2. Gigi Tiruan Sebagian Lepasan-kuliah Unissula 2 (Cooldentist's Conflicted Copy 2013-06-03)
Tahap Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
-
Upload
anastasia-okta-erisha -
Category
Documents
-
view
448 -
download
80
description
Transcript of Tahap Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
LO 3 TAHAPAN PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN
1. Kunjungan pertama
a. Anamnesa indikasi
Meliputi keseluruhan dari prosedur diagnosis. Diagnosis disini adalah
proses yang dilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan tidak
wajar atau alamiah,meneliti adanya abnormalitas, serta penyebabnya.
Prosedur diagnosis ini bertujuan untuk mempertahankan gigi gigi yang
ada, memelihara jaringan pendukungnya serta menciptakan efek
estetik yang harmonis dan memuaskan. Berikut adalah beberapa hal
yang perlu di periksa dan di pertanyakan kepada pasien untuk
mendapatkan suatu anamnesa dan diagnosis yang pasti :
- Nama penderita
Untuk membantu mengetahui asal suku atau rasnya. Hal ini dirasa
penting karena ras berhubungan dengan penyusunan gigi depan,
contohnya adalah ras kaukakus
(orang eropa) mempunyai profil lurus sedangkan ras mongoloid
(orang asia) memiliki tipe profil yang cembung.
- Alamat
Untuk mengetahui latar hidup dan status sosialnya
- Pekerjaan
- Jenis kelamin
Hal ini berhubungan dengan bentuk gigi tiruan yang akan di
insersikan. Umumnya bentuk geligi wanita lebih banyak berbentuk
lengkung di banding dengan pria.
- Usia
Usia disini berpengaruh terhadap perubahan warna serta ukuran
gigi yang sesuai. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan
kesahatan mulut, kordinasi otot, kengalirnya saliva, ukuran pulpa
gigi serta panjang mahkota secara klinis. Selain itu juga
menentukan bentuk,warna dan ukuran gigi seseorang. Pada lanjut
usia juga perlu di perhatikan adanya berbagai penyakit sistemik
yang sering di derita. Seperti contohnya hipertensi, jantung,
diabetes mellitus.
- Pencabutan gigi terakhir
Perlu di tanyakan untuk mengetahui gigi tersebut tanggal sendiri
atau memang tanggal sendiri. Jika dia tanggal sendiri
dikhawatirkan ,asih ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka
waktu antara pencabutan terakhir dengan dimulainya pembuatan
gigi tiruan juga mempengaruhi hasil perawatan. Hal ini berkaitan
dengan proses lamanya resobsi tulang alveolar.
- Pengalaman memakai gihi tiruan
Hal ini berkaitan dengan proses adaptasi memakai gigi tiruan.
Pasien yang sudah pernah memakai gigi tiruan akan lebih cepat
beradaptasi dengan gigi tiruan baru.
- Tujuan pembuatan gigi tiruan
- Keterangan lain
Berkaitan dengan adanya kebiasaan buruk pasien. Contohnya
pasien dengan kebiasaaan buruk bruksism berat justru di anjurkan
memakai gigi tiruan saat asien sedang tidur, hal ini bertujuan untuk
mengurangi tegangan pada gig aslinya yang sudah abrasive.
- Pemeriksaan status umum
Dalam pemeriksaan status umum pasien di Tanya apakah sedang
berada dalam perawatan seirang dokter. Jika iya maka perlu
diantisipasi mengenai obat obatan yang sedang di konsumsi dan
pengaruh terhadap keberhasilan perawatan yang akan kita lakukan.
Pemeriksaan status umum disini berkaitan dengan penyakit
sistemik pasien seperti contohnya diabetes mellitus, tuberculosis,
penyakit kardiovaskuler,anemia, lues, depresi mental, pasien
dengan pecandu alcohol dll.
- Pemeriksan status local
Dalam pemeriksaan status local dibagi menjadi 2 bagian yaitu
ektra oral dan intra oral. Ekstra oral berkaitan dengan :
1. Bentuk kepala (square,ovoid,tapering)
2. Bentuk muka (square,ovoid,tapering) bentuk muka harus di
periksa terhadap kemungkinan adanya abnormalitas seperti
asimetri, pembengkakan, hemiatropi, hemihipertopi dan bentuk
abnormalitas lainnya.
3. Profil wajah (straight,convex,concave) profil wajah juga harus
di periksa terhadap hubungan antara rahang atas dan bawah.
Hal ini perlu diketahui untuk penyesuaian bentuk labial gigi
depan dilihat dari arah prosimal.
4. Mata , guna mata dalam pemeriksaan adalah untuk menentukan
garis inter pupil yang di pakai untuk menentukan tinggi gigit
sereson dan kesejajaran galengan gigit rahang atas bagian
anterior. Selain itu juga untuk mengetahui bidang horizontal
Frankfurt yaitu bidang yang melalui titik infra orbita dan
tragus. Bidang ini penting untuk proses pencetakan rahang
dengan bahan cetak yang cair. Pada penderita yang sensitive
hendaknya garis ini di sejajarkan dengan lantai.
5. Garis tragus – canthus yaitu panduanletak kondil rahang yang
terletak kurang setengah inci di depan tragus pada garis ini
6. Garis tengah wajah penderita.
7. Hidung, pemeriksaan hidung dilakukan dengan cara
meletakkan kaca mulut di depan lubang hidung penderita
dengan keadaan mulut pasien tertututup. Pasien di instruksikan
untuk menarik nafas kemudian mengeluarkannya. Pemeriksaan
hidung dilakukan karena berkaitan dengan bentuk palatum
yang dalam pada pasien pasien yang bernafas melalui mulut,
selain itu mukosanya akan menjadi lebih kering. Sehingga pada
pencetakan sebaiknya pasien di instruksikan untuk berkumur
agar cetakan yang di dapat maksimal.
8. Telinga, telinga juga harus di lakukan pemeriksaan untuk
mengetahui adanya ketidak asimetrian pada pasien.
Pemeriksaan telinga ini bertujuan untuk menentukan garis
camper, menentukan garis yang di tarik ke sudut mulut, dan
untuk menentukan bidang horizontal Frankfurt.
9. Bibir, bibir digunakan untuk pedoman penentuan panjang atau
tinggi galengan gigit rahang atas, yaitu kurang lebih 2 mm di
bawah tepi bawah bibir atas dalam keadaan istirahat selain itu
juga untuk menentukan ukuran atau lebar gigi depan atas.
10. Kelenjar getah bening, harus di periksa untuk mengetahui ada
tidaknya peradangan
11. Sendi rahang (TMJ), untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
pada sendi rahang.
Selanjutnya dalah pemeriksaan intra oral. Beberpa hal yang perlu
di periksa dalam pemeriksaan intra oral adalah sebagai berikut:
1. Keadaan umum yang meliputi oral hygiene, mukosa mulut, dan
frekuensi karies
2. Status gigi
3. Foto rontgen
4. Artikulasi
5. Eughnati
6. Vestibulum
7. Frenulum
8. Kelainan gigi
9. Macam gigi
10. Bentuk gigi
11. Kedudukan proc. Alveolaris
12. Bentuk palatum
13. Torus palatinus
14. Tahanan jaringan
15. Selaput lender mulut
16. Tuber maksilaris
17. Eksostosis
18. Lidah
19. Retromylohyoid
20. Dan keterangan lain yang mungkin ditemukannya suatu
keadaan abnormalitas lain di luar pemeriksaan intraoral yang
telah di lakukan, contoh kepekatan saliva.
Suatu penegakan diagnosis yang pasti beserta rincian keadaan
pasien sangat di perlukan dan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan perawatan yang akan kita lakukan.
b. Membuat model studi
Alat : sendok cetak (disesuaikan dengan ukuran
penderita)
Bahan cetak : hidrokoloid irreversible (alginate)
Posisi operator : untuk rahang atas sebaiknya pasien berada dalam
keadaan duduk tegak, lalu operator berada pada posisi di belakang
kanan penderita. Sedangkan untuk rahang bawah pasien dalam
keadaan duduk tegak atau agak bersandar untuk memudahkan
masuknya sendok cetak ke dalam rongga mulut, lalu operator berada di
samping depan kanan pasien
(Rahang atas) (Rahang bawah)
2. Kunjungan kedua
a. Dilakukan pembuatan model studi
Alat : sendok cetak fisiologis
Bahan cetak : hidrokoloid irreversible (alginate)
Posisi operator : untuk rahang atas sebaiknya pasien berada dalam
keadaan duduk tegak, lalu operator berada pada posisi di belakang
kanan penderita. Sedangkan untuk rahang bawah pasien dalam
keadaan duduk tegak atau agak bersandar untuk memudahkan
masuknya sendok cetak ke dalam rongga mulut, lalu operator berada di
samping depan kanan pasien
b. Survey
Survey merupakan prosedur penentuan lokasi dan outline dari kontur dan
posisi gigi-geligi beserta jaringan sekitarnya pada model rahang sebelum
membuat desain gigi tiruan. Manfaat dilakukannya survey antara lain:
1. Dapat menganalisis hubungan dimensional antara jaringan lunak dan
keras dalam rongga mulut.
2. Dapat menentukan path of insertion atau arah pemasangan yang terbaik.
3. Memungkinkan pembuatan gigi tiruan yang mudah dipasang dan dilepas
oleh penderita sendiri, memiliki estetik baik, dapat menahan gaya ke arah
berlawanan yang cenderung melepas protesa dari tempatnya, dan tidak
menjadi jebakan bagi sisa-sisa makanan.
Prinsip-Prinsip Survei
Survei digunakan untuk mengetahui adanya gerong yang berkaitan dengan arah pemasangan protesa yang tegak lurus pada basis. Pada survei ada ‘garis survei’ yaitu garis yang menandai kontur terbesar dari gigi atau jaringan pada suatu kedudukan tertentu dari sebuah model. Garis ini dapat dibentuk dengan cara menyentuhkan Karbon Penanda pada sekeliling permukaan gigi dan bagian lain dari model. Garis survei membagi menjadi dua bagian. Bagian Gerong ( Undercut) berada dibawah garis survei (infra bulge area). Bagian lain disebut ‘tanpa gerong’ (non undercut) berada di atas garis survei (supra bulge area). Gerong dibagi menjadi dua macam yaitu gerong retentif atau diharapkan dan gerong tak diharapkan. Dimensi buko-lingual merupakan dimensi terpenting karena sebagai penentu dimana ujung lengan sebuah cengkeram akan berakhir.
Fakor yang mempengaruhi pemilihan arah pemasangan protesa meliputi 4 aspek yaitu:
a. Bidang bimbing merupakan permukaan gigi asli atau restorasi yang dibuat di atas gigi tersebut yang dibentuk menjadi datar dan sejajar dengan arah pemasangan geligi tiruan yang sedang dibuat. Permukaan ini idealnya antara 4 mm dalam arah okluo-gingival.
b. Daerah retensi merupakan daerah yang dibutuhkan untuk memberikan retensi kepada cengkeram. Lengan cengkeram pada gigi tiruan harus dapat melentur melewati permukaan cembung gigi tetapi memberikan cukup retensi, sehingga geligi tiruan tidak lepas dari tempatnya. Bagian basis yang melewati daerah gerong gigi turut memberi retensi, walaupun terbatas.
c. Hambatan dapat berupa gigi yang malposisi atau tonjolan tulang yang menyolok. Dapat dilakukan persiapan mulut dengan jalan pembedahan, ekstraksi, mengikis permukaan atau mengubah kontur gigi dengan restorasi.
d.Estetik berhubungan dengan pemilihan arah pemasangan tertentu karena bagian basis dan metal hampir tidak atau hanya tampak sedikit saja dari luar.
Prosedur survey pada model rahang yaitu:
1. Evaluasi bidang bimbing
Bidang bimbing merupakan permukaan gigi asli yang berbentuk datar dan
sejajar dengan arah pemasangan gigi tiruan. Bidang bimbing yang baik ialah
bidang bimbing yang lebar, idealnya sekitar 2 – 4 mm arah okluso-gingival.
Permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama lain harus dicari, karena bagian
ini akan membuat gigi tiruan nantinya akan mudah untuk dilepas dan dipasang
tanpa adanya paksaan sehingga tidak akan merusak gigi penyangga, protesa,
maupun jaringan di bawahnya. Apabila tidak ditemukan adanya bidang bimbing
(permukaan bidang bimbing tidak lebar), maka dapat dilakukan pembuatan bidang
bimbing dengan restorasi pada daerah tersebut.
Cara mencari bidang bimbing yaitu dengan menyentuhkan tongkat analisis
pada permukaan geligi. Kemudian, mengubah posisi model rahang ke berbagai
arah sehingga permukaan proksimal berada dalam kedudukan sejajar satu sama
lain.
2. Evaluasi daerah retensi
Daerah retensi perlu dicari untuk memberi retensi pada cengkeraman.
Daerah retensi yang baik yaitu daerah retensi yang tidak menyebabkan perubahan
bentuk dari logam cengekeramnya, mengingat logam ini akan berkali-kali melewai
kontur terbesar gigi penyangga saat dilepas-pasang oleh pasien.
Cara mencari daerah retensi yakni dengan menyentuhkan tongkat analisis
pada permukaan lingual atau bukal gigi penyangga.
3. Evaluasi masalah hambatan
Dalam hal ini, hambatan yang dimaksud dapat berupa gigi yang malposisi,
adanya tonjolan tulang, dan lain-lain. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan
mouth preparation, yakni tindakan pre-prostetik.
Cara mengevaluasi hambatan yaitu dengan memeriksa seluruh permukaan
model rahang secara cermat.
4. Evaluasi faktor estetik
Hal ini berhubungan dengan lokasi daerah retensi dan arah pemasangan
(path of insertion). Sebagai contoh, pada gigi tiruan sebagian lepasan rangka metal,
metal akan menjadi lebih tidak terlihat dari luar apabila cengkeramnya ditempatkan
lebih ke arah distobukal gigi.
3. Kunjungan ketiga
a. Try-in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannyab. Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan
yang tepat dari model rahang atas dan rahang bawah sebelum dipasang di articulator.
c. Penyususnan gigi tiruand. Proses flasking, elimination, packing, processing deflasking, finishing,
polishing
4. Kunjungan keempat
a. Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL dalam mulut pasien, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:- Part of insertion and part of removement
- Retensi
- Stabilitas
- Oklusi
b. Tahap Pemasangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan
- Persiapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan pemasangan
gigi tiruan adalah :
1. Arah pemasangan gigi tiruan (diketahui sewaktu survey model).
2. Pengamatan gigi tiruan.
a. Permukaan poles/ permukaan mekanis.
Pastikan telah dilakukan tahap pemolesan dengan baik, agar :
Pemakaian gigi tiruan terasa nyaman.
Penumpukan plak dapat dihindari.
Otot-otot sekitar gigi tiruan terhindar dari iritasi.
Permukaan yang dipoles dengan baik juga akan meningkatkan
retensi gigi tiruan sebagian lepasan.
b. Permukaan yang menghadap jaringan mulut atau permukaan
anatomis.
Permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan mulut juga tidak
boleh melukai jaringan mulut. Oleh karena itu, benjolan kecil pada
permukaan akrilik harus dihilangkan. Benjolan kecil tersebut dapat
diketahui dengan :
Perabaan jari tangan.
Mengusapkan kain kasa atau kapas. Apabila terdapat
benang yang tersangkut berarti terdapat benjolan kasar
yang perlu untuk dilakukan pemolesan ulang.
3. Cangkolan.
Ujung cangkolan harus dipoles.
- Tahap pemasangan
Pada tahap pemasangan, hambatan harus dihilangkan terlebih dahulu,
yaitu dengan mengasah permukaan gigi tiruan untuk menghindari karies,
gingivitis, dan berkurangnya stabilitas gigi tiruan. Selanjutnya dilakukan
pemeriksaan rongga mulut pasien. Pemeriksaan dalam mulut pasien saat
pemasangan meliputi :
Basis harus beradaptasi dengan baik.
Kecekatan baik, yaitu :
o Adaptasi basis dan mukosa baik.
o Tahanan telah berada di bawah garis survey.
o Verkeiling masuk ke interdental.
Stabilitas baik.
Tepi sayap yang pas.
Tepi sayap yang terlalu panjang dan terlalu tebal akan mengganggu
pergerakan otot, sehingga mudah lepas.
Oklusi dan artikulasi yang baik.
5. Kunjungan kelima
a. Melakukan kontrol untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan adalah:- Pemeriksaan subjektif
- Pemeriksaan objektif
Sumber :
Gunadi HA.1995.Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II, Jakarta:
Hipoktrates.
Suryatenggara, Freddy. et al.1991.Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jakarta: EGC.
Haryanto, A.G.1991 Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1
cetakan 1. Jakarta: Hipokrates