37709753-GIGI-TIRUAN

download 37709753-GIGI-TIRUAN

of 19

Transcript of 37709753-GIGI-TIRUAN

GIGI TIRUAN

Dalam rangka untuk memenuhi tugas Skill Lab PKMDisusun oleh :Dzanuar Rahmawan091610101058

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS JEMBER2010KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang disusun untuk keperluan Penyuluhan guna memenuhi blok Kedokteran Gigi Pencegahan.Penyusunan makalah ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya kerjasama dan bantuan dari pihak yang terkait, baik berupa bimbingan, saran, dan doa. Untuk itu pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :1. Tim Pengajar blok Kedokteran Gigi Pencegahan.2. drg. Zahara M, M.kes selaku pembimbing kelompok IV3. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian tugas ini.Penulis menyadari bahwa, penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca..

Jember, Agustus 2010

Penulis

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangHal yang dapat dilakukan ketika kehilangan gigi ada 3. Pertama, tidak melakukan penggantian terhadap gigi yang hilang tadi; kedua, memberikan gigi tiruan cekat dan pilihan ketiga adalah membuatkan geligi tiruan sebagian lepasan. (Aryanto, 1991:30)Sebagian besar masyarakat sukar untuk dapat menerima keadaan tak bergigi, khususnya kehilangan gigi anterior, tanpa segera menggantinya setelah pencabuatan. Untung keadaan ini bisa dihindari dengan memasang gigi tiruan segera setelah pencabuatan gigi. Peralihan menjadi geligi tiruan seluruhnya, yang merupakan suatu proses yang tak dapat kembali lagi seperti keadaan sebelumnya, penting bagi pasien, hingga saat pencabutan, serta pembuatan, dan pemeliharaan gigi tiruan harus direncanakan dengan cermat. (Basker RM, 2003:28)Walaupun disepakati gigi geligi bukanlah bagian tubuh terpenting untuk mempertahankan hidup, banyak orang menganggap jumlah gigi yang memadai akan membantu mereka mengunyah makanan dengan mudah. Pada orang yang sehat, umumnya makanan akan dicernakan dengan cara serupa sel ama proses pencernaan melalui saluran pencernaan, baik itu dikunyah atau tidak, sebelum makanan tersebut ditelan. Dengan memakai gigi tiruan, maka akan dapat menggantikan gigi yang hilang sehingga fungsi kunyah dapat kembali baik seperti kalanya. Selain itu, dengan pemakaian gigi tiruan akan memperbaiki penampilan ketika gigi hilang ataupun mengatasi kesukaran bicara yang timbul karena kehilangan beberapa gigi hilang. (Aryanto, 1991:30)

1.2 Rumusan Masalah1. Apakah pengertian gigi tiruan?2. Apakah tujuan pemakaian gigi tiruan?3. Apa saja macam-macam dari gigi tiruan?4. Apakah dampak pemakaian gigi tiruan?5. Bagaimana perawatan dan pengguanaan gigi tiruan yang baik?1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian dari gigi tiruan2. Mengetahui tujuan pemakaian gigi tiruan3. Mengetahui macam dari gigi tiruan4. Mengetahui dampak pemakaian gigi tiruan5. Mengetahui perawatan dan pengguanaan gigi tiruan yang baik

BAB IIISI2.1 Pengertian dari Gigi TiruanMenurut Osborne (1925) gigi tiruan sebagian adalah gigi tiruan yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang dan dapat dilepas sendiri oleh sang pasien dari mulutnya. Menurut Glossary of Prosthodontics (1999) gigi tiruan sebagian adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapa gigi yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa atau kombinasi gigi-mukosa yang dipasang dan dilepas oleh pasien. Dalam bidang Kedokteran Gigi bagian seni dan ilmu yang berseangkutan dengan pekerjaan memperbaiki serta mempertahankan fungsi mulut dengan suatu penggantian tiruan bagi satu atau lebih gigi yang hilang serta jaringan di sekitarnya, termasuk jaringan orofasial, dinamakan prostodontia atau prostodonti. (Aryanto, 1991:12)Akibat kehilangan gigi tanpa penggantian adalah :1. Migrasi dan Rotasi GigiHilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring atau berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati posisi yang normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat meningkat. (Aryanto, 1991:31)2. Erupsi berlebihBila gigi sudah tidak memiliki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih (over eruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa disertai pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai extrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu dibuatkan geligi tiruan lengkap. (Aryanto, 1991:31)3. Penurunan Efisiensi KunyahMereka yang sudah kehilangan banyak gigi, apalagi yang belakang, akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang yang dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh, maklum pada masa kini banyak jenis makanan yang dapat dicerna hanya dengan sedikit proses pengunyahan saja. (Aryanto, 1991:31)4. Gangguan pada Sendi Temporo-mandibulaKebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure), hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi rahang. (Aryanto, 1991:32)5. Beban Berlebih pada Jaringan PendukungBila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih. Hal ini mengakibatkan kerusakan membaran periodontal dan lama kelamaan gigi tadi manjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut. (Aryanto, 1991:32)6. Kelainan bicaraKehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara, karerna gigi khususnya yang depan termasuk bagian organ fonetik. (Aryanto, 1991:32)7. Memburuknya PenampilanMenjadi buruknya penampilan karena kehilangan gigi depan akan megurangi daya tarik wajah seseorang, apalagi dari segi pandang manusia modern. (Aryanto, 1991:32)8. Terganggunya Kebersihan MulutMigrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah terjadi plak. Tahap berikutnya terjadi karies gigi. Pada tahap berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat. (Aryanto, 1991:32)9. Atrisi Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi asli masih menerima beban berlebihan, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi terhadap beban ini bisa berwujud atrisi pada gigi-gigi tadi, sehingga dalam jangka waktu panjang akan terjadi pengurangan dimensi vertikal wajah pada saat keadaan gigi beroklusi sentrik. (Aryanto, 1991:32)10. Efek Terhadap Jaringan Lunak MulutBila ada gigi yang hilang, ruang yang ditinggalkannya akan ditempati jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama, hal ini akan menyebabkan kesukaran adaptasi terhadap geligi tiruan yang kemudian dibuat, karena terdesaknya kembali jaringan lunak tadi dari tempat yang ditempati protesis. Dalam hal ini, pemakaian geligi tiruan akan dirasakan sebagai suatu benda asing yang cukup mengganggu.

2.2 Tujuan Pemakaian Gigi Tiruan :Fungsi Geligi tiruanDengan maksud menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan seperti tersebut di atas, biasanya dibuat gigi tiruan sebagai pengganti gigi yang sudah hilang, antara lain sebagi berikut:1. Pemulihan Fungsi EstetikAlasan utama seorang pasien mencari perawatan prostodontik biasanya karena masalah estetik, baik yang disebabkan hilangnya, berubah bentuk, susunan, warna maupun berjejalnya gigi geligi. Nampaknya banyak sekali pasien yang dapat menerima kenyataan hilangnya gigi, dalam jumlah besar sekalipun, sepanjang penampilan wajahnya tidak terganggu.Mereka yang kehilangan gigi depan, biasanya memperlihatkan wajah dengan bibir masuk ke dalam, sehingga wajah menjadi depresi pada dasar hidung dan dagu menjadi tampak lebih ke depan. Selain itu, timbul garis yang berjalan dari lateral sudut bibir dan lipatan-lipatan yang tidak sesuai dengan usia penderita. Akibatnya, sulcus labio-nasalis menjadi lebih dalam.Hilangnya gigi depan dapat disebabkan oleh karies, penyakit periodontal, ruda paksa (trauma) atau gigi yang mengalami malposisi dan karenanya dicabut. Pada anak-anak, kehilangan gigi depan sering terjadi karena kecelakaan, dengan akibat dicabutnya gigi tadi. Kehilangan gigi seperti ini kemudian mengakibatkan migrasi gigi tetangga ke arah gigi yang hilang. Pada usia muda, gigi depan biasanya hilang karena kecelakaan atau karies. Bila karies sebagai penyebab maka penderita itu tidak menjaga kesehatan mulutnnya dengan baik. Gigi depan juga hilang karena perawatan saraf, penambalan atau pembuatan mahkota tiruan. Pada usia tua, kehilangan gigi depan lebih banyak disebabkan oleh penyakit periodontal.Penderita dengan gigi depan malposisi, protrusif atau berjejal dan tak dapat diperbaiki dengan perawatan ortodontik, tetapi tetap ingin memperbaiki penampilan wajahnya, biasanya dibuatkan suatu geligi tiruan imidiat yang dipasang langsung segera setelah pencabutan gigi. (Aryanto, 1991:33)2. Peningkatan Fungsi BicaraAlat bicara dibagi dalam dua bagian. Pertama, bagian yang bersifat statis, yaitu gigi, palatum dan tulang alveolar. Kedua yang bersifat dinamis, yaitu lidah, bibir, vulva, tali suara dan mandibula.Alat bicara yang tidak lengkap dan kurang sempurna dapat mempengaruhi suara penderita, misalnya pasien yang kehilangan gigi depan atas dan bawah. Kesulitan bicara dapat timbul, meskipun hanya bersifat sementara. Dalam hal ini geligi tiruan dapat meningkatkan dan memulihkan kemampuan bicara, artinya ia mampu kembali mengucapkan kata-kata dan berbicara dengan jelas, terutama bagi lawan bicaranya. (Aryanto, 1991:35)3. Perbaikan dan Peningkatan Fungsi PengunyahanSudah menjadi pendapat umum bahwa makanan haruslah dikunyah terlebih dahulu, supaya pencernaan berlangsug dengan baik. Sebaliknya, pencernaan yang tidak sempurna dapat menyebabkan kemunduran kesehaatan secara keseluruhan. Bila demikian halnya, lalu timbul pertanyaan: Apa gunanya geligi tiruan? Jawaban yang dijumpai dalam banyak kasus, ternyata menunjukkan betapa bermanfaatnya geligi tiruan dalam membantu pengunyahan.Pola kunyah penderita yang sudah kehilangan sebagian gigi biasanya mengalami perubahan. Jika kehilangan beberapa gigi terjadi pada kedua rahang, tetapi pada sisi sama, maka pengunyahan akan dilakukan semaksimal mungkin oleh geligi asli pada sisi lainnya. Dalam hal ini, tekanan kunyah akan dipikul satu sisi atau bagian saja. Setelah pasien memakai protesa, ternyata ia merasakan perbaikan. Perbaikan ini terjadi karena sekarang tekanan kunyah dapat disalurkan secara lebih merata keseluruh bagian jaringan pendukung. Dengan demikian protesa ini berhasil mempertahankan atau meningkatkan efisiensi kunyah. (Aryanto, 1991:37)4. Pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggalPemakaian geligi tiruan berperan dalam mencegah atau mengurangi efek yang timbul karena kehilangan gigi. (Aryanto, 1991:38)5. Pencegahan Migrasi GigiBila sebuah gigi dicabut atau hilang, gigi tetangganya dapat bergerak memasuki ruang kosong tadi. Migrasi seperti ini pada tahap selanjutnya menyebabkan renggangnya gigi lain. Dengan demikian terbukalah kesempatan makanan terjebak disitu, sehingga mudah terjadi akumulasi plak interdental. Hal ini menjurus kepada peradangan jaringan periodontal serta dekalsifikasi permukaan proksimal gigi.Membiarkan ruang bekas gigi begitu saja akan mengakibatkan pula terjadinya overerupsi gigi antagonis dengan akibat serupa. Bila overerupsi ini sudah demikian hebat sehingga menyentuh tulang alveolar pada rahang lawanya, maka akan terjadi kesulitan untuk pembuatan protesa di kemudian hari. (Aryanto, 1991:38)6. Peningkatan Distribusi Beban Kunyah Hilangnya sejumlah besar gigi mengakibatkan bertambah beratnya beban oklusal pada gigi yang masih tinggal. Keadaan ini memperburuk kondisi periodontal, apalagi bila sebelumnya sudah ada penyakit periodontal. Akhirnya gigi jadi goyang dan miring, terutama ke labial untuk gigi depan atas. Bila perlekatan periodontal gigi-gigi ini kuat, beban berlebih tadi akan menyebabkan abrasi berlebih pula pada permukaan oklusal/insisal atau merusak restorasi yang dipakai. Pembuatan restorasi pada kasus seperti ini menjadi rumit dan perlu waktu lama.Overerupsi gigi pada keadaan tertentu dapat pula mengakibatkan terjadinya kontak oklusi premature atau interferensi oklusal. Pola kunyah jdi berubah, karena pasien berusaha menghindari kontak premature ini. Walaupun beban oklusal sekarang berkurang. Perubahan pola ini mungkin saja menyebabkan disfungsi otot kunyah. (Aryanto, 1991:39)2.3 Macam dari Gigi TiruanDidalam bidang kedokteran gigi istilah gigi tiruan atau dental prosthetis meliputi :1. Gigi tiruan sebagian lepasan atau partial denturePembagian gigi tiruan sebagian lepasan1. Berdasarkan bahan yang dipakai :a. Vulcanite denture, gigi tiruan yang dibuat dari vukanitb. Acrylic denture, gigi tiruan yang dibuat dari akrilikc. Frame denture, gigi tiruan yang dibuat dari logam2. Berdasarkan lepasan :a. Removable partil denture, gigi tiruan sebagian lepasanb. Fixen denture/bridge, gigi tiruan jembatan3. Berdasarkan saat pemasangan :a. Convesional, gigi tiruan yang dipasang setelah gigi hilangb. Immediate, gigi tiruan yang dipasang segera setelah gigi hilang atau dicabut4. Berdasarkan jaringan pendukung :a. Tooth borne, didukung oleh gigib. Mucosa/tissue borne, didukung oleh mukosac. Mucosa and tooth, didukung oleh gigi dan mukosa5. Berdasarkan letak daerah tak bergigi :a. Anterior tooth supported caseb. All tooth supported casec. Free and supported case6. Berdasarkan pemakaian wing bagian bukal/labial atau tidak :a. Open face, gigi tiruan sebagian yang dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tersebut dibuat apabila : a. Keadaan prosessus alveolaris masih baikb. Biasanya pada gigi anteriorc. Pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebarb. Close face, gigi tiruan sebagian yang dibuat dengan gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tersebut dibuat apabila :a. Prosessus alveolaris telah mengalami absorbsib. Perbaikan profil

2. Gigi tiruan cekat atau fixed denturePembagian gigi tiruan cekat/pemanena. Mahkota jaket(crown), gigi tiruan untuk merestorasi struktur gigi yang rusak dengan cara membungkusnya.b. Mahkota jembatan(bridge), gigi tiruan untuk mengganti gigi yang hilang dengan membungkus gigi tetangga.c. Veneer non-direct, untuk merestorasi sebagian permukaan gigi yang rusak.Bahan gigi tiruan permanen meliputi logam, emas, akrilik, dan porselen.a. Logam dan emasGigi tiruan permanen yang terbuat dari logam atau emas mempunyai kekuatan yang sangat bagus bahkan dapat bertahan sampai bertahun-tahun, keuntungan yang lain adalah logam dan emas tidak korosif dan tidak berkarat. Tetapi gigi tiruan dari bahan logam dan emas tampilan warnanya sangat berbeda dengan gigi asli.b. Akrilik Bahan akrilik biasanya digunakan untuk pembuatan mahkota jaket sementara (menunggu mahkota jaket permanen). Bahan akrilik biasanya dikombinasikan dengan logam karena sifat bahan akrilik tidak kuat menahan beban kunyah. Kelebihan dari bahan akrilik warnanya dapat disesuaikan dengan gigi asli, namun mudah berubah warnanya.c. PorselenBahan porselen adalah bahan yang paling popular saat ini. Kelebihannya adalah pilihan gradasi warna yang sangat estetis dan permukaannya mengkilap. Bahan porselen sulit dibedakan dengan gigi asli. Kekuatannya lebih tinggi daripada bahan akrilik, tetapi tidak sekuat logam. Kekurangan dari bahan porselen bersifat rapuhsehingga tidak dapat diasah dan tidak dapatdiletakkan pada permukaan kunyah gigi belakang. ( drg. Donna pratiwi, Sp. Prosto; 2007)3. Gigi tiruan lengkap atau full denture4. Implant 2.4 Dampak dari pemakaian gigi tiruan:Dari berbagai penelitian yang selama ini dilakukan, ternyata pemasangan geligi tiruan semacam ini, bila dilakukan tidak hati-hati dan desain kurang sempurna dapat pula mengakibatkan kerusakan jaringan-jaringan organ pengunyahan. Demikian merisaukan hal ini, sehingga ada suatu pomeo yang berbunyi : a partial denture is a device for losing one theet slowly, painfully and expensively. (Aryanto, 1991:41)1. Peningkatan Akumulasi PlakBanyak hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan pemakaian protesa sebagian dengan meningkatnya akumulasi plak dalam segi kualitas, tetapi yang pasti dalam segi kuantitas. Akumulasi ini tidak hanya terjadi disekitar gigi-gigi disekitar protesa, tetapi juga pada geligi antagonisnya, kecuali pada pasien yang telah mengikuti intruksi pemeliharaan kebersihan mulut dengan betul.Sudah dipahami bahwa penimbunan plak yang dibiarkan akan menyebabkan inflamasi, yang pada tahap lanjut menyebabkan periodontitis kronis. Dengan sendirinya perlekatan periodontal akan cepat rusak, timbul poket dan akhirnya reasorbi tulang alveolar berlebih. (Aryanto, 1991:40)2. Trauma LangsungMukosa mulut amat renatan terhadap trauma langsung yang diterimanya dari komponen protesa. Bar lingual yang diletakkan terlalu dekat pada tepi gingival, cengkraman kontinu yang kurang mendapat dukungan gigi, terbenamnya protesa pada gusi, merupakan beberapa contoh yang sering dijumpai. Demikian pula, lengan cengkram yang terlalu menekan email gigi. Sehingga seolah-olah sengaja dikikis. (Aryanto, 1991:40)

3. Penyaluran Gaya KunyahGaya-gaya fungsional disalurkan oleh protesa ke jaringan yang berkontak dan berada dibawahnya. Pada geligi tiruan dukungan gigi, hampir seluruh gaya ini diteruskan ke tulang alveolar melalui ligament periodontal. Mengingat karakteristik serat-serat ini, hendaknya selalu diusahakan agar semua gaya bersifat renggang (tensile) dan disebarkan seluas mungkin yang dapat menerimanya.Masalahnya menjadi lebih sulit pada geligi tiruan dukungan jaringan atau kombinasi, sebab dalam hal ini gaya-gaya lebih bersifat kompresif dan permukaan yang dapat menahannya relatif kurang luas. (Aryanto, 1991:40)4. Permukaan OklusalPada geligi tiruan sebagian lepasan yang permukaan oklusalnya tidak didisain dengan betul, gerak penutupan rahang mungkin terhalang oleh adanya kontak oklusi premature. (Aryanto, 1991:41)Hal ini dapat mengakibatkan:1. Kerusakan pada gigi atau jaringan periodontalnya, bila kontak premature itu mengenai gigi tadi atau jaringan periodontalnya.2. Terjadinya peradangan mukosa dan resorbsi tulang di bawahnya, bila kontak premature diterima oleh sadel protesa3. Disfungsi otot kunyah dan wajah, bila pasien berusaha menghindari kontak, dengan cara mengubah pola gerak kunyahnya.2.5 Perawatan dan Pengguanaan Gigi Tiruan yang Baik 2.5.1 Perawatan gigi tiruanBelajar menggunakan geligi tiruan baru membutuhkan waktu dan kesabaran, terutama bagi pemakai pemula. Untuk pasien yang pernah dan bisa memakai protesa sekalipun, sebuah geligi tiruan baru juga terasa asing. Ia harus menyadari bahwa geligi tiruan barunya berlainan dan karenanya harus mengubah beberapa kebiasaan lama dan membiasakan dirinya dengan protesa baru ini. (Aryanto, 1993:407)Beberapa hari sampai beberapa minggu merupakan periode penyesuaian, baik bagi si pemakai maupun geligi tiruannya.Geligi tiruan harus dikeluarkan dari mulut dan dibersihkan secara berkala dan disikat sekurang-kurangnya dua kali sehari, dengan sikat yang halus dan deterjen cair sebagai pembersih. Dalam hal ini, deterjen lebih baik daripada pasta gigi, karena kurang abrasive, sehinga dapat mencegah terjadinya goresan pada resin. Pembersihan tadi sebaiknya dilakukan diatas sebuah basin yang sebagian berisi air atau handuk basah, untuk memperkecil kemungkinan pecahnya geligi tiruan, andaikata jatuh pada saat dibersihkan. (Aryanto, 1993:407).Penggunaan bubuk-bubuk untuk geligi tiruan atau jenis adhesif biasanya tidak dianjurkan untuk geligi tiruan baru. Adhesif sering kali menyebabkan retensi berlebihan dan gaya-gaya yang ditimbulkannya dapat merusak jaringan pendukung. Bila pasien benar-benar membuthkannya, pertimbangkanlah masak-masak. (Aryanto, 1993:408). Gigi tiruan sebaiknya secara teratur direndam oleh pasien dalam larutan disinfektan. Dua macam cairan telah terbukti efektif dalam mengendalikan plak gigi tiruan; alkalin hipoklorit dan cairan klorheksidin glukonat. Alkalin hipoklorit terbukti efektif dalam pembersihan plak gigi tiruan, sedang yang satunya efektif efektif dalam menghambat pembentukannya. Bila digunakan larutan hipoklorit yang mengandung 0,08% klorin atau cairan klorheksidin glukonat 0,1% gigi tiruan harus direndam selama satu malam. Jika tidak mungkin menyarankan kepada pasien untuk menanggalkan gigi tiruannya sepanjang malam, dapat dipakai cara lain yaitu merendam dalam larutan hipoklorit yang mengandung 0,16% klorin selama 20 menit setiap hari atau merendam dalam cairan klorheksidin 2% selama kurang lebih 5 menit setiap hari. Sebelum direndam gigi tiruan harus disikat dengan cermat untuk menghilangkan sebagian plaknya, dan bila larutan klorheksidin yang digunakan, dibilas untuk membersihkan sisa-sisa sabunnya karena sabun ini bisa menetralkan klorheksidin. Bercak-bercak coklat biasa terlihat pada gigi tiruan yang direndam dalam larutan klorheksidin. Biasanya noda-noda itu tidak berat dan dapat dibersihkan dengan merendamnya dalam larutan pembersih hipoklorit. (Basker RM, 2003:110)Kehadiran basis kerangka logam mempersulit keadaan ini karena penggunaan hipoklorit menimbulkan korosi pada basisnya. (Basker RM, 2003:110)2.5.2 Kesehatan Mulut dan Pemakaian Geligi TiruanProtesa sebaiknya dilepas dari mulut pada malam hari untuk memberi kesempatan istirahat yang memadai kepada jaringan mulut pendukungnya. Dengan demikian selama delapan selama delapan dalam tiap dua puluh empat jamnya, jaringan mulut yang ditutupi geligi tiruan sempat beristirahat.Salah satu faktor berperan yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan pada jaringan mulut, adalah lamanya suatu protesa dipakai dalam mulut. Karena itu, banyak ahli yang menganjurkan supaya geligi tiruan tidak dipakai sepanjang siang dan malam hari secara terus menerus. Dengan demikian, selain bisa beristirahat, lidah maupun otot-otot disekitar mulut, denagn bantuan saliva sempat melakukan pembersihan dan stimulasi terhadap jaringan yang berada dibawah protesa. (Basker RM, 2003:111)Cukup banyak kepustakaan yang menyatakan bahwa pemakaian geligi tiruan siang malam secara terus-menerus tidaklah menguntungkan bagi kesehatan mulut si pemakai. Memang ada kekecualian, dimana beberapa pasien dapat dan memang menggunakan terus-menerus, tetapi tidak membawa akibat buruk yang nyata. Sulitnya tak ada satu metodepun yang dapat meramalkan hal ini. Karena meramalkan hal ini tidak mungkin dilakukan sebelumnya, maka lebih bijaksana bagi kita untuk menganjurkan hal yang lebih pasti alih-alih menyarankan perkara yang mungkin suatu kebetulan saja. Jadi, pemakaian protesa secara terus-menerus tanpa akibat buruk, tampaknya hannya merupakan suatu keetulan saja. (Aryanto, 1993:411)2.5.3 KontrolSeperti halnya pasien dokter gigi biasa, kontrol periodik bagi pemakai geligi tiruan juga sama pentingnya. Sudah dikemukakan bahwa jaringan mulut maupun geligi tiruan selalu mengalami perubahan. Setelah pemakaian beberapa waktu, geligi tiruan pasti mengalami perubahan, begitu pula bagian tertentu dari jaringan mulut si pemakai. Cengkeram sudah mulai tidak pas lagi letaknya, terjadinya peradangan gingival, gigi pendukung mengalami karies, resorpsi linger sisa, adalah beberapa contoh yang perlu mendapatkan perhatian. Hal seperti ini mengakibatkan geligi tiruan menjadi tidak pas lagi. Protesa dalam keadaan seperti ini dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan pendukung tanpa penderita tahu bahwa telah terjadi sesuatu yang salah. Mengingat hal ini, pasien wajib diberitahu mengenai pemeriksaan berkala bagi mulut dan geligi tiruan yang dipakainya. Pemeriksaan berkala minimal dua kali dalam setahun perlu dilakukan. Cara ini akan mencegah terjadinya keruskan lanjut yang mungkin timbul. (Aryanto, 1993:412)

BAB IVPENUTUP1. Gigi tiruan adalah gigi yang menggantikan sebagian dari pada gigi asli yang hilang.2. Fungsi dari gigi tiruan antara lain : pemulihan fungsi estetik, perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan, perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan, pelestarian Jaringan mulut yang masih tinggal, pencegahan migrasi gigi dan peningkatan distribusi beban kunyah 3. Klasifikasi gigi palsu yaitu; gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture, gigi tiruan cekat/fixed denture,gigi tiruan lengkap/full denture, dan implant.4. Dampak dari pemakaian gigi tiruan antara lain: akumulasi plak, trauma langsung, penyaluran gaya kunyah dan permukaan oklusal5. Perawatan gigi tiruan adalah dengan menjaga selalu kebersihannya dan dalam penggunaannya sebaiknya dilepas pada waktu malam hari.

DAFTAR PUSTAKA]\Aryanto, Gunadi H., dkk. 1991. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I. Jakarta: HipokratesAryanto, Gunadi H., dkk. 1993. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II. Jakarta: HipokratesBasker RM. 2003. Perawatan Prostodontik bagi pasien tak bergigi Edisi 3. Jakarta:EGCwww.fkf.ugm.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=24&Itemid=64