan monopoli perlindungan tarif,

untuk meningkatkan produksi dalam negeri dari barang-barang manufaktur.

Para perintis merkantilisme menekankan pentingnya kekuatan negara dan

penaklukan luar negeri sebagai kebijakan utama dari economic policy. Jika sebuah

negara tidak mempunyai supply dari bahan mentahnnya maka mereka harus

mendapatkan koloni darimana mereka dapat mengambil bahan mentah yang

dibutuhkan. Koloni berperan bukan hanya sebagai penyedia bahan mentah tapi juga

sebagai pasar bagi barang jadi. Agar tidak terjadi suatu kompetisi maka koloni

harus dicegah untuk melaksanakan produksi dan berdagang dengan pihak asing

lainnya.

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa

pada awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran

bernegara sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya,

intervensi suatu negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada

jaman ini pula sistem kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan

oleh teori merkantilisme akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan

dikalangan negara Eropa dan era imperialism Eropa akhirnya dimulai. Sistem

ekonomi merkantilisme mulai menghilang pada akhir abad ke-18, seiring dengan

munculnya teori ekonomi baru yang diajukan oleh Adam Smith dalam bukunya

The Wealth of Nations, ketika sistem ekonomi baru diadopsi oleh Inggris, yang

notabene saat itu adalah negara industri terbesar di dunia.

Saat ini, semua ahli ekonomi Eropa antara tahun 1500 sampai tahun 1750

dianggap sebagai merkantilis meskipun ketika itu istilah 'merkantilis' belum

dikenal. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Victor de Riqueti, marquis de

Mirabeau pada tahun [1763], dan kemudian dipopulerkan oleh Adam Smith pada

tahun 1776. Pada kenyataannya, Adam Smith menjadi orang pertama kali

menyebutkan kontribusi merkantilis terhadap ilmu ekonomi dalam bukunya yang

5

Page 6: 37915872-Makalah

berjudul The Wealth of Nations. Istilah merkantilis sendiri berasal dari bahasa

Latin mercari, yang berarti "untuk mengadakan pertukaran," yang berakar dari kata

merx, berarti "komoditas." Kata merkantilis pada awalnya digunakan oleh para

kritikus seperti Mirabeau dan Smith saja, namun kemudian kata ini juga digunakan

dan diadopsi oleh para sejarawan (Niehans, 1994: 6).

“Mercantilism” was the term that Schmoller used to designate the policy

of unity and centralization pursued by the Prussian government in particular

during the seventeenth and eighteenth centuries. Hence, mercantilism expressed the

economic interest of the state and regarded economic wealth as a rational means to

achieve political power. According to Schmoller, mercantilism expressed the “. . .

economic interests of the whole states” (Schmoller, 1896, p. 59).

Schmoller menggambarkan bahwa merkantilisme digunakan dalam

kebijakan penyatuan dan pemusatan yang diinginkan oleh pemerintah Prusia

selama abad ke-17 dan abad ke-18. Oleh karena itu ekonomi diekspresikan sebagai

daya tarik ekonomi suatu negara dan pandangan terhadap kekayaan ekonomi dalam

pencapaian kekuatan politik negara.

Tokoh-tokoh mazhab Merchantilisme:

a. Jean Boudin (1530-1596)

b. Thomas Mun (1571-1641)

c. Jean Baptist Colbert (1619-1683)

d. Sir Wiliam Petty (1623-1687)

e. David Hume (1711-1776)

Mercantilisme mulai menurun di Great Britain pada pertengahan abad ke-

18, ketika sekelompok economic theorists, dipimpin oleh Adam Smith, menantang

dasar-dasar mercantilist doctrines yang berkeyakinan bahwa jumlah keseluruhan

dari kekayaan dunia ini adalah tetap sehingga suatu negara hanya dapat

meningkatkan kekayaannya dari pengeluaran negara lainnya. Meskipun begitu, di

negara-negara yang baru berkembang seperti Prussia dan Russia, dengan

pertumbuhan manufacturing yang masih baru, mercantilism masih berlanjut

sebagai paham utama meskipun negara-negara lain sudah beralih ke paham yang

lebih baru.

6

Page 7: 37915872-Makalah

2.2 Mazhab Fisiokrat

Mazhab Fisiokrat, muncul pertama kali di Prancis menjelang berakhirnya

zaman merkantilis yang diawali tahun 1756. Istilah ”fisiokrat” berasal dari bahasa

Yunani, dari kata ”physia” berarti alam, dan ”kratos” berarti kekuasaan. Secara

harfiah berarti ”supremasi alam”. Tokohnya adalah Francois Quesnay (1654-

1774), seorang dokter ilmu bedah Prancis yang pernah menjadi dokter pribadi Raja

Louis XV, juga dokter kepercayaan selir raja, Madame de Pompadour. Di samping

profesinya sebagai dokter, ia seorang ahli ekonomi yang menulis artikelnya ”ilmu

ekonomi” dalam Grande Encyclopedie. Quesnay mengecam kebijaksanaan

ekonomi Colbert, dengan mengatakan bawa seorang menteri tidaklah pantas

mengeluarkan kebijaksanaan hanya didorong oleh kecemburuan terhadap

keberhasilan perdagangan Belanda dan keindahan industri barang-barang mewah.

Hal ini hanya akan menjebloskan negara Prancis dalam kebodohan yang amat

dalam, dimana rakyat hanya bisa bicara mengenai ”dagang” dan ”uang”. Semuanya

ini tidak lain hanya karena ulah Colbert yang telah menghancurkan sendi-sendi

ekonomi rakyat Prancis.

Inti ajaran fisiokrat ini pada hakikatnya berlandaskan hukum alam.

Sebagaimana Isaac Newton (1643-1727) yang telah menemukan hukum dunia fisik,

maka Quesnay percaya bahwa seluruh kegiatan manusia harus dibawa kedalam

harmoni dengan hukum alam. Inti ajaran tersebut adalah:

a. Semboyan laissez-faire, laissez -passer yang berasal dari Vincent de

Gournay (1712-1759) yang arti konotatifnya ”biarkan orang berbuat

seperti yang mereka sukai tanpa campur tangan pemerintah”

mengisaratkan betapa pemerintah harus membatasi diri dalam

intervensinya dalam perekonomian jelas bertentangan dengan kaum

merkantilis, maupun feodalis.

b. Tekanan pada sektor pertanian yang produktif yang memungkinkan

terjadinya surplus atau produk neto di atas nilai sumber daya yang

digunakan.

7

Page 8: 37915872-Makalah

c. Pemilik tanah harus dibebani pajak yaitu dalam bentuk satu macam

pajak Sekalipun perekonomian Prancis tidak menjadi lebih baik,

namun fisiokrat telah memberikan sumbangan yang bermakna bagi

perkembangan ilmu ekonomi, terutama dalam semboyan laissez -faire,

fisiokrat mengubah perhatian para ekonom kepada masalah peranan

pemerintah dalam perekonomian yang didasarkan pada persaingan

bebas dan kebebasan memilih serta membuat keputusan (Sastradipoera

dalam Dadang Supardan, 2009: 394-395).

Kaum physiokrat sebagai yang pertama memandang kehidupan

perekonomian sebagai suatu sistem yang sudah ditentukan dan sebagai suatu sistem

yang diatur oleh hukum-hukum tersendiri, dan atas dasar itu dapat dibuat

perhitungan dan ramalan-ramalan serta mereka mencoba merumuskan hukum-

hukum ini. Para pengikut mazhab physiokrat adalah Mercier De la Rivière (1720-

1794), Boudeau, Robert Jacques Turgot (1727-1781), le Trosne, serta Karl

Friedrich von Baden-Durlach.

Menurut François Quesnay (1694-1774), seorang dokter, melihat

peredaran ekonomi (aliran barang-barang di masyarakat) seperti aliran darah di

dalam tubuh manusia. Prinsip dasar pandangan kaum physiokrat adalah di dalam

kehidupan harus mendasarkan kepada natural order. Organisasi yang asasi bahwa

setiap individu mengetahui kepentingan sendiri, dan selanjutnya yang terbaik

mengurus kepentingan sendiri itu adalah setiap orang itu sendiri. Akhirnya

kepentingannya sendiri dan kepentingan umum jatuh bersamaan, sehingga

bilamana setiap individu dibebaskan untuk membela kepentingannya sendiri, maka

juga kepentingan umum akan teriris dengan baik sekali. (leisser faire, leisser

passer, le monde va alors de luis meme).

Kaum physiokrat mengembangkan teori harmoni, yakni keserasian antara

kepentingan individu dan kepentingan umum (masyarakat). Selanjutnya

diketengahkan prinsip ekonomi yang dijadikan dasar umum teori ekonomi kaum

physiokrat di mana setiap individu berusaha memperoleh suatu hasil tertentu

dengan pengorbanan sekecil-kecilnya. Teori harmoni ini kemudian dilanjutkan

kaum klasik yang berbunyi: setiap individu berusaha memperoleh pendapatan

8

Page 9: 37915872-Makalah

sebanyak-banyaknya, dan pendapatan hanya dapat bertambah bilamana subyek

ekonomi menawarkan kepada sesamanya barang yang lebih baik dan atau lebih

murah, serta pemerintah tidak perlu campur tangan. Pemerintah hanya bertugas di

dalam bidang justisi, milisi, pengajaran dan pekerjaan umum. Hal ini merupakan

reaksi atas campur tangan pemerintah yang begitu jauh yang diajarkan oleh kaum

merkantilis.

Jikalau kaum merkantilis menempatkan perdagangan luar negeri dalam

pusat pandangan ekonominya, maka kaum physiokrat menempatkan pertanian

dalam pandangan ekonominya. Hanya pertanianlah yang dapat memberikan hasil

yang produktif.

Sir William Petty (1623-1687) menyatakan bahwa “labour is the father

and active principle of wealth, as lands are the mother“. Petani menuai lebih

banyak daripada yang ditaburkannya dan kelebihan ini (atau disebut “produit net“)

ditambahkannya sebagai barang (product) baru kepada peredaran perekonomian

masyarakat.

Kehidupan perekonomian secara keseluruhan sebagai suatu sistem,

François Quesnay (1694-1774) menggambarkan hubungan di antara tiga golongan

masyarakat.

1. Classe productive; yakni para petani.

2. Classe prosprietaires; yakni para pemilik tanah.

3. Classe sterile; yakni para pedagang dan industriawan.

Ketiga golongan masyarakat inilah yang dianggap berperanan dalam

pembagian pendapatan masyarakat (nasional) yang digambarakan dalam “Tableau

Economique“. Selanjutnya ditambahkan golongan pekerja yang disebut classe

passive sebagai golongan keempat yang mempunyai arti dalam hubungan konsumsi

bukan untuk produksi (Masngudi, 2006).

François Quesnay (1694-1774) selanjutnya membedakan konsep nilai dan

harga yang cocok digunakan dalam sistem yang dipakainya. Sedangkan tentang

harga dibedakan antara harga pokok barang dan harga yang harus dibayar

konsumen. Harga pokok menurut François Quesnay (1694-1774) tergantung dari

biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan barang itu untuk pasar. Sedangkan

9

Page 10: 37915872-Makalah

harga penjualan kepada konsumen, biasanya para pedagang berusaha memperoleh

marjin uang sebesar-besarnya.

Harga jual hasil- hasil industri sama dengan harga pokoknya, di mana

dalam hal ini pedagang hanya dapat memperoleh laba dengan merugikan

konsumen. Sebaliknya untuk produk-produk hasil pertanian agar dengan harga

jualnya dapat diperoleh laba yang besar guna dilakukan untuk investasi yang

mendatangkan tambahan “produit net“.

Perhitungan kaum physiokrat untuk menyerahkan 2/5 dari pendapatan

nasional kepada pemilik tanah karena dianggapnya mereka itu sebagai tulang

punggung negara. Dari sewa tanah yang diterimanya, harus membayar pajak dan

kewajiban sosial lainnya (termasuk pemesanan pembelian barang-barang mewah

yang mendorong kemajuan para pengrajin). Dengan demikian maka para pemilik

tanah (classe des proprietaires) adalah sebagai penggerak peredaran perekonomian.

Selanjutnya sampailah pada suatu slogan “bilamana petani miskin, maka miskinlah

negara (kerajaan) dan miskin pulalah rajanya (kepala negara) “pauvre paysans,

pauvre royaume, pauvre roi“.

Tapi upah menurut kaum physiokrat dinyatakan bahwa besarnya upah

sama dengan ongkos-ongkos hidup. Maka upah akan naik bilamana harga gandum

naik. Jadi menurut mereka, untuk kesejahteraan kaum buruh tidak ada artinya

tingginya tingkat harga.

Apabila kaum merkantilis dalam menganalisa soal-soal ekonomi banyak

mencurahkan perhatian pada soal-soal moneter, maka kaum physiokrat

menunjukkan bahwa “tabir uang” membuat samar-samar gejala-gejala ekonomi.

Oleh karenanya soal-soal ekonomi yang sebenarnya harus dicari dibelakang tabir

uang ini; hal mana diikuti pendapat serupa oleh kaum klasik sampai dengan

terbitnya buku General Theory of Employment, Interest and Money yang ditulis

oleh John Maynard Keynes (1883-1946).

Teori uang menurut seorang physiokrat bernama Robert Jacques Turgot

(1727-1781) mengemukakan bahwa dalam sistem penukaran barang digunakan alat

penukar yang lazim dan dikehendaki oleh orang pada umumnya yakni dengan

hitungan domba. Lambat laun orang membuat daftar harga-harga itu dalam domba

10

Page 11: 37915872-Makalah

abstrak (dalam angan-angan saja). “Domba abstrak” ini kemudian merupakan

satuan perhitungan. Demikian ini kelak akan menginspirasi akan standar logam

mulia (emas) yang didukung oleh Adam Smith (1723-1790), sebagai patokan uang

dianggap lebih stabil.

Teori bunga menurut kaum physiokat diketengahkan oleh Robert Jacques

Turgot (1727-1781) di mana bahwa uang tidak dapat beranak, tetapi menggunakan

teori fruitifikasi (berbuah), jadi dapat berbuah.

Dalam hal pajak, mengingat pemerintah harus bertanggung jawab dalam

pendidikan yang memerlukan biaya besar, maka memerlukan sumber pendanaan

yang berasal dari pajak. Tetapi berbagai macam jenis pajak disederhanakan dalam

“impot direct et unique” (pajak langsung dan tunggal) yang dikenakan terhadap

“produit net” sebesar 3/10. Pendapat tentang pajak kaum physiokrat sampai dengan

sekarang masih banyak pengikutnya meskipun dengan alasan-alasan yang berbeda,

tentang pajak langsung dan tunggal, seperti di Amerika Serikat, Austria dan

Jerman. Pemikiran ini mensinyalkan akan debirokratisasi atas pajak serta melandasi

pemikiran keadilan pajak yang sampai saat ini masih terus berkembang. Di

kemudian hari terbukti bahwa jenis pajak yang bermacam-macam dapat membuka

peluang pungutan liar. Pemikiran mengenai pajak nantinya terus disempurnakan.

2.3 Mazhab Klasik

Karya pemikiran yang ditujukan khusus pada masalah-masalah ekonomi

mulai muncul dalam abad XVII, yaitu dari zaman Merkantilis, dan dalam abad

XVIII dengan pemikir-pemikir ekonomi mazhab Fisiokrat. Pemikiran-pemikiran

ekonomi dari zaman Merkantilisme dan mazhab Fisiokrat merupakan tahap-tahap

pendahulu bagi mazhab Klasik. Mazhab Klasik lazim dianggap bertitik awal

dengan karya besar Adam Smith pada akhir abad XVIII yang berjudul "An Inquiry

into the Nature and the Causes of the Wealth of Nations (1776)"

(Djojohadikusumo, 1991: 3).

Mazhab klasik secara umum mengacu kepada sekumpulan gagasan

ekonomi yang bersumber dari formulasi David Hume, yang karya terpentingnya

diterbitkan pada tahun 1752 dan Adam Smith 1776. Gagasan-gagasan kedua tokoh

11

Page 12: 37915872-Makalah

tersebut mendominasi ilmu ekonomi, khususnya yang berkembang di Inggris,

selama seperempat terakhir abad ke-18 dan tiga perempat pertama abad ke-19

(O’Brien, 2000: 120).

Inti mazhab klasik tersebut pada hakikatnya terletak pada gagasan bahwa

pertumbuhan ekonomi berlangsung melalui interaksi antara akumulasi modal dan

pembagian kerja. Akumulasi modal dapat dilakukan dengan menunda atau

mengurangi penjualan output dan hal ini baru akan bermanfaat jika dibarengi

pengembangan spesialisasi dan pembagian kerja. Pembagian kerja itu sendiri

nantinya akan dapat meningkatkan total out-put sehingga memudahkan

dilakukannya akumulasi modal lebih lanjut. Jadi jelaslah bahwa antara kedua hal

tersebut terdapat hubungan timbal-balik yang sangat penting. Pertumbuhan

ekonomi hanya dapat ditingkatkan jika modal bisa ditambah, dan atau jika alokasi

sumber daya (pembagian kerja) dapat disempurnakan. Namun pembagian kerja itu

sendiri dibatasi oleh ukuran atau skala pasar, yang pada gilirannya ditentukan oleh

jumlah penduduk dan pendapatan perkapita yang ada. Tatkala modal terakumulasi,

tenaga kerja akan kian dibutuhkan sehingga tingkat upah-pun meningkat untuk

memenuhi kebutuhan ”subsisten” baik secara psikologis maupun fisiologis

(O’Brien, 2000: 121). Ilmu ekonomi klasik tersebut merupakan prestasi intelektual

yang mengesankan. Landasan-landasan teoretis yang dikembangkannya menjadi

pijakan bagi teori-teori perdagangan dan moneter sampai sekarang ini.

Ada beberapa tokoh pemikir dalam mazhab ini yang perlu kita ketahui

pandangannya tentang kegiatan ekonomi. Masing-masing dari mereka diuraikan

sebagai berikut:

a. Adam Smith

Adam Smith-lah tokoh sentral dalam mazhab ini. Pemikiran-pemikiran

tentang masalah-masalah ekonomi dituangkannya dalam karyanya

yang berjudul "An Inquiry into the Nautre and Causes of the Wealth of

Nations". Dasar falsafah adalah bahwa tata susunan masyarakat agar

didasarkan atas hokum alam yang secara wajar berlaku dalam dunia

nyata. Perlu pembagian bidang kegiatan dan spesialisasi. Kebebasan

12

Page 13: 37915872-Makalah

individu dan kemandiriannya akan membawa keserasian ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat. Laissezfair, laissez passer..

b. Jean Baptist Say (1767-1832)

Penyusun sistematik dan kodifikasi pemikiran Adam Smith. Hukum

Say : "theories des debouchees", dalam keadaan ekuilibrium produksi

cenderung menciptakan permintaannya akan hasiul produksi yang

bersangkutan.

c. David Ricardo (1772-1832)

Teori nilai bersumber pada biaya tenaga kerja. Hukum besi tentang

tingkat upah. Sewa tanah dikaitkan dengan hokum imbalan jasa yang

semakin menurun. Teori perdagangan internasional berdasarkan

keunggulan komparatif dan biaya komparatif.

d. Thomas Robert Malthus (1766-1834)

Terkenal dengan teori penduduknya yang berbunyi: penduduk dunia

bertambah dengan lebih cepat disbanding dengan kemampuannya

untuk mempertahankan tingkat hidupnya. Teori lainnya tentang

ketidakmampuan berkonsumsi secara wajar (theory of

underconsumption).

Aliran klasik mengalami kegagalannya setelah terjadi Depresi Besar tahun

1930-an yang menunjukkan bahwa pasar tidak mampu bereaksi terhadap gejolak di

pasar saham. Sebagai penanding aliran klasik, Keynes mengajukan teori dalam

bukunya General Theory of Employment, Interest, and Money yang menyatakan

bahwa pasar tidak selalu mampu menciptakan keseimbangan, dan karena itu

intervensi pemerintah harus dilakukan agar distribusi sumber daya mencapai

sasarannya. Dua aliran ini kemudian saling "bertarung" dalam dunia ilmu ekonomi

dan menghasilkan banyak varian dari keduanya seperti: new classical, neo klasik,

new keynesian, monetarist, dan lain sebagainya. Namun perkembangan dalam

pemikiran ini juga berkembang ke arah lain, seperti teori pertentangan kelas dari

Karl Marx dan Friedrich Engels, serta aliran institusional yang pertama

dikembangkan oleh Thorstein Veblen dkk dan kemudian oleh peraih nobel

Douglass C. North.

13

Page 14: 37915872-Makalah

2.4 Mazhab Sosialisme

Dalam mazhab sosialisme ini, sistem pemilikan dan pelaksanaan kolektif

atas faktor-faktor produksi (khususnya barang-barang modal), biasanya oleh

pemerintah. Ide-ide sosialis dan gerakan politik mulai berkembang pada awal abad

ke-19 di Inggris dan Prancis. Periode antara tahun 1820-an sampai 1850-an ditandai

dengan pletoria beragam sistem sosialis yang diusulkan oleh Saint-Simon, Fourier,

Owen, Blanc, Proudhon, Marx dan Engels, serta banyak lagi pemikir sosialis

lainnya. Kebanyakan sistem dan mazhab ini bersifat utopia dan sebagian besar

pendukungnya adalah para ’filantropis’ (cinta kasih sesama umat manusia) kelas

menengah yang memiliki komitmen untuk memperbaiki kehidupan para pekerja

atau buruh serta kaum miskin lainnya. Selain itu kebanyakan penganut sosialis

mendambakan masyarakat yang lebih terorganisir yang akan menggantikan anarki

akibat dari pasar dan kemiskinan masal masyarakat perkotaan (Hirst dalam Dadang

Supardan, 2009: 396).

Inti ajaran atau mazhab sosialis sebenarnya sulit dijelaskan karena luasnya

cakupan sosialisme (sosialisme utopis, sosialisme ilmiah, sosialisme negara,

sosialisme anarkis, sosialisme revisionis, sosialisme serikat pekerja, dan

sebagainya).

Mereka yang membela sosialisme acapkali berbeda mengenai jenis

sosialisme yang mereka cari. Hanya dalam beberapa hal mereka mempunyai

kesamaan, selebihnya berbeda bahkan bertentangan. Ada yang menghendaki

hapusnya pemerintah, sementara yang lainnya ingin mempertahankan agar dapat

melindungi kepentingan bruh; ada pula yang menganggap semua lambang

kapitalisme harus dilenyapkan, termasuk mekanisme pasar, harga, dan invisible

hand, sedangkan yang lainnya menganggap mekanisme pasar dan harga masih

diperlukan dalam saat-saat awal soialisme disebabkan sulitnya mengukur efisiensi

ketika dewan perencanaan pusat menyusun prioritas (Sastradipoera dalam Dadang

Supardan, 2009: 396).

14

Page 15: 37915872-Makalah

2.5 Mazhab Historis

Mazhab historis yang lahir di Jerman tahun 1840-an melalui karya ilmiah

yang ditulis oleh Friederich List (1789-1846) dalam Nationales System der

politischen Oekonomie (1840), dan Wilhelm Roscher (1817-1894) dalam Grundriss

zu Vorlesungen ueber die Staatswissenchaft nach geschichtilicher Methode (1843),

menyerang mazhab klasik Inggris. Mereka beranggapan bahwa konsep-konsep

ekonomi sesungguhnya merupakan produk perkembangan menurut sejarah

kehidupan ekonomi yang khusus tumbuh di sautu negara. Oleh karena itu hukum-

hukum ekonomi tidaklah mutlak, tetapi bersifat relatif atau nisbi berhubungan

dengan perkembangan sosial menurut dimensi waktu dan tempat (Supardan, 2009:

397).

2.6 Mazhab Marginalis

Mazhab ini pelopornya adalah Karl Menger (1840-1921) dari Jerman

dalam karyanaya Grundsaetze der Volkswirtschaftlehre (1871). Selanjutnya

seorang ekonom Inggeris William Staley Jevons (1835-1882) dalam karyanya

Theory of Political Economy (1871), dan seorang Prancis Leon Walras (1834-1910)

dalam karyanya Elements d’economie politique pure (1874). Mereka memberikan

analisis yang telak mengenai hubungan antara kebutuhan dan harga dengan

mengacu kepada konsep ”guna marjinal”. Mereka menegaskan bahwa dalam hal

seseorang individu, setiap tambahan suatu barang yang dilakukan secara berturut-

turut akan memperkecil nilai obyektif setiap tambahan yang dimiliki oleh individu

itu. Oleh karena itu gagasan yang tidak sistematik mengenai nilai pakai dan

permintaan serta penawaran sebagai penentu nilai tukar barang (yang

dikembangkan bersamaan dan bertentangan dengan teori Klasik), menemukan

penanganan sistematik pada awal tahun 1970-an oleh ketiga penulis di atas

(Sastradipoera dalam Dadang Supardan, 2009: 397).

2.7 Mazhab Institusionalis

15

Page 16: 37915872-Makalah

Mazhab institusionalis datang dari Amerika Serikat tahun 1900-an yang

pengaruhnya masih kuat sampai sekarang ini, contohnya adanya undang-undang

anti-trust yang masih dipertahankan. Tokohnya adalah Thorstein Veblen (1857-

1929) dalam karyanya The Theory of the Leisure Class pada tahun 1899. Veblen

dikenal sebagai seorang kritikus sosial yang bersemangat serta menyerang

organisasi masyarakat industri kontemporer yang dianggapnya boros, dan

mengalahkan sikap konsumtif yang menyolok mata. Selanjutnya ia mengamati

sudut-sudut yang merugikan yang berasal dari gejala yang dihadapinya; ”milik

guntay” (abstentee ownertship) yang merupakan ciri utama kapitalisme finansial.

Berasal dari ”milik guntay” maka muncullah suatu lapisan masyarakat yang

dianggap oleh Veblen sebagai ”kelas santai” (leisure class), adalah suatu kelas pada

masyarakat lapisan atas yang berasal dari dunia industri dan keuangan yang

perilakunya menampakkan fenomena kaum ”feodal tanggung” dengan

mempertontonkan pola konsumsi yang berlebihan serta mencolok mata

(Sastradipoera dalam Dadang Supardan, 2009: 398).

2.8 Mazhab Neo-Klasik

Mazhab neo-klasik merujuk pada versi terbaru dari ekonomi klasik yang

dimunculkan pada abad ke-19 terutama oleh Alfred Marshal dan Leon Walras.

Versi-versi yang terkenal itu dikembangkan pada abad ke-20 oleh John Hicks

(1946[1939]) dan Paul samuelson (1965[1947]). Lepas dari pengertian neo klasik

umumnya, perbedaan ekonomi neoklasik dan klasik hanya terletak pada penekanan

dan pusat perhatiannya. Jika ekonomi klasik menjelaskan segala kondisi ekonomi

dalam kerangka kekuatan-kekuatan misterius ”invisible hand” (tangan-tangan tak

terlihat), maka dalam mazhab ekonomi neoklasik mencoba memberi penjelasan

lengkap dengan memfokuskan pada mekanisme-mekanisme aktual yang

menyebabkan terjadinya kondisi ekonomi tersebut (Boland dalam Dadang

Supardan, 2009: 398).

Inti ajaran mazhab neoklasik adalah :

a. Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam

teori maupun dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada

16

Page 17: 37915872-Makalah

nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan

marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru

dalam teori ekonomi.

b. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan

sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai

Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas

barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan

Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya

untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya. Selain Gossen, Jevons dan

Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan marjinal. Jevons

berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam menentukan

nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan

harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis

barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan

terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka

tercakup sekaligus teori distribusi.

c. Pemikiran yang sangat mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang

teori keseimbangan umum melalui empat sistem persamaan yang serempak.

Dalam sistem itu terjadi keterkaitan antara berbagai aktivitas ekonomi

seperti teori produksi, konsumsi dan distribusi. Asumsi yang digunakan

Walras adalah persaingan sempurna, jumlah modal, tenaga kerja, dan lahan

terbatas, sedangkan teknologi produksi dan selera konsumen tetap. Jika

terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka terjadi perubahan yang

berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi (Disman, 2000)

2.9 Mazhab Keynesian

Mazhab ini sesuai dengan namanya dipimpin oleh John Maynard Keynes,

yang merupakan ekonomi agregat (makro) yang dituangkan dalam bukunya

General Theory of Employment, Interest and Money (1936), dan dari karya-karya

pengikut Keynes yang lebih kontemporer seperti Sir Roy Harrold, Lord Kaldor,

Lord Kahn, Joan Robinson dan Michael Kalecki, yang meluaskan analisis Keynes

17

Page 18: 37915872-Makalah

terhadap pertumbuhan ekonomi dan pertanyaan mengenai distribusi fungsional

pendapatan (functional distribution of income) antara upah dan laba yang oleh

Keynes sendiri dibaikan (Thirwall dalam Dadang Supardan, 2009: 398). Dua pilar

utama dari teori employment klasik adalah bahwa tabungan dan investasi

menghasilkan ekuilibrium pada tingkat full employment melalui tingkat suku

bunga, dan bahwa penawaran serta permintaan tenaga kerja menghasilkan

ekuilibrium melalui berbagai variasi upah riil. General Theory Keynes ditulis

sebagai reaksi terhadap paham klasik tersebut. Perdebatan mengenai masalah ini

sampai sekarang masih berlangsung.

Macroeconomics mulai dipisahkan dari microeconomics oleh John

Maynard Keynes pada 1920s, dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930s oleh

Keynes dan lainnya, terutama John Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena

gagasannya dalam mengatasi Great Depression. Keynes adalah tokoh penting

dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan campur tangan

pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya "General Theory of Employment,

Interest and Money" menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga

mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah

global depression pada 1930-an, Negara memainkan peranan yang penting pada

capitalistic system di hampir sebagian besar kawasan dunia. Pada 1929, sebagai

contoh, total pengeluaran U.S. government (federal, state, and local) berjumlah

kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970-an mereka berjumlah mencapai

sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada industrialized capitalist economies,

seperti France misalnya, telah mencapai ratios of government expenditures dari

GNP yang lebih tinggi dibandingkan United States. Sistem economies ini seringkali

disebut dengan "mixed economies."

2.10 Mazhab Chicago

Mazhab Chicago merupakan aliran kontrarevolusi neoklasik yang

menentang institusionalisme dalam metodologi ilmu ekonomi, makroekonomi ala

Keynes maupun terhadap liberalisme abad ke-20 yang menonjolkan

intervensionisme dan penonjolan kebijakan ekonomi oleh pemerintah

18

Page 19: 37915872-Makalah

(Bronfendbrenner dalam Dadang Supardan, 2009: 398). Sesuai dengan namanya,

aliran ini berkembang di Universitas Chicago sejak dekade 1930-an. Tokoh

utamanya tahun 1950-an adalah Frank H. Knight untuk soal teori dan

metodologinya, serta Henry C. Simons dalam rumusan kebijakan ekonomi.

Kemudian pada generasi berikutnya tokoh yang menonjol adalah Milton Friedman,

George Stigler dan Gary Becker.

Menurut George Stigler menganggap bahwa rasionalisasi terhadap

pendistribusian adalah sebuah ancaman terhadap pilihan individu dan kebebasan

inividu.

This holds the key to understanding Stigler’s critical work. In his gut he

knew that rationalising redistribution posed a threat to individual choice and hence

to individual liberty (Freedman, 2008: 55).

Jika dilihat dari sudut sejarahnya pemikiran ekonomi mazhab Chicago ini

sebenarnya adalah suatu varian Neoklasisme dan mengacu kepada ”Klasisisme

Baru (New Classicism), di mana:

a. Pasar dianggap sebagai mekanisme utama dalam menyelesaikan

berbagai masalah ekonomi, asalkan didukung kebebasan politik

intelektual; para ekonom aliran Chicago melihat perekonomian sebagai

suatu kondisi perlu, namun bukan kondisi cukup untuk menciptakan

masyarakat bebas;

b. Pengelolaan administratif dan intervensi kebijakan ekonomi yang

bersifat ad hoc, hanya akan merusak situasi ekonomi; dalam soal

kebijakan moneter dan fiskal, aliran ini menekankan pentingnya

kesinambungan.

c. Monetarisme dianggap lebih baik ketimbang fiskalisme dalam regulasi

makroekonomi.

d. Kebijakan fiskal diyakini sebagai wahana yang tepat untuk

mengentaskan kemiskinan, namun redistribusi pendapatan bagi

kalangan di atas garis kemiskinan justru akan lebih banyak

menimbulkan kerugian.

19

Page 20: 37915872-Makalah

Ada sebuah peningkatan trend untuk mengimplementasikan ide dan

metode ekonomi dalam konteks yang lebih luas. Fokus analisa ekonomi adalah

"pembuatan keputusan" dalam berbagai bidang dimana orang dihadapi pada

pilihan-pilihan. misalnya bidang pendidikan, pernikahan, kesehatan, hukum,

kriminal, perang, dan agama. Gary Becker dari University of Chicago adalah

seorang perintis trend ini. Dalam artikel-artikelnya ia menerangkan bahwa ekonomi

seharusnya tidak ditegaskan melalui pokok persoalannya, tetapi sebaiknya

ditegaskan sebagai pendekatan untuk menerangkan perilaku manusia. Pendapatnya

ini terkadang digambarkan sebagai ekonomi imperialis oleh beberapa kritikus.

Banyak ahli ekonomi mainstream merasa bahwa kombinasi antara teori

dengan data yang ada sudah cukup untuk membuat kita mengerti fenomena yang

ada di dunia. Ilmu ekonomi akan mengalami perubahan besar dalam ide, konsep,

dan metodenya; walaupun menurut pendapat kritikus, kadang-kadang perubahan

tersebut malah merusak konsep yang benar sehingga tidak sesuai dengan kenyataan

yang ada.

20

Page 21: 37915872-Makalah

BAB III

KESIMPULAN

Berkembangnya ilmu ekonomi yang kita pelajari saat ini ternyata telah

melalui suatu perjalanan panjang dari zaman Aristoteles hingga zaman kita

sekarang. Ada sepuluh kelompok pemikir utama atau mazhab yang mendorong

berkembangnya ilmu ekonomi. Apabila dilihat dari konsep research program

Lakatos, maka perkembangan pemikiran itu cenderung membawa perubahan dalam

ilmu ekonomi. Namun perubahan itu bukan pada hard core-nya tetapi lebih

condong pada positive heuristic yang bekerja di sekelilingnya. Oleh karena itu

eksistensi masing-masing kelompok pemikir ekonomi senantiasa berada di bawah

payung falsafah masing-masing mazhabnya yang kemudian lebih condong

membentuk sistem ekonomi.

Tiap tokoh dari tiap mazhab tersebut memiliki pola pikir yang berbeda

namun semuanya berujung pada satu hal yaitu kesejahteraan negara. Tiap mazhab

biasanya terpengaruh atau sebagai reaksi atas ketidaksetujuan dari mazhab

sebelumnya, sehingga muncullah suatu mazhab baru dengan pemikiran yang bisa

terinsprirasi dari mazhab lain maupun bertolak atau berbeda dengan mazhab

lainnya.

Mazhab merkantilisme sebagai tonggak awal perkembangan dari pemikir

ekonomi mampu menciptakan konsep-konsep perdagangan sebagai akibat dari

situasi pada waktu itu ditemukannya penemuan-penemuan daerah baru.

Perkembangan mazhab ekonomi ini diakhiri oleh mazhab chicago yang merupakan

aliran kontrarevolusi yang sebenarnya adalah suatu varian dari neoklasisme dan

mengacu kepada klasisisme baru.

21

Page 22: 37915872-Makalah

DAFTAR PUSTAKA

Deliarnov. 2003. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Disman, 2000. Sejarah Teori-teori Ekonomi. Jakarta: Universitas Terbuka.

Djojohadikusumo, Sumitro. 1991. Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Freedman, F. Craig. 2008. Chicago Fundamentalism: Ideology and Methodology in

Economics. Singapore: World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd.

Masngudi. 2006. Handout Ekonomi Internasional Lanjutan. Universitas Borobudur.

Jakarta.

Niehans, Jurg. (1994) A History of Economic Theory: Classic Contributions, 1720

– 1980. The Johns Hopkins University Press.

O’Brien, D.P. (2000) ”Ilmu Ekonomi Klasik” dalam Kuper, Adam & Kuper, Jesica,

(ed) (2000) Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial, Diterjemahkan Oleh Haris

Munandar dkk, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Samuels, J. Warren. 2003. A Companion to The History of Economic Thought.

Malden: Blackwell Publishing Ltd.

Schmoller, G. 1896: The Mercantile System and its Historical Significance.

London: Macmillan.

Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

22