35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

download 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

of 19

Transcript of 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    1/19

    PENGARUH BIAYA BAURAN PROMOSI DAN DISTRIBUSI

    TERHADAP KINERJA PENJUALAN PRODUK SUSU SGM-3

    PADA PT SARI HUSADA TBK

    Steph Subanidja1

    Konsultan Manajemen, Dosen pascasarjana Perbanan, jakarta, e-mail: [email protected]

    Abstract

    This paper explains the influence of promotion and distribution costs toward

    sales performance of SGM-3 milk at PT Sari Husada Tbk. By using ratio data of

    those three variables, during the last five years, calculated monthly, it can be

    concluded that cost of distribution has stronger influence significantly on salesperformance rather than cost of promotion. In adition, both of the independent

    variables have positif influence on sales performance. In order to improve the value

    of sales performance, it is suggested that the company should concerns on

    distribution activities rather than doing promotion. Many researchers inform that

    there are many variables influence sales performance. So that, this paper has

    several weaknesses due to of using only two variables independent and number of

    observation which are analysed.

    Keywords: promotion, distribution, sales performance, milk, and Sari Husada

    Pendahuluan

    Bisnis susu di Indonesia telah berumur puluhan tahun. Sejak penjajahan

    Belanda, sapi perah telah diperkenalkan di Indonesia. Namun pabrik pengolahan

    susu di Indonesia baru berkembang setelah penanaman modal asing (PMA) diberi

    kesempatan untuk beroperasi di Indonesia setelah dikeluarkannya undang-undang

    nomor 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing.

    Industri susu, sebagai dari usaha pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat,

    mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi peningkatan kualitas sumberdaya

    manusia Indonesia. Ironisnya, hingga saat ini belum tampak adanya perkembangan

    pembangunan industri susu yang memadai di tanah air, sehingga kebutuhan susu

    Indonesia harus dipenuhi dari luar negeri.

    Meningkatnya kebutuhan susu masyarakat menjadi daya tarik perusahaan di

    dalam industri pengolahan susu. Di Indonesia saat ini terdapat sekitar 15 perusahaan

    1Konsultan Manajemen, Dosen Pascasarjana Perbanas Jakarta

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    2/19

    1

    industri pengolahan susu (IPS) yang semuanya beroperasi di pulau Jawa dengan total

    kapasitas produksi sebesar 2.312.000 ton per tahun. Bertambahnya perusahaan

    pengolah susu serta terbukanya perdagangan bebas akan semakin memacu terjadinya

    persaingan pasar.

    Pertumbuhan pasar yang menurun serta melemahnya daya beli konsumen

    akibat krisis moneter yang berdampak panjang ke krisis ekonomi, menjadi tantangan

    bagi perusahaan untuk mempertahankan pangsa pasar, sekaligus tetap memenuhi

    kebutuhan konsumen. Dalam keadaan yang demikian, kegiatan pemasaran

    mempunyai peranan yang amat penting dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan

    untuk mencapai tujuannya.Semakin baiknya suatu proses pemasaran di suatu perusahaan akan dapat

    meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan dunia usaha. Dengan demikian,

    persaingan yang terjadi antara para produsen pun semakin ketat. Dalam situasi

    kompetisi yang terus berlangsung dan untuk menguasai pasar, perusahaan perlu

    mengadakan promosi untuk memperkenalkan jenis produk baru yang

    dikeluarkannya.

    Melalui promosi perusahaan dapat memperkenalkan hasil produknya dan

    menempatkan produk itu di pasaran secara tepat agar dapat menarik minat

    konsumen. Sehingga konsumen dapat mengetahui adanya suatu barang atau jasa

    yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dengan promosi yang tepat, suatu perusahaan

    dapat juga mempertahankan dan membangun kesan yang baik serta kesetiaan

    (loyalitas) konsumen akan produk yang dihasilkannya. Di samping itu, promosi

    memegang peranan penting, baik bagi perusahaan maupun konsumen, karena

    promosi tidak saja dapat mempengaruhi dan mendorong konsumen untuk

    melakukan pembelian, tetapi juga dapat memberikan informasi kepada konsumen

    tentang produk tersebut yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kinerja

    penjualan. Namun demikian, kegiatan promosi yang baik harus sejalan dan sesuai

    dengan program pemasaran perusahaan secara keseluruhan, salah satunya melalui

    saluran distribusi yang tepat.

    Pada dasarnya semua perusahaan orientasi bisnis berkeinginan untuk

    mendapatkan keuntungan yang maksimal melalui pencapaian kinerja penjualan

    yang tinggi. Untuk itu, perusahaan memerlukan suatu kegiatan pemasaran untuk

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    3/19

    2

    menyalurkan barang dan menghubungkan pihak produsen ke konsumen, agar

    produk yang dihasilkan sampai kemasyarakatan.

    Penjualan suatu produk dapat meningkat apabila produk itu berkualitas,

    memiliki ciri khas, dikemas dengan baik, harga yang kompetitif, dan terjangkau

    oleh daya beli konsumen. Selain faktor produk dan harga tersebut, promosi dan

    distribusi juga merupakan faktor penentu peningkatan penjualan perusahaan.

    Dengan promosi yang agresif, diharapkan produk perusahaan lebih dikenal dan

    konsumen akan terus mengingat produk yang dipasarkan perusahaan. Namun

    demikian, promosi perlu pula didukung oleh penyaluran produk yang baik, sehingga

    konsumen dapat dengan mudah mendapatkan produk yang ditawarkan perusahaan.Untuk itu, perusahaan harus selektif dalam memilih perantara dalam menyalurkan

    produknya, karena tugas perantara sangatlah menentukan keberhasilan penyampaian

    produk perusahaan ketangan konsumen akhir.

    Kegiatan promosi dan distribusi, tercermin melalui biaya kegiatan-kegiatan

    tersebut untuk memperoleh kinerja penjualan yang diharapkan. Berdasar

    pengalaman PT Sari Husada Tbk, dua variabel biaya promosi dan distribusi

    cenderung digunakan perusahaan sebagai acuan dalam memprediksi kinerja

    penjualan. Penelitian ini mencoba mengukur diantara dua variabel tersebut, variabel

    mana yang memiliki pengaruh terkuat dalam menjelaskan variabel kinerja penjualan

    dan bagaimana pengaruh dua variabel biaya promosi dan distribusi tersebut secara

    bersama-sama terhadap kinerja penjualan.

    Kajian Kepustakaan

    Dalam memasarkan produk, perusahaan perlu aktif mengkomunikasikan

    kepada konsumen tentang perusahaan maupun produk yang dijualnya. Hal ini

    dilaksanakan agar konsumen mengetahui dan mendapatkan informasi tentang produk

    yang dijual oleh perusahaan. Untuk tujuan ini perusahaan kemudian melakukan

    kegiatan promosi. Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu

    program pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan,

    mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan target markettentang perusahaan

    dan bauran pemasarannya. Fandy Tjiptono (2002) menyebutkan bahwa strategi

    promosi berkaitan dengan masalah-masalah perencanaan, pelaksanaan, dan

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    4/19

    3

    pengendalian komunikasi persuasif dengan pelanggan. Strategi promosi ini biasanya

    untuk menentukan proporsipersonal selling, iklan, dan promosi penjualan.

    Setelah perusahaan memproduksi barang, menetapkan harga jual dan

    mengkomunikasikan barang tersebut kepada konsumen, maka usaha yang terakhir

    adalah menyalurkan barang tersebut agar sampai di pasar sehingga dapat dibeli dan

    dinikmati konsumen. Dalam menyalurkan produknya ke konsumen, perusahaan

    kerap kali harus bekerjasama dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran

    distribusi (distribution channel) untuk menawarkan produknya ke pasar.

    Lebih kanjut Stanton, et.al (1990) dalam Fandy Tjiptono (2003)

    mendefinisikan perantara sebagai orang atau perusahaan yang menghubungkan

    aliran barang dari produsen ke konsumen akhir dan konsumen industrial. Dalam hal

    ini produsen dan konsumen dihubungkan dalam kegiatan pembelian dan penjualan

    kembali barang yang dihasilkan produsen kepada konsumen. Secara umum perantara

    terbatas atas merchant middleman dan agent middleman. Dua bentuk utama dari

    merchant middlemanadalah wholesaler (distributor) dan retailer (dealer).Merchant

    middlemanadalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen)

    untuk kemudian dijual kembali. Sedangkan yang dimaksud dengan agent middleman

    (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan dan

    melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang

    dinegosiasikan.

    Perantara dibutuhkan terutama karena adanya beberapa kesenjangan di antara

    produsen dan konsumen. Kesenjangan (gap) tersebut berupa: 1). Geografical gap,

    yaitu gap yang disebabkan oleh tempat pemusatan produksi dan lokasi konsumen

    yang tersebar di mana-mana. 2).Tima gap, yaitu kesenjangan yang terjadi karena

    adanya kenyataan bahwa pembelian atau konsumsi dilakukan hanya pada waktu-

    waktu tertentu sementara produksi (agar efisien) berlangsung terus-menerus

    sepanjang waktu. 3).Quantity gap, yaitu gap yang terjadi karena jumlah barang yang

    dapat diproduksi secara ekonomis oleh produsen berbeda dengan kuantitas normal

    yang diinginkan konsumen. 4). Assortimen gap, yaitu situasi di mana produsen

    umumnya berspesialisasi pada produk tertentu, sedangkan konsumen menginginkan

    produk yang beraneka ragam, dan 5). Communication and information gap, yaitu

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    5/19

    4

    gap yang timbul karena konsumen tidak tahu di mana sumber-sumber produksi yang

    menghasilkan produk yang diinginkan atau dibutuhkannya, sementara di lain pihak

    produsen tidak tahu siapa dan di mana pembeli potensial berada.

    Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemasar memerlukan perantara

    untuk melakukan penyesuaian. Tindakan penyesuaian itu meliputi 4 (empat) tugas

    pokok yaitu accumulating, bulk-breaking, sorting, dan assorting (McCarthy dan

    Perreautl, 1995). Pertama,Acumulatingadalah aktivitas mengumpulkan barang dari

    berbagai produsen. Kedua, Bulk-breaking merupakan aktivitas membagi produk

    berbagai produsen itu masing-masing ke dalam kuantitas yang lebih kecil, sesuai

    dengan yang dibutuhkan atau diminta konsumen. Ketiga, Sorting adalah aktivitas

    membagi atau mengelompokkan masing-masing kuantitas yang lebih kecil itu ke

    dalam lini-lini produk yang homogen dengan spesifikasi dan tingkat-tingkat kualitas

    tertentu. Keempat, Assortingadalah menjual berbagai macam lini produk itu secara

    bersama-sama. Bauran lini produk ini tergantung pada besar kecilnya bisnis yang

    dimiliki perantara. Semakin besar bisnis perantara maka semakin banyak pula

    jumlah lini produk, jumlah variasi produk atau merek masing-masing lini produk,

    dan pengelompokkan lini produk berdasarkan kegunaannya. Tujuan penggunaan

    perantara adalah memanfaatkan tingkat kontak atau hubungan, pengalaman,

    spesialisasi, dan skala operasi mereka dalam menyebarluaskan produk sehingga

    dapat mencapai pasar sasaran secara efektif dan efisien.

    Sementara itu, yang dimaksud dengan saluran distribusi (marketing channel,

    trade channel, distribution channel) adalah rute atau rangkaian perantara, baik yang

    dikelola pemasar maupun yang independen, dalam menyampaikan barang dari

    produsen ke konsumen. Jumlah perantara yang terlibat dalam suatu saluran distribusisangat bervariasi. Kotler, et.al (2003) membuat tingkatan-tingkatan dalam saluran

    distribusi berdasarkan jumlah perantara di dalamnya. Zero-level channel

    menunjukkan bahwa pemasar tidak menggunakan perantara dalam memasarkan

    produknya (disebut juga direct-marketing channel). One-level Channel

    menunjukkan pemasar menggunakan satu tipe perantara, sedangkan Two-level

    Channelberarti memakai dua tipe perantara, dan seterusnya.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    6/19

    5

    Kinerja Penjualan

    Kinerja penjualan merupakan konstruk yang kompleks bagi suatu perusahaan

    (Greve, 1998). Dalam literatur pemasaran, tidak ada kesepakan yang baku tentang

    definisi kinerja penjualan (Cavusgil dan Zou, 1994). Kinerja yang dianggap baik

    bagi manajemen belum tentu dianggap baik oleh pemilik perusahaan atau

    karyawan. Dalam menilai suatu kinerja, seorang manager cenderung menggunakan

    persepsinya dibanding menggunakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan tujuan

    perusahaan (Bourgeouis, 1980). Dalam terminologi yang banyak digunakan, kinerja

    dianggap berhasil jika realisasi melebihi target yang ditetapkan. Namun kriteria ini

    lebih condong menggunakan kriteria kuantitatif yang bersifat objektif dan mudahdiukur. Padahal pengukuran kinerja penjualan seharusnya menggunakan kriteria

    objektif ( seperti profitabilitas, volume ekspor dan atau nilai ekspor) dan kriteria

    subjektif seperti (persepsi manager dan persepsi keseluruhan stakeholders) secara

    bersama-sama (Katsikeas, Leonidou dan Morgan, 2000). Dengan demikian tingkatan

    kinerja sangat tergantung dari proses pengukuran, pendekatan yang digunakan dan

    standar yang digunakan (Cunningham, Aldag dan Stone, 1996).

    Cavusgil dan Zou (1994) mendefinisikan kinerja penjualan, dalam

    terminologi ekport, sebagai:the extent to which a firms objectives, both economic

    and strategic, with respect to exporting a product into a foreign market, are

    achieving through planning and execution of export marketing strategy. Aaby dan

    Slater (1989) serta Katsikeas, Piercy dan Ioannidis (1996) mendefinisikan kinerja

    penjualan sebagai berikut:performance is assessed in relation to the extent to which

    firms achive their objectives. Sedangkan Shoman (1996) memberi batasan tentang

    kinerja penjualan sebagai the dependent variable in the simplified model and is

    defined as the outcome of a firms activities in export market. Seperti yang

    disebutkan oleh Lages dan Jap (2002), dalam literatur pemasaran, peneliti

    mendefinisikan kinerja penjualan dalam berbagai variasi batasan, dan bahkan

    Cavusgil dan Zou (1994) menyatakan bahwa tidak ada batasan dan definisi kinerja

    penjualan yang seragam dalam literatur pemasaran. Ketidakseragaman ini juga

    terjadi pada bagaimana mengukur kinerja penjualan (Aaby dan Slater, 1989).

    Namun pada dasarnya ada dua prinsip pengukuran yang digunakan dalam mengukur

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    7/19

    6

    kinerja penjualan (Cavusgil dan Shaoming, 1994; Matthyssens dan Pauwels, 1996),

    yaitu pengukuran secara ekonomi (objektif) dan non-ekonomi (subjektif).

    Tambunan (2001), menyebutkan bahwa kinerja penjualan suatu negara

    dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu dari sisi permintaan (demand-side factors) dan

    dari sisi penawaran (supply-side factors). Sisi permintaan merupakan faktor

    eksternal di luar kendali perusahaan, dan sisi penawaran adalah faktor internal yang

    cederung dapat dikendalikan oleh perusahaan. Baik sisi permintaan maupun sisi

    penawaran tidak semua faktor merupakan variabel independen.

    Dalam penelitian pemasaran, kinerja penjualan banyak ditempatkan sebagai

    variabel dependen seperti dikemukakan oleh Cavusgil dan Zou (1994), Shoman(1996), Cooper dan Kleinschmidt (1985), La, Patterson dan Styles (2003), Katsikeas,

    Piercy dan Ioannidis (1996) serta Schroder, Banzon dan Mavondo (1985). Sebagai

    variabel dependen, kinerja penjualan dipengaruhi oleh sejumlah variabel

    independen.

    Cavusgil dan Zou (1994) menempatkan strategi pemasaran, kompetensi

    perusahaan dan komitmen managerial sebagai variabel independen bagi kinerja

    penjualan. Stretegi pemasaran di sini meliputi semua aspek rencana pemasaran

    secara konvensional yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Katsikeas, Piercy

    dan Ioannidis (1996) menempatkan ukuran perusahaan, pengalaman, stimuli ekspor,

    masalah-masalah, keunggulan kompetitif dan komitmen sebagai variabel independen

    bagi kinerja penjualan. Sedangkan dalam penelitian Cooper dan Kleinschmidt (1985)

    disimpulkan bahwa pasar yang dipilih, strategi segmentasi dan strategi produk

    berdampak positif terhadap volume dan pertumbuhan penjualan.

    Dari hasil-hasil penelitian tesebut, nampak bahwa secara parsial, variabel

    segmentasi pasar, target pasar, pemposisian, bauran pemasaran dan keunggulan

    bersaing melalui implementasi strategi berpengaruh dalam derajat yang tidak selalu

    sama terhadap kinerja penjualan. Akan tetapi, variabel-variabel tersebut secara

    bersama-sama perlu dikaji apakah berpengaruh terhadap kinerja penjualan. Jika ada

    pengaruh, perlu dikaji lebih lanjut seberapa pengaruh variabel-variabel tersebut

    terhadap kinerja penjualan baik melalui atau tanpa melalui variabel implementasi

    program pemasaran.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    8/19

    7

    Bauran Distribusi

    Keputusan menyangkut saluran distribusi pemasaran merupakan salah satu

    keputusan paling penting yang dihadapi manajemen (Kotler, 2003). Keputusan

    perusahaan mengenai saluran distribusi langsung mempengaruhi setiap keputusan

    pemasaran yang lain. Penetapan harga, misalnya, tergantung apakah perusahaan

    menggunakan pedagang atau outlet-outlet dalam jumlah yang banyak. Keputusan

    mengenai iklan tergantung berapa banyak pelatihan dan motivasi yang dibutuhkan

    oleh saluran distribusi. Apakah perusahaan menjual produk baru sesuai dengan

    kemampuan anggota saluran distribusi. Semua elemen bauran pemasaran saling

    terkait dengan elemen saluran distribusi yang digunakan perusahaan (Cravens danPiercy, 2003 dan Kotler, 2003).

    Kotler (2003) mendefinisikan saluran distribusi sebagai suatu perangkat

    perusahaan yang saling tergantung dalam menyediakan suatu produk atau jasa untuk

    digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Saluran distribusi

    menjadi penting karena berbagai alasan. Jumlah konsumen dan letak konsumen yang

    tersebar menjadi salah satu alasan mengapa saluran distribusi diperlukan oleh

    perusahaan. Kebanyakan perusahaan tidak mungkin memasarkan sendiri produk

    yang dihasilkan perusahaan. Oleh karenanya perusahaan memerlukan saluran

    distribusi yang pada dasarnya dimanfaatkan perusahaan sebagai fungsi informasi,

    promosi, kontak dengan pelanggan, negosiasi, distribusi secara fisik, dukungan

    keuangan dan penyebaran risiko (Kotler, 2003).

    Setiap perusahaan perlu mengenali cara alternatif untuk mencapai pasar

    sasaran. Cara yang tersedia mulai dari pemasaran langsung sampai dengan

    penggunaan satu atau lebih tingkat saluran distribusi. Namun karena perubahan

    lingkungan bisnis, saluran distribusi juga menghadapi perubahan-perubahan.

    Kecenderungan perubahan saluran distribusi adalah apakah perusahaan

    menggunakan sistem pemasaran vertikal, konvensional atau campuran.

    Kecenderungan perubahan ini akan mempengaruhi bentuk kerjasama, konflik yang

    mungkin timbul dan persaingan antara anggota saluran distribusi.

    Cravens dan Piercy (2003) mendefinisikan saluran konvensional sebagai

    suatu kelompok organisasi-organisasi independen yang dihubungkan secara vertikal.

    Setiap organisasi berusaha untuk menata organisasinya sendiri, dengan sedikit

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    9/19

    8

    perhatian pada kinerja keseluruhan saluran. Sedangkan sistem pemasaran vertikal

    adalah: Jaringan yang dikelola secara profesional dan terpusat yang dimaksudkan

    untuk mencapai penghematan dalam operasi dan hasil pasar secara maksimum. Atau

    dengan kata lain, sistem pemasaran vertikal adalah jaringan yang dirasionalisasikan

    dan bersifat padat modal yang dirancang untuk mencapai penghematan dari segi

    teknologi, managerial, dan promosi melalui integrasi, koordinasi, dan sinkronisasi

    pemasaran yang mengalir dari titik produksi ke titik penggunaan terakhir

    (McCammon dalam Cravens dan Piercy, 2003).

    Lebih lanjut Cravens dan Piercy (2003) menyebutkan bahwa strategi saluran

    distribusi meliputi bagaimana memilih tipe saluran, apakah konvensional atauvertikal, menetapkan intensitas distribusi apakah intensif, selektif atau eksklusif, dan

    pemilihan bentuk saluran distribusi. Untuk saluran distribusi di pasar luar negeri

    (ekspor), strategi saluran distribusinya tidak berbeda secara konseptual dengan

    saluran distribusi untuk pasar dalam negeri, hanya variabel operasionalnya yang

    memiliki cakupan lebih luas (Cateora dan Graham, 2002).

    Dalam hubungannya dengan kinerja penjualan suatu perusahaan, Schroder,

    Banzon dan Mavondo (1995) menyebutkan bahwa dukungan saluran distribusi

    memiliki pengaruh positif terhadap kinerja penjualan melalui komitmen perusahaan,

    kompetensi dalam mengekspor produk dan keunikan produk yang ditawarkan.

    Temuan senada disampaikan oleh Cavusgil dan Zou (1994), Madsen (1989) dan

    Beamish dkk. (1993) bahwa dukungan saluran distribusi merupakan salah satu kunci

    sukses dalam meningkatkan kinerja perusahaan.

    Bauran Promosi

    Perusahaan tidak hanya sekedar menuntut bagaimana pengembangan strategi

    produk yang baik, menerapkan harga yang menarik dan menyediakan produk bagi

    pelanggan, melainkan perusahaan juga perlu berkomunikasi dengan konsumen dan

    apa yang dikomunikasikan ke konsumen tidak menimbulkan keraguan-keraguan

    yang tidak perlu. Sebagian perusahaan barangkali lebih memperhatikan berapa

    banyak biaya yang dikeluarkan dan bagaimana cara mengkomunikasikan produk ke

    konsumen dibanding dengan apa yang perlu dikomunikasikan ke konsumen.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    10/19

    9

    Perusahaan berkomunikasi dengan konsumen dan anggota saluran distribusi.

    Anggota saluran distribusi tersebut kemudian berkomunikasi dengan konsumennya.

    Program komunikasi pemasaran secara keseluruhan dari sebuah perusahaan sering

    disebut sebagai bauran promosi (promotion mix). Kotler (2003) mendefinisikan

    bauran promosi sebagai bauran khusus dari iklan, penjualan pribadi, promosi

    penjualan dan hubungan masyarakat yang digunakan perusahaan untuk mencapai

    tujuan iklan dan pemasarannya.

    Strategi bauran promosi amat dipengaruhi oleh apakah perusahaan milih

    strategi dorong (push strategy) atau strategi tarik (pull strategy). Kotler (2003)

    menyebutkan bahwa: Strategi dorong adalah strategi promosi yang menggunakantenaga penjual dan promosi perdagangan untuk mendorong produk lewat saluran

    distribusi. Produsen mempromosikan produk kepada pedagang besar, pedagang

    besar mempromosikan kepada pengecer dan pengecer mempromosikan kepada

    konsumen. Strategi tarik adalah strategi promosi yang menggunakan banyak biaya

    untuk periklanan dan promosi konsumen demi memupuk permintaan konsumen. Bila

    strategi tarik berhasil, konsumen akan mencari produk dari pengecer, pengecer akan

    mencari dari pedagang besar dan pedagang besar akan mencari dari produsen.

    Cravens dan Piercy (2003) menyebutkan bahwa strategi dorong dan strategi

    tarik merupakan bagian penting dari strategi penentuan posisi. Strategi pasar-produk

    yang dipilih perusahaan akan mempengaruhi apakah strategi bauran promosi akan

    menekankan pada periklanan, promosi penjualan, penjualan perorangan, publisitas

    atau keseimbangan diantara bentuk-bentuk promosi tersebut.

    Kotler (2003) menunjuk dua unsur utama dalam strategi iklan, yaitu pesan

    iklan dan media iklan. Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk

    mendorong pembelian produk atau jasa. Salah satu bentuk promosi penjualan adalah

    pameran dagang. Promosi dagang adalah promosi penjualan yang didisain untuk

    memperoleh dukungan penjual dan memperbaiki usaha penjualan pedagang,

    termasuk diskon, penundaan pembayaran, barang gratis, iklan bersama, potongan

    kalau membayar lebih awal, pertemuan dan pameran dagang (Kotler dan Amstrong,

    1996). Lebih lanjut Cravens dan Piercy (2003) menyebutkan bahwa strategi promosi

    mencakup penentuan tujuan komunikasi, peranan komponen-komponen pembentuk

    bauran promosi, anggaran promosi dan strategi untuk setiap komponen bauran.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    11/19

    10

    Schroder, Banzon, dan Mavondo (1985) menunjukkan fakta empiris bahwa

    komitmen perusahaan dan promosi, kompetensi dan promosi serta keunikan produk

    dan promosi berpengaruh terhadap kinerja penjualan suatu perusahaan. Cavusgil dan

    Zou (1994) menguji keeratan hubungan antara adaptasi promosi yang diterapkan

    perusahaan terhadap kinerja penjualan. Salah satu kesimpulan penelitiannya adalah

    bahwa adaptasi promosi bersama-sama dengan elemen bauran pemasaran lainnya

    berpengaruh positif terhadap kinerja penjualan.

    Secara lebih spesifik Souchon dan Diamantopoulos (2000) menyebutkan

    bahwa kecepatan penggunaan informasi ekspor berpengaruh positif terhadap kinerja

    penjualan. Sedangkan Sengupta dan Castaldi (2002) menyebutkan bahwa kualitaskomunikasi, melalui kinerja antara (jenis media, isi pesan), berpengaruh positif

    terhadap kinerja penjualan.

    Secara parsial, dari fakta empiris, nampak bahwa strategi bauran produk,

    harga, promosi dan distribusi, baik secara langsung maupun melalui variabel antara

    berpengaruh positif terhadap kinerja penjualan suatu perusahaan. Akan tetapi dari

    hasil suatu hasil penelitian bila ditinjau secara simultan, Julian dan Class (2003)

    menyebutkan bahwa keputusan untuk menggabungkan elemen strategi bauran

    pemasaran tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja penjualan suatu

    perusahaan. Hal ini disebabkan oleh implementasi praktis dari strategi bauran

    pemasaran tersebut yang tidak mampu mendorong kinerja penjualan.

    Metode Penelitian

    Data yang dianalisis adalah data-data pendapatan hasil usaha (kinerja

    penjualan) dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kaitannya dengan bauranpromosi dan distribusi Susu SGM-3 PT. Sari Husada periode tahun 2001 sampai

    dengan tahun 2005. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    kausalitas, sedangkan pendekatan yang dipakai adalah pendekatan kuantitatif.

    Pengaruh bauran promosi dan distribusi terhadap penjualan Susu SGM-3

    dianalisis dengan menggunakan model persamaan regresi berganda. Kemudian

    ditentukan variabel mana yang paling kuat (dominan) pengaruhnya dengan tidak

    memasukkan variabel independen lainnya.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    12/19

    11

    Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian signifikansi model.

    Pengujian signifikansi model diukur melalui nilai statistik-t, nilai statistik-F

    (ANOVA), dan koefisien determinasinya. Uji statistik-t digunakan untuk melihat

    seberapa kuat pengaruh satu variabel independen secara individual dalam

    menerangkan variabel dependen. Sedangkan uji statistik-F untuk melihat pengaruh

    seluruh variabel independen secara simultan (bersama-sama) terhadap variabel

    dependen, melalui angka adjusted R2.

    Kemudian analisis dilanjutkan dengan menghitung koefisien korelasi, untuk

    mengukur hubungan, baik variabel independen terhadap variabel dependen, maupun

    sesama variabel independen. Selanjutnya adalah melakukan analisis determinasiuntuk mengetahui seberapa besar variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel

    independen.

    Berdasarkan analisis dimaksud, dapat diketahui variabel mana yang paling

    kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen. Dengan bantuan program SPSS Versi

    11.5 akan diperoleh persamaan regresi.

    Uji Signifikansi Model

    Uji signifikansi model variabel independen terhadap variabel dependen

    memakai uji statistik-t dengan hipotesis berikut.

    Ho : 1= 0, Tidak terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel

    dependen

    Ha : 10, Terdapat pengaruh variabel independ terhadap variabel dependen.

    Berdasarkan nilai statistik-F, bila signifikansi (alpha atau p-value) lebih kecil

    dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Berarti koefisien regresi signifikan, sehingga

    secara individual variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen pada

    tingkat kepercayaan 95% .

    Untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara simultan

    terhadap variabel dependen dilakukan uji statistik-F (ANOVA). Hipotesis untuk

    menguji seluruh variabel independen secara simultan adalah :

    Ho : 1= 2 = 0, Tidak terdapat pengaruh variabel independen secara bersam sama

    terhadap variabel dependen

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    13/19

    12

    HA: 12 0, Terdapat pengaruh variabel independen secara bersama-sama

    terhadap variabel dependen.

    Pengaruh Biaya Bauran Promosi terhadap Kinerja Penjualan

    Berdasarkan data biaya bauran promosi yang terdiri dari biaya iklan, promosi

    penjualan, personal selling dan publisitas yang dikeluarkan PT. Sari Husada, Tbk

    sebagai variabel independen dan kinerja penjualan Susu SGM-3 sebagai variabel

    dependen diperoleh tabel 1.

    Tabel 1

    Output Koefisian Bauran Promosi terhadap Kinerja Penjualan

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    B Std. Error Beta

    1 (Constant) 5616.358 1312.807 4.278 .023

    PROMOSI 108.821 10.061 .987 10.816 .002

    a Dependent Variable: PENJUALAN

    Sumber: Data Biaya Bauran Promosi dan Kinerja Penjualan Perusahaan tahun 2001 s/d 2005

    Berdasarkan data pada tabel 1, diperoleh persamaan regresi sederhana antara

    biaya bauran promosi terhadap kinerja penjualan, yaitu:

    Kinerja Penjualan = 5616,358 + 108,821 Promosi.

    Thitung 4.278 10.816Sig 0.023 0.002

    Berdasarkan signifikansi koefisien regresi promosi sebesar 0,002 dan lebih

    kecil dari 0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Artinya, pengaruh variabel bauran

    promosi terhadap kinerja penjualan adalah signifikan.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    14/19

    13

    Tabel 2

    Koefisien Korelasi, Determinasi danAdjusted R2

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .987 .975 .967 934.9069

    a Predictors: (Constant), PROMOSI

    Sumber: Data Biaya Bauran Promosi dan Kinerja Penjualan Perusahaan tahun 2001 s/d 2005

    Berdasarkan nilai R. Square (Koefisien Determinasi) diketahui bahwa

    kemampuan variabel independen (biaya bauran promosi) dapat menjelaskanperubahan kinerja penjualan sebesar 0,987. Dengan kata lain, variabel bauran

    promosi berkontribusi terhadap kinerja penjualan sebesar 98,7%.

    Pengaruh Biaya Bauran Distribusi terhadap Kinerja Penjualan

    Tabel 3

    Output Koefesien Regresi Bauran Distribusi terhadap Kinerja Penjualan

    Mode

    l

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.

    B Std. Error Beta

    1 (Constant) 5752.104 6180.009 .931 .021

    DISTRIBUSI 142.816 63.926 .790 2.234 .012

    a Dependent Variable: PENJUALAN

    Sumber: Data Biaya Bauran Distribusi dan Kinerja Penjualan Perusahaan tahun 2001 s/d 2005

    Berdasarkan data pada tabel 3, menghasilkan persamaan regresi sederhana

    antara bauran distribusi terhadap kinerja penjualan, yaitu:

    Kinerja Penjualan = 5752,104 + 142,816 Distribusi

    Thitung 0,931 2,234Sign 0,021 0,012

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    15/19

    14

    Berdasarkan signifikansi koefisien regresi bauran promosi sebesar 0,002 dan

    lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak. Artinya, pengaruh variabel

    bauran promosi terhadap variabel kinerja penjualan adalah signifikan.

    Tabel 4

    Koefisien Korelasi dan Determinasi

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .790 .625 .499 3622.5780

    a Predictors: (Constant), Distribusi

    Sumber: Data Biaya Bauran Distribusi dan Kinerja Penjualan Perusahaan tahun 2001 s/d 2005

    Berdasarkan nilai R. Square (Koefisien Determinasi) diketahui bahwa

    kemampuan variabel independen (bauran distribusi) untuk menjelaskan perubahan

    kinerja penjualan adalah sebesar 0,790. Atau dapat juga dikatakan bahwa variabel

    independen bauran distribusi memberikan kontribusi terhadap kinerja penjualan

    sebesar 79%.

    Pengaruh Biaya Bauran Promosi dan Distribusi terhadap Kinerja Penjualan

    Tabel 5

    Koefisian Bauran Promosi dan Distribusi terhadap Kinerja Penjualan

    Model

    Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients t Sig.B Std. Error Beta

    1 (Constant) 4166.384 885.027 4.708 .042

    PROMOSI 93.643 7.710 .850 12.146 .007

    DISTRIBUSI 35.665 12.641 .197 2.821 .006

    a Dependent Variable: PENJUALAN

    Sumber: Data Biaya Bauran Promosi dan Kinerja Penjualan Perusahaan tahun 2001 s/d 2005

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    16/19

    15

    Model regresi kinerja penjualan dengan variabel bebas biaya bauran promosi

    dan distribusi menghasilkan persamaan regresi :

    Kinerja Penjualan = 4166,384 + 9,643 Promosi + 35,665 Distribusi

    Thitung 4.708 12.146 2,821Sign 0.042 0.007 0.006

    Model regresi menghasikan pengaruh yang signifikan atas variabel bebas

    biaya bauran promosi dan distribusi. Berdasarkan signifikansi koefisien regresi biaya

    bauran promosi sebesar 0,007 dan distribusi sebesar 0,006 keduanya berada dibawah

    0,05, maka hipotesis nol (Ho) ditolak.Berdasarkan persamaan regresi berganda tersebut, pengaruh biaya bauran

    promosi dan distribusi terhadap kinerja penjualan adalah positif. Hal ini berarti

    semakin tinggi biaya bauran promosi dan disribusi maka akan meningkatkan kinerja

    penjualan dan sebaliknya.

    Tabel 6

    Koefisien Korelasi, Determinasi danAdjusted R2

    Model R R Square Adjusted R

    Square

    Std. Error of the Estimate

    1 .997 .995 .990 513.1072

    a Predictors: (Constant), Promosi dan Distribusi

    Sumber: Data Biaya Bauran Promosi dan Kinerja Penjualan Perusahaan tahun 2001 s/d 2005

    Berdasarkan nilai Adjusted R. Square (Koefisien Determinasi) diketahui

    bahwa kemampuan variabel independen (Promosi dan Distribusi) untuk menjelaskan

    perubahan Penjualan secara bersama-sama adalah sebesar 0,990 atau 99%. Atau

    dapat juga dikatakan bahwa variabel independen promosi dan distribusi memberikan

    kontribusi penjelasan secara bersama-sama (simultan) terhadap penjualan sebesar

    99%.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    17/19

    16

    Kesimpulan dan Rekomendasi

    Dari hasil analisis, diketahui bahwa variabel independen yang paling

    dominan mampu menjelaskan kinerja penjualan adalah variabel biaya bauran

    promosi. Secara bersama-sama biaya bauran promosi dan distribusi tersebut juga

    berpengaruh signifikan terhadap kinerja penjualan. Dilihat dari sisi ini kebijakan

    pengeluaran biaya bauran promosi dan distribusi dinilai tepat.

    Berdasarkan hal itu, PT. Sari Husada, Tbk seyogyanya tetap

    mempertahankan kebijakan promosi dan distribusi yang telah dijalankan. Untuk

    mempertahankan posisi pasar yang telah tergarap. Perusahaan sebaiknya melakukan

    evaluasi secara terencana dan komprehensif berkenaan dengan program promosi dandistribusinya, sehingga dapat diketahui secara dini berbagai kelemahan dan

    kekurangan dalam implementasi program di masa mendatang.

    Kelemahan penelitian adalah karena jumlah observasi yang kecil, hasil

    analisis nampak bias, dilihat angka signifikansinya. Penelitian ini mengisyaratkan

    bahwa pengalaman perusahaan dalam memprediksi kinerja perusahaan cenderung

    tidak memiliki landasan kuat. Penelitian lebih lanjut yang mengakomodasi variabel

    independen yang lain perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih utuh

    tentang kinerja penjualan.

    Daftar Pustaka

    Aaby, Nils-Erick dan Stanley F. Slater. 1989. Management Influences on Export

    Performance: A Review of the Emperical Literature 1978-88, International

    Marketing Review, 6 (4), 7-26.

    Bart, James, R, Gerrard Caprio Jr, dan Ross Levine. 2000. Banking System Around

    The Globe: Do Regulation and Ownership Affect Performance andStability?.Infobank, N0 319, Oktober 2005.Bachrudin, Achmad dan Harapan L. Tobing. 2002. Analisis Data untuk Penelitian

    Survai, dengan Menggunakan Lisrel. Universitas Padjadjaran Bandung:

    Jurusan Statistika FMIPA.

    Beamish, Paul W., Ron Graig, dan Kerry Mc Lellas. 1993. The Performance

    Characteristics of Canadian versus U.K. Exportiers in SME Firms.

    Management International Review,33 (2), 121-137.

    Berndt, Ernst R. 1991. The Practice of Econometric Classic and Contemporary.

    New York: Addison-Wesley Publishing Company.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    18/19

    17

    Best, Roger J. 2000. Market-Based Management: Strategies for Growing Customer

    Value and Profitability. New Jersey: Prentice Hall.

    Bourgeois, L.J.. 1980. Performance and Consensus. Strategic Management Journal.

    p.227-228.Buxey, Geoff. 2000. Strategies in An Era of Global Competition. International

    Journal of Operations & Production Management. Bradford. 20 (9): 997-

    1016.

    Cavusgil, S.T., and Shaoming Zou. 1994. Marketing Strategy-Performance

    Relationship: An Investigation of the Emeprical Link in Market Ventures.

    Journal of Marketing. 58 (January). 1-21.

    Cateora, Philip R. and John L. Graham. 2002. International Marketing. 2ndEdition.

    New York: McGraw-Hill.

    Certo, Samuel C., and J. Paul Peter. 1991. Strategic Management: Concepts and

    Applications. 2ndEdition. New York: McGraw-Hill, Inc.

    Cooke, Steve and Nigel Slack. 1991. Making Management Decisions, 2nd Edition.UK: Prentice-Hall International Ltd., Simon & Schuster International Group.

    Cooper, R.G., and E.J. Kleinschmidt. 1985. The Impact of Export Strategy on

    Export Sales Performance. Journal of International Business Studies. 16

    (Spring). 37-55.

    Cooper, Donald R., and Pamela S. Schindler. 2001. Business Research Methods, 7th

    Edition. Singapore: McGraw-Hill Irwin.

    Cravens, David W. and Nigel F. Pierly. 2003. Strategic Marketing, Boston: McGraw

    Hill.

    Cunningham, William H., Ramon J. Aldag, and Mary S. Stone. 1996.Business in A

    Changing World, 4th Edition. Ohio Cincinnati: South-Western College

    Publishing.

    Ferdinand, Augusty. 2002. Structural Equation Modeling Dalam Penelitian

    Manajemen: Aplikasi Model-Model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis

    Magister dan Disertasi Doktor. Edisi Kedua. Semarang: BP. UNDIP.

    Greve, Henrich R. 1998. Performance Aspiration and Risky Organizational Change,

    Administrative Science Quartely, 43, 56-58.

    Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

    Semarang: BP. UNDIP.

    Joreskog, K. G. 1993. Testing Structural Equation Models, In K.A. Bollen & J. S.

    Long (Eds.), Testing Structural Equation Models. California, London, New

    Delhi: Sage Publications Inc.______ and Dag Sorbom. 1995. LISREL 8: Structural Equation Modeling with the

    SIMPLIS Command Language, Second Printing. Chicago: Scientific

    Software International Inc.

    Katsikeas, C.S., L.C. Leonidou and N.A. Morgan. 2000. Firm- Level Performance

    Assessment: Review, Evaluation and Development. Journal of The Academy

    of Marketing Science 28(4). 493-511.

    _______, Nigel F. Piercy and Chris Ioannidis. 1996. Determinants of Export

    Performance in a European Context. European Journal of Marketing. 30

    (6). 6-35.

    Kotler, Philip. 2003. Marketing Management, International Edition. 11th Edition.

    New Jersey: Prentice-Hall, Pearson Education International.

  • 8/21/2019 35. Pengaruh Biaya Promosi dab Distribusi (Steph).pdf

    19/19

    18

    Kurniasih, Apriyani. 2005. Siapa yang Diuntungkan Liberalisasi di Asia Tenggara.

    Infobank, No 319, Oktober 2005, hal. 38-40.

    La, Vinh, Q., Paul G.Patterson, dan Chris W. Styles. 2003. Determinats of ExportPerformance Across Serivice Types: A Conceptual Model, School of

    Marketing Working Paper 03/05/ 2003.

    Lages, Luis Filipe dan Sandy D. Jap. 2002. A Contingency Approach to Marketing

    Mix Adaptation and Performance in International Marketing Relationships.

    Universidade Nova de Lisboa, Working Paper.No 411. June, 2002.

    Madsen, Tage Koed. 1989. Successfull Export Marketing Management, Some

    Emperical Evidence.International Marketing Review,6 (4), 41-57.

    Loehlin, J. C. 1992. Latent Variable Models, An Introduction to Factor, Path and

    Structural Analysis. 2nd Edition. London: Lawrenced Erlbaum Associates

    Publisher.

    Maruyama, Geoffrey M. 1998Basic of Stuctural Equation Modeling. London: SagePublications, Inc.

    Matthyssens, P., dan Pouwels. P. 1996. Strategic Behaviour in Globalization

    Markets, Case Studies on the Internalizations of Mid-Sized MNEs.

    Proceeding of the Unversity of Vasa, Report,86, 13-23.

    Schroder, Bill, Agnes Banzon and Felix Mavondo. 2000. Strategy, Strategy

    Implementaion and Export Performance of Developing Country Exporters:

    The Case of The Phillipines. Journal of International Business Study,

    130.195.95.71: 8081.

    Sekaran, Uma. 2000.Research Methods for Business: A Skill-Building Approach. 3th

    Edition. USA: John Wiley & Sons.

    Shohman, Aviv. 1996. Export Performance: A Conceptualization and Emperical

    Assessment.,Journal of International Marketing,6 (3), 59-81.

    Souchon, Anne dan Adamantios Diamantopoulos. 2000. Enhancing Export

    Performance Through Effective Use of Information. Aston Business School

    Research Institute. Aston University. RP0026,.September 2000.

    Tambunan, Tulus T.H.. 2001. Kinerja Ekspor Manufaktur Indonesia. Kompartemen

    Industri Logam Dasar dan Murni dan LP3E Kondisi Indonesia.

    Zikmund G. William. 2000.Business Research Methods, Sixth Edition, Harcourt,

    Inc., The Dryden Press.