Tahap Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

18
LO 3 TAHAPAN PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN 1. Kunjungan pertama a. Anamnesa indikasi Meliputi keseluruhan dari prosedur diagnosis. Diagnosis disini adalah proses yang dilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan tidak wajar atau alamiah,meneliti adanya abnormalitas, serta penyebabnya. Prosedur diagnosis ini bertujuan untuk mempertahankan gigi gigi yang ada, memelihara jaringan pendukungnya serta menciptakan efek estetik yang harmonis dan memuaskan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu di periksa dan di pertanyakan kepada pasien untuk mendapatkan suatu anamnesa dan diagnosis yang pasti : - Nama penderita Untuk membantu mengetahui asal suku atau rasnya. Hal ini dirasa penting karena ras berhubungan dengan penyusunan gigi depan, contohnya adalah ras kaukakus (orang eropa) mempunyai profil lurus sedangkan ras mongoloid (orang asia) memiliki tipe profil yang cembung. - Alamat Untuk mengetahui latar hidup dan status sosialnya

description

fkg

Transcript of Tahap Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

LO 3 TAHAPAN PEMBUATAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

1. Kunjungan pertama

a. Anamnesa indikasi

Meliputi keseluruhan dari prosedur diagnosis. Diagnosis disini adalah

proses yang dilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan tidak

wajar atau alamiah,meneliti adanya abnormalitas, serta penyebabnya.

Prosedur diagnosis ini bertujuan untuk mempertahankan gigi gigi yang

ada, memelihara jaringan pendukungnya serta menciptakan efek

estetik yang harmonis dan memuaskan. Berikut adalah beberapa hal

yang perlu di periksa dan di pertanyakan kepada pasien untuk

mendapatkan suatu anamnesa dan diagnosis yang pasti :

- Nama penderita

Untuk membantu mengetahui asal suku atau rasnya. Hal ini dirasa

penting karena ras berhubungan dengan penyusunan gigi depan,

contohnya adalah ras kaukakus

(orang eropa) mempunyai profil lurus sedangkan ras mongoloid

(orang asia) memiliki tipe profil yang cembung.

- Alamat

Untuk mengetahui latar hidup dan status sosialnya

- Pekerjaan

- Jenis kelamin

Hal ini berhubungan dengan bentuk gigi tiruan yang akan di

insersikan. Umumnya bentuk geligi wanita lebih banyak berbentuk

lengkung di banding dengan pria.

- Usia

Usia disini berpengaruh terhadap perubahan warna serta ukuran

gigi yang sesuai. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan

kesahatan mulut, kordinasi otot, kengalirnya saliva, ukuran pulpa

gigi serta panjang mahkota secara klinis. Selain itu juga

menentukan bentuk,warna dan ukuran gigi seseorang. Pada lanjut

usia juga perlu di perhatikan adanya berbagai penyakit sistemik

yang sering di derita. Seperti contohnya hipertensi, jantung,

diabetes mellitus.

- Pencabutan gigi terakhir

Perlu di tanyakan untuk mengetahui gigi tersebut tanggal sendiri

atau memang tanggal sendiri. Jika dia tanggal sendiri

dikhawatirkan ,asih ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka

waktu antara pencabutan terakhir dengan dimulainya pembuatan

gigi tiruan juga mempengaruhi hasil perawatan. Hal ini berkaitan

dengan proses lamanya resobsi tulang alveolar.

- Pengalaman memakai gihi tiruan

Hal ini berkaitan dengan proses adaptasi memakai gigi tiruan.

Pasien yang sudah pernah memakai gigi tiruan akan lebih cepat

beradaptasi dengan gigi tiruan baru.

- Tujuan pembuatan gigi tiruan

- Keterangan lain

Berkaitan dengan adanya kebiasaan buruk pasien. Contohnya

pasien dengan kebiasaaan buruk bruksism berat justru di anjurkan

memakai gigi tiruan saat asien sedang tidur, hal ini bertujuan untuk

mengurangi tegangan pada gig aslinya yang sudah abrasive.

- Pemeriksaan status umum

Dalam pemeriksaan status umum pasien di Tanya apakah sedang

berada dalam perawatan seirang dokter. Jika iya maka perlu

diantisipasi mengenai obat obatan yang sedang di konsumsi dan

pengaruh terhadap keberhasilan perawatan yang akan kita lakukan.

Pemeriksaan status umum disini berkaitan dengan penyakit

sistemik pasien seperti contohnya diabetes mellitus, tuberculosis,

penyakit kardiovaskuler,anemia, lues, depresi mental, pasien

dengan pecandu alcohol dll.

- Pemeriksan status local

Dalam pemeriksaan status local dibagi menjadi 2 bagian yaitu

ektra oral dan intra oral. Ekstra oral berkaitan dengan :

1. Bentuk kepala (square,ovoid,tapering)

2. Bentuk muka (square,ovoid,tapering) bentuk muka harus di

periksa terhadap kemungkinan adanya abnormalitas seperti

asimetri, pembengkakan, hemiatropi, hemihipertopi dan bentuk

abnormalitas lainnya.

3. Profil wajah (straight,convex,concave) profil wajah juga harus

di periksa terhadap hubungan antara rahang atas dan bawah.

Hal ini perlu diketahui untuk penyesuaian bentuk labial gigi

depan dilihat dari arah prosimal.

4. Mata , guna mata dalam pemeriksaan adalah untuk menentukan

garis inter pupil yang di pakai untuk menentukan tinggi gigit

sereson dan kesejajaran galengan gigit rahang atas bagian

anterior. Selain itu juga untuk mengetahui bidang horizontal

Frankfurt yaitu bidang yang melalui titik infra orbita dan

tragus. Bidang ini penting untuk proses pencetakan rahang

dengan bahan cetak yang cair. Pada penderita yang sensitive

hendaknya garis ini di sejajarkan dengan lantai.

5. Garis tragus – canthus yaitu panduanletak kondil rahang yang

terletak kurang setengah inci di depan tragus pada garis ini

6. Garis tengah wajah penderita.

7. Hidung, pemeriksaan hidung dilakukan dengan cara

meletakkan kaca mulut di depan lubang hidung penderita

dengan keadaan mulut pasien tertututup. Pasien di instruksikan

untuk menarik nafas kemudian mengeluarkannya. Pemeriksaan

hidung dilakukan karena berkaitan dengan bentuk palatum

yang dalam pada pasien pasien yang bernafas melalui mulut,

selain itu mukosanya akan menjadi lebih kering. Sehingga pada

pencetakan sebaiknya pasien di instruksikan untuk berkumur

agar cetakan yang di dapat maksimal.

8. Telinga, telinga juga harus di lakukan pemeriksaan untuk

mengetahui adanya ketidak asimetrian pada pasien.

Pemeriksaan telinga ini bertujuan untuk menentukan garis

camper, menentukan garis yang di tarik ke sudut mulut, dan

untuk menentukan bidang horizontal Frankfurt.

9. Bibir, bibir digunakan untuk pedoman penentuan panjang atau

tinggi galengan gigit rahang atas, yaitu kurang lebih 2 mm di

bawah tepi bawah bibir atas dalam keadaan istirahat selain itu

juga untuk menentukan ukuran atau lebar gigi depan atas.

10. Kelenjar getah bening, harus di periksa untuk mengetahui ada

tidaknya peradangan

11. Sendi rahang (TMJ), untuk mengetahui ada tidaknya kelainan

pada sendi rahang.

Selanjutnya dalah pemeriksaan intra oral. Beberpa hal yang perlu

di periksa dalam pemeriksaan intra oral adalah sebagai berikut:

1. Keadaan umum yang meliputi oral hygiene, mukosa mulut, dan

frekuensi karies

2. Status gigi

3. Foto rontgen

4. Artikulasi

5. Eughnati

6. Vestibulum

7. Frenulum

8. Kelainan gigi

9. Macam gigi

10. Bentuk gigi

11. Kedudukan proc. Alveolaris

12. Bentuk palatum

13. Torus palatinus

14. Tahanan jaringan

15. Selaput lender mulut

16. Tuber maksilaris

17. Eksostosis

18. Lidah

19. Retromylohyoid

20. Dan keterangan lain yang mungkin ditemukannya suatu

keadaan abnormalitas lain di luar pemeriksaan intraoral yang

telah di lakukan, contoh kepekatan saliva.

Suatu penegakan diagnosis yang pasti beserta rincian keadaan

pasien sangat di perlukan dan sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan perawatan yang akan kita lakukan.

b. Membuat model studi

Alat : sendok cetak (disesuaikan dengan ukuran

penderita)

Bahan cetak : hidrokoloid irreversible (alginate)

Posisi operator : untuk rahang atas sebaiknya pasien berada dalam

keadaan duduk tegak, lalu operator berada pada posisi di belakang

kanan penderita. Sedangkan untuk rahang bawah pasien dalam

keadaan duduk tegak atau agak bersandar untuk memudahkan

masuknya sendok cetak ke dalam rongga mulut, lalu operator berada di

samping depan kanan pasien

(Rahang atas) (Rahang bawah)

2. Kunjungan kedua

a. Dilakukan pembuatan model studi

Alat : sendok cetak fisiologis

Bahan cetak : hidrokoloid irreversible (alginate)

Posisi operator : untuk rahang atas sebaiknya pasien berada dalam

keadaan duduk tegak, lalu operator berada pada posisi di belakang

kanan penderita. Sedangkan untuk rahang bawah pasien dalam

keadaan duduk tegak atau agak bersandar untuk memudahkan

masuknya sendok cetak ke dalam rongga mulut, lalu operator berada di

samping depan kanan pasien

b. Survey

Survey merupakan prosedur penentuan lokasi dan outline dari kontur dan

posisi gigi-geligi beserta jaringan sekitarnya pada model rahang sebelum

membuat desain gigi tiruan. Manfaat dilakukannya survey antara lain:

1. Dapat menganalisis hubungan dimensional antara jaringan lunak dan

keras dalam rongga mulut.

2. Dapat menentukan path of insertion atau arah pemasangan yang terbaik.

3. Memungkinkan pembuatan gigi tiruan yang mudah dipasang dan dilepas

oleh penderita sendiri, memiliki estetik baik, dapat menahan gaya ke arah

berlawanan yang cenderung melepas protesa dari tempatnya, dan tidak

menjadi jebakan bagi sisa-sisa makanan.

Prinsip-Prinsip Survei

Survei digunakan untuk mengetahui adanya gerong yang berkaitan dengan arah pemasangan protesa yang tegak lurus pada basis. Pada survei ada ‘garis survei’ yaitu garis yang menandai kontur terbesar dari gigi atau jaringan pada suatu kedudukan tertentu dari sebuah model. Garis ini dapat dibentuk dengan cara menyentuhkan Karbon Penanda pada sekeliling permukaan gigi dan bagian lain dari model. Garis survei membagi menjadi dua bagian. Bagian Gerong ( Undercut) berada dibawah garis survei (infra bulge area). Bagian lain disebut ‘tanpa gerong’ (non undercut) berada di atas garis survei (supra bulge area). Gerong dibagi menjadi dua macam yaitu gerong retentif atau diharapkan dan gerong tak diharapkan. Dimensi buko-lingual merupakan dimensi terpenting karena sebagai penentu dimana ujung lengan sebuah cengkeram akan berakhir.

Fakor yang mempengaruhi pemilihan arah pemasangan protesa meliputi 4 aspek yaitu:

a. Bidang bimbing merupakan permukaan gigi asli atau restorasi yang dibuat di atas gigi tersebut yang dibentuk menjadi datar dan sejajar dengan arah pemasangan geligi tiruan yang sedang dibuat. Permukaan ini idealnya antara 4 mm dalam arah okluo-gingival.

b. Daerah retensi merupakan daerah yang dibutuhkan untuk memberikan retensi kepada cengkeram. Lengan cengkeram pada gigi tiruan harus dapat melentur melewati permukaan cembung gigi tetapi memberikan cukup retensi, sehingga geligi tiruan tidak lepas dari tempatnya. Bagian basis yang melewati daerah gerong gigi turut memberi retensi, walaupun terbatas.

c. Hambatan dapat berupa gigi yang malposisi atau tonjolan tulang yang menyolok. Dapat dilakukan persiapan mulut dengan jalan pembedahan, ekstraksi, mengikis permukaan atau mengubah kontur gigi dengan restorasi.

d.Estetik berhubungan dengan pemilihan arah pemasangan tertentu karena bagian basis dan metal hampir tidak atau hanya tampak sedikit saja dari luar.

Prosedur survey pada model rahang yaitu:

1. Evaluasi bidang bimbing

Bidang bimbing merupakan permukaan gigi asli yang berbentuk datar dan

sejajar dengan arah pemasangan gigi tiruan. Bidang bimbing yang baik ialah

bidang bimbing yang lebar, idealnya sekitar 2 – 4 mm arah okluso-gingival.

Permukaan proksimal gigi yang sejajar satu sama lain harus dicari, karena bagian

ini akan membuat gigi tiruan nantinya akan mudah untuk dilepas dan dipasang

tanpa adanya paksaan sehingga tidak akan merusak gigi penyangga, protesa,

maupun jaringan di bawahnya. Apabila tidak ditemukan adanya bidang bimbing

(permukaan bidang bimbing tidak lebar), maka dapat dilakukan pembuatan bidang

bimbing dengan restorasi pada daerah tersebut.

Cara mencari bidang bimbing yaitu dengan menyentuhkan tongkat analisis

pada permukaan geligi. Kemudian, mengubah posisi model rahang ke berbagai

arah sehingga permukaan proksimal berada dalam kedudukan sejajar satu sama

lain.

2. Evaluasi daerah retensi

Daerah retensi perlu dicari untuk memberi retensi pada cengkeraman.

Daerah retensi yang baik yaitu daerah retensi yang tidak menyebabkan perubahan

bentuk dari logam cengekeramnya, mengingat logam ini akan berkali-kali melewai

kontur terbesar gigi penyangga saat dilepas-pasang oleh pasien.

Cara mencari daerah retensi yakni dengan menyentuhkan tongkat analisis

pada permukaan lingual atau bukal gigi penyangga.

3. Evaluasi masalah hambatan

Dalam hal ini, hambatan yang dimaksud dapat berupa gigi yang malposisi,

adanya tonjolan tulang, dan lain-lain. Hal ini dapat diatasi dengan melakukan

mouth preparation, yakni tindakan pre-prostetik.

Cara mengevaluasi hambatan yaitu dengan memeriksa seluruh permukaan

model rahang secara cermat.

4. Evaluasi faktor estetik

Hal ini berhubungan dengan lokasi daerah retensi dan arah pemasangan

(path of insertion). Sebagai contoh, pada gigi tiruan sebagian lepasan rangka metal,

metal akan menjadi lebih tidak terlihat dari luar apabila cengkeramnya ditempatkan

lebih ke arah distobukal gigi.

3. Kunjungan ketiga

a. Try-in basis gigi tiruan akrilik dengan cangkolannyab. Pembuatan gigitan kerja yang digunakan untuk menetapkan hubungan

yang tepat dari model rahang atas dan rahang bawah sebelum dipasang di articulator.

c. Penyususnan gigi tiruand. Proses flasking, elimination, packing, processing deflasking, finishing,

polishing

4. Kunjungan keempat

a. Dilakukan insersi yaitu pemasangan GTSL dalam mulut pasien, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:- Part of insertion and part of removement

- Retensi

- Stabilitas

- Oklusi

b. Tahap Pemasangan Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

- Persiapan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada tahap persiapan pemasangan

gigi tiruan adalah :

1. Arah pemasangan gigi tiruan (diketahui sewaktu survey model).

2. Pengamatan gigi tiruan.

a. Permukaan poles/ permukaan mekanis.

Pastikan telah dilakukan tahap pemolesan dengan baik, agar :

Pemakaian gigi tiruan terasa nyaman.

Penumpukan plak dapat dihindari.

Otot-otot sekitar gigi tiruan terhindar dari iritasi.

Permukaan yang dipoles dengan baik juga akan meningkatkan

retensi gigi tiruan sebagian lepasan.

b. Permukaan yang menghadap jaringan mulut atau permukaan

anatomis.

Permukaan gigi tiruan yang menghadap jaringan mulut juga tidak

boleh melukai jaringan mulut. Oleh karena itu, benjolan kecil pada

permukaan akrilik harus dihilangkan. Benjolan kecil tersebut dapat

diketahui dengan :

Perabaan jari tangan.

Mengusapkan kain kasa atau kapas. Apabila terdapat

benang yang tersangkut berarti terdapat benjolan kasar

yang perlu untuk dilakukan pemolesan ulang.

3. Cangkolan.

Ujung cangkolan harus dipoles.

- Tahap pemasangan

Pada tahap pemasangan, hambatan harus dihilangkan terlebih dahulu,

yaitu dengan mengasah permukaan gigi tiruan untuk menghindari karies,

gingivitis, dan berkurangnya stabilitas gigi tiruan. Selanjutnya dilakukan

pemeriksaan rongga mulut pasien. Pemeriksaan dalam mulut pasien saat

pemasangan meliputi :

Basis harus beradaptasi dengan baik.

Kecekatan baik, yaitu :

o Adaptasi basis dan mukosa baik.

o Tahanan telah berada di bawah garis survey.

o Verkeiling masuk ke interdental.

Stabilitas baik.

Tepi sayap yang pas.

Tepi sayap yang terlalu panjang dan terlalu tebal akan mengganggu

pergerakan otot, sehingga mudah lepas.

Oklusi dan artikulasi yang baik.

5. Kunjungan kelima

a. Melakukan kontrol untuk memperbaiki kesalahan yang mungkin terjadi. Tindakan yang perlu dilakukan adalah:- Pemeriksaan subjektif

- Pemeriksaan objektif

Sumber :

Gunadi HA.1995.Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid II, Jakarta:

Hipoktrates.

Suryatenggara, Freddy. et al.1991.Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Jakarta: EGC.

Haryanto, A.G.1991 Buku Ajar Ilmu Gigi Tiruan Sebagian Lepasan. Jilid 1

cetakan 1. Jakarta: Hipokrates