31112034 Novy Nofyawati Asam, Sulfonamid, Barbital

8
I. Tinjauan Pustaka Asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat. Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa ester dengan asam. Kebanyakan asam karboksilat adalah asam lemah karena hanya mengurai sedikit dalam larutan berair. Tetapan pengionan Ka adalah ukuran kuantitatif bagi pengionan asam lemah. Sulfonamida dan senyawa kuinolin merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Sulfonamida bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil, garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai. Reaksi umum sulfonamida 1

description

kfa

Transcript of 31112034 Novy Nofyawati Asam, Sulfonamid, Barbital

I. Tinjauan PustakaAsam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat.Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga disebut asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl encer, hidrolisa ester dengan asam.Kebanyakan asam karboksilat adalah asam lemah karena hanya mengurai sedikit dalam larutan berair. Tetapan pengionan Ka adalah ukuran kuantitatif bagi pengionan asam lemah.Sulfonamida dan senyawa kuinolin merupakan kelompok obat penting pada penanganan infeksi saluran kemih ( ISK ). Sulfonamida bersifat amfoter artinya dapat membentuk garam dengan asam maupun dengan basa. Daya larutnya dalam air sangat kecil, garam alkalinya lebih baik, walaupun larutan ini tidak stabil karena mudah terurai.Reaksi umum sulfonamida

Kelarutan 1. Umumnya tidak melarut dalam air, tapi adakalanya akan larut dalam air anas.Elkosin biasanya larut dalam air panas dan dingin.2. Tidak larut dalam eter, kloroform, petroleum eter, 3. Larut baik dalam aseton4. Sulfa sulfa yang mempunyai gugus amin aromatik tidak bebas akan mudah larut dalam HCl encer. Irgamid dan Irgafon tidak lariut dalam HCl encer.5. Sulfa sulfa dengan gugusan aromatik sekunder sukar larut dalam HCl, misalnya septazin, soluseptazin, sulfasuksidin larut dalam HCl, akan tetapi larut dalam NaOH6. Sulfa dengan gugusan SO2NHR akan terhidrolisis bila dimasak dengan asam kuat HCl atau HNO3Barbital adalah suatu golongan obat tidur yang mempunyai inti hasil kondensasi ester etil dari asam dietilmalonal dan ureum. Barbital (barbiturat) digunakan sebagai obat hiptonik, sedative, antikonvulsan, dan anastetik dengan sifat nonselektif. Barbiturat bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah dalam pelarut-pelarut nonpolar seperti minyak dan kloroform. Karena sifat lipofiliknya, barbiturat mudah menembus SSP dan daya hipnotiknya juga diperkuat. Dengan meningkatnya sifat lipofilik ini maka efeknya dan lama kerjanya dipercepat. Barbital merupakan derivat dari asam barbiturate. Asam barbiturat merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea dengan asam malonat melalui eliminasi 2 molekul air.

II. Alat dan Bahan2.1 Alat:1. Tabung reaksi2. Rak tabung reaksi3. Pipet tetes4. Spiritus5. Cawan uap6. Gelas kimia

2.2 Bahan:Golongan Asam:1. Asam benzoat 2. Asam borat 3. Asam mefenamat4. Asam salisitat 5. Asam pikrat 6. Asam folat 7. Asam sitrat8. Asam sulfanilat9. Asam asetat10. Asetosal11. Asam oksalat

Golongan Barbital:1. Luminal

Golongan Sulfonamid:1. Sulfanilamid 2. Sulfaguanidin 3. Sulfacetamid-Na4. Sulfadiazin 5. Sulfamerazin 6. Sulfamezatin

III. Cara Kerja3.1 Uji PendahuluanBentuk: cair, padat, kental, larutan jenuhRasa: Manis, pahit, rasa terbakar, pedasBau: menyengat, harum, spesifik

3.2 Identifikasi senyawaSampel + DAB-HClSampel + rouxSampel + vanilin + H2SO4 pekatSampel + etanol + H2SO4Sampel + NaOH + CuSO4

IV. Hasil PengamatanSampel no. 76No.CARA KERJAHASIL PENGAMATANDUGAANKESIMPULAN

1.

2. Uji PendahuluanBentuk:Rasa:Bau:Kelarutan:Identifikasi SenyawaSampel + DAB-HClSampel + rouxSampel + vanilin + H2SO4 pekatSerbuk putihAgak pahitBau lemahLarut sebagian

(+)Kuning hijauMerah

---

Sulfamerazin SulfamerazinSulfamerazin

Sulfamerazin

Sampel no. 84No.CARA KERJAHASIL PENGAMATANDUGAANKESIMPULAN

1.

2.

Uji PendahuluanBentuk:Rasa:Bau:Kelarutan:Identifikasi senyawaSampel + DAB-HClSampel + rouxSampel + etanol + H2SO4Sampel + NaOH + CuSO4Serbuk kuningRasa pahitBau lemahLarut sebagian

(+)(-)(+)(-)---

Sulfacetamid

Sulfacetamid

SulfacetamidNa

Sampel no. 84 dugaan Sulacetamid-Na seharusnya SulfadiazinSampel no. 76 dugaan Sulfamerazin

V. PembahasanSetelah dilakukan pengujian terhadap sampel didapatkan hasil pengamatan pada uji organoleptik untuk sampel no 84 memiliki bentuk serbuk kuning, rasa pahit, bau lemah, dan kelarutan larut sebagian dalam air. Sampel no 76 berbentuk serbuk warna putih, rasa agak pahit, bau lemah dan kelarutan larut sebagian didalam air. Setelah didapat uji organoleptik dilakukan uji penggolongan dan penegasan.Pada pengujian sampel no. 84 dilihat dari uji organoleptik diduga termasuk golongan sulfonamid. Kemudian dilakukan uji penggolongan dengan menambahkan DAB-HCl reaksi menunjukan hasil positif terbentuk endapan jingga tua, reaksi ini disebut juga reaksi erlich dimana reaksi ini reaksi yang umum dengan amin aromatik. Diuji penegasan dengan menggunakan pereaksi roux menunjukan hasil negatif tidak terbentuk hijau zambrut. Diuji dengan penambahan etanol + H2SO4 terbentuk bau etilasetat, karena terjadi reaksi esterifikasi sehingga menghasilkan ester. Uji penegasan terakhir dengan menambahkan NaOH dan CuSO4 menunjukan hasil negatif, tidak terbentuk endapan. Untuk hasil yang positif terjadi karena reaksi yang diberikan oleh sulfa yang heterosiklik dalam NaOH dengan CuSO4 sehingga menghasilkan endapan dan warna. Sehingga diduga sampel no. 84 adalah sulfacetamid-Na tetapi dugaan tersebut salah seharusnya sulfadiazin.Untuk sampel no. 76 diduga termasuk golongan sulfonamid karena terlihat pada uji organoleptik dan kelarutannya. Diuji penegasan dengan menambahkan DAB-HCl menunjukan hasil yang positif terbentuk merah hijau, reaksi ini disebut juga reaksi erlich dimana reaksi ini reaksi yang umum dengan amin aromatik.Sampel no. 76 ditambahkan pereaksi roux terbentuk warna kuning hijau. Pereaksi roux terdiri dari Na.Nitroprusid dengan aquadest kemudian ditambahkan NaOH dan KMnO4.Dilakukan uji penegasan kembali dengan penambahan vanilin + H2SO4 pekat hasilnya menunjukan positif warna merah, disini H2SO4 pekat berperan sebagai katalis dan untuk memberikan suasana asam. Karena setelah dilakukan pengujian dan memberikan hasil positif maka diduga sampel no. 76 adalah sulfamerazin.VI. KesimpulanBerdasarkan pengujian dengan beberapa pelarut didapat:Sampel no. 84 yaitu SulfadiazinSampel no. 76 yaitu Sulfamerazin

VII. Daftar PustakaAnonim. Farmakope Indonesia. 1995. Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.S, Riswiyanto.2009. Kimia Organik. Jakarta :Erlangga.Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. (1997). Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara: Jakarta.Rohman,Abdul.2007.Kimia Farmasi Analisis.Yogyakarta:Pustaka Pelajar

1